Perhitungan EVA
April 22, 2019 | Author: Ary Damayanti | Category: N/A
Short Description
Download Perhitungan EVA...
Description
BAB 5
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1
Analisis Perhitungan EVA ( Economic Value Added Added )
Dalam pembahasan bab 5 ini kita akan melihat bagaimana perhitungan EVA pada perusahaan PT Panorama Sentrawisata Tbk dan kinerja perusahaan tersebut berdasarkan perhitungan EVA ( Economic Economic Value Added ) untuk periode 2006 – 2009. Dalam menghitung EVA, diperlukan data-data berupa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh PT. Panorama Sentrawisata Tbk seperti laporan neraca (balance ( balance sheet ) dan lapo lapora ran n lab laba rug rugi ( Income Income Statement ), ) , data data Inde Indeks ks Harg Hargaa Saha Saham m Gabungan (IHSG) dan Indeks Harga Saham Individu (IHSI), Suku Bunga Indonesia (SBI) yang ditetapkan ditetapkan oleh Bank Indonesia. Indonesia. Data-data Data-data tersebut tersebut kemudian kemudian diolah diolah dengan dengan menggunaka menggunakan n rumus-rumu rumus-rumuss yang telah dijelaskan dijelaskan pada bab sebelumnya, sebelumnya, dengan demikian nilai EVA yang dicapai oleh perusahaan dapat diketahui. Adapun tahap-tahap yang harus dilakukan untuk mengetahui tingkat EVA yang dicapai oleh perusahaan tersebut, yaitu dimulai dengan menghitung NOPAT ( Net kemudian an dilanj dilanjutk utkan an dengan dengan mengh menghitu itung ng IC Net Operating Profit After Tax), Tax), kemudi ( Invested Invested Capital ), ), selanju selanjutny tnyaa menghi menghitun tung g WACC WACC ( Weight Weighted ed Avarag Avaragee Cost Cost of Capital ), ), dan kemudi kemudian an dapat dapat ditent ditentuka ukan n tingka tingkatt EVA yang yang dicapa dicapaii perusa perusahaa haan. n. Berikut ini adalah pengolahan perhitungan data-data untuk mengetahui tingkat EVA yang dicapai perusahaan selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. 5.2
Perhitungan EVA
5.2.1
Perhitungan NOPAT
43
Dalam Dalam menghi menghitun tung g EVA, EVA, langka langkah h pertam pertamaa yang yang harus harus dilaku dilakukan kan adalah adalah menghitung nilai NOPAT. Nilai NOPAT dapat dihitung dengan mengalikan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan satu dikurangi besarnya tarif pajak. Tarif pajak yang digunakan perusahaan ini adalah tarif pajak progresif yaitu sebesar sebesa r 30%. Data yang digunakan untuk menghitung NOPAT adalah data yang ada pada laporan laba rugi. Rumus NOPAT dapat dihitung sebagai berikut : NOPAT
= EBIT (1-T)
EBIT
= EBT + Interest
Dimana : NOPAT
: Net Operating Profit After Tax (Laba operasi bersih setelah pajak)
EBIT
: Earning Before Interest and Tax (Laba sebelum bunga dan pajak)
T
: Tax (tarif pajak)
EBT
: Earning Before Tax (Laba sebelum pajak)
Interest
: Beban bunga
Dengan mengunakan rumus diatas NOPAT untuk tahun 2006 dapat dihitung dengan menggunakan data-data sebagai berikut: EBT
= Rp. 5.275.537.000
Interest
= Rp. 11.435.274.000 11.435.274.000
T
= 30%
NOPAT
= (Rp. 5.275.537.000 5.275.537.000 + Rp. 11.435.274.000) 11.435.274.000) x (1-30%) (1-30%) = Rp. 16.710.811.000 x 70% = Rp. 11.697.567.700 11.697.567.700
44
Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama, NOPAT untuk tahun 2007 dapat dihitung dengan menggunakan data-data sebagai berikut: EBT
= Rp. 17.511.731.000
Interest
= Rp. 11.840.106.000 11.840.106.000
T
= 30%
NOPAT
= (Rp. 17.511.731.000 17.511.731.000 + Rp. 11.840.106.000) 11.840.106.000) x (1-30%) (1-30%) = Rp. 29.351.837.000 x 70% = Rp 20.546.285.900 20.546.285.900
Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama, NOPAT untuk tahun 2008 dapat dihitung dengan menggunakan data-data sebagai berikut: EBT
= Rp. 12.820.270.000
Interesrt
15.259.357.000 = Rp. 15.259.357.000
T
= 30%
NOPAT
= (Rp. 12.820.270.000 12.820.270.000 + Rp.15.259.357.000) Rp.15.259.357.000) x (1-30%) (1-30%) = Rp. 28.079.627.000 x 70% = Rp. 19.655.738.900 19.655.738.900
Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama, NOPAT untuk tahun 2009 dapat dihitung dengan menggunakan data-data sebagai berikut: EBT
= Rp. 13.954.274.000
Interest
= Rp. 15.785.349.000 15.785.349.000
T
= 30%
NOPAT
= (Rp. 13.954.274.000 13.954.274.000 +Rp. 15.785.349.000) 15.785.349.000) x (1-30%) (1-30%) = Rp. 29.739.623.000 x 70% = Rp. 20.817.736.100 20.817.736.100
45
Hasil dari perhitungan NOPAT diatas untuk tahun 2006 -2009, disajikan dalam tabel 5-1 sebagai berikut: TABEL 5-1 HASIL PERHITUNGAN NOPAT TAHUN 2006-2009
Keterangan
2006
2007
2008
2009
EBT
5.275.537.000
17.511.731.000
12.820.270.000
13.954.274.000
Interest
11.4 11.43 35.27 5.274. 4.0 000
11.84 1.840. 0.1 106.0 6.000
15.2 5.259.3 59.357 57.0 .000 00
EBIT
16.710.811.000
29.351.837.000
28.079.627.000
29.739.623.000
(1-30%)
70%
70%
70%
70%
NOPAT 11.697.567.700 11.697.567.700 20.546.285.900 20.546.285.900 19.655.738.900 19.655.738.900 Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah
15.7 15.785 85.3 .349 49.0 .00 00
20.817.736.100 20.817.736.100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa perhitungan NOPAT dari tahun 2006-2009 menunjukkan adanya fluktuasi dari tahun ke tahun, terjadi peningkatan NOPAT dari tahun 2006-2007 yaitu sebesar Rp. 11.697.567.700 11.697.567.700 untuk tahun 2006 kemu kemudi dian an meni mening ngka katt menj menjad adii Rp. Rp. 20.5 20.546 46.2 .285 85.9 .900 00 untu untuk k tahun tahun 2007 2007 hal hal ini ini disebabkan EBIT perusahaan meningkat juga pada tahun tersebut, akan tetapi pada tahu tahun n 2008 2008 terj terjad adii penu penuru runa nan n NOPA NOPAT T menj menjad adii Rp. Rp. 19.6 19.655 55.7 .738 38.9 .900 00 hal hal ini ini disebabkan karena menurunnya EBIT pada tahun 2008 dibandingkan pada tahun 2007 dan pada tahun 2009 NOPAT tersebut mengalami peningkatan kembali yaitu dari dari Rp. Rp. 19.6 19.655 55.7 .738 38.9 .900 00 menj menjad adii Rp. Rp. 20.8 20.817 17.7 .736 36.1 .100 00 diser diserta taii juga juga deng dengan an peningkatan EBIT. Dapat dilihat pula pencapaian nilai NOPAT tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 20.817.736.100 hal ini disebabkan nilai EBIT pada
46
tahun tersebut juga paling tinggi yaitu sebesar Rp. 29.739.623.000, dan nilai NOPAT terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 11.697.567.700 hal ini disebabkan EBIT pada tahun tersebut juga paling rendah yaitu sebesar Rp. 16.710.811.000. 5.2.2
Perhitungan modal yang diinvestasikan (IC)
Langkah yang harus dilakukan setelah menghitung NOPAT adalah menghitung nilai modal yang diinvestasikan ( Invested Capital/ I C). IC dapat diperoleh dengan cara mengurangkan total aktiva yang dimiliki perusahaan dengan nilai kewajiban yang tidak menanggung bunga. Data yang digunakan dalam menghitung modal yang diinvestasikan merupakan data yang ada pada laporan neraca (balance sheet ). Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menghitung modal yang diinvestasikan adalah menentukan item-item kewajiban yang tidak menanggung bunga dan kemudian menghitungnya. Berikut ini item-item yang tidak menanggung bunga yang termasuk dalam NIBL yaitu hutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa, hutang usaha pihak ketiga, hutang lain-lain, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka, kewajiban pajak tangguhan, cadangan imbalan pasti pasca kerja, goodwill negatif-bersih. Perhitungan NIBL dapat dilihat pada tabel 5-2:
47
TABEL 5-2 HASIL PERHITUNGAN NIBL TAHUN 2006-2009 Keterangan Total Aktiva
2006 314.993.158.000
2007 2008 2009 403.297.804.000 532.141.190.000 485.914.136.000 Kewajiban Lancar
Hutang usaha pihak yang mempunyai
612.292.000
2.011.880.000
2.726.302.000
269.483.000
56.760.126.000
68.214.335.000
95.254.642.000
68.103.701.000
10.620.318.000
12.709.771.000
9.897.372.000
9.092.594.000
3.833.639.000
7.292.843.000
6.144.707.000
3.802.623.000
4.645.201.000
8.325.650.000
8.442.667.000
6.137.009.000
17.047.446.000
27.760.265.000
37.749.670.000
9.439.227.000
93.519.022.000
126.314.744.000
160.215.360.000
96.844.637.000
hubungan istimewa Hutang usaha pihak ketiga Hutang lainlain Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Total kewajiban lancar
Hutang
kewajiban tidak lancar 2.011.002.000 535.287.000 268.500.000
kepada pihak yang
48
531.894.000
mempunyai hubungan istimewa Kewajiban pajak
3.130.788.000
5.640.460.000
6.023.576.000
7.681.390.000
3.642.016.000
4.522.692.000
5.659.527.000
7.404.677.000
3.031.000
2.815.000
2.599.000
2.383.000
8.786.837.000
10.701.254.000
11.954.202.000
15.620.344.000
Lancar NIBL 102.305.859.000 137.015.998.000 172.169.562.000 Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis
112.464.981.000
tangguhan Cadangan imbalan pasti pasca kerja Goodwill negatif-bersih Total Kewajiban Tidak
Setelah mendapatkan nilai NIBL, langkah selanjutnya adalah menghitung modal yang diinvestasikan (IC), dengan rumus sebagai berikut : IC = Total Aktiva - NIBL (Non Interest Bearing Liabilities)
Keterangan : IC
= Modal yang di investasikan
Total Aktiva
= Jumlah seluruh akitva perusahaan
NIBL
= Kewajiban yang tidak menanggung bunga
.Perhitungan untuk nilai IC tahun 2006-2009 dapat dilihat pada tabel 5-3. TABEL 5-3 HASIL PERHITUNGAN IC TAHUN 2006-2009 Keterangan
2006
2007
49
2008
2009
403.297.804.000 532.141.190.000 Total Aktiva 314.993.158.000 102.305.859.000 137.015.998.000 172.169.562.000 NIBL IC 212.687.299.000 266.281.806.000 359.971.628.000 Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis Berdasarkan tabel 5-3 diatas, bahwa nilai Invested capital (IC)
485.914.136.000 112.464.981.000 373.449.155.000
juga
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Nilai IC pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 212.687.299.000 lalu meningkat menjadi Rp. 266.281.806.000 pada tahun 2007, terjadi peningkatan kembali pada tahun 2008 yaitu menjadi Rp. 359.971.628.000, dan pada tahun 2009 nilai IC perusahaan juga meningkat menjadi Rp. 373.449.155.000. Peningkatan nilai IC pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 disebabkan oleh peningkatan atas total aktiva dan NIBL pada tahun 2006-2008. Peningkatan total akiva pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 lebih besar daripada peningkatan NIBL dari tahun ke tahun. Akan tetapi pada tahun 2009 meningkatannya nilai IC disertai dengan menurunnya total aktiva dan NIBL pada tahun 2009. Penurunan total aktiva pada tahun 2009 lebih kecil daripada penurunan NIBL, yaitu sebesar Rp. 46.227.054.000 untuk penurunan total aktiva dan Rp. 59.704.581.000 untuk penurunan NIBL pada tahun 2009. 5.2.3
Perhitungan WACC (Weighted Average Cost of Capital )
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah menghitung modal yang diinvestasikan (IC) adalah menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital ), akan tetapi sebelum menghitung WACC, diperlukan telebih dahulu menghitung biaya modal yang tediri dari biaya utang dan biaya ekuitas, setelah memperoleh hasil dari masing-masing biaya modal kemudian baru dihitung nilai WACC. 5.2.3.1 Biaya Utang
Biaya utang merupakan seberapa besar biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan akibat dari penggunaan modal yang berasal dari pinjaman yang
50
menanggung bunga. Biaya hutang ini dapat ditentukan berdasarkan atas tingkat bunga pinjaman yang diberlakukan oleh perusahaan. Besarnya pajak yang dihitung adalah besarnya pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh pemerintah. Tarif pajak yang digunakan dalam menghitung biaya hutang sebesar 30%. Data-data yang digunakan untuk menghitung biaya hutang adalah neraca ( balance sheet ). Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung biaya hutang adalah:
Biaya utang = Kd (1-T) Kd
=
Utang x suku bunga rata-rata Total utang
Keterangan : Kd
= biaya utang sebelum pajak
Tax
= tarif pajak
Kd (1-T)
= komponen biaya utang setelah pajak
Berikut ini tingkat bunga untuk menghitung biaya hutang yang diterapkan oleh PT. Panorama Sentrawisata Tbk untuk tahun 2006 - 2009 : 1.
Pinjaman jangka pendek
:
Pinjaman
ini
diberikan
kepada
perusahaan dan dikenakan bunga sebesar 4,95% - 19,5% untuk tahun 2006, 7% - 19% untuk tahun 2007, 8,75% - 17% untuk tahun 2008, dan 11,75% 17,50% untuk tahun 2009. 2. Utang bank
: Pinjaman yang diberikan oleh bank
kepada perusahaan dengan tingkat bunga 7,25% - 19% untuk tahun 2006 dan tahun 2007, 7% - 19% untuk tahun 2008, 7% - 17,27% untuk tahun 2009. 3. Utang pembelian aset tetap
:
Tingkat
bunga
yang
diterapkan
oleh
perusahaan atas hutang pembelian aktiva tetap sebesar 7.97% - 12,25% untuk
51
tahun 2006, 5,5% - 18,22% untuk tahun 2007, 5,10% - 17,27% untuk tahun 2008 dan tahun 2009. 4. Hutang sewa guna usaha
:
Tingkat
bunga
yang
diterapkan
perusahaan atas hutang sewa guna usaha sebesar 7,75% - 19,17% untuk tahun 2006, dan 7,75% untuk tahun 2007. 5. Kewajiban lain-lain
: Kewajiban yang diterima perusahaan
sebagai tambahan modal kerja dan dikenakan bunga sebesar 4,71%-8,2% untuk tahun 2006, 5,37% -
8% untuk tahun 2007, 8,2% untuk tahun 2008
dan tahun 2009. Berdasarkan rumus biaya utang diatas, maka perhitungan biaya utang perusahaan untuk tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Total utang yang menanggung bunga pada tahun 2006 yaitu : Pinjaman jangka pendek
= Rp. 40.729.709.000
Utang bank
= Rp. 28.292.689.000
Utang pembelian aset tetap
= Rp. 1.258.006.000
Kewajiban sewa guna usaha
= Rp.
Kewajiban lain-lain
= Rp. 12.773.699.000 +
Total Utang
= Rp. 83.132.627.000
52
78.524.000
Berikut ini perhitungan kd untuk tahun 2006 adalah : Pinjaman jangka pendek
= Rp. 40.729.709.000 x 12,225% Rp. 83.132.627.000 = 0,0599
Utang bank
= Rp. 28.292.689.000 x 13,125% Rp. 83.132.627.000 = 0,04466
Utang pembelian aset tetap
= Rp. 1.258.006.000 x 10,11% Rp. 83.132.627.000 = 0,00153
Kewajiban sewa guna usaha
= Rp. 78.524.000 x 13,46% Rp. 83.132.627.000 = 0,00012
Kewajiban lain-lain
= Rp. 12.773.699.000 x 6,455% Rp. 83.132.627.000 = 0,00992
Hasil dari perhitungan biaya utang untuk tahun 2006 disajikan pada tabel 5-4, adalah sebagai berikut :
TABEL 5-4 HASIL PERHITUNGAN BIAYA UTANG TAHUN 2006 Keterangan
2006
Suku
Suku
%
bunga
bunga
utang
Kd
(1-T)
Kd(1-T)
0.0599
0,7
0,04193
rataPinjaman
40.729.709.00
4,95
angka
0
-19,5%
rata 0,12225
53
0,4899
pendek Utang
28.292.689.00
7,25 –
bank Utang
0
19% 7,97%
pembelian
1.258.006.000
-
aset tetap Kewajiban
0,13125
0,3403
0,1011
0,0151
0,1346
0,0009
0,06455
0,1537
0,0446 6 0,0015 3
0,7
0,03129
0,7
0,0011
0,7
0,000084
0.7
0,00693
12,25% 7,75 –
sewa guna
78.524.000
usaha Kewajiban
12.773.699.00
4,71 –
lain-lain Total
0 83.132.627.00
8,2%
19,17%
0,5515
0 Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis
0,0001 2 0,0099 2 0,1161
0,0813
Berdasarkan tabel 5-4 diatas biaya utang tertinggi berasal dari pinjaman jangka pendek yaitu sebesar 0,04193 dan biaya utang terendah berasal dari kewajiban sewa guna usaha yaitu sebesar 0,000084. Kemudian dengan menggunakan rumus biaya utang yang sama seperti diatas, maka perhitungan biaya utang untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Total utang yang menanggung bunga pada tahun 2007 yaitu : Pinjaman jangka pendek
= Rp. 49.943.900.000
Utang bank
= Rp. 33.298.463.000
Utang pembelian aset tetap
= Rp. 2.117.017.000
Kewajiban sewa guna usaha
= Rp.
Kewajiban lain-lain Total
= Rp. 11.170.896.000 + = Rp. 96.541.493.000
11.217.000
Berikut ini perhitungan kd untuk tahun 2007 yaitu sebagai berikut : Pinjaman jangka pendek
= Rp. 49.943.900.000 x 13% Rp. 96.541.493.000
54
= 0,0673 Utang bank
= Rp. 33.298.463.000 x 13,125% Rp. 96.541.493.000 = 0,0453
Utang pembelian aset tetap
= Rp. 2.117.017.000 x 11,86% Rp. 96.541.493.000 = 0,0026
Kewajiban sewa guna usaha
= Rp. 11.217.000 x 7,75% Rp. 96.541.493.000 = 0,00001
Kewajiban lain-lain
= Rp. 11.170.896.000 x 6,685% Rp. 96.541.493.000 = 0,0077
Hasil dari perhitungan biaya utang untuk tahun 2007 dapat disajikan pada tabel 5-5 adalah sebagai berikut :
TABEL 5-5 HASIL PERHITUNGAN BIAYA UTANG TAHUN 2007 Keterangan
2007
Suku
Suku
%
bunga
bunga
utang
Kd
(1-T)
Kd(1-T)
ratarata Pinjaman jangka pendek Utang
49.943.900.00
7 –
0
19%.
33.298.463.00
7,25 –
0,13
0,5173
0.0673
0,7
0,04711
0,13125
0,3450
0,0453
0,7
0,03171
55
bank Utang
0
pembelian
2.117.017.000
aset tetap
19% 5,5 18,22%
0,1186
0,0219
0,0026
0,7
0,00182
0,0775
0,0001
0,00001
0,7
0,00007
0,06685
0,1157
0,0077
0.7
0,00539
Kewajiban sewa guna
11.217.000
7,75%
usaha Kewajiban
11.170.896.00
lain-lain
0
Total
5,378%
96.541.493.00
0,52385 0,12291 0 Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis.
0,086037
Berdasarkan pada tabel 5-5 diatas biaya utang tertinggi berasal dari pinjaman jangka pendek yaitu sebesar 0,04711 dan biaya utang terendah berasal dari kewajiban sewa guna usaha sebesar 0,00007. Kemudian dengan menggunakan rumus biaya utang yang sama, maka biaya utang untuk tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut:
Total utang yang menanggung bunga pada tahun 2008 yaitu : Pinjaman jangka pendek
= Rp. 71.919.492.000
Utang bank
= Rp. 41.345.247.000
Utang pembelian aset tetap
= Rp. 17.331.268.000
Kewajiban lain-lain Total
= Rp. 6.416.895.000 + = Rp. 137.012.902.000
Berikut ini perhitungan kd untuk tahun 2008 yaitu sebagai berikut : Pinjaman jangka pendek
= Rp. 71.919.492.000 x 12,875% Rp. 137.012.902.000 = 0,0676
Utang bank
= Rp. 41.345.247.000 x 13%
56
Rp. 137.012.902.000 = 0,0392 Utang pembelian aset tetap
= Rp. 17.331.268.000 x 11,185% Rp. 137.012.902.000 = 0,0141
Kewajiban lain-lain
= Rp. 6.416.895.000 x 8,2% Rp. 137.012.902.000 = 0,0038
Hasil dari perhitungan biaya utang untuk tahun 2008 dapat disajikan pada tabel 5-6 adalah sebagai berikut :
TABEL 5-6 HASIL PERHITUNGAN BIAYA UTANG TAHUN 2008 Keterangan
2008
Suku
Suku
%
bunga
bunga
utang
Kd
(1-T)
Kd(1-T)
ratarata Pinjaman jangka
71.919.492.000
pendek Utang
41.345.247.000
8,75 – 17%. 7–
57
0,12875
0,5249
0.0676
0,7
0,04732
0,13
0,3018
0,0392
0,7
0,02744
bank Utang
19%
pembelian aset tetap Kewajiban lain-lain Total
17.331.268.000
6.416.895.000
5,10 17,27% 8,2%
0,11185
0,1265
0,0141
0,7
0,00987
0,082
0,0468
0,0038
0.7
0,00266
137.012.902.00
0,4526 0,1247 0 Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis.
0,08729
Berdasarkan tabel 5-6 diatas biaya utang tertinggi berasal dari pinjaman jangka pendek yaitu sebesar 0,04732 dan biaya utang terendah berasal dari kewajiban lain-lain yaitu sebesar 0,00266. Kemudian dengan menggunakan rumus biaya utang yang sama, maka perhitungan biaya utang untuk tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Total utang yang menanggung bunga untuk tahun 2009 sebagai berikut: Pinjaman jangka pendek
= Rp. 68.400.974.000
Utang bank
= Rp. 54.150.841.000
Utang pembelian aset tetap
= Rp. 16.446.029.000
Kewajiban lain-lain
= Rp.
Total
= Rp. 142.377.048.000
3.379.204.000 +
Berikut ini perhitungan kd untuk tahun 2009 yaitu sebagai berikut : Pinjaman jangka pendek
= Rp. 68.400.974.000 x 14,625% Rp. 142.377.048.000 = 0,0703
58
Utang bank
= Rp. 54.150.841.000 x 12,135% Rp. 142.377.048.000 = 0,0461
Utang pembelian aset tetap
= Rp. 16.446.029.000 x 11,185% Rp. 142.377.048.000 = 0,0129
Kewajiban lain-lain
= Rp. 3.379.204.000 x 8,2% Rp. 142.377.048.000 = 0,0019
Hasil perhitungan biaya utang untuk tahun 2009 disajikan dalam tabel 5-7 adalah sebagai berikut :
TABEL 5-7 HASIL PERHITUNGAN BIAYA UTANG TAHUN 2009 Keterangan
2009
Suku
Suku
%
bunga
bunga
utang
Kd
(1-T)
Kd(1-T)
ratarata Pinjaman
11,75 -
jangka
68.400.974.000
17,50%
0,14625
0,4804
0.0703
0,7
0,04921
pendek Utang
54.150.841.000
7
0,12135
0,3803
0,0461
0,7
0,03227
bank
-17,27
59
% Utang pembelian aset tetap Kewajiban lain-lain Total
16.446.029.000
3.379.204.000
5,10 – 17,27% 8,2%
142.377.048.00
0,11185
0,1155
0,0129
0,7
0,00903
0,082
0,0237
0,0019
0.7
0,00133
0,46145
0 Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis
0,1312
0,09184
Berdasarkan dari tabel 5-7 biaya utang tertinggi berasal dari pinjaman jangka pendek yaitu sebesar 0,04921 dan biaya utang terendah berasal dari kewajiban lainlain yaitu sebesar 0,00133. Berikut ini hasil dari perhitungan biaya utang dari tahun 2006-2009 adalah sebagai berikut : Tahun 2006 : 0,0813 Tahun 2007 : 0,086037 Tahun 2008 : 0,08729 Tahun 2009 : 0,09184 Berdasarkan hasil perhitungan biaya utang diatas terjadi peningkatan atas biaya utang dari tahun ketahun nya. Peningkatan biaya utang setelah pajak disebabkan oleh total utang yang menanggung bunga juga ikut meningkat dari tahun ke tahunnya. Nilai biaya utang tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,09184 yang disebabkan oleh total utang yang menanggung bunga pada tahun tersebut juga paling tinggi pada tahun tersebut. Nilai biaya utang yang terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 0,0813 hal ini disebabkan oleh total utang yang
60
menanggung bunga pada tahun 2006 juga yang paling rendah daripada tahun-tahun yang lainnya. 5.2.3.2 Biaya Ekuitas
Biaya ekuitas (cost of equity) merupakan biaya yang diharapkan oleh investor terhadap sejumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan dimana investor tersebut melakukan investasi, ekuitas ini berasal dari tingkat pengembalian saham biasa sebuah perusahaan. Data yang digunakan untuk menghitung biaya ekuitas adalah suku bunga SBI, IHSG dan ISHI. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi biaya ekuitas dalam menghitung biaya modal laba ditahan adalah dengan menggunakan model Penetapan Aktiva Modal (CPAM). Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung CAPM yaitu : Langkah 1 Langkah 2
: Mengestimasikan tingkat bebas resiko (Krf). : Mengestimasikan koefisien beta saham dan menggunakannya sebagai indeks resiko saham.
Langkah 3
: Mengestimasikan tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar atau suatu rata-rata saham (Km) .
Langkah 1
: Mengestimasikan Tingkat Bebas Resiko (Krf)
Krf merupakan tingkat suku bunga bebas resiko yang diwakili oleh tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Perhitungan tingkat bebas resiko (krf) dapat dilihat pada tabel 5-8 berikut ini : TABEL 5-8 HASIL PERHITUNGAN Krf TAHUN 2006 – 2009
61
Keterangan 2006 2007 Januari 12,75 9,50 Februari 12,74 9,25 Maret 12,73 9,00 April 12,74 9,00 Mei 12,50 8,75 Juni 12,50 8,75 Juli 12,25 8,25 Agustus 11,75 8,25 September 11,25 8,25 Oktober 10,75 8,25 November 10,25 8,25 Desember 9,75 8,00 Total 141,96 103,5 Rata-rata 11,83 8,63 Sumber : Tingkat suku bunga SBI dan BI Rate
2008 8,00 7,93 7,96 7,99 8,31 8,73 9,23 9,28 9,71 10,98 11,24 9,25 108,25 9,02
2009 8,75 8,25 7,75 7,50 7,25 7,00 6,75 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 85,75 7,15
Berdasarkan tabel 5-8 dari perhitungan Krf atau tingkat bebas resiko diatas dapat diketahui bahwa nilai Krf mengalami fluktuasi dari tahun ketahun. Pada tahun 2006 tingkat bebas resiko nya sebesar 11,83%, pada tahun 2007 mengalami penurun menjadi 8,63%, lalu pada tahun 2008 tingkat bebas resiko mengalami peningkatan menjadi 9,02%. Akan tetapi tingkat bunga bebas resiko pada tahun 2009 mengalami penurunan kembali menjadi 7,15%. Tingkat krf yang paling tinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 11,83%, dan tingkat Krf yang paling rendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 7,15%. Langkah 2 : Mengestimasi Koefisien Beta Saham dan menggunakannya sebagai Indeks Resiko Saham
Beta suatu saham merupakan suatu ukuran untuk mngetahui tingkat pergerakan pengembalian saham yang telah ada terhadap saham pasar. Data yang diperlukan untuk menghitung nilai beta saham adalah data IHSG dan IHSI yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). Rumus yang digunakan untuk menghitung beta suatu saham adalah : β = N (Σ XY) – (Σ X) (Σ Y) N (Σ X 2) – (Σ X) 2
62
Keterangan : β
= Koefisien beta saham
N
= Jumlah periode
X
= Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Y
= Indeks Harga Saham Individu (IHSI)
Berikut ini adalah hasil perhitungan koefisien beta saham selama tahun 20062009 :
TABEL 5-9 HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN BETA SAHAM TAHUN 2006 X
Y
XY
X2
475
585.352,475
1.518.615,047
Februari
1.232,321 1.230,664
475
584.565,400
1.514.533,881
Maret
1.322,974
475
628.412,650
1.750.260,205
April
1.464,406
475
695.592,850
2.144.484,933
Mei
1.329,996
450
598.498,200
1.768.889,360
Juni
1.310,263
450
589.618,350
1.716.789,129
Juli
1.351,649
450
608.242,050
1.826.955,019
Agustus
1.431,262
450
644.067,900
2.048.510,913
September
1.534,615
445
682.903,675
2.355.043,198
Oktober
1.582,626
445
704.268,570
2.504.705,056
November
1.718,961
445
764.937,645
2.954.826,920
Desember
1.805,523
500
902.761,500
3.259.913,304
Total
17.315,260
5.535
7.989.221,265
25.363.526,964
BULAN Januari
Sumber : IHSG dan IHSI 2006 β 2006 = N (Σ XY) – (Σ X) (Σ Y)
63
N (Σ X 2) – (Σ X) 2 = 12(7.989.221,265)-(17.315,260)(5.535) 12(25.363.526,964)-(17.315,260) 2
= 95.870.655,18 – 95.839.964,1 304.362.323.6 - 299.818.228,9 = 30.691,08 4.544.094,696 = 0,0068
TABEL 5-10 HASIL KOEFISIEN BETA SAHAM TAHUN 2007 BULAN
X
Y
XY
X2
Januari
1.757,258
510
896.201,580
3.087.955,679
Februari
1.740,971
510
887.895,210
3.030.980,023
Maret
1.830,924
670
1.226.719,080
3.352.282,694
April
1.999,167
800
1.599.333,600
3.996.668,694
Mei
2.084,324
2175
4.533.404,700
4.344.406,537
Juni
2.139,278
2450
5.241.231,100
4.576.510,361
Juli
2.348,673
2050
4.814.779,650
5.516.264,861
Agustus
2.194,339
1570
3.445.112,230
4.815.123,647
September
2.359,206
1250
2.949.007,500
5.565.852,950
Oktober
2.643,487
960
2.537.747,520
6.988.023,519
November
2.688,332
920
2.473.265,440
7.227.128,942
Desember
2.745,826
890
2.443.785,140
7.539.560,422
Total
26.531,785
14.755
33.048.482,750
60.040.758,329
Sumber : IHSG dan IHSI tahun 2007 β 2007 = N (Σ XY) – (Σ X) (Σ Y) N (Σ X 2) – (Σ X) 2 = 12 (33.048.482,750) – (26.531,785) (14.755) 12 (60.040.758,329) – (26.531,785) 2
= 396.581.793 – 391.476.487,7
64
720.489.100 – 703.935.615,3 = 5.105.305,325 16.553.484,67 = 0,3084
TABEL 5-11 HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN BETA SAHAM TAHUN 2008 X2
BULAN
X
Y
XY
Januari
2.627,251
790
2.075.528,290
6.902.447,817
Februari
2.721,944
335
911.851,240
7.408.979,139
Maret
2.447,299
245
599.588,255
5.989.272,395
April
2.304,516
270
622.219,320
5.310.793,994
Mei
2.444,349
445
1.087.735,305
5.974.842,034
Juni
2.349,105
510
1.198.043,550
5.518.294,301
Juli
2.304,508
530
1.221.389,240
5.310.757,122
Agustus
2.165,943
450
974.674,350
4.691.309,079
September
1.832,507
220
403.151,540
3.358.081,905
Oktober
1.256,704
115
144.520,960
1.579.304,944
November
1.241,541
110
136.569,510
1.541.424,055
Desember
1.355,408
125
169.426,000
1.837.130,846
9.544.697,560
55.422.637,632
Total
25.051,075 Sumber : IHSG dan IHSI tahun 2008
4.145
β 2008 = N (Σ XY) – (Σ X) (Σ Y) N (Σ X 2) – (Σ X) 2
= 12 (9.544.697,560) – (25.051,075) (4.145) 12 (55.422.637,632) – (25.051,075) 2 = 114.536.370,7 – 103.836.705,9 665.071.651,6 – 627.556.358,7 = 10.699.664,85 37.515.292,93
65
= 0,2852
TABEL 5-12 HASIL PERHITUNGA KOEFISIEN BETA TAHUN 2009 X
Y
Januari
1.332,667
128
170.581,376
1.776.001,333
Februari Maret
1.285,476
118
151.686,168
1.652.448,547
1.434,074
121
173.522,954
2.056.568,237
April
1.722,766
129
222.236,814
2.967.922,691
Mei
1.916,831
188
360.364,228
3.674.241,083
Juni
2.026,780
245
496.561,100
4.107.837,168
Juli
2.323,236
191
443.738,076
5.397.425,512
Agustus
2.341,537
190
444.892,030
5.482.795,522
September
2.467,591
195
481.180,245
6.089.005,343
Oktober
2.367,701
185
438.024,685
5.606.008,025
November
2.415,837
195
471.088,215
5.836.268,411
Desember
2.534,356
200
506.871,200
6.422.960,335
2.085
4.360.747,091
51.069.482,207
Total
24.168,852
XY
X2
BULAN
Sumber : IHSG dan IHSI tahun 2009 β 2009 = N (Σ XY) – (Σ X) (Σ Y) N (Σ X 2) – (Σ X) 2
= 12 (4.360.747,091) – (24.168,852) (2.085) 12 (51.069.482,207) – (24.168,852) 2 = 52.328.965,09 – 50.392.056,42 612.833.786,8– 584.133.407,0 = 1.936.908,672 28.700.379,480 = 0,0675 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan nilai koefisien beta sahamnya adalah sebagai berikut :
66
Tahun 2006
: 0,0068
Tahun 2007
: 0,3084
Tahun 2008
: 0,2852
Tahun 2009
: 0,0675
Dari hasil perhitungan koefisien beta diatas terjadi fluktuasi atas nilai koefisien beta dari tahun ke tahunnya. Dapat diketahui bahwa nilai koefisien beta saham yang paling tinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 0,3084 yang artinya jika harga pasar saham naik/turun sebesar 1% maka harga saham tersebut akan naik/turun sebesar 0,3084 dari perubahan harga pasar dan memiliki resiko 0,3084 kali dari resiko rata-rata pasar. Sedangkan untuk nilai koefisien beta yang terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 0,0068 yang artinya jika harga pasar saham naik/turun sebesar 1% maka harga saham tersebut akan naik/turun sebesar 0,0068 dari perubahan harga pasar dan memiliki resiko 0,0068 kali dari resiko rata-rata pasar. Dengan kata lain koefisien beta perusahaan pada tahun 2006 sampai dengan 2009 terdapat pada kisaran 0-1 yang berarti resiko saham perusahaan lebih rendah daripada resiko rata-rata saham secara umum. Langkah 3 : Mengestimasi Tingkat Pengembalian yang Diharapkan dari Pasar
Setelah menghitung tingkat bebas resiko dan koefisien beta, maka langkah selanjutnya adalah menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar (Km). Data yang digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). Dalam menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar dapat digunakan rumus sebagai berikut, yaitu : Km = IHSGn – IHSGn-1 IHSGn-1
67
Keterangan: Km
= Tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar
IHSGn
= Indeks harga saham gabungan periode n
IHSGn-1
= Indeks harga saham gabungan periode n-1
Berikut ini perhitungan pengembalian yang diharapkan dari pasar untuk tahun 2006-2009 adalah sebagai berikut : TABEL 5-13 HASIL PERHITUNGAN Km TAHUN 2006 Keterangan
IHSG n-1
Januari
1.162,635
Februari Maret
1.232,321 1.230,664
April
IHSG n 1.232,321
0,059937986
1.230,664
-0,001344617
1.322,974
0,075008288
1.322,974
1.464,406
0,106904595
Mei
1.464,406
1.329,996
-0,091784655
Juni
1.329,996
1.310,263
-0,014836887
Juli
1.310,263
1.351,649
0,031586025
Agustus
1.351,649
1.431,262
0,058900647
September
1.431,262
1.534,615
0,072211098
Oktober
1.534,615
1.582,626
0,031285371
November
1.582,626
1.718,961
0,086144800
Desember
1.718,961
1.805,523
0,050357163
Total
16.672,372
17.315,260
0,464369814
Sumber : Data IHSG tahun 2006
TABEL 5-14 HASIL PERHITUNGAN Km
68
Km
TAHUN 2007 Keterangan
IHSG n-1
Januari
-0,026731867
Februari
1.805,523 1.757,258
IHSG n 1.757,258
Km
1.740,971
-0,009268417
Maret
1.740,971
1.830,924
0,051668293
April
1.830,924
1.999,167
0,091889669
Mei
1.999,167
2.084,324
0,042596241
Juni
2.084,324
2.139,278
0,026365383
Juli
2.139,278
2.348,673
0,097881154
Agustus
2.348,673
2.194,339
-0,065711148
September
2.194,339
2.359,206
0,075132876
Oktober
2.359,206
2.643,487
0,120498591
November
2.643,487
2.688,332
0,016964335
Desember
2.688,332
2.745,826
0,021386495
Total
25.591,482
26.531,785
0,442671607
Sumber : Data IHSG tahun 2007
TABEL 5-15 HASIL PERHITUNGAN Km TAHUN 2008 Keterangan
IHSG n-1
Januari
2.745,826 2.627,251
Februari
69
IHSG n 2.627,251
Km
-0,043183727
2.721,944
0,036042616
Maret
2.721,944
2.447,299
-0,100900312
April
2.447,299
2.304,516
-0,058343096
Mei
2.304,516
2.444,349
0,060677817
Juni
2.444,349
2.349,105
-0,038964976
Juli
2.349,105
2.304,508
-0,018984677
Agustus
2.304,508
2.165,943
-0,060127802
September
2.165,943
1.832,507
-0,153944956
Oktober
1.832,507
1.256,704
-0,314215989
November
1.256,704
1.241,541
-0,012065689
Desember
1.241,541
1.355,408
0,091714249
26.441,493 Sumber : Data IHSG 2008
25.051,075
-0,612296543
Total
TABEL 5-16 HASIL PERHITUNGAN Km TAHUN 2009 Keterangan
IHSG n-1
Januari
-0,016777974
Februari
1.355,408 1.332,667
IHSG n 1.332,667
1.285,476
-0,035410947
Maret
1.285,476
1.434,074
0,115597646
April
1.434,074
1.722,766
0,201308998
Mei
1.722,766
1.916,831
0,112647336
Juni
1.916,831
2.026,780
0,057359778
70
Km
Juli
2.026,780
2.323,236
0,146269452
Agustus
2.323,236
2.341,537
0,007877374
September
2.341,537
2.467,591
0,053833871
Oktober
2.467,591
2.367,701
-0,040480777
November
2.367,701
2.415,837
0,020330270
Desember
2.415,837
2.534,356
0,049059187
22.989,904 Sumber : IHSG tahun 2009
24.168,852
0,671614215
Total
Berikut ini hasil perhitungan dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar (Km) yaitu : Tahun 2006 : 0,464369814 Tahun 2007 : 0,442671607 Tahun 2008 : -0,612296543 Tahun 2009 : 0,671614215 Berdasarkan hasil perhitungan dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar (Km) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 diatas sangat terlihat jelas tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar yang tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,671614215 dan tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar yang terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar –0,612296543. Selanjutnya setelah menghitung tingkat bebas resiko, koefisien beta dan tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar langkah selanjutnya adalah menghitung biaya ekuitas dengan menggunakan pendekatan CAPM. Biaya ekuitas (Ks) dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Ks = Krf + (Km-Krf) β
Keterangan : Ks
= Biaya laba ditahan (biaya ekuitas)
71
Krf
= Tingkat suku bunga bebas resiko
β
= Koefisien beta sekuritas
Km
= Tingkat pengembalian yang diharapkan atas pasar
Dengan menggunakan rumus perhitungan biaya ekuitas diatas maka biaya ekuitas untuk tahun 2006 adalah sebagai berikut : Krf
= 0,1183
Km
= 0.464369814
Beta
= 0,0068
Ks
= 0,1183 + (0.464369814 - 0,1183) x 0,0068 = 0,1183 + (0,3461 x 0,0068) = 0,1183 + 0,0024 = 0,1207 Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas, maka
perhitungan biaya ekuitas pada tahun 2007 yaitu : Krf
= 0,0863
Km
= 0,442671607
Beta
= 0,3084
Ks
= 0,0863 + (0,442671607 - 0,0863) x 0,3084 = 0,0863 + (0,3564 x 0,3084) = 0,0863 + 0,1099 = 0,1962 Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas, maka
perhitungan biaya ekuitas pada tahun 2008 yaitu : Krf
= 0,0902
72
Km
= -0,612296543
Beta
= 0,2852
Ks
= 0,0902 + (-0,612296543 - 0,0902) x 0,2852 = 0,0902 + (-0,7025 x 0,2852) = 0,0902 + (-0,2004) = -0,1102 Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas juga, maka
perhitungan biaya ekuitas pada tahun 2009 yaitu : Krf
= 0,0715
Km
= 0,671614215
Beta
= 0,0675
Ks
= 0,0715 + (0,671614215 - 0,0715) x 0,0675 = 0,0715 + (0,6001 x 0,0675) = 0,0715 + 0,0405 = 0,1120 Dari perhitungan biaya ekuitas diatas untuk tahun 2006-2009 dapat disajikan
dalam tabel 5-17 yaitu sebagai berikut : TABEL 5-17 HASIL PERHITUNGAN BIAYA EKUITAS (Ks) TAHUN 2006-2009 Tahun Krf Km 2006 0,1183 0.464369814 2007 0,0863 0,442671607 2008 0,0902 -0,612296543 2009 0,0715 0,671614215 Sumber : IHSG dan IHSI tahun 2006-2009
73
Beta 0,0068 0,3084 0,2852 0,0675
Ks 0,1207 0,1962 -0,1102 0,1120
Berdasarkan tabel 5-17 diatas sangat terlihat bahwa biaya ekuitas pada perusahaan tersebut mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Biaya ekuitas pada tahun 2006 sebesar 0,1207 meningkat menjadi 0,1962 pada tahun 2007. Akan tetapi tingkat biaya ekuitas pada tahun 2008 menurun menjadi negatif menjadi -0,1102, dan pada tahun 2009 tingkat biaya ekuitas kembali meningkat menjadi 0,1120. fluktuasi dari biaya ekuitas perusahaan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga bebas resiko (Krf), koefisien beta dan tingkat pengembalian atas pasar (Km) juga mengalami fluktuasi juga dari tahun ke tahunnya. Tingkat biaya ekuitas tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 0,1962, hal ini disebabkan tingginya tingkat koefisien beta pada tahun tersebut yaitu sebesar 0,3084. Dan biaya ekuitas terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar -0,1102, hal ini disebabkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar pada tahun tersebut juga paling rendah yaitu sebesar -0,612296543. 5.2.3.3 WACC (Weighted Average Cost of Capital )
Langkah selanjutnya setelah menghitung biaya modal yang terdiri dari biaya hutang dan biaya ekuitas adalah menghitung WACC ( Weighted Average Cost of Capital ). WACC dapat dihitung dengan menggunakam rumus sebagai berikut :
WACC = { (Wd x Kd) (1-T) + (Ws x Ks) }
Keterangan : WACC
= Biaya modal rata – rata tertimbang
Wd
= Proporsi utang dalam struktur modal
Kd
= Tingkat biaya utang sebelum pajak
T (Tax)
= Tarif pajak
74
Ws
= Proporsi saham biasa (ekuitas) dalam struktur modal
Ks
= Tingkat biaya modal saham biasa (ekuitas)
Dengan menggunakan rumus WACC diatas maka WACC pada tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut : Wd
= 83.132.627.000 / (83.132.627.000 + 129.554.672.000) = 0,3909
Kd (1-T)
= 0,0813
Ws
= 129.554.672.000 / (83.132.627.000 + 129.554.672.000) = 0,6091
Ks
= 0,1207
WACC
= (0,3909 x 0,0813) + (0,6091 x 0,1207) = 0,03178 + 0,0735 = 0,1053 Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas, maka
WACC pada tahun 2007 dapat dihitung sebagai berikut : Wd
= 96.541.493.000 / (96.541.493.000 + 169.740.313.000) = 0,3626
Kd (1-T)
= 0,086037
Ws
= 169.740.313.000 / (96.541.493.000 + 169.740.313.000) = 0,6374
Ks
= 0,1962
WACC
= (0,3626 x 0,086037) + (0,6374 x 0,1962) = 0,0312 +0,1251 = 0,1563
75
Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas, maka WACC pada tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut : Wd
= 137.012.902.000 / (137.012.902.000 + 222.958.726.000) = 0,3806
Kd (1-T)
= 0,08729
Ws
= 222.958.726.000 / (137.012.902.000 + 222.958.726.000) = 0,6194
Ks
= -0,1102
WACC
= (0,3806 x 0,08729) + (0,6194 x -0,1102) = 0,0332 + (-0,0683) = -0,0351 Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas, maka
WACC pada tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut : Wd
= 142.377.048.000 / (142.377.048.000 + 231.072.107.000) = 0,3812
Kd (1-T)
= 0,09184
Ws
= 231.072.107.000 / (142.377.048.000 + 231.072.107.000) = 0,6188
Ks
= 0,1120
WACC
= (0,3812 x 0,09184) + (0,6188 x 0,1120) = 0,0350 + 0,0693 = 0,1043 Berikut ini hasil perhitungan WACC pada tahun 2006 - 2009, dapat disajikan
pada tabel 5-18, adalah sebagai berikut :
76
TABEL 5-18 HASIL PERHITUNGAN WACC TAHUN 2006-2009 Tahun Total hutang Total ekuitas Wd Kd(1-T) 2006 83.132.627.000 129.554.672.000 0,3909 0,0813 2007 96.541.493.000 169.740.313.000 0,3626 0,086037 2008 137.012.902.000 222.958.726.000 0,3806 0,08729 2009 142.377.048.000 231.072.107.000 0,3812 0,09184 Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis
Ws Ks 0,6091 0,1207 0,6374 0,1962 0,6194 -0,1102 0,6188 0,1120
Berdasarkan tabel 5-18 dapat telihat nilai WACC pada tahun 2006-2009 sangat fluktuasi. Nilai WACC pada tahun 2006 sebesar 0,1053 lalu meningkat pada tahun 2007 menjadi 0,1563, akan tetapi nilai WACC pada tahun 2008 menurun menjadi negatif yaitu sebesar -0,0351. Pada tahun 2009 nilai WACC mengalami peningkatan kembali menjadi 0,1043. Fluktuasi WACC sangat terlihat dari biaya ekuitas (Ks) perusahaan yang mengalami fluktuasi juga. Nilai WACC tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 0,1563 hal ini disebabkan tingkat biaya ekuitas yang mempengaruhi WACC juga paling tinggi yaitu sebesar 0,1962. WACC yang paling rendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar -0,0351 hal ini disebabkan tingkat biaya ekuitas pada tahun tersebut juga paling rendah yaitu sebesar -0,1102. 5.2.4
Perhitungan EVA
Langkah terakhir setelah menghitung NOPAT, IC dan WACC adalah menghitung EVA yang nantinya digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan bagi para investor yang akan melakukan investasi. EVA dapat dhitung dengan menggunakan rumus : EVA = NOPAT – ( IC x WACC )
Keterangan :
77
WACC 0,1053 0,1563 -0,0351 0,1043
EVA
= Economic Value Added
NOPAT
= Laba operasi bersih setelah pajak
IC
= Modal yang di investasikan
WACC
= Biaya modal rata – rata tertimbang
Berdasarkan rumus EVA diatas, maka EVA untuk tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut : NOPAT
= Rp. 11.697.567.700
IC
= Rp. 212.687.299.000
WACC
= 0,1053
EVA
= Rp. 11.697.567.700 – (Rp. 212.687.299.000 x 0,1053) = Rp. 11.697.567.700 – Rp. 22.395.972.580 = - Rp. 10.698.404.880 Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas maka EVA
tahun 2007 dapat dihitung sebagai berikut : NOPAT
= Rp. 20.546.285.900
IC
= Rp. 266.281.806.000
WACC
= 0,1563
EVA
= Rp. 20.546.285.900 – (Rp. 266.281.806.000 x 0,1563) = Rp. 20.546.285.900 – Rp. 41.619.846.280 = - Rp. 21.073.560.380 Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas maka EVA
tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut : NOPAT
= Rp. 19.655.738.900
IC
= Rp. 359.971.628.000
78
WACC
= - 0,0351
EVA
= Rp. 19.655.738.900 – (Rp. 359.971.628.000 x -0,0351) = Rp. 19.655.738.900 – (- Rp. 12.635.004.140) = Rp. 32.290.743.040 Kemudian dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas maka EVA
untuk tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut : NOPAT
= Rp. 20.817.736.100
IC
= Rp. 373.449.155.000
WACC
= 0,1043
EVA
= Rp. 20.817.736.100 – (Rp. 373.449.155.000 x 0,1043) = Rp. 20.817.736.100 – Rp. 38.950.746.870 = - Rp. 18.133.010.770 Berdasarkan perhitungan EVA diatas dari tahun 2006 - 2009, maka dapat
disajikan dalam tabel 5-19, yaitu : TABEL 5-19 HASIL PERHITUNGAN EVA TAHUN 2006-2009 Tahun 2006
2007
2008
2009
NOPAT 11.697.567.700
IC 212.687.299.00
WACC 0,1053
EVA -10.698.404.880
20.546.285.900
0 266.281.806.00
0,1563
-21.073.560.380
19.655.738.900
0 359.971.628.00
-0,0351
32.290.743.040
20.817.736.100
0 373.449.155.00
0,1043
-18.133.010.770
0 Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah oleh penulis
79
Berdasarkan tabel 5-19 dapat dilihat nilai EVA yang sangat fluktuasi. Fluktuasi nilai EVA disebabkan oleh NOPAT dan biaya modal perusahaan. Pada tahun 2006 nilai EVA perusahaan bernilai negatif yaitu sebesar – Rp 10.698.404.880. Pada tahun 2007 nilai EVA yang dihasilkan perusahaan kembali menurun dan bernilai negatif sebesar – Rp. 21.073.560.380, meskipun terjadi peningkatan NOPAT, namun EVA masih tetap negatif. Hal ini dikarenakan tingkat kenaikkan NOPAT sebesar 75,65% lebih kecil daripada tingkat kenaikan biaya modal sebesar 85,84% pada tahun tersebut. Akan tetapi pada tahun 2008 nilai EVA meningkat dan bernilai positif sebesar Rp 32.290.743.040, meskipun NOPAT yang dihasilkan perusahaan pada tahun tersebut menurun. Hal ini dikarenakan tingkat penurunan NOPAT sebesar 4,33% lebih kecil daripada tingkat penurunan biaya modal sebesar 130,36%. Sedangkan pada tahun 2009 nilai EVA yang dihasilkan oleh perusahaan kembali menurun dan bernilai negatif sebesar – Rp 18.133.010.770, meskipun nilai NOPAT pada tahun tersebut mengalami kenaikkan. Hal ini dikarenakan tingkat kenaikan atas nilai NOPAT sebesar 5,91% lebih kecil daripada tingkat kenaikan biaya modal sebesar 408,28%. Nilai EVA tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 32.290.743.040 hal ini disebabkan biaya modal lebih kecil daripada NOPAT yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar Rp. 19.655.738.900. Sedangkan nilai EVA terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar – Rp 21.073.560.380, hal ini disebabkan tingginya biaya modal yang dikeluarkan pada tahun tersebut dibandingkan
dengan
NOPAT
yang
dihasilkan
20.817.736.100. 5.3
Kinerja PT. Panorama Sentrawisata Tbk
80
perusahaan
sebesar
Rp.
EVA merupakan salah satu konsep untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yang digunakan oleh investor untuk membantu dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi. EVA merupakan ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA menggunakan biaya modal dalam perhitungannya, biaya modal yang dimaksud merupakan biaya yang harus dibayar oleh perusahaan atas penggunaaan dana untuk investasi yang dilakukan perusahaan yang juga mencerminkan tingkat pengembalian investor. Berdasarkan tabel 5-19 dapat dilihat nilai EVA yang dihasilkan pada PT. Panorama Sentrawisata Tbk sangat fluktuatif hal ini dapat menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Pada tahun 2006 kinerja perusahaan pada tahun tersebut menghasilkan kinerja yang kurang baik hal ini dapat dilihat pada nilai EVA yang negatif yaitu sebesar –Rp.10.698.404.880, dengan kata lain manajemen perusahaan belum berhasil menciptakan nilai tambah bagi perusahaannya sendiri dan investor, sehingga laba bersih setelah pajak (NOPAT) yang telah dihasilkan pada tahun tersebut tidak dapat menutupi biaya modal yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pada tahun 2007 kinerja perusahaan PT Panorama Sentrawisata Tbk juga kurang baik hal ini disebabkan oleh nilai EVA yang diperoleh kembali bernilai negatif pada tahun tersebut yaitu sebesar – Rp. 21.073.560.380 dengan kata lain manajemen
perusahaan juga belum
bisa
menciptakan
nilai
tambah
bagi
perusahaannya dan investor pada tahun tersebut, sehingga NOPAT yang dihasilkan belum bisa menutupi biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Akan tetapi pada tahun 2008 kinerja perusahaan PT. Panorama Sentrawisata Tbk mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dengan nilai EVA yang dihasilkan
81
View more...
Comments