Perilaku Politik

September 7, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Perilaku Politik...

Description

 

PERILAKU POLITIK  A. PENGERTIAN PERILAKU POLITIK   Perilaku politik dapat dirumusakan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.  Interaksi antara pemerintah dan masyarakat, antar lembaga pemerintah dan antara kelompok dan individu dalam masyarakat dalam rangka  proses pembuatan, pelaksanaan, dan penegakan keputusan politik pada dasarnya perilaku politik.  Perilaku politik berkenaan dengan tujuan suatu masyarakat, kebijakan untuk mencapai  Berkaitan dengan sikap politik, satu hal yang perlu dibahas adalah apa ya yang ng di dise sebu butt si sika kap p po poli liti tik. k. Wala Walaup upun un an anta tara ra si sika kap p da dan n pe peril rilak aku u terdapat kaitan yang sangat erat, namun keduanya perlu dibedakan. bereaksi terhadap terhadap objek lingkungan lingkungan  Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi tertentu terten tu sebagai sebagai suatu suatu penghayatan penghayatan terhadap obyek tersebut. tersebut. Sikap   bel belum um meru merupa paka kan n suat suatu u ti tind ndak akan an atau atau ak akti tivi vita tass ak akan an te teta tapi pi ba baru ru merupakan kecenderungan atau predisposisi. Dari suatu sikap tertentu dapat dap at diperk diperkira irakan kan tindak tindakan an apa yang yang akan akan dilaku dilakukan kan berken berkenaan aan dengan obyek apa yang dimaksud. Sikap mengandung 3 komponen: (1).. Kogni (1) Kognisi, si, kognis kognisii berkai berkaitan tan dengan dengan ide dan konsep konsep (2). (2). Afeksi Afeksi,, afeksi afek si menyan menyangku gkutt kehidu kehidupan pan emosio emosional nal,, (3). Konasi Konasi,, merupa merupakan kan kecenderungan bertingkah laku.  Dalam kehidupan kehidupan politik politik ada berbagai macam gejala/reaksi gejala/reaksi dalam menyikapi seatu kebijakan. Ada yang menerima sebagaimana adanya, adanya, ada yang menyatakan penolakan, ada yang melakukan protes secara halus, ada yang melakukan unjuk rasa, dan ada pula yang lebih suka diam tampa memberikan reaksi apa-apa (  silent majority). Diam itu sendiri dapat dikatakan sebagai sikap politik, sebab dengan diam tidak   berarti bahwa yang bersangkutan tidak memiliki penghayatan terhadap objek atau persoalan tertentu yang ada di sekitarnya.  Perilaku politik tidak selamanya mewakili sikap politik seseorang. Apab Ap abil ilaa sese seseor oran ang g mera merasa sa ti tida dak k se setu tuju ju de deng ngan an ke kebi bija jaka kan n ya yang ng dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, misalnya ketidaksetujuan itu

adalah sikap politik. Dengan sikap politik yang demikian, demikian, tidak mesti akan muncul pernyataan penolakan, protes atau menolak melaksanakan kebijak keb ijakan an terseb tersebut. ut. Bisa Bisa jadi jadi karena karena adanya adanya faktor faktor-fak -faktor tor dari dari luar  luar  dirinya orang yang bersangkutan tetap melakukan keputusan tersebut. Kegiatan Kegiat an yang yang termasu termasuk k dalam dalam penger pengertia tian n partis partisipa ipasi si politi politik k mencak mencakup up hal-ha hal-hall sebagai berikut: 1. Partisipasi po politik te terwujud se sebagai ke kegiatan at atau pe perilaku luar individu warga negara biasa yang dapat diamati dan bukan berupa sikap dan orientasi. 2. Kegiatan it itu di diarahkan un untuk me mempengaruhi pe pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. 3. Kegiatan yang berhasil maupun yang gagal dalam mempengaruhi keputusan politik pemerintah termasuk dalam partisipasi politik.

 

4. Kegiatan mempengaruhi politik pemerintah dapat dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara, dan secara tidak langsung. 5. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan melalui prosedur yang wajar tanpa kekerasan dan dengan cara-cara yang tidak  wajar.

B. KATEGORISASI PERILAKU POLITIK  1. Berd Berdas asar arka kan n ke kegi giat atan an a. partisipasi politik aktif seperti pengajuan alternatif mengenai kebijakan umum, mengajukan kritik, mengajukan petisi, membayar pajak dsb. Orientasi pada segi masukan dan keluaran dari suatu sistem politik.   b. partisipasi partisipasi politik politik pasif seperti ketaatan dan penerimaan penerimaan atas hal-hal hal-hal yang telah menjadi keputusan pemerintah. Orientasi hanya pada aspek  keluaran dari sistem politik. 2. Bedasarkan tingkatannya a. apatis, artinya tidak menaruh perhatian sama sekali pada kegiatan politik  dan bersikap masa bodoh.  b. spektator, orang yang bersangkutan setidak-tidaknya ikut menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. c. gladiator, tingkat partisipasi politiknya sampai pada keikutsertaan secara aktif dalam proses politik. Partisipasi politik dengan cara menempatkan diri sebagai pengkritik termasuk dalam kategori partisipasi yang tidak  konvensional. 3. Berdasarkan lapisan partisipasi politik  a. pemimpin politik   b. aktivis politik  c. komunikator politik  d. warga negara marginal e. orang yang terisolasi 4. Jumlah Pelaku a. partisipasi individu adalah partisipasi yang dilakukan secara perorangan.  b. partisipasi kolektif adalah kegiatan warga negara secara serempak untuk  mempengaruhi penguasa, seperti dalam kegiatan pemilihan umum. 5. Tinggi rendahnya kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah atau suatu sistem politik  a. partis partisipasi ipasi aktif,masyarakat aktif,masyarakat memiliki tingkat tingkat kesadaran kesadaran politik politik yang tinggi dan percaya pada sistem yang ada.  b. partisipasi pasif-tertekan (apatis), kesadaran politik ada dan kepercayaan terhadap sistem politik sangat rendah. c. partis partisipasi ipasi militann radikal, radikal, kesadaran kesadaran masyarakat masyarakat poliik, poliik, sedangkan sedangkan kepercayaan terhadap sitem polittik sangat rendah. d. partisipasi partisipasi yang tidak aktif, apabil apabilaa kesadara kesadara politik masyarakat sangat rendah, tetapi kepercayaan terhadap sostem politiksangat tinggi.

C. RUANG LINGKUP

 







Perilaku politik merupakan tindakan yang dilakukan oleh suatu subjek. Subjek dapat berupa pemerintah dan dapat juga masyarakat. Tindakan ya yang ng dila dilaku kuka kan n ol oleh eh pe peme merin rintah tah be beru rupa pa pe pemb mbua uata tan n ke kepu putu tusa sannkeputusan politik dan upaya pelaksanaan keputusan politik tersebut. Tindak Tin dakan an yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh masyar masyaraka akatt berupa berupaya ya untuk untuk dapat dapat mempen mem pengar garuhi uhi pembua pembuatan tan dan pelaks pelaksana anaan an keputu keputusan san politi politik k oleh oleh  pemerintah sesuai dengan kepentingannya. Pemeri Pem erinta ntah h dan masyar masyaraka akatt merupa merupakan kan kumpul kumpulan an manusi manusia. a. Pada Pada dasarnya dasarn ya manusia manusia yang melakukan kegiatan dapat dibedakan menjadi dua:: (1) warga dua warga negara negara yang yang memili memiliki ki fungs fungsii pemeri pemerinta ntahan han (pejab (pejabat at   pem pemeri erint ntah ah). ). (2 (2)) warga warga ne nega gara ra bi bias asaa ya yang ng tida tidak k memi memili liki ki fu fung ngsi si   pemerintahan tetapi memiliki hak untuk mempengaruhi orang yang memiliki pemerintahan (fungsi politik). Kajian perilaku politik menggunakan 3 unit analisis yaitu 1. individu sebagai aktor politik  2. agregasi politik adalah kelompok individu yang tergabung dalam suatu orgnisasi seperti partai politik, kelompok kepentingan, birokrasi dan lembaga-lembaga pemerintahan. 3. tipologi kepribadian politik adalah tipe-tipe kepribadian pemimpin seperti pemimpin otoriter, pemimpin demokratis.  Di samping perilaku politik individu sebagai aktor politik, ada juga   peril perilaku aku politi politik k kelemb kelembaga agaan. an. Walaup Walaupun un di dalamn dalamnya ya terdir terdirii dari dari individu-in indiv idu-individ dividu, u, lembaga lembaga politik politik memiliki memiliki missi tersendiri tersendiri sesuai sesuai dengan denga n tugas dan wewenangny wewenangnya. a. (1) lembaga politik politik pemerintaha pemerintahan n (suprastruk (supr astruktur tur politik). politik). Contoh: Contoh: Legislatif, Legislatif, Eksekutif Eksekutif,, Yudikatif. Yudikatif. (2) lembaga politik kemasyarakatan (insfrastruktur politik). Contoh: partai   politik, kelompok kepentingan (interest groups), kelompok penekan ( pressure   pressure group) serta media komunikasi politik.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEMPENGARUHI PERILAKU POLITIK   Per eril ilak aku u pol olit itik ik mer eru upaka pakan n pr pro odu duk k sos osia iall seh ehin ing gga unt ntu uk  memahami diperlukan dukungan konsep dari beberapa disiplin ilmu sepert sep ertii sosio sosiolog logi, i, psikol psikologi ogi so sosia sial, l, antrop antropolo ologi gi so sosia sial, l, geopol geopoliti itik, k,

ekonomi, dan sejarah. Sebaga agaii manife manifesta stasi si sikap sikap politi politik, k, perila perilaku ku politi politik k tidak tidak dapat dapat  Seb di dip pis isah ahk kan dari dari bud uday ayaa pol olit itik ik Gab abri riel el Alm Almon ond d da dan n Verb Verba. a. Kebudayaan politik suatu bangsa sebagai distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik di antara masyarakat bangsa itu. Pola tingkah laku individu yang berkaitan dengan kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.  Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku politik aktor politik: 1. lingkungan politik tidak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya dan media massa. 2. lingkungan politik langsung, seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelomp kel ompok ok pergau pergaulan lan.. Lingku Lingkunga ngan n ini member memberika ikan n bentuk bentuk-be -bentu ntuk  k  sosial sos ialisa isasi si dan intern internali alisas sasii nilai nilai dan norma norma masyar masyaraka akatt pada pada aktor  aktor   politik, serta memberikan pengalaman-pengalaman hidup. 3. struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu.

 

4. faktor sosial politik langsung yang berupa situasi yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika akan melakukan kegiatan sepertii cuaca, keadaan keluarga, sepert keluarga, kehadiran kehadiran seseorang, seseorang, keadaan ruang, ruang, suasana kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya. mempengaruhi partisipasi partisipasi politik warga negara negara  Dua variabel yang mempengaruhi  biasa.: (1) kesadaran politik (2)kepercayaan pada pemerintah (sistem  politik)  Em Empa patt fakt faktor or ut utam amaa ya yang ng memp mempen enga garu ruhi hi Pe Peri rila laku ku Poli Politi tik-k---Milbrath. 1. sejauh mana orang menerima perangsang politik. 2. karakteristik pribadi seseorang 3. karakteristik sosial seseorang 4. keadaa keadaan n politi politik k atau atau lingku lingkunga ngan n politi politik k tempat tempat seseor seseorang ang dapat dapat menemukan dirinya sendiri. E. KONSEP DASAR   Konsep pokok dari kaum behavioral: 1. tingkah laku politik memperlihatkan keteraturan yang dapat dirumuskan dalam generalisasi-generalisasi 2. ge gene neral ralis isas asi-g i-gen enera erali lisa sasi si it itu u pa pada da as asas asny nyaa ha haru russ da dapa patt di dibu bukt ktik ikan an kebenarannya dengan menunjuk pada tingkah laku yang relevan re levan

3. untuk mengumpulkan dan penafsiran data diperlukan teknik penelitian yang cermat 4. untuk mencapai kecermatan dalam penelitian diperlukan teknik penelitian yang cermat 5. dalam membuat analisis politik, nilai-nilai pribadi peneliti sedapat-dapatnya mungkin tidak main peranan (value free). 6. penelitian politik memiliki sikap terbuka terhadap konsep-konsep, teoriteori dari ilmu-ilmu sosial lainnya.

Pendekatan Kelembagaan 1. lembaga-lembaga politik sebagai unit analisis

Pendekatan Behavioral 1.me 1.meng ngam ambi bill in indi divi vidu du se seba baga gaii analisis

2. bersandar pada safat 3. banyak lebih bersifat historis-yuridis 4. menekankan analisi kuantitatif  5.le 5.lebi bih h mend mendas asar arka kan n ni nila laii-ni nila laii dan dan norma 6. lebih mengarah pada pemngembangan ilmu terapan

2. 3. lebih lebbersandar ih diwapada rnai penelitian konsepempiris -konsep sosiologis-psikologis 4. menekankan analisis kualitatif  5. lebih mendasarkan pada fakta 6. lebih mengarah mengarah pada pada pengemban pengembangan gan ilmu murni

sa satu tuan an

 

BUDAYA POLITIK 

 



Budaya politi Budaya politik k merupa merupakan kan fenome fenomena na dalam dalam masyar masyaraka akat, t, yang yang memili memiliki ki  pengaruh dalam struktur dan sistem politik. Kebudayaan Politik-----Almond dan Verba Sebagai distribusi pola-pola orientasi khusus menuju tujuan politik diantara masyarakat yang merupakan pola tingkah laku individu yang berkaitan dengan kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik. Manfaat mempelajari Kebudayaan politik: (1) sikap-s sikap-sika ikap p warga warga negara negara terhada terhadap p sistem sistem politi politik k akan akan mempen mempengar garuhi uhi tuntutan-tuntutan, respon-responnya, dukungan, dan orientasinya terhadap sistem politik. (2) dengan memahami hubungan antara kebudayaan politik dengan sistem   politik, politik, maksud-mak maksud-maksud sud individu individu melakukan melakukan kegiatanny kegiatannyaa dalam sistem sistem   politik politik atau faktor-fakto faktor-faktorr apa yang menyebabkan menyebabkan terjadinya terjadinya pergeseran pergeseran

 politik dapat dimengerti. Tiga komponen dalam pandangan tentang objek politik  (1) kognitif yaitu komponen yang menyangkut pengetahuan tentang politik  dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya. (2) afeksi yaitu perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan  penampilannya. evaluasi yaitu keputusan keputusan dan praduka tentang objek-objek objek-objek politik politik yang  (3) evaluasi secar secaraa ti tipi pika kall meli meliba batk tkan an ko komb mbin inas asii st stan anda darr ni nila laii da dan n krit kriter eria ia de deng ngan an informasi dan perasaan.  TIPE-TIPE BUDAYA POLITIK  (1) Budaya politik parokial  Bias Biasan anya ya terd terdap apat at dala dalam m si sist stem em po poli liti tik k ta tadi disi sion onal al dan dan sederhana, sederh ana, dengan ciri khas spesialisasi, spesialisasi, masih sangat sangat kecil, sehingga sehingga 

  pelaku-pela pelaku-pelaku ku politik belumlah belumlah memiliki memiliki pengkhususan pengkhususan tugas tugas tetapi   peranan yang satu dilakukan bersamaann dengan peranan yang lain sepert sep ertii aktivi aktivitas tas dan perana peranan n pelaku pelaku politi politik k dilaku dilakukan kan bersam bersamaan aan deng dengan an pera perann nny y baik baik dala dalam m bi bida dang ngaa ek ekon onom omi, i, so sosi sial al maup maupun un keagamaan. Tidak terdapat peranan politik yang bersifat khas dan berdiri  sendiri Masyar Mas yaraka akatt secara secara umum umum tidak tidak menaru menaruh h minat minat begitu begitu bes besar  ar   terhadap objek politik yang luas tetapi hanya dalam batas tertentu yaitu keteri ket erikata katan n pada pada objek objek yang yang relatif relatif sempit sempit sepert sepertii ket keteri erikat katan an pada pada  profesi. Coll Co llem emen en----m -mas asya yara rak kat dal alam am bud uday ayaa par aro okial ial tida tidak  k   mengha men gharap rapkan kan apa pun dari dari sistem sistem politi politik k termas termasuk uk bagian bagian-bag -bagian ian terhadap perubahan sekalipun. Dengan demikian parokialisme dalam

 

sistem politik yang diferensiatif diferensiatif lebih bersifat afektif dan orientatif  orientatif  daripada kognitifnya. Unsu Un surr-un unsu surr pa paro roki kial al da dala lam m masy masyara araka katt in indo done nesi siaa masi masih h  terdapat, terdap at, terutama terutama dalam masyarakat pedalaman. pedalaman. Pranata, Pranata, tata nilai, nilai, serta unsur-unsur adat lebih banyak dipegang teguh daripada persoalan   pemba pembagia gian n peran peran politi politik. k. Pemimp Pemimpin in adat adat atau kepala kepala su suku ku sebaga sebagaii  p pim impi pina nan n po poli liti tik k seka sekali ligu guss berf berfun ungs gsii se seba baga gaii pi pimp mpin inan an ag agam ama, a,  pimpinan sosial masyarakat bagi kepentingan-kepentingan ekonomi. Yang menonjol dalam budaya politik parokial adalah kesadaran  anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan atau kekuasaan  politik dalam masyarakat. (2) Budaya Politik Subjek  Memili iliki ki frekuen frekuensi si yang yang tinggi tinggi terhad terhadap ap sistem sistem politi politikny knyaa namun namun  Mem frekuensi orientasi terhadap masukan dan partisipasinya dalam aspek  keluaran sangat rendah.  Beranggapan bahwa dirinya adalah subjek yang tidak berdaya untuk  mempengaruhi atau mengubah sistem  Menerima segala keputusan yang diambil dan segala kebijakan pejabat yang berwenang dalam masyarakat. Memiliki ki keyakinaan keyakinaan apapun keputusan keputusan pejabat bersifat bersifat mutlak, mutlak, tidak   Memili dapat diubah-ubah, dikoreksi apalagi di tentang.  Mematuhi perintahnya, menerima, loyal, dan setia terhadap anjuran,  perintah, serta kebijaksanaan pimpinannya.  Si Sifa fatt-ssif ifat at in inii mun uncu cull di dik kar aren enak akan an pr pros oses es kol olo oni nial alis isas asii dan kediktatoran (3) Budaya Politik Partisipan  Mem Memili iliki ki orient orientasi asi politi politik k yang yang secara secara ekspli eksplisit sit dituju ditujukan kan kepada kepada sistem secara keseluruhan, bahkan terhadap struktur, proses politik dan administrasi.  Mem Memili iliki ki kesada kesadaran ran totalit totalitas, as, masuka masukan, n, keluar keluaran, an, dalam dalam konste konstelas lasii sistem politik yang ada. Tiga Tiga ke kebu buda daya yaan an po poli liti tik k murn murnii ters terseb ebut ut meru merupa paka kan n awal awal ba bagi gi tipe tipe-ti -tipe pe kebudayaa kebuda yaan n politi politik k atau disebu disebutt budaya budaya politi politik k campur campuran an (mixed political  cultures ): (1) kebuda kebudayaa yaan n subjek subjek parok parokial ial (the parochi Terdap dapat at parochial-s al-subje ubjekk culture culture). Ter seba sebaga gaia ian n be besa sarr ya yang ng meno menola lak k tu tunt ntut utan an-tu -tunt ntut utan an ek eksl slus usif if masy masyara araka katt kerukunan desa atau otoritas feodal. (2) kebudayaan subjek partisipan ( subject  subject partisipant culture ). Lucian W Pye:  penanaman rasa loyalitas normal dan identifikasi serta kecenderungan untuk  menaati peraturan pemerintah pusat merupakan masalah prioritas pertama bagi  bangsa-bangsa yang baru muncul. (3) kebudayaan kebudayaan parokial parokial partisipan partisipan (the parocial parocial participant participant culture). Budaya  politik ini banyak didapati di negara-negara yang relatif masih muda (negarane nega gara ra be berk rkem emba bang ng). ). Nega Negarara-ne nega gara ra te ters rseb ebut ut se seda dang ng gi giat at mela melaku kuka kan n   pem pemba bang ngun unan an

,

term termas asuk uk

did idal alam amn nya

pemba emban ngu guna nan n

keb ebu uda day yaa aan n.

 

Transform Transf ormasi asi paroki parokial, al, satu satu pihak pihak cender cenderung ung ke arah otorita otoritaria rianis nisme, me, dan  pihak lain ke arah demokrasi. Model orientasi terhadap pemerintahan dan politik: (1) masyarakat demokratis industriil. Dalam sistem ini terdapat cukup banyak aktivitas politik yang akan menjamin adanya kompetisi partai-partai politik dan kehadiran pemberi suara yang besar. Selain itu terdapat terdapat peminat peminat politik politik yang selalu mendiskus mendiskusikan ikan secara sec ara kritis kritis moral-m moral-mora orall kemasy kemasyarak arakata atan n dan pemerin pemerintaha tahan. n. Kelomp Kelompokokkelompok yang selalu mengusulkan kebijakan-kebijakan baru dan melindungi kepentingan khusus mereka dalam sistem. (2) sistem otoriter  Terdapat beberapa kelompok masyarakat yang memiliki sikap politik    berbeda.ke berbeda.kelompo lompok k organisasi organisasi politik dan partisipan partisipan politik, politik, mahasiswa dan kaum intelektual intelektual yang berusaha menentang menentang dan mengubah sistem melalui tindakan persuasif atau proses yang agresif. Kelompok-kelompok terhormat seeprti pengusaha, kepala gereja, tuan tanah, mendiskusikan masalah-masalah   pemer pemerint intaha ahan n dan aktif aktif dan lobbyi lobbying. ng. Sement Sementara ara itu sebaga sebagaian ian rakyat rakyatnya nya ha hany nyal alah ah menj menjad adii subj subjek ek ya yang ng pa pasi sif, f, meng mengak akui ui pe peme merin rinta tah h da dan n tu tund nduk  uk  kepadanya, tetapi tidak melibatkan diri dalam urusan pemerintahan. (3) sistem sistem demokr demokrasi asi praind praindust ustri. ri. Dalam Dalam negara negara dengan dengan model model sepert sepertii ini hanya han ya sediki sedikitt sekali sekali partis partisipa ipan n yang yang terutam terutamaa dari dari profesi profesiona onall terpelaj terpelajar. ar. Usahawan dan tuan tanah. Sejumlah besar warga negaranya seperti pegawai,   buuh, buuh, dan petani petani bebas bebas secara secara langsu langsung ng terpeng terpengaru aruh h atau terkena terkena sistem sistem   perpajakan dan kebijakan resmi pemerintah lainnya. Hanya saja kelompok  terbe ter besa sars rsep eper erti ti bu buru ruh h tani tani ya yang ng bu buta ta hu huru ruf, f, memi memili liki ki pe peng nget etah ahua uan n da dan n keterlibatan dalam kehidupan politik yang sangat kecil. PERILAKU POLITIK DAN BUDAYA POLITIK 

Alasan orang yang tidak mau terlibat dalam politik (Dahl): 1. mema memand ndan ang g re rend ndah ah terh terhad adap ap sega segala la manf manfaat aat ya yang ng di diha harap rapka kan n da dari ri keterli ket erliabt abtan an politi politik, k, diband dibanding ing dengan dengan manfaa manfaatt yang yang akan akan dipero diperoleh leh dari dari  berbagai aktivitas lainnya. 2. tidak melihat adanya perubahan yang tegas antara keadaan sebelumnya. 3. merasa tidak ada masalah terhadap hal yang dilakukan, dilakukan, karena tidak dapat mengubah dengan jelas hasilnya. 4. merasa hasil-hasilnya relatif akan memuaskan orang tersebut, sekalipun tidak berperan di dalamnya. 5. keterbatasan pengetahuan politik  6. kendala yang dihadapi dalam perjalanan hidup. Semakin besar kendala yang dihada dih adapi pi maka maka kemung kemungkin kinan an bagi bagi seseor seseorang ang untuk untuk terlib terlibat at dalam dalam politi politik  k  sangat kecil.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF