Perkembangan Keperawatan Paliatif
November 20, 2018 | Author: Sang Hendra Militan | Category: N/A
Short Description
Perkembangan Keperawatan Paliatif...
Description
TUGAS KULIAH KEPERAWATAN PALIATIF
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PALIATIF
Oleh : Venda Dwi Antika NIM: 1611A0081
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA KEDIRI 2017
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PALIATIF
1.
Pengertian Keperawatan Palliatif
Perawatan paliatif (dari bahasa Latin''palliare,''untuk jubah) adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan. Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup orang menghadapi yang serius, penyakit yang kompleks. Non-rumah sakit perawatan paliatif tidak tergantung pada prognosis dan ditawarkan dalam hubungannya dengan kuratif dan semua bentuk lain yang sesuai perawatan medis. Di Amerika Serikat, pembedaan dibuat antara perawatan paliatif rumah sakit umum dan''''perawatan, yang memberikan perawatan paliatif untuk mereka pada akhir kehidupan; dua aspek perawatan berbagi filosofi yang sama tetapi berbeda dalam sistem pembayaran mereka dan lokasi layanan. Di tempat lain, misalnya di Inggris, pembedaan ini tidak operatif: di samping penampungan khusus, tim paliatif non-perawatan berbasis rumah sakit memberikan perawatan kepada mereka dengan membatasi hidup penyakit pada setiap tahap penyakit. Istilah "perawatan paliatif" umumnya mengacu pada setiap perawatan yang meredakan gejala, apakah ada atau tidak ada harapan penyembuhan dengan cara lain, dengan demikian, WHO baru-baru pernyataan panggilan perawatan paliatif "pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan mereka keluarga menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa. " Perawatan paliatif juga dapat digunakan untuk mengurangi efek samping dari pengobatan kuratif, seperti mengurangi rasa mual yang berhubungan dengan kemoterapi. Istilah "perawatan paliatif" semakin digunakan berkaitan dengan penyakit lain selain kanker seperti kronis, gangguan paru progresif, penyakit ginjal, gagal jantung kronis, HIV / AIDS, dan kondisi neurologis progresif. Selain itu, bidang yang berkembang pesat perawatan paliatif pediatrik telah menunjukkan dengan jelas kebutuhan untuk layanan diarahkan khusus untuk anak-anak dengan penyakit serius. Meskipun konsep perawatan paliatif bukanlah hal yang baru,
kebanyakan
dokter
secara
tradisional
berkonsentrasi
pada
mencoba
untuk
menyembuhkan pasien. Pengobatan untuk pengentasan gejala dipandang sebagai berbahaya dan dilihat sebagai kecanduan mengundang dan efek samping yang tidak diinginkan.
Fokus pada kualitas hidup pasien telah meningkat sangat s elama dua puluh tahun terakhir. Di Amerika Serikat saat ini, 55% dari rumah sakit dengan lebih dari 100 tempat tidur menawarkan program perawatan paliatif, dan hampir seperlima dari rumah sakit masyarakat memiliki program perawatan paliatif. Sebuah perkembangan yang relatif baru adalah konsep dari tim perawatan kesehatan khusus yang sepenuhnya diarahkan untuk perawatan paliatif: tim perawatan paliatif. Ada sering kebingungan antara istilah rumah sakit dan perawatan paliatif. Di Amerika Serikat, rumah sakit layanan dan program perawatan paliatif berbagi tujuan yang sama untuk memberikan bantuan gejala dan manajemen nyeri. Non-rumah sakit perawatan paliatif yang sesuai untuk orang dengan penyakit serius, kompleks, apakah mereka diharapkan untuk pulih sepenuhnya, untuk hidup dengan penyakit kronis untuk waktu yang lama, atau mengalami perkembangan penyakit. Sebaliknya, meskipun perawatan rumah sakit juga paliatif, yang berlaku untuk jangka rumah sakit perawatan diberikan menjelang akhir kehidupan. Definisi Perawatan palliative telah mengalami beberapa evolusi. menurut WHO pada 1990perawatan palliative adalah perawatan total dan aktif dari untuk penderita yang penyakitnya tidaklagi responsive terhadap pengobatan kuratif. Berdasarkan definisi ini maka jelas Perawatan Paliatif hanya diberikan kepada penderita yang penyakitnya sudah tidak respossif terhadap pengobatankuratif. Artinya sudah tidak dapat disembuhkan dengan upaya kuratif apapun. Tetapi definisiPerawatan Paliatif menurut WHO 15 tahun kemudian sudah sangat berbeda. Definisi PerawataanPaliatif yang diberikan oleh WHO pada tahun 2005 bahwa perawatan paliatif adalah sistemperawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeridan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosaditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka. Di sini dengan jelas dikatakan bahwa Perawatan Paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkansampai akhir hayat. Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih bisadisembuhkan atau tidak, mutlak Perawatan Paliatif harus diberikan kepada penderita itu.Perawatan Paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi masih diteruskan denganmemberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka. Perawatan paliatif tidak hanyasebatas aspek fisik dari penderita itu yang ditangani, tetapi juga aspek lain seperti psikologis, sosialdan spiritual.Titik sentral dari perawatan adalah pasien sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya penyakit yangdideritanya. Dan perhatian ini tidak dibatasi pada pasien secara individu, namun diperluas sampaimencakup
keluarganya.
Untuk
itu
metode
pendekatan
yang
terbaik
adalah
melalui
pendekatanterintegrasi dengan mengikutsertakan beberapa profesi terkait. Dengan demikian, pelayanan padapasien diberikan secara paripurna, hingga meliputi segi fisik, mental, social, dan spiritual. Makatimbullah pelayanan palliative care atau perawatan paliatif yang mencakup pelayanan terintegrasiantara dokter, perawat, terapis, petugas social-medis, psikolog, rohaniwan, relawan, dan profesilain yang diperlukan.Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan lagi bahwa pelayanan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :
Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
Tidak mempercepat atau menunda kematian.
Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perawatan palliative adalah untukmengurangi penderitaan pasien, memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, jugamemberikan support kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpentingsebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapipenyakit yang dideritanya.
2. Perkembangan Keperawatan Palliatif
Di
negara
maju,
perawatan
khusus
bagi
mereka
yang
akan
segera
meninggalmerupakan kolaborasi antara keluarga dan para profesional, dan memberikan layanan medis,psikologis, social dan spiritual.Pengobatan paliatif bermaksud mengurangi nyeri dan mengurangi symptom selain nyeri sepertimual, muntah dan depresi. Perawatan bagi mereka yang akan segera meninggal pertama didirikandi Inggris melalui lokakarya cicely Saunders di RS Khusus St. Christopher, RS khusus tersebut pindahke AS pada tahun 1970an. RS khusus pertama di AS adalah RS New Haven yang kemudian menjadi RSkhusus Connecticut. RS tersebut kemudian menyebar ke seluruh Negara.Di Indonesia perawatan
paliatif baru dimulai pada tanggal 19 Februari 1992 di RS Dr. Soetomo(Surabaya), disusul RS
Cipto
Mangunkusumo
(Jakarta),
RS
Kanker
Dharmais
(Jakarta),
RS
WahidinSudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).Di RS Dr. Soetomo perawatan paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri.Pelayanan yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat rumah,day care, danrespite care.Pengertian rawat jalan dan rawat inap sudah cukup jelas. Rawat rumah (home care) dilakukandengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penderita, terutama yang karena alasan-alasantertentu tidak dapat datang ke rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim yang terdiri atas dokterpaliati f, psikiater, perawat, dan relawan, untuk memantau dan memberikan solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan keluarganya, bukan hanya menyangkut masalahmedis/biologis, tetapi juga masalah psikis, sosial, dan spiritual. Day caremerupakan layanan untuk tindakan medis yang tidak memerlukan rawat inap, misalnyaperawatan luka, kemoterapi, dsb. Sedangrespite caremerupakan layanan yang bersifat psikologis.Di sini penderita maupun keluarganya dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater,bersosialisasi dengan penderita kanker lain, mengikuti terapi musik, atau sekedar bersantai danberistirahat. Bisa juga menitipkan penderita kanker (selama jam kerja), jika pendamping ataukeluarga yang merawatnya ada keperluan lain.
3. Perkembangan Hospice Care
Di Indonesia, perawatan di hospis atauHospice caremerupakan hal yang baru. FalsafahHospice
Care
adalah
manusia
yang
menderita
harus
dibantu
dan
diringankanpenderitaannya, agar kualitas hidupnya dapat ditingkatkan selama sakit sampai ajal, danmeninggal dengan tenang. Lembaga Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :
Rawat Jalan Institusi Hospice. Community Based Agency
Hospice care
Adalah
perawatan
pasien
terminal
(stadium
akhir)
dimana
pengobatan
terhadappenyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidaknyaman dari pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual.
Ruang lingkup :
Pasien yg tinggal di daerah pedalaman.
Pasien dg Ca,heart disease,AIDS,kidney and lung disease.
Pasien di nursing home.
Pasien yg tinggal sendirian
Tujuan Pelayanan Hospice Care :
Meringankan pasien dari penderitaannya.
Memberikan dukungan moril, spirituil maupun pelatihan praktis dalam hal perawatan pasienbagi keluarga pasien dan pelaku rawat.
Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa duka cita.
Tim Pelaksana Hospice Care :
Dokter.
Perawat.
Pekerja Sosial. Relawan
Bentuk Hospice Care :
The InstitutionHospice Care
HospiceHome Care
Palliative Care
Standar Asuhan Keperwatan :
Standard IPerawat mengumpulkan data kesehatan klien
Standard IIDalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan analisa terhadap data yangtelah terkumpul
Standard IIIPerawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien maupun lingkungannya.
Standard
IVPerawat
mengembangkan
rencana
asuhan
keperawatan
dengan
menetapkan intervensi yangakan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Standard VPerawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di tetapkan dalam perencanaan
Standard VIPerawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang mengarah ke pencapaian hasil yangdiharapkan.
Standar Kinerja Profesional (Profesional Performance)
Standard IKualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi terhadap kualitas dan efektifitaspraktik keperawatan secara sistematis
Standard IIPerformance Appraisal , perawat melakukan evaluasi diri sendiri terhadap praktik
keperawatanyang
dilakukannya dihubungkan dengan
standar
praktik
professional, hasil penelitian ilmiahdan peraturan yang berlaku.
Standard IIIPendidikan, perawat berupaya untuk selalu meningklatkan pengetahuan dan kemampuandirinya dalam praktik keperawatan.
Standard
IVKesejawatan,
perawat
berinteraksi
dan
berperan
aktif
dalam
pengembangan professionalismsesama perawat dan praktisi kesehatan l ainnya sebagai sejawat.
Standard VEtika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien berdasarkan pada landasan etika profesi
Standar
VIKolaborasi,
dalam
melaksanakan
asuhan
keperawatan,
perawat
berkolaborasi dengan klien,keluarga dan praktisi kesehatan lain.
Standar VIIPenelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil penelit ian
Standard VIIIPemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau keluarga untuk memahami resiko,keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan
View more...
Comments