Presentasi Tidal Flat
April 8, 2019 | Author: Ronaldo amaral | Category: N/A
Short Description
Tidal Flat...
Description
Lingkungan Pengendapan Transisi “Tidal Flat”
Di presentasikan Oleh :
Wisonir (410015089)
Fransiska Sara Riana Solossa Solossa (410015095)
Novri Nataniel Toban (4100150 (410015097) 97)
Niken Anggraini (410015107)
Ronaldo Moreira Moreira Amaral Amaral (410015136)
Outline Pendahuluan
Pembahasan
Kesimpulan
Pendahuluan Lingkungan pengendapan adalah bagian dari permukaan bumi dimana proses fisik, kimia, dan biologi berbeda dengan daerah yang berbatasan dengannya (Selley, 1988). Lingkungan pengendapan juga dapat di artikan suatu daerah di permukaan bumi dimana terdapat sesuatu bahan yang terendapkan atau terdapat suatu deposit. Lingkungan pengendapan transisi adalah lingkungan pengendapan yang letaknya di batas antara lingkungan laut (marine) dan darat (continental). Lingkungan pengendapan transisi antara lain :
Lagoon
Delta
Pantai
Barrier Island
Tidal Flat
Dari macam-macamnya dapat dilihat bahwa yang pengontrol utamanya adalah energi gelombang, arus, dan pasangsurut. Endapan yang dihasilkan juga bervariasi mulai dari shale, batupasir, konglomerat, karbonat dan sedimen evaporit.
Lingkungan Pengendapan Transisi
Pembahasan
Pengertian Tidal flat
Tidal flat (Pasang Surut) merupakan salah satu sistem pengendapan sedimen yang berada di zona transisi antara daratan dan lautan. Sistem ini akan mencampur sedimen yang berasal dari darat (terrigenous) dengan marine (Ginsburg 1975). Tidal flat juga dapat berarti lingkungan yang terbentuk pada energi gelombang laut yang rendah dan umumnya terjadi pada daerah dengan daerah pantai mesotidal dan makrotidal.
Proses Pembentukan Tidal Flat
Proses pembentukan Tidal Flat di mulai dari adanya proses Sedimentasi. Proses sedimentasi pada sistem ini didominasi oleh arus pasang surut namun tidak menutup kemungkinan pengaruh gelombang juga berperan penting pada saat deposisi berlangsung. Namun harus didukung juga oleh pasokan sedimen yang cukup. Pada saat arus naik disebut flood tide sedangkan pada saat arus turun disebut ebb tide (Samboogs Jr). Arus tidal (pasang surut) yang naik dan turun tersebut menjadi sebuat media transportasi sedimen hingga terdeposisi di zona transisi. Pasang surut dengan amplitudo yang besar umumnya terjadi pada pantai dengan permukaan air yang sangat besar/luas. Danau dan cekungan laut kecil yang terpisah dari laut terbuka biasanya hanya mengalami efek yang kecil dari pasang surut ini, seperti pada laut mediterania yang ketinggian pasang surutnya hanya berkisar dari 10 – 20 cm. Luas dari daerah tidal flat ini berkisar antara beberapa kilometer sampai 25 km (Boggs, 1995).
Contoh Tidal flat di Stewart Island, New Zealand
Contoh Tidal Flats di Wattenmeer, Germany
Pada sistem ini, kekuatan arus ada 2 level yaitu :
Low tide level
H igh tide level
Low tide level
Low tide level artinya arus yang memiliki energi yang lemah. Baik itu pada saat ebb tide maupun flood tide. Dengan kekuatan yang low tide, maka akan mengendapkan sedimen berukuran dominan pasir.
H igh tide level
High tide level artinya arus yang memiliki energi yang kuat (tinggi). Baik itu pada saat ebb tide maupun flood tide. Dengan arus yang high tide makan akan mengendapkan sedimen berukuran dominan mud (clay dan silt). Kecepatan arus tidal sangat mempengaruhi sedimen yang tertransport dan terdeposisi. Semakin high maka akan mendeposisi sedimen berukuran halus (muddy). Sedangkan jika lambat (low), maka akan mendeposisi sedimen berukuran pasir. Sedimen berukuran pasir akan membentuk struktur berupa riple, dune, dan cross bedding
Berdasarkan pada elevasinya terhadap tinggi rendahnya pasang surut, lingkungan tidal flat dapat dibagi menjadi tiga zona(Boggs, 1995), yaitu :
Subtidal,
Intertidal,
Supratidal.
Subtidal zone
Di daerah subtidal, sedimen tertransport dan terendapkan secara bedload dan dominan sedimennya pasir. Daerah subtidal didominasi oleh pengaruh besarnya arus tidal dan kecepatan arus namun dipengaruhi juga oleh gelombang. Pada zona ini sering terbentuk subtidal bar dan shoal. Pengendapan pada daerah subtidal utamanya terjadi oleh akresi lateral dari sedimen pasiran pada tidal channel dan bar. Migrasi pada tidal channel ini sama dengan yang terjadi pada lingkungan sungai meandering. Daerah ini merupakan daerah low tide level .
Intertidal zone
Berada diantara low tide level dan high tide level. Sistem sedimentasi yang berlangsung adalah bedload dan suspended load sehingga hasilnya berupa litologi mud dan pasir. Endapannya dapat tersingkap antara satu atau dua kali dalam sehari, tergantung dari kondisi pasang surut dan angin lokal. Pada daerah ini biasanya tidak tumbuh vegetasi yang baik, karena adanya aktifitas air laut yang cukup sering (Boggs, 1995).
Supratidal zone
Merupakan zona pengendapan high tide level. Ada juga tidal channel yang di isi oleh arus pasang surut yang extrem. Zona ini hampir di daratan dan kadang kadang tidak terkena arus pasang surut. Karena letaknya yang lebih dominan ke arah darat, zona ini sangat dipengaruhi oleh iklim. Proses sedimentasi di zona ini adalah dominan suspension( suspended load).Ciri khas dari zona ini adalah terdapat juga vegetasi. Di daerah yang kering (arid), sedimen yang berasal dari laut akan mengalami pengendapan evaporit dan menjadi batuan evaporit seperti gipsum dan sebagainya.
Tidal Flat Sumber : Samboggs Jr,
Model Tidal Flat Sumber :Tucker
FASIES
Hasil endapan arus pasang surut akan menghasilkan ukuran yang menghalus ke arah pantai. Pada zona yang energi tinggi dan dekat dengan arus pasang surut yang rendah (low tide level) akan mengendapkan sedimen berukuran pasir ( 95%. Hasil pengendapan juga akan mengandung material dari laut yang berupa hewan laut seperti moluska dll.
Kesimpulan Tidal flat (Pasang Surut) merupakan salah satu sistem pengendapan sedimen yang berada di zona transisi antara daratan dan lautan. Sistem ini akan mencampur sedimen yang berasal dari darat (terrigenous) dengan marine (Ginsburg 1975). Tidal flat juga dapat berarti lingkungan yang terbentuk pada energi gelombang laut yang rendah Proses sedimentasi pada sistem ini didominasi oleh arus pasang surut namun tidak menutup kemungkinan pengaruh gelombang juga berperan penting pada saat deposisi berlangsung. Namun harus didukung juga oleh pasokan sedimen yang cukup
Daftar Pustaka
Sam Boggs, Jr. 2006, Principles of Sedimentology and Stratigraphy 4th edition : Pearson Education, Inc,. New Jersey Nichols, G.2009. Sedimentology and Stratigraphy 2nd edition : WileyBlackwell,. Oxford. Surjono S Sugeng , 2009 Sedimentologi Yogyakarta : Jurusan Teknik Gologi FT UGM
Trima Kasih
View more...
Comments