Praktikum Kelembaban pasir dan kerikil
January 20, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Praktikum Kelembaban pasir dan kerikil...
Description
KELEMBABAN PASIR A. Tujuan
Untuk mengukur kelembaban pasir B. Dasar Teori
Kelembaban adalah rasio berat air di dalam pori-pori pasir terhadap butiran air. Bisa juga disebut sebagai tingkat kebasahan pasir . Untuk lebih mudah memahami kelembaban mungkin bisa kita asumsikan jika pasir itu dalam keadaan basah, bisa disimpulkan pasir tersebut memiliki tingkat kelembaban yang tinggi. Berdasarkan SNI 03-2461-1991 besar penyerapan air maksimum untuk agregathalus dalam pembuatan beton adalah 2 % C. Standard Uji
SNI 03-2461-1991 Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktural D. Alat dan Bahan
1. Pasir kondisi asli 2. Cawan 3. Oven 4. Sarung tangan 5. Timbangan E. Langkah Kerja
1. Timbang cawan kosong 2. Isi cawan dengan pasir kondisi asli seberat ± 500 gram. 3. Masukkan dalam oven dengan suhu 110 ± 5 0C selama 24 jam. 4. Setelah 24 jam, keluarkan dari oven, dinginkan lalu ditimbang. F. Hasil Praktikum
Prosentase Kelembaban Pasir =
-
−
× 100% 100%
Sampel 1 a. Berat cawan 1
= 59,2 gr
b. Berat cawan + pasir
= 559,2 gr
c. Berat cawan + pasir setelah di oven
= 555,3 gr
d. Berat pasir setelah di oven
= 496,1 gr
e. Kelembaban pasir
=
5−496, 496,
× 100% 100% = = 0,781 %
-
-
Sampel 2 a. Berat cawan 2
= 56,3 gr
b. Berat cawan + pasir
= 556,3 gr
c. Berat cawan + pasir setelah di oven
= 554,3 gr
d. Berat pasir setelah di oven
= 498 gr
e. Kelembaban pasir
=
Kelembaban rata-rata =
∑ ℎ
=
5−498 498
× 100% = 0,4016 %
,78+,46 2
= 0,5913 &
G. Kesimpulan
Berdasarkan (SNI 03 2461 1991) penyerapan air maksimum untuk agregat halus dalam pembuatan beton adalah 2 %. Maka pasir yang telah kami uji bisa digunakan dalam pembuatan beton karena besar rata-rata kel embabanya lebih kecil dari standard SNI yaitu 0,5913 %.
KELEMBABAN KERIKIL A. Tujuan
Untuk mengukur kelembaban kerikil atau batu pecah B. Dasar Teori
Kelembaban adalah rasio berat air di dalam pori-pori pasir terhadap butiran air. Bisa juga disebut sebagai tingkat kebasahan kerikil . Metode pengujian ini juga dapat menentukan persentase kelembaban dan kemempuan agregat dalam penguapan dan pengeringan. Air yang terkandung dalam agregat yang bersifat kimiawi tersebut tidak mempunyai kemampuan dalam penguapan dan tidak termasuk dalam penguapan dan tidak termasuk dalam persentase kelembaban yang ditentukan dalam tes ini. Kandungan air dalam agregat menurut ASTM – C556 1. Kering mutlak = 0% 2. Kering udara = 0% – 1% 3. Jenuh kering muka (permukaan kering) = 1% – 3% 4. Basah = >3% C. Standard Uji
ASTM-C566-13 Standard Test Method for Total Evaporable Moisture Content of Aggregate by Drying D. Alat dan Bahan
1. Kerikil kondisi asli 2. Loyang 3. Oven 4. Sarung tangan 5. Timbangan E. Langkah Kerja
1. Timbang loyang kosong 2. Isi loyang dengan kerikil kondisi asli seberat ± 1000 gram. 3. Masukkan dalam oven dengan suhu 110 ± 5 0C selama 24 jam. 4. Setelah 24 jam, keluarkan dari oven, dinginkan lalu ditimbang.
F. Hasil Praktikum
Prosentase kelembaban kerikil =
-
-
-
−
× 100%
Sampel 1 a. Berat loyang 1
= 574 gr
b. Berat loyang l + kerikil
= 1574 gr
c. Berat loyang + kerikil setelah di oven
= 1570,3 gr
d. Berat kerikil setelah di oven
= 996,3 gr
e. Kelembaban kerikil
=
−996,3 996,3
× 100% = 0,3713
Sampel 2 a. Berat loyang 2
= 614,3 gr
b. Berat loyang + kerikil
= 1614,3 gr
c. Berat loyang + kerikil setelah di oven
= 1611,7 gr
d. Berat kerikil setelah di oven
= 997,4 gr
e. Kelembaban kerikil
=
Kelembaban rata-rata =
∑ ℎ
=
−997,4 997,4
× 100% = 0,2607
,373+,267 2
= 0,316 %
G. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat ditentukan bahwa kelembaban kerikil sebesar 0,316 %. Berdasarkan ASTM-C566-13 kerikil tersebut termasuk dalam kerikil yang bersifat kering udara dengan rentangan 0%-1%.
View more...
Comments