Politik Menurut Pandangan Islam

November 1, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Politik Menurut Pandangan Islam...

Description

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA POLITIK MENURUT ISLAM

OLEH M ZAINUL HAFIZI 20114500829 CAHRINI 201114500833 NUR ANIS 20114500859

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENGETAHUAN SOSIAL (FIPPS) PENDIDIKAN EKONOMI  ANGKATAN 2011-201

BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Agama islam merupakan agama yang paling baik di sisi allah, hal ini di   jelaska n dalam dala m al ayah ( al qura¶an ) yang artinya ³ sesungguhnya agama yang  paling baik di sisi allaha allaha adalah islam´. Hal ini di di sebabkan karena keterbukaan keterbukaan dan keluasan agam islam terhadap makhluk ciptaan allah lainnya. Dalam agama islam kebebasan berpendapat sangat terjamin, kebebasan berpendapat merupakan factor pendukung dalam berpolitik, berorganisasi, dan berhubungan dengan masyarakat islam non muslim. Syeikh Yusuf al Qaradhawi mengatakan bahwa islam bukanlah melulu aqidah teologis atau syiar-syiar peribadatan, ia bukan semata-mata agama yang mengatur  hubungan antara manusia dengan Tuhannya, yang tidak bersangkut paut dengan  pengaturan hidup dan pengarahan tata kemasyarakatan dan negara. tidak demikian islam adalah akidah dan ibadah, akhlak dan syariat yang lengkap. Dengan kata lain, islam merupakan tatanan yang sempurna bagi kehidupan individu, urusan keluarga, tata kemasyarakatan, prinsip pemerintahan dan hubungan internasional. Hal-hal inilah yang menjadi dasar pemikiran kami dalam makalah pendidikan agama ini. B. Rumusan Masalah Adpun rumusan masalah dari makalah kami adalah, antara lain: a) Pengertian tentang politik.  b) Paradigma poitik menurut islam. c) Prinsip pemerintahan menurut islam. C. Tujuan Adapun tujuan dari makalah kami adalah: a) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang politik menurut islam  b) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang paradigm politik  menurut islam. D. Manfaat Adapun manfaat dari makalah kami adalah sebagai bahan refrensi dan   pembelajaran bagi mahasiswa

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Politik 

Menurut KBBI KBBI ( WJS WJS Poewadarminta, Jakrta Balai Pustaka) politik berarti segala urusan da tindakan, kebijaksanaan, siasat mengenai pemerintahan suatu   Negara terhadap Negara lain, tipu muslihat, kelicikan dan sebuah disiplin ilmu  pengetahuan. Politik menurut bahasa arab berasal dari kata   sasa, yasusu yang beararti mengatur, mengatur, memelihara/melatih binatang khususnya kuda. kuda. Pemakaian paling paling awal istilah ini dalam dalam bahasa arab adalah adalah siyasah  siyasah al khail (memlihara kuda) dan sering   juga diartikan diarti kan dengan makna politik. Tentunya sebagai agama yang mencakup semua aspek kehidupan, islam tidaklah melupakan atau meninggalkan permasalahan politik, yang dikenal dengan istilah ³siyasah´ ³si yasah´.. Jika dikatakan saasal waliy ar ro¶iyah berarti pemimpin itu memerintahkan, melarang dan mengendalikan rakyatnya. Karena itu menurut terminologi bahasa siyasah menunjukkan arti mengatur, memperbaiki dan mendidik. Sedangkan menurut etimologi, siyasah (politik) memiliki makna yang   berkaitan dengan negara dan kekuasaan. Disebutkan bahwa ia adalah upaya memperbaiki rakyat dengan mengarahkan mereka kepada jalan selamat di kehidupan dunia maupun akherat serta mengatur urusan-urusan mereka. Al Bujairumiy mengatakan bahwa politik adalah memperbaiki urusan-urusan rakyat dan mengatur perkara-perkara mereka. Politik dengan makna seperti ini merupakan dasar hukum, karena itu tindakan-tindakan para penguasa negara yang terkait dengan kekuasaan disebut dengan politik. . Ilmu politik adalah ilmu yang mengetahui tentang macammacam kekuasaan, perpolitikan sosial dan sipil, keadaan-keadaannya : seperti keadaan para penguasa, raja-raja, pemimpin, hakim, ulama, ekonom, penanggung  jawab baitul mal dan yang lainnya. Jadi politik adalah kemahiran dalam menghimpun kekuatan kemudain meningkatkan kuantitas serta kualita kekuatan untuk mencapai tujuan, yaitu kekuasaan dalam suatu lembaga / pemerintahan. B.

Paradigma Paradig ma politik menurut islam

Menuurt Syeikh Yusuf al Qaradhawi mengatakan bahwa islam bukanlah melulu aqidah teologis atau syiar-syiar peribadatan, ia bukan semata-mata agama yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, yang tidak 

  bersangkut paut dengan pengaturan hidup dan pengarahan tata kemasyarakatan dan negara. tidak demikian islam adalah akidah dan ibadah, akhlak dan syariat yang lengkap. Dengan kata lain, islam merupakan tatanan yang sempurna bagi kehidupan individu, urusan keluarga, tata kemasyarakatan, prinsip pemerintahan dan hubungan internasional. Bahkan bagian bagian ibadah dalam dalam fiqih itu itu pun tidak lepas dari politik politik Islam memiliki kaidah-kaidah, hukum-hukum dan pengarahan-pengarahan pengarahan-pengarahan dalam politik  politi k   pendidikan, politik informasi, politik perundang-undangan, politik hukum, politik  kehartabendaan, politik perdamaian, politik peperangan dan segala sesuatu yang  berpengaruh terhadap kehidupan. Maka tidak bisa diterima kalau islam dianggap nihil dan pasif bahkan menjadi pelayan bagi filsafat atau ideologi lain. Islam tidak  mau kecuali menjadi tuan, panglima, komandan, diikuti dan dilayani. Ibnul Qoyyim mengutip perkataan Imam Abul Wafa¶ ibnu µAqil al Hambali   bahwa politik merupakan tindakan atau perbuatan yang dengannya seseorang lebih dekat kepada kebaikan dan lebih jauh dari kerusakan, kerusakan, selama politik tersebut tidak bertentangan dengan syara¶, dan beliau juga mengatakan bahwa sesungguhnya politik yang adil tidak bertentangan dengan syara¶ bahkan sesuai dengan ajarannya dan merupakan bagian darinya. Dalam hal ini kami menyebutnya dengan politik (siyasah) karena mengikuti istilah mereka. Padahal, sebenarnya dia adalah keadilan Allah dan Rasul-Nya. Menurut para sosiolg teoritisi politik hubungan agama dan Negara, antara lain :

islam merumuskan teori

tentang

a) Paradigma integralistik  Menurut paham ini mnyimpulkan bahwa Negara merupakan lembaga politik  dan juga agama sekaligus, artinya kepala Negara adalah pemegang kekuasaan agama dan kekuasaan politik, pemerintahan nya diselenggarakan atas dasr  kedaulatan ilahi.  b) Paradigma simbiotik  Menurut paham ini, agama dan Negara memiliki hubungan timbal balik dan saling memerlukan. memerlukan. Artinya agama memerlukan Negara, karena Negara Negara merupakan wadah untuk berkembang, sebaliknya juga Negara memerlukan agama, karena dengan agama Negara dapat berkembang dalam bimbingan etika moral dan spiritual. Menurut ibnu taymiyah,´ tay miyah,´ sesungguhn sesungguhnya ya adanya kekuasaan yang mengatur  urusan manusia merupakan kewajiban agam yang terbesar sebab tanpa kekuasaan Negara, agama tidak bisa berdiri tegak.

c) Paradigma sekularistik  Menurut paham ini agama dan Negara harus dipisahkan, tokohnya yang terkenal adalah  Aliy  Abd  Ar ±Razq C.

Prinsip Pemerintahan Dalam Islam

Islam adalah agama yang mengikat segala sesuatunya dengan aturan agama,  begitupula didalam urusan politik ini. Islam tidak mengenal adanya penghalalan segala cara untuk mencapai tujuan, meskipun tujuan itu mulia. Islam tidak hanya melihat hasil tetapi juga proses untuk mendapatkan hasil. Oleh karena itu didalam berpolitik pun seorang politisi maupun pemimpin islam diharuskan berpegang dengan rambu-rambu syariah dan akhlak mulia. Dengan kata lain bahwa segala cara berpolitik yang bertentangan dengan syariah atau melanggar norma-norma agama dan akhlak islam maka ia dilarang. Alquran dan hadits tidak secar khusus menjelaskan tentang bagaimana cara  berpolitik yang baik dan benar, akan tetapi dalam pedoman agama islam tersebut   beberapa konsep dan nilai dasar pemikiran politik yang dapat digunakan untuk  mengatur mengatur suatu s uatu Negara, hal ini terangkum dari beberapa ayat al qur¶an: 1.

Kekuasan ditangan umma / rakyat ( Demokrasi ).

Umat ( rakyat ) merupakan penentu pilihan terhadap jalannya kekuasaan, dan   persetujuannya merupakan syarat bagi kelangsungan orang-orang yang menjadi   pilihannya. Dengan demikian prioritas utama dalm suatu nkekuasaan adalah rakyat dan bukan pemimpin ( penguasa ), pemimpin hanyalah sebagai wakilnya dalam menangani dan mengatur masalah yang sesuai dengan syariat yang telah di syariatkan Allah. 2.

Masyarakat ikut berperan dan bertanggung jawab.

Selain penguasa, masyarakat juga merupakan pemelihara atas semua kemaslahatan umum, penegakan agama, pemakmuran dunia. Al qur¶an memerintahkan pembentukan masyarakat yang anggotanya saling memnuhi satu sama lain dan mengerahkan segala kekuatan untuk melakukan perbaikan dan reformasi, yaitu melaksanakan amar ma¶ruf . ma¶ruf  . hal ini tercantum dalam alqur¶an. µ Hai orang yang  beriman, hendaklah kamu menjadi orang orang yang  menegakkan(kebenaran) karena  Allah, menjadi saksi dengan adil,. Dan   janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu berlaku tidak adi. Berlakulah adillah, karena adil itu le bih dekat dengan takwa.  Dan bertakwalah kepada  Allah, sesungguhnya  Allah maha mengetahui apa yang  kamu kerjakan´. kerjakan´.

3.

Kebebasan adalah hak bagi semua orang.

Pengeakspresian manusia akan kebebasan diri merupakan wajah lain dari akidah tauhid. Pengucapan dua kalimat syahadat  dan menjadi ikrar pengabdian diri kepada Allah swt, semata dan juga kebebasan dirinya dari segala macam kebebasan dirinya dari segala macam kekuasaan manusia. 4.

Persamaan diantar sesama manusia.

Dikutip dari kandungan ayat suci al qur¶an, bahwa manusia di ciptakan dari seorang laki-laki dan perempuan dan di jadikan menjadi manusia yang berbangsa bangsa dan bersuku- suku agar mereka sesama manusia saling mengenal. 5.

Kelompok yang berbeda memiliki legalitas.

Setiap orang ( yang berbeda pendapat ) berhak mendaptakan perlindungan dan legalitas legalit as sebagi seba gi manusia. Al qur¶an juga telah mendeklarasikan mendeklara sikan bahwa  perbedaan yang terjadi di antara manusia merupakan bukti kekuasaan Allah dan di  balik semuanya itu terdapat hikmah. 6.

Kezaliman mutlak dilarang dan usaha meluruskannya adalah wajib.

Dalam agama islam, kezaliman termasuk dalam dosa besar dan termasuk  tindakan yang ³ memperkosa hak allah ³ serta akan menghancurkan nilai-nilai keadilan yang merupakan tujuan di utusnya nabi saw. 7.

Undang-undang Undang-undang di atas segalany s egalanya. a.

Legalitas kekuasan Negara islam akan tegak dan berlangsung dengan usaha mengimplementasikan mengimplementasikan system undang-undang islam secara secara keseluruhan, keseluruhan, tanpa membeda-bedakan antara hukumnya yang mengatur tingkah laku seorang muslim dalam kedudukannya sebagai anak bangsa. D. Pemimpin Wanita Menurut Islam

Allah berfirman dalam surat An-Nisa yang artinya: ³Hai orang-orang yang   beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya) dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlain pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur`an) (Al-Q ur`an) dan Rasul (sunnahnya), (sunnah nya), jika kamu kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian lebih utama ( bagimu) dan lebih  baik akibatnya.´ Keinginan beberapa bagian dari komponen bangsa tersebut, juga untuk  memperjuangkan formalisasi syariat dalam tataran hukum positif di Indonesia. Mereka beralasan, beralas an, karena mengingat mayorita mayoritass penduduk Indonesia beragama Islam, juga sebagai tanggung jawab kelak di hadapan Allah SWT. Tentunya dalam setiap langkah, bahwa petimbangan ukhrawi tidak bisa diabaikan dalam   pengambilan penga mbilan sikap yang akan menentukan urusan duniawi.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra` ayat 36 yang artinya Dan   janganlah kamu mengatakan apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu kelak  akan dimintai pertanggung jawabannya. Rasulullah SAW bersabda Barangsiapa Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mencegahnya dengan tangan ( dan kekuasaannya), kekuasaannya), apabila tidak mampu mampu hendaklah hendaklah hendaklah dengan lisan (berupa (berupa fatwa atau nasehat)-nya, apabila tidak t idak mampu bendaklah (ingkar) dengan hatinya, dan ini paling rendahnya iman. (HR. Muslim) Dalam pembahasan boleh tidaknya seorang wanita menjadi presiden, tentunya harus ditinjau dari segi hukum Islam baik secara global maupun terperinci. Di dalam dalam tinjauan makalah ini, kami hanya hanya merujuk pendapat pendapat para ulama Ahlusunnah wal Jamaah, disesuaikan dengan kondisi mayoritas penduduk  Indonesia yang juga menganut Ahlusunnah wal Jamaah. Syarat-syarat sah tidaknya seorang presiden sebagai kepala negara dalam  pandangan hukum Islam adalah 7 perkara: 1. Dzu wilaayah taammah Mempunyai syarat kepemimpinan secara sempurna yaitu: a. Islam (muslim)  b. Merdeka (bukan budak) c. Lelaki d. Baligh e. Berakal sehat 2. Al`adaalah Mengerjakan agama secara baik, benar, adil, berakhlak mulia, memegang amanat, bersih dan menghindari perbuatan yang diharamkan agama dan lain-lain. 3.

Lahul kifaayatul ilmiyyah

Memiliki cukup ilmu yang bisa mengantarkannya kepada suatu ijtihad, jika terjadi permasalahan yang mendesak sesuai dengan hukum syariat terutama di dalam urusan politik negara. 4. Hisaafatur ra`yi fil qadlaayas siyaasiyyah wal harbiyah wal idaariyyah Sempurna dan kuatnya pemeliharaan di dalam permasalahan politik, strategi  peperangan dan administrasi demi kepentingan rakyat.

5. Shalaabatus shifaatis syakhshiyyah Berkepribadian tegar dan bersifat tegas) pemberani dalam mengambil keputusan, demi menjaga keselamatan bangsa, dan menolak penjajahan dalam segala bidang. 6. Alkifaayatul jasadiyyah Kesempurnaan jiwa raga, sehat jasmani dan panca indera, sehingga tidak  memerlukan perantara dalam memahami situasi. 7. Annasab / Dari keturunan dan keluarga yang baik. Jadi seorang presiden bagi umat Islam wajib beragama Islam, karena harus menjaga kelestarian ajaran agamanya, serta urusan duniawi yang saling keterkaitan dengan masakah ukhrawi bagi setiap individu muslim. Sebagaimana   juga keislaman menjadi syarat sah-tidaknya persaksian (syahaadah)-nya seseorang, semisal dalam urusan saksi pernikahan, lebih-lebih di dalam urusan kepemimpinan umum (presiden). Hal ini sesuai dengan firman Allah surat Annisa ayat 141 yang artinya: Dan sekali-kali Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir (lewat kepemimpinannya) untuk memusnahkan orang-orang   beriman beri man . Banyak Banyak ayat al-Quran yang yang melara melarang ng umat Islam mengangkat mengangkat  pemimpin dari orang-orang orang-orang kafir diantaranya diantaranya Surat Ali-Imran ayat ayat 28 ³ J anganlah anganlah orang-orang mukmin mengam bil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin / pelindung / teman akra b  ) dengan meninggalkan orang-orang  mukmin. Barang siapa ber buat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan  Allah SWT, kecuali karena (siasat) untuk memelihara diri dari sesuatu yang  ditakuti dari mereka, (misalnya karena kondisi umat Islam minoritas) dan  Allah SWT memperingatkan memperingatkan kamu kamu terhadap terhadap (siksa)-Nya, dan hanya hanya kepada kepada  Allah kembali(mu)´. Adapun syarat presiden harus lelaki, disebabkan beban kepemimpinan negara memerlukan memerluka n energi yang sangat besar, yang mana kebanyakan wanita tidak memilikinya, atau tidak sanggup menanggung beban tanggung jawab di dalam urusan semisal perdamaian, peperangan, dan menangani kejadian-kejadian yang penting. penting. Menurut Sebagian para ulama ulama bahwa Tidak sah qadli qadli dari seorang muqallid, kafir, anak kecil, orang gila, fasik, dan wanita, hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakrah, tatkala Rasulullah SAW mendengar    bahwa masyarakat Persi mengangkat putri Kisra jadi raja (ratu), beliau berkata µ¶Selamanya µ¶Selamanya tidak akan beruntung /  berhasil /  bahagia kaum yang menyerahkan  pemerintahanya kepada wanita¶¶. Dalil-dalil yang melarang perempuan sebagai pemimpin: a. Kitab At-tambih karangan Abu Ishaq Ibrahim bin Ali bin Yusuf as-Syairazi al-Fairuzabadi, cetakan Jiddah (AlHaramain). Bab Adabis Sulthan (kepala  Negara / presiden) yaitu Hendakalah yang menjadi Imam (pemimpin negara) itu lelaki, baligh, berakal, adil, mengerti mengerti hukum-hukum hukum-hukum agama...dst.

 b. Kitab Kifayatul akhyar, karangan Imam Taqyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Husaini, cetakan cetakan Darul Fikr, juz 2 halaman halaman 257 yang artinya "Tidak  boleh menjadi qadli kecuali telah mencukupi syaratnya yaitu islam (muslim), baligh berakal , merdeka, adil, lelaki´. lelaki ´. Di antara syarat ±syaratnya adalah lelaki, sesuai dengan firman Allah yaitu (kaum lelaki itu adalah  pemimpin bagi kaum wanita), demikian juga dengan sabda nabi Muhammad SAW (selama-lamanya (selama-lamanya pasti tidak akan beruntung beruntung / berhasil/ berhasil/ bahagia kaum yang menyerahkan pemerintahannya kepada wanita)diriwayatkan oleh imam al-Bukhari dan dan Al Hakim Hakim yang juga mengatakan mengatakan para perawinya sesuai syarat-syarat Bukhari-Muslim. Bukhari-Muslim. c. Kitab Subulus Salam, karangan As-syeikh Muhammad bin Ismail AlKahlani As-Shan`ani, cetakan Dahlan Bandung, juz 4 halaman 12 3: Dari abu Bakrah ra, dari Nabi SAW bersabda: Selamanya pasti tidak akan beruntung /  berhasil / bahagia kaum yang menyerahkan pemerintahanny pemerintahannyaa kepada wanita. wanita. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Ini sebagai dalil ketidak-bolehan kepemimpinan wanita wanita dalam segala hal, yang berkaitan dengan dengan urusan urusan atau   perkara kaum muslimin. Sekalipun oleh as-Syari¶ (Allah dan Rasul-Nya)   bahwa wanita itu juga diperintahkan menjadi penanggung jawab kemaslahatan rumah tangga suaminya. Sedangkan menurut Imam Abu Abu Hanifah dan Ibnu Jarir At-thabari At-thaba ri wanita di   perbolehkan menjadi pemimpin. Dan pada akhir-akhir saat ini, hal yang harus diperhatikan oleh umat Islam adalah maraknya gerakan gerakan sekularisme yang diperjuangkan diperjuangkan oleh beberapa tokoh muslim akhir-akhir akhir-a khir ini. Maka dari itu kita kita semua sebagai Umat Islam wajib menolak dan memerangi gerakan sekularisme, sekularisme, sebab gerakan ini berusaha berusaha memisahkan urusan duniawi (termasuk urusan kenegaraan) dari hukum agama sehingga penerapan   politik negara tidak terikat oleh aturan agama manapun khususnya aturan Islam. Gerakan inilah yang akan berusaha menge-gol-kan bolehnya wanita menjadi  presiden. Gerakan Gerakan ini juga menolak pendapat ulama yang yang melarang non-muslim untuk menjadi presiden, dengan dalih anti diskriminasi. Semoga umat Islam Indonesia diselamatkan dari ancaman-ancaman Allah SWT, agar selamat dalam menjalani kehidupan dunia, yang akan mengantarkannya kepada kehidupan yang lebih kekal abadi, yaitu kehidupan akhirat nanti.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Syeikh Yusuf al Qaradhawi mengatakan bahwa islam bukanlah melulu aqidah teologis atau syiar-syiar peribadatan, ia bukan semata-mata agama yang mengatur  hubungan antara manusia dengan Tuhannya, yang tidak bersangkut paut dengan  pengaturan hidup dan pengarahan tata kemasyarakatan dan negara. tidak demikian islam adalah akidah dan ibadah, akhlak dan syariat yang lengkap. Dengan kata lain, islam merupakan tatanan yang sempurna bagi kehidupan individu, urusan keluarga, tata kemasyarakatan, prinsip pemerintahan dan hubungan internasional. Politik menurut bahasa arab berasal dari kata sasa, kata sasa, yasusu yang beararti mengatur, memelihara/melatih binatang khususnya kuda. Pemakaian Pemakaian paling awal istilah istilah ini dalam bahasa arab adalah   siyasah al khail (memlihara kuda) dan sering juga diartikan dengan dengan makna politik.Politik politik.Politik menurut bahasa bahasa arab arab berasal dari dari kata   sasa, yasusu yang beararti beararti mengatur, mengatur, memelihara/melatih memelihara/melatih binatang binatang khususnya kuda. Pemakaian Pemakaian paling awal istilah ini dalam bahasa bahasa arab adalah siyasah adalah siyasah al khail  (memlihara kuda) dan sering juga diartikan dengan makna politik. polit ik. Dan tentunya tentu nya sebagai agama yang mencakup semua aspek kehidupan, islam tidaklah melupakan atau meninggalkan permasalahan politik, yang dikenal dengan istilah ³siyasah´. Islam adalah agama yang mengikat segala sesuatunya dengan aturan agama,  begitupula didalam urusan politik ini. Islam tidak mengenal adanya penghalalan segala cara untuk mencapai tujuan, meskipun tujuan itu mulia. Islam tidak hanya melihat hasil tetapi juga proses untuk mendapatkan hasil. Alquran dan hadits tidak secar khusus menjelaskan tentang bagaimana cara   berpolitik yang baik dan benar, akan tetapi dalam pedoman agama islam tersebut   beberapa konsep dan nilai dasar pemikiran politik yang dapat digunakan untuk  mengatur suatu Negara, hal ini terangkum dari beberapa ayat al qur¶an, yaitu antara lain; Kekuasan ditangan umma / rakyat ( Demokrasi ).Masyarakat ikut   berperan dan bertanggung jawabKebebasan adalah hak bagi semua orang. Persamaan diantar sesama manusiaKelompok yang berbeda memiliki legalitasUndang-undang di atas segalanya. Kezaliman mutlak dilarang dan usaha meluruskannya meluruskannya adalah a dalah wajib. Syarat-syarat sah tidaknya seorang presiden sebagai kepala negara dalam   pandangan hukum Islam adalah 7 perkara: Dzu wilaayah taammah, Al`adaalah (Mengerjakan agama secara baik, benar, adil, berakhlak mulia, memegang amanat, bersih dan menghindari perbuatan yang diharamkan agama ), Lahul kifaayatul ilmiyyah ( Memiliki cukup ilmu yang bisa mengantarkannya kepada suatu ijtihad, jika terjadi permasalahan yang mendesak sesuai dengan hukum syariat terutama di dalam urusan politik Negara). Hisaafatur ra`yi fil qadlaayas siyaasiyyah wal harbiyah wal idaariyyah ( Sempurna dan kuatnya pemeliharaan di dalam permasalahan politik, strategi peperangan dan administrasi demi

kepentingan rakyat). Shalaabatus shifaatis syakhshiyyah ( Berkepribadian tegar  dan bersifat tega, pemberani dalam mengambil keputusan, demi menjaga keselamatan bangsa, dan menolak penjajahan dalam segala bidang). Alkifaayatul   jasadiyyah (Kesempurnaan jiwa raga). Annasab / Dari keturunan dan keluarga yang baik. Adapun pendapat para ulama tentang pemimpn/presiden wanita adalah ada yang membolehkan dan ada yang tidak membolehkan. B. Kritik dan saran Demikian makalah ini dan kami sampaikan dengan banyak kekurangan, sehingga penyusun sebagai insan akademis, menghimbau dan meminta saransaran dari teman sekelas R1.F untuk mengkritik kami demi membangun kreatifitas kami sebagai penyusun makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Quddus, Abdul. 2007.  Islam Multidimensi ( Mengungkap Trilogi  A jaran Islam ). Pantheon, Mataram.   Nainggolan, Zainuddin S. 2007.   Inilah Islam Falsafah Dan Hikmah Ke Esaan llah. Kalam Kala m Mulia. Jakarta. Jakarta.  Allah. Islam kebangsaan http://www.pejuangislam.com/main.php?prm=karya&var=detail&id=63

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF