PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI DAN STRATIGRAFI

September 15, 2017 | Author: Frans Edward Ricardo | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI DAN STRATIGRAFI...

Description

PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

DISUSUN OLEH : NAMA : FRANS EDWARD RICARDO N.I.M : 072.08.020

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS KEBUMIAN DAN ENERGI UNIVERSITAS TRISAKTI 2009



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN o I.1 LATAR BELAKANG o 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN o 1.3 METODA PENULISAN o 1.4 MASALAH DAN BATASANNYA o 1.5 HASIL YANG DIHARAPKAN



BAB II PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI o KONSEP DASAR 1. KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN 2. LINGKUNGAN PENGEDAPAN BATUAN SEDIMEN 3. FACIES 4. DIAGENESA 5. METODE STUDI BATUAN SEDIMEN 1. LAPANGAN 2. LABORATORIUM 3. LAPORAN o PRAKTIKUM I : ANALISIS BENTUK KERAKAL 1. TUJUAN PRAKTIKUM 2. TEORI DASAR 3. SPHERICITY 4. CARA KERJA o PRAKTIKUM II : ANALISIS UKURAN BUTIR 1. TUJUAN PRAKTIKUM 2. TEORI DASAR 1. BESAR BUTIR 2. PENGGAMBARAN PENDISTRIBUSIAN BESAR BUTIR

3. KARAKTER PENDISTRIBUSIAN BESAR BUTIR 4. PENENTUAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BERDASARKAN METODE FOLK (1962) 3. CARA KERJA 1. MECHANICAL DIS-AGGREGATION 2. SPLITTING (PEMISAHAN) 3. PENGAYAKAN 4. PENYUSUNAN FRAKSI DAN PENIMBANGAN 5. PENCATATAN DAN PEMBUATAN GRAFIK 6. PENENTUAN HARGA SORTASI, SKEWNESS, DAN KURTOSIS o PRAKTIKUM III : ANALISIS KADAR KARBONAT 1. TUJUAN PRAKTIKUM 2. BATUAN KARBONAT 1. PENDAHULUAN 2. BATU GAMPING DAN PENYEBARANNYA o KARBONAT LAUT DANGKAL o KARBONAT LAUT DALAM o KARBONAT EVAPORIT o KARBONAT AIR TAWAR o KARBONAT EOLIAN 3. METODE EMPIRIS 4. HUKUM GAY – LUSSAC 5. CARA KERJA 1. PENGERJAAN EMPIRIS 2. MENGGUNAKAN HUKUM GAY LUSSAC o PRAKTIKUM IV : ANALISIS KANDUNGAN MINERAL BERAT

1. TEORI DASAR 2. TUJUAN PRAKTIKUM 3. SEJARAH DITEMUKANNYA 4. MINERAL BERAT DALAM PENENTUAN SUMBERNYA 5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPOSISI MINERAL 6. ANALISA KUMPULAN MINERAL BERAT 7. CARA PREPARASI UNTUK ANALISA MINERAL BERAT 8. PEMECAHAN DAN PEMISAHAN 9. METODE PEMISAHAN MINERAL BERAT 10. CARA KERJA ANALISA MINERAL BERAT o

PRAKTIKUM V : INTERPRETASI “ SAND SHALE RATIO”, “CLASTIC RATIO”, DAN “COMBINED MAP” 1. TUJUAN PRAKTIKUM 2. CLASTIC RATIO MAP 1. SAND SHALE RATIO MAP 2. CLASTIC SHALE RATIO MAP 3. PROSEDUR PEMBUATAN CLASTIC RATIO MAP DAN SAND SHALE RATIO MAP

o PRAKTIKUM VI : ANALISA CORE 1. TUJUAN PRAKTIKUM 2. PENGERTIAN CORE 1. CORE BATUAN KLASTIK 2. CORE BATUAN KARBONAT 3. CARA KERJA •

BAB III PENUTUP o KESIMPULAN o SARAN



DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Tujuh puluh persen batuan yang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari batuan sedimen. Yaitu batupasir, batugamping, lanau, lempung, breksi, konglomerat, dan batuan sedimen lainnya. Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang terendapkan secara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus berjalan hingga saat ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar kontribusinya terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang berumur tua dalam skala waktu geologi. Banyak batuan sedimen purba yang diperkirakan sistem dan lingkungan pengendapannya dianalogikan dengan proses proses sedimentasi yang terjadi pada saat ini. Proses proses sedimentasi (fisika, kimia, biologi) sangat berhubungan erat dengan kompaksi, sementasi, rekristalisasi

Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum sedimentologi ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses proses sedimentasi ini terjadi serta dimana tempat terbentuknya dan cara cara mengetahui bagaimana sedimentasi itu terjadi. Tujuan

dari

praktikum

sedimentologi

ini

adalah

untuk

mengetahui

cara

pengeksplorasian dari batuan batuan sedimen yang sering banyak mengandung

mineral mineral ekonomis seperti emas, perak, dan logam lain. Yang terpenting dalam batuan ini banyak berhubungan dengan energi fosil yaitu minyak dan gas bumi.

Metoda penulisan Dalam makalah praktikum sedimentologi ini, metoda dan bahan bahan yang digunakan adalah buku, internet, serta artikel artikel tentang sedimentologi

Masalah dan Batasannya Masalah yang dihadapi dari praktikum sedimentologi ini adalah kurangnya kelengkapan alat alat dari laboratorium seperti kertas kalkir dan milimeter block yang menurut beberapa dosen harus disediakan didalam praktikum tapi tidak ada. Batasan batasan dari praktikum ini ialah berdasarkan jurusan.

Hasil yang diharapkan Penyusun mengharapkan makalah ini bermanfaat bagi pembelajaran mahasiswa dan pembaca sekalian.

BAB II PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI KONSEP DASAR KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN Batuan sedimen dibagi atas dasar proses utama pembentukannya yaitu fisika, kimia, dan biologi. Atas dasar tersebut maka batuan sedimen dibagi dalam empat kategori, yaitu : 1. Sedimen klastik : yaitu batuan sedimen yang terdiri dari batuan batuan non karbonat, seperti conglomerat, breksi, batupasir sangat kasar – batupasir sangat halus, lanau, lempung, serpih. 2. Biogenik dan biokimia : yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari bahan bahan organik dan proses kimiawi, seperti batugamping, batubara, dolomite, rijang. 3. Sedimen kimia : yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari proses evaporasi, seperti halite, evaporite, calcite, gypsum. 4. Sedimen epiclastic : yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari batuan hasil letusan gunung berapi atau batuan piroklastik, seperti tuff dan hyaloclastic. LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUAN SEDIMEN Di daerah daratan lingkungan pengendapan terjadi di beberapa tempat yaitu :

1. Fluvial 2. Glasial 3. Danau 4. Gurun Sedangkan didaerah laut, lingkungan pengendapan dapat terjadi di beberapa tempat yaitu : 1. Pantai 2. Delta 3. Lagoon 4. Tidal 5. Laut terbuka FACIES Facies adalah aspek aspek fisika, kimia, dan biologi pada suatu endapan sedimen dengan kesamaan waktu. Litofacies adalah aspek litologi batuan yang mencakup ukuran butir, tekstur sedimen, dan struktur sedimen. Sedangkan biofacies adalah yang menyangkut hubungannya dengan paleontologi. DIAGENESA Diagenesa adalah proses pembentukan batuan sedimen yang belum kompak, diagenesa adalah proses kompaksi, rekristalisasi, replacement, dan sementasi. Proses kompaksi ini bersifat fisika-kimia, dimana lapisan sedimen akan mengalami tekanan dan

kenaikan temperatur antara 150 sampai 200 derajat Celcius. Proses ini sangat penting dipelajari dalam suatu litifikasi batuan sedimen karena akan mengatur porositas dan permeabilitas dari batuan sedimen tersebut. METODE STUDI BATUAN SEDIMEN LAPANGAN Hal hal yang harus dilakukan dilapangan ialah : 1. Mengambil data dan samples, samples yang diambil sebaiknya harus yang segar dan bersih agar mudah dikenali dan dapat digunakan dalam praktikum selanjutnya. 2. Mengukur strike dan dip batuan 3. Mencatat deskripsi fisik batuan tersebut secara megaskopis LABORATORIUM Metode dilaboratorium untuk batuan yang keras bisa dengan cara meyayat tipis batuan tersebut dan digunakan analisa mineral optik. Sedangkan untuk batuan yang relatif lunak bisa digunakan metode granulometri dan kalsimetri dan analisa mineral berat. LAPORAN Setelah melakukan kedua metode tersebut diatas dilanjutkan dengan pengolahan data yang didapat dari lapangan dan data hasil pemeriksaan laboratorium. Cara yang lazim digunakan adalah mempelajari hubungan data dengan model model literatur yang sudah ada.

PRAKTIKUM I : ANALISIS BENTUK KERAKAL TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengerti dan memahami bentuk bentuk dari fragmen fragmen yang berukuran kerakal dan dapat mengetahui sejarah pengendapan serta maknanya secara geologi TEORI DASAR Bentuk dan kebulatan dari fragmen telah lama digunakan untuk menguraikan sejarah pengendapan. Selama material tertransportasi oleh media, maka material tersebut akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran yang cenderung membentuk kebolaan, jadi dalam hal ini bentuk bola digunakan sebagai standar dalam analisa fragmen sebagai pelacak sejarah pengendapan. Faktor yang mempengaruhi bentuk fragmen : 1. Bentuk awal fragmen 2. Struktur fragmen 3. Resistensi fragmen terhadap benturan dan kerusakan 4. Jenis media transportasi 5. Waktu dan jarak transportasi Bentuk dari partikel mencirikan tingkah laku fragmen selama tertransportasi, sedangkan kebulatan atau roundness mengungkapkan jarak transportasi dari partikel tersebut. SPHERICITY

Kecenderungan suatu partikel membentuk kebolaan disebut SPHERICITY. Hal ini ditentukan dengan perbandingan partikel dengan bentuk bola berdasarkan luas pemukaan, volume dan perbandingan sumbu panjang atau diameter. Rumus sphericity : I = Ap/As = dn/ds Ket : 1. Ap : luas permukaan partikel 2. As : luas permukaan bola dengan volume yang sama 3. Dn : diameter partikel kerakal 4. Ds : diameter bola yang melingkari objek Tabel Zingg Yaitu tabel yang digunakan untuk menentukan bentuk dari fragmen I

>2/3

2/3

>2/3

Equiaxial

III

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF