Post SC Letak Sungsang
April 10, 2019 | Author: April Ida | Category: N/A
Short Description
sc, post, operasi, sesar, sungsang...
Description
BAB I PENDAHULUAN
I.
A. LA LATAR BELAKANG Letak Letak sungsang sungsang merupakan merupakan penyuli penyulitt dalam proses proses
persal persalina inan n yang yang
kejadiannya senantiasa tetap tinggi. Tingginya angka kejadian letak sungsang merupakan faktor utama penyebab timbulnya keadaan yang dapat mengancam hidup ibu bersalin. Tingginya angka kematian bulin sebagai akibat perkembangan kelainan letak sungsang yang tidak terkontrol memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tingginya angka kematian. Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3 % merupakan kasus letak sungsang. Dari kasus tersebut terjadi pada semua persalinan, terjadi pada multi multi gravid gravida. a. Masih Masih tinggi tingginya nya angka angka kejadi kejadian an ini dapat dapat dijadi dijadikan kan sebagai sebagai gambaran umum tingkat kesehatan ibu bersalin dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum. Dengan besarnya pengaruh kelainan letak sungsang terhadap tingginya tingkat kematian bulin, maka sudah selayaknya dilakukan upaya untuk mencegah dan menanganikasus-kasus pre eklampsia. Perawatan pada bulin dengan letak sungs sungsang ang meru merupa pakan kan sala salah h satu satu usaha usaha nyata nyata yamg yamg dapat dapat dila dilaku kukan kan untuk untuk mencega mencegah h timbul timbulnya nya komplik komplikasi asi-kom -kompli plikasi kasi sebagai sebagai akibat akibat lanjut lanjut dari dari letak letak sungsang tersebut.
II. II. B. TUJU TUJUAN AN PENU PENULI LISA SAN N 1. Tuju Tujuan an Ins Instr truks uksio ional nal Umum Umum Untuk memberikan Asuhan Keperawatan kepada Ibu bersalin post seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang 2. Tuju Tujuan an Inst Instru ruks ksio ional nal Khus Khusus us 2.1. 2.1.
Dapa Dapatt mela melaku kuka kan n peng pengka kaji jian an pada pada ibu bersa bersali lin n post post seksi seksio o sesa sesare reaa dengan indikasi letak sungsang.
2.2.
Dapat Dapat menen menentuk tukan an masa masalah lah keperaw keperawata atan n pada pada ibu ibu bers bersali alin n post post seksio seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang
2.3. 2.3.
Dapat Dapat mene meneta tapk pkan an perenc perencan anaan aan pada pada ibu ibu bersal bersalin in post post seksi seksio o sesar sesarea ea dengan indikasi letak sungsang.
2.4. 2.4.
Dapat Dapat men mener erapk apkan an rencan rencanaa perawat perawatan an pada pada ibu bersa bersali lin n post post seksi seksio o sesarea dengan indikasi letak sungsang
2.5. 2.5.
Dapa Dapatt mel melakuk akukan an eval evalua uasi si pada pada ibu bers bersal aliin post post seks seksiio sesa sesare reaa dengan indikasi letak sungsang.
III. IV. C. METODE METODE PENULI PENULISAN SAN Meto Metode de penul penulis isan an maka makala lah h ini ini mengg mengguna unakan kan meto metode de stad stadii kasus kasus denga dengan n pengumpulan data secara observasi langsung dan wawancara . i.
ii. i.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. KONSEP DASAR TEORI A. PENGERTIAN Letak Letak sungsan sungsang g adalah adalah letak letak memanja memanjang ng dengan dengan bokong bokong sebagai sebagai bagian yang terendah ( Presentasi Bokong). Angka kejadian : ± 3 % dari seluruh angka kelahiran.
1.
B. PA PATOFISI FISIO OLOGI Letak sungsang dapat terjadi akibat dari ;
1. Terdap Terdapat at tumor tumor dalam dalam rongg ronggaa uteru uterus. s. 2. Terben Terbentukn tuknya ya segmen segmen bawah bawah rahim. rahim. 3. Hidram dramiion. Adapun letak sungsang dapat dibagi menjadi sebagai berikut : 1. Letak bokong bokong murni murni ; prensent prensentasi asi bokong bokong murni (Frank Breech). Breech). Bokong saja saja yang menjadi bagian terdepan sedangkan kedua tungkai lurus keatas. 2. Letak Letak bokong kaki (prese (presenta ntasi si bokong bokong kaki) disampi disamping ng bokong teraba teraba kaki (Complete Breech). Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja. 3. Letak Letak lutu lututt (pres (present entasi asi lutut) lutut) dan 4. Letak kaki kaki , yang yang keduanya keduanya disebut disebut dengan dengan istilah istilah ; Incomplete Incomplete Breech. Breech. Tergantung pada terabanya kedua kaki atau lutut atau hanya teraba satu kaki atau lutut disebut letak kaki atau lutut sempurna dan letak kaki atau lutut tidak sempurna. Dari semua letak-letak ini yang paling sering dijumpai adalah letak bokong murni. Punggung biasanya terdapat kiri depan. Frekuensi letak sungsang lebih tinggi pada kehanilan muda dibandingkan diband ingkan dengan kehamilan a`terme a `terme dan lebih banyak pada
multigravida dibandingkan dengan primigarvida.
C. PENGERTIAN SEKSIO SESAREA Salah satu cara dalam mengatasi keadaan tersebut adalah dengan tindakan operatif yaitu persalinan dengan cara tindakan seksio sesarea. Dimana apabila caracara lain dianggap tidak berhasil atau syarat-syarat untuk dilakukanya tindakan tidak terpenuhi atau kondisi ibu memerlukan tindakan yang segera yang apabila tidak segera dilakukan akan berakibat fatal. Seksio sesarea adalah cara persalinan buatan dengan suatu tindakan operasi/pembedahan untuk mengeluarkan janin dari rongga uterus dengan cara mengiris dinding perut dan dinding uterus dengan syarat rahim dengan keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.
II. KONSEP DASAR ASKEP A. PENGKAJIAN Data yang dikaji pada ibu bersalin dengan letak sungsang adalah : 1. Data subyektif : -
Biasanya sering terjadi pada multi gravida gravida , kehamilan muda.
-
Riwayat kesehatan ibu sekarang :
bila tidak terdapat kelainan yang
berat ibu biasanya mengeluh pergerakan janin terasa dibagian perut bawah, di bawah pusat dan ibu sering merasa benda keras ( kepala) mendesak tulang iga. -
Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
-
Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia .
-
Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
-
Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
2. Data Obyektif : -
Inspeksi : untuk mengetahui bentuk pembesaran uterus.
-
Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
-
Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
-
Pemeriksaan penunjang : Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur,
•
diukur 2 kali dengan interval 6 jam. Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya
•
kelainan pada otak USG ; untuk mengetahui keadaan janin
•
•
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
•
TBJ : untuk mengetahui berat janin.
B. MASALAH KEPERAWATAN
1.
Gangguan Rasa nyaman (nyeri ) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf yang di tandai dengan keluhan nyeri, ekpresi wajah menyeringai.
2.
Gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengantrauma mekanik , manipulasi pembedahan adanya edema pada jaringan sekitar dan hematom, kelemahan pada saraf sensorik dan motorik.
3.
Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan dan perawatan selanjutnya berhubungan dengansalah dalam menafsirkan imformasi dan sumber imformasi yang kurang benar.
C. PERENCANAAN Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan, criteria hasil, rencana tindakan atau intervensi dan rasional tindakan (Depkes RI 1991 ; 20 ).
Intervensi keperawatan pada diagnose Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf. : 1) Kaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan nyeri. 2) Beri posisi fowler atau posisi datar atau miring kesalah satu sisi. 3) Ajarkan teknik releksasi seperti menarik nafas dalam, bimbing untuk membayangkan sesuatu. Kaji tanda vital : tachicardi,hipertensi,
pernafasan cepat. 4) Motivasi klien untuk mobilisasi didni setelah pembedahan bila sudah diperbolehkan. 5) Laksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti analgesik intravena. 6) Observasi efek analgetik (narkotik ) 7) Obervasi tanda vital : nadi ,tensi,pernafasan.
Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengan trauma mekanis, manipulasi pembedahan, oedema jaringan setempat, hematoma, kelemahan sensori dan kelumpuhan saraf. 1) Catat pola miksi dan minitor pengeluaran urine 2) Lakukan
palpasi
pada
kandung
kemih
,
observasi
adanya
ketidaknyamanan dan rasa nyeri. 3) Lakukan tindakan agar klien dapat miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran. 4) Jika memakai kateter, perhatikan apakah posisi selang kateter dalam keadaan baik, monitor intake output, bersihkan daerah pemasangan kateter satu kali dalam sehari, periksa keadaan selang kateter (kekakuan,tertekuk ) 5) Perhatikan kateter urine : warna, kejernihan dan bau. 6) Kolaborasi dalam pemberian dalam pemberian cairan perperental dan obat obat untuk melancarkan urine. 7) Ukur dan catat urine yang keluar dan volume residual urine 750 cc perlu pemasangan kateter tetap sampai tonus otot kandung kemih kuat kembali.
Intervensi keperawatan pada diagnose keperawatan Kurangnya pengetahuan tentang perawatan luka operasi, tanda-tanda komplikasi, batasan aktivitas, dan perawatan selanjutnya berhubungan dengan terbatasnya imformasi.
1) Jelaskan bahwa tindakan seksio sesarea mempunyi kontraindikasi yang sedikit tapi membutuhkan waktu yang lama untuk pulih, mengguanakan anatesi yang banyak dan memberikan rasa nyeri yang sangat setelah operasi. 2) Jelaskan dan ajarkan cara perawatan luka bekas operasi yang tepat 3) Motivasi klien melakukan aktivitas sesuai kemampuan. 4) Jelaskan aktivitas yang tidak boleh dilakukan.
D. IMPLEMENTASI 2.
Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan
E. EVALUASI a.
Evaluasi disesuaikan dengan criteria hasil yang telah ditentukan
BAB III TINJAUAN KASUS
1.
A. IDENTITAS •
Nama
: Ny.H.R
Nama suami
: Tn. H
•
Umur
: 27 Tahun
Umur
•
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
•
Agama
: Islam
•
Pendidikan
: SMU
Pendidikan : Sarjana
•
Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan : PNS
•
Alamat
•
Status perkawinan : Kawin 1 x
•
MRS
: 32 Tahun Suku/bangsa
Agama
: Ploso G/IA, Sby
: Jawa /Indo
: Islam
Alamat
: Ploso G /IA,Sby
Usia perkawinan : 1 Tahun.
: 17 Agustus 2001,Pukul 15.45 Wib
iii. iv.
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Persepsi Terhadap Persalinan/Nifas a. Mengapa klien datang ke Rumah sakit karena klien hamil dengan letak sungsang dan terjadi KPP. b. Persepsi klien terhadap kehamilan ibu mengharapkan anaknya nanti lahir dengan selamat dan bila Tuhan mengijinkan anak laki-laki c. Apakah persalinan ini menimbulkan perubahan dalam kehidupan seharihari? ya,karena persalinan melalui jalan operasi klien sangat khawatir dlm melakukan aktivitas sehari-hari terutama merawat bayinya sangat terbatas khawatir jebol, juga pengetahuan ibu kurang karena anak pertama. d. Harapan yang klien inginkan setelah persalinan melalui operasi dapat merawat bayinya walaupun sgt khawatir terhadap luka bekas operasi e. Klien tinggal dengan suami. f. Siapa orang yang terpenting bagi klien ? Suami dan orang tua g. Sikap keluarga terhadap keadaan saat ini sangat mendukung v.
h. Kesiapan mental menjadi ibu : ya,walau khawatir mengenai proses persalinan (keselamatan diri dan bayinya),klien bersyukur karena sudah selamat
2. Riwayat Obstetri a. Riwayat Menstruasi : Menarche : Umur 13 tahun
Siklus
: teratur tiap bulan
Banyaknya : Banyak
Lamanya : ± 5-7 hari
Disymenorrhoe : Tidak Keluhan
HPHT
: 14 Nopember 2000
: Tidak ada
b. Riwayat Kehamilan Anak Ke
Kehamilan
Persalinan
Komplikasi
Pe
pe
Nifas La Infek per Jen bb
ny
no
ny
ser
ulit
lon
ulit
asi
N
TAH
Umur
Pe
O.
UN
kehami lan
jenis
si
dar
2001
9 bln
(Ha
pj
is
aha
g I
Anak
n
Let
LSC
Do
Ad
Td
Td k Ad
La
50
5
su
S
k
a
k
ada
ki-
0g
0
mil
ter
ada
sekar
a
lak
c
i
m
ang)
c. Kehamilan Sekarang •
Diagnosa
: GI P0 A 0 H 0 39/40 Mg TH + Letsu (Presentasi
Bokong Murni) + KPP > 24 jam. •
Imunisasi
: TT1 sudah; TT2 sudah
•
ANC
•
Keluhan selama Hamil :
•
Mual dan muntah pada trimester pertama,pusing ya bila bangun dari
: 3 Kali ( dokter spesialis).
duduk atau tiduran, sering nyeri pinggang dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. •
Pengobatan selama hamil : Ya
•
Pergerakan janin Ya
•
Rencana perawatan bayi : Sendiri dibantu oleh orang tua
•
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi : Baik
•
Breast care
•
Perineal care : Tidak
•
Nutrisi
: Tidak
: Tidak
Sejak usia kehamilan : 4 bulan(aktif).
•
Senam Nifas : Tidak
•
KB
: Tidak
•
Menyusui
: Belum tahu caranya
3. Riwayat Keluarga Berencana Melaksanakan KB: Tidak 4. Riwayat Kesehatan Penyakit yang pernah dialami ibu : tidak ada Pengobatan yang didapat : Tidak ada Riwayat penyakit keluarga : DM (-),Jantung (-),Hipertensi (-),Gemelli (-) 5. Kebutuhan Dasar Khusus 1. Pola Nutrisi Frekuensi makan : 3 x sehari, Nafsu makan : Baik Jenis makanan rumah : Nasi,lauk pauk,kadang susu Makanan yg tidak disukai/alergi/pantangan : Tidak ada. 2. Pola eliminasi BAK sering 3-4 x/hari,warna kuning muda. BAB teratur 1 x hari,warna kuning,bau agak menusuk,konsistensi lem bek,keluhan tidak ada.(Saat pengkajian belum ada BAB) 2. Pola
Personal
Hygiene
Mandi 2 – 3 x/hari, pakai sabun mandi. Oral hygiene/gosok gigi 3 x/hari; pagi,siang, sore atau setelah makan Cuci rambut 2 x/minggu,pakai shampo 3. Pola Istirahat dan Tidur Lama tidur 7 – 8 jam/hari,sebelum tidur minum air putih,selama hamil posisi tidur terus terlentang,miring agak sulit 4.
Pola aktivitas dan latihan Kegiatan dalam pekerjaan selama hamil memasuki trimester ke- III klien istirahat bekerja hanya diam dirumah,membantu memasak dan bersih bersih rumah,olahraga jalan-jalan pagi
5.
Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan Merokok,minuman keras dan ketergantungan obat : Tidak ada
6. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Baik Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi
Kesadaran : Compos mentis : 96 x/mnt
Respirasi
: 28 x/mnt
Berat Badan
Suhu
: 57,5 Kg
: 36,80c Tinggi Badan : 165 cm.
1. Sistem penglihatan Mata simetris, kelopak mata normal,gerakan mata normal,pergerakaan tidak ada kelainan,konjuntiva normal/merah,klien mengeluh mata ka-nan agak kabur/berbayang. 2. Sistem pernapasan Jalan napas bersih,pernapasan tidak sesak dengan atau tanpa aktivitas, suara napas vesikuler,tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan. 3. Sirkulasi Jantung Kecepatan denyut apikal 86 x/mnt,irama teratur,bunyi S1S2 tunggal,sakit dada tidak ada baik saat aktivitas maupun tidak. 4. Sistem pencernaan Gigi tidak ada carries,tidak memakai gigi palsu 5. Sistem Urogenital BAK : Biasa, frekwensi 3-4 x/h,warna kuning jernih. 6. Sistem integumen dan muskuloskletal Turgor kulit elastis,warna kulit kemerahan,kontraktur pada ekstrimitas tidak,kesulitan pergerakan tidak, kedua ekstrimitas bawah edema. 7. Dada dan axilla Mamae membesar ya,areola mamae warna coklat kehitaman,papilla mamae kanan dan kiri menonjol,colostrum keluar, payudara keras & sakit (merangsemi).
3. PEMERIKSAAN KHUSUS ABDOMEN DAN GENITAL 2. I. PEMERIKSAAN ANTENATAL Klien ANC pada dokter spesialis,memasuki minggu ke 20. • II. INTRA NATAL (PERSALINAN) Kala I :
Tgl. 17 Agustus 2001 Pukul 15.45 Wib. Klien merasa ketuban pecah.-
Status Obstetri : Tinggi Fundus uteri = 32 cm,letak janin bokong murni,DJJ (+)= 12 – 11 – 12, His (-). Diagnosa Pre-operatif :G I P 0 – 0
TH + Letsu; Diagnosa persalinan Letak
sungsang. Pemeriksaan dalam = Pembukaan 3 jari,EFF 50 %,presentasi bokong, panggul
tidak ada kelainan,KET (-) Kala II : Tgl. 18 Agustus 2001 Persalinan dilakukan melalui Operasi dengan bius umum : Jenis Operasi Low segmen Sectio ceasaria (LSCS),luka operasi ± 15 cm,tertutup rapi. Kala III : Placenta lahir ditarik ringan,indikasi kala III.
3. III. POST NATAL Kala IV : Berat janin 3500 gram,Panjang 50 cm,Hidup,Apgar score 8-9, Placenta lengkap, Anus(+),Kelainan congenital (-). TFU : 3 Jari b pst,kontraksi baik, tidak ada distensi kandung kemih, terdapat luka operasi SC dengan posisi vertical panjang ±15 cm, tidak ada tanda infeksi ; kemerahan, pembengkakan, tidak terdapat pus / darah yang keluar. Perineum ; utuh, episiotomi ; tidak, lochea ;warna merah kecoklatan, tidak ada bau, tidak odema/hematom. 7. Data penunjang A. Laboratorium,20 Agustus 2001 •
Hb
: 13 gr %
•
Leokosit
: 14 x 109/L
•
Trombosit
•
PCV
•
Urine Lengkap :
: 160 x 109/L : 39 %
Albumin : -
Reduksi : Negatif (-)
Urobilin : Negatif (-)
Bilirubin : Negatif (-)
D.Terapi : Tgl.20 Agustus 2001
Ampicillin 500 mg 4 x 1/Oral
Mefenamic Acid 500 mg 3x1/Oral
V. ANALISA DATA DATA S: Kx.mengeluh badannya panas
↓
sakit
kehilangan darah & cairan
&
pd
daerah
luka
operasi. TD=120/
80
mmHg,Nadi= 96 x/
MASALAH Resiko terhadap infeksi
terasa
terutama
O:
ETIOLOGI SC
↓ perdarahan ↓
↓
extra
intra
↓
↓
mnt,suhu= Voleme cairan dalam
sirkulasi
36,8oc, RR= 28 (defisit cairan) x/mnt, darahan
per(+),PP
↓ eritrosit keluar↑
dng letak sungang
↓
+ KPP, leukosit =
Hb↓→ anemia
14 x 109/L,Hb: 13
↓
gr%,
O2 dlm darah kurang ↓ Transport O2 keorgan berkurang ↓ Fisiologis organ terganggu Destruksi pertahanan garis depan terhadap serangan bakteri serta terganggunya pembentukan sel darah putih ↓
S: Kx.mengeluh payudara
kencang
dan sakit.
pernah
men-dapatkan penyuluh mengenai
Resiko terhadap ketidak
↓
efektifan menyusui
persalinan SC indikasi letak
O: Ibu G1 P1 0 0 01 Tidak
Resiko tjd infeksi Ibu G 1 P1 0 0 0 1
sungsang ↓ Tidak berpengalaman atau
an
payudara membengkak ↓
perawatan payudara, hamil/persalinan pertama,payudara ken-cang & keras serta sakit.
Resiko terhadap ketidak efektifan menyusui
4.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. H
NO
1
Umur : 19 tahun
No.Rekam Medis: 10080471
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
Rawat Hari Ke 2
INTERVENSI
RASIONAL
Resiko terjadi infeksi b.d destruksi pertahan garis Infeksi tidak terjadi dalam 1.Rawat luka dengan tehnik Membantu depan thdp serangan bakteri
waktu 7 – 10 hari.
aseptic,nutrisi
&
Kriteria hasil :
yang baik/adekuat.
mempercepat
cairan kesembuhan
Luka kering jahitan menutup rapat
2.Kaji tanda-tanda & gejala
Tanda infeksi tdk ada se perti :
infeksi.
Mencegah terjadinya in feksi secara dini shg dpt dilakukan
panas,kemerahan,beng-
tindakan scr tepat & cepat.
kak,adanya pus dan bau.
3.Setiap
kali
tindakan sesudahnya
melakukan
sebelum selalu
Meminimalkan masuk nya
dan organisme men
melalui
org
lain/petugas/klg.
cuci tangan. 4.Observasi keadaan luka & adanya perdarahan luka insisi.
Perdarahan
yg
terjadi/ab
pada normal memerlukan eva luasi & kemungkinan pe nanganan
lebih lanjut.
5.Berikan antibiotik sesuai Bentuk program medik
mencegah
kolaborasi tjdnya
u/ infeksi
dengan pemberian anti-biotik yg adekuat 2
Resiko terhadap ketidak efektifan menyusui b.d
Ibu dapat menyusui seca ra
1.Lakukan
tidak berpengalaman & payudara ibu bengkak .
efektif & benar dalam waktu
payudara
perawatan
Agar bendungan ASI yg tdk terjadi/berkurang.
2 x 24 jam. Kriteria hasil : Ibu
2.Anjurkan
membuat
berdasarkan
keputusan
informasi
ttg
payudaranya waktu
botol).
bayinya Payudara
mengeluarkan optimal/putting
ASI
dapat
u/selalu Agar kebersihan payuda ra
membersihkan
metoda menyusui (ASI atau
Kedua
klien
akan
terjaga shg siap pada waktu terutama akan menyusui nanti. menyusui
3.HE tentang cara me-nyusui
Ibu memahami ttg penting
scr
& penting gizi yg cukup &
menyusui & manfaat bagi
tdk
adekuat selama menyusui.
bayi dng menjaga kondisi &
mendelep/rata.
kese-hatan ibu.
4.Ajarkan
bagaimana Agar ASI yg akan diberikan
memeras,menangani,
pada bayi selama dirawat
menyimpan & mengi-rim terjaga/terjamin kebersihanya ASI dng aman
demikian juga dirumah bila tdk langsung disusui.
5.Anjurkan
ibu
pompa payudara
memakai
Dengan
menggunakan
pompa ASI dpt dikeluar kan walaupun bayi tdk menetek keibu shg payu dara ibu tdk mengalami pembengkakkan.
5.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.H.R NO.Dx. 1
Tanggal 20Agustus’01
Umur : 27 Tahun JAM 90.00
No. Rekam Medis : 10080210
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Mengkaji tanda & gejala infeksi ,spt :
kemerahan pembalut
EVALUASI (SOAP) S: -
pada O: Post-op hari ke 2, Tanda & gejala infeksi tdk
(-),perdarahan luka
Rawat Hari Ke 3
(-),darah
melalui
tampak,perdarahan tdk ada,Trombophlebitis tdk ada.
vagina/leukore (+), bengkak (-)
A:Masalah teratasi sebagian. 12.10
Memberikan
500 P: Teruskan rencana intervensi No.1,2, 3 & 5
Ampicillin
mg/Oral. 1
21Agustus’01
08.10
Mengobservasi
keadaan
luka
:
perdarahan & tanda infeksi tdk ada. 08.30
tampak,perdarahan tdk ada,muka masih pucat
aseptic dan angkat jahitan 1/2.
& lemah
Mengukur TTV: TD= 120/80 mmHg,
A: Masalah teratasi sebagian,luka masih tertutup
Nadi= 80 x/mnt, RR= 20 x/mnt, suhu
P: Teruskan rencana intervensi No. 1,3 & 5.
Setiap sebelum
12.55
O: Post- op. hari ke 3, Tanda & gejala infeksi tdk
Melakukan perawatan luka secara
= 36,80c
S: -
kali
melakukan
tindakan
&
sesudahnya
mencuci
tangan.serta mempergunakan sarung tangan
2
20agustus’ 01
11.35
Memberikan ampicillin 500 mg/Oral.. Melakukan pemeriksaan payudara u/ S: Klien mengatakan ASInya keluar banyak dan mengetahui apakah kolostrum sudah keluar apa belum ? keluar, payudara
membasahi pakaian. O:Colostrum & ASI keluar banyak = 100 cc,nyeri & bengkak berkurang.
bengkak & nyeri.
A: Masalah 11.55
Menjelaskan
manfaat
&
maksud
22 Agustus’
07.30
01
O:Post-op hari ke 4, Tanda & gejala infeksi &
Mengukur
TTV=
120/70
mmHg,
Nadi= 94 x/mnt, RR=24 x/mnt, suhu =
Menganjurkan dietnya
tdk
klien boleh
09.15
rapat, pus (-),bengkak (-),suhu = 36,40c
menghabiskan P: Tetap teruskan rencana intervensi No. 1 sampai pantang, serta
banyak minum ± 1 – 2 liter/hari. 09.10
perdarahan tdk ada, luka kering & menutup
A:Masalah teratasi tapi tetap perlu observasi terus.
36,40c, perdarahan (-). 08.15
bayinya/rawat gabung.
Memberikan ampicillin 500 mg & S: 0bat lainnya
08.00
bisa menyusui
P: Teruskan rencana intervensi No.1,3,4 & 5.
perawatan payudara. 1
teratasi ,klien
Merawat luka dengan tehnik aseptic
Mengobservasi tanda & gejala infesi
angkat jahitan habis hari ke 7 atau 10.
11.35
serta perdarahan (-).
13.30
Menganjurkan klien u/menyeka badan setiap hari (2 x/hari).
Memberikan ampicillin 500 mg & 0bat lainnya.
2
22 Agustus’
10.35
01
Menganjurkanmelakukan
perawatan S: Klien mengatakan sudah mengerti ttg cara pera
payudara sendiri dng dibantu/awasi. 10.55
12.15
13.15
Menjelaskan ttg cara menyusi & pen-
deras = ± 200 cc,klien belum bisa menyusui
tingnya gizi yg adekuat selama menyu
bayinya krn masih dirawat intensif.
sui bagi ibu & bayi.
A:Masalah teratasi sebagian
Menganjurkan klien selalu merawat &
P: Teruskan rencana intervensi No. 1 & 2
mem bersihan payudaranya
13.35
O:Payudara tdk lagi bengkak & nyeri, ASI keluar
watan payudara serta maksud & tujuannya.
Menyarankan
klien
menggunakan
pompa payudara u/mengeluarkan ASI
1
23 Agustus’
08.05
01
Mengobservasi keadaan luka serta S: O:Post-op hari ke 5,luka kering,angkat jahitan
tanda & gejala infeksi. 08.20
Mengukur TTV= TD=120/80 mmHg
selang seling.
Nadi= 92 x /mnt, RR= 24 x/mnt, suhu
A:Masalah teratasi
= 36,7 c
P: Tetap teruskan rencana intervensi No. 1
Mengingatkan klien u/ merawat &
S: Klien mengatakan siap menyusui bayinya
membersihkan payudaranya
O:ASI terus keluar banyak,payudara tdk lagi
0
2
23 Agustus’
08.30
01 09.35
Menyarankan klien u/ segera menyu sui bayinya bila sudah diperbolehkan
09.40
Memberikan
support
bengkak. A:Masalah teratasi
bahwa klien P: Rencana Intervensi diteruskan hanya No. 1 & 2
mampu menyusui bayinya.
EVALUASI KESELURUHAN : TANGGAL
NO.
EVALUASI
DIAGNOSA
23/8/2001
1
S : Klien tidak mengeluh tentang keadaan lukanya, nyeri tidak ada. O : Luka tampak kering dan tidak ada pus/ darah yang keluar, luka sudah diangkat1/2 selang-seling. A : Masalah teratasi sebagian. P : Rencana intervensi di hentikan sementara oleh karena klien pulang.
23/8/2001
2
S : Klien sudah tidak mengeluh payudaranya nyeri dan tegang dan bengkak. a.
O : Payudara tampak lembek, Bayi klien tampak menetek dengan baik dalam waktu
±15 –20 menit. ASI keluar lancar.
A : Masalah teratasi. P : Rencana internensi dihentikan,
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri Fisiologi.Eleman Bandung
Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC. Jakarta ……………...2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK. Unair,Surabaya.
Hanifa,W.et all. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka S.P. Jakarta ………………2000. Pedoman Diagnosa & Terapi, Lab. SMF Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan RSUD Dr. Soetomo. Surabaya
Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo & JNKKR-POGI, Jakarta.
BAB IV PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Secara teori didiagnosis jika didapatkan salah satu dari gejala berikut : - Terabanya bagian kepala janin pada bagian puncak fundus uteri. - Hasil USG menunjukan kelainan letak tersebut. - Ibu merasakan pergerakan janin pada bagian bawah perut, dibawah pusat dan ibu merasakan benda keras (kepala) mendesak tulang iga. - Namun pada proses selanjutnya akan akan terjadi gangguan pada organ-organ lain bila tidak diatasi segera sehingga gejala diatas akan muncul juga pada pasien
B. MASALAH KEPERAWATAN
Ditinjau dari konsep asuhan keperawatan pada ibu bersalin post seksio sesarea dengan indikasi letak sungsang, masalah keperawatan yang timbul sesuai dengan masalah keperawatan yang ada pada kasus nyata. Akan tetapi kalau dikaji lebih lanjut sebenarnya masih ada lagi masalah keperawatan yang bisa dimunculkan , hal ini sesuai dengan perkembangan itu sendiri yang dapat mengakibatkan gangguan pada organ lain.
C. INTERVENSI
Dari perencanaan yang telah ditetapkan dalam konsep dasar askep ternyata bisa diterapkan juga pada kasus nyata. Hal ini dikarenakan masalah keperawatan yang muncul secara teori dapat muncul juga pada kasus nyata
D. IMPLEMENTASI
Perencanaan yang telah ditetapkan baik pada konsep teori maupun pada kasus nyata dapat diterapkan secara langsung pada pasien
E. EVALUASI
Dari implementasi (tindakan perawatan ) yang telah diterapkan untuk mengatasi masalah yangmuncul pada kasus nyata ada masalah yang bisa teratasi/masalah tidak terjadi dan masalah yang belum teratasi
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Diagnosis letak sungsang terutama ditentukan oleh adanya pemeriksaan letak janin, letak terdengarnya DJJ, pemeriksaan USG, letak pergerakan janin. Dan yang menjadi indicator utama yaitu terabanya bagian kepala janin pada bagian puncak fundus uteri..
2.
Masalah-masalah keperawatan yang timbul pada ibu bersalin dengan letak sungsang lebih kompleks, hal ini dikarenakan masalah yang muncul bisa berasal dari patogenesis kelainan letak sungsang itu sendiri maupun dari proses persalinan .
3.
Penetapan rencana perawatan yang sesuai dengan masalah yang timbul pada ibu bersalin dengan letak sungsang serta tindakan keperawatan yang efektif untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut akan dapat mencegah prognosis yang lebih buruk , yaitu timbulnya keadaan gawat janin. Oleh karenanya diperlukan observasi ketat dan terapi yang tepat serta skill yang professional baik dari dokter maupun perawat. Hal ini mengingat penatalaksanaan yang pada umumnya berakhir dengan tindakan operatif
View more...
Comments