Pre-Test L-1-Version B2 [Compatibility Mode]
March 31, 2018 | Author: Soal_BSMR | Category: N/A
Short Description
Latihan Soal Ujian BSMR Level 1 email :
[email protected]...
Description
EXERCISES PART B
1-1
1.
Suatu metode yang cukup sederhana untuk menghitung unexpected loss adalah : a) b) c) d)
1-2
Distribusi probabilitas dari kerugian aktual selama periode tertentu Standar deviasi dari kerugian aktual selama periode tertentu Kerugian aktual tertinggi selama periode tertentu Rata-rata dari kerugian aktual selama periode tertentu
6.2.2 Expected loss verses unexpected loss Suatu metode sederhana menghitung unexpected loss adalah menggunakan standard deviation. Standard deviation adalah suatu ukuran jarak suatu nilai dari rata2nya (average/mean). Dalam keadaan ini, standard deviation mengukur jarak suatu kerugian dari risiko operasional tertentu, terhadap rata-2 kerugian semua kejadian risiko operasional. Unexpected losses umumnya diasumsikan sebagai kerugian dengan standard deviation yang memasukkan maksimal 0.1% dari semua kerugian terhadap rata2nya (average/ mean).
1-3
2.
Transaksi forward foreign exchange menimbulkan risiko a) b) c) d)
1-4
Valas saja Suku bunga saja Valas dan suku bunga Suku bunga dan spesifik
4.3 Instrumen perdagangan
4.3.2 Cash instruments – forward foreign exchange
Transaksi forward foreign exchange merupakan pertukaran mata uang pada tanggal yang disepakati dimasa datang (lebih lama dari tanggal spot) Pasar forward memperdagangkan untuk jatuh tempo sampai dengan satu tahun, meskipun beberapa bank memberikan quatasi harga untuk periode lebih lama. Transaksi forward menimbulkan baik risiko kurs valas maupun risiko bunga. Hal ini karena kurs valas dimasa datang (forward) ditentukan oleh tingkat bunga relatif antar dua mata uang, serta oleh kurs spot.
1-5
3.
Pada option contract, suatu posisi untuk membeli hak disebut : a) b) c) d)
1-6
Short position Long position Matched position Semua salah
OPTION Istilah-istilah Call
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument
Put
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument
Premium
Nilai (harga) yang dibayar oleh pembeli kepada penjual
Strike price (X)
Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) dari underlying instruments
Expiry date
Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo)
American
Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi
European
Opsi yang dapat dieksekusi hanya pada saat jatuh tempo
Long position
Posisi membeli hak
Short position
Posis menjual hak
Determinants of Price Current price of underlying
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call P = X – S, semakin tinngi harga pasar undelying semakin rendah harga put
Strike price
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin rendah harga call P = X – S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin tinggi harga put
Maturity
Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put
Volatility
Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put Keuntungan bagi holder/pemilik
Call
Jika harga spot underlying instrument mengalami peningkatan
Put
Jika harga spot underlying instrument mengalami penurunan
1-7
4.
Aktivitas perdagangan yang memiliki risiko terendah adalah : a) b) c) d)
1-8
Matched book Market maker Hedging Tidak tentu
-Bank
melalukan hedging dg bank lain atas posisi yg dibuat nasabah -Risiko: harga berubah antara saat eksekusi dg nasabah & eksekusi hedging. -Risikonya paling rendah -Profit: selisih harga nasabah & interbank Matched book
-Bank
menetapkan limit risiko -Eksekusi ada pada trader -Posisi tercipta bisa dari nasabah atau oleh trader sendiri
Hedging 4.2.1 Strategi Perdagangan
4.2 TRADING ACTIVITIES
1-9
-Trader
membuat (quote) harga -Mengambil posisi berlawanan dg yang diambil pasar -Profit: selisih spread harga jual & beli
Market maker
5.
Untuk analisis pemberian kredit retail, umumnya bank akan menggunakan : a) b) c) d)
1-10
Grading model Multivariate model Scoring model Option-Based model
5.1.3 Retail customer credit risk Beberapa bank komersial memandang kredit untuk nasabah retail adalah penting pada bisnisnya seperti halnya pada corporate credit risk. Teknik untuk penilaian kredit personal pada beberapa negara telah mengalami perubahan secara signifikan sejalan dengan perubahan dari branch-based lending menjadi centralized lending. Branch-based lending : pimpinan cabang adalah penanggungjawab utama dalam keputusan kredit yang didasarkan pada sejauhmana dia mengenal nasabahnya. Keputusan pada Centralized lending dibuat dengan melakukan input informasi nasabah yang telah distandarkan (oleh kantor pusat) kedalam credit ‘scoring’ models.
1-11
6.
Untuk pemegang option yang bertype European Option a) b) c) d)
1-12
Nilai option hanya dihitung pada saat jatuh tempo Nilai option dihitung secara harian sampai dengan saat jatuh tempo Semakin tinggi strike price maka harga option juga semakin tinggi Semua pernyataan diatas tidak benar
4.3 Trading instruments
4.3.3 Instrumen derivatif – option contracts Berbagai istilah yang digunakan: call Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument
1-13
put
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument
premium
Nilai yang dibayar oleh pembeli kepada penjual
strike price
Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) underlying instruments
expiry date
Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo)
American
Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi
European
Opsi yang dapat dieksekusi pada saat jatuh tempo
7.
Untuk tujuan sertifikasi, cakupan fungsi dari treasury risk management adalah : I. Interest rate in banking book II. Liquidity risk III. Capital Management IV Traded market risk a) b) c) d)
1-14
I saja I dan II I, II, dan III I, II, III dan IV
4.5 The nature of treasury risk
4.5
Sifat dasar risiko treasury
Treasury bisa mengelola berbagai jenis risiko dalam fungsi manajemen risiko, tetapi untuk sertifikasi hanya mencakup: • risiko suku bunga di banking book • risiko likuiditas • manajemen modal. Semua risiko diatas dan berbagai masalah yang terkait (seperti konsentrasi pendanaan kewajiban dan aset, akses ke likuiditas bank sentral) mungkin akan dicakup dalam topik asset and liability management (ALM).
1-15
8.
Harga dari instrumen keuangan option tergantung pada jatuh temponya (maturity). Pengaruh maturity tersebut adalah : a) b) c) d)
1-16
Semakin lama jatuh temponya, semakin rendah harga option Semakin lama jatuh temponya, semakin tinggi harga option Semakin tinggi harga underlying asset, semakin rendah harga option Semakin rendah strike price, semakin tinggi harga option
OPTION Determinants of Price Current price of underlying
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call
Strike price
C = S – X, semakin tinggi strike price semakin rendah harga call
P = X – S, semakin tinggi harga pasar undelying semakin rendah harga put
P = X – S, semakin tinggi strike price semakin tinggi harga put
Maturity
Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put
Volatility
Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put
1-17
9.
Yang termasuk instrumen cash adalah
a) b) c) d) 1-18
I. Option II. Saham III. Future IV Obligasi I dan II I dan III II dan III II dan IV
4. MARKET RISK & TREASURY RISK 4.3 TRADING INSTRUMENTS 4.3.2 CASH
Instrumen
Deskripsi
Spot FX
Pertukaran dlm mata uang berbeda maks 2 hari
FX
Forward FX
Pertukaran dlm mata uang berbeda dimasa datang (lebih lama dari dua hari) dg kurs yg disepakati saat ini
Bunga & FX
FX rate swap
Kombinasi transaksi spot & forward dalam mata uang berbeda sekaligus
Bunga
Loan & Deposit
Diperdagangkan di pasar uang antar bank dengan bunga tetap. Umumnya untuk pemenuhan likuiditas
Bunga
Bonds
Pembayaran bunga tetap secara periodik dan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo
Bunga & spesifik
Equity
Pembelian dan penjualan saham perusahaan yang tercatat di berbagai bursa
Ekuitas & spesifik
Commodity (Physical)
Membeli/menjual produk fisik (hasil pertanian, emas) dipasar sekunder pada harga & waktu yg telah disepakati. OTC traded
Komoditas
Commodity (Forward)
Risiko
Komdts & bunga
4.3.3 DERIVATIVES: Nilainya tergantung pada underlying assets. Tidak terdapat pertukaran principal Future contracts
Kesepakatan untuk masuk kontrak underlying (beli / jual) dimasa datang pada harga yang disepakati. Exchange traded
Bunga & risk in underlying
Interest rate swap
Pertukaran suku bunga (fixed/floating) periodik dimasa datang, tanpa principal.OTC traded
Bunga
Currency swap
Pertukaran suku bunga periodik dimasa datang dalam mata uang berbeda disertai dg pertukaran mata uang pada kurs spot. OTC traded
Bunga & FX
FRA
Kontrak untuk memberi pinjaman/meminjam pada harga tertentu dimasa datang. OTC traded
Bunga
Option
Memberi hak kepada pembelinya untuk masuk kontrak underlying pada harga yang disepakati
Bunga, risk in underlying & volatility
1-19
10. Suatu kontrak untuk menjual atau membeli suatu asset (instrumen) di masa datang di bursa terorganisir disebut a) b) c) d)
1-20
swap future option forward
4.3 Trading instruments
4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak future Salah satu jenis derivatif yang paling penting adalah kontrak future (futures contract). Future kontrak diperdagangkan di bursa, yang bertindak sebagai clearing house untuk semua pihak yang terlibat. Semua perdagangan dilakukan melalui bursa. Hal ini berarti bank tidak ter-exposed terhadap risiko kredit dengan banyak pihak, tetapi hanya dengan risiko kredit bursa. Suatu kontrak future melibatkan penyerahan underlying instrument pada tanggal tertentu dimasa datang. Underlying instrument antara lain saham, obligasi, indeks dan komoditas.
1-21
11. Jika tingkat suku bunga di pasar cenderung turun, maka harga obligasi berbunga tetap akan a) b) c) d)
1-22
Tetap Cenderung turun Cenderung naik Tidak ada yang benar
1.2 Market risk
1.2.3 Traded market risk – example 1 Bank A adalah bank yang aktif dalam perdagangan obligasi pemerintah dengan bunga tetap. Jika obligasi yang diperdagangkan adalah obligasi dengan bunga tetap 6% / tahun dengan jangka waktu (maturity) lima tahun. Maka nilai obligasi ini akan tergantung pada suku bunga.
1-23
105
6%
100
5%
95
4%
12. Obligasi Korporasi mengandung risiko I suku bunga II spesific III ekuitas a) b) c) d)
1-24
I saja I dan II saja I dan III saja ketiganya
4.3 Instrumen perdagangan
4.3.2 Cash instruments – Obligasi Moody’s
S&P
Description
Aaa
AAA
Peringkat tertinggi. Kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman sangat bagus
D
D
Obligasi dengan kedaan default. Bunga dan pokok pinjaman tidak bisa dibayar (terhutang).
Obligasi menimbulkan general interest rate risk dan specific risk (credit risk).
1-25
13. Transaksi pertukaran suku bunga, baik fixed maupun floating, secara periodik pada masa mendatang tanpa pertukaran pricipal disebut sebagai : a) b) c) d) 1-26
Future contracts Currency swap Interest rate swap Semua salah
4.3 Trading instruments
4.3.3 Instrumen derivatif – interest rate swap Interest rate swaps (swap suku bunga) merupakan derivatif OTC yang memungkinkan bank dan nasabah untuk mengakses tingkat suku bunga jangka panjang tanpa harus menggunakan pendanaan jangka panjang. Risiko kredit dan kebutuhan likuiditas merupakan kendala utama yang dihadapi bank dalam memberikan kredit jangka panjang kepada nasabah. Sebaliknya, banyak nasabah memiliki proyek jangka panjang yang memerlukan pembiayaan dengan bunga tetap. Swap
suku bunga memberikan solusi dengan memungkinkan kedua pihak mempertukarkan arus bunga tanpa mempertukarkan principal.
1-27
14. Net Interest Income (NII) bank merupakan, a) Selisih antara biaya dana dan bunga yang dibebankan pada kredit b) Selisih antara suku bunga kredit dengan suku bunga umum c) Nilai sekarang (net present value) dari aliran kas dimasa datang d) Pendapatan bunga dari kredit yang disalurkan
1-28
4.6 Asset and liability management
4.6
Asset and liability management (ALM)
Aliran pendapatan ini tercermin dalam Net Interest Income (NII) bank. NII merupakan perbedaan antara biaya dana pihak ketiga (dan kewajiban lain) dan bunga yang dibebankan pada kredit (dan aset lainnya). Nilai sekarang (net present value) dari aliran dimasa datang merupakan faktor utama yang menentukan nilai bank. Penekanan yang diberikan suatu bank pada salah satu dari dua tujuan – manajem risiko atau stabilisasi nilai usaha – sering tergantung pada praktek akuntansi manajemen yang diikuti, yaitu laporan terutama merefleksikan manajemen pendapatan atau nilai
1-29
15. Asset and liability management menangani hal berikut ini kecuali a) menjaga likuiditas struktur usaha sesuai yang diinginkan. b) permasalahan yang bisa berdampak pada stabilitas laba c) pengelolaan risiko dan stabilisasi nilai usaha d) perdagangan surat berharga
1-30
4.6 Asset and liability management
4.6.1 Asset and liability management activities
Asset and liability management tidak hanya peduli dengan pengelolaan risiko dan stabilisasi nilai usaha. Tetapi juga peduli dengan: • menjaga likuiditas struktur usaha sesuai yang diinginkan. • masalah lain yang mempengaruhi bentuk dan struktur neraca bank. • permasalahan yang bisa berdampak pada stabilitas laba dari waktu ke waktu.
1-31
16 Transaksi yang dilakukan melalui
Bursa Berjangka Jakarta termasuk : a) b) c) d)
1-32
Bond trading Commodity trading Foreign exchange trading Equity trading
4.3 Instrumen perdagangan
4.3.2 Cash instruments – commodity trading Commodity trading merupakan pembelian dan penjualan produk fisik yang diperdagangkan di pasar sekunder. Hal ini meliputi produk pertanian, minyak, logam mulia. Produk dibeli dan dijual untuk penyerahan fisik pada lokasi dan tanggal yang disepakati. Banyak produk yang memiliki pasar spot maupun forward dan masing-masing produk memiliki karakteris khusus yang secara langsung terkait dengan karakteristik fisiknya.
1-33
17. Risiko kredit dari aktivitas di pasar (trading book) terjadi ketika a. Harga asset menurun b. Harga assets naik c. Pihak ketiga gagal bayar d. Zero sum game
1-34
5.1.6 Traded markets counterparty credit risk Traded markets counterparty credit risk adalah risiko yang timbul apabila counterparty tidak segera membayar kewajiban transaksinya. Misalkan, dalam kebanyakan bisnis, kesepakatan ‘cash on delivery’ untuk menghindari risiko kredit. Namun dalam beberapa transaksi perbankan hanya akan dibayar apabila kontraknya jatuh tempo. Berhubungan dengan produk2 beberapa pasar, jumlah yang dipinjamkan kepada counterparty bisa berubah selama jangka waktu kontrak.
1-35
18. Informasi berikut ini merupakan indikasi suatu perusahaan pemohon kredit yang memiliki risiko kredit yang tinggi adalah: a. Pembayaran dividen yang teratur b. Rasio hutang terhadap modal tinggi c. Rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar tinggi d. a, b dan c benar
1-36
5.2.2 Analysis of creditworthiness – corporate risk Baik investor maupun bank menginginkan stabilitas dan kesehatan ekonomi dalam suatu perusahaan, yang diukur dengan: • kemampuannya untuk membayar dividen secara reguler dan keberlanjutannya dimasa datang. • ratio hutang terhadap modal yang tidak terlalu tinggi sehingga jika perusahaan mengalami shock dari kejadian yang diperkirakan (kebangkrutan nasabah utama), perusahaan mampu menekan biayanya (seperti dividen) dan tetap mampu mempu membayar kreditor, sehingga menghindari potensi likuiditas. • kriteria lain seperti rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar (current ratio), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengahasilkan arus kas bersih. 1-37
19. Tingginya bad debt pada industri perbankan suatu negara dapat menimbulkan: a. Unsystemic risk b. Systemic risk c. Systematic risk d. a, b dan c salah
1-38
5.1.5 Systemic credit risk
Di China supervisor memperhatikan bahwa persentase yang sama dari bad debt terjadi pada beberapa bank. Tingginya bad debt dapat menimbulkan systemic risk, hal yang paling ditakuti oleh bank sentral dan pemerintah. Jika hanya sedikit bank yang mengalami default tinggi di portfolio kreditnya, hal tersebut sudah merupakan masalah bagi supervisor dan bank sentral. Namun, jika semua bank mengalaminya pada saat yangg sama, perekonomian juga akan mendapat serangan. Hal ini berpotensi pada kehancuran ekonomi karena sistem perbankan tidak memiliki modal yang cukup (bad debt mengurangi modal bank). Akibatnya bank tidak akan mampu mengembangkan kreditnya yang dibutuhkan sebagai fasilitas pada ekspansi perekonomian.
1-39
20. Sebagai konsep umum, risiko
operasional dapat dipandang sebagai hal-2 yang berhubungan dengan masalah-masalah : a) b) c) d)
1-40
Kegagalan proses atau prosedur Kegagalan pengambilan keputusan Kegagalan mematuhi peraturan Kegagalan pengawasan oleh supervisor
6.1.1 What is operational risk?
The Basel II Capital Accord secara khusus mendefinisikan operational risk sebagai risiko kerugian yang bersumber dari ketidaksesuaian atau kegagalan proses internal, orang dan sistem atau dari kejadian-2 eksternal. Sebagai konsep umum, risiko operasional dapat dipandang sebagai hal-2 yang berhubungan dengan masalah-2 kegagalan proses atau prosedur. Jadi risiko operasional bukanlah suatu risiko yang baru dan juga bukan risiko yang hanya dihadapi perbankan, meskipun semua bank umumnya berhubungan dengan kegagalan tersebut dan seharusnya memiliki proses untuk mengantisipasinya. Risiko ini mempengaruhi semua bisnis karena risiko operasional tidak bisa dipisahkan dari suatu process/aktivitas operasional. 1-41
21. Untuk menumbuhkan efisiensi pada operasional bank, maka bank perlu mengelola risiko yang bersifat : a) b) c) d)
1-42
High frequency / high impact Low frequency / high impact High frequency / low impact Low frequency / low impact
6.1.2 Frequency versus impact
Kejadian high frequency/low impact perlu dikelola untuk menumbuhkan efisiensi. Kejadian semacam ini cenderung dipahami dan dipandang sebagai biaya menjalankan bisnis (‘the cost of doing business’). Beberapa produk keuangan, khususnya pada retail banking, akan memasukkan jenis kerugian ini kedalam struktur pricing. Misal – beberapa bank yang menawarkan produk kartu kredit menyesuaikan pricing structure terhadap fraud. Kejadian low frequency/high impact merupakan tantangan terberat bagi bank. Sesuai sifatnya, bank sulit memahami dan kejadian ini paling sulit diprediksi. Lebih lanjut, kejadian ini berpotensi untuk menghancurkan dan bisa mengakibatkan bank menjadi kolaps, lihat kasus Barings.
1-43
22. Yang dimaksud dengan dampak (impact) adalah : a) b) c) d) 1-44
Ukuran besarnya pendapatan dari suatu kejadian Ukuran besarnya kerugian dari suatu kejadian Ukuran seringnya kemunculan suatu kejadian Jawaban a, b, dan c salah
6.1.2 Frequency versus impact
Kejadian pada risiko operational dikelompokkan dua faktor: • frequency – seberapa sering munculnya kejadian • impact – besarnya kerugian dari kejadian Berarti pengelompokan kejadian pada risiko operasional dapat didasarkan pada seberapa sering kejadian muncul dan tinggirendahnya dampak kerugian. Empat jenis kejadian adalah sebagai berikut : • low frequency / low impact • low frequency / high impact • high frequency / low impact • high frequency / high impact 1-45
23. Upaya yang dapat dilakukan bank untuk mengurangi kesalahan dalam proses transaksinya, sebagai bagian mengurangi risiko operasional, adalah : a) b) c) d) 1-46
Mengembangkan sistem pemantauan harga saham Melakukan sekuritisasi Menerapkan credit scoring pada analisis kredit Training karyawan
6.1.1 What is operational risk?
Sebagai contoh, selama beberapa tahun banyak bank telah melaksanakan training pada karyawannya sebagai langkah untuk meningkatkan layanan nasabah dan menekan jumlah kesalahan pada proses-2 transaksinya. Jadi training yang efektif telah meningkatkan loyalitas nasabah dan menurunkan biaya kompensasi kesalahan proses. Namun dalam kenyataannya, bank tidak mempertimbangkan kerugian karena kesalahan karyawannya sebagai kerugian akibat risiko operasional dan tidak memandang training sebagai suatu teknik untuk mengurangi risiko operasional. 1-47
24. Karakteristik bisnis perbankan mengalami perubahan yang mengarah pada peningkatan frekuensi kejadian yang berpotensi menimbulkan kerugian sangat besar. Hal tersebut menjadi latar belakang bahwa supervisor perlu untuk memperkenalkan : a) b) c) d) 1-48
Basic Indicator Approach Advanced Measurement Approach Standardized Approach Jawaban a, b, dan c salah
6.1.1 What is operational risk?
Karakteristik bisnis perbankan – dan juga perekonomian global – mengalami perubahan, yaitu perubahan yang mengarah pada peningkatan frekuensi kejadian yang berpotensi menimbulkan kerugian sangat besar. Hal tersebut menjadi latar belakang bahwa supervisor perlu untuk memperkenalkan “standardized approaches” untuk mengelola risiko operasional dan juga untuk mengukur dampak kejadian tersebut. Pembahasan pada standar untuk pengelolaan risiko operasional meliputi tiga topik utama : • what is operational risk • what is included in the scope of operational risk • how do banks manage it - qualitatively or quantitatively? 1-49
25. Kriteria dan definisi kejadian pada risiko operasional menurut Basel II Accord : a) b) c) d)
1-50
Harus mengikuti definisi Basel II Mengikuti definisi yang ditetapkan supervisor Terbuka untuk diinterpretasikan Jawaban a, b, dan c salah
6.1.1 What is operational risk? The Basel II Accord telah mendefinisikan risiko operasional seperti halnya lingkup risiko. Selanjutnya, bank perlu melakukan kuantifikasi potensi kerugian dan mengimplementasikan prosedur untuk mengurangi risiko. Sesuai ketentuan Pillar 1, untuk pertama kalinya bank perlu melakukan kuantifikasi potensi kerugian risiko operasional dan mengalokasikan modal sesuai peraturan seperti halnya pada risiko kredit dan risiko pasar.
Kriteria dan definisi operasional pada Basel II Accord terbuka untuk diinterpretasikan. Konsekuensinya, bank merujuk kerangka manajemen risiko operasional yang digunakan industri lain untuk membantu keyakinan bahwa telah sesuai dengan ketentuan Basel II.
1-51
26. Menurut Basel II, unexpected loss
merupakan kerugian yang berasal dari kejadian-kejadian yang : a) b) c) d) 1-52
Kecil peluangnya untuk terjadi Besar peluangnya untuk terjadi Jawaban a dan b benar Jawaban a dan b salah
6.2.2 Expected loss verses unexpected loss Unexpected loss adalah kerugian yang terjadi dan cukup signifikan di atas expected loss yang bisa ditolerir. UL merupakan kerugian yang berasal dari kejadian-2 yang tidak diharapkan atau kejadian-2 ekstrim yang diperkirakan oleh bank dapat terjadi, meskipun tidak diharapkan. Dibandingkan dengan kerugian yang muncul sebagai bagian dari bisnis hariannya, UL merupakan
kerugian dari kejadian-2 yang memiliki peluang sangat kecil untuk terjadi. Unexpected losses umumnya berasal dari kejadian low frequency/high impact.
1-53
27. Kejadian-kejadian yang termasuk kedalam risiko operasional yang bersumber dari proses internal adalah : I. Kekeliruan dalam penjualan II. Pencucian uang III. Kesalahan pelaporan a) I dan II b) I dan III c) II dan III d) I, II, dan III 1-54
6.3.2 Internal process risk Kejadian yang menimbulkan risiko proses internal mencakup: • dokumentasi – tidak sesuai, tidak cukup atau keliru • tidak ada pengendalian • kesalahan dalam pemasaran • kekeliruan menjual • pencucian uang • pelaporan yang tidak benar atau tidak cukup (sesuai ketentuan) • kesalahan transaksi Tinjauan dan pengembangan proses internal suatu bank sebagai bagian dari manajemen risiko operasional dapat meningkatkan efisiensi. Kesalahan kadang muncul apabila suatu proses sudah sangat kompleks, kurang terorganisir atau berbelit-belit, dimana semua ini merupakan praktek bisnis yang tidak efisien. 1-55
28. Berikut ini adalah hal-hal yang menimbulkan people risk, kecuali : a) b) c) d)
1-56
Internal fraud External fraud Labor disputes Rogue trader
6.3.3 People risk Umumnya, hal-hal yang menimbulkan people risk adalah: • isu kesehatan dan keamanan (health and safety issues) • high staff turnover • kecurangan internal (internal fraud) • perselisihan karyawan (labor disputes) • praktek manajemen yang lemah (poor management practices) • pelatihan karyawan yang lemah (poor staff training) • terlalu percaya pada seseorang (over reliance on key staff) • adanya trader yang berniat jahat (rogue trader)
1-57
29. Tentang likuiditas pasar, maka akan berlaku : a) semakin tinggi likuiditas semakin tinggi biaya transaksi b) semakin rendah likuiditas semakin rendah biaya transaksi c) semakin tinggi likuiditas semakin tinggi spread d) semakin tinggi likuiditas semakin rendah spread
1-58
4.1 SIfat dasar risiko pasar
4.1 Sifat dasar risiko pasar – harga pasar Harga pasar dipengarahui oleh beberapa faktor antara lain: a. Penawaran dan permintaan atas suatu produk akan mempengaruhi tingkat harga dalam jangka pendek ketika market makers menyesuaikan harga mereka sebagai respon terhadap aktivitas pasar. b. Likuiditas bisa cukup berpangaruh terhadap harga pasar. Suatu pasar yang likuid memiliki banyak market makers dan mendorong volume perdagangan yang tinggi. Dealing spreadsnya kecil yang berarti biaya transaksi bagi pedagang lebih rendah. Pasar yang tidak likuid spreads akan melebar. Pasar yang likuid bisa menjadi tidak likuid menjelang liburan atau pengumuman ekonomi. 1-59
30. Beberapa negara telah memiliki Export Credit Agencies. Keberadaan lembaga ini untuk menjamin : a) b) c) d)
1-60
Sovereign credit risk Corporate credit risk Retail credit risk a,b,c salah
5.2 The origin and use of credit analysis
5.2.1 Analysis of creditworthiness – sovereign risk Analysis sovereign risk telah mengalami perkembangan luar biasa sehubungan dengan telah mapannya pasar keuangan internasioal – khususnya dengan munculnya apa yang dikenal dengan debitor dari ‘emerging market’ Analysis kredit menyangkut sovereign risk yang ada saat ini merupakan bidang pekerjaan utama dari lembaga rating (rating agencies), yang paling terkenal adalah Standard & Poors, Moodys dan Fitch. Beberapa negara juga memiliki lembaga yang menjamin guarantee sovereign risk untuk eksporter (Export Credit Agency) Terdapat beberapa prinsip dan praktek yang disepakati bersama mengenai cara bagai lembaga-lembaga diatas bekerja. 1-61
31. Yang dimaksud dengan ”zero sum game” adalah : a) Dua pihak dalam satu transaksi akan mendapat keuntungan b) Hanya satu pihak yang mendapat keuntungan dari suatu transaksi c) Transaksi yang tidak menimbulkan pendapatan d) a,b,c salah
1-62
5.1.6 Traded markets counterparty credit risk
Market risk berasal dari penilaian mark-to-market pada kontrak perdagangan (trading), seperti kontrak valas atau kontrak yang berhubungan dengan tingkat bunga. Bank yang melakukan transaksi tersebut akan memperoleh keuntungan, atau counterparty pada kontrak yang akan memperoleh keuntungan tergantung pada the mark-to-market value kontrak tersebut. Hal itu disebut ‘zero sum game’, hanya satu pihak yang mendapat keuntungan dari suatu kontrak.
1-63
32. Proses meniadakan untung dan rugi melalui sejumlah kontrak yang sejenis atau melalui beberapa kontrak yang jenisnya berbeda disebut : a) b) c) d)
1-64
Hedging Marking to market Netting a,b,c salah
5.1 The nature of credit risk
5.1.6 Traded markets counterparty credit risk Dalam prakteknya risiko kredit counterparty dapat dikurangi dengan: • membuat pembayaran rutin antara pihak-pihak dalam kontrak • debitur berjanji untuk mengembalikan apa yang dipinjamnya (collateral) • ‘netting’. Netting adalah suatu proses meniadakan untung dan rugi melalui sejumlah kontrak yang sejenis atau melalui beberapa kontrak yang jenisnya berbeda. 1-65
33. Menyangkut harga put options, maka : a) Harga put options akan meningkat jika harga underlying instrument turun b) Harga put options akan meningkat jika harga strike price naik c) a dan b benar d) a dan b salah
1-66
OPTION Istilah-istilah Call
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument
Put
Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument
Premium
Nilai (harga) yang dibayar oleh pembeli kepada penjual
Strike price (X)
Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) dari underlying instruments
Expiry date
Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo)
American
Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi
European
Opsi yang dapat dieksekusi hanya pada saat jatuh tempo
Long position
Posisi membeli hak
Short position
Posis menjual hak
Determinants of Price Current price of underlying
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call
Strike price
C = S – X, semakin tinggi harga pasar underying semakin rendah harga call
P = X – S, semakin tinngi harga pasar underlying semakin rendah harga put P = X – S, semakin tinggi harga pasar underlying semakin tinggi harga put
Maturity
Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put
Volatility
Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put Keuntungan bagi holder/pemilik
Call
Jika harga spot underlying instrument mengalami peningkatan
Put
Jika harga spot underlying instrument mengalami penurunan
1-67
34. Besarnya beban modal untuk mengcover risiko operasional adalah : a) b) c) d)
1-68
8% 10 % 12 % a,b,c salah
6.5
Basel II and operational risk The Basel II Capital Accord has moved the management of operational risk in a new direction for banks. Menurut Pillar 1, bank diharapkan melakukan kuantifikasi risiko operasional, mengukurnya dan mengalokasikan modal seperti halnya untuk risiko kredit dan risiko pasar. Selanjutnya bank juga diharapkan untuk mengelola risiko operasional untuk mengurangi kemungkinan munculnya kejadian yang menimbulkan risiko operasional.
Risiko operational merupakan salah satu aspek yang paling kontroversial pada Basel II. Tujuannya adalah bahwa bank diharapkan menyediakan modal untuk mengantisipasi risiko operational. Diharapkan bahwa disediakan modal sekitar 12% untuk mengantisipasi risiko ini. 1-69
35. Strategi bank dengan menetapkan limit risiko untuk setiap trader-nya dan kewenangan eksekusi transaksi sesuai limit ada pada para trader disebut strategi : a) b) c) d)
1-70
hedging market maker arbitrage matched book
4.2 Aktivitas perdagangan
4.2.1 Pengembangan aktivitas perdagangan Strategi kedua adalah dengan mengeksekusi transaksi covering atau hedging dimana kewenangan eksekusi diberikan pada trading desk, dimana bank menetapkan batas risiko pasar tertentu yang boleh diambil oleh trader. Posisi yang ada bisa berasal dari transaksi nasabah atau posisi yang tercipta dari transaksi yang dilakukan trader di pasar. Transaksi ini memungkinkan trader menetapkan waktu yang tepat melakukan aktivitas berdagangan guna mengambil keuntungan dalam pergerakan harga pasar.
1-71
36. Metode inward investment banyak dikaitkan dengan kebijakan ekonomi domestik yang melakukan ‘bubbles’, yang dimaksud dengan ’bubbles’ adalah : a) Menurunkan nilai aset karena aset tersebut tidak bertahan lama b) Menaikkan nilai aset, padahal aset tersebut tidak bertahan lama c) Menaikkan nilai aset karena aset tersebut dapat bertahan lama d) a,b,c salah 1-72
5.1.1 Sovereign credit risk – inward investment Inward investment telah menjadi area analisa bagi investor dan bank, khususnya apabila dikaitkan dengan kebijakan ekonomi domestik yang melakukan ‘bubbles’ (penilaian yang tinggi pada aset
tertentu padahal aset tersebut tidak bertahan lama). Contoh bubbles : Harga properti komersial yang membubung tinggi di Tokyo pada 1990-an, nilai perusahaan high technology di AS dan Eropa pada akhir 1990-an sampai dengan tahun 2002. Bubbles juga berperan pada krisis hutang di Asia pada pertengahan 1990, dimana harga properti komersial dan nilai ekuitas di negara-2 Asia Tenggara mencapai level yang tidak dapat bertahan lama. 1-73
37. Perusahaan penerbit obligasi tidak mampu membayar nilai pokok obligasi tersebut kepada para pemilik obligasi pada saat jatuh tempo. Hal ini dapat dikategorikan sebagai : a) b) c) d)
1-74
Market risk Corporate credit risk Consumer credit risk a, b dan c salah
5.1.2 Corporate credit risk Corporate credit, sesuai dengan sifatnya memiliki risiko yang lebih tinggi daripada sovereign debt yang seringkali diduga ‘risk free’. Corporate credit risk meliputi risiko default pada hutang yang diterbitkan oleh perusahaan. Bentuk yang paling umum untuk itu adalah saham, yang memiliki risiko kerugian paling besar. Pemegang saham adalah stakeholder paling akhir yang akan dibayar jika perusahaan dilikuidasi. Pemegang obligasi dan pinjaman kepada bank akan dibayar terlebih dahulu daripada pemilik modal, dan juga setelah para kreditor seperti karyawan (untuk gaji yang belum dibayar) dan pemerintah (untuk pajak yang belum dibayar).
1-75
38. Bank A memiliki obligasi yang diterbitkan oleh PT. X, Bank B memiliki saham yang diterbitkan oleh PT. X. Jika PT. X mengalami default, maka : a) Bank A akan dibayar terlebih dahulu b) Bank B akan dibayar terlebih dahulu c) Kedua bank tidak akan memperoleh pembayaran d) a, b dan c salah
1-76
5.1.2 Corporate credit risk Corporate credit, sesuai dengan sifatnya memiliki risiko yang lebih tinggi daripada sovereign debt yang seringkali diduga ‘risk free’. Corporate credit risk meliputi risiko default pada hutang yang diterbitkan oleh perusahaan. Bentuk yang paling umum untuk itu adalah saham, yang memiliki risiko kerugian paling besar. Pemegang saham adalah stakeholder paling akhir yang akan dibayar jika perusahaan dilikuidasi. Pemegang obligasi dan pinjaman kepada bank akan dibayar terlebih dahulu daripada pemilik modal, dan juga setelah para kreditor seperti karyawan (untuk gaji yang belum dibayar) dan pemerintah (untuk pajak yang belum dibayar).
1-77
39. Pendanaan untuk kepemilikan rumah biasanya dikaitkan dengan : a) b) c) d)
1-78
Option-based model Inward investment Mortgage finance a, b dan c salah
5.1.3 Retail customer credit risk
Pendanaan untuk rumah biasanya dikaitkan dengan “mortgage finance”. The sale and purchase of mortgages by professional investors, including pension funds and investment management companies through the issues of securitized bonds has led to the development of highly sophisticated models to calculate the value of different mortgage securitization bonds. These calculations include the credit standing of the bonds.
1-79
View more...
Comments