Pre-Test L-1-Version B3 [Compatibility Mode]

March 30, 2018 | Author: Soal_BSMR | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Latihan Soal Ujian BSMR Level 1 untuk permintaan softcopy, silahkan kirim email ke : [email protected]...

Description

Test dan Pembahasan Part A 45 menit untuk mengerjakan soal dan 45 menit untuk pembahasan 1-1

1. Berikut ini termasuk dalam Pengawasan Pilar II kecuali a. konsentrasi kredit b. market risk in banking book c. Residual risk d. Market risk in trading book

1-2

3.1 Tiga Pilar Regulasi

3.1

Tiga Pilar Regulasi

Kerangka Basel II dirancang dengan menggunakan tiga konsep peraturan, yang dikenal dengan tiga pilar, yaitu: • Pilar 1 – Minimum capital requirements (Persyaratan modal minimum), merupakan pengembangan dari ketentuan standar yang ditetapkan dalam 1998 Accord. • Pilar 2 – Supervisory review (oleh BI) terkait dengan kecukupan modal bank dan proses penilaian internal. • Pilar 3 – Penggunaan market discipline secara efekif untuk meningkatkan keterbukaan (disclosure) dan mendorong praktek perbankan yang sehat dan aman.

1-3

2.

Jumlah modal untuk mengcover risiko kredit yang diberikan kepada debitur dengan rating AAA akan lebih kecil dibandingkan kredit ke perusahaan dengan rating CCC. Prinsip ini tercantum pada:

a) b) c) d)

1-4

Basel I Basel II Amendment to Basel I tahun 1996 Ketentuan internasional

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.1 Tiga Pilar Regulasi

3.1

Tiga Pilar Peraturan

Basel II Capital Accord jauh lebih kompleks dibanding Basel I. Basel II memasukkan bidang risiko lain, juga menggunakan tiga tingkat pendekatan dan menggunakan metodologi estimasi risiko yang lebih kompleks. Basel I Accord

Basel II Accord

Fokus pada satu ukuran

Fokus pada metodologi internal

Tidak terlalu sensitif terhadap risiko

Memiliki sensitivitas risiko lebih tinggi

Menggunakan ‘satu pendekatan Fleksibel sesuai kebutuhan untuk semua’ masing-masing bank

1-5

3. Ketentuan penyedian modal minimum atau capital adequacy merupakan cara untuk a) b) c) d)

1-6

menyiapkan bank menghadapi penarikan memastikan insolvency memastikan solvency memastikan bank memiliki likuiditas

2.1 Why banks are ‘special’ and need to be regulated

2.1.1 Modal

Sumber daya utama untuk memastikan solvency bank adalah kecukupan modal (capital). Modal adalah jumlah investasi pemegang saham dalam bank yang tercatat pada neraca.

1-7

4. Bank melakukan perlindungan/hedging transaksi melalui transaksi derivatif karena : a)biaya transaksi lebih murah b)hasil hedge lebih sempurna c)likuiditas lebih rendah d)teknik hedging dengan derivatif lebih mudah

1-8

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.2 Aktivitas perdagangan

4.2.2 Manajemen dan hedging posisi

Hedging biasanya dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif, karena instrumen memiliki beberapa keuntungan dibanding instrumen kas: • risiko kredit lebih rendah • dana yang diperlukan lebih sedikit • capital charge lebih rendah • likuiditas lebih tinggi • biaya transaksi lebih rendah 1-9

5. Peraturan yang menentukan tentang pengelolaan Manajemen Risiko adalah a) b) c) d)

1-10

BMPK 2004 PBI 5/12/PBI/2003 D I S 2005 PBI 5/8/PBI/2003

6. Bank perlu diatur dan diawasi ketat oleh otoritas

karena a) Bisnis Bank merupakan bisnis penuh risiko b) Modal Bank sangat kecil dibandingkan hutangya c) Bank merupakan lembaga kepercayaan. d) Bank bermasalah dapat menimbulkan dampak luar biasa buruknya terhadap perekonomian

1-11

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1.2 Mengapa Bank perlu diatur Kebutuhan terhadap pengaturan perbankan terkait dengan sifat bank yang berisiko Kebangkrutan bank mempengaruhi seluruh perekonomian yang dikenal sebagai ‘systemic risk’. Systemic risk adalah risiko bahwa kebangkrutan sebuah bank dapat merusak perekonomian secara umum dan juga berdampak buruk bagi pegawai, nasabah dan pemegang saham bank.

1-12

7. Total modal maksimum yang dapat diakui untuk mendukung resiko kredit, jika bank memiliki jumlah modal Tier 1 sebesar Rp. 1.000 adalah:

a) b) c) d)

1-13

Rp. 500 Rp. 1.500 Rp. 2.000 Rp. 1.000

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.4 The bank capital requirements in Basel I

2.4.1 Capital structure

Dalam hal ini untuk keperluan ketentuan permodalan beberapa bank menyediakan modal dalam dua cara : •Tier 1- Menyetor modal/menerbitkan saham dan saham preferen yang non cumulative perpetual dan cadangan yang disclosed •Tier 2- cadangan yang undisclosed, cadangan revaluasi aset, provisi dan cadangan penghapusan piutang, hybrid dari instrumen permodalan dan pinjaman subordinasi

Tidak lebih 50% dari total capital yang dimiliki terdiri dari tier 2

1-14

8. Bagi perbankan, adanya bencana tsunami, tanah longsor dan lumpur Lapindo, bukan sebagai penyebab terjadinya risiko :

a) b) c) d)

1-15

bisnis eksternal operasional market

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

9. Liberalisasi pasar keuangan tidak menyebabkan a) meningkatnya tingkat persaingan b) mengurangi kemampuan memperoleh margin besar c) Inovasi produk baru d) Bank mampu meraih laba tinggi dan menang persaingan

1-16

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.1 Why banks are ‘special’ and need to be regulated

2.1.1 Competition and banking

Liberalisasi pasar finansial meningkatkan persaingan dilembaga perbankan karena:

tekanan

• Mengurangi marjin keuntungan dari bisnis sehingga harga harus kompetitif • Masuknya perusahaan baru • Karena laba turun maka bank terpaksa mengambil resiko lebih tinggi untuk memperoleh laba yang sama.

1-17

10. ANDA dianggap berinvestasi dalam membeli surat berharga Obligasi jika obligasi tersebut mempunyai grade: a) D b) AA c) C d) CCC

1-18

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.4 Basel II dan Sensitivitas Risiko

3.4.2

Peringkat Obligasi - lanjutan

Moody’ s Ba B Caa Ca

S&P

Deskripsi

BB BB CCC CC

Dalam kemampuannya untuk membayar bunga dan pokok pinjaman, peringkat obligasi dalam ketegori ini dianggap spekulatif. Ba / BB menunjukkan tingkat spekulasi paling rendah. Ca / CC merupakan tingkat spekulasi paling tinggi.

C

C

Obligasi dalam peringkat ini tidak mampu membayar bunga dan bisa dikategorkan dalam ‘income bonds’

D

D

Obligasi masuk dalam ‘default’, karena sudah tidak mampu membayar bunga dan pokok pinjaman.

1-19

11. Model kuantitatif yang diterima oleh Committee

Basel untuk memperkirakan jumlah maksimum kerugian akibat risiko pasar adalah: a) IRBA (Internal Ratings-Based Approach b) VaR (value at risk) c) Standardize Approach d) Basic Indicator

1-20

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.5 Basel I and the 1996 Market Risk Amendment

2.5.2 Value at Risk (VaR) Model kuantitatif yang dipergunakan oleh perbankanyang juga diterima oleh Committee- adalah model Value at Risk (VaR). Model ini menunjukkan perkiraan dari jumlah maksimum kerugian yang dapat terjadi dan diperkirakan sebelumnya dari portofolio risiko pasar perbankan • Dalam periode waktu tertentu • Dalam tingkat keyakinan statistik tertentu

1-21

Tujuannya adalah untuk menunjukkan nilai suatu transaksi (atau lebih akurat untuk menilai portofolio transaksi perbankan, dimana beberapa diantaranya saling offset diatara transaksi tersebut) selama jangka waktu yang sesuai saat bank menahan transaksi tsb,

12. Berikut merupakan risiko yang masuk

dalam “other risk” dalam Basel II kecuali a) Risiko Bisnis b) Risiko Nama baik c) Risiko sistemik d) Risiko strategis

1-22

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.5 Other risks

1.5

Other risks Walaupun Basel II mendefinisikan risiko operasional tanpa memasukkan risiko bisnis, strategis dan reputasi namun bank perlu memperhitungkan risiko lain saat menghitung kebutuhan modal bank.

Tiga risiko dalam “ risiko lain lain” adalah : • • • 1-23

risiko bisnis / business risk risiko strategis / strategic risk risiko reputasi / reputational risk.

13. Jika suatu bank umum memutuskan untuk membuka divisi credit card, maka bank dihadapkan pada risiko a) strategis b) pasar c) legal d) operasional

1-24

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.5 Other risks

1.5.2

Strategic risk Strategic risk risiko terkait dengan keputusan jangka panjang yang dibuat oleh menejemen senior. Juga termasuk bagaimana implementasi dari rencana strategis..

Mirip dengan risiko bisnis namun perbedaanya adalah jangka waktu implemetasi. risiko staregis diantaranya terkait dengan: • Kemana menginvestasikan dana • Perusahaan mana yang diambil alih • Kemana dan kapan perusahaan akan dijalankan atau dijual

1-25

14. Bank A melakukan transaksi jual beli SUN yang

memberi bunga tetap. Jika tingkat suku bunga umum cenderung naik, maka harga pasar (value) SUN tersebut akan

a) b) c) d) 1-26

Turun meningkat Sama seperti nilai nominalnya Sama seperti harga belinya

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.2 Market risk

1.2.3 Traded market risk – Contoh 1 Bank A adalah bank yang aktif dalam perdagangan obligasi pemerintah dengan bunga tetap. Jika obligasi yang diperdagangkan adalah obligasi dengan bunga tetap 5% dengan jangka waktu (maturity) lima tahun, maka nilai obligasi ini akan tergantung pada perubahan suku bunga dipasar.

1-27

105

6%

100

5%

95

4%

15. Yang menentukan arah, ringkasan dan struktur kerja untuk industri perbankan dalam 5 - 10 tahun ke depan adalah a) b) c) d)

1-28

Tiga Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia Tiga Pilar Basel II Enam Pilar Arsitektur Perbankan Indonesia Enam Pilar Basel II

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.7 The Indonesian banking system and regulation

1.7.2 Banking regulation

Bank Indonesia telah menerbitkan Arsitektur Perbankan Indoensia sebagai arahan dan rencana strategis industri perbankan sampai sepuluh tahun kedepan. Implementasi API secara bertahap meliputi: • Mengimplementasi perbaikan struktur perbankan • Perbaikan pengaturan perbankan • Perbaikan fungsi system pengawasan • Perbaikan kualitas manajemen dan operasi bank • Mengembangkan infrastruktur perbankan • Perllindungan terhadap konsumen 1-29

16. Gearing (leverage) dari sebuah bank adalah

rasio perbandingan a) antara hutang dengan aset bank b) antara hutang dengan modal bank. c) dana pihak ketiga dengan modal bank d) dana pihak ketiga dengan aset bank

1-30

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.1 Why banks are ‘special’ and need to be regulated

2.1.1 Gearing

Gearing adalah ratio hutang dengan jumlah modal. Jadi bank memiliki jumlah hutang jauh lebih besar dibandingkan dengan modal yang dimiliki. Di Amerika bank dianggap sebagai ‘highly leveraged’.

1-31

17. Fenomena bahwa suatu bank memberikan kredit secara berlebihan (over lending) pada saat “boom” atau bank mengurangi penyaluran kredit pada saat resesi disebut sebagai : a) b) c) d)

1-32

Credit securitization Procyclicality Unsecured credit Jawaban a,b,c salah

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.6 The potential consequences of failing to manage risks in banking

1.6.6 Dampak ekonomi atas terjadinya resiko Over lending – a cyclical phenomenon

Bank memberi kredit berlebihan saat boom dan kurang memberikan kredit saat resesi. Ini terjadi karena saat resesi bank terpaksa melakukan penghapusan sehingga modal bank menurun. Sementara modal merupakan syarat untuk ekspansi

Dikenal dengan ‘procyclicality’ terjadi pada kredit yang nilai jaminannya naik terus. Bank memberikan kredit sangat besar saat “boom” terutama kredit property dan pembiayaan saham. 1-33

18. Basel mendefinsikan disclosure sebagai penyampaian informasi yang material untuk menilai usaha suatu perusahaan kepada : a) b) c) d)

1-34

Pemerintah Pelanggan publik pegawai

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

19. Berikut ini adalah tiga pilar dalam Basel II kecuali a) b) c) d)

1-35

Pengawasan terhadap GCG Persyaratan modal minimum Disiplin Pasar untuk menciptakan keterbukaan Pengawasan peryaratan modal minimum dan proses penilaian internal

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.1 Tiga Pilar Regulasi

3.1

Tiga Pilar Regulasi

Kerangka Basel II dirancang dengan menggunakan tiga konsep peraturan, yang dikenal dengan tiga pilar, yaitu: • Pilar 1 – Minimum capital requirements (Persyaratan modal minimum), merupakan pengembangan dari ketentuan standar yang ditetapkan dalam 1998 Accord. • Pilar 2 – Supervisory review (oleh BI) terkait dengan kecukupan modal bank dan proses penilaian internal. • Pilar 3 – Penggunaan market discipline secara efekif untuk meningkatkan keterbukaan (disclosure) dan mendorong praktek perbankan yang sehat dan aman.

1-36

20. Berikut ini termasuk dalam perhitungan modal bank

a. b. c. d.

1-37

goodwill cadangan minority investment investasi dalam bank lain

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.4 The bank capital requirements in Basel I

2.4.1 Capital structure Dasar perhitungan modal seharusnya tidak termasuk hal2 sbb: • Goodwill • Investments dalam unconsolidated banking dan finance companies, dan • Investments dalam modal bank-bank lain dan finance companies (subject to national supervisor discretion) • minority investments dalam unconsolidated entities, (e.g. associate banks). Untuk dicatat bahwa hal tersebut diatas adalah Tier 3 yang dapat digunakan untuk mensupport bank hanya dalam portfolio trading.

1-38

21. Risiko

kerugian nilai investasi yang berhubungan dengan jual beli instrumen finansial yang dilakukan secara terus menerus, dengan motif memperoleh profit disebut : a. risiko counter party b. market risk in banking book c. traded market risk d. risiko operasional

1-39

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.2 Market risk

1.2.3 Traded market risk

Risiko pasar karena perdagangan (Traded market risk) adalah risiko hilangnya nilai investasi yang terkait dengan aktifitas bank dalam jual dan beli instrumen untuk tujuan memperoleh keuntungn. Risiko pasar yang demikian terjadi karena kesengajaan bank agar memperoleh keuntungan dari posisi yang diambil.

1-40

22. “Portfolio perdagangan mempunyai VaR USD 5

juta pada level 99%. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa dalam satu hari kemungkinan: a) 99% mengalami keuntungan USD 5 juta b) 1 % mengalami kerugian lebih dari USD 5 juta c) 99% mengalami kerugian lebih dari USD 5 juta d) 1% mengalami keuntungan USD 5 juta

1-41

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.5 Basel I and the 1996 Market Risk Amendment

2.5.2

Value at Risk (VaR)

Laporan resiko bank berisi hal-hal sbb : “Portofolio yang perdagangan mempunyai DVaR USD 5m dengan tingkat keyakinan 95%” Dengan pernyataan tsb diatas tingkatan (tingkatan keyakinan) yang berhubungan dengan tingkat probabilitas akan terjadinya beberapa kejadian . Dalam kasus diatas resiko market akan terjadi kerugian nilai diatas tingkat keyakinan yang ada. Biasanya probabilitas yang sering dipergunakan diperhitungkan pada tingkat keyakinan 95% atau tingkatan 99% Secara sederhana DVaR diatas menyatakan : “Dalam periode satu hari perdagangan terdapat peluang 5% (100% - 95%) kerugian melebihi USD 5m “

1-42

23 . Berbeda dengan definisi risiko menurut BI, Basel II mendefinisikan risiko di bawah ini termasuk risiko operasional. Risiko tersebut adalah: a) Risiko bisnis b) Risiko strategik c) Risiko reputasi d) Risiko legal 1-43

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.4 Operational risk

1.4.1 What is operational risk? Resiko operasional (Operational risk) adalah resiko kerugian karena tidak cukupnya atau gagalnya proses internal, orang dan system atau karena kejadian eksternal. Dasar: Definisi dalam Basel II Framework. Operational risk dapat dibagi dalam kelompok kecil yaitu: • Proses internal / internal processes • SDM / people • Sistem / systems • Kejadian diluar bank / external events • Hukum dan peraturan / legal and regulatory requirements (legal risk). 1-44

24. Fokus dari supervisory review kecuali a) menjamin tersedianya modal diatas yang ditetapkan dalam Pilar I. b) melakukan intervensi jika diperlukan c) review atas interest rate risk in trading book d) review atas interest rate risk in banking book

1-45

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.1 Tiga Pilar Regulasi

3.1.1 Pilar 2 – Supervisory review Konsep supervisory review secara implisit sudah ada pada Basel I, dan dimaksudkan untuk menetapkan standar minimum, yang dapat disesuaikan sesuai dengan kondisi bank. Manajemen bank tetap bertanggung jawab dalam proses penilaian modal internal dan penetapan target modal Fokus dari supervisory review adalah: • menjamin tersedianya modal diatas yang ditetapkan dalam Pliar I. • melakukan intervensi jika diperlukan untuk antisipasi terhadap risiko yang akan muncul, sehingga modal tidak turun dibawah yang disyaratkan. Pilar 2 juga mencakup review atas interest rate risk in banking book.

1-46

25. Implementasi Basel II mulai diterapkan pada a) 2004 - 2005 b) 2005-2006 c) 2006-2007 d) Semua salah

1-47

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1.3 Pengaturan bank– Basel II Setelah terbitnya The Market Risk Amendment (amandemen risiko pasar), mulai dikembangkan Capital Accord baru yang dikenal dengan Basel II. Ketentuan baru ditetapkan pada 2004 dan akan diimplementasikan pada 2006/7.

Basel II mengkaitkan modal bank secara langsung dengan risiko yang diambil. Untuk melindungi dampak kejutan ekonomi, maka bank diminta meramal dampak kejadian tersebut terhadap portofolio dan meyakinkan bahwa modalnya cukup.

1-48

26. Yield Curve merupakan kurva yang

menunjukkan hubungan antara: a) Risiko dan pendapatan b) Tingkat bunga dan jangka waktu investasi c) Kejadian dan dampak d) Systematic and Specific risk

1-49

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.2 Market risk

1.2.2

The yield curve Kurva hasil (yield curve) menunjukkan hubungan antara tingkat bunga efektif dengan jangka waktu investasi.

