Prak.kisi Difraksi(3)
April 6, 2019 | Author: SyiZae | Category: N/A
Short Description
Laporan Fisika PLMO...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR LISTRIK MAGNET DAN OPTIKA
KISI DIFRAKSI
Disusun Oleh : Siti Zainab (12302241030)
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
PERCOBAAN III KISI DIFRAKSI A. Tujuan 1. Menentukan panjang gelombang warna tertentu pada spektrum cahaya. 2. Menentukan frekuensi warna spektrum cahaya.
B. Alat dan Bahan 1. Kisi difraksi 2. Sumber cahaya polikromatis 3. Mistar 4. Layar panjang berskala
C. Dasar teori Difraksi merupakan gejala pembelokan (penyebaran) gelombang ketika menjalar melalui celah sempit atau tepi tajam suatu benda. Difraksi terjadi bila ukuran celah lebih kecil dari pada panjang gelombang yang melaluinya. Sedangkan interferensi merupakan perpaduan dua atau lebih gelombang sebagai akibat berlakunya prinsip superposisi. Interferensi terjadi bila gelombang-gelombang tersebut koheren, yakni mempunyai perbedaan fase yang tetap. Interferensi dan difraksi dianggap sebagai suatu ciri khas dari gelombang, dan tidak dimiliki oleh partikel. Dua atau lebih partikel yang bertemu dalam suatu medium, tidak akan terjadi perpaduan. Demikian pula partikel yang bergerak bebas melalui celah, tidak akan dibelokkan. Cirri khas ini tak lain sebagai akibat prinsip superposisi linier, yang merupakan sifat gelombang. (Taufik Ramlan Ramalis, 2001). Teori yang mendasari dari gejala difraksi ini adalah prinsip Huygens-Fresnel. Prinsip ini menyatakan bahwa dalam proses perambatan gelombang bebas, setiap titik pada suatu muka gelombang berfungsi sebagai sumber sekunder sferis untuk anak gelombang (wavelet), dengan frekuensi yang sama dengan gelombang primernya. (Taufik Ramlan Ramalis, 2001). Kisi difraksi merupakan sistem N buah celah, dengan lebar celah dan jarak antara celah yang teratur. Difraksi oleh kisi seperti ini akan menghasilkan pola yang merupakan gabungan antara pola difraksi tunggal sempit dengan pola interferensi N buah sumber yang sinkron. (Taufik Ramlan Ramalis, 2001). Pola pada kisi difraksi dapat menghasilkan warna yang beraneka macam. Warna cahaya berhubungan dengan panjang gelombang atau frekuensi cahaya tersebut. Cahaya tampak yaitu cahaya yang sensitif bagi mata kita- jatuh pada kisaran 400 nm-750 nm. Kisaran ini dikenal sebagai spektrum tampak, dan di dalamnya terdapat warna-warna dari ungu sampai merah, seperti pada Gambar 2. Warna- warna inilah yang kemudian dikenal dengan pelangi, sebagai spektrum gelombang elektromagnetik (GEM). Cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek dari 400 nm disebut Ultraviolet (UV) dan cahaya dengan panjang gelombang lebih besar dari 750 nm disebut inframerah (IR-Infra Red).
Walaupun mata manusia tidak sensitif terhadap UV dan IR, beberapa jenis film fotografi bereaksi terhadap cahaya-cahaya ini. (Douglas C. Giancoli, 2001: 297) Berikut gambar kisi difraksi :
Jika suatu celah sempit diberi berkas sinar sejajar, maka dibelakang celah tersebut akan terjadi garis terang yang dibatasi oleh garis gelap. Demikian juga berkas cahaya yang dijatuhkan kisi akan terjadi spektrum cahaya, dengan menggunakan persamaan: d sin n dan c f
Dengan : d= lebar celah (cm) λ=panjang gelombang cahaya (cm) f=frekuensi gelombang cahaya (Hz) c=cepat rambat cahaya (c=3.108 m/s) (Tim fisika Dasar, 2013). Persamaan untuk mencari panjang gelombang menggunakan persamaan: n
dp p 2 L2
Dengan : n= jumlah kisi λ=panjang gelombang cahaya (cm) d= lebar celah (m) p=jarak celah dengan warna (m) L=jarak kisi dengan celah (m) (Tim fisika Dasar, 2013). Besar panjang gelombang masing- masing warna cahaya adalah: Warna
𝝀 (𝒏𝒎)
Ungu
380-450
Biru
450-495
Hijau
495-570
Kuning
570-590
Jingga
590-620
Merah
620-750
Pink
750-1000
Tabel 1. Spektrum Kasat Mata (Sumber: http://id.wikipedia. org/wiki/Spektrum_kasat_mata)
Gambar panjang gelombang dan frekuensi dari beberapa spectrum cahaya tampak:
(sumber: http://Image-edukasi-pustaka.blogspot.com.)
D. Data percobaan No.
L (cm)
d=1/N (cm)
1.
100
10-3
Orde (n)
1
2
2.
100
1 𝑥10−3 3
1
2
3.
100
1 𝑥10−3 6
Keterangan: 1. N1 100lines / mm 103 lines / cm 2. N 2 300lines / mm 3 103 lines / cm 3. N 3 100lines / mm 6 103 lines / cm
1
Warna
P (cm)
Merah
5,5
Kuning
5,25
Hijau
5
Biru
4,5
Merah
11,25
Kuning
11
Hijau
10,25
Biru
7,5
Merah
18
Kuning
16
Hijau
14
Biru
13
Merah
38
Kuning
35
Hijau
31,5
Biru
26
Merah
38
Kuning
34
Hijau
30
Biru
27
E. Analisis a. Ketidakpastian L
L 100cm 1m L
1 1 nst (0,1cm) 5 10 4 m 2 2
b. Ketidakpastiaan p p
1 1 nst (0,5cm) 2,5 10 3 m 2 2
c. Persamaan Panjang Gelombang (λ) dp
n
p 2 L2
dp n p 2 L2
d. Ralat panjang gelombang (Δλ)
p L p L 𝑑𝑝
𝜕
𝜕
𝑛 𝑝 2 +𝐿 2
∆𝜆 =
𝜕𝑝
𝑑𝑝 𝑛 𝑝 2 +𝐿 2
∆𝑝 +
∆𝐿
𝜕𝐿
Penurunan terhadap p f ( x)
u vu'uv' maka f ( x) v x v2
dp p p n p 2 L2
d p 2 p n p p L2 u p u ' v
v'
p 1 p
p L v' p( p L ) 2
2
v 2 p L2 p p
2
1 2
2
1 2
1 2 p L2 2
1 ( 1) 2
(2 p) p p 2 L2
1 2 2 2 2 p L (1) p p( p L ) 2 d vu'uv' d p n v 2 n ( p 2 L2 ) 2
p
d n
1 d p 2 L2 p 2 ( p 2 L2 ) 2 n 2 2 p L
1 2
Penurunan terhadap L
dp 1 L n L p 2 L2
dp 2 p L2 L n L
2 p L2 L
1 2
1 2
1 2 p L2 2
dp L p 2 L2 L n
dpL 2 p L2 L n
3 2
3 2
1 ( 1) 2
(2 L) L p 2 L2
3 2
Sehingga:
p L p L 1 d p 2 L2 p 2 ( p 2 L2 ) 2 n p dpL p 2 L2 2 2 n (p L )
d n
3 2
L
e. Ketidakpastian panjang gelombang orde pertama (n=1)
d
1 p 2 1 d p 2 ( p 2 1) 2 3 2,5 10 3 dp p 2 1 2 5 10 4 ( p 2 1)
f. Ketidakpastian panjang gelombang orde kedua (n=2)
1 d p 2 1 p 2 ( p 2 1) 2 3 2 2,5 10 3 dp p 2 1 2 5 10 4 2 ( p 2 1)
d 2
g. Perhitungan panjang gelombang beserta ketidakpastiannya Data 1 (orde 1) N1 100lines / mm 105 lines / m d1
1 1 5 10 5 m N1 10
1) Merah (p=5,5 cm =0,055 m)
dp
p L 2
10
5
2
10 5 0,055 (0,055) 1 2
5,4917 10 7 m
1 5 2 2 2 0,055 1 10 0,055 ( 0,055 1) 2
2 ( 0,055 1)
2,5 10
3
10
5
2,4887 10 8 m 2,7376 10 10 m 2,5161 10 8 m
3 2 4 0,055 0,055 1 2 5 10
( ) (5,5 0,2) 10 7 m
2) Kuning (p=5,25 cm =0,0525 m)
dp
p L 2
10
10 5 0,0525
2
(0,0525) 1 2
5,2428 10 7 m
1 5 2 2 2 0,0525 1 10 0,0525 (0,0525 1) 2
5
2 (0,0525 1)
2,5 10
3
10
5
3 2 4 0,0525 0,0525 1 2 5 10
2,4715 10 8 m 2,6142 10 10 m 2,4976 10 8 m ( ) (5,2 0,2) 10 7 m
3) Hijau (p=5 cm =0,05 m)
dp
p L 2
10
10 5 0,05
2
4,9938 10 7 m
(0,05) 1 2
1 5 2 2 2 0,05 1 10 0,05 (0,05 1) 2
5
2,5 10
2 (0,05 1)
3
10
5
3 2 4 0,05 0,05 1 2 5 10
2,4907 10 8 m 2,4906 10 10 m 2,5156 10 8 m ( ) (5,0 0,2) 10 7 m
4) Biru (p=4,5 cm =0,045 m)
dp
p L 2
10
5
10 5 0,045
2
(0,045) 1 2
4,4954 10 7 m
1 5 2 2 2 0,045 1 10 0,045 (0,045 1) 2
2 (0,045 1)
2,5 10
3
10
5
3 2 4 0,045 0,045 1 2 5 10
2,4924 10 8 m 2,2432 10 10 m 2,5148 10 8 m ( ) (4,5 0,2) 10 7 m
Data 1 (orde 2) N1 100lines / mm 105 lines / m d1
1 1 5 10 5 m N1 10
1) Merah (p=11,25 cm =0,1125 m)
dp 2 p L 2
10 5 2
2
10 5 0,1125 2 (0,1125) 1 2
5,6605 10 7 m
1 10 5 2 2 2 0,1125 1 0,1125 ( 0,1125 1) 2 2
2 ( 0,1125 1)
2,5 10
3
10
1,2268 10 8 m 2,7599 10 10 m 1,2544 10 8 m
5
0,1125 2
0,11252 1 2 5 104 3
( ) (5,7 0,1) 10 7 m
2) Kuning (p=11 cm =0,11 m)
dp 2 p L 2
2
105 2
10 5 0,11 2 (0,11) 1 2
5,5332 10 7 m
1 105 2 2 2 2 0,11 1 2 0,11 (0,11 1)
2,5 10
2 (0,11 1)
3
10
5
0,11
2
0,112 1 2 5 104 3
1,2276 10 8 m 2,9709 10 11 m 1,2306 10 8 m ( ) (5,5 0,1) 10 7 m
3) Hijau (p=10,25 cm =0,1025 m)
dp 2 p L 2
105 2
2
10 5 0,1025 2 (0,1025) 1 2
5,1518 10 7 m
1 105 2 2 2 0,1025 1 0,1025 (0,1025 1) 2 2
2 (0,1025 1)
2,5 10
3
10
5
0,1025 2
3 2 4 0,1025 1 2 5 10
1,2306 10 8 m 2,5226 10 10 m 1,2558 10 8 m ( ) (5,2 0,1) 10 7 m
5) Biru (p=7,5 cm =0,075 m)
dp 2 p L 2
105 2
2
10 5 0,075 2 (0,075) 1 2
3,7605 10 7 m
1 105 2 2 2 2 0,075 1 2 0,075 (0,075 1)
2 (0,075 1)
2,5 10
3
10
5
0,075 2
3 2 4 0,075 1 2 5 10
1,2395 10 8 m 1,8592 10 10 m 1,2581 10 8 m ( ) (3,8 0,1) 10 7 m
Data 2 (orde 1) N 2 300lines / mm 3.105 lines / m d1
1 1 1 .10 5 m 5 N 2 3.10 3
1) Merah(p=18 cm =0,18 m)
1 5 10 0,18 3 5,9051 10 7 m 2 2 2 p L (0,18) 1 dp
1 10 5 3
1 2 1 5 2 2 0,18 1 10 0,18 (0,18 1) 2 3
2 ( 0,18 1)
2,5 10
3
1 3
10
7,9441 10 9 m 2,8599 10 10 m 8,2301 10 9 m
5
3 2 4 0,18 0,18 1 2 5 10
( ) (5,9 0,1) 10 7 m
2) Kuning (p=16 cm =0,16 m)
1 5 10 0,16 3 5,2664 10 7 m 2 2 2 p L (0,16) 1 dp
1 105 3
0,16
2
1 1 5 2 2 1 10 0,16 (0,16 1) 2 3 2 (0,16 1)
2,5 10
3
1
10 3
2
2
5
3 4 0,16 0,16 1 2 5 10
5
3 4 0,14 0,14 1 2 5 10
8,2287 10 9 m 2,5674 10 10 m 8,4854 10 9 m ( ) (5,3 0,1) 10 7 m
3) Hijau (p=14 cm =0,14 m)
1 5 10 0,14 3 4,6216 10 7 m 2 2 2 p L (0,14) 1 dp
1 105 3
0,14
2
1 1 5 2 2 1 10 0,14 (0,14 1) 2 3 2 (0,14 1)
2,5 10
3
1
10 3
8,0942 10 9 m 2,2664 10 10 m 8,3208 10 9 m ( ) (4,6 0,1) 10 7 m
4) Biru (p=13 cm =0,13 m)
1 5 10 0,13 3 4,2972 10 7 m 2 2 2 p L (0,13) 1
1 105 3
dp
0,13
2
1 1 5 2 2 1 10 0,13 (0,13 1) 2 3 2 (0,13 1)
2,5 10
3
10 3
8,1264 10 9 m 2,1129 10 10 m 8,3377 10 9 m ( ) (4,3 0,1) 10 7 m
Data 2 (orde 2) N 2 300lines / mm 3.105 lines / m d2
1
1 1 1 .10 5 m 5 N 2 3.10 3
1) Merah (p=38 cm =0,38 m) 1 10 5 0,38 dp 3 6,7752 10 7 m 2 2 2 2 p L 2 (0,38) 1
5
3 4 0,13 0,13 1 2 5 10 2
105 23
0,38
2
10 5 1 23
1 0,38 (0,38 1) 2 2
2
2 (0,38 1)
2,5 10
3
10
5
3 4 0,38 1 2 5 10
0,38
23
2
3,4034 10 9 m 2,5866 10 10 m 3,6621 10 9 m ( ) (6,78 0,04) 10 7 m
2) Kuning (p=35 cm =0,35 m) 1 10 5 0,35 dp 3 6,38839 10 7 m 2 2 2 2 p L 2 (0,35) 1
105 23
0,35
2
105 1 23
1 0,35 (0,35 1) 2 2
2
2,5 10
2 (0,35 1)
3
10
5
0,35
23
3 4 0,35 1 2 5 10 2
3,28301 10 9 m 2,74306 10 10 m 3,55732 10 9 m ( ) (6,39 0,04) 10 7 m
3) Hijau (p=31,5 cm =0,315 m) 1 10 5 0,315 3 5,5043 10 7 m 2 2 2 2 p L 2 (0,315) 1 dp
105 23
1 5 2 10 2 2 2 0,315 1 2 3 0,315 (0,315 1)
2 (0,315 1)
2,5 10
3
10
5
0,315
23
3 2 4 0,315 1 2 5 10
3,6154 10 9 m 2,2777 10 10 m 3,8432 10 9 m ( ) (5,50 0,04) 10 7 m
4) Biru (p=26 cm =0,26 m) 1 10 5 0,26 3 4,4774 10 7 m 2 2 2 2 p L 2 (0,26) 1 dp
105 23
0, 26
2
105 1 23
1 0, 26 (0, 26 1) 2 2
2 (0, 26 1)
2
2,5 10
3
10
3,7772 10 9 m 1,9642 10 10 m 3,9736 10 9 m ( ) (4,48 0,04) 10 7 m
Data 3 (orde 1) N 3 600lines / mm 6.105 lines / m
d3
1 1 1 .10 5 m 5 N 3 6.10 6
5
0, 26
23
0,262 1 2 5 104 3
1) Merah (p=38 cm =0,38 m)
1 5 10 0,38 6 5,9202 10 7 m 2 2 2 p L (0,38) 1 dp
10 5 6
1 1 5 2 2 2 0,38 1 10 0,38 (0,38 1) 2 6
2,5 10
2 (0,38 1)
3
10 5 6
3 2 4 0,38 0,38 1 2 5 10
3,4035 10 9 m 2,5866 10 10 m 3,6622 10 9 m ( ) (5,92 0,04) 10 7 m
2) Kuning (p=34 cm =0,34 m)
1 5 10 0,34 6 5,3650 10 7 m 2 2 2 p L (0,34) 1 dp
10 5 6
1 10 5 2 2 2 0,34 1 0,34 (0,34 1) 2 6
2 (0,34 1)
2,5 10
3
10 5 6
3 2 4 0,34 0,34 1 2 5 10
4,4009 10 9 m 2,4056 10 10 m 4,6414 10 9 m ( ) (5,36 0,05) 10 7 m
3) Hijau (p=30 cm =0,30 m)
1 5 10 0,30 dp 6 4,7891 10 7 m 2 2 2 p L (0,30) 1
10 5 6
0,30
2
1 10 5 2 2 2 1 6 0,30 (0,30 1) 2 (0,30 1)
2,5 10
3
10 5 6
2 4 0,300,30 1 2 5 10 3
3,6614 10 9 m 2,1969 10 10 m 3,8811 10 9 m ( ) (4,79 0,04) 10 7 m
4) Biru (p=27 cm =0,27 m)
1 5 10 0,27 6 4,3444 10 7 m 2 2 2 p L (0,27) 1 dp
10 5 6
1 10 5 2 2 2 0, 27 1 0, 27 (0, 27 1) 2 6
2 (0, 27 1)
2,5 10
3
10 5
3,7493 10 9 m 2,0246 10 10 m 3,9518 10 9 m ( ) (4,34 0,04) 10 7 m
6
3 2 4 0, 27 0, 27 1 2 5 10
h. Rata-rata berbobot panjang gelombang cahaya warna merah 1 Wi 2 i
No.
𝛌 ± 𝚫𝛌 (x10-7 m)
1.
(5,5 ± 0,2)
25
137,5
2.
(5,7 ± 0,1)
100
570
3.
(5,9 ± 0,1)
100
590
4.
(6,78 ± 0,04)
625
4237,5
5.
(5,92 ± 0,04)
625
3700
1475
9235
Jumlah
W W i
i
i
Wi 𝛌i
9235 10 7 6,2610 10 7 m 1475
1 1 10 7 0,0260 10 7 m Wi 1475
( ) (6,26 0,03) 10 7 m
Jadi
panjang
gelombang
cahaya
warna
merah
adalah
( ) (6,26 0,03) 10 7 m
i.
Rata-rata berbobot panjang gelombang cahaya warna kuning 1 Wi 2 i
No.
𝛌 ± 𝚫𝛌 (x10-7 m)
1.
(5,2 ± 0,2)
25
130
2.
(5,5 ± 0,1)
100
550
3.
(5,3 ± 0,1)
100
530
4.
(6,39 ± 0,04)
625
3993,75
5.
(5,36 ± 0,05)
400
2144
1250
7347,75
Jumlah
W W i
i
i
Wi 𝛌i
7347,75 10 7 5,8782 10 7 m 1250
1 1 10 7 0,0283 10 7 m Wi 1250
( ) (5,88 0,03) 10 7 m
Jadi panjang gelombang cahaya warna merah adalah ( ) (5,88 0,03) 10 7 m j.
Rata-rata berbobot panjang gelombang cahaya warna hijau No.
𝛌 ± 𝚫𝛌 (x10-7 m)
1 Wi 2 i
Wi 𝛌i
1.
(5,0 ± 0,2)
25
125
2.
(5,2 ± 0,1)
100
520
3.
(4,6 ± 0,1)
100
460
4.
(5,50 ± 0,04)
625
3437,5
5.
(4,79 ± 0,04)
625
2993,75
1475
7536,25
Jumlah
W W i
i
i
7536,25 10 7 5,1093 10 7 m 1475
1 1 10 7 0,0260 10 7 m Wi 1475
( ) (5,11 0,03) 10 7 m
Jadi panjang gelombang cahaya warna merah adalah ( ) (5,11 0,03) 10 7 m k. Rata-rata berbobot panjang gelombang cahaya warna Biru 1 Wi 2 i
No.
𝛌 ± 𝚫𝛌 (x10-7 m)
1.
(4,5 ± 0,2)
25
112,5
2.
(3,8 ± 0,1)
100
380
3.
(4,3 ± 0,1)
100
430
4.
(4,48 ± 0,04)
625
2800
5.
(4,43 ± 0,04)
625
2768,75
1475
6491,25
Jumlah
W W i
i
i
Wi 𝛌i
6491,25 10 7 4,4008 10 7 m 1475
1 1 10 7 0,0260 10 7 m Wi 1475
( ) (4,40 0,03) 10 7 m
Jadi
panjang
gelombang
cahaya
warna
merah
adalah
( ) (4,40 0,03) 10 7 m
l.
Menghitung frekuensi spektrum cahaya Persamaan: c f
f
c
Ralat: f
f f c c
f
1
c
c
2
Karena c merupakan ketetapan cahaya,maka nilainya tidak memiliki ralat, sehingga: f
c
2
Frekuensi spektrum cahaya warna merah c 3 108 m / s
( ) (6,26 0,03) 10 7 m
f
c
3 108 m / s 4,7923 1014 s 1 4,7923 1014 Hz 7 6,26 10 m
3 108 f 2 0,03 10 7 2,2966 1012 Hz 7 2 (6,26 10 ) c
( f f ) (4,79 0,02) 1014 Hz
Frekuensi spektrum cahaya warna kuning c 3 108 m / s
( ) (5,88 0,03) 10 7 m
3 108 m / s f 5,1020 1014 s 1 5,1020 1014 Hz 7 5,88 10 m c
f
c
2
3 108 0,03 10 7 2,6031 1012 Hz 7 2 (5,88 10 )
( f f ) (5,10 0,03) 1014 Hz
Frekuensi spektrum cahaya warna hijau c 3 108 m / s
( ) (5,11 0,03) 10 7 m
3 108 m / s f 5,8708 1014 s 1 5,8708 1014 Hz 7 5,11 10 m c
f
c
2
3 108 0,03 10 7 3,4467 1012 Hz 7 2 (5,11 10 )
( f f ) (5,87 0,03) 1014 Hz
Frekuensi spektrum cahaya warna biru c 3 108 m / s
( ) (4,40 0,03) 10 7 m
3 108 m / s f 6,8182 1014 s 1 6,8182 1014 Hz 7 4,40 10 m c
f
c
2
3 108 0,03 10 7 4,6488 1012 Hz 7 2 (4,40 10 )
( f f ) (6,82 0,05) 1014 Hz
m. Panjang gelombang dan frekuensi cahaya warna merah ( ) (6,26 0,03) 10 7 m ( f f ) (4,79 0,02) 1014 Hz
n. Panjang gelombang dan frekuensi cahaya warna kuning ( ) (5,88 0,03) 10 7 m ( f f ) (5,10 0,03) 1014 Hz
o. Panjang gelombang dan frekuensi cahaya warna hijau ( ) (5,11 0,03) 10 7 m ( f f ) (5,87 0,03) 1014 Hz
p. Panjang gelombang dan frekuensi cahaya warna biru ( ) (4,40 0,03) 10 7 m ( f f ) (6,82 0,05) 1014 Hz
F. Jawaban pertanyaan 1. Tentukan panjang gelombang cahaya untuk setiap spektrum pada setiap orde a. Panjang gelombang warna merah orde 1 Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,5±0,2)x10-7 m Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(5,9±0,1)x10-7 m Dengan N = 600 lines/mm (λ±Δλ)=(5,92±0,04)x10-7 m b. Panjang gelombang warna merah orde 2 Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,7±0,1)x10-7 m Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(6,78±0,04)x10-7 m c. Panjang gelombang warna kuning orde 1 Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,2±0,2)x10-7 m Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(5,3±0,1)x10-7 m Dengan N = 600 lines/mm (λ±Δλ)=(5,36±0,05)x10-7 m d. Panjang gelombang warna kuning orde 2 Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,5±0,1)x10-7 m Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(6,39±0,04)x10-7 m e. Panjang gelombang warna hijau orde 1 Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,0±0,2)x10-7 m Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(4,6±0,1)x10-7 m Dengan N = 600 lines/mm (λ±Δλ)=(4,79±0,04)x10-7 m f. Panjang gelombang warna hijau orde 2 Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(5,2±0,1)x10-7 m Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(5,50±0,04)x10-7 m g. Panjang gelombang warna biru orde 1 Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(4,5±0,2)x10-7 m Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(4,3±0,1)x10-7 m Dengan N = 600 lines/mm (λ±Δλ)=(4,43±0,04)x10-7 m h. Panjang gelombang warna biru orde 2 Dengan N = 100 lines/mm (λ±Δλ)=(3,8±0,1)x10-7 m Dengan N = 300 lines/mm (λ±Δλ)=(4,48±0,04)x10-7 m 2. Tentukan pula frekuensi gelombang cahaya masing-masing warna tersebut Jawab: Frekuensi gelombang cahaya warna merah ( f f ) (4,79 0,02) 1014 Hz
Frekuensi gelombang cahaya warna kuning ( f f ) (5,10 0,03) 1014 Hz Frekuensi gelombang cahaya warna hijau ( f f ) (5,87 0,03) 1014 Hz Frekuensi gelombang cahaya warna biru ( f f ) (6,82 0,05) 1014 Hz
G. Kesimpulan 1. Panjang gelombang berbagai spektrum cahaya: ( ) (6,26 0,03) 10 7 m Gelombang warna merah 7 Gelombang warna kuning ( ) (5,88 0,03) 10 m 7 Gelombang warna hijau ( ) (5,11 0,03) 10 m 7 Gelombang warna biru ( ) (4,40 0,03) 10 m 2. Frekuensi gelombang berbagai spectrum cahaya:
a. Gelombang warna merah ( f f ) (4,79 0,02) 1014 Hz b. Gelombang warna kuning ( f f ) (5,10 0,03) 1014 Hz c. Gelombang warna hijau ( f f ) (5,87 0,03) 1014 Hz d. Gelombang warna biru ( f f ) (5,82 0,05) 1014 Hz
H. Pembahasan Percobaan yang berjudul kisi difraksi ini antara lain bertujuan untuk menentukan panjang gelombang warna tertentu pada spectrum cahaya dan menentukan frekuensi warna spectrum cahaya. Dalam percobaan kali ini, kami melakukan pengamatan menggunakan celah tunggal. Adapun jumlah kisi yang kami gunakan bermacam-macam, yaitu terdiri dari N=100line/mm, N=300line/mm, dan N=600line/mm. Data yang kami ambil berupa panjang gelombang dan frekuensi dari cahaya yang terdifraksi menjadi beberapa spektrum cahaya tampak. Namun, yang kami amati hanyalah spektrum cahaya warna merah, kuning, hijau dan biru. Setiap kisi kami ambil 2 orde kecuali untuk kisi yang 600 line/mm hanya 1 orde saja. Untuk jarak antara kisi dengan celah kami buat tetap yaitu sepanjang 100 cm. data yang kami ambil berupa jarak antara celah dengan spektrum warna yang terbentuk (p). berdasarkan data yang kami peroleh kemudian saya analisis menggunakan persamaan
dp n p 2 L2
untuk mencari panjang gelombangnya, dengan n= jumlah orde. Lalu
dengan persamaan f
c
untuk mencari frekuensinya. Adapun panjang gelombang (λ)
yang digunakan untuk mencari frekuensi dari masing-masing spektrum cahaya yang akan dicari adalah hasil dari nilai terbaik dari panjang gelombang spektrum tersebut untuk semua orde. Lalu c atau cepat rambat cahaya menggunakan cepat rambat cahaya diudara yaitu sebesar 3x108 m/s. Berdasarkan analisis yang saya lakukan, maka diperoleh hasil panjang gelombang untuk cahaya warna merah pada orde pertama dengan menggunakan kisi N=100line/mm
diperoleh hasil ( ) (5,5 0,2).10 7 m , lalu untuk N=300line/mm diperoleh hasil ( ) (5,9 0,1).10 7 m . Sedangkan untuk N=600line/mm diperoleh hasil hasil ( ) (5,92 0,04).10 7 m . Kemudian untuk orde kedua dengan N=100line/mm
diperoleh hasil ( ) (5,7 0,1).10 7 m dan untuk N=300line/mm diperoleh hasil ( ) (6,78 0,04).10 7 m . Dari beberapa hasil tersebut kemudian saya rata-rata
berbobot sehingga diperoleh hasil perhitungan terbaik dari panjang gelombang spektrum cahaya warna merah sebesar hasil ( ) (6,26 0,03).10 7 m . Lalu untuk frekuensi dari spektrum cahaya warna merah sebesar ( f f ) (4,79 0,02) 1014 Hz Untuk hasil panjang gelombang cahaya warna kuning pada orde pertama dengan menggunakan kisi N=100line/mm diperoleh hasil untuk N=300line/mm diperoleh hasil
( ) (5,2 0,2).10 7 m , lalu
( ) (5,3 0,1).10 7 m . Sedangkan untuk
N=600line/mm diperoleh hasil hasil ( ) (5,36 0,05).10 7 m . Kemudian untuk orde kedua dengan N=100line/mm diperoleh hasil untuk N=300line/mm diperoleh hasil
( ) (5,5 0,1).10 7 m dan
( ) (6,39 0,04).10 7 m . Dari beberapa
hasil tersebut kemudian saya rata-rata berbobot sehingga diperoleh hasil perhitungan terbaik dari panjang gelombang spektrum cahaya warna merah sebesar hasil ( ) (5,88 0,03).10 7 m . Lalu untuk frekuensi dari spektrum cahaya warna merah
sebesar ( f f ) (5,10 0,03) 1014 Hz Selanjutnya untuk hasil panjang gelombang cahaya warna hijau pada orde pertama dengan menggunakan kisi N=100line/mm diperoleh hasil ( ) (5,0 0,2).10 7 m , lalu untuk N=300line/mm diperoleh hasil
( ) (4,6 0,1).10 7 m . Sedangkan
untuk N=600line/mm diperoleh hasil hasil ( ) (4,79 0,04).10 7 m . Kemudian untuk orde kedua dengan N=100line/mm diperoleh hasil ( ) (5,2 0,1).10 7 m dan untuk N=300line/mm diperoleh hasil ( ) (5,50 0,04).10 7 m . Dari beberapa hasil tersebut kemudian saya rata-rata berbobot sehingga diperoleh hasil perhitungan terbaik dari panjang gelombang spektrum cahaya warna merah sebesar hasil ( ) (5,11 0,03).10 7 m . Lalu untuk frekuensi dari spektrum cahaya warna merah
sebesar ( f f ) (5,87 0,03) 1014 Hz Yang terakhir hasil panjang gelombang untuk cahaya warna biru pada orde pertama dengan menggunakan kisi N=100line/mm diperoleh hasil ( ) (4,5 0,2).10 7 m , lalu untuk N=300line/mm diperoleh hasil
( ) (4,3 0,1).10 7 m . Sedangkan
untuk N=600line/mm diperoleh hasil hasil ( ) (4,43 0,04).10 7 m . Kemudian untuk orde kedua dengan N=100line/mm diperoleh hasil ( ) (3,8 0,1).10 7 m dan untuk N=300line/mm diperoleh hasil ( ) (4,48 0,04).10 7 m . Dari beberapa hasil tersebut kemudian saya rata-rata berbobot sehingga diperoleh hasil perhitungan terbaik dari panjang gelombang spektrum cahaya warna merah sebesar hasil
( ) (4,40 0,03).10 7 m . Lalu untuk frekuensi dari spektrum cahaya warna merah
sebesar ( f f ) (6,82 0,025) 1014 Hz Dari semua hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa spektrum cahaya yang terbentuk akibat pembelokan cahaya membentuk spektrum cahaya yang terdiri dari sinarsinar cahaya tampak yang apabila diurutkan dari atas yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila , ungu mempunyai panjang gelombang dari besar ke kecil, namun sebaliknya apabila diurutkan dari atas mempunyai frekuensi dari kecil ke besar. Hal ini sesuai dengan analisis data yang kami peroleh menunjukkan hal seperti itu. Dan sudah sesuai dengan dasar teori yang ada. Adapun hasil dari percobaan ang kami lakukan apabila diurutkan dari yang mempunyai panjang gelombang dari besar ke kecil adalah spektrum warna merah, kuning, hijau dan biru. Begitu juga sebaliknya apabila diurutkan dari yang mempunyai frekuensi dari yang besar ke kecil adalah spektrum warna biru, hijau, kuning lalu merah. Hasil yang kami peroleh mengenai panjang gelombang dan frekuensi dari beberapa spektrum cahaya yang terbentuk dari percobaan kisi difraksi ini sudah sesuai dengan dasar teori yang ada, meskipun masih terdapat selisih yang tidak terlalu besar pula. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: a. Ketelitian dari alat ukur yang kami gunakan sangat besar sekali, sehingga akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. b. Jarak antara kisi dan celah yang dimungkinkan tergeser ketika mengamati cahaya yang terbentuk pada kisi sehingga akan berpengaruh juga. c. Karena pengamatan seseorang tentang warna cahaya yang terbentuk berbeda-beda. Bisa saja ketika alat penunjuk sudah menunjukkan tepat pada cahaya yang dimaksud, tetapi menurut pengamatan pengamat kurang sehingga akan berpengaruh pada hasil p(jarak antara celah dengan warna). d. Karena bayangan yang terbentuk buram, sehingga kami kesulitan untuk menentukan dimana letak penunjuk yang ditempatkan pada spektrum cahaya yang terbentuk pada jarak tertentu. e. Karena setting alat yang sedemikian, sehingga tidak memungkinkan kita untuk bisa mengamati spektrum cahaya yang terbentuk secara dekat, sehingga hasil yang diperoleh akan berpengaruh pada hasil perhitungan. f. Pada hasil pembulatan angka di analisis perhitungan akan berpengaruh pada hasil akhir yang diperoleh.
I. Daftar Pustaka Anonim.-.Spektrum
Kasat
Mata.
http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrum_kasat_mata.
Diakses pada tanggal 17 April 2013 pukul 09.00 WIB. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Tim Fisika Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Pengantar lastrik magnet dan Optika. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY.
Ramalis, Taufik Ramlan. 2001. Gelombang dan Optik.. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UPI.
http://Image-edukasi-pustaka.blogspot.com. Diakses tanggal 17 April 2013.
View more...
Comments