Prinsip Dan Prosedur Pengendalian Infeksi Dan Patient Safety

April 10, 2019 | Author: Indri Indri Indri | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Uu...

Description

PRINSIP DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI DAN PATIENT SAFETY

 Vivin N.

Pengendalian infeksi infe ksi dasar • Pengertian Infeksi Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yg mampu menyebabkan sakit. Infeksi juga disebut asimptomatik apabila mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera  yg serius thd sel atau jaringan. Penyakit akan timbul jika patogen berbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal. (Potter & perry .Fundamental Keperawatan.edisi 4.hal : 933 – 942:2005)

Rantai Infeksi

1. INFECTIOUS AGENT/agen Infeksi • Sebuah organisme mikroba dg kemampuan utk menyebabkan penyakit. Semakin besar virulensi organisme (kemampuan utk tumbuh dan  berkembang biak), invasi(kemampuan utk masuk ke dlm jaringan) dan patogenisitas (kemampuan utk menyebabkan penyakit), semakin besar kemungkinan bahwa organisme akan menyebabkan infeksi. • Agen infeksius adalah bakteri, virus, jamur, dan parasit. (2)

2. RESERVOIR  • Tempat di mana mikroorganisme dapat  berkembang dan bereproduksi. Sebagai contoh,mikroorganisme berkembang pada manusia, hewan, dan benda mati seperti air, permukaan meja, dan gagang pintu. (3)

3. PORTAL OF EXIT/portal keluar dari reservoir • Sebuah tempat keluar mikroorganisme meninggalkan reservoir. Sebagai contoh, mikroorganisme dapat meninggalkan reservoir melalui hidung atau mulut ketika seseorang  bersin atau batuk. Mikroorganisme, terbawa dari tubuh oleh tinja, juga dapat meninggalkan reservoir usus yang terinfeksi. (4)

4. MODE OF TRANSMISSION/Cara Penularan • Bibit penyakit (mikroba pathogen) dpt menular (berpindah) dari penderita, hewan sakit atau reservoir bibit penyakit lainnya, ke manusia sehat dg beberapa cara. 1). Melalui Kontak Jasmaniah (PersonalContact)\ a. Kontak Langsung (Direct Contact) • Bibit penyakit menular karena kontak badan dengan badan antara penderita dan orang yg ditulari. Misalnya penularan penyakit kelamin seperti Sypilis, Gonorhoe, dan penyakit kulit scabies (kudis).

 b. Kontak Tidak Langsung • Bibit penyakit menular dg perantaraan benda benda yg terkontaminasi karena telah  berhubungan dengan penderita ataupun bahan bahan yg berasal dari penderita yg mengandung  bibit penyakit seperti feces, urina, darah, muntahan, dan sebagainya.

2. Melalui makanan dan minuman (Food Borne Infections) • Bibit penyakit menular dg perantaraan makanan dan minuman yg telah terkontaminasi. Makanan dan minuman dpt terkontaminasi, dlm perjalanan sebelum siap dikonsumsi antara lain : a.Dari sumbernya : misalnya susu berasal dari sapi yg menderita /sakit  b.Waktu pengangkutan : misalnya diangkut dg alat angkut yg tidak seharusnya.

c.Tempat penyimpanan : misalnya makanan terkontaminasi oleh kotoran tikus atau kotoran kecoa karena makanannya tidak tertutup baik. d.Pengolahan : misalkan makanan diolah oleh petugas yang sedang sakit. e.Penyajian : misalnya makanan dihinggapi lalat (Musca domestica). Penyakit–penyakit yg menular dg cara ini antara lain : Cholera, thypus abdomalis, Dysentri.

3. Melalui Serangga (Artrhopod Borne Infection) • Bibit penyakit yg menular melalui serangga (arthropoda). Dalam hal ini serangga pun dpt merupakan host (tuan rumah) dari bibit penyakit ataupun sebagai (transmiter) saja. Misalnya : a.Malaria disebabkan oleh Plasmodium sp, (protozoa) ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp. b.Demam berdarah (Dengue haemorrhagic fever) disebabkan oleh virus Dengue, ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

4. Melalui udara (Air Bone Infection) Penyakit yang menular melalui udara, terutama penyakit saluran pernapasan seperti: a.Melalui debu di udara yg mengandung bibit penyakit. Misalnya penularan penyakit Tuberculosa paru-paru yg disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis.  b.Melalui tetes ludah halus (Droplet infections) • Bibit penyakit yg menular dg perantaraan percikan ludah pd penderita batuk atau bercakap-cakap. Misalnya : penyakit diphteri disebabkan oleh  bakteri Corynebacterium diphteriae.

• Metode transfer oleh organisme yang bergerak atau dibawa dari satu tempat ke tempat lain. Tangan pekerja kesehatan dapat membawa  bakteri dari satu orang ke orang lain.(5) 5. PORTAL OF ENTRY  • Sebuah portal/pintu gerbang/tempat masuk mikroorganisme ke dlm host/penderita. Portal termasuk lubang tubuh, selaput lendir, atau istirahat di kulit. Portal juga hasil dari tabung yg ditempatkan dlm rongga tubuh, seperti kateter urin, atau dari tusukan yg dihasilkan oleh prosedur invasif seperti penggantian cairan intravena. (6)

6. SUSCEPTIBLE HOST • Seseorang/Individu yang tidak bisa menahan invasi mikroorganisme ke dalam tubuhnya dan mengakibatkan infeksi. Host rentan terhadap penyakit, kurang kekebalan atau ketahanan fisik untuk mengatasi invasi oleh mikroorganisme patogen.

Cara penularan mikroorganisme • Semua manusia rentan thd infeksi bakteri dan sebagian besar virus. • Jumlah organisme (inokulum) yg dpt menyebabkan infeksi pd pejamu yg rentan • Jika organism bersentuhan dg kulit resiko infeksi rendah. Jika orgnisme bersentuhan dg selaput lendir atau kulit yang terkelupas , resiko infeksi meningkat. Resiko infeksi bertambah besar ketika organisme bersentuhan dg bagian dlm tubuh yg steril. Walaupun hanya sedikit organisme yg masuk dapat menyebabkan penyakit.

• Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan, dapat melalui beberapa cara diantarnya : a.Kontak tubuh Kuman masuk kedalam tubuh melaui proses penyebaran langsung maupun tidak langsung. Penyebaran secara langsung melaui sentuhan langsung dg kulit sedangkan secara tdk langsung dpt melalui benda yg terkontaminasi.  b.Makanan dan Minuman • Terjadinya penyebaran dpt melalui makanan dan minuman yg telah terkontaminasi, seperti pd tifus abdominalis,penyakit infeksi cacing, dan lain-lain

c.Serangga Proses penyebran kuman melalui serangga adalah penyebaran malaria oleh plasmodium pada nyamuk anopheles dan beberapa penyakit saluran pencernaan yang dapat ditularkan melalui lalat. d.Udara Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyabaran penyakit sistem pernafasan.

Faktor Yang Mempengaruhi 1. Sumber Penyakit. Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan cepat atau lambat. 2. Kuman penyebab. Kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme, kemampuan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh, dan virulensinva.

3. Cara Membebaskan Sumber dari Kuman. kuman dpt menentukan apakah proses infeksi cepat/lambat, seperti tingkat keasaman (pH), suhu, dll. 4. Cara Penularan. Cara penularan spt kontak melalui makanan atau udara, dpt menyebabkan penyebaran. 5. Cara Masuknya Kuman. Proses penyebaran tergantung dari sifatnya. Kuman dpt masuk melalui pernapasan, saluran pencernaan, kulit, dan lain-lain. 6. Daya Tahan Tubuh. Daya tahan tubuh yg baik dpt memperlambat proses infeksi atau mempercepat proses penyembuhan.

INFEKSI NOSOKOMIAL • Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit dalam sistem pelayanan kesehatan  yang berasal dari proses penyebaran sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, maupun sumber lain.

• Sumber Infeksi Nosokomial 1. Pasien. Pasien merupakan unsur pertama yg dpt infeksi ke pasien laimnya, petugas kesehatan, pengunjung atau alat kesehatan lainnya. 2. Petugas Kesehatan. Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melalui kontak langsung yg dapat menularkan berbagai kuman ke tempat lain.

3. Pengunjung. Pengunjung dpt menyebarkan infeksi yg didpt dari luar ke dlm lingkungan rumah sakit atau sebaliknya, yg didapat dari dlm rumah sakit ke luar rumah sakit. 4. Sumber Lain. Sumber lain yg dimaksud di sini dlh lingkungan rumah sakit yg meliputi lingkungan umum atau kondisi kebersihan rumah sakit atau alat yg ada di rumah sakit yg dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kpd pasien, dan sebaliknya.

• Batasan-Batasan Infeksi Nosokomial 1.  Apabila pada waktu dirawat di RS, tidak dijumpai tanda-tanda klinik infeksi tersebut. 2. Pada waktu penderita mulai dirawat tidak dalam masa inkubasi dari infeksi tersebut. 3. Tanda2 infeksi tersebut baru timbul sekurangkurangnya 3 x 24 jam sejak mulai dirawat. 4. Infeksi tersebut bukan mrp sisa (residual) dari infeksi sebelumnya. 5. Bila pada saat mulai dirawat di RS sdh ada tanda2 infeksi, tetapi terbukti bhw infeksi didapat penderita pd waktu perawatan sebelumnya dan  belum pernah dilaporkan sebagai indeksi nosokomial.

• Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial. 1. Faktor endogen (umur, seks, penyakit penyerta, daya tahan tubuh dan kondisi-kondisi lokal) 2. Faktor eksogen (lama penderita dirawat,kelompok yang merawat, alat medis, serta lingkungan)

Sterilisasi • Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dlm hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yg terdapat dlm suatu benda. • Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dg tujuan utk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.

• Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. • Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membran mikroorganisme tersebut. • Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant ( Pratiwi,2006).

Hal – hal yang perlu diperhatikan • Sterilisator (alat utk mensteril) hrs siap pakai, & msh berfungsi • Peralatan yg akan di sterilisasi hrs dibungkus & diberi label yg jelas dg menyebutkan jenis peralatan, jumlah & tanggal pelaksanaan sterilisasi • Penataan alat hrs berprinsip bhw semua bagian dpt steril

• Tidak boleh menambah peralatan dlm sterilisator sblm waktu mensteril selesai • Memindahkan alat steril ke dlm tempatnya dg korentang steril • Saat mendinginkan alat steril tdk boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka hrs dilakukan sterilisasi ulang

Pencegahan Infeksi 1. Mencuci tangan biasa • Pengertian Membersihkan tangan dg air bersih yg mengalir atau  yg disiramkan. • Tujuan 1). Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan. 2). Menjaga kebersihan perseorangan.

• Persiapan Alat 1). Air bersih yang mengalir atau air dalam baskom. 2). Sabun. 3). Sikat lunak (bila perlu). 4). Handuk atau waslap bersih dan kering. • Pelaksanaan 1). Potong kuku (mencegah terjadinya luka pd pasien). 2).Perhiasan dan arloji harus dilepas (bila memakai). 3). Tangan dibasahi sampai ke siku kemudian disabuni dan digosok atau disikat bila perlu. 4). Tangan selanjutnya dibilas dg air bersih dan dilap sampai kering.

2. Mencuci Tangan dg cara Desinfektan • Pengertian Mencuci tangan dg larutan desinfektan, khususnya  bagi petugas yg b.d pasien yg berpenyakit menular. • Tujuan 1). Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan. 2). Menjaga kebersihan perseorangan.

• Persiapan Alat 1). Air bersih yg mengalir atau air dlm baskom. 2). Larutan desinfektan, antara lain Lysol atau Savlon. 3). Handuk atau waslap bersih dan kering.

• Pelaksana 1). Potong kuku (mencegah terjadinya luka pada pasien). 2). Perhiasan dan arloji harus dilepas (bila memakai). 3). Tangan mulai dari ujung jari sampai siku dibasahi dg air mengalir. 4). Tangan direndam sekurang 2nya dua menit di dalam larutan desinfektan. 5). Tangan selanjutnya dibilas dg air bersih yg mengalir atau air bersih yg ada di dlm baskom. 6). Selanjutnya tangan dilap hingga kering.

3. Mencuci tangan steril •

Pengertian Mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril khususnya jika akan melakukan tindakan steril



Tujuan

a. Mencegah infeksi silang  b. Membebaskan kuman dan mencegah kontaminasi tangan

• Persiapan 1) Bak cuci tangan dengan kran air mengalir 2) Sabun antimikrobial 3) Sikat tangan 4) Handuk steril • Pelaksanaan 1) Lepaskan perhiasan 2) Kenakan masker wajah, pastikan bahwa masker menutupi hidung dan mulut dg baik 3) Bila memungkinkan atur aliran air pada suhu hangat 4)  Alirkan air. Hidupkan kran dg siku atau tangan dg sebelumnya bagian atas kran ditutupi handuk atau tisu

5) Hindari memercikan air ke baju 6) Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh dibawah air mengalir. Pertahankan tangan atas berada setinggi siku selama seluruh prosedur. Pertahankan baju atau seragam dalam keadaan kering. 7)  Alirkan 2-5 ml sabun cair ke tangan dan gosok tangan serta lengan sampai 5 cm di atas siku.

8) Bersihkan kuku dibawah air mengalir dengan pengikir, selanjutnya tempatkan pengikir pada tempatnya 9) Basahi sikat dan oleskan sabun antimikrobial. Sikat ujung jari, tangan, lengan dengan cara sebagai berikut : a. Sikat kuku tangan 15 kali gosokan  b. Lakukan gerakan sirkular, sikat telapak tangan dan permukaan anterior jari, 10 kali gosokan. c. Sikat bagian samping ibu jari 10 kali gosokan dan bagian posterior ibu jari, 10 kali

d. Sikat bagian samping dan belakang tiap jari, 10 gosokan tiap area. e. Sikat punggung tangan 10 kali gosokan. f. Cuci sikat, oleskan sabun kembali g. Bayangkan anda membagi lengan menjadi 3 bagian. Sikat setiap pemukaan bagian bawah lengan dg gerakan sirkular selama 10 kali gosokan, sikat bagian tengah dan atas lengan bawah dengan cara yg sama. Letakan sikat pada tempatnya.

h. Keringkan tangan secara menyeluruh, usap dari jari turun kepergelangan tangan dan lengan bawah i. Letakan handuk ke dalam wadah yang telah disediakan  j. Hentikan aliran air menggunakan siku atau pedal kran dari kaki atau gunakan handuk  bersih dan kering atau tisu bersih kering untuk menutup kran tersebut.

4. Menggunakan sarung tangan • Sarung tangan bersih Sarung tangan bersih digunakan untuk tindakan medik misal pemeriksaan dalam merawat luka terbuka • Sarung tangan steril Sarung tangan steril digunakan untuk tindakan  bedah • Sarung tangan rumah tangga Digunakan untuk membersihkan instrumen dan alat kesehatan dan permukaan meja operasi dll.

• Tujuan 1) Melindungi tangan dari kontak darah,semua  jenis cairan tubuh,secret,eksreta , selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi. 2) Sarung tangan harus selalu dipakai oleh setiap petugas sebalum kontak dengan darah atau semua jenis cairan tubuh,sekret,ekskreta dan  benda yang terkontaminasi

• Indikasi Ø Kontak /diperkirakan kontak dengan darah dll. Ø Tindakan yang berhubungan dengan jumlah darah yang banyak seperti tindakan operasi, pertolongan pada persalinan. Ø Sarung tangan tidak digunakan untuk tindakan  yang kemungkinan tidak terpajan darah atau cairan tubuh seperti memandikan pasien dengan kulit normal,memberi makan pasien, membantu untuk jalan.

PERSIAPAN ALAT & BAHAN • Sarung tangan steril sesuai ukuran yang diinginkan • Alat - alat untuk mencuci tangan • Bengkok 

PROSEDUR KERJA  1. Handscoon Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang di tarik ke atas 2. Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka 3. Perawat mencuci tangan 4. Buka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung tangan dengan memisahkan sisi – sisinya 5. Jaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan  bagian dalam pembungkus 6. Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan sarung tangan pada tangan yang dominan terlebih dahulu

7. Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan  yang non dominan pegang tepi mancet sarung tangan untuk menggunakan sarung tangan dominan 8. Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan selipkan jari - jari ke dalam mancet sarung tangan kedua 9. Kenakan sarung tangan kedua pada tangan  yang non dominan 10. Jangan biarkan jari -jari tangan yang sudah  bersarung tangan menyentuh setiap bagian atau benda yang terbuka

11. Setelah sarung tangan kedua digunakan mancet biasanya akan jatuh ke tangan setelah pemakaian sarung tangan 12. Setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan kedua tangan ibu jari adduksi ke  belakang 13. Pastikan setelah pemakaian sarung tangan steril hanya memegang alat - alat steril

• Melepaskan Sarung tangan 1. Sarung tangan Pegang bagian luar dari satu mancet dengan tangan bersarung tangan, hindari menyentuh pergelangan tangan 2. Lepaskan sarung tangan dengan dibalik bagian luar kedalam, buang pada bengkok  3. Dengan ibu jari atau telunjuk yang tidak memakai sarung tangan, ambil bagian dalam sarung tangan lepaskan sarung tangan kedua dengan bagian dalam keluar, buang pada  bengkok 

5. Menggunakan Masker •

Tindakan pengamanan dengan mentup hidung, mulut dengan menggunakan alat masker.



Tujuan

1) Petugas RS mampu menggunakan masker dg  baik dan benar 2) Mengurangi kejadian infeksi lewat udara

• Persiapan 1) Cuci tangan 2) Masker • Pelaksanaan Memasang masker 1) Pilih masker sesuai ukuran pengguna 2) Pasang masker & pastikan masker terpasang dg  benar. Strips logam masker menutupi batang hidung & pastikan hidung, mulut & dagu tertutup dg masker 3) Ikat tali masker secara silang yaitu tali bagian  bawah ke arah bawah 4) Pastikan masker terpasang secara tepat (tidak longgar) dan nyaman bagi pengguna

Pelepasan masker 1) Lepaskan tali bagian bawah yang melingkar keatas terlebih dahulu, selanjutnya lepaskan  bagian atas 2) Buang masker tanpa menyentuh bagian depan masker 3) Buang pada tempat sampah medis 4) Cuci tangan

6. Desinfeksi • Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri • Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran.

• Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh  beberapa faktor: 1) Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda. 2) Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba. 3) Pembersihan/dekontaminasi benda sebelumnya. 4) Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan 5) Struktur fisik benda 6) Suhu dan PH dari proses desinfeksi.

• Tujuan : 1) Untuk menghindari penularan. 2) Supaya alat selalu siap untuk dipakai dan tetap terpelihara sehingga dapat tahan lama. • Dilakukan : 1) Pada kulit atau permukaan jaringan. 2) Pada semua alat-alat perawatan dan kedokteran segera setelah dipakai.

CARA-CARA MELAKUKAN DESINFEKSI :  Desinfeksi

dengan cara mencuci

1) Tangan • Cuci tangan dan dibersihkan dengan sabun, kemudian siram atau basahi dengan alkohol 70%. 2) Luka • Cuci luka khususnya luka kotor dengan betadine 3) Kulit • Cuci kulit atau jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan larutan iodium tinktur 3% dan dilanjutkan dengan alkohol. 4)Vulva • Cuci vulva dengan larutan sublimate 1:1000 atau PK (kalium permanganat) 1:1000

Desinfeksi

dengan cara merendam

1) Tangan Rendam tangan dalam larutan lisol 0,5% 2) Peralatan Merendam peralatan perawatan atau kedokteran setelah dipakai dalam larutan lisol 3-5% sekurang-kurangnya 2 jam. 3)  Alat Tenun Rendam alat tenun setelah dipakai oleh pasien penyakit menular dalam larutan lisol 3-5% sekurang-kurangnya 24 jam.

Desinfeksi

dengan cara menjemur

dibawah sinar matahari 1)Jemur kasur, bantal, tempat tidur, dan lain-lain sekurang-kurangnya 2 jam setiap permukaan. 2)Jemur peralatan perawatan, misalnya urinal dan pispot.

Cara Membuat Larutan Desinfektan

1. Pengertian Menyiapkan/membuat larutan desinfektan sesuai ketentuan 2.Tujuan Menyediakan larutan desinfektan yang dapat digunakan secara tepat guna dan aman dalam keadaan siap pakai.

a. Cara membuat larutan sabun

• Kegunaan: • Mencuci tangan dan peralatan, seperti alat tenun, logam, kaca, karet/plastik, kayu bercat dan yang berlapis formika. • Persiapan alat : 













Ø Sabun padat, sabun krim, atau sabun cair. Ø Gelas ukur/spuit Ø Timbangan (jika ada) Ø Pisau atau sendok makan Ø Alat pengaduk  Ø Air panas atau hangat dalam tempatnya Ø Ember atau baskom

• Prosedur pelaksanaan: 1) Membuat larutan dari sabun padat atau krim • Masukkan sabun padat sekurang-kurangnya 4 gr ke dalam ember berisi 1 liter air panas atau hangat, lalu aduk sampai larut. 2) Membuat larutan dari sabun cair • Campurkan 3 cc sabun cair ke dalam ember berisi 1 liter air hangat, kemudian aduk sampai rata.

 b. Cara membuat larutan lisol dan kreolin  Kegunaan: • Lisol 0,5% : Mencuci tangan • Lisol 1% : Desinfeksi peralatan perawatan/kedokteran • Lisol 2-3% : Merendam peralatan yang digunakan pasien pengidap penyakit menular selama 24 jam. • Kreolin 0,5% : Mendesinfeksi lantai • Kremlin 2 % : Mendesinfeksi lantai kamar mandi mandi/WC/Spulhok 

• Persiapan alat : 1) 2) 3) 4) 5)

Larutan lisol Gelas ukur Ember berisi air Ember atau baskom Kreolin

• Prosedur pelaksanaan: 1) Membuat larutan lisol atau kreolin 0,5% • Campurkan 5 cc larutan lisol atau kreolin ke dalam 1 liter air. 2) Membuat larutan lisol atau kremlin 2 atau 3% • Campurkan 20 cc sampai 30 cc larutan lisol atau kreolin ke dalam 1 liter air

c. Cara membuat larutan savlon  Kegunaan: • Savlon 0,5% :Mencuci tangan • Savlon1% :Merendam peralatan perawatan/kedokteran  Persiapan alat : Ø Savlon Ø Gelas ukur Ø Ember berisi air secukupnya Ø Ember atau baskom 







 Prosedur pelaksanaan: 1) Membuat larutan savlon 0,5% Campurkan 5 cc larutan savlon ke dalam 1 liter air. 2) Membuat larutan savlon 1% Campurkan 10 cc larutan savlon ke dalam 1 liter air.

CARA MENSTERILKAN Sterilisasi dengan merebus • Alat – alat : 1)  Alat – alat yang akan disterilkan dicuci bersih 2) Bak steril tertutup yang sudah dialasi kasa steril 3) Sterilisator / kompor untuk tempat merebus 4) Kain lap 5) Korentang steril 6) Tromol berisi kasa steril

• Jenis Peralatan yang dapat disterilkan: 1. Peralatan yang terbuat dari logam (pinset, gunting, dll) 2. Peralatan yang tebuat dari kaca (tabung kimia, dll) 3. Peralatan yang terbuat dari karet (kateter, sarung tangan, dll) 4. Peralatan yang terbuat dari ebonite (kanule rectum, canule trachea, dll) 5. Peralatan yang terbuat dari email (Waskom, dll) 6. Peralatan yang terbuat dari porselen (cangkir, piring, dll)

• Langkah – langkah : 1) Mencuci tangan 2) Memasukkan alat yang akan disterilkan ke dalam sterilisator yg sudah dialasi kain alas dan diisi sampai semua terendam 3) Merebus Merebus alat sampai sampai air air mendidih mendidih ( 15’ – 20’ ) 4)  Alat logam yg tajam atau yg terbuat dari karet dimasukkan setelah air mendidih dan direbus selama ( 3’ – 5’ ) karena karena bila dimasukka dimasukkan n akan cepat cepat tumpul 5) Memindahkan alat – alat yg sudah direbus kedalam  bak steril tertutup dengan memakai korentang 6) Membereskan alat 7) Mencuci tangan

• Sterilisasi dengan stoom menggunakan uap  Autoclave merupakan alat sterilisasi yang dipergunakan khusus untuk mensterilkan  benda-benda yang tahan tahan panas atau termostabile, seperti botol kultur, pinset,mata scalpel,dan lainnya.

1) Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu  banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat. 2) Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan, 3) Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan  baut pengaman agar tidak ada udara yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.

4)  Atur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C, kemudian nyalakan autoklaf. 5) Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Perhitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm. 6) Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol. Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati

• Prinsip Kerja :  Autoklaf merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan Uap Panas Bertekanan. Yaitu mempunyai tekanan 2 atm/ 15 psi (pounds per square inci) dan suhu 121°C selama 15 menit untuk bahan dan 20 menit untuk alat

• Sterilisasi dengan panas kering (Oven) Cara Kerja : 1) Bungkus alat-alat gelas dengan menggunakan kertas atau alumunium foil. 2)  Atur pengatur suhu oven menjadi 180°C dan alat di sterilkan 2-3 jam. Prinsip Kerja : 1) Oven merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan Uap Panas Kering. 2) rotein mikroba akan mengalami dehidrasi hingga terjadi kekeringan, selanjutnya teroksidasi oleh oksigen di udara sehingga menyebabkan matinya mikroba.

Spesifikasi Alat : 1) Merupakan alat untuk mensterilisasi alat dan  bahan. 2) Tidak semua bahan dapat disterilisasi dengan oven seperti serum, vitamin, antibiotic, dan enzim. 3) Tidak menimbulkan embun/kondensasi pada alat yang disterilisasi karena menggunakan uap panas kering. 4) Dapat digunakan sebagai incubator

• Sterilisasi dengan bahan kimia Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia 1) Rongga (space) 2) Sebaiknya bersifat membunuh (germisid) 3)  Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat 4) Pengenceran harus sesuai dengan anjuran 5) Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah menguap 6) Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia: 1. Jenis bahan yang digunakan 2. Konsentrasi bahan kimia 3. Sifat Kuman 4. pH 5. Suhu

Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi • Alkohol - Paling efektif utk sterilisasi dan desinfeksi - Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi membran sel rusak & enzim tdk aktif • Halogen - Mengok sidasi protein kuman • Yodium - Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit - Efektif terhadap berbagai protozoa

• Klorin - Memiliki warna khas dan bau tajam - Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non  bedah • Fenol (as. Karbol) - Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan tegangan permukaan - Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan

• Peroksida (H2O2) - Efektif dan nontoksid - Molekulnya tidak stabil - Menginaktif enzim mikroba • Gas Etilen Oksida - Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik.

• Cara Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%, selain itu juga  Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkhohol aceton atau tab formalin selama kurang lebih 24 jam.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF