Pertumbuhan Sekunder Batang
June 6, 2019 | Author: Erlin Winarnii | Category: N/A
Short Description
batang...
Description
MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN
PERTUMBUHAN SEKUNDER DAN ANOMALI PADA BATANG
Di Susun Oleh: 1. Erlin Winarni
(4401411089)
2. Arinta Priliana P
(4401411112)
Rombel 4
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
BAB I PENDAHULUAN Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta
kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-sifat berikut : 1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf. 2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun. 3.
Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop)
4. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas. 5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. 6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
BAB II PEMBAHASAN
A. PERTUMBUHAN SEKUNDER BATANG
Pertumbuhan batang sekunder merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh yang membelah secara terus – menerus sehingga jumlahnya meningkat. Sebagian besar tumbuhan pembuluh mengalami pertumbuhan sekunder, yang meningkatkan diameter dan panjangnya. Tubuh sekunder tumbuhan terdiri dari jaringan yang dihasilkan selama pertumbuhan sekunder diameter. Dua meristem lateral yang berfungsi dari pertumbuhan sekunder yaitu: kambium pembuluh yang menghasilkan xilem sekunder (kayu) dan floem, serta kambium gabus, yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang mengantikan epidermis pada batang dan akar. Pertumbuhan sekunder terjadi pada semua gimnosperma. Pada angiosperma, pertumbuhan pada sekunder berlangsung pada sebagin besar spesies dikotil tetapi jarang spesies monokotil. Jaringan yang terbentuk selama pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Jaringan sekunder ada 2 tipe, yaitu jaringan vascular yang berkembang dari kambium, dan jaringan gabus serta feloderma yang dibentuk oleh felogen atau kambium gabus. Cambium yang terdapat diantara xylem dan floem disebut cambium pembuluh(vaskuler). Sementara, cambium yang terdapat pada berkas pengangkut disebut cambium antar pembuluh(intervaskuler). Cambium mengadakan dilatasi,yaitu pembelahan dengan cepat kearah membujur dan menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Kearah dalam cambium membentuk xylem sekunder, sedangkan kearah luar membentuk floem sekunder
Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder terjadi secara bersama pada bagian batang yang berbeda-beda. Pada saat meristem apikal memanjangkan batang
dengan cara memnghasilakan jaringan primer, termasuk xilem dan floem primer dalam bentuk berkas pembuluh, pertumbuhan sekunder mulai semakin jauh di bawah tunas. Pertambahan jaringan pembuluh sekunder mengubah bentuk bagian yang lebih tua pada suatu batang. Setelah meristem apikal memanjangkan suatu tunas, tubuh primer tumbuhan tunas muda membuat perubahan dari pertumbuhan primer ke pertunbuhna sekunder dengan membentuk kambium pembuluh dari sel-sel parenkima yang mampu merubah sel-sel itu menjadi meristematik kembali. Meristem ini terbentuk dalam suatu lapisan antara xilem primer dan floem primer dari masing-masing berkas pembuluh dan dalam lempemgan jaringan dasar di antara berkas. Pita-pita meristematik di dalam berkas dan lempengan pembuluh menyatu membentuk kambium pembuluh sebagai suatu silinder kontinu yang tersusun dari sel-sel yang membelah di sekitar xilem primer dan empelur batang. Lempengan jaringan xilem dan floem, yang sebagian besar terdiri dari paremkim, berfungsi sebagai sarana sistem transpor radial air dan nutrien di dalam suatu batang berkayu, serta untuk menyimpan pati dan cadangan makanan lainnya. Sementara pertumbuhan sekunder barjalan terus-menerus selama bertahun-tahun, lapisan demi lapisan xilem sekunder akan terakumulasi membentuk kayu. Kayu sebagian besar terdiri dari trakeid, unusur pembuluh (pada angiosperma), dan serat. Sel-sel ini, mati pada kematangan fungsional dan memiliki dinding tebal berlignin yang memberi kekerasan dan kekutan pada kayu. Cambium biasanya terdiri dari 2 tipe: 1. sel inisial menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing. Misalnya pada batang Sequoia sempervires yang tua 2. sel inisial bersinar, yang selnya banyak dan lebih kecil dari inisial menggelendong Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batang yang tua dari pada batang yang muda. Unsur yang berorientasi memanjang kedalam organ, seperti unsur trakea, serabut, parenkim xylem, floem dan unsur lapisan berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang berorientasi mendatar dalam organ yang berkembang dari sel inisial jari-jari. Pada Gymnospermae,bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai banyak pembuluh resin. Pada Monocotyledoneae tidak terdapat pertumbuhan sekunder. Antara xylem dan floem terdapat parenkim penghubung. Pada batang yang masih muda, titik tumbuh kecil, tapi semakin lama akan semakin meluas sehingga batang
Monocotyledoneae juga dapat mengalami perbesaran,misalnya pada tumbuhan Palmae. Jadi pembesaran tidak disebabkan oleh pertumbuhan sekunder,tapi disebabkan karena melebarnya titik tumbuh.
Batang Dikotil
Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat jaringan meristem primer juga terdapat jaringan meristem sekunder. Pertumbuhan sekunder terjadi pada jaringan meristem sekunder berupa kambium gabus atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah sebagai perlindungan pada pertumbuhan sekunder yaitu pertumbuhan organ tumbuhan menjadi bertambah besar ukurannya. Contoh tumbuhan yang melakukan pertumbuhan sekunder adalah pohon jati. Pada awal pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada jaringan ikat pembuluh (vasis) yang disebut kambium intravaskuler atau kambium vasis, kambium ini dapat tumbuh dengan arah yang berlawanan, yaitu yang tumbuh ke arah luar akan menjadi xilem dan yang tumbuh kearah dalam akan membentuk floem. Selanjutnya pada pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berada di antara kambium intravaskuler akan tumbuh dan berubah menjadi kambium baru yang disebut kambium intervaskuler . Di dalam perkembangannya, kambium intervaskuler akan tersambung dengan kambium intravaskuler yang membentuk suatu lingkaran konsentris, bentuk lingkaran konsentris pada tumbuhan dikotil sering disebut dengan lingkaran tahun. Contoh batang tumbuhan dikotil yang mempunyai lingkaran tahun adalah pohon jati. Bagaimanakah proses terjadinya lingkaran tahun pada tumbuhan dikotil seperti pohon jati? Lingkaran tahun pada pohon jati terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan sekunder (kambium gabus) yang berlangsung/berjalan tidak sepanjang tahun. Pertumbuhan sekunder berlangsung hanya pada musim penghujan karena pada musim penghujan kebutuhan air dan unsur hara cukup banyak tersedia untuk pertumbuhan tanaman tersebut, dengan proses pertumbuhan seperti ini akan terbentuk suatu lingkaran yang disebut lingkaran tahun. Pada umumnya tumbuhan dikotil seperti pohon jati memiliki kulit batang pecah-pecah atau rusak. Mengapa kulit batang tumbuhan dikotil seperti pohon jati tampak pecah-pecah atau rusak? Kulit batang jati mengalami pecahpecah, karena adanya aktivitas kambium yang membentuk jaringan xilem dan floem lebih cepat dari
pertumbuhan kulit, sehingga akan mengakibatkan jaringan kulit paling luar seperti epidermis dan korteks menjadi rusak atau pecah-pecah. Untuk mencegah terjadinya kerusakan kulit terluarnya lebih lanjut, maka jaringan yang berada di sebelah dalam kulit membentuk jaringan pelindung dari kerusakan berupa kambium gabus atau felogen. Felogen membentuk jaringan yang tumbuh ke arah dalam disebut feloderm yang selselnya hidup sedangkan jaringan yang tumbuh ke arah luar disebut felem yang sel-selnya mati. Sebenarnya apakah fungsi dari fe logen itu? Felogen berfungsi sebagai pelindung dari kerusakan sel-sel jaringan bagian dalam yang berada di bawah kulit. Kerusakan dapat terjadi karena banyaknya ruang terbuka yang menyebabkan air dan oksigen keluar masuk secara bebas. Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam : a. Epidermis Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. b.
Korteks Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
c.
Endodermis Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
d. Stele/ Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga
pertumbuhan
menebalnya
pada
batang
tampak
berlapis-lapis,
setiap
lapis
menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang ( Agave sp).
Jaringan Gabus
Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus. Pada tumbuhan dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen dan terletak disebelah bawah dari jaringan epidermis. Jaringan gabus yang dibentuk ke arah dalam disebut feloderm yang merupakan sel-sel hidup, sedangkan sel gabus yang dibentuk ke arah luar disebut felem dan merupakan sel-sel mati, dengan bentuk sel kotak, dinding selnya mengalami penebalan oleh suberin, serta bersifat impermeabel (tidak tembus air ). Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil,
jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.
B. ANOMALI PADA BATANG
Kebanyakan tumbuhan mempunyai struktur stele yang normal, tetapi beberapa tumbuhan mempunyai struktur yang menyimpang. Penyimpangan struktur ini dinamakan anomaly. Pada tumbuhan bebrbiji tertutup banyak ditemukan berbagai macam anomaly. Anomaly berasal dari peristiwa seperti berikut. 1. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan dikotil. a. Posisi cambium yang abnormal. b. Aktivitas abnormal dari cambium yang posisinya normal, c. Pembentukan cambium asesoris dari aktivitasnya. d. Cambium di luat stele. e. Floem diantara xylem. 2. Xylem yang tidak mempunyai trakea. 3. Berkas vaskuler tersebar pada tumbuhan dikotil. 4. Kehadiran berkas floem dan xilem yang khusus. 5. Kehadiran berkas vascular meduler. 6. Berkas vaskuler yang terdapat pada korteks. 7. Kehadiran floem intraxilar. 8. Berkas vascular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuhan monokotil. 9. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil.
1. Pertumbuhan Sekunder yang Tidak Normal pada Tumbuhan Dikotil Beberapa tumbuhan dikotil menampilkan pertumbuhan sekunder yang menyimpang jauh dari pertumbuhan sekunder yang normal. a. Posisi Kambium yang Abnormal Beberapa batang mempunyai struktur menyimpang karena posisi cambium yang tidak normal. 1) Pada waktu batang masih muda dari Thinouia scanden, cambium terpisah ke dalam lekukan atau rigi. Setelah stele berkembang ujung rigi terangkat. Pada
Sarjania ichthyoctona, cambium aslinya muncul dalam beberapa pita yang terpisah, masing-masing mengelilingi bagian-bagian xylem dan floem primer, tipe batang ini tampak terbentuk dari beberapa batang yang melebur. Pada batang yang tua, kondisi majemuk ini menjadi lebih jelas karena bagian bagian dipisahkan antara yang satu dengan yang lain karena lapisan luar set iap berkas mati dengan hasil perkembangan lapisan periderm. Dengan cara ini terbentuklah batang yang tersusun dari berkas-berkas yang terletak bersama kurang lebih menyerupaitali-tali pilinan. 2) Pada Bauhinia langsdorffiana, cambium menjadi beberapa bagian. Parenkima xylem dan floem berkembang pesat, sehingga berkas pengangkut pecah.
b. Aktivitas Abnormal dari Kambium yang Posisinya Normal Apabila cambium normal melepaskan sel pada beberapa tempat secara tidak teratur, dan pada tempat-tempat tertentu membentuk xylem lebih banyak disbanding floem, dan di tempat lainnya membentuk floem lebih banyak disbanding xylem, maka akan dibentuk silinder xylem yang beralur. Misalnya pada Begonia. 1) Adanya Pasak Floem pada Xilem Batang muda yang memamerkan/ menampilkan tipe struktur ini pada waktu dewasa memperlihatkan berkas vascular yang normal. Trakea batang muda
diameternya sempit. Kayu yang terbentuk pada tingkat selanjutnya
mengandung trakea yang lebih lebar. Segera setelah ini tercapai, terjadilah empat alur dengan jarak sama pada xylem yang meluas hampir mendekati empulur. Cambium terletak pada dasar alur, namun cambium tidak ada pada permukaan radial alur itu. Berkas floem terbentuk dalam alur. Kemudian akibat perkembangan maka alur menjadi tertutup lagi ( Begonia). 2) Adanya Xilem Bercelah Xylem bercelah hanya dapat diamati pada batang yang cukup tua. Pertama-tama pasak floem terbentuk dan kemudian berkas xylem menjadi bercelah akibat dilatasi dan pembelahan sel pada parenkim kayu dan empulur (misal Begonia). Pada Aristolochia (tumbuhan liana) beberapa penggal (segmen) cambium hanya menghasilkan sel-sel parenkim baik kearah dalam maupun luar sehingga dihasilkan parenkim seperti jejari. Segmen cambium baru itu
terus menerus membentuk jejari parenkim karena itu menambah diameter. Dengan demikian silinder vaskuler (yang terpecah-pecah oleh jejari lebar) bertambah kelilingnya maka silinder sklerenkim yang mengelilingi berkas berkas itu menjadi rusak dan parenkim yang berdekatan tumbuh masuk kedalam celah. Pada Bauhinia rubuginosa ada pembatasan aktivitas cambium pada daerah-daerah
tertentu
yang
mengakibatkan
pembentukan
batang
berpematang. Pada jenis Bauhinia, batang seperti sabuk terbentuk karena aktivitas terbatas cambium pada tempat-tempat tertentu. Dalam hal ini cambium lebih aktiv pada dua sisi yang berseberangan. Pada beberapa tumbuhan memanjat (misal Vitis, Clematis) cambium interfasikular membentuk hanya parenkim, sehingga berkas vascular semua tetap terpisah sepanjang pertumbuhann sekunder.
c. Pembentukan Kambium asesoris dan Aktivitasnya Pada batang Bougenvillea, dan anggota Nyctaginaceae lainnya (misal Mirabilis) beberapa cambium muncul berturut-turut dengan arah sentrifugal. Setiap cambium ini menghasilkan xylem dan jaringan penghubung (konjugatif) kearah dalam, dan floem serta jaringan penghubung kea rah luar. Jaringan yang dihasilkan menimbulkan tampilan lingkaran-lingkaran bekas vascular konsentris yang terbenam dalam jaringan penghubung. Anggota Nyctaginaceae yang berupa herba seperti Mirabilis dan Bouganvillea yang berkayu mempunyai struktur anatomis yang merik karena tumbuhan ini menunjukan pertumbuhan sekunder yang menyimpang dalam penebalan sumbu. Tipe pertumbuhan sekunder dalam penebalan yang anomal terjadi oleh perkembangan lingkaran-lingkaran berkas vascular kolateral secara berturut-turut. Pada tumbuhan herba suku ini berkas-berkas vascular tetap tenggelam dalam jaringan dasar parenkimastis sedangkan pada jenis yang berkayu (misal Bougainvillea) dalam jaringan dasar sedikit prosenkimatis dan berlignin. Kedua tipe jaringan ini berkembang dari cambium yang berurutan. Pada jenis yang berkayu tidak terjadi diferensiasi yang jelas antara xylem dan jaringan konjugatif sehingga kadang-kadang pada irisan melintang sumbu, floem tampak pada bentuk pulau-pulau. Pada kasus tertentu lainnya, pita-pita mirip jejari empulur juga terlihat dalam jaringan konjugatif.
d. Adanya Kambium Ekstraseluler Cambium ekstraseluler mumcul di perisikel. Terdapat misalnya pada Amaranthus dan Achyranthes. Pada Amarnthus cambium dalam bentuk lingkaran penuh sedangkan pada Achyranthes sebagai pita putus-putus. Batang Amaranthus menampilkan struktur sekunder anomal. Pada irisan melintangnya menunjukkan pola garis besar melingkar dengan epidermis satu lapis. Segera dibawah epidermis terdapat zona koleonkim berlapis yang biasnya terpotong-potong oleh klorenkima. Pertumbuhan sekunder anomal terjadi akibat perkembangan meristem ekstrasteler yang baru, yaitu cambium diluar stele didaerah perisikel. Cambium ini menghasilkan berkas vascular skeunder dan jaringan konjugatif parenkimatis yang inetrfaskular, ditempat tertentu sel-sel hasil pembelahan cambium berkembang menjadi berkas vascular sekunder dan ditempat lain membentuk jaringan konjugatif.
e. Adanya Floem Intersilar Perkembangan floem inetrsilar terjadi karena ada variasi aktivitas cambium. Floem intersilar selalu sekunder dan terdapat sebgai pulau-pulau yang tenggelam didalam xylem sekunder. Floem inetrsilar terdapat sebagai pulau-pulau yang tenggelam didalam xylem sekunder. Floem inetrsilar terdapat pada Combretum, Entada, Salvodora dan Leptadenia. Pada tumbuhanini, segmen-segmen kecil tertentu dari cambium menghasilkan sel-sel floem kearah dalam periode pendek, sebagai pengganti pembentukan sel-sel xylem. Setelah periode waktu pendek itu, cambium kembali lagi berfungsi normal yaitu menghasilkan sel-sel xylem kearah dalam. Dengan demikian kearah dalam cambium membentuk floem sekunder yang tersebar dalam xylem sekunder. Proses demikian itu terjadi berulang kali, dan terjadilah pulau-pulau floem sekunder didalam xylem sekunder.
2. Ketiadaan Trakea Pada Xilem Umumnya trakea ditemukan pada Xylem tumbuhan biji tertutup. Tetapi pada beberapa tumbuha ternyata trakea tidak ada dalam xilemnya. Hal demikian terdapat pada Drimys, Trochodendron, Hydrilla, Ceratophyllum.
3. Berkas vascular tersebar pada tumbuhan dikotil
Berkas vascular dalam bentuk lingkaran adalah tampilan normal pada tumbuhan dikotil. Namun pada tumbuhan dikotil tertentu, bekas vascular pada batang tersebar, hal seperti ini anomal. Misalnya pada Peperomia, Piper, Nymphea.
4. Keha tdiran berkas floem dan xylem ekslusif Pada tumbuahn tertentu ditemukan berkas floem saja yang berada diantara berkas vascular lainnya yaitu kolateral. Misalnya Cuscuta. Selain itu ada juga tumbuahn yang mempunyai xylem saja selain berkas vascular kolateral yang normal, misalnya Paeonia.
5. Kehadiran Berkas Vaskular Medular Pada banyak tumbuhan dikotil, selain berkas vascular normal yang teratur dalam lingkaran, juga terdapat berkas medular. Berkas medular ini mungkin tersebar atau teratur dalam lingkaran. Pada umumnya berkas medular ialah primer dan terbentuk secara normal. Pada Piper Betle, berkas medular banyak dan tersebar didalam empulur. Pada Piper excelsum, berkas medular teratur dalam lingkran. Pada Bougenvillea dan Mirabilis terdapat dua berkas medular besar dipusat yang dikelilingi oleh berkas berkas yang lebih kecil.
6. Kehadiran Berkas vascular koteks Pada beberapa tumbuahn dikotil, limgkaran berkas vascular terdapat didaerah korteks, berkas-berkas ini tdisebut sebagai berkas korteks atau diinterpretasikan sebagai lacak daun. Kehadiran berkas vascular korteks telah banyak dipelajari, misalnya
pada
tumbuahn
suku
Begoniaceae,
Cactaceae,
Casuarinaceae,
Cucurbitaceae, Proteaceae, Oleaceae.
7. Kehadiran floem Intersilar Floem intersilar disebut juga floem dalam, tampil dalam bentuk benang benang. Asal usul floem dalam pada sebagian besar tumbuhan adalah primer. Sel-sel floem dalam seperti yang terdapat pada floem luar keculai bahwa serabut sedikit, dan buluh tapis serta sel pengiring muncul dalam kelompok kecil, dikelilingi parenkim. Floem dalam berkembang setelah perkembangan floem luar. Berkas vascular disebut bikolateral, karena kehadiran floem dalam. Floem dalam terdapat pada 28
suku
tumbuahan
dikotil,
diantaranya
ialah
Aslepindaceae,
Convolvulaceae,
Punicaceae, Loganiaceae dll.
8. Berkas vascular tersusun sebagai lingkran pada tumbuhan monokotil. Umumnya irisan melintang batang tumbuhan monokotil memperlihatkan banyak berkas vascular tersebar. Namun pada Tamus communis (Dioscoreaceae), berkas vascular teratur dalam lingkaran yang mengelilingi empulur luar. Pada beberapa tumbuahn monokotil yang bagian pusat batangnya berlubang, berkas-berkas juga teratur dalam lingkaran, misalnya Oryza, Avena.
9. Pertumbuahan Sekunder pada tumbuhan Monokotil Pertumbuahn sekunder terjadi pada tumbuhan herba dan tumbuahn berbagai Liliforaceae (misalnya Agave, Aloe, Sansivera, Yucca dan Dracaena) dan tumbuhan monokotil lainnya (misalnya palem). Kambium berfungsi pada bagian sumburkas vascular. Bagian
yang telah selesai pertumbuahan memanjangnya. Cambium ini
muncul dalam parenkim yang berada diluar berkas-berkas vascular. Bagian sumbu tempat pemunculan cambium ini kadang-kadang disebut kaorteks dan kadang-kadang disebut perisikel. Pada Dracaena, cambium muncul diparenkim yang berada disebelah luar berkas-berkas pengangkut terluar, yaitu didaerah yang kadang-kadang disebut sebagai korteks atau perisikel. Kambium kearah dalam membentuk jaringan yang biasnya berdiferensiasi menjadi berkas-berkas vascular yang tetap terpisahkan antara yang satu dengan lainnya oleh jaringan berlignin, kadang-kadang jaringan tetap tidak berlignin dan berdinding tipis. Cambium tersebut kearah luar menghasilkan sel-sel yang berkembang menjadi parenkim. Pada palem, batangnya mengalami penambahan ukuran keliling bukan oleh aktivitas cambium, melainkan penebalan ukuran tesebut sebagai akibat sel-sel parenkim pusat dan serabut luar pada selubung berkas vascular yang belum terdiferensiasi penuh melanjutkan pembelahan, dan penambahan secara berangsur ukuran sel-sel dan ruang abtar sel jaringan dasar serabut .
BAB III PENUTUP KESIMPULAN
1. Pertumbuhan batang sekunder merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh yang membelah secara terus – menerus sehingga jumlahnya meningkat. 2. Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus yang ada dibawah epidermis 3. Anomali pada batang berasal dari: a. Pertumbuhan sekunder yang tidak normal pada tumbuhan dikotil. 1) Posisi cambium yang abnormal. 2) Aktivitas abnormal dari cambium yang posisinya normal, 3) Pembentukan cambium asesoris dari aktivitasnya. 4) Cambium di luat stele. 5) Floem diantara xylem. b. Xylem yang tidak mempunyai trakea. c. Berkas vaskuler tersebar pada tumbuhan dikotil. d. Kehadiran berkas floem dan xilem yang khusus. e. Kehadiran berkas vascular meduler. f.
Berkas vaskuler yang terdapat pada korteks.
g. Kehadiran floem intraxilar. h. Berkas vascular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuhan monokotil. i.
Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil.
View more...
Comments