Beberapa prinsip kontra intelijen yang dapat diterapkan di Pilkada antara lain: 1. Aktif dan menyerang, maksudnya adalah bahwa tim pemenangan calon kepala daerah harus menjalankan fungsi intelijen dan fungsi kontra intelijen. Tim pemenangan harus memiliki prinsip aktif mencari tahu gerakan dan tujuan tim lawan serta dengan seksama mengamati setiap langkah yang ditempuh lawan. Menyerang disini bukan berarti secara realita melakukan penyerangan, melainkan tidak bertahan, tetapi bahwa kita beroperasi di wilayah basis pendukung kita, tidak ada yang perlu ditakuti dalam mengamati lawan siapapun dia. Berbeda dengan model bertahan, adalah hanya untuk pengecut yang ketakutan di rumah sendiri. 2. Menguasai medan dan lapangan, sebagai kelanjutan dari sikap yang aktif maka prinsip penguasaan medan dan lapangan adalah syarat mutlak dalam melakukan operasi kontra intelijen. Dengan penguasaan medan dan lapangan akan membuat jalannnya operasi berjalan lancar dan natural serta tidak ada kejutan dari pihak lawan karena berbagai seluk-beluk lingkungan adalah dalam penguasaan kita. Hal ini juga akan mengurangi manuver tim lawan yang pandai menghilangkan jejak ketika sedang merusak dan menggangu basis suara dan sumberdaya yang kita miliki. 3. Tidak mengabaikan analisa. Salah satu kelemahan calon kepala daerah dan tim pemenangannya adalah seringkali meremehkan analisa karena bagi mereka politik adalah sesuatu yang berdasarkan pengalaman dan insting di lapangan. Namun pertaruangan isu, propaganda hitam dan bahkan kampanye hitam di setiap Pillkada sangat dinamis dan berbagai metode juga berkembang pesat, sehingga sangat diperlukan pengetahuan yang luas khususnya dalam menganalisa model-model kegiatan tim lawan yang dalam kaitan ini memerlukan analisa mendalam.
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.