PKKI 1961
December 5, 2017 | Author: Mahatma Aji Pangestu | Category: N/A
Short Description
Rangkuman mengenai PKKI 1961...
Description
1.1 PENGERTIAN KAYU Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasanhiasan rumah tangga dan sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan. Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosadan diikat menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai arah serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat. 1.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAHAN KAYU 1.2.1 Kelebihan Kayu a) Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya dengan menanam kembali (Reboisasi). b) Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannya serta harga yang relatif murah. c) Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan. d) Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras) cukup tinggi/baik. e) Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempnyai nilai dekoratif yang indah/baik. f) Kedap suara. 1.2.2 kekurangan Kayu a) Sifatnya kurang homogen b) Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca. c) Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi. d) Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut. Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah e) Agak mudah terbakar.
2.1 KEPADATAN KAYU
Kepadatan kayu terkait erat dengan berat jenis kayu dan kekuatan kayu. Semakin ringan kayu semakinkurang kepadatannya, semakin kurang pula kekuatannya. Begitu juga sebaliknya. a. Berat Jenis Adalah perbandingan berat dan volume kayu dalam keadaan kering udara dengan kadar air sekitar 15%. b. Kekuatan Kayu Pada umumnya dapat dikatakan, kayu yang berat sekali, juga disebut kuat sekali. Kekuatan, kekerasan dan sifat teknis lain pada kayu berbanding lurus dengan
berat
jenisnya.
Walaupun
demikian
ada
factor
lain
yang
mempengaruhi kekuatan kayu, yaitu susunan dari kayu tersebut. 2.2 KLASIFIKASI KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
Kelas Kekuatan
Tabel 1.1.
Kelas Keawetan
Tabel 1.2.
Kelas Pemakaian
Tabel 1.3.
Mutu Kayu
Tabel 1.4.
Tabel 2.1. Penggolongan Kayu berdasarkan Kelas Kekuatan Kelas Kuat
Berat Jenis Udara Kering
Kokoh lentur mutlak (kg/cm2)
Kokoh tekan mutlak (kg/cm2)
I
0,90
1100
650
II
0,90 - 0,60
1100 - 725
650 - 425
III
0,60 - 0,40
725 - 500
425 - 300
IV
0,40 - 0,30
500 - 360
300 - 215
V
0,30
360
215
Tabel 1.2. Penggolongan Kayu berdasarkan Kelas Keawetan KELAS KEAWETAN
Uraian / Nomor
KONDISI KONSTRUKSI
*)
A
I 8 Tahun
II 5 Tahun
III 3 Tahun
B
20 Tahun
15 Tahun
10 Tahun
C
E
Tak Terbatas Tak Terbatas Tidak
Tak Terbatas Tak Terbatas Jarang
F
Tidak
Tidak
Sangat Lama Tak Terbatas Agak Cepat Hampir Tidak
D
IV Sangat Pendek Beberapa Tahun Beberapa Tahun Minimum 20 Tahun Sangat Cepat Tak Seberapa
V Sangat Pendek Sangat Pendek Pendek Maksimum 20 Tahun Sangat Cepat Sangat Cepat
Kondisi a. b. c.
Konstruksi: Selalu berhubungan dengan tanah lembab. Hanya terbuka terhadap angin dan iklim, tetapi air tidak masuk di dalamnya. Di bawah atap, tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap kelengasan. d. Di bawah atap, tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap kelengasan tetapi dipelihara dengan baik, seperti: dicat. e. Serangan rayap. f. Serangan oleh kumbang, bubuk kayu. Tabel 1.3. Penggolongan Kayu berdasarkan Kelas Pemakaian Ditetapkan dari
Kelas Pemakaian
Kelas Keawetan
Kelas Kekuatan
I
I
I
II
II
II
III
III
III
IV
IV
IV
V
V
V
I II
Keterangan
Konstruksi berat, selalu terkena pengaruh-pengaruh buruk, seperti: terus me-nerus berada dalam tanah, atau ter-kena panas matahari, hujan dan angin. Konstruksi berat yang terlindung berada di bawah atap dan tidak berhubungan dengan tanah basah. Konstruksi ringan yang terlindung berada di bawah atap. Konstruksi yang bersifat tidak permanen.
Tabel 1.4. Penggolongan Kayu berdasarkan Mutu Mutu B
Mutu A
Uraian Kadar lengas Mata kayu Kandungan wanvlak Kemiringan arah serat
Retak-retak
Harus kering udara
Kadar lengas 30%
Besarnya mata kayu 1/6 lebar
Besarnya mata kayu 1/4 lebar
balok atau 3,5 cm
balok atau 5 cm
Kandungan wanvlak (kayu
Kandungan wanvlak (kayu
gubal), 1/10 tinggi balok.
gubal), 1/10 tinggi balok.
Kemiringan arah serat, tg 1/10
Kemiringan arah serat, tg 1/7
Retak-retak arah radial 1/4 tebal
Retak-retak arah radial 1/3 tebal
kayu dan terhadap lingkaran
kayu dan terhdp lingkaran
tumbuh 1/5 tebal kayu
tumbuh 1/4 tebal kayu
2.3 MODULUS ELASTISITAS DAN TEGANGAN IZIN KAYU Tabel 1.5. Modulus Elastisitas (PKKI’1961) KELAS KUAT
MODULUS ELASTISITAS (kg/cm2) Modulus Elastisitas, sejajar E serat,
I
II
III
IV
JATI
125.000
100.000
80.000
60.000
100.000
Tabel 1.6. Tegangan Ijin Kayu (PKKI’1961) Kayu Mutu A KELAS KUAT
TEGANGAN (kg/cm2) Tegangan Lentur Ijin Tegangan Tekan sejajar serat Tegangan Tarik sejajar serat Tegangan Tekan tegak lurus serat Tegangan Geser sejajar serat
I
II
III
IV
Jati
150
100
75
50
130
Ijin, tky
130
85
60
45
110
Ijin, try
130
85
60
45
110
Ijin, tkz
40
25
15
10
30
Ijin, y
20
12
8
5
15
lt
Faktor Reduksi :
Tegangan-tegangan ijin pada tabel 1.6. di atas, berlaku untuk kayu mutu “A”, konstruksi terlindung & menerima pembebanan tetap.
Kayu mutu “B” berlaku faktor reduksi 0,75.
Konstruksi
yang
selalu
terendam
dalam
air
atau
konstruksi
tidak
terlindung dan kadar lengas selalu tinggi, berlaku faktor 2/3.
Untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu dapat mengering dengan cepat, berlaku faktor 5/6.
Untuk konstruksi yang memikul beban tetap dan beban tidak tetap atau beban angin, berlaku faktor 5/4.
2.4 SIFAT-SIFAT KAYU Menurut sifatnya kayu dibagi menjadi empat : a. Kelas Kayu Istimewa Yang termasuk kayu jenis kelas istimewa antara lain : Kayu Balsa Kayu Jati Kayu Ebony kayu Cendana Kayu Salimuli, dsb. b. Kelas Kayu Awet Yang termasuk kayu jenis kelas awet antara lain : Kayu Rengas Kayu Cempaka Kayu Gofasa Kayu Sono Kembang Kayu Ulin Kayu Bungur, dsb c. Kelas Kayu Cukup Awet Yang termasuk jenis kayu kelas cukup awet antara lain : Kayu Mahoni Kayu Sindur Kayu Sungkai Kayu Meranti Merah, dsb d. Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet Yang termasuk jenis kayu kelas agak awet dan tidak awet antara lain : Kayu Jelutung Kayu Medang Kayu Surian Kayu Durian, dsb
View more...
Comments