Perencanaan Jetty

March 29, 2019 | Author: Ivan Tampu | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Jetty/dermaga untuk bongkar bahan bakar...

Description

PERENCANAAN STRUKTUR JETTY DAN PERKERASAN TERMINAL MULTIPURPOSE D I MAROKREMBANGAN, SURABAYA

Oleh : Herliska Iskandar Marpaung 3106 100 136 Abstrak Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya memiliki peran penting dalam menunjang kegiatan lalu lintas transportasi angkutan laut dan sebagai penggerak dalam meningkatkan pertumbuhan  perekonomian Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur. Setiap tahun pertumbuhan arus barang untuk muatan curah dan petikemas baik domestik maupun Internasional di Pelabuhan Tanjung Perak mengalami peningkatan melebihi kapasitas yang ada. Pada Tahun 2006 tercatat arus petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak sebesar 1.843.638 TEU. Sedangkan kapasitas total seluruh pelabuhan Tanjung Perak yang tersedia adalah 1.184.757 TEU. Sehingga perlu adanya pengembangan areal  pelabuhan untuk menampung arus overflow yang tidak tertangani di Pelabuhan Tanjung Perak seluruhnya. Oleh karena itu dibangunlah Terminal Multipurpose ini dengan harapan mampu melayani overflow petikemas yang ada.  Dermaga ini direncanakan untuk menampung menampung kapal dengan kapasitas maksimum 35.000 DWT. Type struktur dermaga yang direncanakan adalah open o pen pier dan pembangunannya menggunakan metode  pracetak. Untuk membangun membangun pelabuhan ini, dibutuhkan biaya total sebesarRp. 308,512,718,000.00. 308,512,718,000.00.

 Kata kunci : Pelabuhan, Multipurpose, Jetty, Morokrembangan, Pracetak. BAB I PENDAHULUAN 1.1

LATAR BELAKANG

Di propinsi Jawa Timur, pelabuhan yang  berperan strategis menunjang kegiatan arus lalu lintas transportasi angkutan angkutan laut dan sebagai  penggerak dalam meningkatkan pertumbuhan  perekonomian Jawa Timur pada khususnya d an Indonesia Bagian Timur pada umumnya adalah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dari tahun ke tahun, pelabuhan ini mengalami  peningkatan jumlah muatan yang signifikan khususnya peti kemas.

Gambar 1.1- Grafik prediksi lalulintas  petikemas melalui pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Kondisi pertumbuhan arus barang khususnya untuk muatan peti kemas yang melalui Tanjung Perak saat ini sudah mendekati kapasitas maksimumnya. Adapun kapasitas maksimum TPK Tanjung Perak sebesar 2.545.400 TEU akan tercapai pada tahun 2011 nanti. Pada tahun 2012 akan terjadi overflow sebesar 68.600 TEU dan jumlah ini diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasar prediksi pertumbuhan lalu lintas petikemas dari “The Study for development of the greater Surabaya Metropolitan Ports in the Republic of Indonesia, Final Report, 2007, disusun oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan ALMEC Corporation, Japan Port Consultant”, tahun 2011 dibutuhkan Terminal Petikemas baru (lihat Gambar 1.1 ).

Lokasi Morokrembangan dipilih karena strategis baik dari arah darat maupun perairan laut, dengan akses terbaik terhadap jaringan jalan dan sistem utilitas lain yang ada sedang dari arah laut dekat dengan alur pelayaran Selat Madura. Terletak pada koordinat 7 11’40’’ LS – 7 12’ LS dan 112 41’ 20” BT– 112 42’ BT (lihat Gambar 1.2).

1

3. Membuat perhitungan precast untuk  jetty. 4. Perencanaan perkerasan dengan British Standart. 5. Membuat metode pelaksanaan. 6. Menghitung rencana anggaran biaya. 1.3

BATASAN MASALAH 1. Data-data yang digunakan dalam analisa adalah data-data sekunder. 2. Layout yang digunakan adalah layout yang diusulkan oleh PT.Sarana Mitra Global Nusantara dan evaluasi yang dilakukan hanya pada layout dermaganya saja. 3. Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, trestle dianggap sudah jadi.

1.4

METODOLOGI

Gambar 1.2 - Lokasi Perencanaan (sumber: Google Maps)

Keterangan gambar: Rencana pengembangan Lap.Penumpukan Gudang Lapangan penumpukan Dermaga yang direncanakan Dermaga eksisting Kedalaman area reklamasi di Morokrembangan ini juga relatif dangkal dan kekuatan arus relatif rendah sehingga biaya  pembangunan fisik bisa lebih murah. Lokasi ini  juga kurang menimbulkan gangguan terhadap  permasalahan sosial terutama keberadaan nelayan dan lingkungan biologi pantai lain. Hal yang tidak kalah penting adalah dukungan dari  pihak TNI-AL selaku pemilik lahan dan  perairan untuk dimanfaatkan sebagai Depo dan Terminal Petikemas. Dermaga ini juga diperkirakan memiliki  prospek bisnis yang menguntungkan dalam tahun-tahun ke depan. Perkiraan total investasi : Rp. 2,5 Triliun (jangka Pendek), dan Rp. 6 Triliun (Total sampai dengan Jangka Menengah). Kinerja keuangan: Return on investment (ROI) = 18% Payback Period = 10 tahun. •



Metodologi untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.4 Pendahuluan Studi Literatur Pengumpulan Data dan Analisa Kriteria Desain Evaluasi Layout Perencanaan Detail Struktur Jetty Perhitungan Precast Perencanaan Perkerasan Perencanaan Metode Pelaksanaan

 –  –

Dengan adanya pembangunan terminal multipurpose ini, maka dibutuhkan suatu desain struktur jetty dan perencanaan tebal perkerasan yang memenuhi standard yang ada dan dapat dilaksanakan di lapangan. 1. 2

2

LINGKUP TUGAS AKHIR 1. Evaluasi layout daratan. 2. Perencanaan detail strultur jetty (fender dan boulder, pelat, balok,  poer, dan tiang pancang).

Perhitun an Rencana An aran Bia a Kesim ulan

Gambar 1.4 - Diagram Alir Metodologi Penyusunan Tugas Akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini dijelaskan secara garis besar teori teori yang akan digunakan dalam  pengerjaan tugas akhir ini.

BAB III DATA DAN ANALISA 3.1

DATA BATHYMETRI

Peta Bathymetri menunjukkan kontur kedalaman dasar laut yang diukur dari posisi 0,00 LWS. Data Bathymetri dalam Tugas Akhir ini didapatkan dari Hasil Survey Sonding dalam rangka Pemetaan dari Pantai Morok Krembangan sampai dengan Kali Lamong Tanjung Perak Surabaya, lihat Gambar 3.1 Hasil Analisa Data Bathymetri

+5

 +5

+5

+5 +5

-   -  5     -  9     ±   0    1    m   m    m    m    L    L   W    L   W     W     S     L   W     S     S     S     10

10 10

PISANG

00

+5

90

10 +5 +5

10

+10

+5 00

+5

+10

+5

+10

     G    N      O    M      A    L    I    L      A    K

10 10

-  1     m    L   W     S    

+5

00

00

+10

S  E   L A  T  M   A D   U  R  A 

10 +5 +5

+   1     m    L    W     S    

10 +5 +5

+10

10

+5

+10

TAMBAK 

+5

00

+10

+5

+5 +5 +10 +5

+10

+5 +5

+10 +10

+10

+5

+5 10

+10

00

50

+5 00

+10

+1 m LWS ±0 m LWS ±0 m LWS +1 m LWS

50

90

50

10 +5

00

+10

10

+10

+10

Hasil Analisa Data Angin

Kondisi angin di daerah Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya berdasarkan data yang didapat dari Badan Meteorologi dan Geofisika untuk Perak I Surabaya memperlihatkan bahwa antara bulan Nopember dan April arah angin dominan dari Utara dan Barat, mulai dari Bulan Mei sampai Oktober angin dominan dari arah Timur dan Tenggara. Lihat Gambar 3.2 .

50

+5 +5

+10

+5

+10 +10

+10

+5

10

+5 +10

+5

+10

BAKAU

+5

+10

+5

+10

+5

+10  +10 +10

+10

+5 +10

+5

+10

+5

+5

+10 +5

+10 +10

+5 +10 +5 +5 +10 +10 +10 +10

+5

+5

m   L  W     S   

TELUK LAMONG

+10 +10 +10

+10

Angin adalah gerakan udara dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan udara rendah. Perbedaan tekanan ini  pada umumnya disebabkan oleh perbedaan temperatur. Dalam tugas akhir ini data angin hanya dibutuhkan untuk perencanaan beban horizontal saja.

50

+5 +5 +10

KALI SEMEMI

D E R  MA   G  A U TP    K 

DATA ANGIN

- 5 m  L W   S  - 5  m L  W  S  - 1  m L  W  S  ±  0   

10

+5 +5

+10

TAMBAK 

(Oktober – November 1995) memperlihatkan elevasi muka air maksimum 2,98 m LWS dan surut terendah sekitar 0,55 m LWS, tidal range sekitar 2,40 m.

+5

+10

+10

10

+5

00

+10

- 5 m  L W  S 

+5

+7

00

+9

+10

90

+5 00 +10 +10 +10

2000 m

- 9  m  L W   S  

90

+5

00

+10

BAKAU

0

50

10

00

Pasang surut di Morokrembangan dan Kenjeran. Pengukuran yang dilakukan ITS

3.3

Dari peta tersebut dapat disimpulkan  bahwa kondisi dasar laut di lokasi dermaga ini tergolong landai dengan kemiringan sekitar 3 % diukur dari kontur -5,00 m LWS sampai -9,00 mLWS dengan jarak kira-kira 104 m. Selain itu kondisi perairan Teluk Lamong secara keseluruhan juga tergolong dangkal dimana sepanjang 3 km dari bibir pantai, kedalaman  perairan baru mencapai -1,00 mLWS. Hal ini disebabkan oleh adanya Kali Lamong yang  bermuara di Teluk Lamong sehingga di daerah tersebut banyak terjadi endapan. Lihat Gambar 3.1. ±   0     ±    +   5     m    0    m    L    L    m    W     W     S     S     L   W     S    

 penggambaran peta bathymetri (peta kontur kedalaman laut), dan mengetahui posisi muka air laut absolut terendah, dan pola pasang surutnya. Data arus dan pasang surut yang dipergunakan diambil dari hasil Pencatatan

+5

+10 +5

+10

+5

+10

+5

+10

+5

TAMBAK 

+5

+5

+10

+5

+5

 +5

+5

+5 +5 +5

+10

+5

+5

+5

+5 +5

+5 +5

+10

+5

+10

+5

 +5

+10

+5

+5

+5

+5

+ 5

+5

+ 5

+5

+5 +5

+5

+5

+5 +5

+10

+5 +5 +5

+5 m LWS ±0 m LWS

+10 +10 +10 +10

PANTAI

+5

+5

+10

BAKAU

+5

+5

+5

+10

+10

+10 +10

+10 +10 +10

+10

+10 +10 +10

+10

+10

+10 +10

+10

KALI BRANJANGAN

+10

+10

+10

+10

+10 +10

+10

+10

+10 +10

+10 +10

+10

+10

+10

+10 +10

±0 m LWS

+10 +10

+1 m LWS

+10

+10

+10

+10

KAMAL TGSEMAMBUNG

+10 +10

+1 m LWS +1 m LWS

+10 +10

+10

KARANGKERING

BAKAU

TAMBAK 

PISANG

E

K.LAMONG

+10

TAMBAK  KALI MANUKAN

SKALA1:75000

GRESIK 

+10

+10 +10 +10

PERUSAHAAN KAYU

KEYMAP

TGTANJ UNGAN

+10

+10

+10 +10

GREGES JAYA

PERUSAHAAN KAYU

AREASURVEY TANJUNGPERAK 

MOROKREMBANGAN 0M 7 5 0 M 1500 M 2250

M

3000M

KALI ANAK 

KALI KRAMBANGAN

Gambar 3.1 - Peta Bathymetri di kawasan Teluk Lamong

V= 1-2 S

3.2

S

DATA ARUS DAN PASANG SURUT

Arus yang terjadi sepanjang pantai umumnya berupa arus akibat perbedaan muka air pasang surut antara satu lokasi dengan lokasi yang lain, sehingga perilaku arus dipengaruhi  pola pasang surut. Dalam Tugas Akhir ini data arus hanya dipergunakan untuk kebutuhan  perencanaan gaya horizontalnya saja. Pasang surut pada prinsipnya terjadi karena pengaruh posisi bumi terhadap bulan dan matahari, sedang pengaruh bintang dan planet lain relatif lebh kecil. Data pasang surut dipergunakan untuk melengkapi kebutuhan

S

V= 3-4 V= 5-6

Gambar 3.2 – Wind Rose untuk kawasan Tanjung Perak dan sekitarnya 3.4

DATA TANAH

Data penyelidikan tanah sangat diperlukan untuk perencanaan struktur tiang  pancang. Analisa data tanah dilakukan untuk mendapatkan daya dukung ijin terhadap kedalaman tiang pancang.

3

Hasil Analisa Data Tanah

Data tanah yang dipergunakan diperoleh dari pekerjaan soil  investigasi yang dilakukan  pada Desember 2009 di perairan Morokrembangan. Data tanah yang penulis sajikan hanya pada zona dermaga saja. Data tanah berupa hasil boring dan SPT pada titik BOR 4 di laut sampai kedalaman -100 m dari sea bed (lihat Gambar 3.3). Untuk lebih jelas tentang posisi titik Bor secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.3.. Hasil penyelidikan tanah secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

Maka kebutuhan lebar dermaga = 2+16+20+8 = 46 m. Maka lebar rencana dermaga sebesar 50 m sudah memenuhi kebutuhan. 4.3

EVALUASI PERMUKAAN Elevasi dermaga dihitung pada saat air  pasang dengan perumusan : El = beda pasang surut + (1m – 1,5 m ) Dimana : Beda pasang surut = 2,60 m (berdasarkan Pencatatan Pasang Surut di Morokrembangan dan Kenjeran), maka Elevasi yang dibutuhkan = 2,60 + 1,5 m = 4,10 m. Sehingga elevasi rencana dermaga sebesar +5,00 m sudah memenuhi kebutuhan . 4.4

Gambar 3.3 – Posisi Titik- titik bor pada daerah Dermaga dan Trestle

Dari hasil bor dan SPT yang dilakukan, diketahui bahwa lapisan tanah di lokasi dermaga sampai kedalaman 100 meter didominasi oleh tanah lanau berlempung ( Clayey Silt ). Hal ini disebabkan karena Teluk Lamong merupakan muara dari beberapa sungai yang diantaranya adalah, Kali Lamong, Kali Semini, Kali Branjangan, Kali Manukan dan Kali Krambangan. Sungai-sungai tersebut membawa angkutan lumpur dan mengendapkannya di Teluk Lamong. Nilai SPT rata-rata lapisan tanah di Teluk Lamong kurang dari 40.

KEBUTUHAN KEDALAMAN Di lokasi Morokrembangan kondisi  perairan tergolong tenang karena terlindung oleh Pulau Madura. Dengan draft kapal rencana sebesar 11,1 m maka kebutuhan kedalaman dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Kedalaman = 1,1 draft kapal = 1,1 x 10,5 = 12 m Kondisi eksisting kedalaman di muka dermaga adalah 5m di sisi Timur dan 9m di sisi Barat (lihat peta Bathymetri pada lampiran). Oleh karena itu diperlukan pengerukan untuk menyesuaikan kebutuhan kedalaman dermaga.

BAB IV KRITERIA DISAIN 5.1.

BAB IV EVALUASI LAYOUT

1

4.1

PANJANG DERMAGA Panjang dermaga dihitung dengan rumus  berikut ini: Lp = n.Loa + (n-1) 15 +50 = 2x211 + 15 + 50 = 487 m < 500 m → OK  4.2

LEBAR DERMAGA Lebar dermaga petikemas  berdasarkan : Lebar Tepi dermaga = 2m Lebar kaki crane = 16 m Jari-jari perputaran truk = 20 m Perkir kendaraan official = 8m

4

ditentukan

PERATURAN

Technical Standard Port and Harbour Facilities in Japan (1991) Digunakan untuk merencanakan bollard /  boulder dan menghitung energi pada fender. 2 Standard Design Criteria for Ports in Indonesia (1984) Digunakan untuk menentukan kecepatan kapal saat merapat di dermaga. 3 Peraturan Beton Indonesia (1971) Digunakan dalam perencanaan tulangan dengan memakai Perhitungan Lentur Cara “n’ ( Ir. Wiratman W. ) 4 Konstruksi Beton Indonesia (1971) Digunakan dalam perencanaan tulangan yaitu untuk perhitungan momen akibat  beban terpusat.

5

PCI (Prestressed and Precast Concrete Institute) Digunakan untuk perencanaan pelat precast yaitu perhitungan momen pada saat  pengangkatan.. 6 Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Binamarga, BMS 1992 Digunakan dalam penentuan mutu beton untuk struktur dermaga. 7 SNI 03 - 1726 – 2002 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (1983) Digunakan dalam perhitungan gaya gempa dengan metode dinamis. 8 The Structural Design of Heavy Duty Pavements for Ports and other Industries, British Ports Association, 1982. Digunakan dalam penentuan besarnya beban terpusat dari petikemas dan truk trailer. KAPAL RENCANA Dalam perencanaan ini data kapal yang digunakan berasarkan rencana pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya oleh PT. Pelindo III. Kapal yang dipakai umtuk  perencanaan adalah kapal terbesar yaitu kapal container Jubilee Glory. Berikut ini adalah dimensi dari kapal tersebut : DWT : 33.271 GRT : 32.085 Loa : 211 m Draft : -10,5 m Height : 57,91 m (Kapal Panamax) Width : 32,1 m (Kapal Panamax)

3.

4.

Tiang pancang baja JIS A 5525 Diameter = 1016,0 mm Tebal = 19 mm Luas penampang = 595,1 cm2 Berat = 467 kg / m Momen Inersia = 740 x 10 3 cm4 Section Modulus = 146 x 10 2 cm3 Jari-jari girasi = 35,2 cm Luas permukaan luar = 3,19 m 2/m

5.2

5.3 KUALITAS MATERIAL 1. Mutu Beton Digunakan beton dengan fc’ = 35 Mpa untuk komponen struktural. Berikut ini data mutu beton berdasarkan PBI 1971: σ’ bk  = kekuatan beton karakteristik 350 kg/cm2 σ’ b = Tegangan tekan beton akibat lentur tanpa dan / atau dengan gaya normal tekan = 0,33 σ’ bk  (Tabel 4.2.1) = 0,33 x 350 = 115,5 kg/cm 2 E b = Modulus tekan beton untuk  pembebanan tetap

2.

=

'  (Tabel 11.1.1) 6400 σ bk 

=

5 2 6400 350 = 1,2 x 10  kg/cm

Mutu Baja Baja tulangan yang digunakan dalam  perencanaan ini adalah baja tulangan U-32.

Berikut ini data mutu baja berdasarkan PBI 1971: σau = Tegangan leleh karakteristik = 3200 kg/ cm 2 Ea = 2,1 x 106 kg/cm2 σa = Tegangan Tarik/tekan baja akibat  beban (Tabel 10.4.1) = 1850 2 kg/cm σ*au = Tegangan Tarik/tekan yang diijinkan (Tabel 10.4.3) = 2780 kg/cm2 Diameter Tulangan = 16 mm ( untuk pelat ) = 32 mm (untuk balok ) Selimut Beton Dalam perencanaan ini digunakan tebal selimut beton untuk pelat sebesar 7,5 cm dan untuk balok sebesar 8 cm. Tiang Pondasi

5.4

DESAIN DIMENSI STRUKTUR

Berikut ini adalah disain dimensi struktur dermaga : Panjang dermaga : 500 m (2 blok @ 250 m) Lebar dermaga : 50 m Tebal Pelat : 40 cm Balok Melintang : 80 x 120 cm Balok Memanjang : 80 x 120 cm Balok Crane : 120 x 150 cm Balok Fender : 80 x 120 cm Poer tiang ganda : 300x150x120 cm Poer tiang tunggal :175 x 175 x 120 cm Cover Beton (pelat) : 7,5 cm (balok) : 8 cm Diameter Tiang Pancang Baja : 101,6 cm Tebal : 19 mm 5.5

LAYOUT PEMBALOKAN

Pada Dermaga Morokrembangan ini, dermaga dibagi menjadi 2 blok dengan dilatasi antar blok selebar 10 cm. Masing-masing blok  panjangnya 250 m. Untuk lebih jelas tentang  pengaturan tata letak blok tersebut dapat dilihat  pada layout Gambar 5.1  sedangkan  pembalokannya dapat dilihat pada Gambar 5.2 dan lampiran.

5

Gambar 5.1- Pembagian Blok

Gambar 5.2  – Layout Pembalokan Blok A

5.6

PEMBEBANAN

Perhitungan beban dihitung dari beban yang bekerja pada dermaga yaitu : 5.6.1

Beban Vertikal

5.6.1.1 Beban Berat Sendiri Konstruksi (beban merata) Berat jenis (γ) beton bertulang diambil sebesar 2,9 t/m3 (sumber : Technical Standard for Port and Harbour in Japan). 5.6.1.2 Beban Hidup Merata Beban merata akibat muatan (beban pangkalan) =5 t/m 2 Beban air hujan (5 cm) = 0,05 t/m2 Total beban hidup merata = 5,05 t/m2 5.6.1.3 Beban Terpusat a. Petikemas Petikemas 20’ bermuatan penuh ditumpuk sebanyak 2 tumpuk terletak dalam blok  penumpukan dalam berbagai posisi. Berdasarkan tabel 2.4 dalam ” The Structural Design of Heavy Duty Pavements for Ports and other Industries, 1982 ”beban maksimum  petikemas pada kakinya sebesar 54860 kg dengan area kontak 356 mm x 324 mm. b. Truk container Beban truk diambil 15000 kg dengan konfigurasi beban pada roda truk container  dapat dilihat pada Gambar 4.3.

6

Gambar 5.3- Konfigurasi Roda dan Beban Roda Truk Container c.

Container Crane

(a)

arus. Gaya yang terbesar akan diambil sebagai gaya horizontal dermaga dan juga digunakan dalam perencanaan boulder. Berikut ini adalah  perhitungan gaya tarikan kapal



Gaya tarik kapal dari tabel

Berdasarkan Tabel 5.1, untuk kapal terbesar yang merapat di dermaga petikemas II Teluk Lamong dengan ukuran 32.085 GRT, besarnya gaya tarik boulder (Pa) = 150 ton.

(b)

5.6.2

(b) Gambar 5.4-(a) Container Crane Konfigurasi Beban pada Setiap Roda Crane

Tabel 4.1 – Gaya Tarikan Kapal

Beban Horizontal

a. Beban Tumbukan Kapal Beban tumbukan pada struktur akan berupa energi kinetik yang diabsorbsi oleh fender dan ditransfer menjadi gaya horizontal yang harus mampu ditahan oleh bangunan dermaga. Berikut ini adalah energi kinetik yang terjadi pada saat kapal merapat :  1    Ef  = C m .C e .C  .C  . .W .V  2  / g [ton − m] C  S  2

 

 

Dimana : Cm = koefisien massa hidrodinamis = 1,86 Ws = Displacement Tonage ≈ 1,3 DWT = 1,3 x 35.000 = 43.252,3 ton Ce = koefisien eccentricity = 0,45 CC = Cushion Coeficient =1(type open pier) CS = Softness Coefficient (koefisien kehalusan) = 1 g = gravitasi (m/s2) = 9,8 m/s 2 V = kecepatan kapal waktu merapat ( m/s) = 0,11 m/s (kondisi perairannya tergolong tenang dan terlindung).  1 2   Ef  = 1,86 x 0,45 x1 x1   x43252,3  x 0,11  / 9,8 [ton − m]  2   Ef = 22,35 ton-m Pemilihan Tipe Fender

Dengan Ef maks = 22,35 ton-m, maka direncanakan untuk menggunakan sistem fender tunggal dari Fender Karet Super Arch tipe SA800H  dengan data-data sebagai berikut : Defleksi = 45 % (R4) Energi = 24 ton-m (> Ef = 22,35 ton-m) Panjang = 3,0 meter Reaksi = 90 Ton  (gaya horizontal) b. Beban Tarikan Kapal

Beban tarikan kapal disebabkan oleh gaya tarik kapal karena bobot kapal atau karena angin dan

Agar diperoleh gaya-gaya dalam kondisi kritis maka diambil sudut yang terjadi untuk α  dan β sebesar 450.  H  = Pa sin α  = 150 x cos 45 0



= 106,07 t

Gaya tarik akibat arus :

PC  =

C C  × γ C  ×  AC  × V C 

2

2g

Di mana : = γC AC =

berat jenis air laut (=1,025 t/m3) luasan melintang kapal di bawah  permukaan air, karena arus cenderung sejajar sumbu kapal. = lebar x draft= 32,1 x 10,5 = 337,05 m2 VC = kecepatan arus dalam arah tegak lurus kapal (m/dt) = 1,3 m/s x sin 370 = 0,782 m/s CC = koefisien arus = 6 (kedalaman perairan – 9 m, mendekati draft kapal -10,5 m) g = gravitasi (m/s2) = 9,8 m/s 2 maka besarnya gaya tarik akibat arus = 5,3 t



Gaya tarik akibat angin :

(

)1600

P = C   A sin φ  +  B cos φ  W 







V  2 W 

Dimana : CW = Koefisien tekanan angin Cw = 0,8 (angin dari belakang)

7

AW =

Luasan proyeksi arah memanjang, di atas air = panjang kapal x (depth – draft) = 10003,51 m2 BW = Luasan proyeksi arah muka (m 2) = draft x lebar kapal = 337,05 m 2 φ = Sudut arah datangnya angin terhadap centerline = 370 (angin dari arah timur) VW = Kecepatan angin = diambil 10 knot = 5,144 m/s maka besarnya gaya tarik akibat angin = 83,212t Jumlah gaya tarik akibat arus dan angin = 5,3 t + 83,212 t = 87,38 ton Gaya tarik akibat arus dan angin tersebut diasumsikan dipikul oleh 4 buah boulder, sehingga gaya tarik tiap bouldernya adalah 21,84 t. Setelah dibandingkan dengan gaya tarik  berdasarkan bobot kapal, maka untuk  perencanaan dipilih gaya tarik kapal 106,07 ton  berdasarkan bobot kapal. c.

Beban Gempa

KOMBINASI PEMBEBANAN

Berikut dermaga.

ini

SA 800 H x 3,0 m

A

Gambar 5.5- Fender Super Arch tipe SA 800H 5.8.2

Beban gempa yang bekerja pada struktur dermaga dihitung secara dinamis dengan menggunakan respon spektra menurut SNI 031726-2002. 5.7

Defleksi = 45 % (R 4) Energi = 24 ton-m (> Ef = 22,35 ton-m) Reaksi = 90 Ton (sebagai gaya horizontal) Panjang = 3,0 meter Berat = 2570 kg Tipe Baut = W 2 ½ in (10 buah) Lihat Gambar 4.4

kombinasi

pembebanan

1. DL + LL 2. DL + LL + Fender 3. DL + LL + Boulder 4. DL + Truck + PK 5. DL + CC + Truck 6. DL + CC + Truck + PK 7. DL + 0,5 LL + Gempa X + 0,3 Gempa Y 8. DL + 0.5 LL + Gempa Y + 0,3 Gempa X Dimana : DL = beban mati/berat sendiri struktur LL = beban hidup merata CC = beban hidup terpusat berupa beban container crane PK = beban hidup terpusat berupa beban tumpukan petikemas CH = beban hidup terpusat berupa beban cover hatch

Perencanaan Boulder

a.

Spesifikasi Boulder dan aksesorisnya • Boulder / Bollard ( Type BR-150 )

- Kapasitas tarik (T) - Dimensi : A B C D E F G H Lihat Gambar 5.6

= = = = = = = = =

(a)

5.8

PERENCANAAN BOULDER

FENDER

DAN

5.8.1 Perencanaan Fender

Digunakan sistem fender tunggal dari  Fender  Karet Super Arch tipe SA-800H   dengan datadata dari fender  tersebut adalah sebagai berikut :

8

150 600 1000 810 750 381 710 306 100

ton mm mm mm mm mm mm mm mm

Gaya tekan = gaya tarik  f  yp .a.b = ΣT  dimana : f yp = tegangan leleh  pelat T = gaya tarik pada 1 baut  b = B = 1000 mm a = garis netral Lihat Gambar 4.8 • Kontrol Momen Momen rencana yang dapat dipikul sambungan : φ  M n

=

0,9 f  yp , a 2 b 2

b. Kontrol Kekuatan Sambungan Baut pada Boulder dengan metode ultimate (LRFD)

Mu = Pu . e Mu = 6090 ton-cm Lihat Gambar 4.7

∑ T .d 

i

i =1

(b) Gambar 5.6(a) Dimensi Tinggi Bollard Type BR-150 (b) Dimensi lebar bollard Type BR-150

+

n

= 15288,38 ton-cm Mu = 6090 ton-cm < φMn = 15288 toncm.........OK ! Sambungan cukup kuat menerima momen akibat tarikan pada boulder! Panjang pengangkuran Kebutuhan panjang pengangkuran pada pondasi: 0,85T  0,85 x150000  L = = = 158,25 cm = 1,6 m nπ d τ b 4π (6,35)10,102

Mu

Arah gaya

Pu

g.n

Gambar 5.7- Gaya pada Boulder

T1

T2

f yp  pelat



Kontrol Geser Pu 150 Vu = = = 37,5 ton n 4 V  37,5  f uv = u = = 1,1847 1 π (6,35) 2  Ab 4 φ  0,5  f uv

b  f u

<

ton / cm 2

= 1184,7 kg / cm Gambar 5.8- Keseimbangan gaya pada boulder

= 0,75 x(0,5 x 4100) = 1537,5 kg / cm

φ  0,5 f ub

2

c. Jarak pemasangan boulder 2

......................... OK!

Beban Tarik (interaksi geser + tarik ) T d  = φ  f   f t  Ab   f t  = (1,3 f ub

Jumlah boulder  = tambatan) Jarak antar boulder 

500 18

+1 

=

29

buah

(4

= 18 meter

− 1,5 f uv ) <  f ub = 4100 kg / cm 2

= (1,3 x 4100 – 1,5 x 1184,7) = 3552,93 kg/cm 2 < 4100 kg/cm 2 f t = 3552,93 kg/cm2 Td  = 0,75 x 4100 x ¼ π (6,35)2 = 97333,47 kg T d  baut  = φ  0,75 Ab f ub = 73000,106 kg T = Td  = 73000,106 kg (diambil yang terkecil) Mencari garis netral Garis netral didapat dari keseimbangan gaya yang terjadi.

BAB VI PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM

Bagian-bagian dari struktur dermaga yang direncanakan adalah sebagai berikut : Pelat (t = 40 cm) Balok Melintang (80 x 120 cm )

9

-

Balok Memanjang ( 80 x 120 cm ) Balok Crane (120 x 150 cm ) Balok Fender ( 80 x 120 cm ) Plank Fender ( 100 x 200 x 350 cm) Poer Ganda (300 x 175 x 120 ) Poer Tunggal (170 x 170 x 120 ) Tiang Pancang Baja (D = 1,016 m)

6.1

PERENCANAAN PELAT

6.1.1 Perencanaan Pelat Setelah Komposit a. 1. 2. 3.

Pembebanan Pelat Berat sendiri (qd)= 1,305 t/m 2 Beban Hidup Merata ( ql) = 5,0 t/m 2 Beban Terpusat Roda Truk = 15000 kg dengan jarak antar roda 2 m dan area kontak tiap roda seluas 30 cm x 60 cm. 4. Beban Terpusat Petikemas = 54860 kg Jarak antar kaki terdekat 2,44 m dan Area kontak = 356 x 324 mm 2 b. Perhitungan Momen Pelat Akibat beban merata : Momen tumpuan = - 0,001. q . l x2.. X Momen lapangan = 0,001. q . l x2.. X Dimana: q = beban merata Lx = bentang pelat terpendek X = koefisien pada Tabel PBI 1971 Akibat beban terpusat b y b a1 .  x + a 2 . + a3  L y  L x M= . W  b y b x + + a4  L x  L y

Besarnya lebar pembesian untuk beban ini :

  b y b x.b y   b x .l x + 0,2 − 0,3   l l l l  x  y  x .  y       b y b x b y   b s y =  0,4 − c1 + 0,2  x + 0,4 − 0,3 . .l y  l x l y l x.l y     s x =  0,4 − c2 + 0,4

10

      

six =  0,6 − c2 + 0,1

b x

siy =  0,6 − c1 − 0,1

b x

  

 M l

=

 M beban

l x

l x

− 0,1 + 0,1

b y l y b y l y

+ 0,1

b x.b y   .l x l x.l y  

+ 0,1

b x .b y   .l y l x .l y  

terpusat 



Dimana : lx = bentang terpendek pelat ly = bentang terpanjang pelat  bx = ukuran beban W arah bentang pendek  by = ukuran beban W arah bentang panjang W = beban terpusat a1, a2, a3 dan a4 adalah koefisien yang tergantung ly/lx dan derajat jepit masing – masing sisi ( tabel VI Konstruksi Beton Indonesia oleh Ir. Sutami ) sx = lebar jalur dimana pembesian penahan momen My harus dibagi. sy = lebar jalur dimana pembesian penahan momen Mx harus dipasang. six = lebar jalur dimana pembesian penahan momen Miy harus dipasang. siy = lebar jalur dimana pembesian penahan momen Mix harus dipasang. c1 dan c2 adalah koefisien yang tergantung pada keadaan dan derajat jepit dari sisi pelat, jadi: c1  = 0,0 jika kedua sisi sejajar dengan  bentang terkecil (lx) ditumpu bebas. c1  = 0,1 jika kedua sisi sejajar dengan  bentang terkecil (lx) dijepit. c1  = 0,05 jika satu sisi sejajar dengan  bentang terkecil (lx) dijepit, sedang lainnya ditumpu bebas. c2  = 0,0 jika kedua sisi sejajar dengan  bentang terbesar (ly) ditumpu bebas. c2  = 0,1 jika kedua sisi sejajar dengan  bentang terbesar (ly) dijepit. c2  = 0,05 jika satu sisi sejajar dengan  bentang terkecil (ly) dijepit, sedang lainnya ditumpu bebas.

ARAH BERTAMBAT KAPAL 

Gambar 6.1- Denah Pelat Dermaga Tabel 5.1 - Momen Rencana dari Kombinasi Momen Momen (kgm)

Type Pelat

A

B

C

D

E

F

G

H

I

lx

ly

B.Mati

B.Hidup

B.Truk

Momen Kombinasi B.Petikemas B.C.Hatch

1

2

3

4

5

1+2

1+3

1+4

Momen 1+5

Rencana (kgm)

mlx

5.2

7.1

1870.222

7237.256

2039.884

4158.898

4239.135

9107.478

3910.106

6029.119

6109.357

9107.478

mtx

5.2

7.1

-1870.222

-7237.256

-1532.207

-3430.087

-3385.637

-9107.478

-3402.429

-5300.309

-5255.859

-9107.478

mly

5.2

7.1

1340.914

5188.976

1404.688

2974.108

3039.864

6529.890

2745.601

4315.022

4380.778

6529.890

mty

5.2

7.1

-1340.914

-5188.976

-854.826

-1895.633

-1869.491

-6529.890

-2195.740

-3236.546 -3210.405

-6529.890

mlx

5.2

6.1

1623.211

6281.392

1887.383

3961.534

3985.793

7904.603

3510.594

5584.745

5609.005

7904.603

mtx

5.2

6.1

-1623.211

-6281.392

-1431.522

-3189.196

-3151.878

-7904.603

-3054.733

-4812.407

-4775.089

-7904.603

mly

5.2

6.1

1340.914

5188.976

1548.729

3320.205

3343.116

6529.890

2889.643

4661.118

4684.030

6529.890

mty

5.2

6.1

-1340.914

-5188.976

-998.711

-2213.816

-2186.804

-6529.890

-2339.624

-3554.730 -3527.717

-6529.890

mlx

5.2

6.2

1623.211

6281.392

1902.354

3980.573

4009.866

7904.603

3525.566

5603.784

5633.077

7904.603

mtx

5.2

6.2

-1623.211

-6281.392

-1431.917

-3191.122

-3153.989

-7904.603

-3055.129

-4814.334

-4777.200

-7904.603

mly

5.2

6.2

1340.914

5188.976

1534.105

3285.066

3313.484

6529.890

2875.019

4625.980

4654.397

6529.890

mty

5.2

6.2

-1340.914

-5188.976

-984.104

-2180.066

-2153.423

-6529.890

-2325.018

-3520.980

-3494.337

-6529.890

mlx

5.2

7.2

1870.222

7237.256

2054.433

4176.566

4262.412

9107.478

3924.655

6046.788

6132.634

9107.478

mtx

5.2

7.2

-1870.222

-7237.256

-1532.374

-3431.519

-3387.141

-9107.478

-3402.596

-5301.741 -5257.363

-9107.478

mly

5.2

7.2

1340.914

5188.976

1393.947

2947.433

3017.631

6529.890

2734.860

mty

5.2

7.2

-1340.914

-5188.976

-843.139

-1870.346

-1844.654

-6529.890

-2184.053

mlx

1.5

5.2

184.984

715.838

4615.155

8237.627

8185.578

900.821

4800.139

8422.611

8370.561

8422.611

mtx

1.5

5.2

-184.984

-715.838

-3745.362

-9748.131

-9169.270

-900.821

-3930.346

-9933.115

-9354.254

-9933.115

mly

1.5

5.2

38.171

147.713

1783.436

3223.116

3441.172

185.884

1821.607

3261.287

3479.343

3479.343

mty

1.5

5.2

-111.578

-431.775

-749.083

-1888.244

-1775.058

-543.353

-860.661

-1999.821

-1886.635

-1999.821

mlx

1.6

5.2

210.470

814.464

4316.784

7871.343

7805.506

1024.934

4527.254

8081.814

8015.976

8081.814

mtx

1.6

5.2

-210.470

-814.464

-3635.260

-9356.219

-8827.009

-1024.934

-3845.730

-9566.690

-9037.480

-9566.690

mly

1.6

5.2

43.430

168.064

1738.393

3233.390

3418.002

211.494

1781.823

3276.821

3461.432

3461.432

mty

1.6

5.2

-126.950

-491.264

-772.197

-1927.501

-1817.349

-618.214

-899.148

-2054.452

-1944.300

-2054.452

mlx

1.5

1.6

123.323

477.225

2064.782

5113.729

4530.532

600.548

2188.105

5237.052

4653.855

5237.052

mtx

1.5

1.6

-123.323

-477.225

-2688.222

-6573.217

-6187.754

-600.548

-2811.545

-6696.540

-6311.077

-6696.540

mly

1.5

1.6

108.641

420.413

1854.688

4669.468

4134.301

529.054

1963.329

4778.109

4242.943

4778.109

mty

1.5

1.6

-108.641

-420.413

-2244.491

-5480.312

-5158.260

-529.054

-2353.133

-5588.953

-5266.901

-5588.953

mlx

1.6

7.1

210.470

814.464

6195.411

9453.869

10129.773

1024.934

6405.881

9664.340

10340.244

10340.244

mtx

1.6

7.1

-210.470

-814.464

-3599.445

-9399.440

-8849.076

-1024.934

-3809.916   -9609.910

-9059.547

-9609.910

mly

1.6

7.1

43.430

168.064

2176.664

3062.536

3708.850

211.494

2220.095

3105.967

3752.281

3752.281

mty

1.6

7.1

-126.950

-491.264

-558.046

-1418.720

-1334.078

-618.214

-684.996

-1545.671

-1461.028

-1545.671

mlx

1.6

6.1

210.470

814.464

5100.222

8595.200

8815.166

1024.934

5310.692

8805.671

9025.636

9025.636

mtx

1.6

6.1

-210.470

-814.464

-3624.089

-9395.390

-8858.382

-1024.934

-3834.559

-9605.860

-9068.853

-9605.860

mly

1.6

6.1

43.430

168.064

1457.344

2562.615

2768.088

211.494

1500.775

2606.046

2811.519

2811.519

mty

1.6

6.1

-126.950

-491.264

-599.425

-1507.751

-1423.925

-618.214

-726.375

-1634.701

-1550.876

-1634.701

4288.347

4358.544

6529.890

-3211.259 -3185.568

-6529.890

11

c. Perhitungan Penulangan (Pelat Type A)  Data Perencanaan Pelat :  Mutu Beton

σ’ bk  σ’ b

= Ca

=

2

= 350 kg/cm (K-350) = 115,5 kg/cm2 = 1,2 x 105 kg/cm2

E b

σau

= 320 Mpa = 3200 kg(U-32) Ea = 2,1 x 106 kg/cm2 σa = σ’a = 1850 kg/cm2 σ*au = 2780 kg/cm2 Diameter Tulangan = 16 mm ( untuk pelat ) Tebal Pelat 40 cm n = Angka ekivalensi antara modulus elastisitas baja dengan modulus tekan beton 2,1 x 10 6  E a n = = = 17,5 1,2 x 10 5  E b = Perbandingan

antara

tegangan

 baja tarik dan n kali tegangan tekan beton di serat yang paling tertekan pada keadaan seimbang. σ ' a 1850 = =  = 0,915 (n x σ ' b ) (17,5 x 115,5)

φ 0 ly

lx

700

 80 + 100  -  2     2

=

800

= =

800 700 cm

=

600

= =

600 520 cm

n x M 

=

b x σ ' a

 Mutu Baja

φ 0

317 mm h

100

 80 + 80     2 2  

-

17,5 x 9107,478 100 x 1850

= 3,415 Dengan melihat tabel Perhitungan Lentur Cara “n”, untuk Ca = 3,415 dengan δ = 0 (pelat), didapatkan : φ  = 1,5825 > φ 0   = 0,915..................OK ! 100nω = 9,699 Luas Tulangan yang diperlukan adalah A = ω x b x h =

9,699 100 x 17,5

x 100 x 31,7

= 17,569 cm2 = 1756,9 mm 2 Dipasang D16 – 100 (As = 201062 mm 2)  Kontrol Retak Berdasarkan PBI 1971 pasal 10.7.1b retak yang diijinkan 0,01 cm. Dengan menggunakan Tabel 10.7.1 PBI 1971 maka didapatkan : Koefisien untuk perhitungan lebar retak  A ; C3 = 1,50 ; C 4 = 0,16 dan C 5 = 30 ω  p =  Bt  A = luas tulangan tarik Bt = luas penampang beton yang tertarik = 100 x 40 cm, 2010,62 maka ω p =  = 0,005 1000 x 400 Besarnya lebar retak pada pembebanan tetap akibat beban kerja dihitung dengan rumus  berikut ini :   C    d      σ  a − 5  10 − 6 (cm) w = α  C 3 . c + C 4 .    ω  ω   p     p    

80

= 1,36 < 2 →PelatDua Arah

520

Tulangan Arah X Momen Negatif = Mtx = -9107.478 Kgm tumpuan )

31,7

 

(

w = 11,50 . 7,5 + 0,16 .

 

30   −6 1,6    1850 −  10 0,005   0,005 

w = - 0,26 < 0,01 cm ( OK, tidak retak ! )

hx

12

= =

400 – 75 - 0,5 φarah X 400 – 75 - 0,5 x 16

Tulangan Arah Y Dengan cara yang sama didapatkan : Luas Tulangan yang diperlukan adalah A = 16,091 cm2 = 1609,1 mm 2 Dipasang D16 – 100 (As = 201062 mm 2)

(cm)

Tabel 6.2- Hasil Perhitungan Tulangan Pelat Type Pelat

lx

ly

l y/l x

5.2 7.1 A

5.2 7.1

1.4

5.2 7.1

Two Way

5.2 7.1 5.2 6.1 B

5.2 6.1

1.2

5.2 6.1

Two Way

5.2 6.1 5.2 6.2 C

5.2 6.2

1.2

5.2 6.2

Two Way

5.2 6.2

D

E

F

G

H

I

J

K

L

Φ

Ket

100n A perlu Dipasang As pasang ω cm2 mm2 mm2

Ml x 9107.478 3.415

1.825

OK

9.699 17.569

D 16 - 80

1810.287

-Mtx 9107.478 3.415

1.825

OK

9.699 17.569

D 16 - 80

1810.287

Ml y 6529.890

3.83

2.105

OK

7.646 13.151

D 16 - 80

1408.001

-Mty 6529.890

3.83

2.105

OK

7.646 13.151

D 16 - 80

1408.001

Ml x 7904.603 3.666

1.994

OK

8.375 15.171

D 16 - 80

1609.144

 -Mtx 7904.603 3.666

1.994

OK

8.375 15.171

D 16 - 80

1609.144

Momen Pela t

Ml y 6529.890

3.83

2.534

OK

7.646 13.151

D 16 - 80

1408.001

-Mty 6529.890

3.83

2.534

OK

7.646 13.151

D 16 - 80

1408.001

Ml x 7904.603 3.666

1.994

OK

8.375 15.171

D 16 - 80

1609.144

-Mtx 7904.603 3.666

1.994

OK

8.375 15.171

D 16 - 80

1609.144

Ml y 6529.890

3.83

2.534

OK

7.646 13.151

D 16 - 80

1408.001

 -Mty 6529.890

3.83

2.534

OK

7.646 13.151

D 16 - 80

1408.001

Mlx 9107.478 3.415

1.825

OK

9.699

17.569

D 16 - 80

1810.287

-Mtx 9107.478 3.415

1.825

OK

9.699

17.569

D 16 - 80

1810.287

3.83

2.534

OK

7.646

13.151

D 16 - 80

1408.001

3.83

2.534

OK

7.646

13.151

D 16 - 80

1408.001

Mlx 8422.611 3.551

1.915

OK

8.954

16.220

D 16 - 60

1810.287

-Mtx 9933.110

1.725

OK

10.64

19.274

D 16 - 50

2011.43

4.076

D 16 - 30

1005.715

5.2

7.2

5.2

7.2

5.2 5.2

7.2 Two Way Mly 6529.890 Slab 7.2 -Mty 6529.890

1.5

5.2

1.5

5.2

1.5 1.5

5.2 One Way Mly 3 479.343 Slab 5.2 -Mty 1999.820

1.6

5.2

1.6

5.2

1.6 1.6

5.2 One Way Mly 3461.432 Slab 5.2 -Mty 2054.450

1.5

1.6

1.5

1.6

1.5

1.4

3.5

3.3

Ca

3.27

4.076

D 16 - 50

603.429

Mlx 8081.814 3.626

1.967

OK

8.565

15.515

D 16 - 65

1609.144

-Mtx 9566.690 3.332

1.755

OK

10.27

18.603

D 16 - 50

2011.43

4.076

D 16 - 50

603.429

4.076

D 16 - 50

603.429

Mlx 5237.052 4.504

2.571

OK

5.444

9.861

D 16 - 30

1005.715

-Mtx 6696.540 3.983

2.215

OK

7.019

12.714

D 16 - 20

1408.001

2.559

OK

5.538

9.525

D 16 - 30

1005.715

1.5

1.6 Two Way Mly 4778.109 4.477 Slab 1.6 -Mty 5588.953 4.14

2.322

OK

6.481

11.147

D 16 - 20

1206.858

1.6

7.1

Mlx 10340.24 3.205

1.681

OK

11.1

20.107

D 16 - 75

2011.43

1.6

7.1

-Mtx 9609.910 3.325

1.762

OK

10.27

18.603

D 16 - 75

2011.43

1.6

4.076

D 16 - 60

603.429

1.6

7.1 One Way Mly 3752.281 Slab 7.1 -Mty 1545.671

4.076

D 16 - 60

603.429

1.6

6.1

1.6

6.1

1.6 1.6

6.1 One Way Mly 2811.519 Slab 6.1 -Mty 1634.701

1.6

6.2

1.6

6.2

1.6 1.6

6.2 One Way Mly 3542.451 Slab 6.2 -Mty 1751.479

1.6

7.2

1.6

7.2

1.6 1.6

7.2 One Way Mly 3785.517 Slab 7.2 -Mty 1525.727

1.6

1.6

1.6

1.6

1.6 1.6

1.1

4.4

3.8

3.9

4.5

Mlx 9025.636 3.431

1.833

OK

9.63

17.444

D 16 - 70

1810.287

-Mtx 9605.860 3.326

1.762

OK

10.27

18.603

D 16 - 65

2011.43

4.076

D 16 - 60

603.429

4.076

D 16 - 60

603.429

Mlx 9146.513 3.408

1.817

OK

9.769

17.696

D 16 - 70

1810.287

-Mtx 9607.832 3.325

1.762

OK

10.27

18.603

D 16 - 65

2011.43

4.076

D 16 - 60

603.429

4.076

D 16 - 60

603.429

Mlx 10486.71 3.183

1.667

OK

11.25

20.379

D 16 - 70

2212.573

-Mtx 9608.673 3.325

1.762

OK

10.27

18.603

D 16 - 75

2011.43

4.076

D 16 - 60

603.429

4.076

D 16 - 60

603.429

Mlx 4944.104 4.635

2.663

OK

5.126

9.285

D 16 - 30

1005.715

-Mtx 5817.046 4.273

2.413

OK

6.071

10.997

D 16 - 25

1206.858

1.6 Two Way Mly 5561.126 4.15 Slab 1.6 -Mty 6371.709 3.877

2.333

OK

6.429

11.058

D 16 - 25

1206.858

2.135

OK

7.471

12.850

D 16 - 20

1408.001

1.0

13

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF