Perkabaharkam Polri No 2 Ta. 2011 TTG Penjagaan PDF

October 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Perkabaharkam Polri No 2 Ta. 2011 TTG Penjagaan PDF...

Description

 

 

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

2 TAHUN 2011 TENTANG

PENJAGAAN

KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

: a. bahwa Polri dalam kedudukannya sebagai alat negara penegak hukum, merupakan salah satu aparatur negara pengemban kedaulatan dan kekuasaan negara di bidang hukum; b. bahwa kesiapsiagaan Polri dalam menanggulangi setiap bentuk gangguan Kamtibmas merupakan tuntutan tugas, perlu dipelihara oleh setiap jajaran Polri dalam mewujudkan situasi Kamtibmas yang mantap dan dinamis; c. bahwa dalam rangka memelihara Kamtibmas Polri melakukan kegiatan yang sifatnya pencegahan (preventif) berupa kegiatan Penjagaan; d. bahwa berda berdasarkan sarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri tentang Penjagaan;

Mengingat

: Pasal 13 dan Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

MEMUTUSKAN …..

 

 

2

  MEMUTUSKAN : Menetapkan :  :  PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEMANANAN POLRI TENTANG PENJAGAAN.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1.

Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Polri adalah alat penegak hukum yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman serta pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

2.

Penjagaan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri yang bersifat pencegahan (preventif) dengan memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan memelihara keselamatan jiwa dan harta benda untuk kepentingan masyarakat dan negara.

3.

Penjagaan perkantoran adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk menjaga keamanan perkantoran yang menjadi tanggung jawabnya.

4.

Penjagaan tahanan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk memberikan perlindungan terhadap tahanan dalam pelaksanaan proses hukum.

5.

Penjagaan objek tertentu adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dilaksana kan oleh anggota Polri untuk memberikan perlindungan dan pengayoman terhadap objek tertentu.

6.

Keamanan adalah kondisi dinamis kedamaian dan ketentraman yang merupakan hasil integrasi dan interaksi faktor-faktor dinamis yang memungkinkan semua kegiatan dapat berkembang sesuai dengan kemampuan dan tuntutan tugasnya.

7.

Potensi Gangguan yang selanjutnya disingkat PG adalah kondisi/situasi kondisi/situas i yang merupakan faktor stimulan/pencetus/embrio gangguan keamanan yang berpotensi besar akan tumbuh menjadi gangguan nyata keamanan.

8. Ambang …..

 

 

  8.

3

Ambang Gangguan yang selanjutnya disingkat AG atau Police Hazard  adalah   adalah kondisi gangguan Kamtibmas skala menengah yang jika dibiarkan tidak ada tindakan kepolisian dapat meningkat menjadi Gangguan Nyata.

9.

Gangguan Nyata yang selanjutnya disingkat GN atau Ancaman Faktual adalah gangguan keamanan berupa kejahatan atau pelanggaran yang terjadi dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat berupa kerugian harta benda ataupun  jiwa raga. raga.

10.

Situasi aman adalah situasi keadaan bebas dari bahaya yang dirasakan oleh oleh seseorang.

Pasal 2 (1)

Penjagaan bertujuan untuk menjaga keamanan terhadap kemungkinan timbulnya kriminalitas, mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas, memberikan perlindungan, pengayoman, dan rasa aman serta rasa tenteram.

(2)

Penjagaan berfungsi untuk melakukan pencegahan dan penindakan kejahatan, memelihara keamanan serta menjaga jiwa dan harta benda dari ancaman kejahatan.

(3)

Penjagaan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip prinsip-prins ip keterpaduan dengan fungsi-fungsi lain, selektif prioritas dan tindakan preventif.

BAB II TUGAS DAN PERAN Pasal 3

Tugas penjagaan meliputi : a.

mencegah/menangkal mencegah/menan gkal segala bentuk tindak kejahatan/pelanggaran kejahatan/pe langgaran di daerah tanggung jawabnya masing-masing, baik bersifat pos tetap, pos sementara dan pos bergerak (mobile);

b.

memberikan masyarakat;

c.

memonitor secara aktif aktif segala bentuk gangguan Kamtibmas yang terjadi pada seluruh jajaran Polri di wilayahnya; dan

pelayanan,

antara

lain

menerima

laporan/pengaduan

dari

d. melaporkan …..

 

 

  d.

4

melaporkan secara cepat dan tepat setiap segala bentuk kejadian/gangguan kejadian/ganggu an Kamtibmas yang terjadi di wilayahnya kepada satuan tingkat atas guna mendapatkan petunjuk lanjut. Pasal 4

Peran penjagaan sebagai pintu gerbang pertama dalam memberikan pelayanan kepolisian kepada warga masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk : a.

penerimaan dan penanganan laporan/pengaduan;

b.

pelayanan permintaan bantuan/pertolongan bantuan/pertolong an kepolisian;

c.

penjagaan markas termasuk penjagaan tahanan dan pengamanan barang bukti; dan

d.

penyelesaian perkara ringan/perselisihan ringan/perse lisihan antar warga, sesuai ketentuan ketentua n hukum/peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku/kebijakan dalam organisasi Polri. Pasal 5

Ruang lingkup penjagaan meliputi : a.

penjagaan perkantoran;

b.

penjagaan tahanan; dan

c.

penjagaan objek tertentu.

BAB III PERORGANISASIAN Pasal 6

(1)

Penjagaan perkantoran dilaksanakan pada tingkat Mabes Polri sampai dengan tingkat kewilayahan yang meliputi : a.

satuan-satuan jajararan Mabes Polri;

b.

Polda;

d. Polres …..

 

 

5

  c.

Polres;

d.

Polsek; dan

e.

Polsubsektor.

(2)

Penjagaan tahanan dilaksanakan di rutan yang ada di jajaran kepolisian dari tingkat pusat sampai tingkat kewilayahan.

(3)

Penjagaan obyek tertentu dilaksanakan pada obyek-obyek yang dipandang perlu untuk dilakukan penjagaan berdasarkan pertimbangan keamanan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Pasal 7

(1)

Petugas yang melaksanakan melaksana kan tugas penjagaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 adalah anggota Polri yang mendapat perintah dari atasannya.

(2)

Selaku pembina fungsi tugas penjagaan untuk di tingkat Mabes Polri adalah Direktorat Sabhara Polri, sedangkan untuk tingkat kewilayahan adalah Direktorat Sabhara Polda. Pasal 8

Pos penjagaan terdiri dari : a.

pos tetap adalah suatu pos pos polisi yang bersifat permanen dan ada kegiatan kepolisian yang dilaksanakan sepanjang waktu serta dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kapolda;

b.

pos sementara (taktis) adalah pos polisi yang diadakan dalam rangka menghadapi ancaman gangguan dan kegiatan masyarakat yang bersifat temporer; dan

c.

pos bergerak (mobile) adalah pos polisi yang sifatnya bepindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor roda empat. Pasal 9

Sistem penjagaan meliputi : a.

3 (tiga) ploeg yaitu dalam 24 jam dibagi dalam 3 giliran petugas jaga;

b.

2 (dua) ploeg yaitu dalam 24 jam dibagi dalam 2 giliran petugas jaga;

c.

1 (satu) ploeg yaitu tugas jaga bergantian selama 24 jam/satu hari.

Pasal …..

 

 

6

  Pasal 10 Kekuatan petugas jaga pada tiap-tiap pos penjagaan jumlahnya disesuaikan dengan beban tugas dan ancaman gangguan Kamtibmas.

Pasal 11 Persyaratan yang harus dimiliki oleh petugas penjagaan : a.

kemampuan melayani masyarakat;

b.

kemampuan melakukan TPTKP;

c.

kemampuan memproses Tipiring;

d.

kemampuan pengumpulan bahan keterangan (Baket);

e.

kemampuan membuat laporan tertulis (verbal); (verbal) ;

f.

kemampuan melakukan tindak represif tahap awal; dan

g.

kemampuan kemampuan bela diri Polri.

BAB IV PERSIAPAN Bagian Kesatu Penjagaan Perkantoran Pasal 12 (1)

Setengah jam sebelum dimulai giliran tugas jaga, maka petugas jaga baru sudah siap di tempat jaga.

(2)

Memeriksa ruang jaga, lingkungan sekitarnya dan barang-barang inventaris penjagaan.

(3)

Memeriksa kerapihan meliputi: sikap tampang, perlengkapan dan persenjataan.

(4)

Menerima/meminta informasi dan mempelajari tugas-tugas tugas -tugas yang telah dilakukan oleh petugas jaga lama, memperhatikan petunjuk-petunjuk petunjuk-petun juk dan perintah-perintah dari pimpinan.

(5)

Ka jaga memberikan AAP/APP tentang penekanan tugas penjagaan kepada anggotanya. Bagian …..

 

 

7

  Bagian Kedua Penjagaan Tahahan Pasal 13

(1)

Penjagaan tahanan dilakukan oleh anggota jaga dengan pengaturan sesuai  jadwal tugas jaga tahanan. tahanan.

(2)

Ka Jaga memberikan AAP/APP kepada anggota jaga tahanan.

(3)

Mengecek kelengkapan (senjata api, senter malam hari) dan kelengkapan lain yang diperlukan.

(4)

Anggota jaga tahanan harus mengetahui jumlah dan keadaan tahanan dari daftar tahanan yang ada (pada buku dan papan tahanan).

(5)

Sebelum serah terima jaga tahanan, anggota jaga lama dan baru mengadakan pemeriksaan jumlah tahanan, keadaan tahanan, mencocokkan daftar tahanan dan mengadakan pemeriksaan kondisi ruang tahanan. Bagian Ketiga Penjagaan Obyek Tertentu Pasal 14

(1)

Menyiapkan Surat Perintah Penugasan,

(2)

Pa jaga menentukan titik–titik kerawanan obyek penjagaan dengan memperhatikan tempat yang akan dijaga dan diamankan, lamanya kegiatan,  jumlah masyara katdan yang hadir dan jenis kegiatan yang akan dijaga, tokoh/ pejabat masyarakat yang hadir jenis ancaman dan gangguan yang mungkin timbul.

(3)

Menyiapkan kekuatan yang akan dilibatkan, berdasarkan berdasa rkan kerawanan di atas dan kemampuan personel sesuai sasaran penjagaan yang dihadapi.

(4)

Mengecek kesiapan peralatan dan kelengkapan yang digunakan untuk melaksanakan tugas jaga.

(5)

Memberikan AAP/APP kepada anggota yang akan melaksanakan tugas penjagaan.

(6)

Petugas jaga harus sudah siap di lokasi penjagaan satu jam sebelum acara/ kegiatan masyarakat dimulai.

(7)

Menyiapkan administrasi administras i pelaporan. BAB V …..

 

 

8

  BAB V PELAKSANAAN Bagian Kesatu Penjagaan Perkantoran Pasal 15

(1)

Penjagaan perkantoran di bawah tanggung jawab Ka Jaga, adapun kegiatankegiatan penjagaan antara lain membuat jadwal tugas-tugas penjagaan, mengisi buku mutasi, melaksanakan dinas jaga sesuai jadwal tugas penjagaan, memukul lonceng setiap jam sekali, dan ditulis dalam buku mutasi penjagaan dengan tinta warna merah.

(2)

Pelaksanaan tugas jaga perkantoran memperhatikan dan meneliti secara khusus kelengkapan administrasi penjagaan, barang inventaris penjagaan dan kebersihan ruang penjagaan serta lingkungannya.

(3)

Selama melaksanakan tugas penjagaan maupun sedang dalam istirahat tetap memperhatikan kesiapsiagaan.

(4)

Melaksanakan Melaksana kan pengawasan terhadap situasi situas i perkantoran dan sekitarnya.

(5)

Menjaga, memelihara dan mengawasi serta mengatur keluar masuknya barang bukti, barang titipan dan barang temuan yang menjadi tanggung jawab jawab petugas jaga, agar tetap utuh dan tidak rusak serta dicatat dalam buku mutasi.

(6)

Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan bantuan, pertolongan dan informasi, serta menyiapkan ruang tunggu tamu.

(7)

Mencatat dalam buku mutasi setiap kejadian yang menjadi tanggung jawabnya.

(8)

Melaksanakan Melaksana kan pengawasan, pengamatan dan pengecekan di lingkungan perkantoran, memeriksa pintu-pintu kantor apakah sudah terkunci atau belum terutama di luar jam kantor atau malam hari termasuk adanya anggota yang lembur.

(9)

Anggota yang mendapat giliran istirahat memanfaatkan waktu istirahat di tempat yang sudah ditentukan.

(10)

Pelaksanaan tugas jaga perkantoran agar senantiasa diadakan diadakan koordinasi koordinasi dengan petugas jaga instansi lain.

(11)

Seluruh kegiatan yang yang dilakukan oleh anggota jaga jaga dicatat dalam buku mutasi penjagaan. Bagian …..

 

 

9

  Bagian Kedua Penjagaan Tahanan Pasal 16 (1)

Membuat jadwal penjagaan tahanan. tahanan .

(2)

Penjagaan dan pengawasan tahanan disesuaikan dengan kekuatan personil petugas jaga.

(3)

Mengawasi lingkungan dalam dan luar ruang tahanan secara ketat dan teliti.

(4)

Mencatat dalam buku mutasi apabila ada kelainan/penyimpangan dari pada tahanan dan situasi sekitar ruang tahanan serta dibuat laporan.

(5)

Melakukan tindakan tepat, tegas, cepat dan benar terhadap penyimpanganpenyimpangan dari tahanan.

(6)

Petugas jaga lama menyerahkan tugas jaga/pengawasan tahanan dengan lengkap dan menginformasikan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petugas  jaga baru. baru.

(7)

Petugas jaga baru mengecek jumlah tahanan, kondisi fisik setiap tahanan, barang-barang milik tahanan yang dititipkan, surat perintah penahanan serta hal-hal lain sehubungan dengan penyerahan dari petugas jaga lama.

(8)

Serah terima tugas jaga tahanan agar dicatat dalam buku mutasi penjagaan.

(9)

Pada saat petugas jaga tahanan masuk ke dalam kamar tahanan harus waspada dari kemungkinan tahanan memperdaya, melemahkan atau merampas peralatan/senpi petugas jaga tahanan, melarikan diri, menyandera atau melakukan perbuatan yang melawan hukum. Pasal 17  17 

Tata cara memasuki ruang tahanan meliputi: a.

petugas jaga tahanan harus dapat mengetahui tahanan mana yang perlu diwaspadai dan memerlukan perhatian khusus;

b.

petugas yang memasuki ruang tahanan minimal 2 (dua) orang, petugas pertama yang memasuki ruang tahanan, petugas kedua mengawasi gerakgerik tahanan dalam rangka mengamankan petugas yang masuk ke dalam ruang tahanan; c. kekuatan…..

 

 

  c.

10

kekuatan petugas yang masuk dalam ruang tahanan disesuaikan dengan  jumlah tahanan; tahanan;

d.

petugas yang masuk ke dalam ruang tahanan mengambil posisi taktis yang menguntungkan untuk melumpuhkan gerakan tahanan yang membahayakan;

e.

keluar dan masuknya tahanan hendaknya diatur secara bergilir sesuai kepentingan; dan

f.

dilarang membuka kamar tahanan pada malam hari.

Pasal 18  18  Larangan bagi petugas jaga tahanan meliputi: a.

meminta uang/barang/jasa uang/barang/jas a apapun dari tahanan atau keluarga yang datang menjenguk;

b.

menyuruh bekerja seperti membersihkan kendaraan, menyapu halaman/lantai kantor;

c.

melakukan ancaman, penganiayaan ataupun menyakiti hati tahanan; dan

d.

apabila terjadi kelalaian atau kesengajaan dari petugas tahanan yang mengakibatkan matinya tahanan atau melarikan diri, maka petugas jaga tahanan dan pimpinan 2 (dua) tingkat di atasnya dikenakan tuntutan sesuai peraturan yang berlaku.

Pasal 19  19  Tata cara memasukkan tahanan ke dalam ruang tahanan meliputi: a.

tahanan harus dilengkapi dengan Surat Perintah Penahanan (SPP) yang ditandatangani oleh penyidik;

b.

setiap tahanan yang ditahan di ruang tahanan, agar dicek kesehatannya dengan minta bantuan tenaga medis;

c.

pada saat menerima tahanan periksa kondisi tahanan, apakah ada tanda-tanda tanda-tand a penganiayaan atau tidak, catat dalam buku penerimaan tahanan, apabila nyata-nyata ada bekas penganiayaan, maka petugas jaga harus memintakan visum ke rumah sakit dengan dibuat berita acara penerimaan dan penyerahan tersangka kemudian dilaporkan kepada atasan agar apabila terjadi sesuatu (mati) hal tersebut dapat dipertanggung jawabkan; d. periksa …..

 

 

  d.

11

periksa barang-barang tahanan, seperti : benda tajam/sejenisnya, tali, ikat pinggang, korek api, obeng, kikir atau benda-benda yang dapat diubah menjadi benda yang membahayakan tahanan atau dapat merugikan petugas, agar diamankan oleh petugas jaga;

e.

apabila ada barang-barang berharga (uang, perhiasan) milik pribadi tahanan, harus dimasukkan ke dalam sampul dan disegel serta disaksikan oleh pemilik;

f.

penyimpanan barang berharga diupayakan dititipkan di brankas; brankas ;

g.

semua barang milik tahanan dicatat secara rinci dalam buku register barang titipan milik tahanan, diketahui oleh tahanan dan petugas dengan membubuhi tanda tangan;

h.

catat di papan tahanan mengenai: nama, umur, jenis kelamin, kamar, nomor SPP, pasal/kasus yang dilanggar, tanggal dimulai penahanan, perpanjangan masa penahanan dari jaksa serta pengadilan;

i.

catat tahanan dalam buku daftar tahanan, dan catat menyerahkan dalam laporan pelaksanaan tugas jaga;

 j.

SPP harus diperlihatkan diperlihatkan kepada tahanan dan setelah ditandatangani disimpan dalam kotak SPP yang tersedia di ruang jaga tahanan dan melekat di dinding ruang jaga tahanan; dan

k.

masukkan tahanan dalam ruang tahanan dengan cara memisahkan antara tahanan laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang dewasa.

identitas

yang

Pasal 20  20  (1)

Kepala Jaga bertanggung jawab terjadinya tahanan yang dianiaya oleh sesama tahanan.

(2)

Petugas jaga tahanan yang melalaikan tugasnya, atau karena kesalahannya menyebabkan seorang tahanan melarikan diri, dapat dikenakan hukuman menurut ketentuan hukum yang berlaku.

Pasal 21 Tata cara dalam menjenguk tahanan meliputi: a.

ijin menjenguk hanya dapat diberikan oleh perwira jaga serta dicatat dalam buku mutasi;

b.

waktu menjenguk hari Minggu pukul 09.00 s/d 11.00 dan pada hari lainnya pukul 14.30 pada s/d 15.30; c. tempat …..

 

 

  c.

12

tempat menjenguk di tempat yang telah disediakan atau tempat di sekitar ruang  jaga disesuaikan disesuaikan dengan dengan situasi situasi dan kondisi kondisi setempat, setempat, namun keamanan keamanan harus terjamin;

d.

memeriksa makanan dan minuman dengan cara dicicipi disaksikan oleh penjenguk, kemungkinan diselipkannya obat-obat terlarang, benda-benda berbahaya seperti obeng, pisau, kunci, korek api, gergaji besi atau alat-alat lain yang dapat merugikan dan apabila terdapat benda tersebut maka penjenguk dibatalkan dan dilakukan pemeriksaan oleh petugas;

e.

dilarang memberikan obat nyamuk bakar dan sejenisnya;

f.

penjenguk agar dicatat secara lengkap identitasnya identitasn ya dalam buku tamu tahanan termasuk status hubungan dengan tahanan; dan

g.

pembicaraan antar penjenguk dengan tahanan harus disaksikan/dihadapan disaksikan/dihadapa n petugas jaga dan menggunakan bahasa Indonesia.

Pasal 22  22  Tata cara memperlakukan tahanan sakit meliputi: a.

berobat jalan ke poliklinik atau ke rumah sakit;

b.

dicatat dalam buku berobat tahanan;

c.

dikawal pulang dan pergi oleh petugas bukan petugas jaga tahanan;

d.

tahanan dalam jumlah banyak perhatikan pengamanannya dengan ketat dan siapkan pengawal yang cukup;

e.

apabila jaraknya jauh usahakan dibawa dengan kendaraan bermotor roda empat atau kendaraan tahanan;

f.

apabila ada dokter polisi, datangkan dengan seijin pimpinan;

g.

apabila tahanan perlu dirawat di rumah sakit agar mengikuti prosedur ketentuan dirawat di rumah sakit didasarkan keputusan dokter yang memeriksa tahanan tersebut dan dijaga oleh petugas yang ditunjuk oleh Kasatwil, koordinasikan penempatannya dengan kepala/petugas rumah sakit setempat;

h.

tahanan meninggal dunia di ruang tahanan yang disebabkan karena bunuh diri, penganiayaan, keracunan dan sebagainya, maka Kasatwil harus memintakan visum jenazah ke rumah sakit; dan

i.

tahanan berkelahi/membuat keributan pisahkan penempatan kamarnya, periksa oleh petugas jaga yang bukan petugas jaga tahanan untuk mengetahui sebab terjadinya perkelahian, catat kejadian tersebut dan laporkan kepada perwira jaga dan adakan pembinaan sehingga tidak terulang lagi atau dapat rukun kembali.

Pasal …..

 

 

13

  Pasal 23  23  Ketentuan olah raga bagi tahanan meliputi: a.

kegiatan olah raga dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan;

b.

tempat olah raga dilaksanakan di dalam pagar/tembok pagar/tembo k tahanan;

c.

dipimpin oleh petugas jaga tahanan dan anggota lainnya mengawasi dengan siaga; dan

d.

apabila tahanan banyak agar digilir secara berkelompok dan masing masing kelompok waktunya selama 30 menit.

Pasal 24  24  Ketentuan mandi, ibadah keagamaan dan makan bagi tahanan meliputi: a.

mandi sehari duasore, kali, yaitu 06.00 satu s/d 07.00 untuk pagi dan 16.00 s/d 17.00 untuk diatursekitar secarapukul bergiliran persatu dan diawasi oleh petugas jaga;

b.

ibadah keagamaan dilaksanakan sesuai agama dan kepercayaan masingmasing dan dilaksanakan di ruang/kamar tahanan masing-masing; dan

c.

makan sehari tiga kali, peralatan makan yang digunakan dari plastik atau dibungkus, tidak boleh dari logam/kaca dan setelah selesai makan segera dikeluarkan dari dalam kamar tahanan. Pasal 25  25 

Tata cara peminjaman tahanan untuk pemeriksaan meliputi: a.

peminjaman tahanan harus dengan bukti peminjaman;

b.

petugas yang berhak meminjam tahanan hanya penyidik/penyidik penyidik/penyid ik pembantu dengan diketahui oleh kepala jaga;

c.

petugas yang berhak meminjamkan tahanan minimal kepala jaga;

d.

sebelum dan sesudah tahanan dipinjam agar kondisi fisik tahanan diperiksa dan dicatat dalam buku register tahanan serta diketahui oleh peminjam;

e.

selama dalam pemeriksaan, pemeriksa an, keamanan tahanan menjadi tanggung jawab penyidik/penyidik pembantu yang meminjam;

f.

apabila terjadi perubahan kondisi fisik tahanan agar dibuat laporan polisi untuk dibuat proses lebih lanjut; g. catat …..

 

 

14

  g.

catat berapa lama tahanan dipinjam; dan

h.

setelah tahanan selesai dipinjam selanjutnya dikembalikan ke ruang tahanan. tahanan . Pasal 26  26 

Pengeluaran/penangguhan tahanan meliputi: a.

tahanan dapat dikeluarkan untuk penangguhan penahanan berdasarkan Surat Perintah Pengeluran Tahanan (SPPT) atau Surat Pengalihan Jenis Tahanan yang ditanda tangani oleh Kasatwil;

b.

barang titipan milik tahanan agar dikembalikan kepada tahanan dan dicatat dalam Buku Register Barang Titipan Tahanan; dan

c.

identitas tahanan dalam daftar papan tahanan dihapus, demikian pula dalam register tahanan dicatat bahwa dengan dasar SPP tahanan telah dikeluarkan. Pasal 27  27 

Perlakuan terhadap tahanan titipan meliputi: a.

prinsip perlakuan dan pengamanan tahanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b.

diusahakan agar tahanan titipan dipisahkan dengan tahanan setempat;

c.

maksimal batas penitipan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku;

d.

catat identitas tahanan maupun yang menitipkan dalam buku register penitipan tahanan; dan

e.

laporkan kepada Kasatwil.

Pasal 28  28  Perlakuan terhadap tahanan yang ditahan di rumah sakit meliputi: a.

jaga dengan ketat untuk mencegah resiko melarikan diri, agar tahanan diborgol dengan cara: 1 borgol di pergelangan kaki, 1 lagi dihubungkan dengan tempat tidur atau menggunakan lebih dari 1 pasang borgol;

b.

usahakan dalam kamar yang rapat dan tersediri; dan

c.

menjenguk pasien tahanan disesuaikan dengan prosedur menjenguk tahanan dan/atau atas seijin Kasatwil. Pasal …..

 

 

15

  Pasal 29  29  Pengaturan ruang tahanan meliputi: a.

tahanan laki-laki, perempuan, anak-anak dan orang dewasa dipisahkan;

b. c.

jumlah tahanan masing-masing kamar disesuaikan dengan kapasitas kamar; kamar tahanan dipasang lampu penerangan; dan

d.

kamar tahanan diberi nomor. Pasal 30

Kewajiban bagi para tahanan meliputi: a.

mentaati peraturan - peraturan tahanan yang berlaku;

b.

menjaga ketertiban dan keamanan ruang tahanan;

c.

menjaga kebersihan ruang tahanan antara lain tidak boleh membuat tulisan atau gambar pada tembok/dinding tahanan yang ada; dan

d.

mentaati perintah-perintah dinas yang telah ditentukan. ditentuka n.

Bagian Ketiga Penjagaan Objek Tertentu Pasal 31 (1)

Pembagian tugas sesuai obyek yang dijaga.

(2)

Melakukan penjagaan pada titik-titik rawan.

(3)

Menerima laporan/pengaduan.

(4)

Mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan melakukan Tindakan Pertama di Tempat Kejadian (TPTK).

(5)

Mengadakan koordinasi dengan mako dan unsur-unsur unsur-unsu r pengamanan lainnya yang ada di lokasi tanggung jawabnya.

BAB VI …..

 

 

16

  BAB VI PENGAKHIRAN Pasal 32 (1)

(2)

Kegiatan konsolidasi dari masing-masing masing-masin g sasaran dalam penjagaan perkantoran, penjagaan tahanan dan penjagaan obyek tertentu meliputi: a.

dilaksanakan setelah kegiatan penjagaan selesai dengan melakukan apel;

b.

memeriksa/checking  kekuatan,  kekuatan, perlengkapan anggota jaga; dan

c.

membuat laporan pelaksanaan pelaksa naan penjagaan.

Melaporkan hasil pelaksanaan pelaksa naan tugas baik secara lisan maupun tertulis dalam buku mutasi atau blanko laporan kepada Perwira Jaga.

BAB VII ANALISA DAN EVALUASI Pasal 33 Setiap mengakhiri kegiatan penjagaan, pimpinan lapangan/pimpinan kesatuan wajib melakukan analisa dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas guna mengadakan koreksi terhadap tindakan dan cara bertindak yang yang tidak sesuai dengan prosedur.

BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 34 (1)

Susunan mengenai kekuatan penjagaan, perlengkapan/peralatan perlengkapan/pera latan satuan penjagaan, tercantum dalam dalam lampiran lampiran yang tidak terpisahkan terpisahkan dari peraturan ini.

(2)

Untuk mendapatkan nilai aplikatif yang optimal tidak menutup kemungkinan Kasatwil menjabarkan dalam bentuk “Urut-urutan Tindakan” sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah masing-masing.

BAB IX …..

 

 

17

  BAB IX KOORDINASI DAN PENGENDALIAN

Pasal 35 (1)

Pimpinan kesatuan/pimpinan lapangan dalam pelaksanaan pelaksanaa n tugas penjagaan dapat melakukan koordinasi dengan satuan fungsi kepolisian maupun instansi terkait lainnya.

(2)

Dalam pelaksanaan pelaksanaa n penjagaan, masing-masing koordinasi untuk mencapai hasil yang maksimal.

pimpinan

melakukan

Pasal 36 (1)

Dalam tugas penjagaan, kendali taktis dan kendali teknis berada pada pimpinan lapangan/pimpinan kesatuan.

(2)

Setiap perkembangan eskalasi selama penjagaan, wajib dilaporkan secara lisan dari petugas penjagaan kepada atasannya.

(3)

Pimpinan tertinggi dari para petugas penjagaan membuat laporan tertulis secara berjenjang tentang pelaksanaan tugas penjagaan.

BAB X PEMBIAYAAN Pasal 37 Pembiayaan dalam kegiatan penjagaan dibebankan pada anggaran Polri.

BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 38 Pada saat peraturan ini mulai berlaku semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penjagaan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini. Pasal 39 …..

 

 

18

  Pasal 39 Peraturan Badan Pemelihara Kemananan Polri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 13 Desember

2011

KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN POL

Ttd Drs. IMAM SUDJARWO, M.Si. KOMISARIS JENDERAL POLISI

 

 

19

  MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN

PENJAGAAN

PERATURAN KABAHARKAM POLRI NOMOR 2 TAHUN TAHUN 2011 TANGGAL TANGGAL 13 DESEMBER DESEMBER 2011  2011 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF