Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, Dan Karakteristiknya

September 30, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, Dan Karakteristiknya...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN A. La Lata tarr Bel Belak akan ang g

Pendidikan Islam secara umum bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, serta 1

berakhlak mulia. Di Indonesia, Indonesia, yang yang biasanya biasanya diidentikkan diidentikkan dengan dengan lembaga lembaga pendidikan Islam, sekurangnnya ada tiga lembaga yaitu pesantren, madrasah dan sekolah milik organisasi Islam dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan yang ada. Kecenderungan untuk menyusun identifikasi semacam itu, dasarnya bersifat realistis historis dimana ketiganya dimasa lalu pernah menyatukan diri dalam satu barisan yang menentang sistem pendidikan kolonial, dan yang jelas sama-sama 2

berangkat dari dan untuk kepentingan Islam dalam arti seluas-luasnya. seluas -luasnya.

Model pendidikan pesantren yang berkembang di seluruh Indonesia mempunyai nama dan corak yang sangat bervariasi, di Jawa termasuk Sunda dan Madura disebut pondok. Istilah pondok berasal dari pengertian asrama-asrama 3

para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal tinggal yang dibuat dibuat dari bambu.

Sementara di Aceh Aceh di kenal kenal dengan istilah dayah, rangkang, rangkang, meunasah dan di Sumatra Barat disebut dengan nama Surau. Dan sekarang, lembaga pendidikan khas tersebut lazim diterima oleh umum sebagai pondok pesantren. Pesantren atau pondok adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Dari segi historis pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia (indigenous).4 Sebagai lembaga indigenous pesantren memilki akar sosio historis yang cukup kuat, sehingga mampu menduduki posisi yang relatif sentral dalam masyarakat dan bisa bertahan di tengah berbagai gelombang gelomb ang perubahan perubahan sehingga sehingga secara kualitas, kualitas, pesantren pesantren di Indonesia Indonesia cukup 1

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam,Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama  Islam di Sekolah, (Bandu (Bandung: ng: PT R Remaja emaja Rosd RosdaKarya aKarya,, 2004 2004), ), hlm. hlm. 78 2 Adi Fadli, Pesantren: Sejarah dan Perkembangannya, Elhikam: Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol 5, No. 1, 2012 3 Tradisii Pesantr Pesantren: en: Studi Tentang Pa Pandan ndangan gan Hidup Ky Kyai, ai, Zamakhsyari Dhofier, Tradis (Jaka (Jakarta: rta: Pen Penerb erbit it LP3 LP3ES, ES, 199 1990), 0), hlm. hlm. 18 4 Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren, (Jak (Jakarta: arta: Pene Penerbit rbit Paramadin Paramadina, a, 1997), 1997), hlm. 3

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

banyak.. Akan tetapi banyak tetapi bila dilihat dilihat dari segi kualitas, kualitas, semua pihak yang terlibat terlibat dituntut dituntut untuk lebih meningkatkan lagi kualitas pesantren mengingat kondisi masyarakat sebagai input pesantren sudah sangat pintar dalam memilih lembaga pendidikan yang akan dimasukinya, dimasukinya, terutama terhadap kualitas atau mutu output pesantren. Sejak dilancarkann dilancarkannya ya perubahan perubahan atau moderenisasi moderenisasi pendidikan pendidikan Islam di berbagai kawasan dunia muslim, tidak banyak lembaga pendidikan tradisional Islam seperti pesantren yang mampu bertahan. Kebanyakan lenyap setelah tergusur oleh ekspansi ekspansi sistem pend pendidikan idikan umum umum atau mengalami mengalami transformasi transformasi menjadi menjadi lembagaa pendidikan umum; lembag umum; atau setidak-tidakny setidak-tidaknyaa menyesuaikan menyesuaikan diri dan sedikit 5

banyak mengadopsi isi dan metodologi pendidikan umum. Namun, pesantren masih bisa survive sampai hari ini dan sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam dan telah telah membu membuktik ktikan an keberad keberadaan aan serta serta keberh keberhasil asilann annya ya dalam dalam menin meningk gkatka atkan n sumber daya manusia (human resources development ). ).6 Pesantren Pesantr en merupakan merupakan salah satu jenis pendidika pendidikan n Islam Indonesia Indonesia yang bersifat tradisional. Lembaga ini telah hidup sejak 300-400 tahun yang lampau, menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim. Pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Di zaman kolonial, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sangat berjasa bagi umat Islam. Tidak sedikit pemimpin bangsa terutama dari angkatan 1945 adalah alumni atau setidak-tidaknya pernah belajar di pesantren.

7

Dalam perkembang perkembangan an terakhir terakhir telah terbukti terbukti bahwa dari dari pesantren pesantren telah lahir banyak banyak pemimpin pemimpin bangsa bangsa dan pemimpin pemimpin masyarakat. masyarakat. Pesantren juga telah memberikan membe rikan nuansa nuansa dan dan mewarnai mewarnai corak dan pola kehidupan kehidupan masyarakat masyarakat di sekitarnya.

Dengan kata lain, pesantren merupakan “benteng pertahanan” yang

kokoh dalam menghadapi dahsyatnya gelombang budaya dan peradaban yang tidak sesuai dengan nilai-nilai ilahiah. Dari tahun ke tahun jumlah pesantren di seluruh Indonesia menunjukan adanya peningkatan. Data Kementerian Agama, menyebutkan pada 1977 jumlah 5

Muhammad Heriyudanta,  Moderenisasi Pendidikan Pesantren Perspektif Azyumardi  Azra, Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam Islam,, Vol 8, No. 1, Juni 201 2016 6 6  Jihad Ala Pesantren di Mata Antropolog Amerika, Ronald Alan Lukens-Bull, (Yogyakarta: (Yogy akarta: Gama M Media, edia, 2 2004), 004), hlm. 2 7 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jak (Jakart arta: a: INIS, INIS, 199 1994), 4), hlm. hlm. 3

2

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

pesantren hanya sekitar 4.195 buah buah dengan jumlah jumlah santri sekitar 677.394 orang. Berdasarkan data statistik Ditjen Kelembagaan Islam, Departemen Agama Republik Indonesia pada tahun 2001 ada 11.312 pesantren dengan 2.737.805 santri. Sementara, berdasarkan data Bagian Data, Sistem Informasi, dan Hubungan

Masyarakat

Sekretariat

Direktorat

Jenderal

Pendidikan

Islam

Kementerian Agama, pada tahun 2016 terdapat 28,194 pesantren yang tersebar baik di wilayah kota maupun pedesaan dengan 4,290,626 santri, dan semuanya berstatus swasta.

8

Data-data Data-d ata ini menunjukan menunjukan bahwa bahwa pendidikan pendidikan pesantren pesantren mengal mengalami ami ekspansi, meski jumlahnya masih berada di bawah lembaga pendidikan lain. Pesantren memberikan respon terhadap ekspansi sistem pendidikan umum yang disebarkan oleh pemerintah dengan dengan memperluas cakupan pendidikannya pendidikannya dengan dengan cara merevisi kurikulumnya dengan memasukan mata pelajaran dan keterampilan umum. umu m. Sejak Sejak pesant pesantren ren mengad mengadops opsii pend pendidi idikan kan berkela berkelass (mad (madras rasah ah maupun maupun sekolah) para santri tidak hanya dibekali dengan pendidikan agama tetapi sekaligus akrab dengan pendidikan umum.

9

Pesantr Pesa ntren en merupa merupakan kan lembag lembagaa pendid pendidika ikan n yang yang sangat sangat mand mandiri iri dan dan sejatinya merupakan praktek pendidikan berbasis masyarakat. Terlepas dari peruba per ubahan han-pe -perub rubaha ahan n sosiososio-kul kultur tural al dan keagam keagamaan aan yang yang terus berlang berlangsun sung g dalam kaum Muslim Indonesia sekarang ini, harapan masyarakat kepada pesantren tidak berkurang bahkan semakin meningkat.

10

Melihat perkembangan

pesant pes antren ren yang yang pesat pesat dan dan luas, luas, maka maka dalam dalam makal makalah ah ini akan akan dikemu dikemukak kakan an asal asal usul pesantren, pertumbuhan kelembagaan dan karakteristiknya.

8

http://pbsb.ditpdpontren.kemenag.go.id/pdpp/  Husni Rahim,  Arah Baru Pendidikan Islam Indonesia, (Jaka (Jakarta: rta: Logo Logoss Wacan Wacanaa Ilmu, 2001), h 2001), hlm. lm. 157 10 Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren, hl hlm. m. 5 9

3

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

B. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah

Berdasarkan pemaparan di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaim Bagaimana ana asal usul usul pesan pesantren tren?? 2. Bagaimana Bagaimana pertumbuha pertumbuhan n kelemb kelembagaan agaan pesantren pesantren?? 3. Bagaim Bagaimana ana karak karakter teristi istik k pesantr pesantren? en?

Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulisan makalah ini secara umum bertujuan untuk: 1. Menget Mengetahu ahuii asal asal usul usul pesa pesantr ntren en?? 2. Mengetahui Mengetahui pertumbuh pertumbuhan an kelemba kelembagaan gaan pesantren? pesantren? 3. Menget Mengetahu ahuii karakt karakteri eristi stik k pesant pesantren ren??

Manfaat Penulisan

Makalah tentang “Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan  Karakteristiknya” ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan kajian kajian bagi mahasiswa yang mempelajari mempelajari mata kuliah Sejarah Sosial Perkembangan Perkembangan Pendidikan Pendidikan Islam.

4

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

BAB II PEMBAHASAN

Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik  bagi kemajuan pendidikan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Pada bab ini akan diuraikan hal hal yang berkenaan berkenaan dengan asal asal usul pesantren, pertumbuhan kelembagaan dan karakteristik pesantren.

A. Asa Asall Usul Usul Pesa Pesantr ntren en

Pesantren sendiri secara bahasa berarti ‘tempat belajar para santri’. Pondok Pond ok memiliki memiliki arti rumah atau tempat tempat tinggal tinggal sederhan sederhanaa dari bambu. bambu. Kata Kata po pond ndok ok juga juga be bera rasa sall dar darii baha bahasa sa Ara Arab b ‘funduq’  yan ang g artinya asrama. Isti tillah ''pesantren ''pesa ntren'''' sendiri sendiri berasal berasal dari kata santri santri yang ditambahkan ditambahkan imbuhan imbuhan pe-santripe-santrian sehing sehingga ga menja menjadi di kata kata peantr peantren en diman dimanaa kata kata "santr "santri" i" berar berarti ti murid murid dalam dalam bahasaa Jawa. bahas Jawa. Istilah Istilah ''pond ''pondok'' ok'' pun diyakin diyakinii berasal berasal dari bahasa Arab  funduuq yang ber berar arti ti pen pengi gina napa pan. n. Daer Daerah ah Jawa Jawa dan dan Madu Madura ra umu umumn mnya ya (  ‫ ﺪ‬‫ـ‬‫ـ‬‫ـ‬‫ـ‬‫ﻨ‬‫)ﻓ‬ yang menggunakan istilah pondok dan pesantren, pesantren, sedangkan di Aceh dikenal dikenal dengan istilah dayah atau rangkang atau meunasa dan di Minangkabau Minangkabau disebut disebut surau.

