Permata Yang Tak Ternilai

June 2, 2018 | Author: xenocross | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Sebuah instruksi singkat untuk pendarasan nama Buddha Amitabha oleh Upasaka Li Ping Nan...

Description

1

Revisi terjemahan: Oktober Ok tober 2012. Silakan memperbanyak/memfotokopi.

2

Revisi terjemahan: Oktober Ok tober 2012. Silakan memperbanyak/memfotokopi.

2

Upāsaka Li Li Ping-nan alias  Li  Li Hsüeh-lu (1890 –  –1986) 1986) 3

4

§1 SADARI SITUASI SAAT INI SERTA MASA DEPAN YANG AKAN ANDA JALANI

 A. Kehidupan Manusia Penuh Kesulitan 

Jatuh sakit, menjadi tua, terpisah atau kematian dari orang yang dicintai, kehilangan harta-benda, mendapat ancaman musuh  — siapakah yang dapat mengelak dari hal-hal ini?

Selain itu: Orang yang miskin berharap memperoleh kekayaan,  Yang tak berketurunan berharap mendapatkan anak,  Yang menganggur berharap mendapatkan pekerjaan. Namun, yang keinginannya terkabul sebenarnya ada berapa banyak?   

Di tengah hal-hal yang tak sesuai harapan ini, muncul pertanyaan: adakah cara untuk terlepas dari semua ini?

B. Dunia Ini Diliputi Bencana Topan badai berhembus, gempa bumi mengguncang; banyak rumah dan bangunan yang roboh, banyak korban yang meninggal atau terluka. Setelah lama tidak hujan, terbitlah kekeringan. Akan tetapi, hujan yang terlampau lebat mendatangkan banjir. Panen yang gagal mengakibatkan orang mati kelaparan; sebaliknya, air bah yang melimpah merendam permukiman. 5

Ketika kebakaran hebat timbul, api menghanguskan sepanjang jalan di kota. Hal ini pun merenggut banyak korban  jiwa. Peristiwa-peristiwa ini terjadi kurang lebih dari tahun ke tahun, dan berarti setiap tahunnya akan ada kematian yang terjadi. Masih ada lagi: dalam tahun-tahun belakangan ini dunia semakin tidak damai. Negara-negara yang mengabaikan peri kemanusiaan sering menimbulkan peperangan. Tersiar kabar adanya senjata pembunuh massal, bom atom, bom hidrogen, dsb. yang menakutkan dan dapat memusnahkan ras manusia. Dunia sepertinya sedang mendekati perubahan  — menjadi ladang pembantaian raksasa! Kembali muncul pertanyaan: di tengah segala bencana ini siapakah yang memiliki cara untuk menghindarinya?

C. Penderitaan dalam Roda Saṃsāra Pedihnya lagi, setelah manusia meninggal bukan berarti 6

segalanya selesai. Oleh karena manusia melekat pada kelahiran dan kematian ( sa ṃsāra ), kesadarannya tidaklah padam. Ada enam alam keberadaan: (1) dewa, (2) manusia, (3) asura, (4) binatang, (5) setan kelaparan, dan (6) neraka. Kesadaran manusia umumnya tidak terlepas dari jangkauan keenamnya. Di antara enam jalur-kelahiran ini, alam dewa dan manusia agak lebih baik. Namun, semuanya tetap masih mengalami lahir dan mati. Semuanya terus datang dan pergi, berputar-putar dalam suatu lingkaran.  Anda bayangkan: sewaktu-waktu Anda menjadi dewa atau manusia, di waktu lain Anda menjadi binatang atau penghuni neraka  — lahir-mati, lahir-mati selama ribuan dan  jutaan kali. Dalam siklus perputaran tersebut, tumpukan tulang dari mayat-mayat Anda sudah setinggi gunung, air mata yang Anda teteskan sudah seluas samudra. Alangkah menderitanya! Kembali muncul pertanyaan: siapakah yang memiliki cara untuk keluar dari roda saṃsāra dan memperoleh hidup pan jang yang sentosa?

7

§2 DHARMA UNTUK TERBEBAS DARI KESULITAN HIDUP, BENCANA, DAN RODA SAṂSĀRA

 A. Kesulitan Hidup Dapat Diubah, Bencana Dapat Dilenyapkan Penderitaan atau kebahagiaan manusia sesungguhnya merupakan sebuah akibat, sesuai dengan paham  “sebabakibat tiga masa”. Bagi yang tidak mengerti prinsip ini, tentu sukar untuk menjelaskan penderitaan atau kebahagiaan yang dialami manusia. Jelas kesulitan hidup dan bencana yang kita jumpai kini pun berhubungan dengan sebab-akibat, dan cara tercepat untuk mengubah atau melenyapkannya adalah dengan melakukan perenungan terhadap Buddha (budd hānusmṛ ti , Cn. nien-fo *) 念佛 ). Di dalam sūtra disebutkan: Merenungkan satu kalimat [nama] Buddha dengan sungguh hati dapat memusnahkan karma buruk berat dalam kelahiran dan kematian selama 80 ko ṭi kalpa.  — Amitāyur - dhyāna Sūtra   Apabila karma buruk dapat dimusnahkan, kesulitan dan bencana apa lagi yang akan kita jumpai? Di dalam sūtra juga disebutkan, bagi orang yang dapat merenungkan/mengingat Buddha, maka *)

 Kata nien 念 dapat berarti ‘merenungkan/mengingat’, atau juga ‘melafalkan’. 8

... para Buddha yang tak terhitung dan tak terhingga di enam penjuru juga akan datang menjaga serta mengingatnya.  — Amitābha Sūtra  Para Buddha memiliki aneka kualitas bajik serta kecakapan; kekuatan Dharma-Nya adalah tidak terhingga. Apabila para Buddha memberkati kita, bencana manakah yang kita takuti?

B. Keluar dari Roda Saṃsāra dan Hidup Panjang Selamanya Di luar enam jalur-kelahiran adakah alam keberadaan lainnya? Ini merupakan suatu pertanyaan yang menggelitik. Jawabannya adalah “ya”. Enam jalur-kelahiran merupakan ranah makhluk biasa ( p ṛt hagjana ); sedangkan masih terdapat ranah para suci (ārya ). Ranah para suci ialah negeri Buddha (buddhak ṣ etra ). Di sebelah barat sistem dunia (lokadhātu ) kita terdapat sebuah sistem dunia bernama SUKHĀVATĪ, yaitu negeri Buddha AMITĀBHA, yang tersusun dari kumpulan tujuh permata. Kemurnian hiasannya, dibandingkan istana surga mana pun (catatan:  surga bukan hanya satu tingkat, “tuhan” penguasa surga  juga tak terhitung dan tak terhingga jumlahnya) , lebih indah ribuan, laksaan,

 jutaan kali.

Sukhāvatī merupakan tempat terbaik di mana usia hidup makhluk-makhluknya tidak terhitung, sangat berbeda dengan dewa dan manusia dalam enam jalur-kelahiran yang masih harus mengalami lahir-mati tanpa henti. Di dalam sūtra disebutkan: Mereka yang terlahir di sana memiliki tubuh yang keemasan dan cahaya yang kemilau. Mereka dilengkapi dengan kekuatan supernatural: bilamana 9

mereka memikirkan pakaian, mereka akan memperoleh pakaian; bilamana mereka memikirkan makanan, mereka akan memperoleh makanan. Usia hidup mereka tidak terhitung sampai mereka menjadi Buddha (dalam satu kehidupan itu juga).  — Sukhāvatīvyūha Sūtra  Bagaimanakah caranya untuk pergi ke sana? Di dalam sūtra disebutkan: Renungkanlah Buddha Amitābha dengan batin terpusat dan tidak terkacaukan,  — Amitābha Sūtra  maka pada saat hidup Anda berakhir, Buddha Amitābha pasti datang menjemput Anda.

10

C. Bukti Tambahan: dari Sebuah Instruksi Kuno Dua faedah perenungan terhadap Buddha yang telah disebutkan di atas dikutip dari sūtra-sūtra. Sebenarnya masih ada beribu-ribu kisah nyata yang tidak mungkin kita angkat seluruhnya di sini sebagai bukti. Akan tetapi, bukti yang banyak, kita yakini, akan lebih meneguhkan batin. Oleh sebab itu, tanpa banyak berkata-kata, berikut ini disajikan  “Sepuluh Manfaat Merenungkan Nama Buddha”. Daftar ini menerangkan sepuluh macam manfaat yang kerap diperoleh seorang praktisi nien-fo:  (1) Siang dan malam seringkali dijaga secara tidak kasat mata oleh para dewa atau jenderal surgawi yang perkasa. (2) Selalu mendapat perlindungan dari 25 bodhisattva, termasuk A VALOKITEŚVARA. (3) Senantiasa dijaga dan diingat oleh para Buddha siang dan malam; Buddha Amitābha juga selalu meman carkan sinar-Nya, menaungi sang praktisi. (4) Semua hantu jahat, yak ṣa, rāk ṣ asa tidak berani mencelakai; ular berbisa dan racun tuba tidak mempan. (5) Tidak mengalami bencana karena air, api, musuh, pencuri, pedang dan senjata, terbelenggu atau terpenjara, serta kematian yang tidak wajar. (6) Semua karma buruk yang telah diperbuat musnah. (7) Bermimpi bagus di malam hari, misalnya melihat tubuh keemasan Buddha Amitābha yang menakjubkan. (8) Batin senantiasa bahagia, wajah berseri-seri, penuh vitalitas, dan apa yang dikerjakan selalu beruntung. (9) Dihormati oleh orang-orang di dunia, yang menghormatinya seperti Buddha. 11

(10) Pada saat akan meninggal, batinnya tidak gentar, melainkan timbul perhatian benar; K ETIGA TOKOH SUCI DARI B ARAT *)  datang menjemputnya dengan panggung emas untuk lahir secara transformasi ( upap ād  aka ) di Tanah Suci Sukhāvatī melalui sekuntum teratai, dan menerima kebahagiaan terunggul. Perhatian:   dari

kesepuluh manfaat ini, sembilan yang pertama merupakan manfaat dalam kehidupan sekarang, yang mengubah kesulitan hidup dan melenyapkan bencana. Manfaat yang terakhir merupakan manfaat di masa datang, yang membebaskan dari roda saṃsāra.

*)

 Yakni Buddha Amitābha dan kedua bodhisattva pembantu-Nya: Avalokiteśvara dan Mahāsthāmaprāpta. 12

§3 BAGAIMANAKAH METODE PERENUNGAN TERHADAP BUDDHA

 A. Pola Ibadat Pagi dan Malam yang Sederhana Bacalah: (1) NA MO TA TZ’ Ŭ TA PEI PÊN SHIH SHIH CHIA MOU NI FO (1) 南無大慈大悲本師 釋 迦牟尼佛 (1) Terpujilah Guru kita yang sejati, Buddha Śākyamuni yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (1) (B aca 1× dan namaskāra 1×, atau cukup berañjali saja .) (2) NA MO TA TZ’ Ŭ TA PEI A MI T’ O FO (1) 南無大慈大悲阿彌陀佛 (1) Terpujilah Buddha Amitābha yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (1) (S ama seperti № 1 .) (3) NA MO A MI T’ O FO (1) 南無阿彌陀佛 (1) Terpujilah Buddha Amitābha. (1) (Tidak  perlu  bernamaskāra, tetapi  cukup  lafalkan  dengan  hormat;  boleh sambil berlutut, duduk, atau berdiri. Paling sedikit lafalkan 100×, atau lafal-  kan 1.000×, 10.000×, atau tergantung kemampuan dan kesibukan setiap orang. Tetapkan jumlahnya, boleh mula-mula sedikit, dan setelah terbiasa, ditambah banyaknya. Tetapi, jangan mula-mula banyak, makin lama makin sedikit. )

13

(4) NA MO KUAN SHIH YIN P’ U SA (1) 南無 觀世音菩薩 (1) Terpujilah Bodhisattva Avalokiteśvara. (1) (Baca 1× dan namaskāra 1×.) (5) NA MO TA SHIH CHIH P’ U SA (1) 南無大勢至菩薩 (1) Terpujilah Bodhisattva Mahāsthāmaprāpta. (1) (Baca  1×  dan  namaskāra  1×.  Avalokiteśvara  dan  Mahāsthāmaprāpta  ialah pembantu-pemba ntu Amitābha di kanan d an kiri-Nya. Ketiganya disebut  ARAT  西方三聖. Setelah melafalkan nama Buddha, T IGA T OKOH S UCI DARI B  sepatutnyalah kita memberi hormat kepada mereka. )

(6) NA MO CH’ ING CHING TA HAI CHUNG P’ U SA (1) 南無 清 淨 大海 眾 菩薩 (1) Terpujilah samudra suci perhimpunan para Bodhisattva. (1) (Baca  1× dan  namaskāra  1×. Dalam  Dunia  Sukhāvatī  terdapat  banyak  se-  kali bodhisattva yang akan menjadi rekan Dharma kita kelak. Oleh karena itu, kita juga mesti bernamaskāra kepada mereka.)

(7)

Pariṇāmanā Gāthā

 YÜAN I TZ’ Ŭ KUNG TÊ

CHUANG YEN FO CHING T’ U

(1) 願以此功德 (1) Semoga dengan kebajik(1) an yang kami lakukan ini,

莊嚴佛淨土 kami dapat menghiasi Tanah Suci Buddha; HSIA CHI SAN T’ U K ’ U

SHANG PAO SZŬ CHUNG ÊN

(1) 上報四重恩 (1) ke atas, dapat membalas (1) empat budi besar*); 14

下濟三塗苦 dan ke bawah, dapat menolong penderitaan tiga kelahiran rendah †).

HSI FA P’ U T’ I HSIN

JO YU CHIEN WÊN CHÊ

(1) 若有見聞者 (1) Apabila terdapat makh(1) luk yang melihat/men(1) dengar kebajikan ini,

悉發菩提心 semoga semua membangkitkan bodhicitta (batin Pencerahan),

CHIN TZ’ Ŭ I PAO SHÊN

T’ UNG SHÊNG CHI LO KUO

(1) 盡此一報身 同生極樂國 (1) sehingga di akhir kedapat terlahir bersama (1) hidupan ini, di Negeri Sukhāvatī. (1) (Ini adalah P  ARI ṆĀMANĀ  G  ĀTHĀ  回向文, yang menyatakan tekad/maksud kita merenungkan Buddha. Tekad semacam ini mutlak perlu untuk dibangkit-  kan.)

(8) Namaskāra dan selesai.  ———————————— Keterangan:

ibadat di atas dilaksanakan dua kali sehari: pagi dan malam. Cuci tangan dan berkumurlah, lalu bakar dupa di depan Buddha dan bernamaskāra; lakukan pelafalan sesuai petunjuk. Jika tiada Buddharūpa, atau  jika tempat tinggal Anda tidak memungkinkan, pembakaran dupa serta namaskāra dapat ditiadakan. Cukup menghadap ke arah Barat dan berkonsentrasi dengan penuh hormat. Kebajikan yang akan  Anda peroleh sama saja.  _________________________________ *) Budi †)

dari orangtua, semua makhluk, raja/negara dan Triratna.  Kelahiran di alam binatang, setan kelaparan, dan neraka. 15

B. Metode Pelafalan Sepuluh Nafas Dalam sekali bernafas [mulai dari menarik sampai mengeluarkan nafas], bacalah “NA MO A MI T ’ O FO ”  sebanyak 3 –5  jurus, atau 6 –7 jurus. Ulangi hingga sepuluh kali bernafas, lalu baca P ARIṆĀMANĀ G ĀTHĀ  sekali. Namaskāra sekali dan selesai.  ———————————— Keterangan:   ini

adalah untuk orang-orang yang super sibuk, yang menghendaki suatu cara yang menghabiskan waktu tidak lebih dari lima menit. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah lakukan tiap-tiap hari: pagi sekali dan malam sekali. Jangan sampai terputus. Jika ada Buddharūpa, lakukanlah di hadapannya;  jika tiada, lakukan dengan menghadap ke arah Barat.

Dua metode perenungan Buddha di atas disusun bagi orang-orang yang sibuk. Jika Anda memiliki waktu agak longgar, Anda dapat melaksanakan metode pertama, dan setelah № (2) tambahlah dengan membaca Amitābha Sūtra 《阿彌陀 經》  sekali & Dhāraṇī untuk Terlahir di Sukhāvatī  《往生咒》 tiga kali. Lalu, ucapkan Gāthā Pujian Buddha 《讚佛偈》 sekali. (Teks-teks ini bisa ditemukan dalam buku-buku kebaktian.) Selanjutnya, Anda dapat meneruskan melafal nama Buddha dari № (3) dst. sampai selesai. Inilah Dharma yang termudah, paling cocok dengan realitas, dan pasti membawa keberhasilan. 16

§4 KONDISI YANG MENDUKUNG KEBERHASILAN NIEN-FO 

 A. Standar Sederhana Kebaikan dan Kejahatan Perenungan terhadap Buddha adalah sebab utama, sedangkan berbuat baik adalah kondisi pendukung. Ini ibarat dua sayap yang harus dimiliki burung untuk dapat terbang tinggi. Akan tetapi, garis batas antara baik dan jahat bagi orang awam masih tidak jelas. Seringkali kita melakukan hal yang baik, namun tidak menyadari bahwa itu kebaikan. Sebaliknya, hal yang jelas-jelas jahat tidak kita ketahui bahwa itu adalah kejahatan. Sekarang akan kita kemukakan sebuah standar yang berdasarkan Daśakuśala Karmapatha Sūtra  《十善業道經》. Bila Anda dapat berpantang dan tidak melanggarnya, maka itu merupakan kebaikan. Sebaliknya, bila Anda melanggarnya, itu merupakan kejahatan. Agar lebih dimengerti, perhatikan skema yang tersusun berikut ini: Tiga karma jasmani  ─ ┌─   Pembunuhan 殺生 Tiga karma jasmani  ─┼─  Pencurian 偷盜  ─ └─  Perzinahan 邪婬 身三業 Empat karma ucapan  ─ ┌─   Kedustaan 妄語 Empat karma ucapan  ─┼─  Omong kosong 綺語 口四業  ─ ├─  Bemulut jahat 惡口 Empat karma ucapan  ─ └─  Lidah bercabang 兩舌 17

Tiga karma pikiran Tiga karma pikiran 意三業

 ─ ┌─   Ketamakan 貪  ─┼─  Dendam 瞋  ─ └─  Kebodohan 癡

 Apabila kita mencelakai binatang, baik besar atau kecil, itu pun termasuk pembunuhan (prāṇātipāta ). Barang atau harta kekayaan, juga nama/merek orang lain, tidak peduli berapa pun jumlahnya, berukuran besar ataupun kecil, yang bukan merupakan hak kita, yang kita ambil tanpa seizin pemiliknya, baik secara terang-terangan atau gelap, baik dengan kekerasan, atau dengan penipuan  — semuanya termasuk pencurian (adat tādāna ). Semua bentuk hubungan seksual dengan makhluk lain, yang dilakukan di luar ikatan suami-istri yang sah, tak peduli apa pun alasannya, adalah merupakan perzinahan ( kām a mithyācāra) . Ucapan palsu yang dilakukan dengan maksud hendak membohongi disebut kedustaan (mṛṣāvāda ). Baik perkataan yang diucapkan, maupun tulisan yang diketikkan, yang intinya mengumbarkan nafsu/keinginan, atau berdampak menimbulkan desas-desus yang meresahkan umum, termasuk omong kosong (saṃbhinna pralāp a)  . Perkataan yang kasar, perkataan yang memaki-maki orang disebut bermulut jahat (pāruṣya vācā ). Ucapan yang mengadu-domba dua belah pihak, yang memutuskan hubungan orang lain, disebut lidah bercabang (paiśunya vācā ). Keinginan atas bermacam-macam barang; merindukan tanpa bisa melupakannya; setelah memperoleh, berpikir bagaimana bisa memperoleh lagi  —  ini disebut ketamakan (abhidhyā ). 18

Karena hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, timbul rasa benci, dan berkembang menjadi amarah  —  ini disebut dendam (vyāpāda ). Tidak memiliki pengetahuan dan sesat dalam menghadapi permasalahan; tidak mau mendengar dan mengikuti prinsip kebenaran yang diucapkan Buddha atau tulisantulisan para bijak; tidak percaya pada hukum sebab-akibat  — ini disebut kebodohan/pandangan salah (mithyā dṛṣṭi ).

B. Tiga Kunci Utama untuk Terlahir di Sukhāvatī: Keyakinan, Tekad, dan Praktek Merenungkan Buddha untuk terlahir di Sukhāvatī merupakan salah satu metode spesifik dari 84.000 Pintu Dharma (dharmaparyāya ) yang diajarkan Buddha, yang disebut  “Jalan Agung di luar segala Pintu”  門餘大道 . Walaupun kelihatannya sederhana, namun prinsip yang dikandungnya amatlah dalam. Tidak mungkin untuk menjelaskannya hanya dengan tiga atau lima kalimat. Harus kita ketahui bahwa kualitas Pencerahan Sang Buddha melampaui siapa pun; segala yang disabdakan-Nya takkan mungkin mendustai orang. Kita hanya perlu  yakin pada kebenaran adanya Sukhāvatī, bahwa dengan merenungkan Buddha kita bisa   pergi ke sana  —  inilah kunci keberhasilan utama yang pertama. Selain itu, kita juga harus mendobrak pandangan kita mengenai dunia dengan lima kekeruhannya ( pañca kaṣāya ) ini*), dan mengembangkan pikiran keluar, bertekad  untuk lahir di Dunia Sukhāvatī — inilah kunci keberhasilan utama yang kedua. *)

 Dunia kita ini diliputi lima kekeruhan (atau kemerosotan) dalam hal: kalpa, pandangan hidup, kekotoran batin, makhluk-makhluk, serta panjang usianya. 19

Setelah yakin dan bertekad untuk pergi, maka berikutnya kita harus mempraktikkan metode yang telah dijelaskan sebelumnya: meluangkan waktu tiap hari untuk ibadat yang sungguh-sungguh  —  inilah kunci keberhasilan utama yang ketiga.

20

§5 MENCONTOH TELADAN YANG LUHUR DAN MEMPELAJARI SŪTRA-SŪTRA

 A. Daftar Guru-Guru dari Zaman Dahulu maupun Modern Pintu Dharma Buddhānusmṛti bermula karena belas kasih Bhagavan Śākyamuni  yang menembus ke dasar batin, untuk menyelamatkan semua makhluk. Pintu Dharma ini adalah yang termudah, teraman, dan terefisien. Jika dengan Pintu Dharma ini kita tetap tidak dapat berlatih, sukar untuk mengatakan harus dengan metode apa lagi. Kebaikan dari Pintu Dharma ini, bagi para sarjana yang semakin banyak menyelidikinya, semakin disadari ketinggian dan kedalamannya; bagi orang yang buta huruf sama sekali pun dapat juga menjalankannya. Sayangnya, orang-orang yang tidak mengerti hanya memandangnya sebagai  “peker jaan nenek-nenek ”  — dan kesalahpahaman pun tak terhindarkan. Tengoklah pada Persamuhan Avataṃsaka! Dua orang suci agung, M AÑJUŚRĪ  dan S AMANTABHADRA, di dalam sūtra tersebut*) menganjurkan Pintu Dharma ini. *)

Lihat, misalnya, gāthā yang terkenal pada “Samantabhadracaryā Praṇidhāna Rāja”, yang merupakan bab terakhir dari  Avata ṃsaka Sūtra : 我此普賢殊勝行  “Atas praktek Samantabhadra yang terunggul ini, 無邊勝福皆迴向 Kulimpahkan segala jasanya yang tak terhingga. 普願沈溺諸眾生 Semoga semua makhluk yang terbenam [dalam saṃsāra], 速往無量光佛剎 dapat segera terlahir di negeri Buddha Cahaya Tanpa Batas ( Amitābha ).”  21

Dua bodhisattva besar India, A ŚVAGHOṢ A dan N ĀGĀR JUNA, pun bahkan mengarang śāstra *) untuk menyebarluaskannya. Orang-orang bajik zaman dahulu di Cina, mulai dari Guru Besar HUI- YÜAN 慧遠   (334 –416) sampai Y IN-KUANG 印光 (1861 –1940)  —  para patriark sepanjang sejarah †)  ini  — kebanyakan mula-mula berlatih dalam mazhab lain dan kemudian kembali ke Tanah Suci. Guru Besar T’  AN-LUAN 曇鸞 (467 –542) yang dijuluki “Bodhisattva dengan Relik Tubuh yang Utuh”  肉身菩薩, serta Guru Besar CHIH-CHʇ) 智者 (538 –597) yang mentransmisikan pelita Buddhadharma, semuanya menyiarkan ajaran Tanah Suci. Di zaman sekarang ada Guru Besar T I-HSIEN 諦閑   dari mazhab T’ien-t’ai; T’   AI-HSÜ 太虛  dari mazhab Vijñaptimātra; HUNG-I 弘一   dari mazhab Vinaya; H SÜ- YÜN 虛雲   dan Y ÜAN YING 圓瑛 dari mazhab Ch’an —  masing-masing membuat tulisan yang menyebarluaskan ajaran Tanah Suci. Para perumahtangga pun, mulai dari L IU LEI 劉雷   dkk. dari Gunung Lu 廬山  pada zaman dinasti Chin; P AI LO-T’ IEN 白樂天   pada zaman dinasti T’ang; SU TUNG-PO 蘇東波   dan WÊN  Y EN-PO 文彥博   pada zaman dinasti Sung; Y ÜAN HUNGTAO 袁宏道  pada zaman dinasti Ming; P’ ÊNG CH’ IH-MU 彭尺木 dan Y  ANG JÊN-SHAN 楊仁山 pada zaman dinasti Ch’ ing, dll. — semua merupakan sarjana besar, dan semuanya melabuhkan hati pada praktek Tanah Suci. Nama-nama di atas dikenal banyak orang. Masih banyak lagi praktisi yang tidak mungkin dirinci satu per satu di sini. *)

 Aśvaghoṣa mengarang Mahāyāna Śraddhotpāda Śāstra 《大乘起信論》; sedangkan Nāgārjuna mengarang Daśabhūmika Vibhāṣā Śāstra 《十住毗婆沙論》. Di dalam kedua śāstra ini ada dibahas tentang praktek Tanah Suci. †)   Daftar tiga belas patriark Tanah Suci dalam Buddhisme Tiongkok dapat dilihat di buku-buku kebaktian. ‡) Alias CHIH-K  AI ’  智顗 atau CHIH-I 智一, ialah pendiri mazhab T’ien-t’ai 天台宗. 22

Kita mesti bertanya pada diri sendiri: kebijaksanaan, pengetahuan, kebajikan, dan kecakapan kita, dibandingkan orangorang suci di atas, manakah yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah? Mereka semua berlatih Tanah Suci dan menyiarkan Tanah Suci; kita sebaliknya merendahkan ajaran Tanah Suci. Pandangan dan pemahaman seperti ini dapatkah dikatakan tepat?

B. Kitab-Kitab Rujukan Pintu Dharma Tanah Suci disebutkan dalam banyak tempat di Tripiṭaka. Akan tetapi, siapakah yang memiliki banyak waktu untuk menyelidikinya? Kita hanya dapat memulai dengan memilih bacaan-bacaan yang lebih spesifik, misalnya sūtra-sūtra seperti: Amitābha 《阿彌陀經》 , Sukhāvatīvyūha 《無量壽經》, dan Amitāyur -d hyāna 《觀無量壽經》 . Di antara ketiganya,  Amitābha Sūtra   merupakan yang termudah, dan Anda sebaiknya melihatnya beberapa kali.  Apabila Anda amat bersemangat, bacalah bunga rampai Sepuluh Tulisan Penting Tanah Suci 《淨土十要》   dengan teliti 2 –3 kali. Setelah membacanya, Anda akan dapat memahami garis besar dari Pintu Dharma Tanah Suci. Jika Anda tidak sanggup, cobalah dengan buklet-buklet bimbingan pemula yang tertulis dalam bahasa sehari-hari seperti: Petunjuk Arah di Persimpangan Jalan 《歧路指歸》 , Panduan Praktek Tanah Suci bagi Pemula 《初機淨業指南》 , Pengantar Buddhadharma 《佛法導論》 , dsb. Buku-buku seperti Penjelasan Makna dari Tiga Esensi Tanah Suci 《淨土三要述義》   serta Teks Tanah Suci oleh Lung-shu 《龍舒淨土文》, yang tertulis dalam bahasa Cina klasik, dapat dilihat sesekali, dan Anda juga bisa mendapatkan beberapa pengertian ringkas. 23

Kumpulan aforisme Tanah Suci seperti Esai Guru Dharma Yin-kuang 《印光法師文鈔》   dan Karya Lengkap An-shih 《安士全書》 memuat beberapa cerita yang menarik. Kedua buku ini sangat membantu membuka kebijaksanaan dan meluruskan pandangan seseorang. Jika Anda sudah selesai membaca buku-buku di atas, tentu akan mudah bagi Anda untuk menelaah sūtra-sūtra lainnya.

24

§6 MELURUSKAN DUA MACAM SALAH PANDANG YANG UMUM

 A.  “ Yang Penting Berhati Baik, Sama Sajalah dengan Nien-fo ”  Hati manusia dipenuhi nafsu (rāga ), kebencian ( dve ṣ a)  , dan kebodohan ( moha ) sehingga dengan tubuhnya acapkali manusia membunuh, mencuri, dan berzinah. Sukar dijinakkan, tetapi dengan angkuh mengatakan bahwa hati sendiri baik — bukankah ini kesesatan yang sangat ekstrem? Bahkan jika seandainya pun benar hati Anda baik, dan  Anda dapat melakukan sepuluh perbuatan baik yang telah dijelaskan pada §4-A dengan sempurna, ini hanya dapat disebut “berlatih perbuatan ber jasa”  修福 . Di kemudian hari,  Anda hanya akan mendapatkan buah yang kecil berupa kelahiran sebagai dewa atau manusia, dan masih tidak dapat keluar dari roda saṃsāra. Anda takkan dapat pergi ke negeri Buddha, Sukhāvatī, sebab jalan yang Anda tempuh salah! Jika Anda berpikir hendak terlahir di Sukhāvatī, Anda harus “berlatih bijaksana”  修慧 , dan berlatih bijaksana adalah dengan melakukan perenungan terhadap Buddha (nien-fo ). Sesuai dengan sebab, demikianlah buahnya. Jika Anda berlatih perbuatan berjasa, jasa sajalah yang Anda peroleh;  jika Anda berlatih bijaksana, kebijaksanaanlah yang akan  Anda peroleh. Masalah besar ini harus dibedakan dengan  jelas; jangan mencampur-adukkannya dan menjadi salah pandang. 25

B. “Terlalu Sibuk, jadi Tidak Ada Waktu untuk Nien-  fo ”  Merenungkan Buddha dapat mengubah kesulitan hidup, menghapuskan bencana, dan terlahir di Sukhāvatī. Perkara sebesar ini mengapakah kita pandang ringan dengan sebelah mata? Dengan alasan “terlalu sibuk, tidak ada waktu” begitu mudahnya kita mengesampingkan masalah besar bencana yang sukar dihindari. Sungguh amat disayangkan! Benarkah kita sibuk? Semestinya tidak. Nien-fo   dapat dilakukan saat berjalan, berdiri, duduk, atau berbaring. Baik sarjana, petani, buruh, atau pedagang dapat melakukannya tanpa menggangu pekerjaan. Bila Anda tidak percaya, simak sajak berikut yang menggambarkan pembagian waktu dalam kehidupan sehari-hari dengan sangat jelas. Saya kira, setelah membacanya, semua pasti akan kehilangan tawa. 【不忙歌】

Tidak Sibuk 

知君本不忙 偏說不得閑 二十四小時 八時床上眠

Ketahuilah! Anda sebenarnya tidak sibuk, Namun bersikeras tiada waktu luang. Dari dua puluh empat jam sehari, Delapan jam Anda tidur di atas ranjang.

三餐費三時 又用茶和煙 梳洗大小便 總費一時間

Tiga kali makan menghabiskan tiga jam Ditambah untuk mengopi dan merokok. Bersisir, mandi, buang air besar dan kecil, Semuanya menghabiskan waktu sejam.

出門去吃酒 回家對妻談 至少兩個時 還怕有糾纏

Keluar pintu, pergi makan-minum; Pulang ke rumah menghadapi obrolan istri. Paling sedikit menghabiskan dua jam, Masih kuatir ada urusan yang tersangkut.

26

身困思午睡 二時睡不完 共去十六時 空過大半天

Merasa letih, Anda berpikir tidur siang; Dua jam tidur belum selesai pula.  — Jadi, total ada enam belas jam  Anda lewati setengah hari dengan kosong.

所剩八時內 未必事真繁 念佛半小時 反說多耽延

Dan dalam delapan jam sisanya, Belum tentu Anda betul-betul repot bekerja. Untuk nien-fo  setengah jam saja, Sebaliknya Anda katakan banyak urusan.

且看古來人 幾個七十年 莫把生死苦 撇在腦後邊

Lihatlah orang dahulu dan yang akan datang Berapakah yang usianya mencapai 70 tahun? Janganlah penderitaan lahir dan mati  Anda kesampingkan dari benak Anda.

真正自己事 要緊萬萬千 勸君發猛省 速種九品蓮

Ini benar-benar urusan Anda sendiri,  Yang memerlukan beribu-ribu perhatian. Menganjurkan Anda agar segera insyaf Dan menanam teratai di sembilan tingkatan (Sukhāvatī).

27

28

LAMPIRAN I INTISARI METODE

NIEN-FO

Pada saat nien-fo , Anda mesti melepaskan segala masalah dalam batin. Pikiran janganlah kacau. Hanya nama agung enam suku-kata saja [yakni “NA MO A MI T ’ O FO” ] satu-satunya yang timbul dari dalam batin, keluar lewat mulut, terdengar masuk melalui telinga, dan tercetak di dalam hati.  Anda harus berpikir dengan jernih, melafal dengan jernih, dan mendengar dengan jernih. Dengan begini barulah Anda akan mendapatkan respons rohani.

29

LAMPIRAN II TANYA-JAWAB

1. T: Kami pegawai pendidikan negeri yang tinggal di asrama ber-  sama, dan tidak memungkinkan untuk memuja Buddha atau bernamas kāra . Nien-fo  juga akan mengganggu ketenangan orang lain. Kami tidak bisa melakukan apa-apa.

J: Memang benar bahwa banyak hal yang tidak leluasa untuk dilakukan di tempat umum. Akan tetapi, segala masalah tentu ada solusi pemecahannya. Jika Anda tahu bahwa nien-fo adalah perkara yang besar, Anda hanya perlu melafal dalam hati dengan tulus. Ini pun memberikan hasil yang besar. Karena melafal dalam hati membutuhkan perhatian yang lebih dibandingkan melafal dengan mulut, maka Anda tidak usah memuja Buddha, bernamaskāra, atau mengeluarkan suara. 2. T: Meskipun nien-fo  bagus, tetapi untuk pergi-pergi ke vihāra, perkumpulan Buddhis, atau cetiya —  saya benar-benar tidak punya waktu.

J: Tempat-tempat ini tidak wajib Anda datangi. Anda tidak ada waktu untuk keluar, tetapi tidak mungkin tidak ada waktu di rumah, bukan? Lakukanlah nien-fo   di rumah. Masih adakah gangguan?

30

3. T: Nien-fo  adalah urusan orang-orang kaya, saya mana punya kelebihan uang?

J: Ini juga suatu salah pandang! Nien-fo   benar-benar tidak perlu menghamburkan uang. Tiga batang dupa berapalah harganya? Bahkan tidak membakar satu batang dupa pun tidak mengapa. Yang terpenting adalah batin berkonsentrasi dengan penuh hormat.

4. T: Melaksanakan nien-fo  harus bervegetarian. Saya tidak bisa, maka saya tidak nien-fo. J: Untuk sementara waktu tidak usah bervegetarian, tetapi Anda dapat berpantang membunuh. Kebajikan Anda tentu besar. Anda dapat belajar memakan “tiga daging bersih”  三淨 肉 (triko ṭi śuddha māṃ sa ), yakni yang tidak khusus dibunuh untuk Anda, Anda tidak melihatnya dibunuh, dan Anda tidak mendengarnya dibunuh. Di pasar banyak dijual daging/ikan yang sudah mati. Cukuplah Anda memakan itu saja.

31

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF