Prediksi Erosi Metode Usle Dan Guest

January 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Prediksi Erosi Metode Usle Dan Guest...

Description

PREDIKSI EROSI METODE USLE DAN GUEST

1.1 Latar Belakang Tanah sebagai sumber daya alam telah mengalami berbagai tekanan seiring dengan  peningkatan jumlah manusia. Tekanan tersebut telah te lah menyebabkan penurunan mutu tanah yang  berujung pada pengurangan kemampuan tanah untuk berproduksi. Penurunan mutu tanah tersebut disebabkan oleh proses pencucian hara dan proses erosi tanah terutama pada lahan-lahan yang tidak memiliki penutupan vegetasi. Di Indonesia erosi yang sering dijumpai adalah erosi yang disebabkan oleh air. Erosi merupakan peristiwa peristiwa hilangnya lapisan tanah atau bagian-bagian tanah. Erosi menimbulkan kerusakan pada tanah tanah tempat terjadi erosi erosi dan pada tujuan akhir tanah terangkut tersebut diendapkan. Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi merupakan akibat interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan aktifitas manusia terhadap sumber daya alam. Proses erosi terjadi melalui tiga tahap, tahap, yaitu pelepasan partikel tanah, pengangkutan oleh media seperti air adan angin, dan selanjutnya pengendapan.

Beberapa faktor yang

mempengaruhi besarnya erosi adalah adalah curah hujan, tanah, lereng (topografi), vegetasi, dan aktifitas manusia. 1.2 Tujuan Tujuan dari makalah konservasi tanah dan air dengan materi prediksi erosi berdasarkan erosivitas, erodibilitas, panjang dan kemiringan lereng, pengolahan tanah dan jenis tanaman adalah untuk mengetahui laju erosi pada lahan yang diukur berdasarkan perhitungan USLE dan GUEST

II.

PREDIKSI EROSI

2.1 Pengertian erosi Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi (Hardjowigeno, (Hardjowigeno, 1995). Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi merupakan akibat interaksi dari faktor faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan aktifitas manusia terhadap sumber daya alam. 2.2 Pengertian Prediksi Erosi dan Macam-Macam Metode Perhitungan Prediksi Erosi Prediksi erosi adalah suatu pendugaan terjadinya terkikisnya tanah (erosi) pada lahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan, iklim dan manusia. Metode-metode yang sering

digunakan untuk mengukur tingkat laju erosi dapat menggunakan metode USLE dan metode GUEST. 2.2.1

Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksiratarata erosi tanah dalam jangka waktu panjang dari suatu areal usahatani dengan sistem pertanaman dan pengelolaan tertentu (Wischmeierdan Smith, 1978). Bentuk erosi yang dapat diprediksi adalah erosilembar atau alur, tetapi tidak dapat memprediksi pengendapan dan tidakmemperhitungkan

hasil sedimen dari

erosi parit, tebing sungai dan dasarsungai (Wischmeier dan Smith, 1978 dalam Arsyad, 2000).W ischmeier dan Smith (1978) juga menyatakan bahwa metode yang umum digunakan untuk menghitung laju erosi adalah metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Adapun persamaan ini adalah: A=R.K.L.S.C.P

Keterangan: A : Banyaknya tanah tererosi dalam t ha-1 tahun-1; R : Faktor curah hujan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yangmerupakan

perkalian

antara energi hujan total (E) dengan intensitashujan maksimum 30 menit (I30), K : Faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per unit indeks e rosi untuksuatu tanah yang diperol eh dari petak homogen percobaan standar, dengan  panjang 72,6 kaki (22 m) terletak pada lereng 9 % tanpatanaman; L : Faktor panjang lereng 9 %, yaitu nisbah erosi dari tanah denganpanjang lereng tertentu dan er  osi dari tanah dengan panjang lereng 72,6kaki (22 m) di bawah keadaan yang identik; S : Faktor kecuraman lereng, yaitu nisbah antara besarnya erosi darisuatutanah dengan kecuraman ler  eng tertentu, terhadap besarnya erosidari tanah dengan lereng 9 % di bawah keadaan yang identi k; C : Faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman, yaitu nisbahantara

besarnya

erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup danpengelolaan tanaman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanahyang identik tanpa tanaman; P : Faktor tindakan konservasi

tanah, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari

tanah yang diberi perlakuan tindakan konservasi tanah sepertipengelolaan menurut kontur, penanaman dalam strip atau teras terhadapbesarnya erosi dari tanah yang diolah searah lereng dalam kedaan yangidentik. Dengan menggunakan kriteria erosi dapat diketahui tingkat bahaya erosi yang terjadi di suatu daerah, dengan kriteria erosi. Data-data yang perlu dalam pendugaan besarnya erosi menggunakan metode USLE ini adalah : 1. Data curah hujan

Data curah hujan dari stasiun pengamatan hujan terdekat dengan lokasi penelitian, sekurang-kurangnya 10 tahun terakhir. Data curah hujan ini digunakan untuk mengetahui faktor erosivitas hujan ( R) melalui persamaan Bols (1978) : Dimana : Rain = rerata curah hujan bulanan (cm) Days = jumlah hari hujan per bulan Max =curah hujan maksimum selama 24 jam pada bulan yang bersangkutan. Perhitungan faktor erosivitas hujan (R) yang lain dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini. R = (0.41 x H)1.09

dimana H = curah hujan (mm/th). 2. Erosivitas Hujan (R) Erosivitas merupakan kemampuan hujan untuk menimbulkan atau menyebabkan erosi. Indeks erosivitas hujan yang digunakan adalah EI30. Erosivitas hujan sebagian terjadi karena  pengaruh jatuhan butir-butir hujan langsung di atas permukaan tanah. Kemampuan air hujan sebagai penyebab terjadinya erosi adalah bersumber dari laju dan distribusi tetesan air hujan, dimana keduanya mempengaruhi besar energi kinetik air hujan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa erosivitas hujan sangat berkaitan dengan energi kinetis atau momentum, yaitu  parameter

yang

berasosiasi

dengan

laju

curah

hujan

atau

volume

hujan

(Asdak,

1995). Persamaan yang umum digunakan untuk menghitung erosivitas adalah persamaan yang dikemukakan oleh Bols (1978) dalam Hardjowigeno (1995). Persamaan tersebut adalah :

El30 = 6,119 R 1,21 x D -0,47 x M 0,53

keterangan : EI30 : Erosivitas curah hujan bulanan rata-rata R 12 : Jumlah E130 selama 12 bulan R : Curah hujan bulanan (cm) D : Jumlah hari hujan M : Hujan maksimum pada bulan tersebut (cm) Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang lain dapat menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Lenvain (DHV, 1989) sebagai berikut : R = 2,221 P 1,36

keterangan :

R : Indeks erosivitas P : Curah Hujan Bulanan (cm) Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang terakhir ini lebih sederhana karena hanya memanfaatkan data curah hujan bulanan. 3. Erodibilitas Tanah (K) Erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang tanah tanpa tanaman (gundul), tanpa usaha  pencegahan erosi, lereng 9% (5°), dan panjang lereng 22 meter (Hardjowigeno, 1995). Faktor erodibilitas tanah menunjukan kekuatan partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi  partikel-partikel tanah oleh adanya energi kinetik air hujan. Besarnya erodibilitas tanah ditentukan oleh karakteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah, kapasitas infiltrasi, dan kandungan bahan organik serta bahan kimia tanah. Metode penetapan nilai faktor K secara cepat dapat dilihat pada Tabel 2 dengan terlebih dahulu mengetahui informasi jenis tanah. Nilai faktor K juga dapat diperoleh dengan menggunakan nomograf erodibilitas tanah seperti yang ditunjukan pada Gambar 1. Nomograf ini disusun oleh lima parameter yaitu % fraksi debu dan pasir sangat halus, % fraksi pasir, % bahan organik, struktur tanah, dan  permeabilitas tanah (Purwowidodo,1999). Gambar 1. Nomograf Erodibilitas Tanah (United States Env ironmental Protection Agency, 1980 di dalam Asdak, 1995) Besarnya nilai K ditentukan oleh tekstur, struktur, permeabilitas, danbahan organik tanah (Wischmeier et al ., 1971). Penentuan besarnya nilai Kdapat dilakukan dengan menggunakan no mograph atau rumus Wischmeier etal. (1971) sebagai berikut: 100 K = 1,292[2,1M1,14(10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)]

Keterangan : M : parameter ukuran butir diperoleh dari (% debu + % pasir sangat halus)(100 - % liat) a : % bahan organik (% C x 1,724)  b : kode struktur tanah c : kode kelas permeabilitas penampang tanah Untuk kadar bahan organik > 6% (agak tinggi  sangat tinggi),angka 6% tersebut digunakan sebagai angka maksimum. Penilaian strukturdan pe rmeabilitas tanah masing-masing menggunakan Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Penilaian struktur tanah  No

Tipe struktur tanah

Kode penilaian

1

Granular sangat halus (very fine granular )

1

2

Granular halus ( fine granular )

2

3

Granular sedang dan besar (medium, coarse granular )

3

4

Gumpal, lempeng, pejal (blocky, platty, massif )

4

Sumber: Wischmeier et al., 1971

Tabel 2. Penilaian kelas permeabilitas tanah  No.

Kelas permeabilitas tanah

Kode penilaian

1

Cepat (rapid )

1

2

Sedang sampai cepat (moderate to rapid )

2

3

Sedang (moderate)

3

4

Sedang sampai lambat (moderate to slow)

4

5

Lambat ( slow)

5

6 Sangat lambat (very slow) Sumber: Wichmeser et al . (1971)

6

4. Faktor Panjang Lereng (L) dan Kemiringan Lereng (S) Faktor lereng (LS) merupakan rasio antara tanah yang hilang dari suatu petak dengan  panjang dan curam lereng tertentu dengan petak baku (tanah gundul,curamlereng 9%, panjang 22 meter, dan tanpa usaha pencegahan erosi) yang mempunyai nilai LS = 1. Menurut Weismeier dan Smith (1978) dalam Hardjoamijojo dan Sukartaatmadja (1992), faktor lereng dapat ditentukan dengan persamaan :

LS = │ │m (0,065 + 0,045 S + 0,0065 S2) keterangan : LS = Faktor panjang dan kemiringan lereng L = Panjang lereng (meter) S = Kemiringan lahan (%) m = Nilai eksponensial yang tergantung dari kemiringan S < 1% maka nilai m = 0.2 S = 1 –  3 % maka nilai m = 0.3 S = 3 –  5 % maka nilai m = 0.4 S > 5% maka nilai m = 0.5

Menurut Morgan (1979) faktor panjang dan kemiringan lereng dapat dihitung menggunakan rumus berikut: Keterangan :

dengan LS adalah faktor panjang dan kemiringan lahan; S adalah kemiringan lahan (%) L adalah panjang lereng (m) Rumus tersebut berlaku untuk lahan dengan kemiringan 50

12.00

Sumber : Petuntuk Pelaksanaan Penyusunan RTL-RLKT Jakarta (1986) 5. Faktor Tanaman (C) Faktor pengelolaan tanaman merupakan rasio tanah yang tererosi pada suatu jenis  pengelolaan tanaman terhadap tanah yang tererosi dengan pada kondisi permukaan lahan yang sama tetapi tanpa pengelolaan tanaman atau diberakan tanpa tanaman. Pada tanah yang gundul (diberakan tanpa tanaman/petak baku) nilai C = 1.0. Untuk mendapatkan nilai C tahunan perlu diperhatikan perubahan-perubahan penggunaan tanah dalam setiap tahun. Terdapat sembilan  parameter sebagai faktor penentu besarnya nilai C, yaitu konsolidasi tanah, sisa-sisa tanaman, tajuk vegetasi, sistem perakaran, efek sisa perakaran dari kegiatan pengelolaan lahan, faktor kontur, kekasaran permukaan tanah, gulma, dan rumputrumputan (Asdak, 1985). Tabel 4. Perkiraan Nilai Faktor C Berbagai Jenis Penggugaan Lahan  NO Pengelolaan tanaman

Nilai C

1

Ubi kayu + kedelai

0,181

2

Ubi kayu + kacang tanah

0.195

3

Padi + sorgum

0,345

4

Padi + kedelai

0,417

5

Kacang tanah+ gude

0,495

6

Kacang tanah + mulsa jerami 4 ton/ ha

0,049

7

Kacang tanah +kacang tunggak

0,571

8

Padi + mulsa jerami 4 ton/ha

0,096

9

Kacang tanah + mulsa jagung 3 ton/ha

0,120

10

Kacang tanah+mulsa crotalaria 3 ton/ha

0.136

11

Kacang tanah+mulsa kacang tanah

0,259

12

Kacang tanah + mulsa jerami

0,377

13

Padi + mulsa crotalaria 3 ton / ha

0.387

14

Pola tanam numpang gilir 1 ] + mulsa jerami 6

0,079

ton /ha 15

Pola tanam berurutan 2 ]+ mulsa sisa tanam

0,347

16

Pola berurutan

0,498

17

Pola tanaman tumpang gilir + mulsa sisa

0.357

tanaman 18

Pola tanam tumpang gilir

0,588

Sumber : Abdukrahman, dkk. (1981) di dalam Hardjoamidjojo, S. dan Sukartaatmadja S. (1992) 6. Faktor Usaha-usaha Pencegahan Erosi atau Konservasi (P) Faktor praktik konservasi tanah adalah rasio tanah yang hilang bila usaha konservasi tanah dilakukan (teras, tanaman, dan sebagainya) dengan tanpa adanya usaha konservasi tanah. Tanpa konservasi tanah nilai P = 1 (petak baku). Bila diteraskan, nilai P dianggap sama dengan nilai P untuk strip cropping, sedangkan nilai LS didapat dengan menganggap panjang lereng sebagai jarak horizontal dari masingmasing teras. Konservasi tanah tidak hanya tindakan konservasi secara mekanis dan fisik, tetapi termasuk juga usaha-usaha yang bertujuan untuk mengurangi erosi tanah. Penilaian faktor P di lapangan lebih mudah apabila digabungkan dengan faktor C, karena dalam kenyataannya kedua faktor tersebut berkaitan erat.. Pemilihan atau penentuan nilai faktor CP perlu dilakukan dengan hati-hati karena adanya variasi keadaan lahan dan variasi teknik konservasi yang dijumpai di lapangan. Tabel 5. Perkiraan Nilai Faktor Berbagai Jenis Penggunaan Lahan  No. 1

2

Teknik Konserfasi Tanah Teras bangku Sempurna Sedang Jeleh Teras tradisional

 Nilai  p 0.04 0.15 0.35 0.40

3

4 5

6

7

8 9 10 11 12 13

Padang rumput ( permant grass field ) a. bagus 0,04  b. jelek 0,40  Hill side ditch atau field pits  0,3 Countur croping  kemiringan 0-8% 0,5 kemiringan 9-20% 0,75 kemiringan 20% 0,9 Limbah jerami yang digunakan 6 ton/ha/tahun 0,3 3 ton/ha/tahun 0,5 1 ton/ha/tahun 0,8 Tanaman perkebunan Penutupan tanah rapat 0,1 Penutupan tanah sedang 0,5 Reboisasi dengan penutupan pada tahun awal 0,3 Strip cropping jagung- kacang tanah,sisa tanaman dijadikan 0.5 mulsa Jagung-kedelai, sisa tanaman dijadikan mulsa 0,087 Jagung- mulsa jerami padi 0,008 Padi gogo-kedelai. Mulsa jerami padi 0,193 Kacang tanah-kacang hijau 0,730

Sumber : Abdukrahman, dkk. (1981) di dalam Hardjoamidjojo, S. dan Sukartaatmadja S. (1992) 2.2.2

Metode GUEST Model erosi Rose (GUEST) merupakan model berdasarkan  proses erosi yang mempengaruhinya,

pendekatan

yaitu daya pelepasanpartikel tanah oleh

butir-

 butir hujan dan aliran permukaan sebagai agenutama penyebab erosi tanah. Dalam model ini, erosi terjadi karena adanyatiga proses yang berperan,

yaitu

 pelepasan (detachment ) oleh butir-butirhujan, pengangkutan (transportation) sedimen, dan pengendapan(deposition) sedimen (Rose et.al., 1983). Persamaan model tersebut setelah disederhanakan adalah sebagaiberikut: SL = 2700 λ S (Cr ) (Q)

Keterangan : SL: total tanah yang hilang (kg.m-3); λ   : efisiensi pengangkutan; S adalah kemiringan lahan (%); C :persentase penutupan lahan; Q : volume aliran permukaan (m3). mbar 2.

Hubungan antara fluks sedimen, pengikisan, pengangkutan, danpengendapan sedimen, dalam pro ses erosi tanah (Rose dan Freebairn, 1985)

Persamaan (1) diturunkan berdasarkan konsep konservasi masasedimen dalam beberapa bagian elemen dari aliran permukaan dengan teori konsentrasi

yangdikombinasikan

sedimen dan hidrologi. Secaramatematis persamaan

tersebut ditulis dalam bentuk, dimana qsi = q ci, yaitu fluk ( flux) sedimen pada arah aliran (x), qadalah fluk sedimen (debit spesifik), ci= konsentrasi sedimen, h = tebalaliran permukaan, ei = pelepasan (de tachment ) oleh butir butir hujan, ri =pengangkutan (entrainment ) sedimen, dan di = pengendapan (deposition)sedime n. Sejalan dengan perkembangan ilmu komputer, model GUESTdisempurnakan menjadi eventbased proses model untuk erosi lembar ( sheeterosion). Namun demikian model tersebut dapat  juga diaplikasikan untukerosi alur (rill erosion). Model ini dapat pula dianggap sebagai  semi-static model , karena erosi dapat diprediksi per kejadian hujan (event byevent ) (Schmitz dan Tameling, 2000). GUEST mulanya didokumentasikan oleh Misra dan Rose pada tahun1990 dan telah mengalami beberapa pengembangan selama Proyek ACIAR (Australian Centre for International Agricultural Research) (Rose et al .,1997a). Untuk daerah tropis (Philippina, Malaysia, Thailand dan Australia), skala plot (72-1.000m2) dan menunjukkan

GUEST telah divalidasi pada hasil yang baik (Rose et al ., 1997a;

Schmitz dan Tameling, 2000; ICRAF,2000). GUEST merupakan

model persamaan

fisik ( physical equation) yangperhitungannya didasarkan pada konsentrasi sedimen yang tersusp ensi didalam aliran permukaan, dikembangkan oleh Rose dan Hairsine (1988).Besar konsentrasi sedimen pada keadaan bera menggunakan persamaansebagai berikut: Keterangan: Ct adalah konsentrasi sedimen dalam aliran permukaan; F adalah fraksitenaga aliran yang digunakan untuk mengerosikan tanah; σ

adalahberat jenis sedimen; ρ adalah berat jenis air; φ adalah rata-

rata kecepatanpengendapan sedimen; S adalah kemiringan lahan; dan V adalah kecepatan aliran  permukaan. Kecepatan aliran permukaan pada persamaan 3 menggunakan rumus Manning’s yang disajikan dalam persamaan 4, yaitu: Keterangan: n adalah koefisien kekasaran Manning’s;  jari hidraulik; danS

adalah kemiringan lahan.

R  adalah jari-

Jika debit aliran permukaan

mengikuti persamaan 5, kemudian

disubsitusikan

kedalam persamaan 3, maka persamaan kecepatan aliran  permukaan dapat dijabarkan menjadi persamaan 6. Q = VA

Keterangan : Q adalah debit aliran permukaan per unit dan A adalah luas penampang permukaan. Bila persamaan 6 disubsitusikan dalam persamaan 3, makapersamaan konsentrasi sedimen dapat dijabarkan mengikuti persamaan 7,yaitu: Selanjutnya persamaan 7 disederhanakan menjadi persamaan 8, yaitu Rose et al . (1997a) dan Yu et al . (1997) mengungkapkan perludilakukan upaya untuk memperoleh aliran permukaan yang stabil denganmencari debit aliran permukaa n effektif (Q eff ) dengan perubahan persamaan menjadi persamaan 9. Dengan nilai Qeff seperti persamaan 10 di bawah ini. Untuk mendapatkan kondisi aktual di lapangan, maka faktorerodibilitas tanah dan faktor penutupan lahan atau vegetasi harusditambahkan. tanah didefinisikan

Erodibilitas

sebagai ketahanan tanahterhadap gerakan aliran air

 permukaan. Istilah ini disebut juga sebagaikohesi tanah atau ketahanan agregat tanah. Kohesi ta nah mempunyaihubungan yang negatif dengan jarak antar  partikel, tetapi mempunyaihubungan yang positif dengan luas permukaan spesifik partikel tanah. Hubungan erodibilitas tanah dengan konsentrasi sedimen pada aliran permukaan disaji kan dalam persamaan 11. Keterangan: β adalah parameter erodibilitas; C adalah konsentrasi sedimen dalam aliran permukaan. Faktor penutupan

lahan sangat signifikan mengurangi

kerusakan

tanah

yang diakibatkan pukulan butiran air hujan, dan dapat menurunkan lajualiran permukaan. Penut upan lahan mempunyai hubungan eksponensialdengan permukaan kontak dan erosi yang dihasil kan serta mempunyai nilaiyang  bervariasi tergantung pada tipe penggunaan lahannya (Rose et al .1997b). Selain itu permukaan kontak mempunyai hubungan eksponensialdengan konstanta permuk  aan kontak yaitu k s . Nilai ini diperoleh darihubungan tanah yang tererosi dengan tanaman penutup (bera) dengan permukaan kontak seperti tersaji dalam persamaan 12. Keterangan: c

=

erosi tanah pada tanaman tertentu;

cb

=

erosi tanah pada kondisi bera;

Cs

=

fraksi dari permukaan kontak penutupan; dan

ks

=

konstanta permukaan kontak.

dan tanpa tanaman

Akhirnya, dengan menambahkan persamaan 11, 12, dan total aliran  permukaan (∑Q) pada persamaan 9, maka jumlah keseluruhan masatanah yang hilang pada setiap kejadian erosi (M) disajikan pada persamaan 13. Prosedur perhitungan erosi dengan metode Rose pada prinsipnyaadalah mengakomodasik  an besaran aliran permukaan dan konsentrasisedimen dalam aliran permukaan  pada setiap kejadian hujan. Tabel 6. Perbedaan Metode USLE dan Metode GUEST Karakteristik Temporality Persamaan

USLE Statis (simulasi erosi pada ratarata tahunan) Empiris, berdasarkan data statistik dari  penelitian pengukuran erosi

GUEST Semi-statis (simulasierosi dapat dilakukan perkejadian) Physically based (meskipun  beberapa hubungan empirik digunakan) Explicit (memungkinkan untuk mengisolasi atau memisahkan pengaruh dari suatu given viable) Lebih komplesk Parameter tidak terlalu  banyak Plot dan small catchments  bila di opresikan dengan  program geostatistik yang dinamik Croplamd (lahan  pertanaman), range land (lahan penggembalaan),dan hutan Hubungan empiris dimasukkan untuk menyederhanakan  persamaan

Proses

Implisit (tidak dapat mengisolasi atau memisahkan pengaruh dari given viable)

Kompleksitas Kebutuhan

Simple (sederhana) Input perameter sedikit

Skala

Plot size (ukuran plot)

Aplikasi

Croplamd (lahan pertanaman), range land (lahan penggembalaan),dan hutan

Keterbatasan

Ketidakakuratan untuk area-area tanpa kalibrasi lapangan tidak digunakan pada keadaan gully (ephemeral gully), masalah untuk multiple land uses pada suatu kemiringan lahan, kadang-kadang overestimasi, tidak bias digunakan untuk  prediksi sedimentasi deposition, tidak untuk menghitung distribudi spasial sedimen pada lerenng bukit (hill slope) Sederhana, diterima dan digunakan secara Divalidasi untuk Negaraluas negara di daerah tropis, menggunakan run off untuk menghitung erosi Ya atau tidak Ya

Keuntungan

Fasilitas

computer Out put

Rata-rata erosi jangka panjang per unit Konsentrasi sedimen per area kejadian hujan Sumber: disarikan dari ICRAF, 2001

2.3 Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Perkiraan erosi dan kedalaman tanah dipertimbangkan untuk memprediksi Tingkat Bahaya Erosi (TBE) untuk setiap satuan lahan. Kelas Tingkat Bahaya Erosi diberikan pada tiap satuan lahan dengan matriks yang mengguanakan informasi solum tanah dan perkiraan erosi menurut Rumus USLE. Tabel 7. Kelas tingkat bahaya erosi Kelas erosi Solum tanah (cm)

I

II

III

IV

V

Erosi (ton/ha/thn) 480

Dalam

SR

R

S

B

SB

>90

0

I

II

III

IV

Sedang

R

S

B

SB

SB

60-90

I

II

III

IV

IV

Dangkal

S

B

SB

SB

SB

30-60

II

III

IV

IV

IV

Sangat dangkal

B

SB

SB

SB

SB

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF