Presus Preski
August 28, 2017 | Author: Agnes Nugraheni | Category: N/A
Short Description
pres...
Description
Epidemiologi Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal. Beberapa peneliti lain seperti Greenhill melaporkan kejadian persalinan presentasi bokong sebanyak 44,5%. Di Parkland Hospital 3,5% dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang (Cunningham et al., 2014). Pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Saint Louis University di Missouri pada tahun 2013 yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 475.551 dari 519.504 kelahiran. Kelompok presentasi bokong sebanyak 14.811 (3,2%). Presentasi bokong dengan kelahiran cukup bulan 2,8% dan 9,5% kelahiran prematur (Mostello et all, 2014). Di RSUD dr. Soedarso Pontianak angka persalinan presentasi bokong pada tahun 2008-2010 menemukan 289 kasus (6,48%) dengan persalinan perabdominam sebesar 45,7% dan persalinan pervaginam sebesar 54,3%. Di RSUD dr. Soedarso menerapkan bahwa untuk paritas primigravida dengan presentasi bokong dianjurkan menjalani persalinan SC untuk mengurangi dan menekan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi, sedangkan untuk kasus persalinan non-primigravida, persalinan seksio sesaria baru dianjurkan apabila terdapat indikasi penyulit tambahan. Pada penelitian di rumah sakit ini mendapatkan hasil bahwa pada primigravida dengan presentasi bokong yang menjalani persalinan pervaginam progonosisnya lebih buruk dibandingkan dengan persalinan seksio sesaria. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 jenis persalinan dalam terminasi kehamilan pada primigravida lebih tinggi dengan persalinan seksio sesaria sebesar 41% dibandingkan dengan persalinan pervaginam hanya 36,5% (Heristanto, 2013). Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi dariapada kematian perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala.
Penegakan Diagnosis a. Anamnesis Dalam anamnesis mungkin dikemukakan bahwa terasa sesak pada abdomen bagian atas akibat sering terdorongnya kepala dari gerakan kaki janin (Prawirohardjo, 2014). b. Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan Abdomen
Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen. Maneuver Leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila usia kehamilan ≤34 minggu. Untuk memastikan apabila masih terdapat keraguan pada pemeriksaan palpasi, dapat dilakukan periksan dalam vagina atau pemeriksaan ultrasonografi (Prawirohardjo, 2014). Dengan maneuver Leopold pertama, teraba kepala janin yang bulat, keras dan balotemen positif pada fundus. Maneuver kedua menunjukkan punggung terletak pada salah satu sisi abdomen dan bagian kecil pada sisi yang lain. Pada maneuver ketiga, bokong dapat digerakkan di atas pintu atas panggul jika belum engage. Setelah janin masuk panggul (engagement), maneuver keempat menunjukkan bokong yang terfiksasi di dalam simfisis (Cunningham et al., 2014). - Pemeriksaan Vagina Tuberositas ischiadicum, sacrum dan anus biasanya dapat dipalpasi pada presentasi frank breech, dan setelah janin makin turun, genitalia eksterna dapat diidentifikasi. Pada proses persalinan yang lama, bokong dapat menjadi sangat bengkak sehingga sulit menentukan perbedaan antara muka dan bokong. Pada beberapa kasus, anus dapat salah diperiksa sebagai mulut dan tuberositas ischiadicum disangka eminentia malar. Namun dengan pemeriksaan seksama, jari akan merasakan resistensi muskular pada anus, sedangkan melalui mulut, akan teraba rahang yang lebih keras dan kurang lentur. Pada jari akan terdapat mekonium jika dikeluarkan dari anus. Pada presentasi bokong komplit, kaki janin dapat teraba di sepanjang bokong. Pada presentasi kaki, salah satu atau kedua kaki terletak di bawah bokong. Bila bokong telah turun lebih jauh ke dalam rongga panggul, genitalia dapat diraba (Cunningham et al., 2014). c. Pemeriksaan Penunjang -Ultrasonografi Konfirmasi terbaik pada dugaan adanya presentasi bokong adalah dengan pemeriksaan sonografi. Pemeriksaan ini juga memberikan informasi mengenai jenis sungsang dan sudut leher (Cunningham et al., 2014). Peranan ultrasonografi penting dalam diagnosis dan penilaian risiko pada presentasi bokong. Taksiran berat janin, penilaian volume air ketuban, konfirmasi letak plasenta, jenis presentasi bokong, keadaan hiperekstensi kepala, kelainan kongenital. Berat janin dapat diperkirakan secara ultasonografis berdasarkan ukuran diameter biparietal, lingkar kepala, lingkar perut dan panjang tulang femur. Gambaran ultrasonografi tentang ekstremitas bawah dapat memberikan infromasi tentang jenis presentasi bokong (Prawirohardjo, 2014).
-Metode Lain Pemindaian tomografi terkomputerisasi (Computed tomographic scan) juga dapat digunakan untuk memberikan konfigurasi dan penilaian panggul dengan dosis radiasi yang lebih rendah dibandingkan dengan pemeriksaan radiografi standar. Pencitraan resonansi magnetik (magnetic resonance imaging) memberikan informasi yang baik mengenai kapasitas dan struktur panggul tanpa radiasi pengion, tetapi pemeriksaan ini tidak selalu tersedia (Cunningham et al., 2014).
Daftar Pustaka : Cunningham, F.G., et al. 2014. Obstetri William Volume 1. Jakarta : EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu kebidanan I. Jakarta: PT. Bina Pustaka Mostello, D., Chang, J.J., Bai, F. 2014. Breech Presentation of delivery: A marker for congenital anomaly. Journal of Perinatology. Heristanto, 2013 Gambaran Persalinan dengan Presentasi Bokong di RSUD Dr. Soedarso, tahun 2008-2010. Diunduh dari: http://download.portalgaruda.org/article.php? article=111634&val=2307 [Diakses 5 Oktober 2016]
View more...
Comments