Prinsip Dan Teknik Isolasi Protein
April 9, 2017 | Author: eginabila | Category: N/A
Short Description
Download Prinsip Dan Teknik Isolasi Protein...
Description
Prinsip dan Teknik Isolasi dan Purifikasi Protein
Teknik isolasi dan purifikasi
• Merupakan proses hilir dalam bioteknologi Tidak kurang penting dibanding proses hulu – rekayasa genetik, teknik fermentasi
• Yang diolah – produk dari proses terdahulu
• Protein – produk dari rekayasa genetika Yang paling banyak – isolasi / purifikasi protein dari tumbuhan, hewan, mikroorganisme
Teknik isolasi / purifikasi – dapat dalam • skala laboratorium • skala industri
Sebelum melakukan isolasi – penting diperhatikan sumber produk yang akan
diisolasi • Hewan • Tumbuhan • Mikroorganisme
< tahun 1970 an – digunakan sumber dari hewan - tripsin, lipase, rennin - mahal, sumber terbatas • tumbuhan - papain, bromelain, amilase, lipoksigenase - dipengaruhi cuaca, politik Sumber dari mikroorganisme banyak digunakan setelah perkembangan teknologi fermentasi - relatif lebih murah
ISOLASI Metode isolasi tergantung • Sumber produk • Skala produksi (lab / industri) • Stabilitas produk • Bentuk murni / tidak murni
oses isolasi dimulai dengan mengetahui letak / loka roduk yang akan disolasi • Intrasel • Ekstrasel • Terikat membran
Protein larut intrasel dari tumbuhan – teknik isolasi tidak rumit – karena jaringa lunak, mudah dihancurkan dengan tissu homogenizer
• Protein intrasel dari mikroorganisme – lebih liat – perlu metode lebih kuat
• Protein terikat membran – masalah tersendiri – tidak tergantung sumber
Metode penghancuran (lisis) sel
1. Abrasif - dengan blender laboratorium dengan butiran gela (glass beads)
2. Liquid shear - suspensi sel dilewatkan dengan tekanan tinggi me lubang kecil ke dalam ruang dengan tekanan atmo - karena perbedaan tekanan mendadak – sel pecah - untuk dinding sel bakteri yang tidak terlalu keras – misal bakteri Gram negatif
3. Osmotic shock - sel disuspensikan di dalam akuades / larutan hipot sehingga sel lisis - protein dilepaskan dari sel yang lisis - tidak efektif untuk sel bakteri dan tumbuhan
4. Penambahan alkali - metode paling sederhana untuk melisis sel - sebagian besar sel pecah pada pH 11,5 – 12,5 - protein yang diisolasi harus stabil selama 20 – 30 m pada pH tinggi tsb
5. Penambahan deterjen. - selain lisis sel, sebagian besar protein sel mengala denaturasi - untuk isolasi protein terikat membran
6. Solid shear - dengan membekukan sel - 20oC, dipaksa melalui lubang kecil pada tekanan tinggi 7. Penambahan lisozim dan EDTA - cocok untuk skala kecil karena mahal - efektif untuk sel bakteri 8. Pelarut organik - toluen dan aseton – untuk melisis berbagai sel - tidak untuk skala besar – toksik, mahal, mudah terbakar 9. Sonikasi - lisis sel dengan getaran ultrasonik - untuk skala kecil
PURIFIKASI (PROTEIN)
ada waktu lisis sel – seluruh isi sel keluar – banyak kontaminan oleh karena itu harus
disingkirkan, antara lain asam nukleat sam nukleat – meyebabkan viskositas nggi – pada tahap awal harus disingkirkan Presipitasi – penambahan polikation BM (protamin, streptomisin, polietileneimin) – ma Digesti – dengan nuklease – mudah, murah
etelah asam nukleat disingkirkan – sisa s yang tidak larut (dinding sel, protein membran, bagian sel yang hancur) harus
isingkirkan dengan Sentrifugasi – sangat baik untuk solid yang bersifat licin (slimmy or gelatinous solids) • Filtrasi
Sentrifugasi Kecepatan mulai 100 x g sampai 600.00 xg • Dapat memisahkan organel sel berdasarkan massa dan densitasnya - 3000 g = sel dan nukleus - 12.000 g = mitokondria / kloroplas - 100.000 g = mikrosom, ribosom
enyingkiran asam nukleat + debris sel (=
resipitat, pelet) - menghasilkan supernat
ang mengandung - protein yang diinginkan kontaminan (protein yang tidak diingink molekul organik dan inorganik)
Penyingkiran kontaminan – presipitasi dengan
Amonium sulfat dengan berbagai konsentrasi - protein yang tidak diinginkan diendapkan terlebih dahulu, baru protein yang diinginkan diendapkan dengan konsentrasi yang lebih tinggi - paling banyak digunakan - pada skala besar – masalah penanganan dan pembuangan – korosif
• Natrium sulfat - tidak bersifat korosif - kelarutan rendah, perlu suhu > 35 oC untuk fraksin
• Pelarut organik - skala lab, jarang skala industri karena muda terbakar
• Polimer - polietilen glikol (PEG) - tidak toksik - tidak mudah terbakar - penggunaan terbatas karena meningkatka viskositas larutan - polyacrylic acid - non toksik
• Presipitasi pada titik isoelektrik (pI)
Lisis sel
sentrifugasi supernatan
presipitat
kontaminan supernatan
Am. sulfat presipitat
Am. sulfat supernatan
presipitat
Fraksinasi
emisahan selanjutnya (fraksinasi) – melibatka komponen 1.
Fasa solid / stasioner - berupa film, kolom, gel atau membran 2. Pelarut - fasa mobil pada kromatografi 3. Solut - molekul yang harus dipisahkan
Teknik
Dasar pemisahan
Fasa solid
Dialisis
Uk / btk molekul
Mbr semipermabel Air
Filtrasi gel
Uk / btk molekul
Gel
Bufer
Krom. Adsorpsi
Adsorpsi
Adsorben
Nonpolar
Krom. Partisi
Solubilitas
Innert support
Ionisasi listrik Muatan
Innert support Mtrks + ggs terionisasi Matriks + ligan berpori Innert support
Pelarut
Polar – nonpolar
Krom. Afinitas Elektr Aset Krom. sel. Pertkr ion
PAGE
Interaksilistr ligan Muatan + uk mol
Bufer Bufer
Bufer Bufer
ada dasarnya pemisahan molekul protein dapat berdasarkan Sifat Muatan
Polaritas
Ukuran molekul
Prosedur - kromatografi pertukaran ion - elektroforesis - kromatografi adsorpsi - kromatografi kertas - dialisis dan ultrafiltrasi - gel elektroforesis - kromatografi gel filtrasi - ultrasentrifugasi - kromatografi afinitas
Dialisis
Untuk memisahkan protein (molekul besar) dari garam (molekul kecil) dan kontaminan berukuran kecil
Protein dimasukkan ke dalam kantong selofan yang berpor kecil
Kantong dimasukkan ke dalam wadah yang mengandung akuades / bufer, sambil di putar dengan pemutar magnetik semalaman dengan penggantian akuades / bufer beberapa kali dalam wadah Pori memungkinkan molekul kecil berdifusi keluar, molekul besar tertahan di dalam kantong
Dapat untuk memekatkan larutan – dengan meletakkan kantong dialisis dalam polimer desikan , misal polietilen glik
Dialisisis
Kantong selofan berisi larutan yang akan dimurnikan
Magnetic stirrer
Kromatografi
emisahan molekul berdasarkan perbedaan
ruktur dan atau sifat fisik pada saat berintera • fasa mobil engan • fasa stasioner (matriks) - kertas saring ( krom. kertas) - lapis tipis selulosa / silika / alumina – kromatografi lapis tipis
Kromatografi Kertas
Beberapa tetes larutan yang mengandung kompon yang akan dipisahkan diteteskan pada sepotong ker dibiarkan kering
Ujung kertas dicelupkan ke dalam pelarut yang ter dari campuran pelarut polar dan nonpolar
Komponen polar akan terikat pada kertas memben fasa stasioner, sedangkan komponen nonpolar berg membentuk fasa mobil
Berbagai komponen dalam larutan akan terpisahka berdasarkan perbedaan kelarutan dalam fasa stasio atau fasa mobil – koefisien partisi
Setelah bergerak dalam jarak tertentu – kromatogram diangkat dan dikeringkan • Dideteksi dengan - radioaktif sinar UV - pewarnaan dengan zat warna
Kecepatan migrasi – Rf (rate of fractionatio – perbandingan jarak yang ditempuh solut dengan jarak yang ditempuh solven
Kromatografi kertas - dua dimensi
Kromatografi kolom
Fasa stasioner – kolom butiran kecil selulosa / akrila / silika
Fasa stasioner berinteraksi dengan protein berdasa - muatan - interaksi hidrofobik - interaksi ligan Campuran protein dimasukkan ke dalam kolom, kemudian di luruhkan dengan fasa mobil (eluen)
Fasa mobil yang keluar (eluat) ditampung dalam fra fraksi dengan volume tertentu
Matriks yang digunakan • Cross-linked dextran (Sephadex) • Agarosa (Sepharose, Biogel)
• Cross-linked agarosa (Sepharose CL) • Poliakrilamid (Biogel P) • Porous glass (Bio-glass)
Kromatografi kolom
Kromatografi kolom
Kromatografi Partisi Pemisahan dengan kromatografi kolom berdasarkan afinitas relatif berbagai protein terhadap fasa mobil dan fasa stasioner Protein yang lebih kuat berinteraksi dengan matriks akan tertahan Lamanya waktu protein berinteraksi dengan matriks tergantung dari komposisi fasa stasioner dan fasa mobil
• Pemisahan protein optimal – diperoleh dengan manipulasi komposisi fasa stasioner dan mobil
omatografi Berdasarkan Ukuran Molekul trasi Gel, Size Exclusion Chromatography)
Pemisahan protein berdasarkan perbedaan ukuran molekul dan melewatkannya melalui kolom gel yan telah mengembang
Yang paling banyak dipakai – Sephadex – partikel k hidrofilik, tidak larut karena cross-linking dekstran membentuk jaringan 3 dimensi
Molekul >> keluar lebih dahulu, molekul > digunakan untuk purifikasi protein, molekul kec
Matriks – bahan inert dengan gugus terionisasi – D selulosa, CM selulosa
Atom N dari DEAE pada pH < 9 – mengikat moleku bermuatan negatif – disebut penukar anion (anion exchanger) CM selulosa – penukar kation (cathion exchanger) Peluruhan protein – berdasarkan muatan atau konsentrasi garam dalam bufer
Penting diperhatikan – resin yang dipakai, pH, ioni strength larutan bufer
Kromatografi afinitas
Ligan – terikat secara kovalen pada matriks porous inert • Ligan - spesifik – substrat, analog, inhibitor - umum – AMP, hidrokarbon, zat warna Dalam skala besar jarang digunakan – mahal, keterbatasan kapasitas, tidak stabil
Resolusi tinggi, proses purifikasi berlangsung cepa
Kromatografi afinitas
Kromatografi afinitas
Kromatografi lapis tipis
• Pemisahan senyawa pada lempeng tipis Dasar – adsorpsi, pertukaran ion, partisi, filtrasi gel • Berlangsung cepat Dapat memisahkan beberapa pemisahan sekaligus Bercak yang timbul diwarnai dengan pewarnaan tertentu – diukur kadarnya secara spektrofotometri
Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis
PLC (High Performance Liquid Chromatography)
Separasi berdasarkan – adsorpsi, pertukaran ion at filtrasi
Sampel diuapkan dan dimasukkan ke dalam kolom dengan tekanan tinggi (sp 5000 psi) Eluat dideteksi dengan mengukur serapan pada gelombang UV
Resolusi tinggi, cepat, sensitivitas >> - dapat meng sampai ng
• Sering digunakan untuk steroid, vitamin
Prinsip HPLC
Elektroforesis Merupakan teknik pemisahan protein yang paling sering digunakan di lab Berdasarkan pergerakan molekul bermuatan dalam medan listrik Pada pH > pI, protein bermuatan negatif – bergerak ke anoda; pada pH < pI, protein bermuatan positif – bergerak ke katoda; pada pH = pI, protein tidak bergerak Matriks yang digunakan – membran selulosa asetat, starch gel, akrilamid, agarosa
Elektroforesis
SDS-PAGE (Polyacrylamide Gel Electrophoresis)
• SDS = Sodium dodecyl sulphate Akrilamid berpolimerisasi dan cross-linked – membentuk matriks yang porous SDS – membuat protein bermuatan negatif, sehingga pemisahan terjadi berdasarkan kecepatan bergerak dalam medan listrik yang dipengaruhi oleh besar molekul Molekul besar lebih tertahan pergerakannya dibanding molekul kecil Protein yang terpisah divisualisasi dengan zat warna – Coomassie blue
Pada tiap tahap purifikasi harus dilakukan • Pengukuran volume sampel • Penetapan kadar protein Mulai dari tahap awal sampai tahap akhir penetapan – untuk mengetahui seberapa jauh terjadi pemurnian produk
Bila pada elektroforesis diperoleh 1 puncak setelah melalui berbagai tahap purifikasi – presipitasi, krom pertukaran ion, filtrasi gel, krom afinitas – dapat dikatakan protein telah murni
Bila mungkin – protein murni disimpan dalam bentuk kristal
ENTIFIKASI & PENGHITUNGAN KADAR PROTEIN
LAM BAHAN UJI PADA TAHAP PURIFIKASI - serapan pada 280 nm (sinar UV) ecara spektrofotometri - serapan protein setelah diwarnai dengan pewarna bereaksi dengan asam amino / protein - ninhidrin ( biru ) kromatografi lapis tipis - biuret (lembayung) - Bradford (biru)
ibandingkan terhadap serapan larutan standar yang - fluoresamin diketahui kadarnya
ntuk enzim – dihitung aktivitas dan aktivitas spesifik pada setiap tahap purifikasi
Aktivitas (Unit) enzim = jumlah protein yang dapat mengubah 1 mol substrat menjadi produk per menit pada suhu 25 C pada pH optimum
Aktivitas Spesifik = Unit per mg protein
Homogenat
Vol, kdr protein, Akt, AS
Am. sulfat
presipitat
Fraksinasi Krom. Pert. Ion
Gel filtrasi
Elektroforesis Krom. Afinitas
1 pita
Volume, kadar protein, Akt, AS
supernatan
Vol, kdr protein, Akt, AS – pilih fraksi dengan AS paling
Vol, kdr protein, Akt, AS – pilih fraksi dengan AS paling
Vol, kdr protein, Akt, AS – pilih fraksi dengan AS paling
Enzim murni
Contoh purifikasi enzim X
Contoh Tabel Purifikasi Enzim X Tahap
Vol fraksi (mL)
Prot total (mg)
Aktivitas (U)
Akt Spesifik (U/mg prot)
1.400
10.000
100.000
10
Presipitat
280
3.000
96.000
32
Krom Pert Ion
90
400
80.000
200
Filtrasi gel
80
100
60.000
600
6
3
45.000
15.000
Homogenat
Krom Afinitas
View more...
Comments