11

Pesantren bisa dikatakan ‘bapak’ dari pendidikan Islam di Indonesia, yang didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman. Hal ini bisa dilihat dari perjala per jalanan nan seja sejarah rah,, di mana mana bila diru dirunut nut kemba kembali li sesung sesunggu guhny hnyaa pesantre pesantren n dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah islamiyah, yaitu menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam sekaligus mencetak kader- kader

ulama dan da’i.12

Sebaga Seb agaii lembag lembagaa pendid pendidika ikan n tertua tertua di di Indon Indonesia esia,, yang yang secar secaraa nyata nyata telah telah melahirkan banyak ulama' ulama' tidak sedikit tokoh Islam lahir d dari ari lembaga pesantren. Sejarah berdirinya pesantren di Indonesia, khususnya di Jawa dimulai dan dibawa oleh Wali Songo, dan tidak berlebihan bila dikatakan bahwa Pondok  Pesantren yang pertama didirikan adalah pondok Pesantren Malik Ibrahim atau

11

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,

hlm.18

Imam Syafi’i, Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter, AlTadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 8, Mei 2017 12

5

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

terkenal dengan sebutan sebutan Syekh Maulana Magrib Magribii (wafat tanggal 12 12 Rabiul Awal 822 H, atau tanggal 8 April 1419 M di Gresik). Dalam buku-buku yang dikutip tidak terlihat dengan jelas kurikulum apa yang dipakai, dapat diduga bahwa pesantren awal ini termasuk tipe Salafiah. Namun, menurut laporan Van Bruinessen pesantren tertua di Jawa adalah pesantren Tegalsari yang didirikan tahun 1742, disini anak-anak muda dari pesisir utara belajar agama Islam. Namum hasil survey Belanda 1819, dalam Van Bruinessen lembaga yang mirip pesantren hanya ditemukan di Priangan, 13

Pekalongan Pekalo ngan,, Rembang, Rembang, Kedu, Kedu, Madiun, Madiun, dan Surabaya. Surabaya.

Mastuhu memberikan

kesimpulan lain, bahwa pesantren di Nusantara telah ada sejak abad ke 13-17, dan di Jawa sejak abad 15-16 M bersamaan dengan masuknya Islam di Indonesia. Laporan mastuhu dikuatkan oleh Dhafier bahwa dalam serat Senthini dijelaskan pada abad 16 telah banyak pesantren-pesantren mashur di Indonesia yang menjadi pusat pendidikan Islam. Akan tetapi, laporan Mastuhu dan Dhofier di tolak oleh Van Bruinessen, dimana serat Senthini tersebut disusun abad 19, oleh karena itu tidak bisa dianggap sebagai sumber yang dapat dipercaya untuk menjelaskan kejadian abad 17 M. M. Oleh karena karena itu para sejarahwan sejarahwan menyimpulkan menyimpulkan bahwa bahwa lembaga pendidikan Islam di Indonesia belum ada sebelum abad 18 M dan baru muncul pada akhir abad 18 M dan awal 19 M.

14

Pada umumnya berdirinya suatu pesantren diawali dari pengakuan masyarakat akan keunggulan dan ketinggian ilmu seorang guru atau kyai. Karena keinginan menuntut dan memperoleh ilmu dari guru tersebut, maka masyarakat sekitar bahkan dari luar daerah datang kepadanya untuk belajar. Mereka lalu membangun tempat tinggal yang sederhana di sekitar tempat tinggal guru tersebut. Semakin tinggi ilmu seorang guru, semakin banyak pula orang dari luar daerah yang datang untuk menuntut ilmu kepadanya, dan berarti semakin besar pula pondok pesantrennya.

13

15

Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Kuning Pesan Pesantren tren da dan n Tare Tarekat, kat, (Bandu Bandung: ng: Mizan, Mizan, 1995) ibid  15 Ali Maulida,  Dinamika Pondok Pesantren Dalam Pendidikan Islam Sejak Era Kolonialisme Hingga Masa K Kini ini , Eduka Edukasi si Islam: Jurna Jurnall Pendidik Pendidikan an Islam, Vol 5, Jamuari Jamuari 2016 14

6

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

Pesantren Pesantr en dipimpi dipimpin n oleh oleh seorang seorang guru guru yan yang g biasa biasa disebu disebutt kyai. Untuk  mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya dalam pesantren salaf  (tradisional) disebut ''lurah pondok'' . Para santri yang yang tinggal di pondok pesantren walaupun bermacam-macam dan dari berbagai kalangan, mereka hidup seperti satu keluarga di bawah pimpinan gurunya. Mereka belajar hidup sendiri, mencuci, dan mengurus keperluan mereka sendiri. Dahulu, bahan-bahan keperluan hidup seperti beras dan sebagainya sebagainya mereka bawa bawa dari kampung masing-masing. Di awal munculnya pesantren, pembelajarannya bersifat nonklasikal, dimana seorang kyai mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam yang ditulis pada abad pertengahan. Meskipun kajian-kajian tersebut banyak mengungkap fikih, tafsir dan bahasa arab sebagai alat untuk membedah ilmu-ilmu agama. Fikih yang banyak bany ak dikaji pada pada umumnya umumnya adalah yang bernuan bernuansa sa mazhab mazhab Syafi’i dengan sedikit menerima mazhab yang lain, kemudian ajaran-ajaran akhlak dan tasawufnya lebih bercorak tasawuf al-Ghazali, meskipun banyak tokoh sufi atau ajaran-ajaran tasawuf yang lain.

16

Pesantren memiliki ciri-ciri khas yang berbeda dari lembaga pendidikan pada umumnya. Ciri khas yang disandang itu menjadikan tidak akan mungkin pesantren pesan tren diberlaku diberlakukan kan peratur peraturan an yang yang sama dengan dengan sekolah. sekolah. Penyeleng Penyelenggaraa garaan n pendidikan di pesantren salaf pada umumnya dengan menggunakan metode sorogan, bandungan, dan wetonan.

17

Sistem sorogan merupakan proses

pembelajaran yang bersifat individual pada dunia pesantren atau pendidikan tradisional, dan sistem pembelajaran dasar dan paling sulit bagi para santri, sebab santri dituntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin diri dalam menuntut ilmu. Seringkali santri tidak menyadari bahwa mereka seharusnya mematangkan diri pada tingkat sorogan ini sebelum mengikuti sistem pembelajaran pembelajaran selanjutnya di pesantren. Seorang santri yang telah mahir dalam penguasaan sorogan ini menjadi kunci dalam penguasaan ilmu agama dan menjadi seorang alim. 16

Imam Syafi’i,

Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pemb Pembentukan entukan Karakter, AlTadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 8, Mei 2017 17 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, hlm.50

7

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

Sedangkan sistem bandungan atau juga disebut wetonan yaitu sistem belajar kelompok dalam arahan dan bimbingan kyai yang terdiri antara 5 sampai 500 orang santri. Mereka mendengarkan mendengarkan seorang guru atau kyai yang membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan mengulas kitab-kitab dal;am bahasa arab dan santri masing-masing memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatancatatan yang dianggap sulit atau penting. Kelompok sistem ini disebut halaqah. Jika kyai berhalangan untuk memberikan pengajaran dalam sistem ini, biasanya kyai menunjuk santri senior untuk mewakilinya atau yang disebut dise but ustadz. Dalam sistem sorogan terjadi musyawarah atau diskusi tentang kajian Islam klasik dengan sumber kitab yang jelas. Apa yang menjadi bahan diskusi dan hasil diskusi selalu dihadapkan ke kyai untuk dikoreksi dan penguatan apabila hasil diskusi tidak menyimpang dan sudah sesuai dengan teks-teks kitab klasik. Metode ini diberikan untuk melatih dan menguji kematangan mental santri, agar kelak kemudian menjadi orang yang tangguh dalam beragama atau menjadi ulama 18 

yang warasatul anbiya’.

Sedangkan pesantren khalaf menejemen pesantren dan kurikulum pesantren semuanya semuanya adalah sisten modern. Kyai tidak lagi mengurus keuangan keuangan pesantren, pesan tren, tetapi tetapi diserahkan diserahkan sepe sepenuhn nuhnya ya kepada kepada bendahara bendahara pesantren. pesantren. Pola pesantren pesan tren modern modern atau khalaf khalaf adalah adalah pesantr pesantren en yang di samping samping tetap dilestarikan dilest arikannya nya unsur-un unsur-unsur sur pesantren, pesantren, memasukan memasukan juga juga ke dalamnya unsur unsur modern yang ditandai dengan system klasikal atau sekolah dan adanya materi lmu-ilmu lmu-i lmu umum dalam dalam muatan kuriku kurikulumny lumnyaa mata pelajaran pokok.

20

19

disamping ilmu agama sebagai

Di sini tampak perbedaan bahwa pesantren khalaf sistem

administrasi, menejemen, dan tata kelola lembaga lebih terbuka dibandingkan dengan sistem pesantren salaf yakni sistem menejemen, dan keuangan pesantren selalu dalam kendali otoritas otoritas kyai, meski telah dibantu oleh lur lurah ah pondok sebagai sebagai

18

Fitroh Hayati, Pes Pesant antren ren Sebag Sebagai ai Alte Alterna rnatif tif Mod Model el Lemb Lembaga aga Pen Pendid didikan ikan Kad Kader  er   Bangsa, Mim Mimba bar, r, Vol 27, No No.2, .2, Des Desemb ember er 20 2011 11 19 Masnur Alam, Model Pesantren Moderen Sebagai Alternatf Pendidikan Masa Kini dan  Mendatang, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), hlm. 113 20 Pendidikan idikan Islam, (Jaka Samsul Nizar, Sejarah dan Pergerakan Pend Jakarta: rta: Quan Quantum tum Teaching, Teaching, 2005), hlm. 32

8

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

pengendali operasionalnya, namun pelaksanaannya tetap mengacu kepada restu kyai, atau dengan kata lain sistem pesantren salaf, semuanya masih serba kyai.

B. Pertumbuhan Pertumbuhan Kelembagaa Kelembagaan n Pesantren Pesantren

Sejarah pendidikan Islam Islam di Indonesia yang yang telah dimulai pada awal abad 20 M hingga dewasa ini ini merupakan per perjalanan jalanan yang cukup panjang. Di mana perkembangan cukup drastis terjadi pada masa orde lama dan terus berkembang pada masa orde baru. Setelah Indonesia merdeka, pendidikan agama telah mendapat perhatian serius dari pemerintah, baik di sekolah negeri maupun swasta.

21

Usaha tersebut dimulai dengan memberikan bantuan sebagaimana

anjuran oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) tanggal 27

Desember 1945, disebutkan : “ Madrasah

dan pesantren yang pada hakikatnya

adalah satu sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata yang telah berurat  dan

berakar

dalam

masyarakat

Indonesia

pada

umumnya,

hendaknya

mendapatkan perhatian dan bantuan nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah“

Pendidikan Agama juga diatur secara khusus dalam UU No, 4 Tahun 1950 pada bab XII Pasal 20, yaitu: 1. Di sekolah-sek sekolah-sekolah olah negeri negeri diadakan diadakan pelajar pelajaran an agama, agama, orang tua tua murid murid menetapkan apakah anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut atau tidak. 2. Cara penyelen penyelenggar ggaraan aan pendidik pendidikan an agama di sekolah sekolah negeri negeri diatur diatur dalam dalam peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan kebudayaan, bersama-sama dengan Menteri Agama. Perkembangan pendidikan Islam pada masa orde lama sangat terkait pula dengan peran Departemen Agama yang mulai resmi berdiri pada tanggal 3 Januari 1946. Departemen Agama sebagai suatu lembaga pada masa itu secara intensif  memperjuangkan politik pendidikan pendidikan Islam di Indonesia. Pendidikan Islam pada masa itu ditangani oleh suatu bagian khusus yang mengurus masalah pendidikan agama, yaitu Bagian Pendidikan Agama. Tugas dari bagian tersebut sesuai dengan salah satu nota  Islamic education in Indonesia yang disusun oleh Bagian 21

https://ditpdpontren.kemenag.go.id/web/sejarah/ 

9

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

Pendidikan Departemen Agama pada tanggal 1 September 1956, yaitu : 1) memberi pengajaran agama di sekolah negeri dan partikulir, 2) memberi pengetahuan umum di madrasah, dan 3) mengadakan Pendidikan Guru Agama serta Pendidikan Hakim Islam Negeri. Berdasarkan Berdas arkan keteran keterangan gan di di atas, terdapat terdapat dua hal penting penting yang yang berkaitan berkaitan dengan pendidikan Islam pada masa orde lama, yaitu pengembangan dan pembinaan madrasah dan pendidikan Islam di sekolah umum. Masih pada laman yang sama, dijelaskan pula bahwa keberadaan pondok pesantren sebelum Indonesia merdeka diperhitungkan oleh bangsa-bangsa yang pernah menjajah Indonesia. Pada masa kolonialisme, dari Pondok pesantren lahirlah tokoh-tokoh nasional yang tangguh yang menjadi pelopor pergerakan kemerdekaan Indonesia, seperti KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad Dahlan, KH. Zaenal Mustopa dan tokohtokoh besar lainnya. Dapat dikatakan bahwa masa itu pondok pesantren memberikan kontribusi yang besar bagi terbentuknya republik ini. Bila dianalisis lebih jauh dari lembaga pendidikan yang sangat sederhana ini muncul tokoh-tokoh nasional yang mampu menggerakkan rakyat untuk melawan penjajah, salah satu faktornya disebabkan figur Kyai.

22

Sebagai pimpinan pondok pesantren sangat

dihormati dan disegani, baik oleh komunitas pesantren (santri) maupun masyarakat sekitar pondok.

23

Pada masa pasca kemerdekaan, perkembangan pondok pesantren mengalami pasang surut dalam mengemban misinya sebagai pencetak generasi kaum muslimin yang mumpuni dalam bidang Agama. Pada masa periode transisi antara tahun 1950 – 1965, 1965, pondok pesantren mengalami fase stagnasi, di mana Kyai yang disimbolkan sebagai figur yang ditokohkan oleh seluruh elemen masyarakat Islam, terjebak pada percaturan politik praktis, yang ditandai dengan bermunculannya partai politik bernuansa Islami peserta Pemilu pertama tahun 1955, contohnya dengan lahirnya Partai Politik NU yang mewaliki warga Nahdiyyin. Partai Politik NU tersebut dapat dikatakan merepresentasikan dunia

22

Ronald Alan Lukens-Bull, Jihad Ala Pesantren di Mata Antropolog Amerika, hl hlm. m. 87 Kasful Anwar US, Kepemimpinan Kyai Pesantren:Studi terhadap Pondok Pesentren di Kota Jambi, Kontekstualita, Vol 25, No No.2, .2, 2010 23

10

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

pondok pesantren. Hal ini dikarenakan sebagian besar pengurus dari parpol tersebut adalah Kyai yang mempunyai pondok pesantren. Perkembangan pendidikan pondok pesantren pada periode Orde Baru seakan tenggelam eksistensinya karena seiring dengan kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada kepentingan kepentingan umat Islam. Setitik harapan timbul timbul untuk nasib umat Islam setelah era reformasi, pondok pesantren mulai berbenah diri lagi dan kembali mendapatkan tempat di kalangan pergaulan nasional. Salah satunya adalah pendidikan pondok pesantren diakui oleh pemerintah menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional yang termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pondok pesantren tidak lagi dipandang sebagai lembaga pendidikan tradisional yang ilegal, namun pesantren diakui oleh pemerintah sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai kesetaraan dalam hak  dan kewajibannya dengan lembaga pendidikan formal lainnya. Peluang tersebut seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh Pondok pesantren, agar dapat meningkatkan kembali peranannya dalam sistem pendidikan nasional. Namun yang terjadi peluang tersebut belum memberikan respon positif ke arah peningkatan kualitas pendidikannya. Salah satunya dapat diidentifikasikan bahwa hanya sebagian kecil saja masyarakat yang menitipkan anaknya untuk dididik di lembaga pendidikan pondok pesantren, dibanding ke sekolah-sekolah umum. Pembinaan pondok pesantren sebelum tahun 2000 dilakukan oleh salah satu Subdit di lingkungan Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam, yaitu Subdit Pondok Pesantren sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 6 Tahun 1979. Dengan makin pesatnya perkembangan lembaga pondok pesantren dan pendidikan diniyah serta makin berkembangnya program dan kegiatan pembinaan bagi Pondok Pesantren dan Pendidikan Diniyah, subdit tersebut selanjutnya berkembang menjadi direktorat yang bernama Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok pesantren, sebagai salah satu dari empat direktorat yang ada pada Ditjen Kelembagaan Agama Islam sesuai Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2001.

24

24

https://ditpdpontren.kemenag.go.id/web/sejarah/ 

11

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

Dengan berubahnya organisasi pembinaan menjadi direktorat tersebut, maka pendidikan di pondok pesantren dan pendidikan diniyah terus makin berkembang dengan pesat, dan mulai diakui di kalangan dunia pendidikan. Seiring

dengan

berkembangnya

pembinaan

dan

pengorganisasian

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam yang berubah menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok  pesantren berubah pula menjadi Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok  pesantren. Perubahan itu berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2006 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2005 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005.

C. Kar Karakt akteris eristik tik Pesant Pesantren ren

Sampai akhir abad 20, sistem pendidikan pesantren terus mengalami perkem per kemban bangan gan.. Para Para santri santri tid tidak ak hany hanyaa dibeka dibekali li deng dengan an ilmu ilmu agama agama tteta etapi pi juga juga dibekali dibek ali dengan dengan ilmu-ilmu ilmu-ilmu umum. umum. Pada permulaa permulaan n kwartal kedua kedua 1970 Presiden Presiden Ri Soeharto menganjurkan agar pondok pesantren dijadikan lembaga pendidikan yang lebih produktif dengan memasukan mata pelajaran keterampilan, keahlian 25

dan kejuruan

Selain itu juga muncul pesantren-pesantren yang mengkhususkan

ilmu-ilmu tertentu, seperti khusus untuk  tahfidz al-Qur'an, Iptek Iptek,, ketrampila ketrampilan n atau kaderisasi gerakan-gerakan gerakan-gerakan Islam. Perkembangan model pendidikan pendidikan di pesantren pesantren ini juga didukung dengan perkembangan elemen-elemennya. Jika pesantren awal cukup dengan masjid dan asrama, pesantren modern memiliki kelas-kelas, dan bahkan sarana dan prasarana yang cukup canggih. Dengan Denga n tidak meninggal meninggalkan kan tradisi, tradisi, abad 21 ini, ini, pesantren pesantren terus terus mengadakan pembaharuan-pembaharuan baik di bidang kelembagaan maupun menejemennya, hal ini seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman.Oleh karena itu, di era sekarang ini banyak ditemukan model-model pesantren di Indonesia yang nyaris berbeda design bangunannya dengan pesantren-pesantren

25

Selekta ta Pondo Pondokk Pesa Pesantren ntren,, (Jakarta: Paryu Berkah, 1976), hlm. 74 Misbach, Kapita Selek

12

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

klasik.. Melihat klasik Melihat perubahan-p perubahan-peruba erubahan han ini, dengan dengan meminja meminjam m pendapat pendapat Manfred Manfred Ziemek, maka tipe-tipe persantren di Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Pesantren Pesantren Tipe Tipe A, yaitu pesantre pesantren n yang sangat sangat tradisiona tradisional. l. Pesantren Pesantren yang yang masih mempertahankan mempertahankan nilai-nilai nilai-nilai tradisionalnya dalam arti tidak mengalami mengalami transformasi yang berarti dalam sistem pendidikannya atau tidak ada inovasi yang menonjol dalam corak pesantrennya dan jenis pesantren inilah yang masih tetap eksis mempertahankan tradisi-tradisi pesantren klasik dengan corak keislam keislamannny annnyaa (Laode (Laode Ida: 1996: 1996: 13). Masjid Masjid digunakan digunakan untuk  untuk  pembelajaran Agama Islam disamping tempat shalat. Pesantren tipe ini biasanya digunakan oleh kelompok-kelompok tarikat. Olek karena itu, pesantrennya disebut pesantren tarikat. Namun mereka tidak tinggal dimasjid yang dijadikan pesantren. Para santri pada umumnya tinggal di asrama yang terletak di sekitar rumah kyai atau dirumah kyai. Tipe pesantren ini sarana fisiknya terdiri dari masjid dan rumah kyai, yang pada umumnya dijumpai pada awal-awal berdirinya sebuah pesantren (Ziemek, 1986). 2. Pesantren Pesantren Tipe Tipe B, yaitu yaitu pesantren pesantren yang yang mempuyai mempuyai sarama sarama fisik, fisik, seperti; seperti; masjid, rumah kyai, pondok atau asrama yang disediakan bagi para santri, utamanya adalah bagi santri yang datang dari daerah jauh, sekaligus menjadi ruangan ruang an belajar. belajar. Pesantren Pesantren ini biasanya adalah pesantren pesantren tradision tradisional al yang sangat sederhana sekaligus merupakan ciri pesantren tradisional (Ziemek, 1986). Sistem pembelajaran pada tipe ini adalah individual (sorogan), bandungan, dan wetonan. 3. Pesantren Pesantren tipe C, atau pesantren pesantren salafi salafi ditambah ditambah dengan dengan lembag lembagaa sekolah sekolah (madrasah, SMU atau kejuruan) yang merupakan karakteristik pembaharuan dan modernisasi dalam pendidikan Islam di pesantren. Meskipun demikian, pesantren tersebut tidak menghilangkan menghilangkan sistem pembelajaran yang asli yaitu sistem sorogan, bandungan, dan wetonan yang dilakukan oleh kyai atau ustadz (Prasidjo, 2001, p. 4). 4. Pesantren Pesantren tipe D, yaitu yaitu pesantren pesantren modern modern,Pesan ,Pesantren tren ini terbuk terbukaa untuk umum, umum, corak pesantren ini telah mengalami transformasi yang sangat signifikan baik  dalam sistem pendidikanmaupun unsur-unsur kelembagaannya. Materi

13

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

pelajaran dan sistem pembelajaran sudah menggunakan sistem modern dan klasikal. Jenjang pendidikan yang diselenggarakan mulai dari tingkat dasar (barangkali PAUD dan juga taman kanak-kanak) ada di pesantren tersebut sampai pada perguruan tinggi. Di samping itu, pesantren modern sangat memperhatikan terhadap mengembangkan bakat dan minat santri sehingga santri bisa mengekplor diri sesuai dengan bakat dan minat masing-masing (Nizar, 2007). Hal yang tidak kalah penting adalah keseriusan dalam penguasaan bahasa asing, baik bahsa Arab dan Inggris maupun bahasa internasional lainnya. Sebagai contoh misalnya, pesantren Gontor, Tebuireng dan pesantren modern lainnya yang ada di tanah air. 5. Pesantren Pesantren tipe E, yaitu yaitu pesantre pesantren n yang tidak tidak memiliki memiliki lembaga lembaga pendidi pendidikan kan formal, tetapi memberikan kesempatan kepada santri untuk belajar pada  jenjang pendidikan formal di luar pesantren. Pesantren tipe ini,dapat dijumlai pada pesantren salafi dan jumlahnya di nusantara relatif lebih kecil dibandingkan dengan tipe-tipe lainnya. 6. pe pesa sant ntre ren n tip tipee F, F, ata atau u ma’had ‘Aly, tipe ini, biasanya ada pada perguruan tinggi agamaatau perguruan tinggi bercorak agama. Para mahasiswa di asramakan dalam waktu tertentu dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perguruaan tinggi,mahasiswa wajib mentaati peraturanperaturan tersebut bagi mahasiswa yang tinggal di asrama atau ma’had . Sebagai contoh, ma’had ‘aly UIN Malang yang telah ada sejak tahun 2000 dan semua mahasiswa wajib diasramakan selama satu tahun. Kemudian ma’had ‘aly IAIN Raden Intan Lampung yang telah berdiri sejak 2010yang lalu. Tujuan dari ma‟had ma‟had „aly tersebut adalah untuk memberikan pendalaman spiritual mahasiswa dan menciptakan iklim kampus yang kondusif untuk  pengembangan bahasa asing(Visi, Misi, dan Tradisi: 2012: 5-6) Melihat keaneka ragaman pesantren tersebut diatas, maka Abdullah Syukri Zarkasyi berpendapat bahwa pesantren sejak berdirinya hingga perkembangannya dewasa ini, pesantren dapat dikategorikan menjadi tiga macam bentuk, yaitu: Pertama, pesantren tradisional yang masih tetap mempertahankan tradisi-tradisi

lama, pembelajaran kitab, sampai kepada permasalahan tidur, makan dan MCK-

14

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

nya, serta kitab-kitab maraji’ -nya biasa disebut kitab kuning (Zarkasyi, 1998, p. 220). Kedua, pesantren semi modern, yaitu pesantren yang memadukan antara pesantren tradisional dan pesantren modern. Sistem pembelajaran disamping kurikulum pesantren tradisional dalam kajian kitab klasik juga menggunakan kurikulum Kemenag dan kemendiknas. Ketiga, pesantren modernyang kurikulum dan sistem pembelajarannya sudah tersusun secara modern demikian juga menejemennya. Disamping itu, menurut Zarkasyi pesantren modern sudah didukung ITdan lembaga bahasa asing yang memadai (Zarkasyi, 1998). Termasuk  ma’had ‘aly dikategorkanbentu dikategorkanbentuk k pesantren modern. Be Bent ntu uk-b k-ben entu tuk k pes esan antr treen yan ang g te terrse seb bar lu luas as di Ind ndon ones esia ia meng engan andu dung ng un unsu surr-un unsu surr te terrte ten ntu seb ebag agai ai kar arak akte terrist istik ikny nya. a. Sec ecar araa umum umum pes esan antr treen da dapa patt di dik klasi lasifi fik kasik asikan an men enja jad di du duaa yak akn ni pes esan antr tren en sa sala laff (t (trrad adis isio ion nal al)) dan pes esan antr tren en kh khal alaaf(mo f(mod dern ern). Seb Sebuah pesan esantr tren en diseb isebu ut pes esan antr tren en sa sala laff ji jik ka dal alaam ke keg gia iata tan n pend pendid idik ikan anny nyaa se sema mata ta-m -mat ataa berd berdas asar arka kan n pada ada pola pola-p -pol olaa peng pengaj ajar aran an kl klas asik ik at atau au lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran tradisional

serta

belum

dikombinasikan

dengan

pola

pendidikan

modern. Sedangkan pesantren khalaf atau modern adalah pesantren yang di sa samp mpin ing g te teta tap p di dile lest star arik ikan anny nyaa unsu unsurr-un unsu surr ut utam amaa pes esan antr tren en,, ju juga ga mema memasu sukk kkan an un unsu surr-un unsu surr mode modern rn ya yang ng di ditan tanda daii de deng ngan an kl klasi asika kall atau atau se seko kola lah h da dan n ad adan anya ya mate materi ri ilmuilm u-ilm ilmu u umum umum da dala lam m muat muatan an ku kuri riku kulu lumn mnya ya.. Pada Pada pe pesan santr tren en in inii si sist stem em sekol sekolah ah dan dan ad adan any ya ilm ilmu-il u-ilmu mu umum mum dig igab abun ung gkan den eng gan po pola la pen end did idik ikan an pes esan antr tren en klasik. Den De ngan de demi miki kian an,, pes esaant ntrren mod modern ern meru merup pak akan an pe pen ndi didi dik kan pe pesa sant ntrren yang dip ipeerbar aru ui dan dipermodern pad adaa segi-segi tertentu untuk disesuai suaik kan dengan sis sistem sekolah. Sei eirring dengan la laju ju perembangan mas asy yarakat, mak akaa pe pend ndid idik ikan an pe pesa sant ntre ren n ba baik ik tempa tempat, t, be bent ntuk uk hi hing ngga ga subs substa tans nsii te tela lah h jauh jauh meng mengala alami mi perubahan. Pesantren tidak lagi sederhana seperti apa yang digambarkan seseorang

akan

tetapi

pesantren

dapat

mengalami

pertumbuhan

per perkemb kemban ang gan zaman aman.. Seb ebag agai aima man na yan ang g di dije jela lask skan an Yaq aqub ub dal alam am

dan

“:Pondok

pesant pes antren ren dan pemban pembangu gunan nan masyar masyaraka akatt desa” sebag sebagai ai berikut: berikut: 1. Pesan Pesantr tren en sa sala lafi fi,, ya yaitu itu pe pesan santr tren en ya yang ng tet tetap ap memp memper ertah tahan anka kan n pe pela laja jara ran n de deng ngan an kitab-kitab

klasik

dan

tanpa

diberikan

pengetahuan

umum.

Model

15

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

pe peng ngaj ajar aran anny nyaa pu pun n sebag sebagai aima mana na ya yang ng lazim lazim di diter terap apka kan n da dala lam m pe pesa sant ntre ren n sa sala laf, f, ya yait itu u de deng ngan an meto metode de soro soroga gan n da dan n weto weton. n. 2. Pesantren khalafi, yaitu pesantren yang menerapkan sistem pengajaran klasikal (madrasi), memberikan ilmu umum dan ilmu agama serta juga memberikan memb erikan pendidika pendidikan n keterampil keterampilan. an. 3. Pe Pesa san ntren tren ki kila latt, yai aitu tu pe pesa san ntren tren yng te terrte ten ntu se sem mac acam am tr traain inin ing g da dala lam m wakt waktu u rela relati tiff sing singka katt dan dan bi bias asaa di dila laks ksan anak akan an pada pada wakt waktu u li libu burr se seko kola lah. h. Pe Pesa sant ntre ren n in inii men me nitik itikb berat eratk kan pad adaa ket eter eram amp pilan ilan ib ibad adah ah dan kep epem emim imp pin inan an se sed dan ang gka kan n santri terdiri iri dari sis siswa sekolah yan ang g dipandan ang g perlu mengik iku uti kegiata tan n keagam kea gamaan aan di pesant pesantren ren kil kilat. at. 4. Pesan anttren ter eriinteg egrrsai ai,, yait aitu pes esaantren yang mekekankan pada pen end didikan vokas asiional at atau au keju jurruan seb ebag agai aim mana bal alaai latihan ker erjja di dep epaartemen tena tenaga ga ke kerj rjaa de deng ngan an pr prog ogra ram m te teri rint nteg egra rasi si.. Seda Sedang ngka kan n sa sant ntri ri mayor mayorita itass be bera rasa sall da dari ri ka kala lang ngan an an anak ak pu putu tuss sekol sekolah ah at atau au pa para ra pe penc ncar arii ke kerj rja. a. Adaa tiga Ad tiga ka kara rakt kter eris isti tik k ya yang ng di dike kena nali li se seba baga gaii ba basis sis ku kultu lturr pe pesa sant ntre ren, n, ya yakn kni: i: 1. Pesan Pesantr tren en se seba baga gaii lemba lembaga ga trad tradis isio ioan anal alis isme me Tradisio ion nalism isme dalam konteks pesan antr treen harus dipaham ahamii sebagai upay ayaa menc me ncon onto toh h taula taulada dan n ya yang ng di dilak lakuk ukan an pa para ra ul ulam amaa sala salaff ya yang ng masih masih murn murnii da dalam lam menj me njal alan anka kan n aj ajar aran an Isla Islam m agar agar terh terhin inda darr dari dari  bid’ah, kh khur uraf afat at,, ta takh khay ayul ul se sert rtaa klenik. 2. Pe Pesa sant ntre ren n se seba baga gaii pert pertah ahan anan an bud budaya aya Memp Me mper erta taha hank nkan an buda budaya ya deng dengan an ci ciri ri te teta tap p ber ersa sand ndar ar pada pada aj ajar aran an dasa dasarr Isla Islam m adalah budaya pesantren yang sudah berkembang berabad-abad. Ide memper erttah ahaankan budaya ini telah mewar arn nai kehidupan intelektual dunia pesantren. 3. Pesan Pesantr tren en se seba baga gaii pe pend ndid idik ikan an ke keag agam amaa aan n Pendidikan pesantren did idas asaari, digerakkan dan diarahkan oleh nilai-nilai ke kehi hidu dupa pan n ya yang ng be bers rsum umbe berr pa pada da aj ajar aran an Isla Islam. m.

16

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

BAB III PENUTUP A. Kesi Kesimp mpul ulan an

Dari penjelasan-penjelasan dalam pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pesantren telah memainkan peranan yang sangat penting dalam sejarah kehidupan umat Islam bahkan bangsa Indonesia pada umumnya. Pesantren

 bukan hanya menjadi tempat menimba ilmu, ddan an menyebarkan da’wah Islam, tapi  juga menjadi tempat memupuk perlawanan bangsa Indonesia kepada pemerintah kolonial. Pondok pesantren telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, baik dari jumlah pondok pesantrennya maupun santri yang belajar. Data tentang  jumlah santri dengan kategori jenis pendidikan formal yang diikuti menunjukkan cukup tingginya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pendidikan Islam secara lengkap termasuk dari jalur formal. Dalam sistem pendidikan yang diterapkan oleh lembaga pesantren terdapat banyak nilai-nilai positif yang harus dijaga dan dikembangkan, seperti; kesadaranyang tinggi bahwa proses kegiatan belajar mengajar sebagai aktivitas ibadah, terciptanya hubungan yang baik antara guru (kyai, ustadz) dan murid (santri), pesantren sebagai tempat mencari ilmu yang terbebas dari tujuan duniawi semata,

nilai-nilai

dalam

kehidupan

asrama

seperti,

persamaan

hak,

mendahulukan kewajiban daripada meminta hak, dan lain sebagainya. Diperlukan kesungguhan dari semua pihak yang peduli terhadap pengembangan pendidikan Islam secara umum dan pondok pesantren pada khususnya, guna memperbaiki kekurangan yang ada ke arah a rah yang lebih baik.

B. Saran

Makalah ini masih memerlukan banyak perbaikan. Maka pada bagian ini saran dan masukan dari berbagai pihak terkait sangat penulis harapkan demi kesempunaannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

17

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata,  Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) Adi Fadli, Pesantren: Sejarah dan Perkembangannya, Elhikam: Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol 5, No. 1, 2012 2012 Ali Maulida,  Dinamika Pondok Pesantren Dalam Pendidikan Islam Sejak   Era Kolonialisme Hingga Masa Kini , Edukasi Islam: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 5, Jamuari 2016 Fitroh Hayati, Pesantren Sebagai Alternatif Model Lembaga Pendidikan Kader Bangsa, Mimbar, Vol 27, No.2, Desember 2011 Husni Rahim,  Arah Baru Pendidikan Islam Indonesia, (Jak (Jakar arta ta:: Lo Logo goss Wacana Ilmu, 2001), Pesantren: Lembaga Pendidikan , Pondok Imam Syafi’i Karakter, Al-Tadzkiy Al-Ta dzkiyyah: yah: Jurnal Jurnal Pendidikan Pendidikan Islam, Islam,Pembentukan Vol Vol 8, Mei

2017 Kasful Anwar US, Kepemimpinan Kyai Pesantren:Studi terhadap Pondok  Pesentren di Kota Jambi, Kontekstualita, Vol 25, No.2, 2010 Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat, ( Bandung: Mizan, 1995) Masnur Alam,  Model Pesantren Moderen Sebagai Alternatf Pendidikan  Masa Kini dan Mendatang, Mendatang, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011) Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jak (Jakart arta: a: INIS, INIS, 1994) 1994) Misbach, Kapita Selekta Pondok Pesantren, (Jakar Jakarta: ta: Paryu Berkah, Berkah, 1976)  Moderenisasii Pendidikan Pesantren Perspektif  Muhammad Heriyudanta,  Moderenisas  Azyumardi Azra, Mudarrisa: Jurnal Kajian Pendidikan Islam, Vol 8, No. 1, Juni 2016

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam,Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (B (Ban andu dung ng:: PT Rema Remaja ja RosdaKarya, RosdaK arya, 2004) Nurcholish Madjid,  Bilik-Bilik Pesantren, (Jaka (Jakarta: rta: Penerbit Penerbit Paramadin Paramadina, a, 1997

18

 

Atikah Hermansyah │Pesantren: Asal Usul, Pertumbuhan Kelembagaan, dan Karakteristiknya

Ronald Alan Lukens-Bull,  Jihad Ala Pesantren di Mata Antropolog  Amerika, (Yog (Yogyakar yakarta: ta: Gama Media, 2004) Samsul Nizar, Seja Sejarah rah dan Pergeraka Pergerakan n Pendid Pendidikan ikan Islam, Islam, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005) Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: (Jakarta: Bumi Aksara, Aksara, 2008) 2008) Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jaka (Jakarta: rta: Penerbit Penerbit LP3ES, LP3ES, 1990) 1990)

19

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF