peta kerja

October 10, 2017 | Author: hyani_hh4282 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download peta kerja...

Description

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN ACARA II PETA KERJA UNTUK EVALUASI TATA LETAK AWAL

Disusun oleh : Kelompok 6

Kelompok 10 1. Nika Awalistyaningrum 2. Esti Rumaningsih

(9127)

3. Hety Handayani Hidayat Asisten : Khusnul Khotimah

(9118) (9131)

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah industri, tentunya tidak akan lepas dari sistem industri yang meliputi input, proses, serta output. Proses produksi merupakan salah satu hal yang penting demi kelancaran kegiatan suatu industri. Pada tahap ini dilakukan penambahan nilai suatu barang input untuk menhasilkan output produk yang berharga lebih. Hal ini bertujuan agar dapat mendatangkan keuntungan yang lebih bagi industri tersebut. Selain itu juga dapat mengembangkan usahanya supaya dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak yang berimbas pada penurunan angka pengangguran suatu negara. Proses produksi ini terdiri dari beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan, yang setiap langkanya melibatkan adanya peralatan yang digunakan, tempat yang dipakai, waktu yang diperlukan, serta pekerja atau operatornya. Oleh karena itu setiap langkah dari proses produksi harus perlu diperhatikan, mengingat berkaitannya dengan operasi yang efektif dan efisien selama proses produksi, ketersediaan biaya untuk produksi serta waktu yang dibutuhkan selama proses sangat memperngaruhi biaya yang harus dikeluarkan industri. Suatu industri perlu merancang peta kerja yang dapat menggambarkan kegiatan kerja proses produksi tersebut secara sistematis. Selain untuk kepentingan produksi dapat juga sebagai sumber informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu tata letak industri secara langsung dan perbaikan terhadap metode kerja yang erat kaitannya dengan tata letak.

Dengan perbaikan metode kerja, maka diperlukan juga perbaikan tata letak yang mengikuti adanya perubahan metode kerja. Perbaikan tersebut dapat meningkatkan produktivitas suatu industri dan meminimalisasi cost untuk produksi lebih lanjut. Peta kerja digunakan dalam industri untuk menciptakan suatu aliran produksi yang lancar, mengurangi adanya backtracking, selain itu dapat memperbaiki suatu metode kerja sehingga dapat digunakan untuk perbaikan pabrik melalui aliran proses-proses operasi manufacturing komponen yang ada. Peta kerja meliputi Peta Proses Operasi (PPO), Peta Aliran Proses (PAP) ataupun Diagram Aliran (Bagan Tali). Mengingat penyusunan peta kerja sangat penting dari suatu industri, maka dari itu pada praktikum ini diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap tata letak berdasarkan peta kerja yang dibuat dengan menganalisis kelebihan serta kekurangan tata letak yang ada sekarang pada industri bakery yang dijadikan sebagai obyek penelitian. A. Tujuan Praktikum 1. Praktikan dapat membuat peta kerja seperti peta proses operasi, peta aliran proses, diagram aliran (bagan tali) berdasarkan proses produksi yang terjadi, lengkap dengan data peralatan dan waktu proses. 2. Praktikan dapat mengevaluasi tata letak berdasarkan peta kerja yang dibuat. 3. Praktikan dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan tata letak yang ada sekarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ada beberapa teknik yang umum digunakan dalam merencanakan aliran. Beberapa diantaranya khusus digunakan dalam tata letak pabrik, beberapa lagi digunakan dalam tahap pemindahan bahan, dan beberapa dipinjam dari bidang ekonomi gerakan dan penyerdehanaan kerja (teknik tata cara kerja). Meskipun kebanyakan teknik semula ditujukan untuk tujuan analitis, teknik-teknik tersebut juga berguna untuk perencanaan. Yang paling umum digunakan adalah (Apple, 1990): 1. Peta (bagan) rakitan 2. Peta proses operasi 3. Peta proses produk-darab 4. Diagram (bagan) tali 5. Peta proses 6. Bagan (diagram) aliran 7. Peta proses aliran 8. Peta dari-ke 9. Peta prosedur 10. Jaringan lintasan kritis

Menurut Sutalaksana (1979) Peta Kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan juga jelas, di mana dapat digunakan untuk berkomunikasi secara luas, melalui peta kerja ini kita dapat sekaligus memperoleh informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja khususnya kerja produksi. Peta proses operasi (operation process chart) umumnya digunakan untuk menggambarkan urut-urutan kerja khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang produktif saja seperti operasi dan inspeksi. Dengan kata lain, pada Peta Proses Operasi, akan menunjukkan langkah-langkah secara kronologis dari semua operasi inspeksi, waktu longgar dan bahan baku yang digunakan di dalam suatu proses manufakturing yaitu dimulai dari datangnya bahan baku sampai ke proses pengemasan (packaging) dari produk jadi yang dihasilkan (Wignjosoebroto, 1993). Diagram proses operasi menggambarkan lokasi dari aliran produksi dalam pabrik. Simbol – simbol yang digunakan (Madyana, 1996) : • : operasi, misalnya memotong, merendam. : inspeksi/kontrol Dan pada diagram aliran proses lebih lengkap dari diagram proses. Simbol – simbol yang digunakan : • : operasi : inspeksi ⇒ : transportasi ⊃ : penundaan (delay) ∇ : penyimpanan Peta proses operasi adalah salah satu teknik yang paling berguna dalam perencanaan produksi. Kenyataannya peta ini adalah diagram tentang proses, dan telah digunakan dalam berbagai cara sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Dengan tambahan data lain, peta ini dapat digunakan sebagai alat manajemen. Beberapa keuntungan dari peta proses operasi ini adalah sebagai berikut (Apple, 1990) : 1. Mengkombinasikan lintasan produksi dan peta rakitan

sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap 2. Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk tiap komponen 3. Mencatat proses pembuatan untuk diperlihatkan pada yang lain 4. Menunjukkan kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam aliran produksi 5. Menunjukkan urutan operasi pada tiap komponen 6. Menunjukkan sifat masalah penanganan bahan 7. Menunjukkan urutan fabrikasi dan rakitan dari tiap komponen 8. Menunjukkan kerumitan nisbi dari fabrikasi tiap komponen 9. Menunjukkan sifat pola aliran bahan 10. Menunjukkan hubungan antar komponen 11. Menunjukkan secara nisbi konsentrasi mesin, pekerja, dan peralatan 12. Menunjukkan panjang nisbi dan lintas fabrikasi dan ruang yang dibutuhkannya 13. Menunjukkan jumlah pekerja yang dibutuhkan 14. Menunjukkan titik tempat komponen memasuki proses 15. Menunjukkan tingkat kebutuhan sebuah rakitan-bagian. Peta Proses Operasi (PPO) atau Operation Process Chart (OPC) adalah teknik yang paling berguna dalam perencanaan produksi. Kenyataannya peta ini adalah gambaran tentang proses dan telah digunakan dalam berbagai cara sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Dengan tambahan data lain, peta ini dapat digunakan sebagai alat manajemen. Beberapa keuntungan dan kegunaan dari PPO ini adalah (Anonim 1, 2009) : 1. Mengkombinasikan lintasan produksi dan peta rakitan sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap.

2. Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk setiap komponen. 3. Menunjukkan urutan operasi pada setiap komponen. 4. Menunjukkan urutan fabrikasi dan rakitan dari setiap komponen. 5. Menunjukkan kerumitan nisbi dari fabrikasi setiap komponen. 6. Menunjukkan hubungan antar komponen. 7. Menunjukkan panjang nisbi dari lintasan fambikasi dan ruang yang dibutuhkannya. 8. Menunjukkan titik tempat komponen memasuki proses. 9. Menunjukkan tingkat kebutuhan sebuah rakitan bagian – bagian. 10. dll Peta aliran proses adalah suatu peta yang akan menggambarkan semua aktivitas -baik aktivitas produktif- Maupun tidak produktif yang terlibat dalam proses pelaksanaan kerja. Metoda penggambaran hampir sama dengan peta proses operasi (operation process chart) hanya saja di sini akan jauh lebih detail dan lengkap. Tidak seperti peta proses operasi yang hanya menggambarkan aktivitas yang produktif (kegiatan operasi dan inspeksi), maka peta aliran proses (flow process chart) juga akan menggambarkan aktivitas-ativitas yang tidak produktif seperti

transportasi

(material

handling),

delay/idle,

dan

penyimpanan

(Wignjosoebroto, 1993). Sementara itu, peta aliran proses memiliki pengertian lain yaitu merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang terjadi selama suatu proses berlangsung, serta di dalamnya memuat pula informasi yang diperlukan untuk menganalisis data-data seperti waktu dan jarak perpindahan bahan. PAP dibagi menjadi 2 tipe yaitu PAP tipe bahan dan PAP tipe orang. PAP tipe bahan menggambarkan kejadian yang

dialami bahan dalam suatu proses operasi, sedangkan PAP tipe orang menggambarkan suatu proses aktivitas manusianya (Reksohadiprodjo, 1984). Sedangkan, diagram aliran atau biasa disebut bagan tali adalah alat untuk menggambarkan aliran unsur pada tata letak daerah tertentu, dengan menggunakan tali, benang, atau kain, dsb. Diagram ini digunakan untuk menunjukkan lintasan perpindahan (gerakan) atau perjalanan elemen pada suatu daerah (Apple, 1990). Diagram aliran pada dasarnya persis sama dengan peta aliran proses. Hanya saja di sini penggambarannya dilakukan di atas gambar layout dari fasilitas kerja. Tujuan pokok dalam pembuatan flow diagram adalah untuk mengevaluasi langkah-langkah proses dalam situasi yang lebih jelas, di samping tentunya bisa dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan-perbaikan di dalam desain layout fasilitas produksi yang ada (Wignjosoebroto, 1993). Penyusunan diagram alir proses pembuatan produk dilakukan dengan mencatat seluruh proses sejak diterimanya bahan baku sampai dengan dihasilkannya produk jadi untuk disimpan. Pada beberapa jenis produk, terkadang disusun diagram alir proses sampai dengan cara pendistribusian produk tersebut. Diagram alir proses disusun dengan tujuan untuk menggambarkan keseluruhan proses produksi. Diagram alir proses ini selain bermanfaat untuk membantu tim HACCP dalam melaksanakan tugasnya, dapat juga berfungsi sebagai pedoman bagi orang atau lembaga lainnya yang ingin mengerti proses dan verifikasinya (Anonim 2, 2009). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat : 1. Penggaris biasa 2. Penggaris bulat dan kotak 3. Alat Tulis

4. Kertas A4 Bahan : 1. Lokasi Salma Roti dan Kue B. Prosedur Praktikum 1. Pembuatan PPO Cara untuk membuat PPO : a. Menulis pada baris teratas Peta Proses Operasi, diikuti informasi lain seperti nama obyek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, nomor peta. b. Menulis bahan yang akan diproses di atas garis horizontal. Jika bahan lebih dari satu, bahan utama atau bahan yang mengalami operasi terbanyak digambarkan di bagian paling kanan. c. Gambar garis menurun, kemudian menunjukkan tanda operasi dan atau inspeksi yang dialami dengan menggunakan lambang lingkaran atau bujur sangkar. Di sebelah kanan lambang lingkaran

atau

bujur

sangkar

menuliskan

nama

operasi/inspeksi, kondisi operasi, mesin yang digunakan atau stasiun kerja yang melaksanakan operasi/inspeksi. Di sebelah kiri lambang lingkaran atau bujur sangkar, tuliskan waktu yang diperlukan. d. Bahan

tambahan

yang

mengalami

operasi/inspeksi

digambarkan di sebelah kiri bahan utama/bahan dengan proses terpanjang. e. Bahan tambahan yang tidak mengalami operasi (dibeli langsung dipakai) digambarkan langsung dititik bahan tersebut bergabung. f. Penomoran

kegiatan

operasi/inspeksi

dilakukan

secara

beruntun sesuai dengan urutan operasi/inspeksi yang terjadi. g. Setalah PPO selesai dibuat, menuliskan ringkasan jumlah kegiatan operasi dan inspeksi.

2. Pembuatan PAP Cara untuk membuat PAP : a. Membuat formulir PAP b. Mengisi sesuai dengan kegiatan yang diamati. c. Menentukan aliran bahan / orang yang diamati. d. Melengkapi kolom sebelah kanan dengan data seperti : jarak perpindahan, jumlah orang terlibat, waktu yang dibutuhkan, metode perpindahan, frekuensi pemindahan, nomor departemen dan lain – lain. e. Dilanjutkan ke seluruh proses. f. Dalam menentukan langkah, harus mengikuti satu orang atau satu obyek. g. Mengkaji peta untuk kemungkinan perbaikan. 3. Pembuatan Diagram Aliran Cara pembuatan DA: a. Menggambarkan aliran bahan yang ada pada denah yang sudah diperoleh di acara 1. b. Memindahkan lambang-lambang pada peta aliran proses ke dalam diagram aliran, dari awal sampai akhir proses. c. Menghubungkan lambang-lambang tersebut dengan garis untuk lintasan perjalanan bahan. Tiap bahan mempergunakan warna yang berbeda. d. Kepadatan garis menunjukan daerah yang padat. 4. Pembuatan Peta Dari-Ke 1. Menggambar matriks dengan jumlah baris dan kolom sesuai dengan jumlah kegiatan. 2. Memasukkan nama kegiatan sepabjang baris dan kolom kiri ke bawah dengan urutan susunan geografis dalam pabrik, susunan logis aliran proses atau urutan yang disarankan. 3. Memasukkan data yang dapat berupa: jumlah gerakan, jumlah bahan bahan dipindahkan tiap periode, berat, kombinasi jumlah, waktu, berat tiap satuan waktu, waktu perpindahan, biaya perpindahan, dsb.

4. Menjunlahkan tiap baris dan kolom. 5. Menganalisis Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Sekarang a. Membuat tabel b. Menganalisis tata letak industri yang ada sekarang berdasarkan peta-peta kerja yang telah dibuat dengan mengacu pada kriteria tata letak yang aik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. PPO :

PETA PROSESOPERASI Nama Objek Dipetakan Oleh Tanggal Pemetaan Nomor Peta ragi

20 "

: : : :

Pembuatan Roti Manis Rasa Coklat Kelompok 10 11 Maret 2010 1

mentega

O-5 i-5

Penimbangan timbangan

20 "

margarin O-4 i-4

penimbangan 19 " timbangan

telur

O-3 i-3

penimbangan 130 " timbangan

terigu

O-2 i-2

Pemisahan 17 " manual

O-1 i-1

Penimbangan timbangan

formula air 20 '

O-6 i-6

18 "

O-7 i-7

150 "

O-8

pengadukan mixer

penimbangan timbangan Pembagian adonan devider

Selai Coklat

33 "

O-9

Pembentukan adonan manual pengembangan

120 '

15 '

O-10

O-11 i-8

manual

pengovenan oven

pendinginan 30 '

O-12

20 "

O-13

manual

pengemasan

jml

Wkt (s)

Operasi

13

11456

Inspeksi

8

182

Ringkasan

Penyimpanan

1

2. PAP

manual

PETA ALIRAN PROSES Sekarang

Kegiatan

Operasi

10

11207

Orang :

Bahan :

Sekarang :

Usulan :

4

146

transportasi

5

171

0

0

2

0

21

11524

penyimpanan

Jumlah

beda

wkt

inspeksi

menunggu

Usul

jml

jml

wkt

jml

wkt

No. Peta : 1

Diciptakan Oleh

: Kelompok 10

Tanggal Dipetakan : 11 Maret 2010

Lambang Jarak (m)

Uraian Kegiatan

Jumlah

Waktu (s)

keterangan

1

Penyimpanan tepung terigu

2

Penimbangan terigu

3

Pemindahan terigu

4

Pencampuran terigu dengan telur, mentega, margarin, formula, air, dan ragi

5

Pengadukan

6

Pemindahan adonan

42

manual

7

Penimbangan adonan

18

8

Pembagian adonan

150

dengan timbangan devider

9

Pembentukan adonan dan penambahan selei

30

manual

3

ke loyang

di gudang

11,7

1,95

0,5

10 Pemindahan adonan 11 Pengembangan adonan 12 Pemindahan adonan 13 Pengovenan roti 14 Pemindahan roti

17

4 kg

107

manual

20

ke mixer

1200

dengan mixer

7200 0,78

3,51

9

oven ke rak

16 Pengemasan roti

20

kelompok hary

ke oven

10 1800

3. Diagram Alir :

fermentasi

900

15 Pendinginan roti

17 Penyimpanan roti

Dengan timbangan

4 kg

4. Peta Dari-Ke

G udang B ahan B aku

A re a P e ng e m as a n

A re a P e n d in g i n a n

O ven

A re a P e m b e n tu k a n A d on a n

F r ee z e r

(P E M B E) R I

D e v id e r

DARI

M ix e r

(P E M A K A)IA N

A re a P e n im b a n g a n

KE

G u da n g B a h a n B a ku

P E T A D -K A RE I

T A N G G 1A8LM A R E2T0 1 0

A re a P e n g g e m b a n g a n A donan

P E M E T A A N1 K E

P A B R IK S A L M A R O T I D A N K U E

107

M ixe r

JU M LA H (s e k o) n

107 42

A re a P e n im b a n g a n

42 59

59

D e v id e r

15

15

F re e z e r

7

7

A re a P e m b e n tu k a n A donan A re a P e n g g e m b a n g a n A donan

19

19 38

O ve n

38 10

A re a P e n d in g in a n

10 10

10

A re a P e n g e m a s a n JU M LA H (s e k o) n

107

42

59

22

19

38

10

10

Maju: 1 x (107+42+59+7+19+38+10+10) = 292 2 x (15) = 32 + 322

5. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Tata Letak Sekarang

NO 1

LOKASI Tempat Parkir

KELEBIHAN Area luas, sudah di-conblock

2

Outlet

Area cukup luas, penataan rapid an sudah dipisahkan menurut jenisnya

3

Ruang Administra si

Dekat dengan pintu keluar, sehingga supplier bisa langsung bertemu dengan manajer. Efisiensi ruang

4

Ruang Produksi I

5

Gudang

6

Ruang produksi II

Berdekatan dengan Outlet sehingga pembeli dapat melihat proses produksi. Penerangan cukup Cukup strategis karena dekat pintu keluar masuk. Peletakan bahan-bahan sudah cukup bagus Dekat ruang produksi I

7

Dapur

Pencahayaan bagus

8

Kamar Mandi Kamar

Letak strategis dan bersih

Penerangan kurang dan kebersihan kurang terjaga serta relative terlalu sempit Tidak ada sekat dengan ruang pencucian Area sempit

Terletak di tempat yang strategis dan terdapat hiburan

Area sempit mengingat banyaknya pekerja

9

KEKURANGAN Terletak di pinggir jalan, halaman tanpa pagar, dikhawatirkan kendaraan dapat hilang karena tidak ada penjaga Roti diletakan pada rak yang terbuka sehingga memperluas peluang terjadinya kontaminasi. Selain itu, pintu selalu dalam keadaan terbuka yang dapat membuat debu dan kotoran masuk Antara ruang administrasi dan lorong menuju gudang tidak bersekat sehingga dapat menghalangi saat penggangkutan bahan. Kurang memperhatikan nilai estetika Kurang luas sehingga pekerja terbatas geraknya Pintu selalu terbuka sehingga hewan seperti serangga dapat masuk

B. Pembahasan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan proses produksi, dapat dibuat 6 buah PPO dan 6 buah

PAP. 2. Kekurangan dari industri ini yaitu, aliran bahan pada proses produksi kurang efektif karena masih ada aliran bahan yang bolakbalik. 3. Kelebihan dari industri ini yaitu ruang produksi yang cukup luas mempermudah dalam evaluasi tata letak. B. Saran 1. Asisten hendaknya lebih membimbing lagi dalam pembuatan peta agar praktikan dapat mengerjakan secara maksimal. 2. Praktikum dibuat lebih menyenangkan dengan suasana yang lebih kondusif.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1. 2008. Indeecom.wordpress.com/2008/09/05. Diakses pada tanggal 25 Maret 2009. Pukul 10:40. Anonim 2. 2009. web.ipb.ac.id/tpg/cbt/langkah4.php. Diakses pada tanggal 25 Maret 2009. Pukul 10:50. Apple, J.M. 1990. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi Ketiga. Penerbit ITB : Jakarta. Madyana, A.M. 1996. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. Penerbitan Universitas Atmajaya : Yogyakarta. Reksohadiprodjo. 1984. Manajemen Produksi Edisi Revisi. BPFE UGM : Yogyakarta. Sutalaksana. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Keluarga Mahasiswa Teknik Industri : Bandung. Wignjosoebroto, Sritomo. 1993. Pengantar Teknik Industri Jilid 1. PT. Guna Widya : Jakarta.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF