Perilaku Masyarakat Terhadap Kesehatan
October 30, 2017 | Author: mayam tami | Category: N/A
Short Description
zkh...
Description
PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN
Gulshan Fahmi El Bayani Hardiani Andaningrum Nida Fadhillah Utami Noti Sudahono Nursetya Afini Qonita Rachmah Ramadhana Komala Siti Nurokhmah Tiyani Rahmawati
Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
I. PENDAHULUAN Sebagian besar perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan dirasa masih sangat rendah, terutama perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat. Padahal, perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung peningkatan status kesehatan penduduk. Perilaku masyarakat yang tidak sehat dapat dilihat dari kebiasaan merokok, rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi lebih pada anak balita, serta kecenderungan meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS, penderita penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA) dan kematian akibat kecelakaan. Proporsi penduduk dewasa yang merokok sebesar 31,8 persen. Sementara itu, proporsi penduduk perokok yang mulai merokok pada usia di bawah 20 tahun meningkat dari 60 persen (1995) menjadi 68 persen (2001). Pada tahun 2002, persentase bayi usia 4-5 bulan yang memperoleh ASI eksklusif baru mencapai 13,9 persen. Persentase gizi kurang pada anak balita 25,8 persen (2002) sementara gizi-lebih mencapai 2,8 persen (2003). Penderita AIDS pada tahun 2004 tercatat sebanyak 2.363 orang dan HIV sebanyak 3.338 orang, sedangkan penderita akibat penyalahgunaan NAPZA meningkat dari sekitar 44,5 ribu orang (2002) menjadi 52,5 ribu orang (2003). Kecelakaan termasuk sepuluh besar penyebab kematian umum, yaitu penyebab ke-8 pada tahun 1995 dan meningkat menjadi penyebab ke-6 tahun 2001.
II. ISI Perilaku Masyarakat Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan disajikan dalam indikator PHBS, adapun dari hasil Kajian PHBS pada tahun 2007 tersebut dapat digambarkan berbagai permasalahan perilaku kesehatan dengan urutan sebagai berikut : 1.
Belum menjadi anggota JPKM (77%)
2.
Masih merokok (74%)
3.
Bayi tidak mendapatkan imunisasi sesuai umurnya (57%)
4.
Tidak memeriksakan kehamilan/balita tidak ditimbang secara teratur (55%)
5.
Tidak buang air besar di jamban (54,2%)
6.
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit Aids (52,4%)
7.
Tidak mengkonsumsi makanan seimbang (48%)
8.
Lingkungan rumah kotor/ sampah berserakan (45,1%)
9.
Kuku panjang dan kotor (59%)
10.
Tidak menggunakan air bersih untuk semua kepentingan rumah tangga.
Perilaku Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat Indikator terhadap perilaku masyarakat dan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan antara lain dapat diukur atau tergambar dengan seberapa banyak kepesertaan masyarakat dalam jaminan pemeliharaan kesehatannya misalnya melalui Askes, JPKM, Jamsostek dan lain-lain. Berdasarkan Susenas dinyatakan bahwa pembiayaan kesehatan yang berasal dari pemerintah hanya mencapai 30%, sedangkan pembiayaan yang berasal dari masyarakat tercatat 70%. Rendahnya pembiayaan
kesehatan bersumber pemerintah ternyata memiliki korelasi yang kuat terhadap derajat kesehatan masyarakat dan kinerja pembangunan kesehatan (Modul studi Pembiayaan Pembangunan Kesehatan di Propinsi Lampung dan Propinsi DIY). Hanya saja cara pembiayaan kesehatan dari masyarakat ini masih bersifat langsung. Masyarakat belum terbiasa menjadi anggota dalam pembiayaan kesehatannya misalnya saja melalui asuransi kesehatan (Askes). Data mencatat total masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan yang telah menjadi anggota dalam pembiayaan kesehatan tahun 2004 sebanyak 36.028 , tahun 2005 menurun menjadi 33.026 peserta, dan kembali menurun tahun 2007 sebanyak 11.937 orang. Untuk tahun 2007 Penduduk yang menjadi anggota Askes sebanyak 5.022 orang, namun data ini belum sepenuhnya, karena data laporan yang ada belum 100%. Untuk jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin sebanyak 639.432 jiwa menjadi peserta askeskin, JPK Pra bayar 1.425 jiwa, Dana Sehat 5.367 jiwa dan JPK lainnnya 123 jiwa. Total persentase kepersertaan anggota JPK Pra Bayar adalah 14,2%, masih jauh dari target 45%. Perilaku masyarakat dalam mencari pengobatan atau pelayanan kesehatan diperoleh berdasarkan profil kesehatan tahun 2007 yaitu sekitar 27,31% berkunjung ke puskesmas dan rumah sakit dan sisanya sebanyak 72,69% cenderung berobat ke sarana-sarana kesehatan swasta, bidan praktek, dan lain-lain. Dan untuk Pelayanan kesehatan gakin tercatat telah mencapai 95,62% dari target 100%. Indikator keberhasilan peran serta masyarakat salah satunya dapat dilihat dari tingkat kemandirian posyandu. Dengan jumlah posyandu 1.295 unit, 388 unit masuk kriteria posyandu purnama dan sebanyak 29 unit adalah posyandu mandiri (lihat Tabel 48). Data terakhir menunjukkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) di Kabupaten Lampung Selatan adalah pembentukan posyandu sejumlah 1.295 buah, polindes 123 buah, POD 75 buah, kelompok PKM-PKMD 73 buah, PLP-PKMD 45 buah, Pos UKK 54 buah, Posyandu kelompok usila 144 buah, SBH (Kwaran) 8 kelompok. Jumlah kader aktif 4.937 orang (82%) dari jumlah kader yang ada 6.018 orang, BKB 302 (0,11%), BKR 272 (0,10%), BKL 266 (0,09%). Di Tahun 2007 pembangunan Poskesdes di 30 desa sasaran di wilayah 20 kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan telah dilaksanakan. Sedangkan untuk perilaku masyarakat dalam pemanfaatan posyandu cenderung meningkat, hal ini terlihat dari angka D/S tahun 2007 (66,11%). Pada tahun sebelumnya
(2006) jumlah bayi dan balita yang ditimbang sebesar 41,6%, dan tahun 2005 sebesar 40,7%; sedangkan balita yang naik berat badannya 51,19%, sementara untuk balita dengan status BGM yang naik berat badannya hanya 3,75% (target
View more...
Comments