Permendagri Nomor 1 Tahun 2006 (Lampiran)

February 18, 2019 | Author: Zulfanie Malaka Rahmaan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Pedoman Pelaksanaan Batas Wilayah...

Description

LAMPIR LAMPIRAN AN : PERATU PERATURAN RAN MENTER MENTERII DALAM DALAM NEGERI NEGERI NOMOR : 1 Tahun 2006  TA  TANGG NGGAL : 12 Janu anuari ari 2006

PEDOMAN PENEGASAN BATAS DAERAH I.

Batas Da Daerah di di Darat A. Defin efinis isii tek teknis nis 1.

Koor Koordi din nat adal adalah ah su suat atu u besa besara ran n untu untuk k menya enyattakan akan letak atau posisi suatu titik di lapangan secara relatif  terha erhad dap sistem refe eferens rensii yang ang berla rlaku secara nasional.

2.

Sistem proyeksi adalah sistem penggambaran permukaan bumi yang tidak beraturan pada bidang datar secara geodetis.

3. Sist Sistem em refer referen ensi si adala adalah h sist sistem em acuan acuan atau atau pedo pedoma man n tentang posisi suatu objek pada arah horisontal dan arah vertikal. 4.

Sistem grid adalah sistem yang terdiri dari dua atau lebih garis aris yang yang berp berpot oton onga gan n tegak egak lurus urus untu untuk k menget mengetahui ahui dan menentuk menentukan an koordi koordinat nat titik titik-ti -titik tik di atas peta.

5. Skal Skala a adala adalah h perband perbandin inga gan n ukuran ukuran jarak jarak suat suatu u unsur unsur di atas atas peta peta deng dengan an jara jarak k unsu unsurr ters terseb ebut ut di muka muka bumi. 6. Univ Univer ersa sall Tran Transv sver erse se Merc Mercat ator or (UTM (UTM)) adal adalah ah sist sistem em grid pada proyeksi Transverse Mercator. 7.

Brass ass Tablet adalah alah suat uatu tanda nda pada ada pilar, biasa berbentuk lingkaran dan terbuat dari bahan kuningan dan memuat tanda silang serta keterangan keterangan mengenai titik yang terdapat pada pilar tersebut.

8. Plakat Plakat adalah adalah suatu suatu tand tanda a pada pada pila pilarr berbe berbentuk ntuk empat empat pers perseg egii panj panjan ang g yang yang terb terbua uatt dari ari kuni kuning ngan an dan dan memu memuat at kete keteran ranga gan n meng mengena enaii bata batas s anta antarr daera daerah h yang bersangkutan.

B. Prinsi Prinsip p Peneg Penegas asan an Bat Batas as Daer Daerah ah di di darat darat

2

1. Bata Batas s daera daerah h diba dibagi gi 2 (dua) (dua) maca macam m yait yaitu: u: a. Bata Batas s daer daerah ah yang yang diteg ditegas aska kan n dapa dapatt di diny nyat atak akan an dala dalam m bent bentuk uk bang bangun unan an fisi fisik k buat buatan an manu manusi sia a seperti: pilar, gapura, persil tanah, jalan dan atau batas alam seperti: watershed, sungai. b.

Batas daerah yang tidak dapat ditegaskan ditegaskan dalam suatu bentuk bangunan fisik seperti melalui danau dan tengah sungai dinyatakan dinyatakan dengan pilar acuan batas.

2. Dalam alam rang rangka ka menet enetap apka kan n dan meneg enegas aska kan n batas atas daerah perlu dilakuk dilakukan an kegiatan kegiatan penelit penelitian ian dokumen dokumen bata batas, s, pela pelaca caka kan n bata batas, s, pema pemasa sang ngan an pi pila larr bata batas, s, peng penguk ukura uran n dan dan penen penentu tuan an posi posisi si pila pilarr bata batas, s, dan dan pembuatan peta batas. 3. Jika dasar huk hukum untu ntuk peneg negasan batas daera aerah h belum ada atau belum jelas, maka dapat diterapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Peng Penggu gunaa naan n bent bentuk uk-be -bent ntuk uk bat batas as alam alam.. Batas alam adalah objek di lapangan yang dapat dinyat dinyatakan akan seba sebagai gai batas batas daera daerah. h. Penggun Penggunaan aan bentuk alam sebagai batas daerah akan memuda udahkan hkan penegas egasan an batas di lapanga ngan karen karena a tida tidak k perl perlu u mema memasa sang ng pila pilarr yang yang rapa rapat. t. Bentuk-bentuk batas alam yang dapat digunakan sebagai batas daerah adalah: 1) Sungai a) Garis ris batas atas di sung ungai merup rupakan garis khayal yang melewati tengah-tengah sungai yang ditandai oleh pilar batas di tepi sungai yang memotong garis batas tersebut (lihat gambar di bawah). b) Pada daerah sungai yang labil, pilar dipa dipasa sang ng agak agak jauh jauh dari dari su sunga ngaii sehingga pilar tersebut bukan merupakan pilar batas teta tetapi pi titi titik k acuan acuan bagi bagi bata batas s sebe sebena narny rnya. a. Dari pilar tersebut harus diukur jarak ke tepi dekat dan tepi jauh sungai serta arahnya.

WDAERAH i l a Ay a

h

A

P 2 P2

P1

P 1

WDAERAH ila By a

h

B

3

Keterangan :

Batas daerah  Titik Acuan untuk menentukan batas

2) Wate Waters rshe hed/ d/Ga Gari ris s Pemi Pemisa sah h Air Air a) Gari aris batas pada wate atershe rshed d merup rupakan akan gari aris khayal yang ang dimul ula ai dari ari suatu atu puncak gun gunung dan men menyelusuri pung punggun gung g buki bukitt yang yang meng mengara arah h kepa kepada da puncak gunung berikutnya. b) Kete Ketent ntua uan n untu untuk k mene meneta tapk pkan an garis garis batas batas pada watershed ini adalah: (1) Garis batas tersebut tidak boleh memotong sungai. (2) (2) Gari Garis s bata batas s merup merupak akan an garis garis pemis pemisah ah air yang terpendek, karena kemungkinan terdapat lebih dari satu gari aris pemis emisah ah air air (lih (lihat at gamb ambar di bawah).

a DAERAH A b DAERAH B c

Watershed

Kontur  gunung b

Garis Batas

3) Danau a) Jika seluruh dana anau masuk ke salah alah satu atu daera aerah, h, deng engan demi emikian tepi epi danau nau merupakan batas antara dua daerah.

4

b) Jik Jika gari garis s bata batas s memot emoton ong g danau anau,, maka aka garis batas di tengah danau adalah garis khayal yang menghubungka menghubungkan n antara antara dua titi titik k yang yang merup merupak akan an perp perpot oton onga gan n gari garis s batas dengan tepi danau (lihat gambat di bawah).

P2 DAERAH A

DAERAH B

P1

b. Peng Penggu gunaa naan n bent bentuk uk-be -bent ntuk uk bat batas as buat buatan an . Penegasan batas daerah dapat juga menggunakan unsur-unsur buatan manusia seperti : jalan kereta kereta api, saluran irigasi, pilar dan sebagainya. 1) Jalan. Untu Untuk k bata batas s jalan jalan dan dan salu saluran ran iriga irigasi si dapa dapatt dig igun unak akan an as atau tau tepi tepiny nya a seba sebaga gaii tand anda batas sesuai kesepakatan antara dua daerah yang berbatasan. Pada awal dan akhir batas yang berpotongan dengan jalan dipasang pilar batas batas sesuai sesuai dengan dengan ketent ketentuan uan bentuk bentuk pil pilar ar batas. Pada awal dan akhir batas yang berpotongan deng dengan an jala jalan n di pasa pasang ng pi pila larr bata batas s sesu sesuai ai dengan ketentuan bentuk pilar batas. Khusus untuk batas yang merupakan pertigaan jalan, maka maka perl perlu u dite ditemp mpat atka kan n titi titik k kontr kontrol ol bata batas s min inim imal al 3 (tig tiga) buah uah untu untuk k menen enenttukan ukan posisi batas di pertigaan jalan tersebut. a)

As Jalan P1 DAERAH A

P3

P2 DAERAH B

DAERAH C T

5

Keterangan : ...................... batas daerah titik acuan batas T titik batas

b) Pinggir jalan

DAERAH A

DAERAH B

DAERAH C

Kete Ketera rang ngan an

:

---------------------------------

Batas

2) Jalan Ker Keret eta a Ap Api. Meng Menggu gunak nakan an prin prinsi sip p sama sama deng dengan an prin prinsi sip p penetapan tanda batas pada jalan. 3) Salu aluran ran Ir Irigasi. Bila saluran irigasi di tetapkan sebagai batas daerah, daerah, maka maka penetap penetapan/ an/pem pemasan asangan gan tanda tanda batas tersebut menggunakan cara sebagaimana yang diterapkan pada penetapan batas pada jalan. 4. Pada daerah yang berbatasan dengan beberap rapa daerah rah lain, maka kegi egiatan peneg penegas asan an bata batas s daera daerah h harus harus dila dilaku kuka kan n bersa rsama deng engan daerah-d ah-da aerah rah yang ang berba rbatasan. Sebag ebagai ai conto ntoh daerah rah A berbatasan dengan daerah B dan daerah C (lihat pada gambar) :

DAERAH B DAERAH A

DAERAH D DAERAH C

DAERAH E

6

.

C. Tekn Teknis is Pen Peneg egas asan an Bat Batas as Dae Daera rah h 1. Umum. a. Kegi Kegiat atan an pene penega gasa san n bata batas s daer daerah ah di dila laku kuka kan n oleh oleh   Tim Tim Pene Peneta tapa pan n dan Pene Penega gasa san n Batas atas Daera aerah h Tingk ngkat Pus usa at bers ersama ama Tim Pene enetapan dan Penegasan Batas Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Daerah Kota dari masing-masing daera aerah h unt untuk menda endap patka atkan n su suat atu u kete ketettapan apan hukum tentang batas daerah. Pada pelaksanaan di lapangan tim teknis dibantu masyarakat sete setemp mpat at yang yang meng menget etah ahui ui kebe kebera rada daan an bata batas s daerah tersebut. b.

Secara garis besar, penegasan batas daerah terdiri dari 5 (lima) kegiatan yaitu: 1) Pene Peneli liti tian an dokum okumen en 2) Pelacakan batas 3) Penguk ngukur ura an dan penent nentua uan n posi osisi pilar batas 4) Pema Pemasa sang ngan an pi pila larr bata batas s 5) Pem Pembuat buatan an pet peta bat batas as Setiap kegiatan tersebut perlu didokumentasikan dalam form formul ulir ir yang yang di diis isii oleh oleh pela pelaks ksan ana a dan dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.

2. Pene Peneli liti tia an dok dokumen umen a.

Persiapan. 1) Pem Pembent bentuk ukan an Tim Tim Pene Penega gasa san n Bata Batas s Daer Daerah ah yang yang dite diteta tapk pkan an deng dengan an Keputus Keputusan an Kepala Kepala Daer Daerah ah masi masing ng-m -mas asin ing. g. Tim Tim in inii anta antara ra lain lain terd terdir irii dari dari unsur unsur-un -unsu surr peme pemerin rinta tah h daera daerah, h, instansi terkait, tokoh masyarakat dan perguruan tinggi. 2) Masi Masing ng-m -mas asin ing g tim melak elakuk ukan an inven nventa tari risa sasi si dasar hukum tertulis maupun sumber hukum lainnya yang berkaitan dengan batas daerah seperti peta, perjanjian dsb. 3) Tim yang terkait mela melaku kuka kan n peng pengka kaji jian an bers bersam ama a terh terhad adap ap su sumb mber er-s -sum umbe berr huku hukum m tersebut. Jika tidak ada sumber hukum yang disepakati, maka tim tersebut bermusyawarah unt untuk membu embuat at kese kesepa paka kata tan n baru baru dala dalam m menentukan batas daerah.

7

4) Tim kemudian menunjuk tim teknis dan pendukungnya yang akan melakukan kegiatan lapan apang gan, an, sert serta a menen enentu tuka kan n gari aris bata batas s sementara di atas peta yang disepakati. 5) Peny Penyia iapa pan n for formu muli lirr-fo form rmul ulir ir dan dan pet peta a kerj kerja, a, serta penentuan koordinat pilar batas di atas peta kerja. b. Tuga Tugas s Tim Tim Peneg Penegas asan an Bat Batas as Daer Daerah ah Tin Tingk gkat at Pusat 1) Menginventarisasi dasar hukum tertulis maupun sumber h uk u m lainnya yang berkaitan dengan batas daerah; 2) Mela Melaku kuka kan n peng pengka kaji jian an terh terhad adap ap dasa dasarr huku hukum m tert tertul ulis is maup maupun un su sumb mber er huku hukum m lain lain untu untuk k mene menent ntuk ukan an gari garis s bata batas s seme sement ntar ara a di diat atas as peta; 3) Menyajikan peta kerja batas berikut koordinatnya; 4) Meny Menyaj ajik ikan an sert serta a mend mendis isku kusi sika kan n kons konsep ep peta peta bata batas s daera daerah h kepa kepada da tim tim peneg penegas asan an bata batas s daerah provinsi dan kabupaten/kota; 5) Mela Melaku kuk kan super upervi visi si tekn tekniis/la s/lapa pang ngan an dal dalam penegasan batas daerah bersama tim penegasan batas daerah provinsi atau kabupaten/kota; 6) Memfasi asilitasi asi peral ralatan yang ang bert erteknol nologi tinggi; tinggi; 7) Meny Menyak aksi sika kan n pena penand ndaa-ta tang ngan anan an beri berita ta acar acara a kesepakatan batas daerah; 8) Menyi nyiapkan ranc ranca anga ngan keput eputus usa an Ment enteri Dalam alam Negeri tentang peneg negasan batas daerah; c.

Tuga Tugas s tim peneg penegas asan an bat batas daera aerah h provi rovins nsii dan kabupaten/kota. 1) Menginventarisasi dasar hukum tertulis maupun sumber hukum lainnya yang berkaitan dengan batas daerah; 2) Mela Melaku kuka kan n peng pengka kaji jian an terh terhad adap ap dasa dasarr huku hukum m tert tertul ulis is maup maupun un su sumb mber er huku hukum m lain lain untu untuk k mene menent ntuk ukan an gari garis s bata batas s seme sement ntar ara a di diat atas as peta; 3) Mela Melaku kuka kan n pela pelaca caka kan n dan dan memb member erik ikan an tand tanda a batas atas sem sementa entara ra yang ang ditua ituang ngka kan n dala dalam m berita acara hasil pelacakan dan tanda batas; 4) Mela Melak kukan ukan peneg enegas asan an batas atas daer daerah ah deng dengan an pemasangan pemasangan pilar permanen, permanen, pengukuran pengukuran titik koor koordi dina natt pi pila larr bata batas s dan dan peme pemeta taan an bata batas s

8

5) 6)

7)

8)

daerah dengan menggunakan prinsip geodetik. Mela Melaks ksan anak akan an su surv rvei ei hi hidr dro o osea oseano nogr graf afii untu untuk k penentuan batas daerah di laut. Menu Menuan angk gkan an hasi hasill peneg penegas asan an bata batas s ke dalam bentuk peta batas daerah baik di darat maupun di laut; Melaporkan hasil pelaksanaannya kepada gubernu gubernurr bagi bagi tim penegas penegasan an batas batas provin provinsi si dan kepada bupati/walikota bagi tim penegasan batas daerah kabupaten/kota; Menyiap Menyiapkan kan rancang rancangan an kesepa kesepakat katan an bersama bersama..

d. Sumb Sumber er hukum hukum pene penega gasa san n bata batas s daer daerah ah di darat darat adalah: 1) Dokume Dokumen-d n-doku okumen men batas batas yang yang mungki mungkin n sudah sudah pern pernah ah ada sepe sepert rtii Staa Staats tsbl blad ad,, nota nota dari dari residen ataupun peraturan perundangan yang telah ada sebelumnya seperti Undang-undang pemb embentu entuk kan daera aerah, h, atau atau kese kesepa paka kata tannkesepakatan yang pernah ada termasuk petapeta kesepakatan mengenai batas wilayah. 2) Peta Peta batas batas daera daerah h yang yang merup merupak akan an lampi lampira ran n unda undang ng-un -unda dang ng pemb pembent entuk ukan an daera daerah, h, peta peta minit minit (Minut (Minutepl eplan), an), peta peta topogr topografi/ afi/rupa rupabum bumii atau atau peta peta-p -pet eta a lain lain yang yang memu memuat at tent tentan ang g batas daerah yang bersangkutan. 3) Kesepakatan antara dua daerah yang berbatasan yang dituangkan dalam dokumen kesepakatan penentuan batas daerah.

3. Pela Pelaca caka kan n Gar Garis is Bata Batas s: a. Pene Penent ntua uan n gari garis s bata batas s seme sement ntar ara. a. Kegi Kegiat atan an ini ini merup merupak akan an penen penentua tuan n garis garis bata batas s seme sement ntara ara di atas atas peta peta yang yang su suda dah h dise disepa paka kati ti oleh oleh pi piha hakk-pi piha hak k yang yang terk terkai aitt, seba sebaga gaii dasa dasarr hukum bagi batas daerah. Penentuan garis batas sementara dapat berdasarkan pada : 1) Tanda/ Tanda/sim simbol bol batasbatas-bat batas as yang yang terter tertera a di peta, peta, baik aik bat batas khay khayal al (adm (admini inist strat ratif if)) maup maupun un batas nyata (kenampakan detail lain) di peta, 2) Koord oordin inat at titi titik k batas atas yang yang terc tercan anttum dal dalam dokumen-dokumen batas daerah; 3) Jika Jika tidak tidak ada tanda tanda-t -tan anda da batas batas yang yang tert terter era a sebelumnya, maka penentuan garis sementara di atas peta ini dilakukan melalui kesepakatan bersama.

9

b. Pela Pelaca caka kan n gari garis s bat batas as di lapa lapang ngan. an. 1) Pela Pelaca caka kan n di lapa lapang ngan an (reco (reconni nniss ssanc ance) e) adala adalah h kegi kegiat atan an lapa lapang ngan an untu untuk k menen menentu tuka kan n leta letak k batas daerah secara nyata di lokasi sepanjang batas daerah berdasarkan garis batas seme ementar ntara a pada peta atau berdas rdasa arka rkan kesepakatan sebelumnya. 2) Kegiatan ini merupakan tahap untuk mendapatkan kesepakatan letak garis batas di lapangan, dengan atau tanpa sumber hukum tertulis mengenai batas tersebut. 3) Kegiatannya dimulai dari titik awal yang diketahui dan disepakati disepakati kemudian kemudian menyusuri menyusuri garis batas sampai dengan titik akhir sesuai dengan peta kerja. 4) Berd erdasa asarka rkan kesepakatan, pada ada titik-ti -titik tertentu atau pada jarak tertentu di lapangan dapat dipasang tanda atau patok kayu sementara sebagai tanda posisi untuk memudah memudahkan kan pemasa pemasangan ngan pil pilarar-pil pilar ar batas batas pembantu. 5) Hasi Hasill kegiat kegiatan an pelac pelacak akan an ini ditu dituan angk gkan an dalam dalam bentuk Berita Acara Pelacakan Batas Daerah untuk dijadikan dasar bagi kegiatan selanjutnya (lihat Formulir 01 dan Formulir 02)

4. Pema Pemasa sang ngan an pila pilar r bat batas as a.

Pilar Ba Batas. 1) Pila Pilarr Batas Batas adal adalah ah bangu bangunan nan fisi fisik k di lapa lapang ngan an yang menandai batas daerah. Beberapa jenis pilar batas yaitu Pilar Batas Utama (PBU), Pilar Bata Batas s An Anta tara ra (P (PBA BA)) dan dan Pila Pilarr Kont Kontro roll Bata Batas s (PKB). PKB dapat berupa pilar tipe tipe A, B, C atau D terg tergan antu tung ng daer daerah ah yang yang akan akan di dite teta tapk pkan an batasnya. 2) Berd erdasar asark kan peru perunt ntuk ukan an,, pilar lar batas atas dap dapat dibedakan dalam berbagai macam: a) Pil Pilar tipe tipe A meru merupa paka kan n pi pila larr daerah provinsi; b) Pil Pilar tipe tipe B meru merupa paka kan n pi pila larr daerah kabupaten atau kota; c) Pil Pilar tip tipe C merup erupak akan an pil pilar daerah kecamatan; d) Pila Pilarr tip tipe D merup erupak akan an pilar pilar perapatan (PBA).

batas atas untuk untuk batas atas untuk untuk bata batas s unt untuk batas batas untuk untuk

10

b. Pemb Pembuat uatan an dan dan Pem Pemas asang angan an Pil Pilar ar Bat Batas as.. 1) Pila Pilarr batas atas utam utama a (P (PB BU) dip ipas asan ang g pada pada titi titik k awal dan akhir dari garis batas serta titik-titik pertemuan beberapa daerah (desa, kecama kecamatan, tan, kabupat kabupaten/ en/kot kota) a) sesuai sesuai dengan dengan kete ketent ntua uan n tipe tipe pi pila larr bata batas. s. Kera Kerapa pata tan n PBU PBU sesuai dengan kriteria berikut ini : a) Untuk batas daerah provinsi yang mempunyai potensi tinggi, kerapatan pilar tida tidak k mele melebi bihi hi 3-5 km, km, seda sedang ngka kan n untuk untuk batas provinsi yang kurang potensi tidak melebihi 5 - 10 km.  b) Untuk Untuk batas batas daerah daerah kabupa kabupaten ten/ko /kota ta yang yang mempunya mempunyaii  potensi tinggi kerapatan pilar tidak melebihi 1 - 3 km, sedangkan yang kurang potensi kerapatan pilar tidak  melebihi 3 - 5 km.

c) Untu Untuk k bata batas s daer daerah ah desa desa dan keca kecama mata tan n yang mempunyai potensi tinggi kerapatan pilar tidak melebihi 0.5 – 1 km, sedangkan yang kurang potensi tidak melebihi 1 - 3 km. 2) Bentu entuk k Pila Pilarr Bat Batas. as. a) Sebagai Sebagai tanda pemisah pemisah batas desa desa dipasang dipasang pilar batas tipe "D" dengan ukuran di atas tanah 20 cm x 20 cm dengan tinggi 25 cm dengan kedalaman 75 cm di bawah tanah. (gambar 1). b) Seba Sebaga gaii tand tanda a pemi pemisa sah h bata batas s keca kecama mata tan n dipasang ang pilar bata atas tipe "C" deng engan ukuran 30 cm X 30 cm dan tinggi 50 cm, dengan kedalaman 75 cm dibawah tanah. (gambar 2). c) Sebagai tanda pemisah batas kabupa kabupaten/ ten/kot kota a dipasa dipasang ng pil pilar ar batas batas tipe tipe "B" dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 75 cm di atas tanah dan kedalaman 100 cm di bawah tanah. (gambar 3). d) Sebagai tand anda pemi emisah batas Prov rovinsi dipasang ang pilar batas tipe "A" deng engan ukuran 50 cm x 50 cm x 100 cm di atas tana tanah h dan dan keda kedala lama man n 15 150 0 cm di bawa bawah h tanah. (gambar 4). e) Pera Perapa pata tan n dapa dapatt di dila laku kuka kan n di dian anta tara ra PBU PBU deng dengan an memas emasan ang g Pil Pilar Bat Batas Antar ntara a (PBA) sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan. pilar antara pada batas provin provinsi, si, kabupa kabupaten ten,, kecama kecamatan tan maupun maupun desa tersebut dipasang dengan ukuran 20

11

cm x 20 cm x 20 cm diatas tanah dengan kedalaman 50 cm di bawah tanah. (gambar 5). f) Hasi Hasill pema pemasa sang ngan an pi pila larr bata batas s di ditu tuan angk gkan an dala dalam m bent bentuk uk Berit Berita a Ac Acar ara a Pemas Pemasang angan an Pilar Batas Daerah (lihat Form 03). tablet dan plakat merupakan g) Brass kelengkapan pilar. (gambar 6).

Gambar 1

12

Gambar 3

Gambar 2

13

Gambar 4

Gambar 3

14

Gambar 4

15

TAMPAK MUKA

TAMPAK BELAKANG

12,5 Beton 1 : 2 : 3 Bar Φ 0,5 mm Perbandingan Semen : Pasir : Koral 1 : 2 : 3 Pasir dan Kerikil Satuan dalam Cm

50

Gambar 5

16

Brass Tablet

Plakat Gambar 6

17

5. Penguk Pengukura uran n dan dan Penen Penentua tuan n Posis Posisii Pilar Pilar Batas Batas.. a.

Umum. 1) Peng Penguk ukur uran an Gari Garis s Bata Batas. s. Penguk nguku uran gari aris batas dilakukan ukan untu ntuk menentukan arah, jarak dan posisi garis batas dua daerah yang berbatasan. Data Data yang yang berup berupa a desk deskri rips psii titi titik k bata batas s dan dan gari aris batas terse rsebut didoku okument entasikan bersama buku ukur dan berita acara kesepakatan batas daerah yang ditandatangani oleh kedua pihak yang berbatasan. 2) Penen Penentu tuan an Posi Posisi si Pila Pilarr Batas Batas.. Ada dua dua cara cara untu untuk k untu untuk k mend endapat apatk kan koor koordi dinat nat titi titikk- titi titik k bagi bagi pema pemasa sang ngan an pila pilarr batas yaitu: a) Pene Penent ntua uan n posi posis si secar ecara a tere teres stri tris, yai yaitu pengukuran sudut dan jarak di atas perm ermukaan bumi sehi hing ngg ga diperoleh hubung hubungan an posi posisi si su suat atu u temp tempat at terha terhada dap p tempat tempat lainnya. lainnya. Pengukuran Pengukuran terestris terestris pada umumnya terdiri dari pengukuran keran erang gka utam utama a dan kerang rangk ka detail meng menggun gunak akan an alat alat-al -alat at ukur ukur sudut sudut,, alat alat ukur jarak dan alat ukur beda tinggi. b) Penentuan posisi melalui satelit, yaitu sist istem pene penent ntua uan n posi posis si suat uatu titi itik di permukaan bumi berdasarkan pengukuran sinya sinyall gelo gelomb mbang ang elek elektr trom omag agnet netik ik yang yang dipancarkan oleh satelit Global Positioning System (GPS). 3) Peng Penguk ukur uran an Situa ituasi si.. Dalam Dalam penguk pengukuran uran garis garis batas batas daerah daerah perlu perlu dila di laku kuka kan n peng penguk ukur uran an situ situas asii sele seleba barr 10 100 0 meter ke kiri dan 100 m ke kanan garis batas di sepanjan sepanjang g garis garis batas batas wilayah. wilayah. Disamping Disamping itu perlu juga dilakukan pengukuran tachimetri sepanjang garis batas wilayah. Hal ini diperl diperluka ukan n untuk untuk mendap mendapatk atkan an bentuk bentuk garis garis batas wilayah. 4) Perh Perhit itun unga gan n Has Hasil il Ukur Ukuran an.. Data Data hasi hasill peng penguk ukura uran n posi posisi si cara cara teres terestr tris is dihitung menggunakan metoda hitung

18

perataan sederhana seperti metode Bowditch untuk pengukuran Poligon yaitu koreksi sudut dibagikan merata dan koreksi jarak diberikan berdasarkan perbandingannya terhadap jarak keseluruhan. Perhitungan posisi vertikal pada peng penguk ukur uran an situ situas asii di dila laku kuka kan n berd berdas asar arka kan n hitungan rumus Tachimetri.

b. Kete Ketent ntua uan n Penguk Pengukura uran n dan penen penentu tuan an Posis Posisii Pilar Pilar Batas 1) Peng Penguku ukura ran n Posi Posisi si Pil Pilar ar Bat Batas as Uta Utama ma.. a) Koordi rdinat Pilar Batas atas Utama ditentuka ukan berd berdas asark arkan an peng penguku ukuran ran posi posisi si meto metoda da sate sateli litt GPS. GPS. Peral Peralat atan an yang yang dig diguna unaka kan n adalah receiver GPS tipe geodetik beserta kelengkapannya. b) Untuk menghasilkan penentuan posisi dengan ketelitian tinggi, pengukuran posisi titik titik utama untuk batas wilayah provinsi, provinsi, kabupaten dan kota sebaiknya menggunakan peralatan G PS tipe Geodetik. c) Metode pengukurannya adalah dengan metode statik diferensial yaitu salah satu rece receiv iver er GPS GPS di dite temp mpat atka kan n di titi titik k yang yang sudah diketahui diketahui koordinatnya koordinatnya,, sedangkan sedangkan rece receiv iver er yang yang lain lain di dite temp mpat atka kan n di titi titik k yang akan ditent entukan ukan koordinatn atnya. Pengukur Pengukuran an dapat dapat dil dilaku akukan kan secara secara loop loop memancar (sentral), secara jaring trilaterasi atau secara poligon tergantung situasi dan kondisi daerah. 2) Sebe Sebelu lum m penguk pengukura uran n dimula dimulai, i, harus harus diket diketahu ahuii pali paling ng sedi sediki kitt sebua sebuah h titi titik k past pastii yang yang tela telah h diketahui koordinatnya sebagai titik referensi di sekitar daerah perbatasan. Sistem Refe Refere rens nsii Nasi Nasion onal al yang yang di digu guna naka kan n adal adalah ah Datu Datum m Geod Geodes esii Nasi Nasiona onall 19 1995 95 atau atau DGN-9 DGN-95 5 dengan ketentuan sebagai berikut: a) Ellipsoid acuan mempunyai parameter sebagai berikut: (1) (1) Seten etenga gah h sumbu umbu panj anjang ang (a) (a) = 6 37 378 8 137.000 m (2) (2) Peng Pengge gepe peng ngan an (1/ (1/f) = 29 298. 8.25 257 7 223 563

19

b) Realisasi kerangka dasar DGN-95 di lapa apangan ngan diwakili oleh Jari Jarin ng Kont ontrol rol Geode eodesi si Nas Nasiona ionall (JK (JKGN) GN) Orde Orde Nol Nol dan kerangka perapatannya. c). c). Titi Titik k koor koordi dina natt Orde Orde Nol, Nol, Orde Orde Satu Satu yang yang terseb tersebar ar di seluruh seluruh Indones Indonesia ia merupak merupakan an titi titik k ikat ikat yang yang berl berlak aku u seca secara ra nasi nasion onal al.. Agar Agar pil pilar-p ar-pila ilarr batas batas daerah daerah mempun mempunyai yai koor koordi dina natt sist sistem em nasi nasion onal al,, maka maka haru harus s dikaitkan ke titik Orde Nol atau Orde Satu yang merupakan jaring kontrol nasional. 3) Penen Penentu tuan an Posis Posisii untuk untuk titik titik tamb tambaha ahan n lainnya lainnya seperti Pilar Batas Antara (PBA) dapat dila di laku kuka kan n deng dengan an meto metoda da teri terist stri ris s sepe sepert rtii pengikatan silang ke muka, pengikatan silang ke belak elakan ang g, tri trilater ateras asii, trian riang gul ulas asii atau atau poligon sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan oleh Tim Penegasan Batas Daerah. 4) Penguk nguku uran situas uasi unt untuk menggambarka rkan situasi batas daerah dilakukan melalui metoda tachimetri sesuai dengan peralatan yang ada. Pengukuran situasi dilakukan sepanjang garis batas daerah selebar 100 m ke kiri dan 100 m ke kanan garis batas tersebut. Hal ini diperlukan untuk penggambaran bentuk garis batas daerah dalam rangka pemetaan batas daerah.

6. Pemb Pembua uata tan n Peta Peta Bata Batas s a.

Umum Peta Peta haru harus s dapa dapatt menya menyaji jika kan n info inform rmas asii deng dengan an bena benarr sesu sesuai ai deng dengan an kebu kebutuh tuhan annya nya.. Untu Untuk k itu itu seti setiap ap peta peta haru harus s meme memenu nuhi hi sp spes esif ifik ikas asii yang yang sesuai dengan tema informasi yang disajikannya. Aspek-aspek spesifikasi peta antara lain adalah: 1) Asp spek ek Kart artogra ografi fi:: a) Jeni Jenis s peta peta (peny (penyaj ajia ian) n):: peta peta foto foto dan dan peta peta

garis b) c) d) e)

Sist Sistem em simb simbol olis isas asi/ i/le lege gend nda a dan warna warna Isi p pe eta da dan te tema Ukur Ukuran an peta peta (muk (muka a peta peta)) Bentuk penyajian/penyimpanan data/informasi: lembar peta atau digital

2) Aspek Ge Geometri etrik k:

20

a) Skala/res resolus olusii b) Sistem proy royeksi c) Kete Keteli liti tian an plani planime metr tris is(x (x,y ,y)) dan tin tingg ggii (h) b.

Spesifikasi Peta Batas Daerah dari aspek kartografis digambarkan pada Bagian III Lampiran ini.

c. Spesifikasi geometrik adalah:

peta

Batas

1) Skala Peta: a) Bata Batas s Prov Provin insi si b) Batas Kabupaten c) Peta Batas Kota

Daerah

:

2) Sist istem Pro Proyeks yeksii Pet Peta a a) Sistem Grid

b) Lebar Zone : c) Angka Perbesaran

dari

aspek

1 : 50 500. 0.00 000 0 : 1 : 100.000 : 1 : 50.000

: Universal  Transverse Mercator 6 derajat : 0.9996

pada

Meridian tengah d) Jarak Meridian Tepi: 180.000 m di sebelah   Timu Timurr dan dan sebel sebelah ah Barat Meridian Tengah e) Ellipsoid Referensi : Spheroid WGS-84 f) Sist istem Refer eferen ensi si Koord oordin inat at (1) Primer : Grid Geografi (2) Sekunder : Grid Metrik 3) Ketelitian Planimetris

Interval kontur (1) Batas Provinsi (2) Batas Kabupaten (3) Batas Kota

: 0.5 mm diukur di atas peta

:

jika

: 250 meter : 50 meter 25 meter

d. Meto Metode de Peme Pemeta taan an Bat Batas as Daer Daerah ah.. 1) Pada Pada dasar dasarny nya a Peta Peta Batas Batas Daer Daerah ah ditur diturun unka kan n berda erdas sarka arkan n peta eta Gari Garis s Bata Batas s. Peta Peta Garis aris Batas merupakan peta situasi sepanjang garis bata batas s daera daerah h yang yang memu memuat at gamb gambar ar kori korido dorr selebar 100 m ke kiri dan 100 m ke kanan dari gari garis s batas batas daera daerah. h. Peta Peta ini ini digam digamba bark rkan an

21

dengan dengan skala 1 : 1.000 sehingga sehingga lebar peta ini adalah 10 cm ke kiri dan 10 m ke kanan dari garis batas daerah. Penggambaran garis kontur disesuaikan dengan skala tersebut atau setiap selang 0,5 m. Di dalam penggambaran detail harus juga diperhatikan unsur-unsur lain yang yang dapa dapatt menam menamba bah h info inform rmas asii terha terhada dap p keberadaan garis batas daerah di atas peta, antara antara lain lain sarana sarana transp transporta ortasi si sepert sepertii jalan jalan (terma rmasuk juga pers persim impa pang ngan an), ), sara sarana na prasarana penunjang (kantor, sekolah, bang angunan unan)) dan dan detai etaill lai lain yang ang menon enonjjol (mercusuar, monumen dan sebagainya). 2) Beber eberap apa a metode pemetaan bata atas daerah antara lain: a) Penu Penuru runa nan/ n/ko komp mpil ilas asii dari dari peta peta-p -pet eta a yang yang sudah ada. (1) Peta Peta batas batas daerah daerah dapat dapat diperol diperoleh eh dari peta-pe peta-peta ta yang yang ada seperti seperti peta-pe peta-peta ta dasa dasar, r, peta peta BPN, BPN, peta peta PBB PBB dan dan lain lain-lain. (2) Prosesny Prosesnya a dilakuka dilakukan n secara secara kartogr kartografis afis manual dan jika perlu diadakan peny enyesua esuaiian skala mengg nggunak unaka an Pantograph. (3) Detail Detail yang yang digamba digambarkan rkan adala adalah h unsurunsurunsu unsurr yang yang berk berkai aittan deng dengan an bata batas s daerah seperti pilar-pilar batas,   jarin jaringan gan jalan, jalan, garis garis pantai pantai,, perair perairan, an, dan detail yang menonjol lainnya. (4) Pada metode digital, peta sumber ters terseb ebut ut di- scan dan dan dipi dipili lih h sert serta a didijit mela melalui lui laya layarr komp komput uter er untuk untuk diga digamb mbar arka kan n kemb kembal alii mengg mengguna unaka kan n plotter.

b) Meto Metode de Peme Pemeta taan an Ter Teres esttris. ris. Metode ini merupakan rangkaian pengukuran menggunakan alat ukur sudut,  jarak dan beda tinggi, yaitu: (1) (1) Pris Prisma ma dan dan Pit Pita a Ukur. Ukur. Prins Prinsip ip peng penguk ukura uran n pada pada meto metode de ini ini adal adala ah me-ma e-manf nfaa aatk tka an cit citra garis aris tega tegak k lurus lurus rambu rambu ukur/t ukur/tar arge gett pada pada prisma dan pengukuran jarak dengan pita ukur.

22

 Tahapannya adalah: (a) Pembuatan kerangka titik bantu (x,y); (x,y); detail (b) Pengukuran menggunakan prisma dan pita ukur; ukur; Penggambaran. (c) Penggambaran. (2) (2) Tach Tachim imet etri ri.. Prins Prinsip ip peng penguk ukura uran n pada pada meto metode de ini ini adal adala ah meng menguk ukur ur sudut udut hori horis sonta ontall (azi azimuth uth magneti etik), sudut mirin ring (zenith) dan jarak optis melalui pembacaan skala rambu ukur menggunakan Theodolit.  Tahapannya adalah: (a) Pengukuran kerangka titik kontrol (x, y, h) (b) Pengukuran poligon dan situasi/detail (c) (c) Pros Proses es hi hitu tung ngan an (d) (d) Peng Pengga gamb mbar aran an (3) (3) Tota Totall Stat Statio ion. n. Alat yang digunakan adalah alat total station yang dilengkapi dengan fasilitas fasilitas pengukuran, pengukuran, perhitungan perhitungan dan penggambaran secara otom otomat atis is/e /ele lekt ktro roni nis s sehi sehing ngga ga dapa dapatt dilakukan secara cepat dan mudah. Tahapan pengukuran dan penggambarannya sama dengan metode Tachimetri. c) Meto Metoda da Peme Pemeta taan an Foto Fotogr gram amet etri ris. s. (1) Metoda ini merupakan rangkaian pengukuran titik kontrol tanah, pemotr pemotretan etan udara, udara, Triang Triangulas ulasii Udara, Udara, Restitusi Foto dan Proses Kartografi. (2) (2) Hasi Hasill yang yang dipe dipero role leh h tida tidak k hanya hanya peta peta garis, garis, tapi tapi dapat dapat juga juga berupa berupa mosaik mosaik foto atau Peta Foto. (3) (3) Pem Pemetaa etaan n Foto Fotog gram rametri etris s dapat apat ju jug ga secar ecara a dig igiital yaitu aitu mengg enggun unak akan an sistem Softcopy Foto-grametri. 7. Lapo Laporan ran dan dan Peng Penges esaha ahan n Bat Batas as Daer Daerah. ah.

23

a. Tim Penegasan Batas Daerah bertugas melapo melaporka rkan n seluruh seluruh hasil hasil kegiat kegiatan an penega penegasan san bata batas s daera aerah h kepa kepada da Kep Kepala ala Daera aerah h yang ang bersang bersangkut kutan. an. Laporan Laporan ini dil dilengk engkapi api dengan dengan selu seluru ruh h kele keleng ngka kapa pan n kegi kegiat atan an sepe sepert rtii buku buku ukur ukur,, form formul ulir ir,, peta peta-p -pet eta a dan dan beri berita ta acar acara a kegiat kegiatan an lapang lapangan an yang yang telah telah ditand ditandata atanga ngani ni oleh kedua belah pihak. b.

Tim Penegasan Batas Daerah menyiapkan rancanga rancangan n kesepa kesepakat katan an bersam bersama a kepala kepala daerah daerah yang berbatasan tentang penetapan batas daerah.

c.

Daera aerah h yang ang tel telah melak elakuk uka an pene penega gasa san n batas atas daera aerah h memb embuat uat berit rita acara kesepak epakat ata an bersa ersama ma ant antar daera aerah h yang yang berb berbat atas asan an dan disa di saks ksik ikan an oleh oleh Tim Tim Pene Penega gasa san n Bata Batas s Daer Daerah ah   Tingkat Pusat. Berita Acara Kesepakatan tersebut dila dilamp mpir irii deng dengan an peta peta-p -pet eta a bata batas s daera daerah h yang yang bersangkutan. bersangkutan.

d.

Beri erita Acara ara Kes Kesepak epakat atan an untu untuk k bata batas s provi rovins nsii disampaikan oleh Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri Negeri sedang sedangkan kan untuk untuk batas batas kabupa kabupaten ten// kota kota diserah dis erahkan kan oleh oleh Bupati Bupati/Wa /Walik likota ota kepada kepada Menteri Menteri Dalam Negeri dengan tembusan kepada Gubernur.

e. Peng Penges esaha ahan n Batas Batas Daera Daerah h ditet ditetap apka kan n oleh oleh Mente Menteri ri Dalam Negeri.

24

II. BATAS DAERAH DI LAUT A. Definisi Definisi Teknis 1.

 Titik  Titik Awal adalah titik koordinat koordinat yang terletak terletak pada garis pantai untuk menentukan garis dasar (lihat gambar 1) Garis Pantai pada Peta Laut

Garis Pantai pada UU no 32/2004

Garis Pantai pada Peta Topografi

Garis Air Tinggi

Garis Air Rata-rata Biasa digunakan sebagai Datum Vertikal Peta Topografi

Garis Air Rendah Acuan Penarikan Garis Dasar  Titik Awal pada UU No 32/2004

Gambar 1 : Titik Awal dan Garis Pantai sebagai acuan penarikan garis dasar 

2. Gari Garis s Dasa Dasarr adal adalah ah garis garis yang yang meng menghu hubun bungk gkan an antara antara dua titik awal dan terdiri dari garis dasar lurus dan garis dasar normal. 3. Garis dasar dasar lurus adalah garis garis lurus yang menghubung menghubungkan kan dua titik awal berdekatan dan berjarak tidak lebih dari 12 mil. (Lihat gambar 2) 4. Garis dasar dasar normal adalah adalah garis antara dua dua titik awal yang yang berhimpit dengan garis pantai. 5. Mil laut adalah adalah jarak satuan satuan panjang panjang yang sama dengan 1.852 meter. 6. Pulau adalah adalah daratan yang yang terbentuk terbentuk secara alamiah alamiah dan senan senanti tias asa a berad berada a di atas atas perm permuka ukaan an laut laut pada pada saat saat air air pasang.   Tit Titik ik bata batas s sekut sekutu u adal adalah ah tand tanda a bata batas s yang yang terl terlet etak ak di darat pada koordinat batas antar daerah provinsi, kabupaten dan kota ota yang ang digunakan akan sebagai titik acuan unt untuk penegasan batas di laut.

7.

25

B. Penetapan Kartometrik)

Batas

Daerah

di

Laut

(Secara

1. Menyi Menyiap apkan kan PetaPeta-pe peta ta Laut, Laut, Peta Peta Lingk Lingkung ungan an Laut Nasio Nasional nal (Peta LLN) dan Peta Lingkungan Pantai Indonesia (Peta LPI). 2. Untuk ntuk Bat Batas as Pro Provi vins nsii meng menggu guna nak kan peta eta laut laut dan dan pet peta a Lingku Lingkungan ngan Laut Laut Nasional Nasional,, untuk untuk batas batas daerah daerah kabupa kabupaten ten dan dan daer daerah ah kota kota gunak gunakan an peta peta laut laut dan dan peta peta Ling Lingku kung ngan an Pantai Indonesia. 3. Menelusuri secara cermat cakupan daerah yang akan dite ditentu ntuka kan n bata batasny snya. a. Perha Perhati tika kan n garis garis pant pantai ai yang yang ada, ada, pelajari kemungkinan penerapan garis dasar lurus dan garis dasar dasar normal normal dengan dengan memperh memperhati atikan kan panjan panjang g maksim maksimum um yakni 12 mil laut. 4. Member Memberii tanda tanda rencana rencana titi titik k awal awal yang yang akan digunak digunakan. an. 5. Meliha Melihatt peta peta laut denga dengan n skala skala terbes terbesar ar yang yang terdap terdapat at pada pada daerah tersebut. Baca dan catat titik awal dengan melihat angka lintang dan bujur yang terdapat pada sisi kiri dan atas atau sisi kanan dan bawah dari peta yang digunakan. 6. Meng Mengep eplo lott dala dalam m peta peta titi titikk-ti titi tik k awal awal yang yang di dipe pero role leh h dan dan menghub menghubung ungkan kan titiktitik-ti titik tik dimaks dimaksud ud untuk untuk mendapat mendapatkan kan garis dasar lurus yang tidak lebih dari 12 mil laut. 7. Menari Menarik k garis garis sejaja sejajarr deng dengan an gari garis s das dasar ar yang yang berj berjara arak k 12 12 mil laut atau sepertiganya. 8. Batas Batas daera daerah h di wila wilayah yah laut laut suda sudah h tergam tergambar bar bese beserta rta daft daftar ar koordinat. 9. Memb Membua uatt peta peta batas batas daera daerah h di laut laut leng lengka kap p deng dengan an dafta daftarr koordinatnya yang akan ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri

C. Penegasan Batas Daerah di Laut (melalui pengukuran di lapangan) 1. Penelitian dokumen batas Kegiatan penelitian dokumen yang dimaksud pada tahapan ini ini adal adalah ah meng mengum umpu pulk lkan an semu semua a doku dokume men n yang yang terk terkai aitt deng dengan an penen enentu tua an bat batas daera aerah h di laut aut sepe sepert rtii : peta peta administrasi daerah yang telah ada; peta batas daerah di laut yang pernah ada; dokumen sejarah dll. 2. Pelacakan batas Pelacakan batas dimaksud pada tahapan ini adalah kegiatan seca secara ra fisi fisik k di lapa lapanga ngan n untuk untuk meny menyiap iapka kan n renca rencana na titi titik k acuan yang akan digunakan sebagai titik referensi. Sebagai has hasil kegi egiatan atan pelacak acaka an ini dapat ditandai dengan dipasangnya titik referensi atau pilar sementara yang belum ditentukan titik koordinatnya.

26

3. Pemasangan pilar di titik acuan Kegiatan pelacakan batas dapat dilakukan secara simultan dengan tidak memasang pilar sementara tetapi pilar yang perm perman anen en.. Untu Untuk k menja enjaga ga tetap etap posi osisi pi pillar in ini, i, ju jug ga dibangun 3 (tiga) pilar bantu. Setelah pilar dibangun, maka sel selanj anjutny utnya a di dila laku kuka kan n pengu enguk kuran uran posis osisii deng dengan an alat alat penentu posisi satelit (GPS) yang kelompok titiknya diikatkan pada jaringan Titik Geodesi Nasional. 4. Penentuan titik awal dan garis dasar  Tahap ini merupakan inti dari kegiatan pengukuran lapangan dimana di dalamnya terdapat kegiatan untuk mendapatkan garis pantai melalui survei batimetri dan pengukuran pasang surut. Apab Ap abil ila a su suda dah h di dipe pero role leh h gari garis s pant pantai ai pada pada loka lokasi si yang yang dipe di perk rkir irak akan an akan akan dapat apat di dittentu entuk kan tit titik awal awal,, maka aka sela selanj njut utny nya a mene menent ntuk ukan an titi titik k awal awal yang yang tepa tepat. t. Cont Contoh oh penentuan titik awal dapat dilihat pada gambar 2. Dari beberapa titik awal yang telah diperoleh ditentukanlah garis dasar yang akan digunakan sebagai awal perhitungan 12 mil laut. Garis dasar tersebut dapat berupa garis dasar lurus yang berjarak tidak boleh lebih dari 12 mil laut atau garis dasar normal yang berhimpit dengan garis kontur nol yang biasanya berbentuk kurva. Contoh penentuan titik awal dan penarikan garis garis dasar dapat dilihat dilihat pada gambar 2. Garis Dasar Normal Titik Awal Garis Dasar Lurus

Gambar 2. Contoh penentuan titik awal dan garis dasar  (garis dasar lurus dan garis dasar normal)

27

5. Pengukuran batas Dalam pengukuran batas terdapat tiga kondisi yang berbeda yakni pantai yang bebas, pantai yang saling berhadapan dan pantai saling berdampingan. Untuk pantai yang bebas pengukuran batas sejauh 12 mil laut dari garis dasar (baik garis dasar lurus dan atau garis dasar normal). Atau dengan kata lain membuat garis sejajar dengan garis dasar yang berjarak 12 mil laut atau sesuai dengan kondisi yang ada. ada. Pengukuran Pengukuran batas batas kondisi kondisi ini dapat dapat dilihat dilihat pada pada gambar 3.

12 mil

Garis Pantai pada Peta Laut Garis Dasar  Titik Acuan  Titik Awal  Titik Batas Zone Pasang Surut

Gambar 3. Contoh penarikan garis batas bagi daerah yang  berbatasan dengan laut lepas atau perairan kepulauan.

Untu Untuk k pant antai yang yang sali aling berh berhad ada apan pan dilak ilakuk ukan an deng dengan an menggunakan prinsip garis tengah (median line). Pengukuran batas kondisi ini dapat dilihat pada gambar 4. DAERAH A

DAERAH B

Gambar 4. Contoh penarikan garis batas dengan metode garis tengah

28 (median line) pada dua daerah yang berhadapan

Untu Untuk k pant pantai ai yang yang sali saling ng berda berdamp mpin inga gan n dila dilaku kukan kan deng dengan an menggunakan prinsip sama jarak. Pengukuran batas kondisi ini dapat dilihat pada gambar 5.

DAERAH A

DAERAH B

Gambar 5. Contoh penarikan garis tengah dengan metode Ekuidistan pada dua daerah yang berdampingan

Untuk mengukur batas kewenangan pengelolaan wilayah laut pulau kecil yang berjarak lebih dari 2 kali 12 mil yang berada dalam satu daerah provinsi, diukur secara melingkar dengan   jarak 12 mil untuk laut provinsi dan sepertiganya merupakan laut kabupaten dan kota. Pengukuran batas kondisi ini dapat dilihat pada gambar 6. 12 mil Pulau Kecil

4 mil

> 24 mil

12 mil 4 mil

Gambar 6. Contoh penarikan garis batas pada pulau kecil

29

yang berjarak lebih dari 2 kali 12 mil namun berada dalam satu provinsi.

Untuk mengukur batas kewenangan pengelolaan wilayah laut pulau kecil yang berjarak kurang dari 2 kali 12 mil yang berada dalam satu daerah provinsi, diukur secara melingkar dengan  jarak 12 mil untuk laut provinsi dan sepertiganya merupakan laut kabupaten dan kota. Pengukuran batas kondisi ini dapat dilihat pada gambar 7. 12 mil Pulau Kecil

4 mil

< 24 mil

12 mil 4 mil

Gambar 7. Contoh penarikan garis batas pada pulau kecil yang berjarak kurang dari 2 kali 12 mil namun berada dalam satu provinsi.

Untuk mengukur batas kewenangan pengelolaan wilayah laut pulau-p pulau-pulau ulau kecil kecil yang berada berada dalam dalam satu satu daerah daerah provins provinsi, i, diu iuku kurr seca secara ra melin eling gkar deng dengan an jara jarak k 12 mil mil untu untuk k laut laut provi provins nsii dan dan sepe sepert rtig igany anya a merup merupak akan an laut laut kabupa kabupate ten n dan dan kota. Pengukuran Pengukuran batas batas kondisi kondisi ini dapat dilihat dilihat pada pada gambar gambar 8.

30

< 8 mil

12 mil < 24 mil > 24 mil

Pulau Kecil

4 mil

> 24 mil 12 mil 4 mil

Gambar 8. Contoh penarikan garis batas pada pulau-pulau kecil yang berada dalam satu provinsi.

Untuk mengukur batas kewenangan pengelolaan wilayah laut pulau kecil yang berada dalam daerah provinsi yang berbeda dan berjarak kurang dari 2 kali 12 mil, diukur menggunakan prinsip garis tengah (median line). Pengukuran batas kondisi ini dapat dilihat pada gambar 9.

12 mil Prov.A 4 mil < 24 mil 12 mil 4 mil Prov. B

Gambar 9. Contoh penarikan garis batas pada pulau kecil yang berjarak kurang dari 2 kali 12 mil dan berada pada provinsi yang berbeda

= laut provinsi

31

= laut kabupaten dan kota = daratan 6. Pembuatan peta batas Dalam melakukan pembuatan peta batas daerah di wilayah laut laut harus harus mengi mengiku kuti ti sp spes esif ifik ikas asii tekn teknis is yang yang dija dijaba bark rkan an sebagai berikut : Ellips psoi oida da a. Elli

dan dan Proyek Proyeksi si.. Dala Dalam m pemb pembuat uatan an Peta Peta Bata Batas s Daera Daerah h di wilayah laut dibuat dengan spesifikasi sebagai berikut :

Ellipsoida : WG WGS-84 Proyeksi : UTM Skala : a) Peta Batas Daer aerah has hasil penet netapan secara Kartometris 1:500.000 untuk batas daerah provinsi 1:100.000 untuk batas daerah kabupaten 1:50.000 untuk batas daerah kota b) Peta Batas Daerah h a sil penegasan dengan pengukuran 1:500.000 untuk batas daerah provinsi 1:100.000 untuk batas daerah kabupaten 1:50.000 untuk batas daerah kota

-

-

b. Ukuran dan Format Peta : 1) Ukura Ukuran n peta peta dite ditent ntuka ukan n deng dengan an ukura ukuran n stan standa darr peta peta (A0) 2) Seti Setiap ap lem lembar bar peta peta mem memuat uat sat satu wil wilayah ayah provi rovins nsii dengan mencakup provinsi tetangganya 3) Pada peta ditulis ditulis daftar koordinat koordinat geografis geografis dan UTM c. Macam Simbo Simboll dan Tata Tata Letak Letak Informasi Informasi Tepi: Tepi: 1) Simbol Simbol batas daerah di laut disesuaika disesuaikan n dengan simbol simbol yang baku digunakan 2) Tata Tata letak letak mengiku mengikuti ti ketent ketentuan uan pembuat pembuatan an peta peta yang berlaku. d. Peny Penyaj ajia ian n Info Inform rmas asii Peta Peta:: Pada Pada peta peta bata batas s daer daerah ah di wilayah laut dicantumkan juga : 1) Nama personil personil pelaksana pelaksana 2) Nama Tim Penegasan Penegasan Batas Daerah Daerah 3) Kolom Kolom pengesah pengesahan an e.

Proses Pembuatan Peta: Proses pembuatan peta dilaksanakan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1) Proses Proses kartogra kartografi fi

32

a) b) c) d) e) f) g)

Peren Perenca canaa naan n Persi Persiap apan an Pengump Pengumpula ulan n data data Rencana Rencana kompil kompilasi asi Komp Kompil ilas asii Peng Pengga gamb mbar aran an Pemisa Pemisahan han warna warna lembar lembar lembar lembar

hitam kuning biru magenta

2) Proses Proses lithogr lithografi afi a) Pembuat Pembuatan an plat cetak cetak Plat untuk warna hitam Plat untuk warna kuning Plat untuk warna biru Plat untuk warna magenta b) Cetak Cetak cob coba a c) Koreksi Koreksi dan perbaikan perbaikan cetak cetak coba coba d) Pence Penceta taka kan n D. Spesifikasi Teknis Pengukuran dan Penentuan/Pemasangan Penentuan/Pemasangan Pilar Titik  Acuan Batas 1.

Ellipsoida dan Proyeksi. Dalam pembuatan pilar titik acuan batas di lapangan dibuat dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Ellipsoida : WGS-84 b. Proyeksi : UTM

2.

Koor Koordi dina natt Posi Posisi si : Posi Posisi si koor koordi dina natt koordinat geografi (lintang, bujur)

3.

Metode Pengukuran dan Penentuan/Pemasangan Pilar titik acuan batas: Pengukuran dan pelaksanaan penentu penentuan/p an/pema emasang sangan an pil pilar ar titik titik acuan acuan batas batas dil dilakuk akukan an dengan metode sebagai berikut :

dibe di beri rika kan n

dala dalam m

a. Pendirian Pilar Titik Acuan Batas dan atau Titik Referensi 1)

Penentuan Lokasi Pilar titik acuan batas/Titik Referensi : Kriteria teknis penentuan lokasi pilar titik acuan batas/titik referensi adalah ; Pada kondisi tanah yang stabil Di daer daerah ah terb terbuk uka a dan dan terh terhin inda darr dari dari abrasi Mudah ditemukan dan mudah dijangkau Pada Pada “tit “titik ik seku sekutu tu” ” (tit (titik ik bata batas s anta antarr provinsi atau antar kabupaten dan kota), titik acuan   jug juga a merup merupak akan an pila pilarr titi titik k acuan acuan bata batas. s. Bila Bila titi titik k sekutu berada di tengah sungai atau pada badan air,

33

maka maka diba dibang ngun un pila pilarr titi titik k acuan acuan bata batas s di masi masing ng-masi masing ng tepi tepi su sunga ngaii sert serta a jara jarakny knya a teruk terukur ur seca secara ra akurat. 2) Bentuk dan dan Dimensi Dimensi Pilar Titik Titik Acuan : Pilar memiliki bentuk dan dimensi yang standar Seti Setiap ap pila pilarr dile dileng ngka kapi pi deng dengan an “Bras “Brass s  Tablet”

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

TA-P.12.001 DILARANG MERUSAK DAN MENGGANGGU TANDA INI

Bentuk Bentuk dan dimensi dimensi pil pilar ar dapat dapat dil diliha ihatt pada gambar berikut.

-

100 Cm 200 Cm

200 Cm 50 TANDA PILAR 20

10

KETR PILAR

100

TANDA SISI PILAR

LANTAI BETON TAMPAK DEPAN TAMPAK DEPAN

TAMPAK BELAKANG TAMPAK BELAKANG

34

3) Titik Titik Bantu Bantu : Setiap pilar titik acuan batas diikatkan pada tiga titik bantu  Titik bantu diukur jarak dan arahnya Bentu Bentuk k dan dan dime dimens nsii titi titik k bant bantu u dapa dapatt dilihat pada gambar berikut : -

TAMPAK TAMPAKMUKA MUKA 20

BAUT KUNINGAN

KONSTRUKSI KONSTRUKSI

50

20

80 1.6 mm

PASIR & KERIKIL 130

SEKALA 1 : 20 DIMENSI CM

PERBANDINGAN SEMEN : PASIR : BATU : 1 : 2 : 3

35

b. Penentuan Posisi dengan GPS 1) Metode Metode Pengam Pengamata atan n: Penentuan posisi relatif menentukan baseline antara titik-titik Dilakukan pengamatan bersamaan Diikatkan dengan DGN95 -

untuk secara

2) Persyaratan Persyaratan dan Durasi Durasi Pengamata Pengamatan n GDOP < 8 Interval epoch 15 detik Minimal 6 satelit Durasi pengamatan minimal 180 menit 3) An Ante tena na Pene Peneri rima ma GPS GPS : Bebe Bebera rapa pa hal hal yang yang perl perlu u diperhatikan adalah : menggunakan tiga antena secara bersamaan selama pengamatan tinggi antena diukur sebelum dan sesudah selesai pengamatan antena antena dipasa dipasang ng pada pada daerah daerah terbuk terbuka a o dengan elevasi minimal 15 c. Pengo Pengola lahan han Data Data 1)

Pengolahan Da Data Ak Akhir : Pe Pengolahan data data dilak dilaksana sanakan kan menggu menggunak nakan an perangk perangkat at lunak lunak yang sesuai dengan penerima yang digunakan 2) Transformasi Ko Koordinat : Tr Transformasi koordinat untuk ntuk setiap pilar titik acuan batas atas memberikan hasil : Koordi Koordinat nat geograf geografis is (linta (lintang, ng, bujur bujur dan tinggi terhadap speroid WGS-84) Koordinat UTM (meter, WGS-84)

E.

Spes Spesif ifik ikas asii Tekn Teknis is Peta Peta Bata Batas s Daer Daerah ah 1. Ellipsoida dan Proyeksi. Dalam pembuatan

-

Peta Batas Daerah di wilayah laut dibuat dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Ellipsoida : WGS-84 b. Proyeksi : UTM c. Skala : 1) Peta Batas Daer aerah has hasil penet netapan secara Kartometris 1:500.000 untuk batas daerah provinsi 1:100.000 untuk batas daerah kabupaten 1:50.000 untuk batas daerah kota

36

-

2) Peta Peta Bata Batas s Daer Daerah ah has hasil pene penega gasa san n deng dengan an pengukuran 1:500.000 untuk batas daerah provinsi 1:100.000 untuk batas daerah kabupaten 1:50.000 untuk batas daerah kota 2. Ukuran dan Format Peta : a. Ukuran Ukuran peta peta ditent ditentuka ukan n dengan dengan ukuran ukuran standar standar peta peta (A0) b. Seti Setiap ap lem lembar bar peta peta mem memuat uat sat satu wil wilayah ayah provi rovins nsii dengan mencakup provinsi tetangganya c. Pada peta ditulis ditulis daftar daftar koordinat koordinat geografi geografis s dan UTM d. Format peta peta lihat lihat gambar gambar berikut berikut :

B

C

D

E A F

G

H

Keterangan : A. Peta Batas Daerah B. Judul Judul Peta; Peta; Sekal Sekalaa Peta; Peta; Nomor Nomor Lemb Lembar ar Peta; Peta; Nama Nama Prov Provins insi, i, Kabupa Kabupaten ten atau atau Kota; Edisi C. Diagram Lokasi D. Lambang Lambang Depdagr Depdagrii dan atau atau Inst Institu itusi si yang yang beker bekerjas jasama ama E. Ketera Keterangan ngan Peta Peta (Simb (Simbol, ol, singkat singkatan an dan dan riway riwayat at sert sertaa skala skala batang) batang) G. Daft Daftar ar Titi Titik k Koor Koordi dina natt Bata Batass Daer Daerah ah H. Pengesahan

3. Macam Simbol dan Tata Letak Informasi Tepi: a. Simbol batas daerah di wilayah laut disesuaikan dengan simbol yang baku digunakan b. Tata letak mengikuti ketentuan pembuatan peta yang berlaku.

37

Penyajian Informasi Peta: Pada peta batas daerah di laut dicantumkan juga: a. Nama Nama personil personil pelak pelaksan sana a b. Nama Tim Tim Penegasan Penegasan Batas Daerah c. Kolom Kolom peng pengesa esaha han n

4.

Pros Proses es Pem Pembuata uatan n Pet Peta: Pros Proses es pem pembuat buatan an peta peta dilaksanakan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

5.

a. Proses kartografi 1) Pere Perenc nca anaan naan 2) Persi rsiapan 3) Peng Pengum umpu pula lan n dat data a 4) Renc Rencana ana komp kompil ilas asii 5) Komp ompilasi 6) Peng Pengg gamb ambaran aran 7) Pemi Pemisa saha han n war warna na lembar lembar lembar lembar

hitam kuning biru magenta

b. Proses lithografi 1) Pemb Pembuat uatan an plat plat ceta cetak k Plat untuk warna hitam Plat untuk warna kuning Plat untuk warna biru Plat untuk warna magenta 2) Cetak Cetak cob coba a 3) Koreksi Koreksi dan perbaikan perbaikan cetak cetak coba 4) Pence Penceta taka kan n

MENTERI DALAM NEGERI,

H. MOH. MA’RUF

38

Formulir 01

BERITA ACARA PELACAKAN BATAS DAERAH No................................(1) No................................(1)

Pada Pada hari hari ini ini .... ...... .... .... (2), (2), tang tangga gall .... ...... .... .... .... .... .... .... .. (3) (3) bula bulan n .... ...... .... .... (4) (4) tahu tahun n …………….(5) Bertempa Bertempatt di : Desa/K Desa/Kelura elurahan han *)… .......... ............... ....... (6) (6) Kecamata Kecamatan.... n......... ......……. .……..(7) .(7) Kabupaten Kabupaten/Kot /Kota a .......... ............... .....(8) (8) Provinsi Provinsi ... .............. .................( ...(9) 9) dinyatakan dinyatakan bahwa telah dilac ilaca ak loka lokas si-lo i-loka kas si untu ntuk pema emasanga angan n pila pilarr batas atas daer daerah ah provi rovins nsii/ kabupaten/kota*) di : 1. 2. 3. 4. 5.

.................................................................(10) ................................................... ..................................................................(10) ...............(10) ................................................... ..................................................................(10) ...............(10) …...............................................................(10) dan seterusnya

Dengan menandai lokasi-lokasi dimaksud dengan patok kayu sementara yang dicat warna merah, pilar batas, batas, dan lainnya. Data lebih rinci rinci mengenai hasil hasil survei pelacakan lokasi penetapan/ pemasangan pilar batas daerah provinsi/kabupaten/kota*) provinsi/kabupaten/kota*) Nomor : .......... (11), terlampir

TIM PENEGASAN BATAS DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) …………………………………… (12)

................................................ (13) (14)

TIM PENEGASAN BATAS DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) .......…..…………………… (12)

........................................

 TIM PENEGASAN BATAS DAERAH TINGKAT PUSAT

.............................................. (15) Ket: *) Coret yang tidak perlu

39

ii

PETUNJUK PENGISIAN BERITA ACARA PELACAKAN BATAS DAERAH ( 1) Diisi Diisi nomor nomor agenda agenda daerah daerah yang yang berbata berbatasan san ( 2) 2) Cuku Cukup p jel jela as ( 3) 3) Cuku Cukup p jel jela as ( 4) 4) Cuku Cukup p jel jela as ( 5) 5) Cuku Cukup p jel jela as ( 6) Diisi Diisi nama nama Desa / Kelur Keluraha ahan n yang berbat berbatasa asan, n, dimana dimana pilar pilar tersebu tersebutt akan dipasang ( 7) Diisi Diisi nama nama Kecamat Kecamatan, an, dimana dimana pilar pilar terse tersebut but akan akan dipasa dipasang ng ( 8) Diisi Diisi nama Kabupat Kabupaten en / Kota dimana dimana pilar pilar tersebut tersebut akan akan dipasang dipasang ( 9) Diisi Diisi nama Provins Provinsi, i, dimana dimana pilar pilar tersebut tersebut akan dipasa dipasang ng (10) (10) Diis Diisii nama nama loka lokasi si yang yang dilac ilacak ak,, deng dengan an meny menyeb ebut utka kan n nama nama Dusu Dusun n / Lingkungan dan nama Desa / Kelurahan/Kecamatan (11) (11) Diis Diisii deng dengan an nomo nomorr su sura ratt Data Data Surv Survei ei Pela Pelaca caka kan n Loka Lokasi si pene peneta tapa pan n / pemasangan Tanda Batas Batas daerah Provinsi/Kabupaten/Kota Provinsi/Kabupaten/Kota ; contoh : No.......... No.......... (lihat Formulir 02) (12) Diisi nama nama Provinsi/Kabupaten/K Provinsi/Kabupaten/Kota ota yang berbatasan (13) Diisi nama jelas jelas dan tanda tanda tangan Ketua Tim Tim daerah yang berbatasan. (14) (14) Idem Idem (15) Diisi nama jelas jelas dan tanda tanda tangan dari Ketua Ketua Tim Pusat. Pusat.

40

iii Formulir 02

DATA SURVEI PELACAKAN LOKASI PEMASANGAN PILAR BATAS DAERAH Antara Provinsi / Kabupaten / Kota *).............................. Dengan Provinsi Provinsi / Kabupaten Kabupaten / Kota Kota *)............................. *)............................. Nomor : .................................. .................................. (1)

I.

LOKASI

: ..................................................... ..............................................................................… .........................…..(2) ..(2)

  Terletak di : Desa/Kelurahan :........................................... :........................................... (3) Kecamatan :........................................... :........................................... (4) Kabupaten Kabupaten :......... :.............. .......... .......... .......... .......... .......... ......... .... (5) Provinsi :........................................... :........................................... (6) Survei Survei pada tanggal tanggal Pelaksana survei

: .......... ............... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ....... .. (7) : 1 ………. .…... ..............................................(8) ..............................................(8) 2. .........…..................................................(8) 3. ............……..............................................(8)

Peta/ Data yang digunakan

: .................................................... ...................................................................(9) ...............(9)

Situasi : 1. Letak Geografi Geografis s Tanah Tanah (bila (bila ada ada data) data) - Lintang Lintang : .......... ............... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .....(10) (10) - Buju Bujurr : .... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ...( .(11 11)) - Tingg Tinggii : ...... ......... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...(12 (12)) - Koordinat : ...................................................... ...........................................................................(13) .....................(13) 2. Kond Kondis isii Tana Tanah h *) - Jenis Tanah Tanah : Karang/Pa Karang/Pasir/ sir/Tanah Tanah Liat/Gam Liat/Gambut but ………………… ………………………(1 ……(14) 4) - Bentuk Bentuk tanah tanah : Segi empat/Tr empat/Transp anspesium esium/Tak /Tak beraturan beraturan ………………(1 ………………(15) 5) - Keadaa Keadaan n tanah tanah : Daftar Daftar/mi /mirin ring/B g/Berg ergelo elomb mbang ang/Bu /Bukit kit …………… ………………… ………(1 …(16) 6) - Tana Tanah h didu diduga ga beka bekas s : Sawa Sawah/ h/La Lada dang ng/R /Raw awa/ a/Ta Tana nah h bang bangun unan an/H /Hut utan an leba lebat… t….. (17) - Tanah Tanah untuk untuk bangunan bangunan : Baik/kuran Baik/kurang g baik/t baik/tidak idak baik /terjal/cu /terjal/curam… ram………… ………… … (18) 3. Leta Letak k Lok Lokas asii - Jarak Jarak dengan jalan jalan terdekat terdekat : ........... ................ .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......….. ..…....... .........( ....(19) 19) - Jarak Jarak dengan dengan sungai sungai terdek terdekat at : ...... ......... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... .....( ..(20) 20) - Jarak dengan perkampungan terdekat:........................................ terdekat:...................................................(21) ...........(21) - Sekitar tanah lokasi terdekat : ....................... ...................................(22) ...................................(22) 4. Status Status Tanah Tanah *) : Tanah Tanah Negara/t Negara/tanah anah Milik perorang perorangan/ an/ tanah tanah adat lain …… (23) - Pemegang hak atas tanah :.................................................... :.........................................................…..(24) .....…..(24)

41 II. II. SO SOSI SIAL AL BUDA BUDAYA YA 1. Masyarakat/ Penduduk di sekitar lokasi ...................................................( ...................................................(25) 25) 2. Pemuka Pemuka Masyara Masyarakat kat di di sekitar sekitar lokasi lokasi : a. Nama Nama b. Jabata Jabatan n

: .... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ...( .(26 26)) :..... :........ ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... .....( ..(27) 27)

iv

a. Nama Nama b. Jabata Jabatan n

: .... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ...( .(28 28)) :..... :........ ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... .....( ..(29) 29)

3. Keteranga Keterangan n lain yang dianggap dianggap perlu perlu : ...................................................... ................................................................................. .............................................. ................... ...................................................... ................................................................................. ..............................................(30) ...................(30)

 

TIM TIM PENEGA PENEGASAN SAN BATAS BATAS

DAE DAERAH PROVI OVINSI/ NSI/KA KABU BUPA PAT TEN/K EN/KOT OTA A ……..………………………… (31) …………......... …………......... ....................... (32)

TIM

BATAS BATAS

DAERAH PROV PROVIN INSI SI/K /KAB ABUP UPA ATEN/ TEN/K KOTA OTA …………………………… (31) ......................................... (33)

 TIM PENEGASAN BATAS DAERAH   TINGKAT PUSAT

............................................. (34) Ket: *) Coret yang tidak perlu

PENEGA PENEGASAN SAN

42

v

PETUNJUK PENGISIAN DATA SURVAI PELACAKAN LOKASI PENETAPAN/ PEMASANGAN  TANDA BATAS DAERAH ( 1) ( 2) ( 3) ( 4) ( 5) ( 6) ( 7) 7) ( 8) ( 9) (10) (11) (11) (12) (12) (13) (13) (14) (14) (15) (15) (16) (16) (17) (17) (18) (18) (19) (19) (20) (20) (21) (21) (22) (22) (23) (23) (24) (24) (25) (26) (26) (27) (27) (28) (28) (29) (29) (30) (30) (31) (32) (33) (33) (34)

Diisi Diisi nomor agenda agenda surat surat di kantor kantor daerah daerah yang berbat berbatasan asan Diisi Diisi nama nama lokas lokasii yang yang dilac dilacak ak Diisi Diisi nama nama Desa/Kel Desa/Kelurah urahan an yang yang berbata berbatasan san Diisi Diisi nama nama Kecamat Kecamatan an yang yang bersang bersangkutan kutan Diisi Diisi nama Kabup Kabupaten/ aten/Kota Kota yang yang bersa bersangkut ngkutan an Diisi Diisi nama nama Provins Provinsii yang yang bersang bersangkutan kutan Cuku Cukup p jel jela as Diisi Diisi nama petug petugas as Survei Survei dan dan nama jabatannya jabatannya Diisi Diisi bilamana bilamana ada ada nama nama peta/data peta/data yang yang diguna digunakan kan Diisi bilamana bilamana ada data yang menyatakan menyatakan hal tersebut Idem Idem Idem Idem Idem Idem Cukup Cukup jelas jelas Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Idem Cukup Cukup jelas jelas Idem Idem Diisi nama adat adat disekitar disekitar lokasi lokasi survei survei Cukup Cukup jelas jelas Idem Idem Idem Idem Idem Idem Cukup Cukup jelas jelas Diisi nama nama Provinsi/Kabupaten/K Provinsi/Kabupaten/Kota ota yang berbatasan Diisi nama jelas dan dan tanda tangan Ketua/Anggota Ketua/Anggota Tim daerah yang berbatasan. berbatasan. Idem Idem Diisi nama jelas jelas dan tanda tanda tangan dari Ketua Ketua Tim Tingkat Tingkat Pusat.

43

vi Formulir 03

BERITA ACARA

PENETAPAN / PEMASANGAN PILAR BATAS DAERAH No................................(1) No................................(1)

Pada hari ini ............. (2), tanggal ............ (3) Bulan ….........(4) ….........(4) Tahun ............ (5) bertempat di : Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan *) ……............ (6) Kecamatan .................... (7) Kabupaten/ Kota *)............................. (8), Provinsi .......................... .......................... (9), Berdasarkan Berita Berita Acara Pelacakan Batas Daerah Daerah Nomor : ............ (10) telah diadakan kesepakatan penetapan/pemasangan penetapan/pemasangan tanda batas wilayah antara Provinsi/Kabupaten/Kota Provinsi/Kabupaten/Kota *) ................. (11) dan ............................. ............................. (12) , dalam bentuk batas buatan, buatan, dengan nomor nomor pilar sebagai sebagai berikut : 1. .......... ............... .......... .......... .......... .......... ......... .... (13) (13) 2. .......... ............... .......... .......... .......... .......... ......... .... (13) (13) 3. dan seterusnya Demiki Demikian an berit berita a acara acara ini dibua dibuatt untuk untuk diperg diperguna unakan kan semest semestiny inya a dan dan masin masinggmasing pihak mentaatinya.

TIM PENEGASAN BATAS DAERA ERAH P PR ROVI OVINSI/ NSI/K KABUP ABUPA ATEN/K EN/KOT OTA A

TIM PENEGASAN BATAS DAERAH PROV PROVIN INSI SI/K /KAB ABUP UPA ATEN/ TEN/K KOTA OTA

........……. …………………… (14)

.......................…………… (14)

…..........................................(15)

.......................................... (16)

 TIM PENEGASAN BATAS DAERAH   TINGKAT PUSAT ............................................. (17) Ket. : *) : Coret Coret yang tidak perlu PETUNJ PETUNJUK UK PE PENGI NGISIA SIAN N BERITA BERITA ACARA ACARA PENETA PENETAPAN PAN/PE /PEMAS MASAN ANGAN GAN PILAR PILAR BATAS BATAS DAERAH ( 1) ( 2) 2) ( 3) ( 4) ( 5) ( 6) ( 7) ( 8) ( 9) (10)

Diisi Diisi Nomor Nomor Agenda Agenda wilayah wilayah yang yang berbat berbatasa asan n Cuku Cukup p jel jela as Idem Idem Idem Diisi Diisi nama nama Desa Desa / Kelur Kelurahan ahan dimana dimana pilar pilar batas batas dipasa dipasang ng Diisi Diisi nama nama Kecam Kecamatan atan,, dimana dimana pilar pilar batas batas dipasa dipasang ng Diisi Diisi nama Kabupa Kabupaten ten / Kota diman dimana a pilar batas batas dipas dipasang ang Diisi Diisi nama Provin Provinsi, si, dimana dimana pilar pilar tersebu tersebutt dipasang dipasang Diisi nomor nomor Berita Berita Acara pelacakan Batas Batas wilayah wilayah

44 (11) (12) (12) (13) (14) (15)

Cukup Jelas Cukup Cukup Jelas Jelas Diisi nomor-nomor nomor-nomor pilar batas batas yang dipasang sesuai dengan dengan jumlah jumlah pilar pilar Diisi nama nama Provinsi/Kabupaten/K Provinsi/Kabupaten/Kota ota yang berbatasan Diisi nama jelas jelas dan tanda tanda tangan Ketua Tim Tim Daerah yang berbatasan (16) (16) Idem Idem (17) Diisi nama nama jelas dan dan tanda tangan tangan dari Tim Pusat Pusat

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF