Prinsip Jurnalistik Dan Nilai Berita

September 12, 2017 | Author: surwanto | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Prinsip Jurnalistik Dan Nilai Berita...

Description

PRINSIP JURNALISTIK DAN NILAI BERITA  (1) Prinsip-prinsip dasar jurnalistik, cara kerjanya, dan sejumlah ikhtiar untuk mencapai hasil terbaik.  (2) Nilai berita: bagaimana mengukur dan menerapkannya dalam kerja redaksional 1. jurnalistik  Sejarah yang ditulis hari ini  Syarat menjadi sejarah yang jujur: akurat dan adil Tuntutan akurasi: beberapa prinsip dasar  Check and recheck – esensi verifikasi (contoh: Bukopin dan Eddy Tanzil, ujian dokter)  Sikap skeptis (dalam dosis yang sehat) – tidak asal telan, bahkan dari sumber “orang dalam” (Ciputra dan Pantai Indah Kapuk)  Tak menulis berdasarkan prasangka ◊ pentingnya narasumber yang kompeten atau informasi dari tangan pertama (contoh-contoh: menemui pelaku kriminal, berita konon kabarnya --konsekuensi hukum narasumber anonim)  Pentingnya reportase (informasi tangan pertama) ◊ Beny Moerdani mantu, Try Soetrisno mantu  Bagaimana dengan berita yang “manipulatif” (sensasional) ◊ opinion journalism, gonzo journalism  Kesediaan untuk meralat kesalahan dan meminta maaf  Apakah akurasi = kebenaran? ◊ kebenaran relatif dalam jurnalistik Tuntutan keadilan  Netral, tidak memihak, independen – tak menghamba pada siapapun (termasuk pada yang bayar – sikap pada Ciputra, di tempat lain sulit), kecuali pada kepentingan publik ◊ menolak uang sogok, amplop, gratifikasi (integritas kewartawanan).  Membebaskan diri dari kepentingan pribadi dan golongan (kasus Semen Padang).  Cover-both-side (Contoh kasus2 narasumber yang tak kompeten, spt pensiun BPPN Trust, Sri Muljani, atau cover both side malu-malu (investigasi tanah Cepu)  Tidak diskriminatif, selalu punya reserved bahwa kebajikan (sebagaimana ketidakbajikan) bukan monopoli satu golongan) ◊ hati-hati memberi “identitas”: Islam, perempuan, gay, Padang.

Tuntutan sikap memperjuangkan kepentingan publik  Obyektif ◊ mungkinkah? (indikasi pemihakan: pemilihan narasumber dan sudut berita) ◊ gonzo journalism, personal journalism (jurnalisme semau gue, termasuk membuat berita sensasional)  Perlindungan terhadap narasumber anonim (risiko hukum), kesepakatan embargo, informasi off-the-record Apa yang layak menjadi sejarah?  Apa saja ◊ sejarah pribadi, dlsb  Ruang media tak terbatas (internet) ◊ seperti gudang, apa saja bisa masuk  Ruang media terbatas, seprti koran, majalah, radio, tv (batasan jam tayang) ◊ seleksi berita  Kelak – tv digital ◊ seleksi di tangan khalayak Ruang media terbatas: bagaimana seleksi dilakukan?  Karena untuk publik (agar dibaca khalayak) ◊ memilih yang menarik untuk publik  Apa itu ◊ yang punya nilai berita/cerita (contoh: anjing gigit orang, bad news is good news) Nilai Berita  Baru  Menyangkut hajat hidup orang banyak  Menyangkut tokoh  Menyangkut “kedekatan” (tempat, isyu)  Unik Umur nilai berita  Zaman dulu: sehari, sampai menunggu koran terbit esok hari.  Delapan tahun lalu: satu/dua jam  Lima tahun lalu: life-report Usia berita menentukan bentuk penulisan  Dulu: koran/harian ◊ hardnews, mingguan/bulanan ◊ features (mengapa?)  Kini: “revolusi” sajian penulisan. Internet ◊ hardnews, koran ◊ features (lihat headline IHT), majalah ◊ ?? (metamorfosa Time dan The Economist)  Kelak: TV dan radio life-report, internet ◊ features, apa yang tersisa untuk koran dan majalah? Jurnalisme baru? (resep lama)  Cerita non-fiksi ◊ Tom Wolfe (The Electric Kool-Aid Acid Test), Hunter S. Thompson (Fear and Loathing in Las Vegas), Truman Capote (In Cold Blood), Gay Talese (Frank Sinatra Have a Cold) – literary fiction

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF