Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane Disease (HMD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi yang kurang (Mansjoer, 2002).
Etiologi
Faktor Utama : Defisiensi surfaktan (bayi BKB)
Faktor Risiko :
Faktor Ibu
: hipoksia, Penyakit pembuluh darah (DM, Hipertensi, Hipotensi)
Faktor Plasenta
: solusio plasenta, perdarahan plasenta
Faktor janin
: kegawatan janin (kehilangan darah dalam periode perinatal, aspirasi mekonium)
Faktor persalinan
: partus lama, SC
Tanda dan Gejala
Dispnea
Takipnea > 60 X/Menit
Pernapasan cuping hidung
Grunting (Suara merintih di akhir ekspirasi)
Retraksi dinding dada
Sianosis
Klasifikasi
Ringan
RDS
sedang
Berat
Klasifikasi
LINK KLASIFIKASI RDS.docx
Patofisiologi
Bayi prematur atau BKB adalah bayi yang dilahirkan ibu pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Bayi prematur lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya untuk berfungsi sebagai organ pertukaran gas yang efektif. Hal ini disebabkan karena kurangnya surfaktan. Surfaktan adalah suatu zat aktif yang terdiri dari lemak, protein dan karbohidrat yang fungsinya sebagai pelumas agar tidak terjadi gesekan antar ruang alveoli sehingga kantong alveoli tetap berkembang dan berisi udara. Surfaktan diproduksi mulai janin berusia 20 minggu sampai aterm. Kurangnya surfaktan mengakibatkan paru tidak mengembang (kolaps) sehingga menimbulkan berbagai macam gejala gawat napas (RDS).
Komplikasi
1.
2.
Jangka Pendek
Ruptur alveoli
Infeksi (BKB cenderung mengalami defisiensi respon imun)
Perdarahan intrakranial dan leukomalicia periventrikular (BKB berisiko mengalami masalah neurologi akut akibat EIH)
Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Jangka Panjang
Bronchuspolmonary Dysplasia (BPD)
Retinopathy premature (BKB cenderung mengalami retina yang imatur)
Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
Kultur darah
BGA/AGD
Glukosa darah
Rontgen toraks
Darah rutin & hitung jenis
Pulse
oxymetri
Pencegahan
Mencegah terjadinya kelahiran BKB
Pemberian kortikosteroid antenatal pada BKB (mempercepat perkembangan baru menambah produksi surfaktan alveolar menurunkan risiko distress pernapasan)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sesuai klasifikasi RDS:
1.
RDS Ringan
Observasi RR
Terapi O₂
Terapi cairan
ASI
Amati bayi selama 24 jam selanjutnya, jika RR menetap antara 30-60 X/menit, tidak ada sepsis, dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan bayi dapat dipulangkan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sesuai klasifikasi RDS:
2.
RDS Sedang
Terapi O₂ dengan kecepatan sedang
Terapi cairan
Puasa
Bila suhu aksiler 34-36,5ºC atau 37,5-39ºC tangani untuk masalah suhu abnormal dan ulang setelah 2 jam
Pengambilan sampel darah
kultur
menentukan pemberian antibiotik (> 2 jam tidak terjadi perbaikan)
curiga sepsis
Terjadi perbaikan kurangi terapi O ₂ pasang NGT ASI peras membaik dilatih menyusu Obs K/U dalam 24 jam
membaik (memerah)
pulang
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan sesuai klasifikasi RDS:
3.
RDS Berat Terapi O₂ sedang
Terapi cairan
Pemberian antibiotik (curiga sepsis)
Menggunakan alat bantu pernapasan lain
Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien RDS adalah pemberian surfaktan eksogen (surfaktan dari luar)
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.