Interest rate

Yield curve 8.0 7.5 7.0 6.5 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0 1m

2m

3m

6m

12m Maturity

1-50

2y

3y

5y

10y

27. Dalam Basel II, dua pendekatan untuk menghitung the risk weights of assets akibat adanya risiko kredit adalah : a) standardised dan basic indicator approach b) VaR dan DVaR c) Foundation dan Advanced Measurement Approach d) Standardised approach dan IRBA

1-51

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.4 Basel II dan Sensitivitas Risiko

3.4.2

Kedalaman cakupan

Selain meningkatkan luas cakupan, Basel II juga meningkatkan kedalaman cakupan. Yang paling mencolok adalah perlakuan terhadap risiko kredit. Basel II membuat lebih banyak pilihan untuk perlakuan terhadap risiko kedit yang terutama didasarkan pada kualitas peminjam, yang didukung oleh perjanjian pinjaman dan kualitas jaminan. Basel II memperbolehkan penggunaan dua pendekatan dalam menentukan bobot risiko aset, yaitu: Standardised Approach dan Internal Ratings-Based Approach (IRBA).

1-52

28. Untuk kepentingan sertifikasi, risiko didefinisikan sebagai kemungkinan a) mendapatkan kejadian buruk b) mendapat hasil negatif tanpa dapat diestimasikan c) mendapat hasil negatif yang dapat diestimasikan d) mendapatkan hasil negatif

1-53

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1

Bank, risiko dan perlunya pengaturan

Apa Bank Itu? Bank adalah institusi atau lembaga yang mendapatkan ijin beroperasi sebagai bank, menerima simpanan, memberi kredit serta menerima dan menerbitkan Cek. Apa Risiko itu ? Risiko diartikan sebagai kemungkinan terjadinya kecelakaan, bencana atau kerugian. Untuk tujuan Sertifikasi, risiko didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya suatu hasil buruk. Dengan demikian risiko hanya terkait dengan situasi dimana hasil negatif atau kerugian dapat terjadi dan kemungkinan kerugian tersebut dapat diperkirakan. 1-54

29. tersedianya tingkat likuiditas yang

memadai dimaksudkan untuk: a) menutup kerugian b) membiaya aktiva c) membayar kewajiban yang jatuh tempo d) jawaban b) dan c) benar 1-55

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1.1

Financial services industry, banks and regulation Bank tidak bebas dalam memilih struktur modalnya. Struktur modal (Capital structure) menunjukkan bagaimana bank membiayai dirinya yang umumnya dengan kombinasi antara penerbitan saham, obligasi dan hutang. Struktur modal bank ditetapkan oleh otoritas terkait dengan kewajiban modal minimum, likuditas minimum, jenis dan ragam pembiayaan.

Jika bank memiliki modal yang cukup berarti bank memiliki sumber daya yang cukup untuk menutupi potensi kerugiannya. Saat bank memiliki likuiditas yang cukup maka bank punya kemampuan untuk membiayai aset dan kewajiban saat jatuh tempo. 1-56

30. Jenis risiko yang dicakup dalam Basel Accord

1988 adalah: a) risiko kredit saja b) risiko kredit dan risiko pasar saja c) risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional saja d) risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional dan risiko likuiditas 1-57

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1.3

Pengaturan bank – Basel I

The Basel Committee on Banking Supervision mengeluarkan standar methodologi perhitungan modal sebagai wujud dari kebutuhan modal berdasar risiko pada publikasi pertama Basel Capital Accord tahun 1988.

Hanya menghitung risiko kredit Adanya klasifikasi aktiva tertimbang menurut risiko yang akhirnya menghasilkan total 8% dari target rasio modal.

1-58

31. Insolvency bagi suatu bank menunjukkan

ketidakmapuan suatu bank untuk a) melunasi setiap kewajiban yang jatuh tempo. b) membayar penarikan dana oleh deposan c) memberikan kredit d) menjual aset pada saat diperlukan

1-59

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.1 Why banks are ‘special’ and need to be regulated

2.1.1 Insolvency

Kebangkrutan / Insolvency adalah ketidakmampun bank memenuhi kewajibanya saat jatuh tempo. Keadaan ini membuat bank mengalami krisis

1-60

32.Perkiraan kerugian yang diderita bank jika default terjadi disebut dengan a. Exposure at default b. loss given default c. probability of default d. maturity of credit

1-61

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.3 Credit risk

1.3.8 Recovery management Efisien dalam pengelolan kredit bermasalah dapat mengurangi kerugian kredit. Makanya bank mengembangkan unit khusus kredit bermasalah sebagai bagian penting operasi perkreditanya Loss given default (LGD) adalah perkiraan kerugian yang harus ditanggung bank saat kredit macet. Nilai LGD tergantung pada berapa besar bank dapat menarik kembali dananya jika kredit menjadi macet.

1-62

33. Pernyataan yang benar tentang market risk amendment adalah a. Diterbitkan tahun 1988 mengenai aturan perhitungan risiko pasar b. Diterbitkan tahun 1996 mengenai aturan perhitungan risiko pasar c. Diterbitkan tahun 2004 mengenai aturan perhitungan risiko pasar d. Diterbitkan tahun 1988 mengenai aturan perhitungan risiko kredit 1-63

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.1 Tiga Pilar Regulasi

3.1.1

1-64

Pilar 1 – Minimum capital requirements



Dalam pilar I, bank diminta menghitung kebutuhan modal minimum untuk risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional.



Ketentuan mengenai ‘traded market risk’ tidak mengalami perubahan seperti yang tercantum pada Basel Committee’s 1996 Market Risk Amandment to the Basel I Capital Accord. Risiko bunga pada ‘banking book’ belum tercakup pada Pilar I.

34. Metode yang lebih diutamakan untuk menghitung credit equivalen bagi kontrak derivatif adalah : a. Current exposure b. Original exposure c. Contract exposure d. Option based model

1-65

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.2 The original Basel Accord and capital adequacy for credit risk

2.2.7

The Current Exposure Method

Metode ini lebih disenangi oleh Basel I. Metode perhitungan adalah dengan menggunakan harga penggantian saat ini (current replacement cost ) . Proses demikian tidak sulit karena derivatif diperdagangkan secara terus menerus sehingga harga sangat akurat dan sulit direkayasa. Penilaian berdasarkan harga pasar ( mark-to-market value) merupakan penilaian terbaik karena nilainya berdasar pasar. Namun perlu diketahui perubahan harga selalau terjadi karena nilai derivatif dipengaruhi banyak faktor.. Contoh nilai bunga kontrak swap dipengaruhi oleh nilai suku bunga di pasar karena memang mereka saling terkait 1-66

35. Ukuran kinerja yang menilai apakah suatu transaksi menghasilkan pendapatan agar modal bisa tumbuh disebut:

a. b. c. d.

1-67

Operating income Return on investment Return on regulatory capital Net interest margin

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.3 The ‘grid’ and ‘look up table’ approach to capital adequacy and credit risk in Basel I

2.3.1

Adequacy of the return on regulatory capital Hasil dari modal (Return on regulatory capital ) adalah ukuran kinerja yang dipergunakan untuk menilai apakah suatu transaksi menghasilkan nilai /pendapatan agar modal bisa tumbuh.

Perlu diingat resiko tidak pernah diperhitungkan biayanya tetapi diperhitungkan dalam marjin pendapatan atau pendapatan bersih

1-68

36. US Sarbanes Oxley Act 2002 mengatur tentang a) Perlindungan pemodal dan akuntabilitas korporat b) manajemen risiko untuk perusahaan terdaftar c) sertifikasi finansial untuk direktur perusahaan d) keharusan untuk menjalankan good governance 1-69

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.6 The potential consequences of failing to manage risks in banking

1.6.6 Dampak ekonomis dari suatu risk event Sarbanes-Oxley (SOX) Badan regulasi seringkali memperkenalkan aturan baru sebagai respon terhadap masalah tertentu untuk mengurangi peluang berulangnya kejadian tersebut. Regulasi baru dapat memberikan dampak tidak langsung bagi nasabah bank, baik melalui biaya implementasi atau melalui perubahan persepsi nilai. Contoh dari meningkatnya regulasi setelah risk event adalah diundangkannya Sarbanes-Oxley Act pada 2002 di AS yang mengatur mengenai tanggung jawab dan akuntabilitas korporat, setelah terjadinya skandal akuntansi yang menyebabkan kolapsnya Enron dan WorldCom.

1-70

37. Credit model yang diperbolehkan

dalam Basel II dikenal sebagai : a. economic capital model

b. Credit scoring model c. Credit grading model d. portfolio credit model

1-71

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.2 Alasan Pengembangan Basel II

3.2.1

Credit models – berbasis grading atau options

Grading models banyak digunakan lembaga pemeringkat kredit seperti Standard & Poor’s dan Moody’s. Meskipun istilah ‘credit grade’ dan ‘credit rating’ memiliki arti yang sama Basel II Accord menggunakan definisi ‘grades’. Pada akhir tahun 1990-an Komite memutuskan untuk membatasi hanya menggunakan ‘credit grading models’, bukan model berbasis options untuk model risiko kredit. Tetapi beberapa tahun setelah keputusan tersebut dibuat, terdapat kecenderungan untuk menggabungkan kedua teknik tersebut.

1-72

38. salah satu tujuan utama Pilar 3, Basel II adalah meningkatkan keterbukaan bank kepada a. nasabah dan regulator b. regulator dan analis pasar c. pemegang saham dan analis pasar d. pegawai dan regulator

1-73

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.1 Tiga Pilar Regulasi

3.1.3

Pilar 3 – Disclosure

Pilar 3 adalah pilar market discipline. Bank for International Settlements (BIS) mendefinisikan market discipline sebagai mekanisme pengelolaan internal dan eksternal dalam suatu perekonomian pasar bebas tanpa adanya campur tangan pemerintah secara langsung. Pilar 3 dirancang untuk membantu pemegang saham bank dan analis pasar dan selanjutnya akan meningkatkan transaparansi dalam hal-hal, seperti: • portofolio aset bank • profil risiko bank Perlu diingat bahwa Basel I hanya mencakup Pilar I. Dalam praktek Pilar II dan Pilar III ada pada semua negara, meskipun pendekatan yang digunakan untuk kedua Pilar tersebut dan aplikasinya mungkin sangat beragam. 1-74

39. risiko yang diakibatkan oleh kebangkrutan bank yang mempengaruhi perekonomian disebut: a. risiko pasar b. risiko ekonomi c. risiko sistemik d. Risiko umum (general)

1-75

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1.2

Mengapa bank perlu diatur

• Terkait dengan sifat bank yang berisiko • Produk bank terkait dengan hal yang sangat penting bagi perekonomian - “Uang”. • Kebangkrutan bank mempengaruhi seluruh perekonomian yang dikenal sebagai ‘systemic risk’. Systemic risk adalah risiko bahwa kebangkrutan sebuah bank dapat merusak perekonomian secara umum dan juga berdampak buruk bagi pegawai, nasabah dan pemegang saham, bank.

1-76

40. Jumlah modal yang harus disediakan oleh bank untuk menutup risiko yang diambil disebut : a. capital flow b. capital charge c. capital adequacy d. capital ratio

1-77

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1.2

Why regulate a bank – risk and capital

Contoh-contoh diatas menunjukan hubungan modal dan risiko. Makin berisiko bank makin perlu banyak modal Jumlah modal yang wajib disediakan oleh bank untuk menutup risiko yang diambil disebut Kecukupan Modal (capital capital adequacy). adequacy) Makin jelas bahwa jumlah modal dan kemampuan bank untuk menutup kerugian dari aktifitas bisnisnya perlu dikaitkan risiko bisnis yang diambil bank. 1-78

41. Perkembangan penerapan risiko

pasar didorong oleh : a. Tumbuhnya pasar derivative b. Tumbuhnya pasar modal c. Tumbuhnya pasar option d. Tumbuhnya pasar valas

1-79

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1.3

Pengaturan bank – Amandemen risiko pasar

Perkembangan penerapan risiko pasar oleh perbankan didorong oleh: • Perkembangan pasar derivative • option pricing models yang mengkaitkan volatilitas hasil dari suatu instrumen keuangan dengan harga sebagai dasar dari penetapan harga berdasar risiko (risk-based pricing). Setelah Basel Committee menerbitkan aturan perhitungan risiko pasar maka juga diharapkan otoritas perbankan memperhatikan model perhitungan yang digunakan oleh bank. 1-80

42. Kelompok risiko utama bagi bank menurut Basel II adalah a. Risiko pasar , kredit, dan operasional b. Risiko kredit, risiko operasional,dan risiko lain-lain c. Risiko pasar , risiko kredit, risiko operasional, dan risiko lain-lain d. Risiko kredit, risiko reputasi dan risiko operasional 1-81

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1.3

Pengaturan bank– Basel II

Kelompok risiko utama bank adalah : • risiko • risiko • risiko • risiko

1-82

pasar / market risk kredit / credit risk operasional / operational risk lain lain /‘other’ risks

43. Yang disebut long funding adalah a) Pendanaan jangka panjang untuk pembiayaan jangka lebih panjang b) Pendanaan jangka panjang untuk pembiayaan jangka lebih pendek c) Pendanaan jangka pendek untuk pembiayaan jangka panjang d) Pendanaan jangka pendek untuk pembiayaan jangka pendek 1-83

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.2 Market risk

1.2.3

Traded market risk – example 2

risiko pasar– sumber pembiayaan 2. Jika Bank A meyakini suku bunga akan naik terus maka bank bisa memutuskan sebaiknya untuk membiayai pembelian obligasi dapat menggunakan dana dengan jangka waktu lebih panjang. Contoh dengan jangka waktu 10 tahun. Saat obligasi jatuh tempo bank akan memperoleh suku bunga yang lebih tinggi. Bank A dapat memperoleh keuntungan lebih tinggi. Strategi ini dikenal sebagai ‘long funding’. Perlu diingat jika suku bunga turun bank A akan mengalami kerugian

Sumber dana 6% 10 years 1-84

bond

bank 5% 5 years

44. Jika bank melakukan swap untuk

melindungi portfolio kreditnya, maka risiko tersebut dianggap sebagai : a. Market risk in trading book b. General Market risk c. Market risk in banking book d. Specific market risk 1-85

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.2 Market risk

1.2.1

Apa risiko pasar?

Bank menghadapi risiko pasar seperti tingkat bunga karena: • traded market risk – bank aktif dalam jual beli instrumen pasar keuangan seperti saham, dimana harganya ditentukan di pasar • interest rate risk dalam banking book – bank dihadapkan pada exposure risiko perubahan tingkat suku bunga pasar karena dasar struktur bisnisnya seperti pemberian kredit dan menerima deposito.

1-86

45. Jika bank menggunakan pendanaan

overnight untuk pemberian kredit jangka 3 tahun maka bank tersebut dianggap melakukan : a. Hedging b. Matching c. Long funding d. Short funding 1-87

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.2 Market risk

1.2.3

Traded market risk – example 2

risiko pasar– sumber pembiayaan 3. Jika bank A yakin suku bunga di pasar akan cenderung turun maka bank dapat membiayai pembelian obligasi jangka lima tahun dengan dana jangka pendek (overnight). Strategi ini dikenal dengan ‘short funding’. Bank harus selalu mencari pinjaman setiap hari. Jika startegi ini tepat maka bank akan membiayai obligasi dengan bunga lebih rendah setiap hari.

Market raising

1-88

Bank 3% O/N

Bonds 5% 5 years

46. Bank adalah institusi yang memiliki fungsi sebagai berikut, kecuali: a) memiliki lisensi perbankan b) menerima deposit c) memberikan kredit d) melakukan jasa pelayanan underwriter

1-89

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1

Banks, Resiko dan Perlunya Pengaturan

Apa Bank Itu?

Bank adalah institusi atau lembaga yang mendapatkan ijin beroperasi sebagai bank, menerima simpanan, memberi kredit, menerima dan menerbitkan Cek.

1-90

47.

Bobot risiko kas adalah a) b) c) d)

1-91

100% 50% 20% 0%

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.2 The original Basel Accord and capital adequacy for credit risk

2.2.2

Risk-weighted assets and risk weights

Table 2.1: An abbreviated version of the full list in Basel I. Risk weight % Kelompok aset 0

Kas Domestic and OECD central government

0 to 50 20

Government lending OECD Domestic & OECD public sector & local govt. Interbank (OECD) & intl. development banks Non-OECD bank 1year Non-OECD government debt

1-92

48. Bank B meminjamkan Rp.100 juta ke perusahaan besar. ATMR untuk pinjaman ini adalah a)Rp. 20 juta b)Rp. 50 juta c)Rp. 100 juta d)Rp. 0

1-93

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.2 The original Basel Accord and capital adequacy for credit risk

2.2.2 Perhitungan ATMR- Contoh Calculating risk-weighted assets Bank A adalah bank yang diatur menurut ketentuan Basel I dan memberikan kredit USD 100 juta ke bank non-OECD untuk jangka waktu 6 bulan. ATMR untuk trasaksi ini adalah: Kredit USD 100m Bobot resiko 20% ATMR USD 20m (100m * 20%) Bank B memberi kredit USD 100 juta ke perusahaan besar. ATMR untuk kredit ini adalah: Kredit Bobot resiko ATMR 1-94

USD 100m 100% USD 100m (100m * 100%) finish!

49.

Terdapat tiga jenis risiko yang tidak ditentukan oleh Basel II sebagai risk based capital, namun penting bagi bank untuk mengelola, yaitu: I. Risiko Bisnis ; II. Risiko Reputasi; III. Risiko strategic; IV. Risiko kredit a) b) c) d)

1-95

I, II, dan IV I, III, dan IV I, II dan III II, III dan IV

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.1 Tiga Pilar Regulasi

3.1.4 Struktur Regulasi Basel II Pillar 1 Minimum Capital Credit Risk

IRB approaches

Foundation

Standardised Approach

Advanced

Collateral Securitization

1-96

Market Risk – Banking Book

1996 Capital Accord amendment

Operational Risk

Basic Indicator Approach

Standardised Approach Advanced Measurement Approach

50. Teknik dan kebijakan untuk mengelola risiko kredit dalam rangka meminimumkan dampak dari kerugian kredit disebut a) b) c) d)

1-97

credit risk mitigation Securitization Cashflow monitoring Portfolio management

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.3 Credit risk

1.3.2

Methods of managing credit risk Bank menerapkan berbagai metode dan teknik serta kebijakan untuk mengelola risiko kredit dalam rangka meminimumkan dampak dari kerugian kredit. Aktifitas demikian (kegiatan ini dikenal adalah credit risk mitigation).

Meliputi : • Credit scoring / grading models for individual loans • Manajemen portofolio kredit /loan portfolio management • Sekuritisasi securitization • Kewajiban adanya Jaminan / collateral • Monitoring arus kas debitur /cash flow monitoring • Manajemen kredit bermasalah / recovery management 1-98

[email protected]

1-99

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF