porselen
November 27, 2018 | Author: Amelia Kharismayanti | Category: N/A
Short Description
laporan...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran gigi, kebutuhan akan restorasi gigi yang bersifat estetik meningkat, mengingat gigi merupakan faktor penting yang menunjang penampilan seseorang. Salah satu jenis material yang digunakan sebagai restorasi estetis di bidang kedokteran gigi adalah keramik atau porselen. Porselen terbuat dari jenis keramik bakaran suhu tinggi dari bahan lempung murni yang tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang diproses dengan pemanasan suhu tinggi. Bahan bahan utama yang terdapat dalam porselen antara lain alumina yang merupakan suatu oksida keras yang sangat kuat dan merupakan konstitusi utama keramik gigi. Selain itu terdapat boric acid yang merupakan fluks keramik dan juga digunakan digunakan feldspar, kaolin, kaolin, silika, oksida dan dan bahan pewarna. pewarna. Restorasi yang terbuat dari bahan keramik memiliki beberapa kelebihan yang meliputi sifat translusen, warnanya sesuai dengan gigi asli, dapat dibentuk sesuai dengan bentuk anatomis gigi, biokompatibilitas dengan rongga mulut baik serta koefisien termal ekspansinya hampir sama dengan gigi. Namun dibalik itu, keramik juga mempunyai beberapa kekurangan seperti porositas yang tinggi serta strukturnya yang mudah rapuh dan fraktur. Aplikasi porselen dalam kedokteran gigi yaitu digunakan dalam pembuatan inlay, onlay, mahkota vinir, mahkota, jembatan dan dental implan. Oleh karena itu pada laporan ini akan dibahas tentang porselen, mencakup komposisi, syarat, sifat sifat, kelebihan dan kekurangan, manipulasi, klasifikasi, indikasi dan kontra indikasi serta aplikasi porselen di bidang kedokteran gigi
1
1.2 Rumusan Masalah
1. a. Apakah definisi dari porselen? b. Apa saja syarat porselen dalam kedokteran gigi? c. Apa saja komposisi porselen kedokteran gigi? d. Bagaimana sifat, kelebihan dan kekurangan porselen? 2. a. Apa saja klasifikasi porselen? b. Apa saja aplikasi porselen dalam kedokteran gigi? 3. Bagaimana manipulasi porselen? 4. Apa saja indikasi dan kontra indikasi porselen? 5. Apa jenis porselen yang digunakan untuk gigi tiruan?
1.3 Tujuan
1. a. Mengetahui, memahami dan menjelaskan definisi porselen. b. Mengetahui, memahami dan menjelaskan syarat porselen dalam kedokteran gigi. c. Mengetahui,
memahami
dan
menjelaskan
komposisi
porselen
kedokteran gigi. d. Mengetahui, memahami
dan
menjelaskan sifat,
kelebihan
dan
kekurangan porselen 2. a. Mengetahui, memahami dan menjelaskan klasifikasi porselen. b. Mengetahui, memahami dan menjelaskan porselen dalam kedokteran gigi. 3. Mengetahui, memahami dan menjelaskan manipulasi porselen. 4. Mengetahui, memahami dan menjelaskan indikasi dan kontra indikasi porselen. 5. Mengetahui, memahami dan menjelaskan porselen yang digunakan untuk gigi tiruan.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Porselen kedokteran gigi
Porselen dapat dikatakan memiliki tempat khusus pada kedokteran gigi, karena dengan perkembangan bahan komposit dan glass ionomer yang maju, porselen masih dianggap memiliki hasil estetik yang paling baik dalam hal warna, translusensi dan kestabilan.
2.2 Komposisi porselen kedokteran gigi
Porselen kedokteran gigi paling awal adalah campuran dari kaolin, feldspar dan quartz, hingga pada 1838 Elias Wildman menemukan porselen dengan translusensi dan warna yang menyerupai gigi. Kaolin adalah hydrated alumino silicate yang bertindak sebagai pengikat, sangat opaque bahkan pada jumlah yang
amat kecil. Hal ini menyebabkan porselen kurang translusen. Pada porselen masa kini kaolin dihilangkan. Quartz meupakan bahan penguat. Feldspar menghasilkan fase glassy saat meleleh pada pembakaran, feldspar yang meleleh tadi membentuk glass matriks. 1. Kaolin Merupakan bahan pengikat untuk mempertahankan kepadatan dan kekuatan porselen agar dapat dibentuk sebelum dibakar. Makin banyak kaolin maka makin gelap porselen karena kaolin bersifat memberi warna gelap pada porselen, sehingga akan mempengaruhi estetik dari porselen. 2. Feldspar Bahan ini merupakan sejenis mineral yang mengandung unsur-unsur kalium, natrium,aluminium, dan slikat. Bahan tersebut mengandung silika dengan persentase yang besar dan dilunakkan melalui temperatur yang tinggi. Feldspar memberikan warna transparan pada porselen dan berfungsi sebagai fluks untuk mengikat kaolin dengan silika. 3. Silika
3
Silika adalah silicate glass yang berkaitan dengan fusi anorganik yang telah didinginkan tanpa mengalami kristalisasi. Silika terdiri dari quartz, tridimite atau kristobalit. Silika yang dipakai dalam porselen berguna sebagai penambah kekuatan. Bahan ini melengkapi bahan dasar dan mempengaruhi warna pada porselen serta sebagai bahan utama dalam porselen. 4. Fluks Fluks dicampurkan pada porselen dalam pembuatannya pada temperatur yang rendah. Fluks yang dicampurkan pada porselen terdiri dari sodium karbonat, kalsium karbonat, natrium karbonat dan boraks. Bahan – bahan ini merupakan low fusing material yang berguna untuk memperendah temperatur penyatuan. 5. Bahan pewarna Bahan ini ditambahkan untuk memberi warna pada porselen supaya sesuai dengan warna gigi. Bahan pewarna dalam porselen adalah : a. Titanium untuk memberi warna kuning dan dapat digunakan untuk membuat bahan menjadi lebih opaq. b. Kobalt untuk memberi warna kebiru – biruan. c. Besi untuk memberi warna kecoklat – coklatan d. Timah dan emas untuk memberi warna merah jambu. e. Emas metalik untuk memberi warna bayangan merah kecoklatan. f. Platina untuk memberi warna keabu – abuan
Tabel1. Komposisi porselen berdasarkan jenisnya ( Tarigan R. Tambalan inlay. Edisi revisi, 1989:12) Porselen
Kaolin
Feldspar
Silika
Sodium
Boraks
karbonat
High
Kalsium
Natrium
karbonat
karbonat
%
%
%
%
%
%
%
4
81
15
-
-
-
-
fusing
4
porselen Medium
6
61
19
-
1
5
2
-
60
12
8
11
1
-
fusing porselen Low fusing porselen
3.3 Proses pembuatan restorasi porselen a. Compaction
Merupakan proses dimana powder porselen di campur air dan dibentuk pasta, pasta ini diaplikasikan pada die yang sebelumnya telah dilapisi platinum. Dengan tujuan porselen tadi dapat dipisah dari die, setelah restorasi terbentuk maka dilakukan pembakaran ( firing)
b. Firing.
Sebagai tahap awal pasta campuran porselen dan air dipanaskan perlahan pada bagian depan pintu pembakar ( furnace) dengan tujuan melepas air berlebih sebelum menjadi uap, sebab uap yang terjadi akan berusaha lepas dari porselen dan menyebabkan retaknya porselen. Setelah kering pasta campuran
porselen
tadi
dimasukkan
dalam
furnace
dan
dilakukan
pembakaran
c. Glazing.
Porositas selalu ada pada porselen sehingga permukaan porselen perlu di glaze untuk mendapat permukaan halus dan kilap. Glazing dilakukan dengan
pembakaran pada suhu relatif rendah setelah konstruksi porselen selesai
5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Definisi Porselen
Porselen adalah terbuat jenis keramik bakaran suhu tinggi dari bahan lempung murni yang tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang diproses dengan pemanasan suhu tinggi. Aplikasinya di kedokteran gigi sebagai inlay dan komponen protesa.
3.2 Syarat Porselen dalam Kedokteran Gigi
a. Dapat memberikan penampilan natural gigi b. Biokompatibel c. Tidak toksik d. Tidak mengiritasi e. Tidak mengabrasi gigi antagonis f. Tidak dapat larut dalam saliva g. Dapat beradaptasi dengan baik dalam temperatur rongga mulut
3.3 Komposisi Porselen
a. Feldspar Feldspar merupakan campuran dari sodium, potasium, dan aluminium silikat dengan perbandingan tertentu untuk menentukan suhu peleburan. Feldspar adalah mineral alami berupa anhydrous alumino-silicate, dan dapat diperoleh dalam bentuk soda feldspar (Na2O, Al2O3, 6 SiO2), lime feldspar (CaO, Al2O3, 6SiO2 ), dan potas feldspar (K2O, Al2O3, 6SiO2 ). Jika dibakar akan meleleh menjadi bahan yang bening seperti gelas yang membentuk matriks atau sebagai pengikat bagi kaolin dan quartz. Feldspar juga digunakan sebagai bahan fluks.
6
b. Kaolin Merupakan bahan seperti lempung ( clay) berupa hidrous alumino silikat, dan bila ditambah air akan menjadi campuran plastis yang dapat diolah menjadi bentuk sesuai yang dikehendaki. Porselen untuk keperluan di bidang kedokteran gigi sedikit sekali atau bahkan tidak mengandung kaolin. Kaolin berfungsi sebagai bahan pengikat memberi warna opak, memudahkan manipulasi, dan mempertahankan bentuk saat pembakaran.
c. Silika Mineral yang tahan terhadap pemanasan, dan dapat dijumpai dalam bentuk quartz, tridymite, maupun cristobalite. Sifatnya keras, stabil, merupakan bahan campuran terbesar dalam kaca (glass), dan porselen kedokteran gigi. Silika merupakan stabilisator saat pemanasan sehingga menambah strength dari porselen. Bentuk struktur kristal silika 1.
Quartz dengan struktur heksagonal adalah bentuk silika yang paling 0
stabil. Quartz dipanaskan pada suhu 867 C akan mengalami recontructive transformation menjadi tridymite (rhombohedral) 2.
0
Tridymite dipanaskan pada suhu 1470 C
berubah
menjadi
cristobalite (kubik). 3.
0
Cristobalite dipanaskan pada suhu lebih dari 1700 C melebur dan terjadi fused quartz yang amorphous.
d. Fluks Fluks dicampurkan pada porselen dalam pembuatannya pada temperatur yang rendah. Fluks berfungsi menurunkan suhu pembakaran. Fluks yang dicampurkan pada porselen terdiri dari sodium karbonat, kalsium karbonat, natrium karbonat dan boraks.
e. Alumina Oksida Berfungsi memberikan kekuatan, sifat opak, danmeningkatkan viskositas keramik selama pembakaran.
7
f. Komponen Lain Komposisi lain ini berperan untuk menambah nilai estetika. Terdiri dari: 1.
Pigmen, berkhasiat untuk memberi warna yang dikehendaki, bahan ini bersatu dalam bubuk. Misalnya: oksida-oksida chromium, cobalt, nickel, titanium dan besi (II) oksida. Cobalt memberi warna kebiruan, besi memberi warna coklat, platina memberi warna keabuan, dan titanium memberi warna kekuningan.
2.
Oksida-oksida, seperti titanium dapat dipergunakan untuk membuat bahan menjadi lebih opaque.
3.
Bahan upam dan bahan noda, dapat dipakai untuk mendapatkan hasil estetis yang dikendaki.
4.
3.4
a.
Gula dan starch, dapat diikutkan sebagai bahan pengikat.
Sifat Porselen
Sifat kimia Tahan terhadap pengaruh kimia dan lingkungan dalam rongga mulut, biokompatibel, tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
b.
Sifat fisik Keuletan dan tegangan geseknya rendah, tetapi tegangan tariknya tinggi.
c.
Sifat mekanis Kekuatan baik namun cenderung rapuh dan mudah rapuh. Bisa ditambahkan alumina untuk menambah sifat mekanis. Compressive strength : 331 Mpa Tensile Strenght : 34 Mpa Hardness : 460 kg / mm2 Terjadi pengerutan selama pembakaran.
d.
Sifat termis Penghantar panas rendah, koefisien termal expansi mendekati email dan dentin, koefisien termal expansi lebih kecil daripada bahan lain.
e.
Sifat estetis
8
Sangat baik karena menyerupai gigi asli. f.
Sifat porus Pada saat pembakaran dapat terjadi gelembung - gelembung udara yang tidak dapat dihindari sehingga menyebabkan terbentuknya rongga di antara partikel porselen. Hal ini yg menyebabkan porselen mudah pecah. Untuk mengurangi porositas tersebut, beberapa peneliti menganjurkan cara sebagai berikut : a) Pembakaran pada tungku hampa tekanan untuk mengeluarkan air b) Pembakaran dengan adanya suatu gas yang dapat merembes ke luar dari porselen c) Pendinginan dibawah tekanan untuk mengurangi resultante besarnya pori-pori
3.5 Kelebihan dan Kekurangan Porselen
a. Kelebihan 1. Estetika tinggi karena da pigmen sehingga warna bisa disesuaikan dengan warna gigi. 2. Tidak terpengaruh cairan rongga mulut 3. Kekuatan dan kekerasan baik 4. Biokompatibel 5. Tidak iritatif 6. Tahan lama 7. Insulator panas yang baik’ 8. Stabil terhadap pengaruh kontraksi dan ekspansi 9. Permukaan halus sehingga mencegah perlekatan plak dan mengurangi insidensi karies
b. Kekurangan 1. Harganya mahal 2. Porositas tinggi 3. Mudah rapuh
9
4. Sukar diasah 5. Kekerasan terhadap fraktur rendah 6. Diskolorisasi pada tepi porselen 7. Pada gigi sulung sulit karena ruang pulpa masih tinggi/lebar 8. Bunyi kliking bila kontak dengan gigi antagonis 9. Over/under restorasi → pecah saat pembuatan, susah diasah/tidak bisa dikurangi sendiri
3.6
Klasifikasi porselen
a.
Berdasarkan pada suhu pembakarannya: 0
0
1. High fusing (1200 C - 1400 C) Memiliki strenght dan sifat translusen yang baik, serta memiliki derajat keakuratan yang tinggi selama pemanasan. Keramik ini digunakan untuk membuat elemen gigi tiruan 0
0
2. Medium fusing (1050 C- 1200 C). 0
0
3. Low fusing (800 C - 1050 C). Medium fusing & Low fusing → membuat restorasi gigi tiruan seperti gigi tiruan jembatan, mahkota gigi tiruan, dan mahkota gigi tiruan dengan kerangka logam.
b.
Berdasarkan aplikasi 1. Porselen untuk inti, ini merupakan bahan dasar untuk jaket crown, harus memiliki sifat-sifat mekanis yang baik. 2. Porselen untuk dentin atau body, lebih translusent dari yang di atas, ini sangat menentukan bentuk dan warna restorasi. 3. Porselen untuk enamel, membentuk bagian luar mahkota, dan paling translusent.
c. Berdasarkan cara pembakaran 1.
Pembakaran pada tekanan atmosfir.
2.
Pembakaran pada tekanan yang dikurangi atau hampa tekanan.
10
d. Berdasarkan komposisi 1. Earthenware→ sebagian besar kaolin dan quartz,feldspar min. 2. Stoneware
→ kaolin, quartz, dan feldspar seimbang.
3. Domestik porselen → sebagian besar kaolin dan feldspar, quartz sedikit. 4. Dental Porselen→ terdiri dari feldspar dan quartz,tidak mengandung kaolin.
e. Berdasarkan bahan dasar 1.
Feldspatic Porcelain 0
0
Dibuat pada suhu pembakaran 1050 C - 1200 C. Perbandingan jumlah feldspar dengan quartz adalah 85% dan 15%. Quartz yang rendah menyebabkan ruang antara partikel porselen menjadi lebar sehingga felsdpatik porselen mudah pecah karena adanya thermal shock.
2.
Alumina Porcelain Kristal alumina sebesar 50%
→
koefisien
muai panasnya lebih
tinggi, dan kekuatanya dua kali lebih besar dari pada felsdpatik porselen. Kekuatan yang tinggi dan sangat opaque, oleh karena itu lebih diindikasikan pada regio posterior.
3.
Metal Bonding Porcelain Porselen yang digunakan dengan kombinasi logam mempunyai kandungan K 2O sebesar 11%-15%, dan suhu pembakarannya antara 0
0
700 C – 1200 C. Meningkatkan jumlah kandungan K 2O akan menghasilkan perubahan muai panas pada porselen yang dibutuhkan untuk berlekatan dengan logam.
f. Berdasarkan struktur pendukung 1.
Reinforced ceramic core system
11
Pada tahun 1960 Mclean dan Hughes mengembangkan bahan porselen dengan penambahan alumina pada feldspatik glass dan dikenal sebagai alumina reinforced porcelain jacket crown dalam hal ini alumina bertindak sebagai crack stopper dalam mikrostruktur porselen. penambahan bahan ini juga meningkatkan flexural strengh sehingga sistem porselen ini cocok bagi mahkota posterior.
2.
Metal ceramic
Metal ceramic menggunakan alloy, yang dahulu berbahan dasar emas, untuk membentuk inti yang kuat dan rigid bagi ceramic yang nanti akan menutupi inti tadi. Ceramic biasanya mengandung leucite sebagai pengubah koefisien ekspansi termal untuk mengurangi tekanan antara metal dan ceramic selama proses pembakaran. Versi modern dari metal ceramic sekarang ini menggunakan leucite yang memiliki partikel lebih halus dan dispersi yang lebih padat untuk meningkatkan kekuatan mekanik dan kekuatan fleksural
3.
Resin-bonded ceramic
Adalah benda padat multiphase yang mengandung residu kaca dengan fase kristalin yang terdispersi secara halus. Kristalisasi yang terkontrol dari kaca menghasilkan pembentukan kristal kecil yang tersebar di sekitar partikel kaca. Jumlah kristal, pertumbuhannya dan ukuran kristal diatur oleh waktu dan suhu saat proses perubahan kaca menjadi kristalin.
3.7 Aplikasi Porselen di Bidang kedokteran gigi
a. Mahkota Logam keramik b. Gigi tiruan sebagian cekat c. Mahkota keramik penuh d. Inlay dan onlay e. Veneer f. Dental Implan
12
3.8 Manipulasi Porselen
1. Pemadatan / Compaction Ada 3 macam serbuk porselen yg digunakan: a.
Opaque Shade (lapisan opaque) Untuk menutup warna jaringan di bawahnya, warna buram
b.
Dentin Shade (lapisan untuk dentin atau body) Lebih translusen dari pada opaque shade, menentukan warna dan bentuk restorasi
c.
Enamel Shade Membentuk bagian luar mahkota, translusen warna bisa disesuaikan dengan gigi asli
Tujuan : a. Agar bahan dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki b. Agar air yang terkandung di dalam masa dapat dikeluarkan sebanyak mungkin. Pada pembakaran akan terjadi pengerutan volumetrik sebesar 30 sampai 40% lebih banyak air yang dikeluarkan, lebih kecil pengerutan terjadi. Cara : 1. Menabur bubuk pada permukaan yang basah. Ini menimbulkan reaksi kapiler sehingga membantu menarik air dari masa. 2. Kelebihan air dapat dikeringkan dengan kertas hisap setiap kali setelah menekannya atau setelah menyapunya dengan kuas 3. Dapat dilakukan penggetaran atau vibrasi agar partikel bubuk tersusun lebih rapat. Keberhasilan dari tahap ini tergantung tidak hanya dari keahlian operator, tapi juga pada ukuran partikel bubuk.
2. Pembakaran (Firing) Pembakaran dilakukan pada tungku listrik. Elemen pemanasnya dapat terbuat dari : a. Alloy Ni-Cr untuk pembakaran porselen low fushing
13
b. Platinum atau Alloy Platinum, apabila dibutuhkan suhu l ebih tinggi Hal yang perlu diperhatikan : a. Porselen yang telah dipadatkan diletakkan di atas piring pembakaran (terbuat dari keramik tahan bakar) dan tidak boleh berkontak dengan dinding tungku. Bila porselen melekat padanya, elemen pemanas akan rapuh. b. Pembakaran dimulai dari panas yang rendah, kalau tidak air akan menguap demikian cepat sehingga dapat meremukkan bagian porselen yang belum terbakar. c. Dibutuhkan pemanasan yang merata. Porselen memiliki sifat penghantar panas yang rendah, maka dibutuhkan pemanas secara perlahan agar diperoleh cukup waktu bagi lapisan sebelah dalam restorasi untuk menjadi panas. d. Mula mula jendela tungku dibiarkan terbuka agar uap air dan hasil pembakaran bahan pengikat lainnya dapat keluar.
Ada 3 tahapan : a. Tahap low bisque atau low bscuit, tahap ketika bahan menjadi sedikit kaku dan fluxe mulai mengalir. b. Tahap medium bisque atau medium bisquit, ketika telah terjadi sedikit pengerutan dan terdapat kohesi yang lebih besar antara partikel. c. Tahap high bisque (high biscuit), pada tahap ini tidak ada lagi terjadi pengerutan.
3. Glazing Keramik di glazing untuk menghasilkan permukaan yang licin dan berkilat menjaga agar sisa sisa makanan tidak melekat. Glazing dilakukan dengan cara memoles dengan kit pemoles porselen. Permukaaan yang lebih halus akan mengurangi kerusakan akibat abrasi gigi atau restorasi gigi antagonis. Glazing juga efektif dalam mengurangi perkembangan retak dan menutupi porus yang terjadi saat pembakaran.
14
4. Pendinginan Harus dilakukan secara perlahan dan merata kalau tidak akan terjadi derajat pengerutan yang berbeda pada bagian bagian restorasi keramik yang cenderung mendorong terbentuknya stress dan menimbulkan retak sehingga mengurangi kekuatan.
3.9 Indikasi dan Kontra Indikasi Porselen
a. Indikasi 1. Restorasi kelas I dan II pada pasien yang mengutamakan estetis 2. Pada karies gigi yang besar atau kegagalan restorasi sebelumnya 3. Keadaan sosial ekonomi pasien memungkinkan 4. Gigi anterior patah 5. Menutup stain 6. Diskolorisasi 7. Tekanan kunyah normal
b. Kontra Indikasi 1. Karies banyak 2. Tekanan oklusal besar 3. Pasien dengan kebiasaan buruk seperti bruxism atau clenching 4. Pasien usia muda dengan ruang pulpa masih lebar 5. Pasien maloklusi (porselen dapat pecah apabila terkena tekanan) 6. Mahkota Klinis terlalu pendek (retensi kurang) 7. Preparasi konikal/mengerucut (tidak ada pegangan dan retensi)
3.10 Jenis porselen untuk gigi tiruan
Porselen yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah dental porselen dimana kaolin yang digunakan sangat sedikit bahkan tidak ada.
15
Jenis porselen yang digunakan untuk gigi tiruan adalah high fusing dan medium fushing karena sifat estetis bagus dan tahan terhadap keausan.
16
BAB IV KESIMPULAN
Porselen adalah terbuat jenis keramik bakaran suhu tinggi dari bahan lempung murni yang tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang diproses dengan pemanasan suhu tinggi. Komposisinya terdiri dari silika, feldspar, kaolin, fluks, alumina oksida dan komponen lainnya. Porselen memilki sifat kimia, fisis, mekanik, estetik, termal dan porus. Dari sifat porselen tersebut didapatkan kelebihan dan kekurangan porselen. Porselen mempunyai bermacam macam klasifikasi. Manipulasi porselen ada 4 tahapan yaitu compaction, pembakaran, glazing dan pendinginan. Aplikasi porselen dalam bidang kedokteran gigi antara lain sebagai mahkota logam keramik, gigi tiruan sebagian cekat, mahkota keramik penuh, inlay dan onlay, veneer, dental implan. Jenis porselen yang dipakai untuk gigi tiruan adalah jenis high fusing dan medium fusing. Pengaplikasian porselen dalam kedokteran gigi tentunya juga harus memperhatikan indikasi dan kontra indikasi pada pasien agar perawatan efektif dan berjalan sesuai harapan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC. Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah: Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka. Phillips, W. Ralph. 1991. Science Of Dental Materias. Philadelphia USA : W.B Saunders Company. Manapallil JJ. 2002. Basic Dental Material. Calcuta : Jaypee Brothers Med Public www. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8437/1/020600066.pdf
18
View more...
Comments