Perencanaan Gedung 1.pdf
February 12, 2018 | Author: Eko Prastyo | Category: N/A
Short Description
Download Perencanaan Gedung 1.pdf...
Description
Perpustakaan Unika
TUGAS AHKIR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata
Oleh:
Sicilia Tanuwijaya NIM: 03.12.0023
Danik Aneswati NIM: 03.12.0027
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG JULI 2007
DAFTAR ISI Perpustakaan Unika
Halaman Halaman Judul
i
Lembar Pengesahan
ii
Kata Pengantar
iv
Lembar Asistensi
v
Daftar Isi
viii
Daftar Tabel
xii
Daftar Gambar
xiv
Daftar Notasi
xvi
Daftar Lampiran
xxiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1.Nama Proyek
1
1.2.Maksud dan Tujuan Proyek
1
1.3.Lokasi Proyek
1
1.4.Tujuan Penulisan Tugas Akhir
3
1.5.Tujuan Perencanaan Struktur Gedung
4
1.6.Pembatasan Masalah
4
1.7.Sistematika Penulisan
5
PERENCANAAN STRUKTUR
7
2.1.Uraian Umum
7
2.2.Tinjauan Pustaka
8
BAB II
2.2.1. Peraturan-peraturan
viii
8
Perpustakaan Unika
2.2.2. Beban yang Bekerja pada Struktur 2.3.Landasan Teori
10 11
2.3.1. Pembebanan
11
2.3.2. Pembebanan gempa menggunakan statik ekivalen
13
2.3.3. Perhitungan pondasi tiang pancang
15
2.4.Asumsi-asumsi
17
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR
25
3.1.Perhitungan atap
25
3.1.1. Perhitungan panjang batang
25
3.1.2. Perhitungan gording
41
3.1.3. Perhitungan trekstang
46
3.1.4. Perhitungan kuda-kuda
47
3.1.4.1. Perhitungan kuda-kuda ¼ K1
47
3.1.4.2. Perhitungan kuda-kuda ½ K1
51
3.1.4.3. Perhitungan kuda-kuda KP
55
3.1.4.4. Perhitungan kuda-kuda KT1
58
3.1.4.5. Perhitungan kuda-kuda KT2
62
3.1.4.6. Perhitungan kuda-kuda K1
66
3.1.4.7. Perhitungan kuda-kuda Jurai
70
3.1.5. Cek penampang batang tekan ( LRFD )
73
3.1.6. Cek penampang batang tarik ( LRFD )
85
3.1.7. Perhitungan sambungan baut
91
3.1.8. Perhitungan base plate
97
3.2.Perhitungan pelat lantai 3.2.1. Pembebanan pelat lantai
ix
99 99
Perpustakaan Unika
3.2.2. Penulangan pelat lantai dua arah (two way slab)
100
3.2.3. Penulangan pelat lantai satu arah (one way slab)
104
3.3. Perhitungan tangga
110
3.4.Perhitungan gaya gempa
`
114
3.4.1. Perhitungan gaya geser dasar horisontal total akibat gempa
114
3.4.2. Distribusi gaya geser horisontal total akibat gempa 3.5.Perhitungan penulangan balok
128 133
3.5.1. Penulangan lentur balok
133
3.5.2. Penulangan geser balok
141
3.5.3. Penulangan torsi balok
148
3.6.Perhitungan penulangan kolom
153
3.6.1. Penulangan lentur kolom
153
3.6.2. Penulangan geser kolom
157
3.7. Perhitungan pondasi
161
3.7.1. Pemilihan tipe pondasi
161
3.7.2. Menentukan daya dukung tiang pancang
161
3.7.3. Menentukan jarak antar tiang pancang
163
3.7.4. Menentukan effisiensi kelompok tiang pancang
164
3.7.5. Cek kekuatan tiang pancang dalam kelompok tiang
165
3.7.6. Penulangan tiang pancang
168
3.7.7. Penulangan pile cap
173
3.7.8. Penulangan tie beam
185
BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR 187
x
Perpustakaan Unika
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA
257
5.1. Analisa Perhitungan Harga Satuan.
257
5.2. Rencana Anggaran Biaya
265
5.3. Kurva S
270
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Perpustakaan Unika
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Nama Proyek Nama proyek yang data-data dan gambarnya digunakan untuk keperluan pembuatan Tugas Akhir perencanaan struktur gedung ini adalah “Perencanaan Struktur Gedung STIKES Sam Ratulangi Manado”.
1. 2 Maksud dan Tujuan Proyek Peningkatan kebutuhan akan tenaga medis yang terampil dan siap kerja mendorong Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi Manado untuk menyediakan suatu lembaga pendidikan kesehatan yaitu STIKES Sam Ratulangi. Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, STIKES Sam Ratulangi dilengkapi dengan ruang – ruang kuliah dan laboratorium beserta sarana – sarana pendukung kegiatan medis di laboratorium. Dengan dibangunnya STIKES Sam Ratulangi ini diharapkan dapat membantu rumah sakit – rumah sakit yang membutuhkan tenaga medis yang terampil dan siap kerja sehingga pelayanan rumah sakit pada masyarakat dapat ditingkatkan.
1. 3 Lokasi Proyek Letak gedung STIKES Sam Ratulangi ini berada di Jl. Sam Ratulangi 256 Manado. Gedung kampus ini berada di atas tanah seluas 1700 m2 dengan tinggi
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perpustakaan Unika
total bangunan 26,53 m dan luas total bangunan 6391,20 m2, dengan perincian sebagai berikut: a. Lantai 1 (± 0,00 m) Luas = 1278,24 m2 Berfungsi sebagai ruang rektorat, ruang dosen, ruang rapat, ruang perpustakaan, ruang arsip, gudang, kantin,mushola dan hall. b. Lantai 2 ( + 3,80 m ) Luas = 1278,24 m2 Berfungsi sebagai ruang kuliah, ruang audio video, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, ruang arsip, gudang dan hall. c. Lantai 3 ( +7,60 m ) Luas = 1278,24 m2 Berfungsi sebagai ruang kuliah, gudang dan hall. d. Lantai 4 (+11,40 m) Luas = 1278,24 m2 Berfungsi sebagai laboratorium medis, ruang arsip, gudang, tribun dan hall. e. Lantai 5 (+15,20 m) Luas = 1278,24 m2 Berfungsi sebagai ruang serba guna.
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
2
BAB I
PENDAHULUAN
Perpustakaan Unika
Jl. Sam Ratulangi Jl. Hassanudin
UTARA
Jl. Hassanudin Jl. Sam Ratulangi
Pom Bensin
Rumah Duka
Gambar 1.1 Denah situasi
1. 4 Tujuan Penulisan Tugas Akhir Tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan tugas akhir ini yaitu: a. untuk lebih memahami dan mendalami langkah-langkah perhitungan dalam perencanaan struktur gedung dengan menerapkan disiplin ilmu yang telah diterima selama mengikuti pendidikan di Jurusan Teknik Sipil, b. dapat melakukan perhitungan dengan teliti dan mengambil asumsi yang tepat dalam menyelesaikan perhitungan struktur sehingga dapat mendukung tercapainya keamanan dan keekonomisan gedung, c. dapat menggunakan program SAP dan ETABS untuk perhitungan mekanika struktur.
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
3
BAB I
PENDAHULUAN
Perpustakaan Unika
d. dapat menerapkan hasil perhitungan mekanika struktur ke dalam perhitungan struktur beton maupun struktur baja dan gambar kerja, e. perencanaan ini dapat digunakan sebagai latihan awal sebelum menerapkan ilmu yang dipelajari dalam dunia kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
1. 5 Tujuan Perencanaan Struktur Gedung Tujuan dari perhitungan struktur gedung ini adalah untuk membuat perhitungan dan gambar bagian-bagian dari struktur gedung yang terkait dengan bidang teknik sipil yaitu atap, pelat, balok, kolom dan pondasi. Langkah selanjutnya adalah menyusun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB), Time Schedule dan Network Planning (NWP) pekerjaan struktur.
1. 6 Pembatasan masalah Perencanaan struktur merupakan salah satu pekerjaan yang sangat rumit karena didalamnya terdapat banyak unsur yang saling berhubungan. Untuk mempermudah perhitungan maka ada beberapa batasan yang diambil dalam perencanaan struktur ini antara lain: a. perhitungan pembebanan dan penulangan tangga dilakukan terpisah dari perhitungan portal utama, b. Rencana
Anggaran
Biaya
(RAB),
NWP
dan
Time
Schedule
Perhitungannya hanya sebatas pekerjaan struktur (1 minggu = 6 hari kerja).
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
4
BAB I
PENDAHULUAN
Perpustakaan Unika
c. balok anak langsung dimasukkan dalam portal dengan menggunakan rigid frame, sehingga beban pelat langsung didistribusikan ke balok induk dan balok anak, d. dalam perencanaan ini mix design beton tidak dihitung karena dianggap beton dapat dipesan sesuai dengan mutu yang diinginkan, e. perhitungan pembebanan pada struktur akibat gempa menggunakan statik ekivalen.
1. 7 Sistematika Penyusunan Sistematika penyusunan ini dibuat untuk memudahkan para pembaca dalam memahami isi Tugas Akhir ini. Sistematika penyusunan tersebut adalah sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan Pada bagian pendahuluan ini diterangkan mengenai nama proyek, maksud dan tujuan proyek, tujuan penulisan Tugas Akhir, tujuan perencanaan struktur gedung, pembatasan masalah, dan sistematika penyusunan Tugas Akhir.
BAB II : Perencanaan Struktur Dalam bab ini penulis membahas tentang uraian umum perencanan gedung,
tinjauan
pustaka
meliputi
peraturan-peraturan
dan
pembebanan yang digunakan pada struktur gedung, serta landasan teori yang mencakup rumus-rumus yang digunakan serta asumsi-asumsi yang dipakai.
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
5
BAB I
PENDAHULUAN
Perpustakaan Unika
BAB III : Perhitungan Struktur Perhitungan struktur meliputi perhitungan kuda – kuda, perhitungan pelat, perhitungan tangga dan bordes, perhitungan portal utama (balok dan kolom), serta perhitungan pondasi. BAB IV : Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Pada bagian ini penulis menguraikan tentang rencana kerja beserta aturan-aturan dan syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan. BAB V : Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pada bagian ini penulis menguraikan tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang meliputi perhitungan volume, analisa harga satuan, rencana anggaran biaya sampai dengan time schedule (kurva S) dan network planning (NWP) dari pekerjaan Struktur Gedung STIKES Sam Ratulangi Manado.
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
6
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR
7 Perpustakaan Unika
BAB II PERENCANAAN STRUKTUR
2. 1 Uraian Umum Gedung yang direncanakan akan dibangun 5 lantai ini dalam perencanaan struktur harus memenuhi empat kriteria utama yaitu : a. Ketetapan Kriteria ini meliputi tata letak ruang dalam gedung, bentang, ketinggian plafon, serta segi estetika yang sesuai dengan persyaratan yang ada. b. Persyaratan struktur Struktur yang digunakan harus: 1) kuat : struktur dapat memikul semua beban yang direncanakan dengan aman, 2) nyaman : struktur tidak melendut secara berlebihan, terangkat, bergetar, retak dan hal-hal lain yang dapat mengganggu fungsi bangunan, 3) awet : struktur harus dapat digunakan sesuai dengan fungsinya dalam waktu yang relatif lama. c. Praktis Desain harus memungkinkan pemeliharaan minimum dan dapat dilakukan secara sederhana. d. Ekonomis Pemilihan model konstruksi perlu diperhatikan karena menentukan besarnya biaya proyek dan biaya perawatan bangunan.
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
7
BAB II
7 Perpustakaan Unika
PERENCANAAN STRUKTUR
Konstrusi Gedung STIKES Sam Ratulangi yang direncanakan terdiri dari 5 lantai ini dilengkapi dengan fasilitas tangga dan lift.
2. 2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Peraturan-peraturan Perhitungan konstruksi gedung ini dirancang dengan memperhatikan ketentuan – ketentuan yang berlaku yang terdapat pada buku-buku pedoman antara lain: a. Building Code Requirement for Structural Concrete (ACI 318-02) and Commentary (ACI 318R-02), diterbitkan oleh ACI Committee 318. Beberapa ketentuan yang diambil
dari Building Code Requirement for
Structural Concrete (ACI 318-02) and Commentary (ACI 318R-02) dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah: 1) modulus elastisitas beton ( Ec), 2) kuat perlu ( U ), 3) faktor reduksi kekuatan (φ ), 4) faktor β1, 5) tebal selimut beton. b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-17292002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002 dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah:
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
8
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR
7 Perpustakaan Unika
1) modulus elastisitas baja (Es), 2) mutu baja, 3) tegangan-tegangan baja (tegangan ijin, tegangan geser, tegangan leleh), 4) ketentuan-ketentuan mengenai sambungan. c. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 031726-2002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI-1726-2002, dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah: 1) cara-cara analisis gempa, 2) faktor respons gempa ( C ), 3) faktor keutamaan ( I ), 4) faktor reduksi gempa ( R ), 5) wilayah/zone gempa. d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Beberapa ketentuan yang diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah: 1) berat sendiri bahan bangunan, 2) beban hidup lantai gedung, 3) beban angin.
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
9
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR
7 Perpustakaan Unika
2.2.2 Beban yang bekerja pada struktur Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983, struktur gedung harus direncanakan kekuatannya terhadap pembebananpembebanan sebagai berikut: a. Beban mati Adalah semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu (PPIUG 1983 pasal 1.0. ayat 1). Beban mati yang direncanakan pada Tugas Akhir ini diambil dari Tabel 2.1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. b. Beban hidup Adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan kedalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari beban-beban yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan lantai tersebut. Khusus pada atap, kedalam beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh ( energi kinetik) butiran air (PPIUG 1983 - pasal 1.0. ayat 2).Beban hidup yang direncanakan pada Tugas Akhir ini diambil dari Tabel 3.1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
10
BAB II
7 Perpustakaan Unika
PERENCANAAN STRUKTUR
c. Beban angin Adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983 – pasal 1.0 ayat 3). Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dan koefisien angin (PPIUG 1983 – pasal 4.1). d. Beban gempa Adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa (PPIUG 1983 – pasal 1.0 ayat 4).
2. 3 Landasan Teori 2.3.1 Pembebanan Struktur
gedung
direncanakan
kekuatannya
terhadap
pembebanan-
pembebanan sebagai berikut : A. Kombinasi beban pada struktur beton (ACI 318-02): U = 1,4(D+F)
(2.1)
U = 1,2(D + F + T) + 1,6(L+H) + 0,5(Lr or S or R)
(2.2)
U = 1,2D + 1,6(Lr or S or R)+ (1,0L or 0,8W)
(2.3)
U = 1,2D + 1,6W + 1,0L + 0,5(Lr or S or R)
(2.4)
U = 1,2D + 1,0E + 1,0L +0,2S
(2.5)
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
11
BAB II
7 Perpustakaan Unika
PERENCANAAN STRUKTUR
U = 0,9D + 1,6W + 1,6H
(2.6)
U = 0,9D + 1,0E + 1,6H
(2.7)
dengan : U adalah kuat perlu untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. D adalah beban mati, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. F
adalah beban akibat berat atau tekanan fluida dengan massa jenis tertentu dan ketinggian tertentu, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
T
adalah efek kumulatif akibat temperatur, rangkak, susut, penurunan yang tidak seragam.
L
adalah beban hidup, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
H adalah beban akibat berat dan tekanan tanah, air tanah atau material lain, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. Lr adalah beban hidup pada atap, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. S
adalah beban salju, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
R
adalah beban air hujan, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
W adalah beban angin, atau momen gaya dalam yang behubungan dengannya. Beban angin (menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983), direncanakan: tekanan tiup
: 35 kg/m2
koefisien angin
: di pihak angin
α < 65°
di belakang angin untuk semua α E
(0,02α − 0,4) (−0,4)
adalah beban gempa, atau momen gaya dalam yang behubungan dengannya.
B. Kombinasi beban pada struktur baja (SNI-1729-2002): U = 1,4D
(2.8)
U = 1,2D + 1,6L + 0,5(La atau H)
(2.9)
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
12
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR
7 Perpustakaan Unika
U = 1,2D + 1,6(La atau H) + (γL . L atau 0,8 W)
(2.10)
U = 1,2D + 1,3W + γL . L + 0,5(La atau H)
(2.11)
U = 1,2D ± 1,0E + γL . L
(2.12)
U = 0,9D ± (1,3W atau 1,0E)
(2.13)
dengan : U adalah kekuatan yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap. L
adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaaan gedung termasuk beban kejut , tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain.
La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air. W adalah beban angin E
adalah beban gempa yang ditentukan menurut SNI 03-1726-2002.
γL = 0,5 bila L< 5 kPa, dan γL = 1 bila L ≥ 5 kPa
2.3.2 Pembebanan gempa menggunakan analisa statik ekivalen Pada Tugas Akhir ini pengaruh gempa diperhitungkan atas dasar analisa statik ekivalen mengingat tinggi struktur utamanya 26,53 m. Gaya gempa yang bekerja pada sistem struktur diasumsikan sebagai gaya frontal (lateral horisontal) yang bekerja pada setiap lantai gedung .
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
13
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR
Fi. =
Wi × z i
×V
n
∑W × z i =1
i
7 Perpustakaan Unika (2.14)
i
dengan: Fi
=
beban gempa pada lantai tingkat ke-i (ton)
Wi
=
berat lantai tingkat ke-I, termasuk beban hidup yang sesuai (ton)
zi
=
ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral
V
=
beban geser dasar nominal (ton)
Sedangkan beban gempa dasar gedung yaitu beban horisontal lateral yang bekerja dari gedung terhadap pondasi dihitung dengan persamaan: V =
C1 ⋅ I × Wt R
(2.15)
dengan: V
=
beban geser dasar nominal (ton)
C1
=
faktor respons gempa
I
=
faktor keutamaan gedung
R
=
faktor reduksi gempa
Wt
=
berat total gedung (ton)
Untuk bangunan gedung perkantoran yang menggunakan struktur rangka beton bertulang dengan kategori gedung umum maka I = 1,0 dan R = 3,36 (SNI-
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
14
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR
7 Perpustakaan Unika
1726-2002). Koefisien beban gempa dasar dapat diketahui jika kita sudah menghitung waktu getar alami gedung (T), dimana T didapat dari perhitungan vibrasi 3 dimensi menggunakan ETABS. Semua rencana dan perhitungan gempa di atas disesuaikan dengan SNI-17262002 yaitu dengan menggunakan persamaan ( 2.8 ) dan ( 2.9 ).
2.3.3 Perhitungan pondasi tiang pancang Rumus-rumus lain yang digunakan dalam perhitungan ini antara lain : a. Perhitungan daya dukung pondasi dengan rumus Briaud End bearing (Qp) :
Q p = q p × Ap
(2.16)
q p = 19,7 × σ r × ( N 60 )
(2.17)
N1 + N 2 2
(2.18)
0 , 36
N 60 =
dengan: Qp
=
daya dukung ujung tiang (ton)
qp
=
tahanan ujung tiang (kN/m2)
N60 =
nilai NSPT rata-rata pada kedalaman penanaman
N1
=
nilai NSPT pada kedalaman 1D di atas penanaman
N2
=
nilai NSPT pada kedalaman 2D di bawah penanaman
σr
=
tegangan referensi = 100 kPa
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
15
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR
Ap
=
luas penampang ujung tiang (m2)
D
=
sisi / diameter penampang ujung tiang (m)
7 Perpustakaan Unika
Skin friction : Qs = f s × As
(2.19)
f s = 0,224 × σ r × (N 60 )
0 , 29
(2.20)
dengan: Qs
=
daya dukung selimut tiang (ton)
fs
=
tahanan selimut tiang (kN/m2)
N60 =
nilai NSPT rata-rata sepanjang tiang
σr
=
tegangan referensi = 100 kPa
As
=
luas selimut tiang (m2)
b. Menentukan jarak antar tiang pancang Jarak antar tiang pancang diambil berdasarkan perhitungan daya dukung tiang pancang oleh Direktorat Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, sebagai berikut :
2,5D ≤ S < 3D dengan :
(2.21)
S = jarak antar tiang (cm) D = sisi / diameter penampang ujung tiang (cm)
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
16
BAB II
7 Perpustakaan Unika
PERENCANAAN STRUKTUR
Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang Menurut rumus dari Converse – Labbarre adalah sebagai berikut :
Eff = 1 −
θ ⎡ (n − 1 ) × m + (m − 1 ) × n ⎤ × ⎥⎦ 90 ⎢⎣ m×n
(2.22)
dengan : θ
=
arc tan (D / S)
=
sisi / diameter penampang ujung tiang (cm)
S
=
jarak antar tiang pancang (cm)
n
=
banyaknya tiang pancang tiap baris
m
=
banyaknya baris
D
2.4 Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perencanaan gedung ini adalah : a. Gedung STIKES Sam Ratulangi ini direncanakan 5 lantai atau lebih tinggi 1 lantai dari gedung yang sudah ada. Sedangkan bentang gedung direncanakan 76,8 m atau lebih panjang 7,2 m dari gedung semula. b. Struktur utama dibuat dari beton bertulang sedangkan atap menggunakan rangka kuda-kuda baja. c. Beban mati yang digunakan: 1) beton bertulang
= 2400 kg/m3
2) pasir
= 1800 kg/m3
3) spesi
= 21
4) pasangan bata merah tebal setengah batu = 250
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
kg/m2 kg/m2
17
BAB II
7 Perpustakaan Unika
PERENCANAAN STRUKTUR
5) plafon dan penggantung
= 18
kg/m2
6) keramik
= 15
kg/m2
7) talang AC
= 10
kg/m2
8) penutup atap genting beton
= 50
kg/m2
qDL
= 4564 kg/m2
d. Beban hidup yang digunakan: 1) beban hidup lantai kampus
= 250
kg/m2
2) beban hidup balkon luar
= 300
kg/m2
3) beban hidup tangga dan bordes kampus = 300
kg/m2
4) beban hidup lantai leufel
= 100
kg/m2
5) beban hidup atap
= 100
kg
e. Perhitungan dimensi dan profil kuda-kuda mengacu pada Load and Resistance Factor Design (LRFD). f. Profil kuda-kuda yang digunakan ⎦ ⎣ 70.70.7 , ⎦ ⎣ 50.50.5 , ⎦ ⎣ 40.40.4. Sedangkan gording menggunakan profil [ 150.65.20.3,2 g. Mutu beton yang digunakan untuk semua elemen struktur adalah 30 MPa. h. Mutu baja yang digunakan ada 2 macam: 1) baja profil untuk struktur baja
: BJ -37
2) baja tulangan dengan ∅ 60 pukulan tercapai pada kedalaman 30,00 m.
r. Data teknis lift
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
22
BAB II
7 Perpustakaan Unika
PERENCANAAN STRUKTUR
Lift yang digunakan pada gedung ini memiliki spesifikasi seperti di bawah ini: 1. Speed
:
60 m/min
2. Capacity
:
15 persons (1000 kgs)
3. Clear Opening (OP)
:
900 mm
Internal (CA × CB)
:
1600 mm × 1500 mm
External (A × B)
:
1660 mm × 1655 mm
1 Car (X1)
:
2050 mm
2 Car (X2)
:
4200 mm
Depth (Y)
:
2150 mm
1 Car (X1)
:
2300 mm
2 Car (X2)
:
4400 mm
Depth (Y)
:
3850 mm
R1
:
5450 kgs
R2
:
4300 kgs
4. Car
5. Hoistway
6. M/C Room
7. M/C Reaction
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
23
BAB II
7 Perpustakaan Unika
PERENCANAAN STRUKTUR
8. Overhead (OH)
:
4600 mm
9. Pit (P)
:
1500 mm
10. M/C Room Height (MH) :
2200 mm
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO
24
Perpustakaan Unika
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR 3.1 Perhitungan atap 3.1.1 Perhitungan panjang batang A. Kuda-kuda tipe ¼ K1 ( ┘└ 50.50.5 ; ┘└ 40.40.4 )
A4 V4 D3
1. 62
A3 V3
B4 D2
1. 83
A2 V2
B3 D1
A1 V1
B2
B1
1.50
1.33
1.33
1.33
1. Panjang batang vertikal V1 = 1,5 tan 35° = 1,05 m V2 = (1,05 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,18 m V3 = (1,18 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,31 m V4 = 1,45 m
Perpustakaan Unika
2. Panjang batang atas A1 =
1,5 = 1,83 m cos 35 o
A2 = A3 = A4 =
1,33 = 1,62 m cos 35 o
3. Panjang batang bawah B1 = 1,5 m B2 = B3 = B4 =
1,33 = 1,55 m cos 30,964 o
4. Panjang batang diagonal D1 =
(1,33
D2 = D3 =
(
) ) = 1,35 m
(
) ) = 1,38 m
(
) ) = 1,43 m
2
+ 1,05 − 1,33tan30,964 o
(1,33
2
+ 1,18 − 1,33 tan 30,964 o
(1,33
2
+ 1,31 − 1,33 tan 30,964 o
2
2
2
Panjang batang ┘└ 50.50.5 = (A1+A2+A3+A4) + (B1+B2+B3+B4) + V1 = 13,89 m Panjang batang ┘└ 40.40.4 = (D1+D2+D3) + (V2+V3) = 6,65 m Jumlah titik buhul = 9 buah
Perpustakaan Unika
B. Kuda-kuda tipe KP ( ┘└ 50.50.5 ; ┘└ 40.40.4 )
A1 V1
V2
A2 2.00
V3
B1
B2
1.25
1.25
1. Panjang batang vertikal V1 = 1,85 m V2 = V3 = V4 = 2,00 m
2. Panjang batang atas A1 =
1,5 = 1,83 m cos 35 o
A2 = A3 = 1,25 m
3. Panjang batang bawah B1 = (1,85 2 − (2,00 − 1,50 tan 35 o )) + 1,5 2 = 1,75 m 2
B2 = B3 = 1,25 m
Perpustakaan Unika
4. Panjang batang diagonal D1 = 1,5 2 + (2 − 1,5 tan 35 o ) = 1,78 m 2
2 2 + 1,25 2 = 2,36 m
D2 = D3 =
Panjang batang ┘└ 50.50.5 = (A1+A2+A3+A4) + (B1+B2+B3) + V2 = 10,58 m Panjang batang ┘└ 40.40.4 = (D1+D2+D3) + V3 = 8,50 m Jumlah titik buhul = 8 buah
C. Kuda-kuda tipe ½ K1 ( ┘└ 50.50.5 ; ┘└ 40.40.4 )
A7 V7 D6 A6 A5
B7
D5
V5 A4
V6
B6
D4 V4 B5
D3
1. 62
A3 V3
1. 83
B4 D2
A2 V A1
B3
D1 V1
B
B1
1.50
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
Perpustakaan Unika
1. Panjang batang vertikal V1 = 1,5 tan 35° = 1,05 m V2 = (1,05 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,18 m V3 = (1,18 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,31 m V4 = (1,31 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,44 m V5 = (1,44 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,57 m V6 = (1,57 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,70 m V7 = 1,85 m
2. Panjang batang atas A1 =
1,5 = 1,83 m cos 35 o
A2 = A3 = A4 = A5 = A6 =
1,33 = 1,62 m cos 35 o
3. Panjang batang bawah B1 = 1,5 m B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 =
1,33 = 1,55 m cos 30,964 o
4. Panjang batang diagonal D1 =
(1,33 + (1,05 − 1,33 tan 30,964 ))
2
= 1,35 m
D2 =
(1,33 + (1,18 − 1,33 tan 30,964 ))
2
= 1,38 m
2
2
o
o
Perpustakaan Unika
D3 =
(1,33 + (1,31 − 1,33 tan 30,964 ))
D4 =
(1,33 + (1,44 − 1,33 tan 30,964 ))
= 1,48 m
D5 =
(1,33 + (1,57 − 1,33 tan 30,964 ))
= 1,54 m
D6 =
(1,33 + (1,70 − 1,33 tan 30,964 ))
= 1,61 m
2
o
2
o
2
o
2
o
2
= 1,43 m
2
2
2
Panjang batang ┘└ 50.50.5 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 ) + (B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 ) + V1 = 25,36 m Panjang batang ┘└ 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 ) + ( V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 ) = 19,5 m Jumlah titik buhul = 15 buah
D. Kuda-kuda tipe Jurai ( ┘└ 50.50.5 ; ┘└ 40.40.4 )
A8
V8
D7
A7 V7
B8
D6
A6 V6
B7 D5
A5 V5
V4
B5
D3
A3 V3
B4
D2
A2 V2 A1
B6
D4
A4
B3
D1 V1
B2
B1
2.12
1.89
1.89
1.89
1.89
1.89
1.89
2.12
Perpustakaan Unika
1. Panjang batang vertikal V1 = 2,12 tan 26,34° = 1,05 m V2 = (1,05 – 1,89 tan 23°) + 1,59 tan 26,34° = 1,18 m V3 = (1,18 – 1,89 tan 23°) + 1,59 tan 26,34° = 1,31 m V4 = (1,31 – 1,89 tan 23°) + 1,59 tan 26,34° = 1,44 m V5 = (1,44 – 1,89 tan 23°) + 1,59 tan 26,34° = 1,57 m V6 = (1,57 – 1,89 tan 23°) + 1,59 tan 26,34° = 1,70 m V7 = (1,70 – 1,89 tan 23°) + 1,59 tan 26,34° = 1,83 m
2. Panjang batang atas A1 = A8 =
2,12 = 2,37 m cos 26,34 o 1,89 = 2,11 m cos 26,34 o
A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 =
3. Panjang batang bawah B1 = 2,2 m B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 =
B8 =
1,89 = 2,05 m cos 23o
2,12 = 2,3 m cos 23o
4. Panjang batang diagonal
(
D1 = 1,89 2 + 1,05 − 1,89 tan 23o
)
2
= 1,91 m
Perpustakaan Unika
D2 = 1,89 2 + 1,18 − 1,89 tan 23o
(
)
= 1,93 m
D3 = 1,89 2 + 1,31 − 1,89 tan 23o
(
)
= 1,96 m
(
)
= 1,99 m
(
)
= 2,04 m
(
)
2
= 2,09 m
(
)
2
= 2,15 m
D4 = 1,89 2 + 1,44 − 1,89 tan 23o D5 = 1,89 2 + 1,57 − 1,89 tan 23o D6 = 1,89 2 + 1,70 − 1,89 tan 23o D7 = 1,89 2 + 1,83 − 1,89 tan 23o
2
2
2
2
Panjang batang ┘└ 50.50.5 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8 ) + (B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 ) + V1 = 34,12 m Panjang batang ┘└ 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 ) + ( V2 + V3 + V4 + V5 + V6 ) = 14,07 m Jumlah titik buhul = 17 buah
Perpustakaan Unika
E. Kuda-kuda tipe K1 ( ┘└ 70.70.7, ┘└ 50.50.5 ; ┘└ 40.40.4 ) A8
A9 V8
D7
A7 V7
B7
D8 V9 B8
D6
A6 V6
A10 D9
A11
V10 B9
B1
D10
D5
A5
B10
B6 D4
A4 V4
A13 D12
D3 V3
A14
V13 B4
B12
D13
D2
A2 V2 A1
D11 V12 B11
B5 A3
A12
V11
V5
B3
B13
D1 V1
A15
V14
B2
D14 V15
A16
B14
B1
B15
1.50
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.5
1.5
1.33
1.33
1.33
1.33
1. Panjang batang vertikal V1 = V15 = 1,5 tan 35° = 1,05 m V2 = V14 = (1,05 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,18 m V3 = V13 = (1,18 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,31 m V4 = V12 = (1,31 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,44 m V5 = V11 = (1,44 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,57 m V6 = V10 = (1,57 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,70 m V7 = V9 = 1,85 m
1.33
1.33
1.50
Perpustakaan Unika
2. Panjang batang atas A1 = A8 = A9 = A16 =
1,5 = 1,83 m cos 35 o
A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A10 = A11 = A12 = A13 = A14 = A15 =
1,33 = 1,62 m cos 35 o
3. Panjang batang bawah B1 = B16 = 1,5 m B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B10 = B11 = B12 = B13 = B14 = B15 =
1,33 = 1,55 m cos 30,96 o
B8 = B9 =
1,50 = 1,75 m cos 30,96 o
4. Panjang batang diagonal
(
)
2
= 1,35 m
(
)
2
= 1,38 m
(
)
= 1,43 m
(
)
= 1,48 m
(
)
= 1,54 m
D1 = D14 = 1,33 2 + 1,05 − 1,33 tan 30,96 o D2 = D13 = 1,33 2 + 1,18 − 1,33 tan 30,96 o
2
D3 = D12 = 1,33 2 + 1,31 − 1,33 tan 30,96 o D4 = D11 = 1,33 2 + 1,44 − 1,33 tan 30,96 o D5 = D10 = 1,33 2 + 1,57 − 1,33 tan 30,96 o
(
D6 = D9 = 1,33 2 + 1,70 − 1,33 tan 30,96 o
)
2
2
2
= 1,61 m
Perpustakaan Unika
(
D7 = D8 = 1,33 2 + 1,83 − 1,33 tan 30,96 o
)
2
= 1,68 m
Panjang batang ┘└ 70.70.7 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8 + A9 + A10 + A11 + A12 + A13 + A14 + A15 + A16 ) + ( B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 + B9 + B10 + B11 + B12 + B13 + B14 + B15 +B16 ) + V8 = 51,86 m Panjang batang ┘└ 50.50.5 = ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 + V9 + V10 + V11 + V12 + V13 + V14 + V15 ) = 20,16 m Panjang batang ┘└ 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 + D8 + D9 + D10 + D11 + D12 + D13 + D14 ) = 20,94 m Jumlah titik buhul = 32 buah
Perpustakaan Unika
F. Kuda-kuda tipe KT2 ( ┘└ 70.70.7, ┘└ 50.50.5 ; ┘└ 40.40.4 ) A8 A7 V7 D7 A6 V6 A5
B7
A10 V9 D8 D9 A11
B8
B6
V10 B9
D10
D5 V5
A4
D6
V8
A9
A12
V11 B5
B10
D11
D4
A13
V12
V4 B4
B11
D12 A14
D3
A3 V3
V13 B3
B12
D13
D2
A2 V2
A15
V14
B2
B13
D14
D1
A1 V1
B1
B14
B1
1.50
A16
V15
B15
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.5
1.5
1.33
1.33
1.33
1.33
1. Panjang batang vertikal V1 = V15 = 1,5 tan 35° = 1,05 m V2 = V14 = (1,05 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,18 m V3 = V13 = (1,18 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,31 m V4 = V12 = (1,31 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,44 m V5 = V11 = (1,44 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,57 m V6 = V10 = (1,57 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,70 m V7 = V8 = V9 = 2,00 m
1.33
1.33
1.50
Perpustakaan Unika
2. Panjang batang atas A1 = A16 =
1,5 = 1,83 m cos 35 o
A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A10 = A11 = A12 = A13 = A14 = A15 =
1,33 = 1,62 m cos 35 o
A8 = A9 = 1,5 m
3. Panjang batang bawah B1 = B8 = B9 = B16 = 1,5 m B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B10 = B11 = B12 = B13 = B14 = B15 =
1,33 = 1,55 m cos 30,96 o
4. Panjang batang diagonal
(
)
2
= 1,35 m
(
)
2
= 1,38 m
(
)
= 1,43 m
(
)
= 1,48 m
(
)
= 1,54 m
D1 = D14 = 1,33 2 + 1,05 − 1,33 tan 30,96 o D2 = D13 = 1,33 2 + 1,18 − 1,33 tan 30,96 o
2
D3 = D12 = 1,33 2 + 1,31 − 1,33 tan 30,96 o D4 = D11 = 1,33 2 + 1,44 − 1,33 tan 30,96 o D5 = D10 = 1,33 2 + 1,57 − 1,33 tan 30,96 o
(
D6 = D9 = 1,33 2 + 1,70 − 1,33 tan 30,96 o D7 = D8 = 1,5 2 + 2 2 = 2,5 m
)
2
2
2
= 1,61 m
Perpustakaan Unika
Panjang batang ┘└ 70.70.7 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8 + A9 + A10 + A11 + A12 + A13 + A14 + A15 + A16 ) + ( B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 + B9 + B10 + B11 + B12 + B13 + B14 + B15 +B16 ) + V8 = 50,87 m Panjang batang ┘└ 50.50.5 = ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 + V9 + V10 + V11 + V12 + V13 + V14 + V15 ) = 20,50 m Panjang batang ┘└ 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 + D8 + D9 + D10 + D11 + D12 + D13 + D14 ) = 22,58 m Jumlah titik buhul = 32 buah
G. Kuda-kuda tipe KT1 ( ┘└ 70.70.7, ┘└ 50.50.5 ; ┘└ 40.40.4 )
A5 A4
A7
A8
A9
A10
A11 A12
A13 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V4 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12
D3
A3
A6
B5
B6
B7
B8
B9
B10
B11 B12
V3
B13
B4 A2
A14 V13 D13 A15 V14 B14 D14
D2 V2 B3
D1
A1 V1
V15
B2
B15
B1
1.50 1.33
A16
B16
1.33
1.33 1.33
1.33 1.33
1.5
1.5
1.33 1.33
1.33 1.33 1.33
1.33
1.50
Perpustakaan Unika
1. Panjang batang vertikal V1 = V15 = 1,5 tan 35° = 1,05 m V2 = V14 = (1,05 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,18 m V3 = V13 = (1,18 – 1,33 tan 30,964°) + 1,33 tan 35° = 1,31 m V4 = V5 = V6 = V7 = V8 = V9 = V10 = V11 = V12 = 1,45 m
2. Panjang batang atas A1 = A16 =
1,5 = 1,83 m cos 35 o
A2 = A3 = A4 = A13 = A14 = A15 =
1,33 = 1,62 m cos 35 o
A5 = A6 = A7 = A10 = A11 = A12 = 1,33 m A8 = A9 = 1,5 m
3. Panjang batang bawah B1 = B8 = B9 = B16 = 1,5 m B2 = B3 = B4 = B10 = B11 = B12 = B13 = B14 = B15 =
1,33 = 1,55 m cos 30,96 o
B5 = B6 = B7 = B10 = B11 = B12 = 1,33 m
4. Panjang batang diagonal D1 = D14 = 1,33 2 + (1,05 − 1,33 tan 30,96 o ) = 1,35 m 2
Perpustakaan Unika
D2 = D13 = 1,33 2 + (1,18 − 1,33 tan 30,96 o ) = 1,38 m 2
D3 = D12 = 1,33 2 + (1,31 − 1,33 tan 30,96 o ) = 1,43 m 2
D4 = D5 = D6 = D9 = D10 = D11 = 1,33 2 + (1,44 − 1,33 tan 30,96 o )
2
= 1,97 m D7 = D8 = 1,45 2 + 2 2 = 2,09 m
Panjang batang ┘└ 70.70.7 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 + A8 + A9 + A10 + A11 + A12 + A13 + A14 + A15 + A16 ) + ( B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 + B9 + B10 + B11 + B12 + B13 + B14 + B15 +B16 ) + V8 = 47,64 m Panjang batang ┘└ 50.50.5 = ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 + V9 + V10 + V11 + V12 + V13 + V14 + V15 ) = 20,13 m Panjang batang ┘└ 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 + D8 + D9 + D10 + D11 + D12 + D13 + D14 ) = 24,32 m Jumlah titik buhul = 32 buah
Perpustakaan Unika
3.1.2 Perhitungan gording
Perhitungan Gording A. Ukuran profil (Bj 37) Sb. Y 20 3.2 150
Sb. X
20 65
Dicoba light lip channel 150 x 65 x 20 x 3,2 Data dan ukuran profil (BJ 37) Ag = 9,567 cm w = 7,51 kg/m Cx = 2,1 cm Ix = 332 cm4 Iy = 53,8 cm4 Sx = 44,3 cm3 Sy = 12,2 cm3
Mencari modulus plastis Zx = (2 ⋅ 71,8 ⋅ 3,2 ⋅ 35,9 ) + (2 ⋅ 65 ⋅ 3,2 ⋅ 73,4 ) + (2 ⋅ 16,8 ⋅ 3,2 ⋅ 63,4 ) = 53847,94 mm3 = 5,38 ⋅ 10 4 mm3 Zy = (148,4 ⋅ 3,2 ⋅ 21,1) + (2 ⋅ 65 ⋅ 3,2 ⋅ 11,4 ) + (2 ⋅ 16,8 ⋅ 3,2 ⋅ 42,3) = 19310,46 mm3 = 1,93 ⋅ 10 4 mm3
Perpustakaan Unika
Tegangan-tegangan profil BJ 37 fu = 370 MPa fy = 240 MPa σijin = 160 MPa Diambil jarak gording = 1,83 m Dipakai gording [ 150.65.20.3,2
B. Pembebanan 1. Beban mati Berat penutup atap (genting) = 50 × 1,83 = 91,5 kg/m Berat sendiri gording
= 7,51 kg/m + = 99,01 kg/m
Berat baut = 10% × 99,01 = 9,90 kg/m = 108,911 kg/m ≅ 110 kg/m 2. Beban hidup Berat orang + peralatan = 100 kg 3. Beban angin Diambil beban angin = 35 kg/m2 Koefisien angina (α = 35°) Koefisien di pihak angin (ct) = (0,02 × α ) − 0,4 Koefisien di belakang angin (ch) = -0,4 = 0,3 Muatan angin (q) = koef × angin × jarak gording × beban angin
Perpustakaan Unika
q di pihak angin = ((0,02 × 35 o ) − 0,4)× 1,83 m × 35 kg / m 2 = 19,22 kg/m (tekan) q di belakang angin = − 0,4 × 1,83 m × 35 kg / m 2 = -25,62 kg/m (hisap)
C. Perhitungan momen pada gording dengan 1 trekstang ( L= 4,4 m ) 1) Akibat beban mati qx = q sin α = 110 cos 35 = 63,093 kg/m qy = q cos α = 110 sin 35 = 90,107 kg/m
qx
Mx = 1/8 × qy × lx2 = 1/8 × 90,107 × (3,6)2
qy
α=35
= 105,971 kgm Dipasang 1 buah trekstang, jadi gording dengan bentang
q
4,4 m dibagi menjadi 2 bagian (@ 2,2 m). My = 1/8 × qx × ly2 = 1/8 × 63,093 × (2,2)2
= 38,171 kgm 2) Akibat beban hidup Px = P sin α = 100 cos 35 = 57,358 kg Py = P cos α = 100 sin 35 = 81,915 kg Mx = 1/4 × Py × lx = 1/4 × 57,358 × 4,4
Px
= 63,094 kgm
α=35
Py P
My = 1/4 × Px × ly = 1/4 × 81,915 × 2,2
= 45,053 kgm
3) Akibat beban angin tekan qy
qx = 0 qy = 19,22 kg/m Mx = 1/8 × qy× lx2 = 1/8 × 19,22 ×(4,4)2
= 46,512 kgm
α=45
My = 0
Perpustakaan Unika
4) Akibat beban angin hisap qy
qx = 0 qy = -25,62 kg/m Mx = 1/8 ×qy × lx2 = 1/8 × -25,62 × (4,4)2
= -62 kgm
α=45
My = 0
Tabel 3.1 Momen Ultimit pada Gording Momen
1,4 MDL
1,2MDL+1,6MLL+ 0,8MWt
1,2MDL+1,6MLL+ 0,8MWh
0,9MDL 0,3MWh
0,9MDL+ 0,3MWt
Mu x
305,28 kgm
399,83 kgm
313,021 kgm
214,85 kgm
177,65 kgm
Mu y
53,44 kgm
117,89 kgm
117,89 kgm
34,35 kgm
34,35 kgm
Momen ekstrim : M u x = 399,831 kgm = 399,831 × 104 Nmm M u y = 117,89 kgm = 117,89 × 104 Nmm
D. Cek dimensi gording dengan metode LRFD M u < φM n M ux
φM n
+ x
M uy
φM n
≤ 1,0 y
Profil C. 150. 50. 20. 3,2 Zx = ( A × t ) × A + B 4 = 150 × 3,2 (150 + 65) 4 = 49200 mm3
Zy = t ( A(CY − t ) + (C y − t ) 2 + ( B − CY ) 2 ) 2
Perpustakaan Unika
= 3,2(150(21,1- 3,2 )+(21,1-3,2)2 +(65-21,1)2) 2 = 16552,384 mm3
Sx = 4,43 × 104 mm3 Sy = 1,22 × 104 mm3
φb . M n = φb . fy . Zx x
= 0,9 × 240 N/mm2 × 49200 mm3 = 1,06272 × 107 Nmm
φb . M n = 0,5 ×φb × fy ×. Zy y
= 0,5 × 0,9 × 240 N/mm2 × 16552,384 mm3 = 1,78762 × 106Nmm
φb . M n = 0,5 × 1,5 × φb× fy × Sy y
= 0,5 × 0,9 × 1,5 × 240 N/mm2 × 1,22 × 104 mm3 = 1,9764 × 106 Nmm jadi gunakan φb . M n y = 1,9764 × 106 Nmm
φb . M n = 1,06272 × 107 Nmm100 x
1) untuk gording dengan 1 trekstang
M u x = 26754,5 kg.cm M u y = 82,704 kgm = 8270,4 kgcm
M ux
φM n
+ x
M uy
φM n
= y
26754,5 kgcm 8270,4 kgcm + = 0,65 ≤ 1,0 → Ok ! 116311,68 kgcm 19688,4 kgcm
2) untuk gording dengan 2 trekstang
M u x = 430,68 kgm = 43068 kgcm M u y = 70,354 kgm = 7035,4kgcm
M ux
φM n
+ x
M uy
φM n
= y
43068 kgcm 7035,4 kgcm + = 0,727 ≤ 1,0 → Ok ! 116311,68 kgcm 19688,4 kgcm
Perpustakaan Unika
Untuk gording dengan 1 trekstang
M u x = 399,831 × 104 Nmm M u y = 117,89 × 104 Nmm
M ux
φM n
+ x
M uy
φM n
= y
399,831 × 10 4 117,89 × 10 4 + = 0,97 ≤ 1,0 → Ok ! 1,06272 × 10 4 1,9764 × 10 4
3.1.3 Perhitungan trekstang
Dipakai perhitungan1 trekstang pada tengah bentang gording q D = 63,093 kg/m
TD = 63,093 kg/m × 2,2 m = 138,805 kg = 1388,05 N q L = 81,915 kg/m TD = 81,915 kg/m × 2,2 m = 180,213 kg = 1802,13 N
Tu = 1,2 TD +1,6 TL = 1,2 × 1388,05 +1,6 × 1802,13 = 4549,068 N AD ≥
Tu φ 0 ,75 f u
AD ≥
4549,068 0,75 × 0,75 × 370
AD ≥ 21,857 mm 2 Digunakan trekstang ∅6 mm
AD = 0,25 × π × 62 = 28,274 mm2
Perpustakaan Unika
3.1.4
Perhitungan kuda-kuda
3.1.4.1 Perhitungan kuda-kuda ¼K1 ( ⎦ ⎣ 50.50.5 , ⎦ ⎣ 40.40.4 ) A. Pembebanan kuda-kuda P5
P4
1. 62
P3
1. 83
P2
P1
1.50
1.33
1.33
1.33
1. Beban mati a. Beban gording Beban gording = 7,51 kg/m’. P1 = 7,50 m × 7,51 kg/m' = 56,33 kg. P2 = 6,00 m × 7,51 kg/m' = 45,06 kg. P3 = 5,24 m × 7,51 kg/m' = 39,35 kg. P4 = 3,62 m × 7,51 kg/m' = 27,19 kg. P5 = 2,00 m × 7,51 kg/m' = 15,02 kg. b. Beban penutup atap Beban genting beton = 50 kg/m2. P1 = 0,5 × 1,83 m × 7,50 m × 50 kg/m2 = 343,13 kg. P2 = 0,5 × (1,83 + 1,62) m × 6,00 m × 50 kg/m2 = 517,50 kg.
Perpustakaan Unika
P3 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 5,24 m × 50 kg/m2 = 424,44 kg. P4 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 3,62 m × 50 kg/m2 = 293,22 kg. P5 = 0,5 × (2,00 + 1,62) m × 2,00 m × 50 kg/m2 = 181,00 kg. c. Beban profil Beban profil = 2×[(13,89 m × 3,77kg/m’) + (6,65 m×2,42 kg/m’)] = 136,92 kg. P1 =
0,5 × 1,83 m × 136,92 kg = 18,70 kg. 6,70 m
P2 = 18,70 kg +
P3 = P4 =
P5 =
0,5 × 1,62 m × 136,92 kg = 35,25 kg. 6,70 m
1,62 m × 136,92 kg = 33,10 kg. 6,70 m
0,5 × 1,62 m × 136,92 kg = 16,56 kg. 6,70 m
d. Beban plafond + ME Beban plafond + penggantung
= 18 kg/m2
Beban ME
= 10 kg/m2 + = 28 kg/m2
P1 = 0,5 × 1,83 m × 7,50 m × 28 kg/m2 = 192,15 kg. P2 = 0,5 × (1,83 + 1,62) m × 6,00 m × 28 kg/m2 = 289,80 kg. P3 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 5,24 m × 28 kg/m2 = 237,69 kg. P4 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 3,62 m × 28 kg/m2 = 164,20 kg. P5 = 0,5 × (2,00 + 1,62) m × 2,00 m × 28 kg/m2 = 101,36 kg. 2. Beban hidup Beban hidup atap = 100 kg
Perpustakaan Unika
P1 = P5 = 0,5 × 100 kg = 50 kg. P2 = P3 = P4 = 100 kg. 3. Beban angin a. Beban angin (w) = 35 kg/m2. Kemiringan atap (α) = 35° Beban angin tekan qt = (0,02×α - 0,4)×w = (0,02×35° - 0,4) × 35kg/m2 = 10,50 kg/m2. P1 = 0,5 × 1,83 m × 7,50 m × 10,50 kg/m2 = 72,06 kg. P2 = 0,5 × (1,83 + 1,62) m × 6,00 m × 10,50 kg/m2 = 108,68 kg. P3 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 5,24 m × 10,50 kg/m2 = 89,13 kg. P4 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 3,62 m × 10,50 kg/m2 = 61,58 kg. P5 = 0,5 × (2,00 + 1,62) m × 2,00 m × 10,50 kg/m2 = 38,01 kg. b. Beban angin hisap qh = -0,4 × w = -0,4 × 35 kg/m2 = -14 kg/m2. P1 = 0,5 × 1,83 m × 7,50 m × (-14) kg/m2 = -96,08 kg. P2 = 0,5 × (1,83 + 1,62) m × 6,00 m × (-14) kg/m2 = -144,90 kg. P3 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 5,24 m × (-14) kg/m2 = -118,84 kg. P4 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 3,62 m × (-14) kg/m2 = -82,10 kg. P5 = 0,5 × (2,00 + 1,62) m × 2,00 m × (-14) kg/m2 = -50,68 kg.
Perpustakaan Unika
B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda ¼K1
R2
R1
Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh : R1 menumpu pada ringbalk R2 menumpu pada kuda-kuda KT1 R1 akibat DL = 2389,65 kg R1 akibat LL = 268,8 kg R1 akibat Wt = 275,12 kg R1 akibat Wh = -365,96 kg R2 akibat DL = 674,5 kg R2 akibat LL = 131,2 kg R2 akibat Wt = 27,78 kg R2 akibat Wh = -37,42 kg
Perpustakaan Unika
3.1.4.2 Perhitungan kuda-kuda ½K1 ( ⎦ ⎣ 50.50.5 , ⎦ ⎣ 40.40.4 ) A. Pembebanan kuda-kuda P8
P7 KT2 P6
P5
P4
1. 62
P3
1. 83
P2
P1
1.50
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1. Beban mati a. Beban gording Beban gording = 7,51 kg/m’. P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = 3,50 m × 7,51 kg/m' = 56,33 kg. P7 = (1,50 + 1,62) m × 7,51 kg/m' = 23,43 kg. P8 = 1,50 m × 7,51 kg/m' = 11,27 kg. b. Beban penutup atap Beban genting beton = 50 kg/m2. P1 = 0,5 × 1,83 m × 3,50 m × 50 kg/m2 = 160,13 kg. P2 = 0,5 × (1,83 + 1,62) m × 3,50 m × 50 kg/m2 = 301,88 kg. P3 = P4 = P5=P6= 0,5×(1,62+1,62)m×3,50m×50kg/m2=283,50 kg. P7 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 3,12 m × 50 kg/m2 = 252,72 kg. P8 = 0,5 × (1,50 + 1,62) m × 2,00 m × 50 kg/m2 = 117,00 kg.
Perpustakaan Unika
c. Beban profil Beban profil =2×[(25,36 m × 3,77 kg/m’) + (19,5 m × 2,42 kg/m’)] = 285,60 kg. P1 =
0,5 × 1,83 m × 285,60 kg = 22,63 kg. 11,55 m
P2 = 22,63 kg +
0,5 × 1,62 m × 285,60 kg = 42,65 kg. 11,55 m
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 =
P8 =
1,62 m × 285,60 kg = 40,06 kg. 11,55 m
0,5 × 1,62 m × 285,60 kg = 20,03 kg. 11,55 m
d. Beban plafond + ME Beban plafond + penggantung Beban ME
= 18 kg/m2
= 10 kg/m2 + = 28 kg/m2
P1 = 0,5 × 1,83 m × 3,50 m × 28 kg/m2 = 89,68 kg. P2 = 0,5 × (1,83 + 1,62) m × 3,50 m × 28 kg/m2 = 169,06 kg. P3 = P4 = P5 = P6 = 0,5×(1,62+1,62)m×3,50m×28 kg/m2 =158,76 kg. P7 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 3,12 m × 28 kg/m2 = 141,52 kg. P8 = 0,5 × (1,50 + 1,62) m × 2,00 m × 28 kg/m2 = 65,52 kg. 2. Beban hidup Beban hidup atap = 100 kg P1 = P8 = 0,5 × 100 kg = 50 kg. P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = 100 kg.
Perpustakaan Unika
3. Beban angin Beban angin (w) = 35 kg/m2. Kemiringan atap (α) = 35° a. Beban angin tekan qt = (0,02 × α - 0,4) × w = (0,02 × 35° - 0,4) × 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2. P1 = 0,5 × 1,83 m × 3,50 m × 10,50 kg/m2 = 33,63 kg. P2 = 0,5 × (1,83 + 1,62) m × 3,50 m × 10,50 kg/m2 = 63,39 kg. P3 = P4 = P5 = P6 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 3,50 m × 10,50 kg/m2 = 59,54 kg. P7 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 3,12 m × 10,50 kg/m2 = 53,07 kg. P8 = 0,5 × (1,50 + 1,62) m × 2,00 m × 10,50 kg/m2 = 24,57 kg. b. Beban angin hisap qh = -0,4 × w = -0,4 × 35 kg/m2 = -14 kg/m2. P1 = 0,5 × 1,83 m × 3,50 m × (-14) kg/m2 = -44,84 kg. P2 = 0,5 × (1,83 + 1,62) m × 3,50 m × (-14) kg/m2 = -84,53 kg. P3 = P4 = P5 = P6 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 3,50 m × (-14) kg/m2 = -79,38 kg. P7 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 3,12 m × (-14) kg/m2 = -70,76 kg. P8 = 0,5 × (1,50 + 1,62) m × 2,00 m × (-14) kg/m2 = -32,76 kg.
Perpustakaan Unika
B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda ½K1
KT2
R3
R2
R1
Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh : R1 menumpu pada ringbalk R2 menumpu pada kuda-kuda KT1 R3 menumpu pada kuda-kuda KT2 R1 akibat DL = 1383,15 kg R1 akibat LL = 253,83 kg R1 akibat Wt = 151,56 kg R1 akibat Wh = -202,08 kg R2 akibat DL = 1627,61 kg R2 akibat LL = 327,92 kg R2 akibat Wt = 112,45 kg R2 akibat Wh = -149,91 kg R3 akibat DL = 538,85 kg
Perpustakaan Unika
3.1.4.3 Perhitungan kuda-kuda KP ( ⎦ ⎣ 50.50.5 , ⎦ ⎣ 40.40.4 ) A. Pembebanan kuda-kuda
P1
P2
P3
2.00
1.25
1.25
1. Beban mati a. Beban gording Beban gording = 7,51 kg/m’. P1 = P3 = 2 ×
1,25 m × 7,51 kg/m' = 9,39 kg. 2
P2 = 2 × 1,25 m × 7,51 kg/m' = 18,78 kg. b. Beban penutup atap Beban genting beton = 50 kg/m2. P1 = P3 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m ×
1,25 m × 50 kg/m2 = 50,63 kg. 2
P2 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 1,25 m × 50 kg/m2 = 101,25 kg. c. Beban profil Beban profil = 2 × [(7,00 m×3,77 kg/m’)+ (6,72 m × 2,42 kg/m’)] = 85,30 kg.
Perpustakaan Unika
P1 = P3 =
P2 =
0,5 × 1,25 m × 85,30 kg = 21,33 kg. 2,50 m
1,25 m × 85,30 kg = 42,65 kg. 2,50 m
d. Beban plafond + ME = 18 kg/m2
Beban plafond + penggantung Beban ME
= 10 kg/m2 + = 28 kg/m2
P1 = P3 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m ×
1,25 m × 28 kg/m2 = 28,35 kg. 2
P2= 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 1,25 m × 28 kg/m2 = 56,70 kg. 2. Beban hidup Beban hidup atap = 100 kg P1 = P3 = 0,5 × 100 kg = 50 kg. P2 = 100 kg. 3. Beban angin Beban angin (w) = 35 kg/m2. Kemiringan atap (α) = 35° a. Beban angin tekan qt = (0,02 × α - 0,4) × w = (0,02 × 35° - 0,4) × 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2. P1 = P3 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m ×
1,25 m × 10,50 kg/m2 = 10,63 kg. 2
P2 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 1,25 m × 10,50 kg/m2 = 21,26 kg. b. Beban angin hisap qh = -0,4 × w = -0,4 × 35 kg/m2 = -14 kg/m2.
Perpustakaan Unika
P1 = P3 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m ×
1,25 m × (-14) kg/m2 = -14,75 kg. 2
P2 = 0,5 × (1,62 + 1,62) m × 1,25 m × (-14) kg/m2 = -28,35 kg.
B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda KP
2.00
R1
R2
Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh : R1 menumpu pada kuda-kuda Jurai R2 menumpu pada kuda-kuda K1 R1 akibat DL = 265,85 kg R1 akibat LL = 186,48 kg R1 akibat Wt = 16,8 kg R1 akibat Wh = -31,13 kg R2 akibat DL = 307,44 kg R2 akibat LL = 147,24 kg R2 akibat Wt = 29,73 kg R2 akibat Wh = 42,93 kg
Perpustakaan Unika
3.1.4.4 Perhitungan kuda-kuda KT1 (⎦ ⎣ 70.70.7 , ⎦ ⎣ 50.50.5 , ⎦ ⎣ 40.40.4 )
A. Pembebanan kuda-kuda
P5
P6
P7
P8
P9 P3
P10
P11
P12
P13
P4
P14
P3
P15
P2
P16
P1
P17
1.50
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.5
1.5
1.33
1.33
1. Beban mati a. Beban gording Beban gording = 7,51 kg/m’. P1 = P17 = 56,33 kg. P2 = P16 = 49,06 kg. P3 = P15 = 30,35 kg. P4 = P14 = 27,10 kg. P5 = P13 = 15,02 kg. b. Beban penutup atap Beban genting beton = 50 kg/m2. P1 = P17 = 183 kg. P2 = P16 = 345 kg. P3 = P15 = 324 kg.
1.33
1.33
1.33
1.33
1.50
Perpustakaan Unika
P4 = P14 = 324 kg. P5 = P13 = 324 kg. c. Beban profil Beban profil (P1 – P4) = 2 × [(12,84 m × 7,38 kg/m’) (3,54 m × 3,77 kg/m’) + (4,16 m × 2,42 kg/m’)] = 236,34 kg. Beban profil (P14 – P17) = 236,34 kg. Beban profil (P5 – P13) = 2 × [(21,96 m × 7,38 kg/m’) (13,05 m × 3,77 kg/m’) + (16 m × 2,42 kg/m’)] = 499,98 kg. P1 = P17 =
0,5 × 1,83 m × 236,34 kg = 39,40 kg. 5,49 m
P2 = P16 = 39,40 kg +
P3 = P4 = P14 = P15 =
P5 = P13 =
0,5 × 1,62 m × 236,34 kg = 74,26 kg. 5,49 m 1,62 m × 236,34 kg = 69,74 kg. 5,49 m
0,5 × 1,62 m 0,5 × 1,33 m × 236,34 kg + × 499,98 kg 5,49 m 10,98 m
=65,14 kg. P6 = P7 = P11 = P12 =
P8 = P10 =
P9 =
1,33 m × 499,98 kg = 60,56 kg. 10,98 m
0,5 × (1,33 + 1,50)m × 499,98 kg = 64,44 kg. 10,98 m
1,50 m × 499,98 kg = 68,30 kg. 10,98 m
d. Beban plafond + ME Beban plafond + penggantung
= 18 kg/m2
Perpustakaan Unika
Beban ME
= 10 kg/m2 + = 28 kg/m2
P1 = P17 = 102,48 kg. P2 = P16 = 193,20 kg. P3 = P15 = 181,44 kg. P4 = P14 = 181,44 kg. P5 = P13 = 181,44 kg. 2. Beban hidup Beban hidup atap = 100 kg P1 = P17 = 0,5 × 100 kg = 50 kg. P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P9 = P10 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = P16 = 100 kg. 3. Beban angin Beban angin (w) = 35 kg/m2. Kemiringan atap (α) = 35° a. Beban angin tekan qt = (0,02 × α - 0,4) × w = (0,02 × 35° - 0,4) × 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2. P1 = P17 = 72,06 kg. P2 = P16 = 108,68 kg. P3 = P15 = 89,13 kg. P4 = P14 = 61,58 kg. P5 = P13 = 38,01 kg.
Perpustakaan Unika
b. Beban angin hisap qh = -0,4 × w = -0,4 × 35 kg/m2 = -14 kg/m2. P1 = P17 = -96,08 kg. P2 = P16 = -144,90 kg. P3 = P15 = -118,84 kg. P4 = P14 = -82,1 kg. P5 = P13 = -50,68 kg. B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda KT1
R1
Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh : R1 menumpu pada ringbalk R2 menumpu pada ringbalk R1 akibat DL = 5484,95 kg R1 akibat LL = 1524,7 kg R1 akibat Wt = 449,76 kg R1 akibat Wh = -599,91 kg R2 akibat DL = 5484,95 kg R2 akibat LL = 1524,7 kg
R2
Perpustakaan Unika
R2 akibat Wt = 449,76 kg R2 akibat Wh = -599,91 kg
3.1.4.5 Perhitungan kuda-kuda KT2 ( ⎦ ⎣ 70.70.7 , ⎦ ⎣ 50.50.5, ⎦ ⎣ 40.40.4 )
A. Pembebanan kuda-kuda P8
P3 P9
P10
P7
P11
P6
P12
P5
P13
P4
P14
P3
P15
P2
P16
P1
P17
1.50
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.5
1.5
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.50
1. Beban mati a. Beban gording Beban gording = 7,51 kg/m’. P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P10 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = P16 = P17 = 30,04 kg. Beban penutup atap Beban genting beton = 50 kg/m2. P1 = P17 = 183 kg. P2 = P8 = P10 = P16 = 345 kg. P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 324 kg.
Perpustakaan Unika
b. Beban profil Berat profil (P1 – P8) = 2 × [(22,35 m × 7,38 kg/m’) (7,20 m × 3,77 kg/m’) + (8,79 m × 2,42 kg/m’)] = 426,72 kg. Berat profil (P8 – P10) =.2 × [(7,85 m × 7,38 kg/m’) (3,70 m × 3,77 kg/m’) + (5,00 m × 2,42 kg/m’)] = 167,96 kg. Berat profil (P10 – P17) = 2 × [(22,35 m × 7,38 kg/m’) (7,20 m × 3,77 kg/m’) + (8,79 m × 2,42 kg/m’)] = 426,72 kg. P1 = P17 =
0,5 × 1,83 m × 426,72 kg = 33,81 kg. 11,55 m
P2 = P16 = 33,81 kg +
0,5 × 1,62 m × 426,72 kg = 63,73 kg. 11,55 m
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 1,62 m × 426,72 kg = 59,85 kg. 11,55 m P8 = P10 =
0,5 × (1,33 + 1,50) m 0,5 × 1,5 × 426,72 kg + × 167,96 kg 11,55 m 3
= 71,92 kg. P9 =
1,50 m × 167,96 kg = 83,98 kg. 3,00 m
c. Beban plafond + ME Beban plafond + penggantung Beban ME
= 10 kg/m2 + = 28 kg/m2
P1 = P17 = 102,48 kg. P2 = P8 = P16 = P10 = 193,20 kg.
= 18 kg/m2
Perpustakaan Unika
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 181,44 kg. 2. Beban hidup Beban hidup atap = 100 kg P1 = P17 = 0,5 × 100 kg = 50 kg. P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P9 = P10 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = P16 = 100 kg. 3. Beban angin Beban angin (w) = 35 kg/m2. Kemiringan atap (α) = 35° a. Beban angin tekan qt = (0,02 × α - 0,4) × w = (0,02 × 35° - 0,4) × 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2. P1 = P17 = 38,43 kg. P2 = P16 = 72,45 kg. P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 68,04 kg. P8 = P10 = 76,86 kg b. Beban angin hisap qh = -0,4 × w = -0,4 × 35 kg/m2 = -14 kg/m2. P1 = P17 = -51,24 kg. P2 = P16 = -96,60 kg. P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = -90,72 kg. P8 = P10 = 76,86 kg
Perpustakaan Unika
B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda KT2
R1 R2
Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh : R1 menumpu pada ringbalk R2 menumpu pada ringbalk R1 akibat DL = 5262,82 kg R1 akibat LL = 1120,59 kg R1 akibat Wt = 446,12 kg R1 akibat Wh = -594,83 kg R2 akibat DL = 5262,82 kg R2 akibat LL = 1120,59 kg R2 akibat Wt = 446,12 kg R2 akibat Wh = -594,83 kg
Perpustakaan Unika
3.1.4.6 Perhitungan kuda-kuda K1 ( ⎦ ⎣ 70.70.7 , ⎦ ⎣ 50.50.5, ⎦ ⎣ 80.80.8 )
A. Pembebanan kuda-kuda P9
P8
P10
P7
P11
P6
P12
P5
P13
P4
P14
P3
P15
P2
P16
P1
P17
1.50
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.5
1.5
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.33
1.50
1. Beban mati a. Beban gording Beban gording = 7,51 kg/m’. P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = 30,04 kg. P9 = 60,08 kg b. Beban penutup atap Beban genting beton = 50 kg/m2. P1 = P17 = 183 kg. P2 = P8 = P10 = P16 = 345 kg. P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 324 kg. c. Beban profil
Perpustakaan Unika
Berat profil (P1 – P8) = 2 × [(51,86 m × 7,38 kg/m’) (20,16 m × 3,77 kg/m’) + (20,94 m × 2,42 kg/m’)] = 509,40 kg. P1 = P17 =
0,5 × 1,83 m × 509,4 kg = 17,68 kg. 26,36 m
P2 = P16 = P8 = P10 = 17,68 kg +
0,5 × 1,62 m × 509,4 kg = 33,33 kg. 26,36 m
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 1,62 m × 509,4 kg = 30,31 kg. 26,36 m P9 =
1,83 m × 509,4 kg = 35,36 kg. 26,36 m
d. Beban plafond + ME = 18 kg/m2
Beban plafond + penggantung Beban ME
2 + = 10 kg/m +
= 28 kg/m2 P1 = P17 = 102,48 kg. P2 = P8 = P16 = P10 = 193,2 kg. P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 181,44 kg. P9 = 204,96 kg. 2. Beban hidup Beban hidup atap = 100 kg P1 = P17 = 0,5 × 100 kg = 50 kg. P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P9 = P10 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = P16 = 100 kg.
Perpustakaan Unika
3. Beban angin Beban angin (w) = 35 kg/m2. Kemiringan atap (α) = 35° c. Beban angin tekan qt = (0,02 × α - 0,4) × w = (0,02 × 35° - 0,4) × 35 kg/m2 = 42 kg/m2. P1 = P17 = 38,43 kg. P2 = P16 = P8 = P10 = 72,45 kg. P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 68,04 kg. P9= 76,86 kg d. Beban angin hisap qh = -0,4 × w = -0,4 × 35 kg/m2 = -56 kg/m2. P1 = P17 = P8 = P10 = -51,24 kg. P2 = P16 = -96,60 kg. P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = -90,72 kg. P9 = -102,48 kg
Perpustakaan Unika
B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda K1
R1
Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh : R1 menumpu pada ringbalk R2 menumpu pada ringbalk R1 akibat DL = 4703,49 kg R1 akibat LL = 800 kg R1 akibat Wt = 493,56 kg R1 akibat Wh = 654,94 kg R2 akibat DL = 4703,49 kg R2 akibat LL = 800 kg R2 akibat Wt = 493,56 kg R2 akibat Wh = 654,94 kg
R1
Perpustakaan Unika
3.1.4.7 Perhitungan kuda-kuda Jurai (⎦ ⎣ 70.70.7 , ⎦ ⎣ 50.50.5⎦ ⎣ 40.40.4)
A. Pembebanan kuda-kuda P9
P8
P7
P6
P5
P4
P3
P2
P1
2.12
1.89
1.89
1.89
1.89
1.89
1.89
2.12
1. Beban mati a. Beban gording tidak diperhitungkan b. Beban penutup atap tidak diperhitungkan c. Beban profil Berat profil = 2 × [ (35,17 m × 3,77 kg/m’) + (14,07 m × 2,42 kg/m’)] = 333,28 kg. P1 = P9 =
0,5 × 2,37 m × 333,2 kg = 22,72 kg. 17,38 m
P2 = P8 = 22,72 kg +
0,5 × 2,11 m × 333,28 kg = 42,96 kg. 17,38 m
Perpustakaan Unika
P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = 22,72 +
P9 =
0,5 × 2,11 m × 333,28 kg = 42,96 kg. 17,38 m
1,83 m × 509,4 kg = 35,36 kg. 26,36 m
d. Beban plafond + ME 2. Beban hidup tidak diperhitungkan 3. Beban angin a. Beban angin tekan tidak diperhitungkan b. Beban angin hisap tidak diperhitungkan
B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda K1
R4
R3
R2
R1
R1 menumpu pada ringbalk R2 menumpu pada ringbalk
Perpustakaan Unika
R1 akibat DL = 106,42 kg R1 akibat LL = 248,15 kg R2 akibat DL = 127 kg R2 akibat LL = 315,8 kg R3 akibat DL = 83,87 kg R3 akibat LL = 202,34 kg R4 akibat DL = 16,37 kg R4akibat LL = 33,72 kg
Perpustakaan Unika
3.1.5 Cek penampang batang tekan (LRFD) A. Cek penampang profil 40. 40. 4 4 54 sb. y
40
sb. x e e
e 40
4 40
5
Data profil siku 40.40.4 : Ag = 308mm2
Ix = Iy = 44800 mm4
i ξ = 15,2 mm
e = 11,2 mm
ix = iy = 12,1 mm
iη = 7,8 mm
BJ 37 → fy = 240 MPa fu = 370 Mpa Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 1117,20 kg dengan panjang bentang L = 1680 mm. a) cek tekuk lokal
λf =
b 40 = = 10 t 4
λr =
200 fy
λf < λr (OK) b) estimasi jarak kopel minimum diambil k = 1 dicoba menggunakan 6 buah plat kopel L1 =
λ1 =
1680 = 336 mm 6 −1 L1 336 = 43,08 < 50 (OK) = rmin 7,8
=
200 240
= 12,91
Perpustakaan Unika
c) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x) k × Lx 1 × 1680 = = 138,84 ix 12,1
λx =
λ x = 138,84 > λ1 = 51,69 (OK) d) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y) Iy
2 ⎛ t p ⎞ ⎞⎟ ⎛ ⎜ = 2 × I y + Ag × ⎜⎜ e y + ⎟⎟ ⎜ 2⎠ ⎟ ⎝ ⎝ ⎠
2 ⎛ 5⎞ ⎞ ⎛ = 2 × ⎜ 44800 + 308 × ⎜11,2 + ⎟ ⎟ ⎜ 2 ⎠ ⎟⎠ ⎝ ⎝
= 205217,04 mm4
A profil = 2 × Ag = 2 × 308 = 616 mm2 Iy
iy total =
λy =
=
A profil
k × Lky
1× 1680 = 92,0435 18,2522
=
i y tot
205217,04 = 18,2522 mm 616
e) kelangsingan ideal
λiy =
λ y2 +
m × λ12 2
= 92,0435 2 +
2 × 43,0769 2 2
= 101,6249 > 1,2 × λi = 51,69 (OK) Karena λ x > λ y , tekuk terjadi pada sumbu bahan
λcx = =
λx π
fy E
138,84 240 3,14 2 × 10 5
= 1,53 > 1,2
ω x = 1,25 × λcx 2 = 1,25 × 1,53 2 = 2,93
Perpustakaan Unika
fcr =
fy
ω
240 = 81,91 Mpa 2,93
=
f) daya dukung nominal komponen struktur tekan
φ ⋅ N n = 0,85 × Ag × f cr = 0,85 × 616 ×
240 2,93
= 50460,78 N = 5046,08 kg N u = 1117,20 kg < φ Nn = 5046,08 kg (OK) Nu 1117,20 = = 0,26 < 1 (OK) φN n 5046,08
g) perhitungan dimensi pelat kopel syarat kekakuan pelat kopel t = 5 mm a = 2e + t = 2 × 11,2 + 5 = 27,40 mm = 44800 mm4
I1 = Imin L1 = 336 mm I Ip ≥ 10 × 1 a L1 1 12
I × t × h3 ≥ 10 × 1 L1 a
1 12
44800 × 5 × h3 ≥ 10 × 27,4 336 h ≥ 44,43 mm → 50 mm
maka diambil h = 50 mm dan t = 5 mm h) cek kekuatan pelat kopel Du = 0,02 × N u = 0,02 × 1117,20 = 22,34 kg
Gaya sebesar 22,34 kg dibagikan ke 6 pelat kopel, maka masing-masing kopel memikul 3,72 kg.
Perpustakaan Unika
Kuat geser pelat kopel :
λw =
h 50 = = 10 t 5
λ pv = 1,1 ×
Kn × E fy
;dimana K n = 5 +
18,4863 × 2.10 5 = 1,1 × 240 = 147,75
λw < λpv ; sehingga: φ Vn = φ × 0,6 × f y × Aw = 0,9 × 0,6 × 240 × (50 × 5) = 32400 N = 3240 kg Vu = 3,72 kg < φ Vn = 8294,4 kg (OK) Vu 3,72 = 0,00148 < 1 (OK) = 3240 φVn
5 ⎛a⎞ ⎜ ⎟ ⎝h⎠
2
= 5+
5 ⎛ 27,4 ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ 50 ⎠
2
= 21,65
Perpustakaan Unika
B. Cek penampang profil 50. 50. 5
5 55 sb. y
50
sb. x e 5
e
e 50
5
50 0
Data profil siku 50.50.5 : Ag = 480 mm2
Ix = Iy = 110000 mm4
i ξ = 19 mm
e = 14 mm
ix = iy = 15,1 mm
iη = 9,8 mm
BJ 37 → fy = 240 MPa fu = 370 Mpa Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 6987,17 kg dengan panjang bentang 1050,31 mm. a) cek tekuk lokal
λf =
b 50 = = 10 t 5
λf =10 < λr = 12,91
λr =
200
fy
=
(OK)
b) estimasi jarak kopel minimum diambil k = 1 dicoba menggunakan 4 buah plat kopel L1 =
λ1 =
1050,31 = 350,10 mm 4 −1 L1 350,10 = 35,72 < 50 = rmin 9,8
(OK)
200 240
= 12,91
Perpustakaan Unika
c) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x) k × Lx 1× 1050,31 = 69,56 = ix 15,1
λx =
λ x = 69,56 > λ1 = 42,8699
(OK)
d) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y) Iy
⎛ = 2 × ⎜ I y + Ag ⎜ ⎝
2 t p ⎞ ⎞⎟ ⎛ × ⎜⎜ e y + ⎟⎟ 2⎠ ⎟ ⎝ ⎠
2 ⎛ 5 ⎞ ⎞⎟ ⎛ ⎜ = 2 × 110000 + 480 × ⎜15,1 + ⎟ ⎜ 2 ⎠ ⎟⎠ ⎝ ⎝
= 517369,6 mm4 A profil = 2 × Ag = 2 × 480 = 960 mm2 Iy
iy total =
λy =
A profil
k × Lky
=
i y tot
=
517369,6 = 23,2148 mm 960
1× 1050,31 = 45,2432 23,2148
e) kelangsingan ideal
λiy =
λ y2 +
m × λ12 2
= 45,2432 2 +
2 × 35,72 2 2
= 57,6473 > 1,2 × λi = 42,87 (OK) Karena λ x > λiy , tekuk terjadi pada sumbu bahan
λcx = =
λx π
fy E
69,56 240 3,14 2 × 10 5
= 0,78
Perpustakaan Unika
ωx =
1,43 1,43 = = 1,32 1,6 − 0,67 × λcx 1,6 − 0,67 × 0,78
fy
fcr =
ω
=
240 = 7,5 MPa 1,32
f) daya dukung nominal komponen struktur tekan
φ ⋅ N n = 0,85 × Ag × f cr = 0,85 × 960 ×
240 1,32
= 14874,3904 N = 14874,3904 kg Nu 6987,17 = 0,4697 < 1 (OK) = φN n 14874,3904
g) perhitungan dimensi pelat kopel syarat kekakuan pelat kopel t = 8 mm
a = 2e + t = 2 × 11,2 + 5 = 33 mm I Ip ≥ 10 × 1 dimana I1 = Imin a L1
2× 2×
1 12
I × t × h3 ≥ 10 × 1 a L1
1 12
× 5 × h3 11 × 10 4 ≥ 10 × 33 350,1038
= 11×104 mm4
h ≥ 62,8985 mm → 65 mm maka diambil h = 65 mm dan t = 5 mm h) cek kekuatan pelat kopel
Du = 0,02 × N u = 0,02 × 6987,17 = 139,7434 kg Gaya sebesar 139,7434 kg dibagikan ke 4 pelat kopel, maka masingmasing kopel memikul 34,9359 kg. Kuat geser pelat kopel :
λw =
h 65 = 13 = 5 t
Perpustakaan Unika
λ pv = 1,1 ×
= 1,1 ×
Kn × E fy
;dimana K n = 5 +
24,3985 × 2.10 5 240
= 142,5907
λw < λpv ; sehingga: φ Vn = φ × 0,6 × f y × Aw = 0,9 × 0,6 × 240 × (65 × 5) = 42120 N = 4212 kg Vu = 34,9359 kg < φ Vn = 4212 kg (OK) Vu 34,9359 = = 0,0083 < 1 (OK) 4212 φVn
5 ⎛a⎞ ⎜ ⎟ ⎝h⎠
2
= 5+
5 ⎛ 33 ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ 65 ⎠
2
= 24,3985
Perpustakaan Unika
C. Cek penampang profil 70. 70. 7
7 57 sb. y
70
sb. x e e
e 70
7 70
5
Data profil siku 70.70.7 : Ag = 940 mm2
Ix = Iy = 424000 mm4
i ξ = 26,7 mm
e = 19,7 mm
ix = iy = 21,2 mm
iη = 13,7 mm
BJ 37 → fy = 240 MPa fu = 370 Mpa Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 20015,68kg dengan panjang bentang 1,623 m. a) cek tekuk lokal
λ1 =
b 70 = = 10 t 7
λr =
200 200 = = 12,91 fy 240
λ1 < λr (Ok!) i) estimasi jarak kopel minimum estimasi jarak kopel minimum diambil k = 1 dicoba menggunakan 4 buah plat kopel L1 =
1623,6302 = 541,2101 mm 4 −1
Perpustakaan Unika
L1 541,2101 = = 39,5044 < 50 13,7 rmin
λ1 =
(OK)
b) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)
λx =
k × L x 1623,6302 = 76,5863 = ix 21,2
λ x = 76,5863 > 1,2 × λ1 = 47,4053
(OK)
c) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y) Iy = 2 ( Iy + A (ex + 0,5 t)2 ) = 2 (424000 + 940 (19,7 + 2,5)2 ) = 1774539,2 mm4 Ag = 2 . Ag1 = 2 . 940 = 1880 mm2 Iy
iy total =
λy =
=
Ag
k × Lky iy
=
1774539,2 = 30,723 mm 1880
1623,6320 = 52,8474 30,723
d) kelangsingan ideal
λiy = λ2y +
m 2 2 λ1 = 52,8474 2 + 39,5044 2 = 65,9807 2 2
e) cek elemen-elemen batang harus lebih stabil dari batang majemuk
λ x = 65,9807 > 1,2 × λ1 = 47,4053
(OK)
f) kestabilan batang majemuk
λiy = 97,03 > λx = 132,08 (jadi tekuk terjadi pada sumbu bahan) λcx = =
λx π
fy E
76,5863 240 = 0,8445 3,14 2 × 10 5
0.25< λcx Tu (10737,89 kg)
Perpustakaan Unika
C. Cek penampang profil 70. 70. 7
7 57 sb. y
70
sb. x e e
e 70
7 70
5
Data profil siku 70.70.7 : Ag = 940 mm2
Ix = Iy = 424000 mm4
i ξ = 26,7 mm
e = 19,7 mm
ix = iy = 21,2 mm
iη = 13,7 mm
w = 40 mm
Dbaut = ½”
BJ 37 → fy = 240 MPa fu = 370 MPa Ambil gaya tarik akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 3667,24 kg
30 m m
40 m m
60 m m
Leleh penampang Bruto
φTn = φy × 2× Ag × fy
60 m m
Perpustakaan Unika
= 0,09 × 2× 940 × 240 = 406080 N Tahanan pada penampang netto An = Ag – n × ( db + 2 ) ×t = 480 – 1 × ( 16 + 2) × 7 = 814 mm2 ⎛ x⎞ U = ⎜⎜1 − ⎟⎟ ⎝ L⎠
⎛ ⎝
= ⎜1 −
19,7 ⎞ ⎟ = 0, 6717 mm2 60 ⎠
φTn = φf × U × 2 An × fu = 0,75× 0,6717 × 2× 814 × 370 =1303452,909 N Tahanan geser blok 0,6 × fu ×2Anv = 0,6 × 370 ×(2 × 651)= 289044 N Anv = (120 – 1,5 (16+2)) × 7 = 651 mm fu ×2Ant = 370 × 2 × ( 430 – 0,5(16+2) × 7= 160580 N Karena fu ×2Ant < 0,6 × fu ×2An gunakan persamaan Tn = 0,6 × fu ×2Anv + fy ×2Agt = 289044+ (240 × 2(40 × 7) = 423444 N Jadi Tn = 303453,909 N
φTn = 0,75 × 303453,909 = 227590,432 N = 22759 kg φTn > Tu (3667,24 kg)
Perpustakaan Unika
3.1.7 Perhitungan sambungan baut Diambil contoh titik buhul 1 pada batang 1 kuda-kuda K1 Dari tabel gaya batang didapatkan gaya batang maksimum Ru = -11594.33 kg Diketahui : tebal pelat = 5 mm diameter baut = ½ “ = 12mm 1) Tahanan geser baut r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser
φf = 0,75 m = jumlah bidang geser =2 fub = tegangan tarik putus baut = 825 MPa Rn = φ f × r1 × f u × 0,25 × π × d 2 × m b
Rn = 0,75 × 0,5 × 825 × 0,25 × 3,14 × 122 × 2 = 69943,5 N = 6994,35 kg 2) Tahanan tumpu baut
φf = 0,75 db = diameter baut tp = tebal pelat fu = tegangan tari putus yang terendah antara baut dan pelat = 370 Mpa
Rn = 2,4 × φ f × d b × t p × f u = 2,4 × 0,75 × 12 × 5 × 370 = 39960 N = 3996 kg 3) Menentukan jumlah baut Tahanan nominal baut dipilih yang terkecil di antara tahanan geser dan tahanan tumpu baut Rn = 3996 kg Jumlah baut (n) = Ru / Rn = -11594,33/ 3996 = 2,991 ~ 3 baut
Perpustakaan Unika
3.1.8 Perhitungan base plate Dari perhitungan mekanika menggunakan SAP 2000 pada kuda-kuda didapatkan reaksi maksimum Ru = 7424,36 kg Diambil pelat baja tebal = 10 mm, b = 30 cm,h = 50 cm
σmax= =
P M + bxh W 7424,36 1001262 + 30 x50 30 x50 2
= (4,950 + 13,350) kg/cm2 = 18,3 kg/cm2 < σ beton
σmin= (4,950 - 13,350) kg/cm2 = -8,4 kg/cm2 Tegangan minimum yang harus ditahan oleh angker
x
x 8,4 = 60 − x 13,5 13,5x = 504 – 8,4x x=
504 21,9
T = 23,014 × 30 × (½ × 8,4 ) = 2899,764 kg
Perpustakaan Unika
F= =
T
σ 2899,764 1400
= 2,071 cm2 Dipergunakan angker Ø 19 mm = 2,835 cm2 Dipasang 4 Ø 19 mm, panjang = 50 cm
Perpustakaan Unika
3.2 Perhitungan pelat lantai 3.2.1 Pembebanan pelat lantai Berat mati lantai a) berat sendiri pelat lantai
= 0,12 × 2400 =
288 kg/m2
b) urugan pasir
= 0,05 × 1800 =
90 kg/m2
c) spesi
= 3 × 21
=
63 kg/m2
d) ubin keramik
= 0,5 × 15
=
7,5 kg/m2
e) talang AC
=
10 kg/m2 +
qDL = 458,5 kg/m2 Berat mati lantai kamar mandi a) berat sendiri pelat lantai
= 0,15 × 2400 =
360 kg/m2
b) urugan pasir
= 0,05 × 1800 =
90 kg/m2
c) spesi
= 3 × 21
=
63 kg/m2
d) ubin keramik
= 0,5 × 15
=
7,5 kg/m2
e) plafond penggantung
= 11 + 7
=
18 kg/m2
=
10 kg/m2 +
f) talang AC
qDL = 530,5 kg/m2
Berat hidup lantai dan kamar mandi = 250 kg/m2 Berat hidup hall dan selasar
Kombinasi beban : qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL
= 300 kg/m2
Perpustakaan Unika
3.2.2 Penulangan pelat lantai dua arah (two way slab) Diambil contoh perhitungan pelat tipe B Data-data perencanaan : lx =4 m
ly = 1,1 lx
ly = 4,4 m
ly
lx
Asumsi : jepit elastis Dari PBI ’71 tabel 13.3.2 didapatkan: kx = 42, ky = 37 qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 × 458,5 + 1,6 × 250 = 950,2 kg/m2
f /c = 30 MPa
φ = 0,9
fy = 240 MPa
Cv = 20 mm
∅tul = 10 mm
Perpustakaan Unika
A. Penulangan arah x M1x = -Mtx = 0,001 × qu × (l x ) × k x 2
= 0,001 × 950,2 × (4 ) × 42 × 10000 2
= 6385344 N.mm Mn =
Mu
φ
6385344 = 7094826,667 N.mm ≈ 7,1×106 N.mm 0,9
=
d = h − cv −
φ 2
= 120 − 20 −
10 = 95 mm 2
Cc × z
Mn
=
Mn
a⎞ ⎛ = 0,85 × f ' c ×a × b × ⎜ d − ⎟ 2⎠ ⎝ a⎞ ⎛ = 0,85 × 30 × a × 1000 × ⎜ 95 − ⎟ 2⎠ ⎝
7,1×106
a = 2,98 mm
=
Ts
Cc = 0,85 × f ' c ×a × b
As × fy As =
0,85 × 30 × 2,98 × 1000 240
= 316,09 mm2
Perpustakaan Unika
Pembatasan luasan tulangan :
As min = 0,018 % × b × h = 0,0018 × 1000 × 120 = 216 mm2 Digunakan As pakai = As min = 316,09 mm2 1 4
Jarak (S) =
× π × 10 2 × 1000 = 248,34 mm 316,09
Digunakan ∅10 – 200 mm untuk tulangan arah x Tulangan bagi = 25% × tulangan utama = 0,25 × 316,09 mm2 = 79,02 mm2 Jarak (S) =
1 4
× π × 6 2 × 1000 = 357,81 mm 79,02
Digunakan tulangan bagi ∅6 – 300 mm
B. Penulangan arah y
M1x = -Mtx = 0,001 × qu × (l x ) × k y 2
= 0,001 × 950,2 × (4 ) × 37 × 10000 2
= 5625184 N.mm
Mn =
Mu
φ
=
5625184 = 6250204,444 N.mm ≈ 6,3×106 N.mm 0,9
3 3 d = h − cv − φ = 120 − 20 − × 10 = 85 mm 2 2
Cc × z
Mn
=
Mn
a⎞ ⎛ = 0,85 × f ' c ×a × b × ⎜ d − ⎟ 2⎠ ⎝
Perpustakaan Unika
a⎞ ⎛ = 0,85 × 30 × a × 1000 × ⎜ 85 − ⎟ 2⎠ ⎝
6,3×106
a = 2,93 mm
=
Ts
Cc = 0,85 × f ' c ×a × b
As × fy
0,85 × 30 × 2,93 × 1000 240
As =
= 311,74 mm2
Pembatasan luasan tulangan :
As min = 0,018 % × b × h = 0,0018 × 1000 × 120 = 216 mm2 Digunakan As pakai = As min = 311,74 mm2 Jarak (S) =
1 4
× π × 10 2 × 1000 = 251,81 mm 311,74
Digunakan ∅10 – 250 mm untuk tulangan arah x Tulangan bagi = 25% × tulangan utama = 0,25 × 311,74 mm2 = 77,94 mm2 Jarak (S) =
1 4
× π × 6 2 × 1000 = 362,77 mm 77,94
Digunakan tulangan bagi ∅6 – 300 mm
Perpustakaan Unika
3.2.3 Penulangan pelat lantai satu arah (one way slab)
Diambil contoh perhitungan pelat tipe 2
1/24
1/24
1/8
1.00
lx = 0,9 m
ly = 4, 4 lx
ly = 4 m
ly
lx
Data-data perencanaan :
qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 × 298 + 1,6 × 250 = 757,6 kg/m2
Perpustakaan Unika
f /c = 30 MPa
φ = 0,9
fy = 240 MPa
Cv = 20 mm
∅tul = 10 mm
panjang bentang ( l ) = 4,0 m
l 4000 = 148,15 mm ≈ 150 mm = 20 24
tebal pelat (h) =
A. Penulangan daerah lapangan MA= MB =
1 1 × qu × l 2 = × 757,6 × 4 2 × 10000 = 5050667 N.mm 24 24
=
1 1 × qu × l 2 = × 757,6 × 4 2 × 10000 = 15152000 N.mm 8 8
MC
Penulangan pelat bagian lapangan menggunakan MC = 15152000 N.mm Mn lap
=
Mu 15152000 = 16835556 N.mm ≈ 1,6×107 N.mm = 0,9 0,9
d = h − cv −
φ 2
= 150 − 20 −
12 = 124 mm 2
Cc × z
Mn
=
Mn
a⎞ ⎛ = 0,85 × f ' c ×a × b × ⎜ d − ⎟ 2⎠ ⎝
1,6×107
a⎞ ⎛ = 0,85 × 30 × a × 1000 × ⎜124 − ⎟ 2⎠ ⎝ a = 5,18 mm
Perpustakaan Unika
=
Ts
Cc
= 0,85 × f ' c ×a × b
As × fy As =
0,85 × 30 × 5,18 × 1000 240
= 550,38 mm2 Pembatasan luasan tulangan : As min = 0,18% × b × h = 0,0018 × 1000 × 150 = 270 mm2
Digunakan As pakai = As min= 550,38 mm2 Jarak (S) =
1 4
× π × 12 2 × 1000 = 205,39 mm 550,38
Digunakan ∅12 – 200 untuk tulangan utama (lapangan) Tulangan bagi = 25% × tulangan utama = 0,25 × 550,38 mm2 = 137,60 mm2 Jarak (S) =
1 4
× π × 10 2 × 1000 = 570,52 mm 137,60
Digunakan tulangan bagi ∅10 – 300 mm
B. Penulangan daerah tumpuan (momen jepit tak terduga) MA= MB =
1 1 × qu × l 2 = × 757,6 × 4 2 × 10000 = 5050667 N.mm 24 24
Penulangan pelat bagian tumpuan menggunakan MA = 5050667 N.mm Mn tump
=
Mu 5050667 = 5611852 N.mm ≈ 5,6×106 N.mm = 0,9 0,9
d = h − cv −
φ 2
= 150 − 20 −
12 = 124 mm 2
Perpustakaan Unika
Cc × z
Mn
=
Mn
a⎞ ⎛ = 0,85 × f ' c ×a × b × ⎜ d − ⎟ 2⎠ ⎝ a⎞ ⎛ = 0,85 × 30 × a × 1000 × ⎜124 − ⎟ 2⎠ ⎝
5,6×105
a = 2,37 mm
=
Ts
Cc
= 0,85 × f ' c ×a × b
As × fy As =
0,85 × 30 × 2,37 × 1000 240
= 251,92 mm2 Pembatasan luasan tulangan : As min = 0,18% × b × h = 0,0018 × 1000 × 150 = 270 mm2
Digunakan As pakai = As min= 270 mm2 Jarak (S) =
1 4
× π × 12 2 × 1000 = 418,67 mm 270
Digunakan ∅12 – 250 untuk tulangan utama Tulangan bagi = 25% × tulangan utama = 0,25 × 270 mm2 = 67,5 mm2 Jarak (S) =
1 4
× π × 10 2 × 1000 = 1162,96 mm 67,5
Digunakan tulangan bagi ∅10 – 300 mm
Perpustakaan Unika
3.6 Perhitungan penulangan kolom 3.6.1 Penulangan lentur kolom Diambil contoh kolom K1 Data-data perencanaan: f’c = 30 MPa
l
= 3800 mm
fy = 240 MPa
Ø sengkang
= 10 mm
b
= 600 mm
φ lentur+aksial = 0,65
h
= 600 mm
cv
d
1 = h − cv − φ sengkang − × Dtulangan 2
= 40 mm
1 = 600 − 40 − 10 − × 25 2 = 537,5 mm Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh: Pu = 3515121 N Kolom sebagai bagian dari Sistem Pemikul Beban Lateral (SPBL) harus memenuhi syarat: Pu >
Ag × f ' c
Ag × f ' c 10
(ACI 318-02 Ps.21.4.1)
10 =
600 × 600 × 30 = 1080000 N 10
Pu = 3515121 N >
Ag × f ' c 10
= 1080000 N
Cek syarat kecukupan dimensi kolom:
(OK)
Perpustakaan Unika
1) Ukuran penampang terkecil = 600 mm > 300 mm (OK) (ACI Ps.21.4.1.1)
dimensi pendek 600 = = 1 > 0,4 (OK) dimensi panjang 600
2)
(ACI 318-02
Ps.21.4.1.1)
=
Pn
Pu
φ
=
3515121 = 5407878,46 N 0,65
Mux = 490060900 N.mm Muy = 485480800 N.mm Mu
=
Mn
=
(490060900)2 + (485480800)2 Mu
ex = ey =
φ
=
= 689819753,90 N.mm
689819753,90 = 1061261159,85 N.mm 0,65
Mn 1061261159,85 = 196,244 mm = Pn 5407878,462
e 196,244 = = 0,327 h 600 γ=
b − 2× ds 375 = 0,625 = b 600
φ × Pn Ag
×
0,65 × 5407878,462 196,244 e = × = 3,194 600 × 600 600 h
ρ = 0,0218
0,01 < ρ < 0,06
(OK)
Ps.21.4.3.1)
As = ρ × b × d = 0,0218 × 600 × 600 = 7848 mm2 Dipasang 16 D 25
(ACI 318-02
318-02
Perpustakaan Unika
Pengekangan Kolom
ACI 318-02 Ps.21.4.4.4 mensyaratkan adanya pengekangan kolom sepanjang ℓ0,
yaitu:
l 0 ≥ h = 600 mm ≥
1 1 l n = × 3100 = 516,7 mm ≈ 500 mm 6 6
≥ 450 mm
Dipakai l 0 = 600 mm Spasi maksimum yang disyaratkan ACI 318-02 Ps.21.4.4.2 adalah sebagai berikut: S maks = 0,25 × Dimensi kolom terpendek = 0,25 × 600 = 150 mm
= 6 × Dtulangan = 6 × 25 = 150 mm
= 100 mm sehingga diambil s = 100 mm ⎡ Ag ⎤ f' Ash ≥ 0,3 × s × hc × ⎢ − 1⎥ × c ⎣ Ach ⎦ fy ⎡ ⎤ 30 600 2 ≥ 0,3 × 100 × 508 × ⎢ = 388,46 mm2 − 1⎥ × 2 390 ⎣ (600 − (2 × 40 )) ⎦
atau Ash ≥ 0,09 × s × hc ×
f 'c 30 = 0,09 × 100 × 508 × = 351,69 mm2 390 fy
dipakai luas penampang pengekangan Ash = 4φ12 = 452,39 mm2
Perpustakaan Unika
3.6.2 Penulangan geser kolom
Diambil contoh kolom K1 Data-data perencanaan: f’c = 30 MPa
l1
= 3100 mm
fy = 240 MPa
Ø sengkang,
= 10 mm
b = 600 mm
φ geser
= 0,75
h = 600 mm
cv
= 40 mm
1 d = h − cv − φ sengkang − × Dtulangan 2 1 = 600 − 40 − 10 − × 25 2 = 537,5 mm ACI 318-02 Ps.21.4.5.1 mensyaratkan bahwa gaya geser rencana (Ve) harus ditentukan berdasarkan momen maksimum yang mungkin terjadi (Mpr) dari tiap komponen struktur yang bertemu pada Hubungan Balok Kolom (HBK) yang bersangkutan. Mpr ditentukan berdasarkan beban aksial terfaktor yang mungkin terjadi dengan φ = 1,0 dan fs = 1,25fy. Pasal tersebut juga membatasi bahwa gaya geser (Vu) tidak perlu lebih besar dari gaya geser rencana (Ve) tetapi tidak boleh diambil kurang dari gaya geser terfaktor hasil analisa sruktur. Dari hasil perhitungan analisa struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh : Vu = 292535,9 N Pu = 3515121 N Dari diagram interaksi kolom didapat Mpr kolom = 1432463,6 N.m Kuat geser rencana (Ve) dihitung berdasarkan Mpr kolom dengan rumus:
Perpustakaan Unika
Ve =
2 × M pr l1
=
2 × 1432463,6 = 924170,06 N 3,1
Kuat geser (Vu) dihitung berdasarkan Mpr balok yang bertemu pada Hubungan Balok Kolom (HBK) yang bersangkutan dengan rumus: Vu =
− + + M pr M pr
l1
= 2×
Vu analisa < Vu < Ve
729043,2 + 408939,1 = 816802,09 N 3,1 (OK)
Karena Pu = 3515121 >
Ag × f ' c 20
=
600 × 600 × 30 = 540000 N, sesuai dengan 20
ACI 318-02 Ps.21.4.5.2, Vc ≠ 0. Vc dihitung dengan rumus: ⎛ Pu Vc = ⎜1 + ⎜ 14 × A g ⎝
⎞ ⎟× ⎟ ⎠
f 'c 6
×b×d
3515121 ⎞ 30 ⎛ = ⎜1 + × 600 × 537,5 ⎟× 6 ⎝ 14 × 600 × 600 ⎠ = 499729,19 N Dipasang Av = 4φ10 = 314,16 mm2 dan s terpasang = 100 mm Vs =
As × f y × d s
=
314,16 × 390 × 537,5 = 658222,50 N 100
φ (Vs + Vc ) = 0,75(658222,50 + 499729,19 ) = 752668,60 N > Vu = 292535,9 N (OK)
Perpustakaan Unika
Gambar potongan kolom K1
5 D 25
5 D 25
5 D 25
600
Ø10-100
5 D 25 600
Perpustakaan Unika
3.7 Perhitungan pondasi 3.7.1 Pemilihan tipe pondasi Pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan didasarkan pada kondisi daerah sekitar gedung yang akan dibangun ini masih berupa tanah lapang sehingga Perencanaan STIKES Sam Ratulangi Manado ini menggunakan pondasi tiang pancang. Tiang pancang yang digunakan dalam perencanaan ini yaitu tiang bujur sangkar dengan sisi 40 cm . Pondasi tiang pancang digunakan pada pembangunan gedung ini dengan pertimbangan sebagai berikut: a. kondisi daerah sekitar yang masih berupa tanah lapang sehingga pada saat pemancangan tidak menimbulkan gangguan daerah sekitar. b. pemancangan pondasi dapat dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga pekerjaan struktur bagian atas dapat segera dilakukan
3.7.2 Menentukan daya dukung tiang pancang Perhitungan daya dukung tiang pancang untuk Perencanaan Struktur Gedung STMIK Dian Nuswantoro Wonogiri ini menggunakan metode Briaud yang didasarkan pada data tanah yang diperoleh dari uji SPT (Standard Penetration Test) yang telah dilakukan. A. Daya dukung ujung tiang pancang 40×40 panjang 20 m (End bearing) Diketahui : N1 (nilai NSPT pada kedalaman 1D di atas penanaman) = 21 N2 (nilai NSPT pada kedalaman 2D di bawah penanaman) = 21
σr ( tegangan referensi) = 100 kPa D (diameter/ sisi penampang ujung tiang) = 40 cm = 0,4 m
N 60 =
N 1 + N 2 21 + 21 = = 21 2 2
qp = 19,7 × σr × (N60)0,36 = 19,7 x 100 x (21)0,36 = 5894,747 kPa Q p = q p × Ap
Perpustakaan Unika
= 5894,747 kPa × (0,4 × 0,4) = 943,160 kN = 94 ton B. Daya dukung selimut tiang pancang 40×40 panjang 20 m (Skin friction) Diketahui :
σr ( tegangan referensi) = 100 kPa D (diameter/ sisi penampang ujung tiang) = 40 cm = 0,4 m N 60 =
2 + 5 + 26 + 21 + 60 = 22,8 5
fs = 0,224 × σr × (N60)0,29 = 0,224 ×100 × (22,8)0,29 = 55,469 kPa Qs = f s × As = 55,469 kPa × (4 × 0,4 × 24 m) = 2130,010 kN = 213 ton Jadi daya dukung 1 tiang pancang 40×40 dengan panjang 20 m adalah: Qa = Qa =
Q p + Qs SF 94 + 213 = 87 ton 3,5
Perpustakaan Unika
3.7.3 Menentukan jarak antar tiang pancang
Jarak antar tiang yang digunakan berdasarkan jarak tiang pancang yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, yaitu: S ≥ 2,5D = 2,5 × 40 = 100 cm S < 3,0D = 3,0 × 40 = 120 cm Direncanakan jarak antar tiang (S)= 110 cm
60
100
100
100
60 60
100
100
60
60 60
60 100
100
100
100
60 100
60
4 tiang
60
5 tiang 60
3 tiang
60 75
75
60 75 100
75
60
2 tiang
1 tiang
Perpustakaan Unika
3.7.4 Menentukan effisiensi kelompok tiang pancang (group piles)
Menurut rumus dari Uniform Building Code dan AASHTO
η =1−
⎧ ( n − 1 ) × m + ( m − 1) × n ⎫ θ × ⎨ ⎬ 90 ⎩ m ×n ⎭
dengan:
η = effisiensi kelompok tiang θ = arc tg ( D/ S ) = arc tg ( 40/100 ) =21,8 ° m = banyak baris n = banyak tiang pancang tiap baris D = diameter/ sisi tiang pancang = 40 cm S = jarak antar tiang pancang = 100 cm
Untuk kelompok tiang dengan 1 tiang pancang
η =1−
21,8 ⎧ ( 1 − 1 ) ×1 + ( 1 −1) ×1⎫ ×⎨ ⎬ =1 90 1×1 ⎭ ⎩
= 100 %
Untuk kelompok tiang dengan 2 tiang pancang
η =1−
21,8 ⎧ ( 1 − 1 ) × 2 + ( 2 − 1) ×1⎫ × ⎨ ⎬ = 0,879 = 87,89 % 90 2 ×1 ⎭ ⎩
Untuk kelompok tiang dengan 3 tiang pancang
η =1−
21,8 ⎧ (1 −1 ) × 3 + ( 3 − 1) ×1⎫ × ⎨ ⎬ = 0,839 = 83,852 % 90 3 ×1 ⎭ ⎩
Untuk kelompok tiang dengan 4 tiang pancang
η =1−
21,8 ⎧ ( 2 −1 ) × 2 + ( 2 − 1) × 2 ⎫ ×⎨ ⎬ = 0,758 = 75,778 % 90 2 ×2 ⎭ ⎩
Untuk kelompok tiang dengan 5 tiang pancang
η =1−
21,8 ⎧ ( 3 − 1 ) × 2 + ( 2 −1) × 3 ⎫ × ⎨ ⎬ = 0,717 = 71,741 % 90 3 ×2 ⎭ ⎩
Perpustakaan Unika
3.7.5 Cek kekuatan tiang pancang dalam kelompok tiang (group piles)
Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pancang diperhitungkan terhadap kelompok tiang dengan persamaan : P maksimum =
∑ v M y × x max M x × y max + + n n y × ∑ x 2 nx × ∑ y 2
A. Kelompok tiang dengan 1 tiang pancang
∑v = jumlah beban normal = Pu dari ETABS + berat pile cap = 465,59+ ( 1,5 × 1,5 × 0,5 × 24 ) = 492,59kN n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 1 tiang Mx = momen arah x = 303,66 kNm My = momen arah y = -168,87 kNm ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 1 nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 1 xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0 m ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0 m
∑x² = ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang = 0 ∑y² = ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 0 P maks =
492,59 +0+0 1
= 492,59 kN syarat : Pmaks
< Pmaks untuk satu tiang pancang
492,59 kN < 870 × 1 492,59 kN < 870 kN
→ Ok!
B. Kelompok tiang dengan 3 tiang pancang
∑v = jumlah beban normal
Perpustakaan Unika
= Pu dari ETABS + berat pile cap = 807,5+ ( 3,2 × 2× 0,6 × 24 ) = 899,66 kN n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 3 tiang Mx = momen arah x = 320,44 kNm My = momen arah y = -394,28 kNm ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 3 nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 1 xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0 m ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 1 m
∑x² = ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang = 0 ∑y² = ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 2 × 1² = 2 P maks =
899,66 394,28 × 0 320,44 × 1 + + 3 3×0 1 ×2
= 460,107 kN syarat : Pmaks
< Pmaks untuk satu tiang pancang
460,107 kN < 870 × 0,839 460,107 kN < 729,930 kN
→ Ok!
C. Kelompok tiang dengan 4 tiang pancang
∑v = jumlah beban normal = Pu dari ETABS + berat pile cap = 1058,97+ ( 2,2 × 2,2 × 0,6 × 24 ) = 1128,66 kN n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 4 tiang Mx = momen arah x = 253,61 kNm My = momen arah y = -129,28 kNm ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 2 nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 2 xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,5 m ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,5 m
Perpustakaan Unika
∑x² = ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang = 4 × 0,52 = 1 ∑y² = ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 4 × 0,5² = 1 P maks =
1128,66 ( −129,28) × 0,5 253,61 × 0,5 + + 4 2 ×1 2 ×1
= 313,248 kN syarat :
Pmaks
< Pmaks untuk satu tiang pancang
313,248 kN < 870 × 0,758 313,248 kN < 659,460 kN
→ Ok!
D. Kelompok tiang dengan 5 tiang pancang
∑v = jumlah beban normal = Pu dari ETABS + berat pile cap = 2544,11 + ( 3,2 × 3,2 × 0,6 × 24 ) = 2716,142 kN
n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 6 tiang Mx = momen arah x = 484,06 kNm My = momen arah y = -331,6 kNm ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 3 nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 3 xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 1 m ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 1 m
∑x² = ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang = 4 × 12 = 4 ∑y² = ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 4 × 1² = 4 P maks =
2716,142 ( −331,6) × 1 484,06 × 1 + + 5 3×4 3 ×4
= 555,933 kN syarat :
Pmaks
< Pmaks untuk satu tiang pancang
555,933 kN < 870 × 0,717 555,933 kN < 623,79 kN
→ Ok!
Perpustakaan Unika
3.7.6 Penulangan tiang pancang
Dimensi tiang pancang yang digunakan adalah 40 × 40 cm dengan panjang 10 m. Penulangan tiang pancang ini didasarkan pada kebutuhan pada waktu pengangkatan yang diperoleh dari dua macam kondisi yaitu: 1) Kondisi I ( pengangkatan di 2 titik)
diangkat
a
L – 2a
a
12 m
M1 M2
M1 =
1 × q × a² 2
M2 =
1 1 × q × ( L – 2a )² - × q × a² 8 2
Disyaratkan agar ekonomis maka M1 = M2 1 1 1 × q × ( L – 2a )² − × q × a² × q × a² = 2 8 2 8 × q × a² = q × ( L – 2a )² 8 × a² = L² − 4 × L × a + 4 × a² 4a² + 4La −L²
= 0 → L = 12 m
4a² + 40a – 144 = 0
a² + 12a – 36 = 0
Perpustakaan Unika
a = 2,485 m Mmaks = =
1 × q × a² 2 1 × ( 0,4 m × 0,4 m × 24 kN/m3 ) × 2,485 ² 2
= 11,856 kNm
2) Kondisi II ( pengangkatan di 1 titik)
diangkat
a L-a
12 m M1 x
M2
M1 =
1 × q × a² 2
(
)
2
q × a2 q× L − a R1 = − 2 × ( L − a) 2 ×( L − a ) ⎡ L2 − 2aL ⎤ R1 = ⎢ ⎥ q ⎣ 2 × ( L − a )⎦
Mx = R1 × x -
1 dMx × q × x² , syarat ekstrim = dx 2
Perpustakaan Unika
R1 – q × x = 0 → x =
⎡ L2 − 2aL ⎤ R1 = ⎢ ⎥ q ⎣ 2 × ( L − a )⎦
⎡ L2 − 2aL ⎤ ⎡ L2 − 2aL ⎤ 1 × Mmaks = M2 = R1 × ⎢ − q × ⎥ ⎢ ⎥ 2 ⎣ 2 × ( L − a )⎦ ⎣ 2 × ( L − a )⎦ 2
⎡ L2 − 2aL ⎤ 1 =q× ⎢ ⎥ − ×q× 2 ⎣ 2 × ( L − a )⎦ 1 = ×q× 2
M1
⎡ L2 − 2aL ⎤ ⎢ ⎥ ⎣ 2 × ( L − a )⎦
2
⎡ L2 − 2aL ⎤ ⎢ ⎥ ⎣ 2 × ( L − a )⎦
2
2
M2
=
1 1 × q × a² = ×q× 2 2
⎡ L2 − 2aL ⎤ ⎢ ⎥ ⎣ 2 × ( L − a )⎦
didapat: a =
L2 − 2aL 2 ×( L − a )
2aL – 2a²
= L² – 2aL
L² + 2a² – 4aL = 0
2
→ L = 12 m
a² – 24a + 72 = 0 didapat a = 3,515 m Mmaks =
1 × ( 0,4 m × 0,4 m× 24 kN/m3 ) × 3,515 ² = 23,587 kNm 2
3) Perhitungan penulangan tiang pancang Kondisi yang menentukan adalah kondisi ke II dengan Mmaks = 23,587 kNm . Dipertimbangkan faktor kejut karena tarikan oleh kabel dari crane pada waktu pengangkatan yaitu sebesar 1,3 Mu = 23,587× 1,3 = 30,663 kNm = 30,663 × 106 Nmm Data perencanaan : fc’ = 40 Mpa
Perpustakaan Unika
fy = 390 Mpa h
= 400 mm
b
= 400 mm
Cv = 50 mm Dtul = 13 mm d = 400 – 50 – 10 – ½ × 13 = 333,5 mm Mu = 30,663 × 106 Nmm Mn =
Mu
φ
Mn
=
30,663 × 106 = 34070000 Nmm 0,9
= Cc × z
34070000 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – ½ a) 34070000 = 0,85 × 40 × a × 400 × (333,5 – ½ a) 8500 a² – 5669500 a + 34070000 = 0 a = 6,064 mm Ts =
Cc
As perlu × fy = 0,85 × fc’ × a × b As perlu =
0,85 × 50 × 6,064 × 400 = 264,328 mm² 390
Dipasang tulangan 3D13 ( As = 3×¼×π×Dtul² = 397,995 mm2 ) Dipakai sengkang Ø10 – 100 untuk daerah tumpuan Dipakai sengkang Ø10 – 150 untuk daerah lapangan
Perpustakaan Unika
400
5
3 D 13 400
5 D 13
sengkang
∅10-100 (tumpuan) ∅10-150 (lap.)
Perpustakaan Unika
3.7.7 Penulangan pile cap A. Pile cap ukuran (3,4 × 3,4 × 0,7)m dengan jumlah tiang pancang 5 buah
kolom 60/60 0.6
1
1
0.6 t poer
0.6 1 h poer pot 1-1
1 0.6
b poer
pot 1-1
Data-data perencanaan: f’c = 30 MPa
Cv = 75 mm
fy = 390 MPa
Dtulangan = 22 mm (ansumsi)
b
= 3,20 m
drat = 600 – 75 – 22 = 503 mm
h
= 3,20 m
tebal pile cap (t) = 0,6 m Pu kolom = 3307,66 kN Pmax = 559,21 kN Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah : Vu2 = =
Vc2 = =
(
Pu 2 × L pile cap − (uk.kolom + d rat ) A
(
) )
3307,66 2 × 3,2 × 3,2 − (0,6 + 0,503) = 2914,679 kN 3,2 × 3,2 f c' 3
× {2 × (bklm + d rat ) + 2 × (hklm + d rat )}× d rat
30 × {2 × (600 + 503) + 2 × (600 + 503)}× 503 3
= 4051752,059 N = 4051,752 kN
φ × Vc 2 = 0,6 × Vc 2 = 3038,814 kN
Perpustakaan Unika
Syarat: <
Vu2
φ × Vc2 → Ok!
2914,679 kN < 3038,814 kN
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah : Vu1 =
=
Pu × Lefektif A
3307,66 ⎛ 3, 2 0 , 6 ⎞ ×⎜ − − 0 ,503 ⎟ × 3, 2 = 823,814 kN 3,2 × 3,2 ⎝ 2 2 ⎠ f' c × 3200 × 503 = 1469357,048 N = 1469,657 kN 6
Vc1 =
φ × Vc 1 = 0,6 × Vc 1 = 1102,018 kN Syarat : <
Vu1
φ × Vc1 → Ok!
823,814 kN < 1102,018kN Penulangan arah panjang dan pendek
q
b poer
2
−
bklm 3,2 0,6 = − = 1,3 m 2 2 2
q = (tpoer × bpoer × 24 ) + (berat timbunan tanah)
2Pmax y
x=
0,6
= (0,6 × 3,2 × 24) + (0,65 × 3,2 × 18) = 83,52 kN/m2 Mu = Pmax × y – ½ × q × x2
x
= 2 × 555,933 × 0,7 – ½ × 83,52 × 1,32 = 707,732 kNm Mn =
Mu
φ Mn
=
707,732 = 786,369 kNm = 786,369 ×106 Nmm 0,9 = Cc × z
786,396 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – a ) 2 786,396 ×106 = 0,85 × 30 × a × 3200 × (503 - a ) 2 40800 a2 – 41044800 a + 786,396 ×106 = 0
Perpustakaan Unika
a = 19,538 mm Ts
= Cc
As × fy = 0,85 × fc’ × a × b As =
0,85 × 30 × 19,538 × 3200 = 4087,951 mm2 390
As min = 0,18 % × b × h = 0,18 % × 3200 × 600 = 3456 mm²
As pakai = As min = 4087,951 mm2 1 × π × D 2 × b 1 × π × 19 2 × 3200 tul Jarak tulangan (S) = 4 = 4 = 221,943 mm As 4087,951 digunakan tulangan D19−200 (As = 5670,574 mm²) Tulangan tekan As’ = 20%× As pakai = 20%×4087,951 = 817,59 mm2 digunakan tulangan tekan D13-300 (As’ = 929,126 mm2) B. Pile cap ukuran (2,3 × 2,3 × 0,6)m dengan jumlah tiang pancang 4 buah
kolom 60/60 1,0
0.6
0.6 t poer
0.6 kolom
1,0
pot 1-1
h poer
0.6
b poer
pot 1-1
Data-data perencanaan: f’c = 30 MPa
Cv = 75 mm
Perpustakaan Unika
fy = 390 MPa
Dtulangan = 22 mm (ansumsi)
b = 2,20 m
drat = 600 – 75 – 22 = 503 mm
h = 2,20 m tebal pile cap (t) = 0,6 m Pu kolom = 653,74 kN Pmax = 163,435 kN Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah : Vu2 =
(
Pu 2 × L pile cap − (uk.kolom + d rat ) A
=
)
(
653,74 × 2,2 × 2,2 − (0,6 + 0,503 2,2 × 2,2 f c'
Vc2 =
3
)2 ) =489,412 kN
× {2 × (bklm + d rat ) + 2 × (hklm + d rat )}× d rat
30 × {2 × (600 + 503) + 2 × (600 + 503)}× 503 3
=
= 405175,2N =4051,75kN
φ × Vc 2 = 0,6 × Vc 2 = 2431,05 kN Syarat : < φ × Vc2
Vu2
489,412kN < 2431,05 kN
→ Ok!
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah : Vu1 = =
Pu × Lefektif A
653,74 ⎛ 2 , 2 0 ,6 ⎞ ×⎜ − − 0 ,503 ⎟ × 2 , 2 = 88,255 kN 2,2 × 2,2 ⎝ 2 2 ⎠
Vc1 =
f' c × 2200 × 503 = 1010182,970 N 6
φ × Vc 1 = 0,6 × Vc 1 = 606,110 kN Syarat : Vu1
<
φ × Vc1
88,255 kN < 606,110 kN
→ Ok!
Perpustakaan Unika
Penulangan arah panjang dan pendek q
x=
2Pmax y
b poer 2
−
bklm 2,2 0,6 = − = 0,8 m 2 2 2
q =( tpoer × hpoer × 24)+(berat timbunan tanah) = 0,6 × 2,3 × 24 + (0,65 × 3,2 × 18)
0,6
=55,44kN/m2 Mu = 2 × Pmax × y – ½ × q × x2
x
= 2 × 163,435 × 0,25 – ½ × 55,44 × 0,82 = 63,977 kNm Mn =
Mu
φ
=
63,977 = 71,086 kNm = 71,086 × 106 Nmm 0,9
Mn = Cc × z 71,086 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – a ) 2 71,086 ×106 = 0,85 × 30 × a × 2200 × (503 - a ) 2 28050 a2 – 28218300 a + 71,086 ×106 = 0 a = 10,034 mm Ts
=
Cc
As × fy = 0,85 × f ‘c × a × b As =
0,85 × 30 × 10,034 × 2200 = 1443,46mm2 390
As min = 0,18 % × b × h = 0,18 % × 2200 × 600 = 2376 mm² As pakai = As min = 2376mm2 1 × π × Dtul 2 × b 1 × π × 19 2 × 2200 Jarak tulangan (S) = 4 = 4 = 262,527 mm As min 2376 digunakan tulangan tarik D19−200 (As = 2551,759 mm²) Tulangan tekan As’ = 20%× As pakai = 20%×2376 = 475,2 mm2 digunakan tulangan tekan D13-300 (As’ = 530,929 mm2)
Perpustakaan Unika
C. Pile cap ukuran (2 × 3,4 × 0,6)m dengan jumlah tiang pancang 3 buah 1
1
kolom 60/60 0.6 t poer 1
kolom
h poer pot 1-1
1 0.6 pot 1-1
b poer
Data-data perencanaan: f’c = 30 MPa
Cv = 75 mm
fy = 390 MPa
Dtulangan = 22 mm (ansumsi)
b = 2,00 m
drat = 600 – 75 – 22 = 503 mm
h = 3,20 m tebal pile cap (t) = 0,6 m Pu kolom = 1458,75 kN Pmax = 460,107 kN Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah : Vu2 = =
Vc2 = =
(
Pu 2 × L pile cap − (uk.kolom + d rat ) A
(
) )
1458,75 2 × 2 × 3,2 − (0,6 + 0,503) = 1181,449 kN 2 × 3,2 f c' 3
× {2 × (bklm + d rat ) + 2 × (hklm + d rat )}× d rat
30 × {2 × (600 + 503) + 2 × (600 + 503)}× 503 3
Perpustakaan Unika
= 4051,8 kN
φ × Vc 2 = 0,75 × Vc 2 = 3038,814 kN Syarat : Vu2
<
φ × Vc2 → Ok!
1181,449 kN < 3038,814 kN
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah : Vu1 = =
Pu × Lefektif A
1458,75 ⎛ 3, 2 0 , 6 ⎞ ×⎜ − − 0 ,503 ⎟ × 2 = 363,320 kN 2 × 3, 2 ⎝ 2 2 ⎠ f' c × 3200 × 503 = 1469357,048 N = 1469,357 kN 6
Vc1 =
φ × Vc 1 = 0,6 × Vc 1 = 1102,018 kN Syarat : Vu1
<
φ × Vc1 → Ok!
363,320 kN < 1102,018 kN Penulangan arah panjang q
h poer 2
−
hklm 3,4 0,6 − = 1,4 m = 2 2 2
q = (tpoer × bpoer × 24 )+(berat timbunan tanah)
Pmax y
x=
0,6
= (0,6 × 3,2 × 24) + (0,65 × 3,2 × 18) = 83,52 kN/m2
x Mu = Pmax × y – ½ × q × x2
= 1 × 1460,107 × 0,7 – ½ × 83,52 × 1,32 = 251,501 kNm Mn =
Mu
φ
Mn
=
251,501 = 279,445 kNm = 279,445 ×106 Nmm 0,9 = Cc × z
279,445 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – a ) 2 680,803 ×106 = 0,85 × 30 × a × 2000 × (503 - a ) 2
Perpustakaan Unika
25500 a2 – 25653000 a + 680,803 ×106 = 0
a = 14,491 mm Ts
= Cc
As × fy = 0,85 × fc’ × a × b As =
0,85 × 30 × 11,014 × 2000 = 1440,292 mm2 390
As min = 0,18% × b × h = 0,18 % × 2000 × 600 = 2160 mm²
As pakai = As min = 2160 mm2 1 × π × D 2 × b 1 × π × 19 2 × 2000 tul Jarak tulangan (S) = 4 = 4 = 262,527 mm As 2160 digunakan tulangan D19−200(As = 2268,2299mm²) Tulangan tekan
As’ = 20%× As pakai = 20%×2160 = 432 mm2 digunakan tulangan tekan D13-200 (As’ = 530,929 mm2) Penulangan arah pendek q
x=
b poer 2
−
hklm 2 0,6 = − = 0,7 m 2 2 2
q = (tpoer × bpoer × 24 ) + (berat timbunan tanah) = (0,6 × 3,2 × 24) + (0,65 × 3,2 × 18) = 83,52 kN/m2
x
M u = ½ × q × x2 = ½ × 83,52 × 0,72 = 20,462 kNm
Mn =
Mu
Mn
φ
=
20,462 = 22,736 kNm = 22,736 ×106 Nmm 0,8 = Cc × z
22,736 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – a ) 2 22,736 ×106 = 0,85 × 30 × a × 3200 × (503 - a ) 2
Perpustakaan Unika
40800 a2 – 41044800 a + 22,736×106 = 0
a = 0,554 mm Ts
= Cc
As × fy = 0,85 × fc’ × a × b As =
0,85 × 30 × 0,554 × 3200 = 115,914 mm2 390
As min = 0,18 % × b × h = 0,18 % × 3200 × 600 = 3456 mm²
As pakai = As min = 3456 mm2 1 × π × D 2 × b 1 × π × 19 2 × 3200 tul Jarak tulangan (S) = 4 = 4 = 262,527 mm As 3456 digunakan tulangan D19−200 (As = 3685,874 mm²) Tulangan tekan
As’ = 20%× As pakai = 20%×3456 = 691,2 mm digunakan tulangan tekan D13-200 (As’ = 796,394 mm2) D. Pile Cap ukuran (1,5 × 1,5× 0,5)m dengan jumlah tiang pancang 1 buah
kolom 60/60 0,75
0,75
t poer 0,75
kolom pot 1-1
h poer
0,75
b poer pot 1-1
Data-data perencanaan:
f’c = 30 MPa
Cv = 75 mm
Perpustakaan Unika
fy = 390 MPa
Dtulangan = 22 mm (ansumsi)
b = 1,50 m
drat = 500 – 75 – 22 = 403 mm
h = 1,50 m tebal pile cap (t) = 0,5 m
Pu kolom = 101,80 kN Pmax = 101,8 kN Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :
Vu2 = =
(
Pu 2 × L pile cap − (uk.kolom + d rat ) A
(
) )
101,80 2 × 1,5 × 1,5 − (0,6 + 0,403) = 56,284 kN 1,5 × 1,5 fc '
Vc2 =
3
× {2 × (bklm + d rat ) + 2 × (hklm + d rat )}× d rat
30 × {2 × (600 + 403) + 2 × (600 + 403)}× 403 3
=
= 147625,02 N = 1479,625 kN
φ × Vc 2 = 0,6 × Vc 2 = 1109,719 kN Syarat :
Vu2
<
φ × Vc2
56,284 kN < 1479,625 kN
→ Ok!
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :
Vu1 = =
Pu × Lefektif A
101,8 ⎛ 1,5 0 ,6 ⎞ ×⎜ − − 0 , 403 ⎟ × 1,5 = 3,190 kN 1,5 × 1,5 ⎝ 2 2 ⎠
Vc1 =
f'c × 1500 × 403 = 551830,47 N = 551,830 kN 6
φ × Vc 1 = 0,6 × Vc 1 = 413,873 kN Syarat :
Vu1
<
φ × Vc1
3,190 kN
<
413,873 kN
→ Ok!
Perpustakaan Unika
Penulangan arah panjang dan pendek
x=
q
h poer 2
−
hklm 1,5 0,6 = − = 0,45 m 2 2 2
q =( tpoer × bpoer × 24) + (berat timbunan tanah) = (0,5 × 1,5 × 24) + (0,65 × 3,2 × 18)
x
= 31,5 kN/m2
M u = ½ × q × x2 = ½ × 31,5 × 0,452 = 3,189 kNm
Mu
Mn =
φ
Mn
=
3,189 = 3,544 kNm = 3,544 ×106 Nmm 0,9
= Cc × z
3,544 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – a ) 2 3,544 ×106 = 0,85 × 30 × a × 1500 × (403 - a ) 2 19125 a2 – 15414750 a + 3,544 ×106 = 0
a = 0,230 mm Ts
= Cc
As × fy = 0,85 × fc’ × a × b As =
0,85 × 30 × 0,23 × 1500 = 22,558 mm2 390
As min = 0,18 % × b × h = 0,18 % × 1500× 500 = 1350 mm²
As pakai = As min =1350 mm2 1 × π × D 2 × b 1 × π × 19 2 × 1500 tul Jarak tulangan (S) = 4 = 4 = 314 mm As 1350
digunakan tulangan D19−200 (As = 2125,387mm²) Tulangan tekan
As’ = 20%× As pakai = 20%×1350 = 270 mm2
Perpustakaan Unika
digunakan tulangan tekan D13-300 (As’ = 663,325 mm2)
3.7.8 Penulangan tie beam
Diambil contoh tie beam B1 yang menghubungkan kolom C8 dan C9
Perpustakaan Unika
Tie beam direncanakan menahan gaya aksial sebesar 20% dari beban vertikal kolom di mana tie beam tersebut bertemu. Data-data perencanaan :
fc’ = 30 Mpa
Dtul
fy = 390 MPa
Ø sengkang = 10 mm
b = 300 mm
φ aksial
= 22 mm = 0,65
h = 600 mm Cv =
40 mm
Dari reaksi kolom yang dihubungkan tie beam didapatkan :
P1 = 3307,66 kN P2 = 3161,63 kN d = h – (Cv + Ø sengkang + ½ Dtul ) = 600 – (40 + 10 + ½ × 22) = 539 mm gaya aksial yang ditanggung : P1 + P2 2
Pu = 20% ×
3307,66 + 3161,63 = 3234,65kN = 3234650 N 2
= 20% ×
rasio tulangan (ρ) diambil 2 % dibagi kedua sisi
Ast = 0,02 × b × d = 0,02 × 300 × 539 = 3234 mm2 Dicoba tulangan 8D22 (4 D22 + 4 D22) dan 2D16 → As = 3441,44 mm2
Ag = b × h = 300 × 600 = 180000 mm2
Pn = 0,8 × φaksial × (0,85 × fc’ × (Ag – Ast) + fy × Ast) = 0,8 × 0,65 × (0,85 × 30 × ( 180000– 3234) + 390 × 3234) = 8071761,928 N Cek syarat :
Pu / φ aksial < Pn 4976,38 N < 8071761,928 N
→ Ok!
Perpustakaan Unika
Tulangan geser digunakan tulangan minimum dimana jarak sengkang tidak boleh melebihi syarat dibawah ini (SK SNI – 3.14.9-6.2) a. ½ dimensi terkecil = ½ × 300 = 150 mm b. 10 Dtul = 10 × 22
= 220 mm
c. 200 mm Dipakai sengkang Ø 10-100 mm untuk daerah tumpuan Ø 10-100 mm untuk daerah lapangan
Perpustakaan Unika
BAGIAN I SYARAT-SYARAT UMUM
Pasal I.01 PERATURAN UMUM
Tata laksana dalam penyelenggaraan Konstruksi PEMBANGUNAN GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO dilaksanakan berdasarkan peraturan sebagai berikut : a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987). b. Standart Perum Listrik Negara (SPLN). c. Pedoman Plumbing Indonesia 1979, Departemem Pekerjaan Umum. d. Undang-Undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja. e. Petunjuk-petunjuk dan peringatan–peringatan tertulis yang diberikan oleh Ketua Panitia Pembangunan/ Direksi. f. Building Code Requirement for Structural Concrete (ACI 318-02) and Commentary (ACI 318R-02), diterbitkan oleh ACI Committee 318.
g. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-17292002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. h. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 031726-2002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Perpustakaan Unika
i. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
Pasal I.02 PEMBERI TUGAS
Pemberian Tugas dan sekaligus sebagai pemilik bangunan adalah YAYASAN KESEHATAN
SAM
RATULANGI,
yang
beralamatkan
di
Jl
SAM
RATULANGI 345 MANADO.
Pasal I.03 PERENCANA
a. Perencana untuk pekerjaan pembangunan ini adalah Sicilia Tanuwijaya dan Danik Aneswati. b. Perencana berkewajiban pula untuk pengawasan berkala dalam bidang Arsitektur, Struktur dan Persyaratan Teknis lainnya. c. Perencana tidak diperkenankan mengubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan pekerjaan
tanpa
mendapat
ijin
tertulis
dari
Ketua
Panitia
Pembangunan/Direksi. d. Bilamana perencana menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam pelaksanaan pekerjaan/menyimpang dari R.K.S dan Gambar Kerja, supaya segera memeberitahukan
(membuat
laporan
tertulis)
kepada
Ketua
Panitia
Perpustakaan Unika
Pembangunan/Direksi untuk mendapatkan keputusan penyelesaian / langkahlangkah penanganan selanjutnya.
Pasal I.04 PENGAWASAN LAPANGAN
a. Di dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pekerjaan sehari-hari di tempat pekerjaan sebagai pengawasan lapangan adalah Hendrianto. b. Pengawasan Lapangan dalam menjalankan tugasnya tidak dibenarkan mengubah ketentuan pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat ijin tertulis dari Ketua Panitia Pembangunan/Direksi. c. Bilamana Pengawasan Lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan / penyimpangan-penyimpangan dari ketentuan-ketentuan dalam R.K.S dan gambar kerja supaya segera memberitahukan kepada Ketua Panitia Pembangunan/Direksi untuk mendapatkan Keputusan penyelesaian / langkahlangkah penanganan selanjutnya. d. Laporan tersebut disertai data-data fakta, juga disertai dengan usulan-usulan dan pemecahan untuk dasar pertimbangan.
Perpustakaan Unika
Pasal I.05 PEMBORONG/KONTRAKTOR
a. Pemborong/Kontraktor adalah pihak yang diserahi/diberi tugas untuk melaksanakan pembangunan sesuai SK Penunjukan dan SPK dari Ketua Panitia Pembangunan tentang Pembangunan Gedung STIKES SAM RATULANGI MANADO. b. Bilamana akan memulai pekerjaan di lapangan, pihak pemborong/kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu secara tertulis kepada Ketua Panitia Pembangunan/Direksi. c. Kepala Pelaksana (site manager) harus selalu berada di tempat pekerjaan agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar sesuai dengan apa yang ditugaskan oleh Ketua Panitia Pembangunan/Direksi. d. Kepala Pelaksana (site manager) harus yang berpengalaman dan pembantupembantunya minimal dapat membaca dan memahami R.K.S dan Gambar kerja. e. Pihak pemborong/Kontraktor juga wajib menyediakan tenaga-tenaga yang cukup jumlahnya di lapangan, baik keahlian serta ketrampilannya menjadi persyaratan. f. Apabila
menurut
pertimbangan
pihak
pertama
(Ketua
Panitia
Pembangunan/Direksi), Pemimpin, pelaksana/tenaga ahli beserta staf-staf yang digunakan oleh pemborong/Kontraktor tidak memenuhi persyaratan, maka pihak Ketua Panitia Pembangunan/Direksi akan memberikan teguran
Perpustakaan Unika
secara
tertulis
kepada
Pemborong/Kontraktor
dan
pihak
Pemborong/Kontraktor harus segera mengganti dengan tenaga ahli lain yang memenuhi persyaratan.
Pasal I.06 TATA CARA PELELANGAN
a. Pelaksanaan Pemborongan akan dilakukan melalui pelelangan terbatas yang dilaksanakan dengan mengundang rekanan Pemborong/Kontraktor yang ditunjuk oleh Panitia Lelang. b. Yang dimaksud dengan peserta lelang adalah Badan Usaha atau Perorangan yang telah lulus seleksi yang dilakukan Panitia dan memenuhi persyaratan berikut: 1. mengikuti rapat pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) yang diselenggarakan pemberi tugas, 2. melengkapi persyaratan administrasi sesuai yang dipersyaratkan pemberi tugas.
Pasal I.07 DOKUMEN PELELANGAN
a. Dokumen pelelangan terdiri dari: 1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang terdiri dari:
Perpustakaan Unika
Bagian I
: Syarat Umum
Bagian II : Syarat Administrasi Bagian III : Syarat Teknis 2. Gambar-gambar Perencanaan. 3. Daftar Pekerjaan (Item of Work). 4. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan semua dokumen yang diperlukan dalam rangka pengajuan Penawaran. b. Dokumen Pelelangan dapat diambil pada waktu yang ditentukan yaitu: Hari
: Senin
Tanggal
: 26 Februari 2007
Waktu
: Pk.09.00 WIB
Tempat
: Kantor Sekretariat Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi Jl. Sam Ratulangi 345 Manado
Pasal I.08 R.K.S, GAMBAR-GAMBAR DAN PETUNJUK-PETUNJUK UMUM
a. Peserta lelang pemborongan harus membaca, paham dan setuju pada petunjukpetunjuk yang tertulis pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, dan tidak ada gugatan yang dipertimbangkan apabila berlandaskan pada alasan tidak membaca, kurang paham, tidak setuju atau salah tafsir terhadap persyaratan apapun dalam petunjuk-petunjuk ini. b. Peserta lelang harus meneliti tempat pekerjaan atas resiko dan biaya sendiri untuk mendapatkan segala keterangan tentang keadaan lapangan/lokasi,
Perpustakaan Unika
kondisi di mana pekerjaan dilaksanakan, jalan masuk dan lain-lain yang bersangkutan dalam arti seluas-luasnya, guna mengajukan penawaran. c. Apabila ada perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan ketentuanketentuan didalam R K S, maka pasal-pasal dalam R K S adalah yang mengikat. d. Yang dimaksud dengan “Gambar” adalah gambar-gambar pelaksanaan, gambar gambar kerja, gambar detail dan gambar-gambar lain yang dibuat untuk pekerjaan ini sebelum / pada saat pekerjaan berlangsung. e. Apabila pada waktu pelaksana oleh Direksi diadakan perubahan-perubahan pada penggunaan bahan, konstruksi, bagian-bagian konstruksi, ukuran, dan lain-lain, Perencana diwajibkan untuk membuat dan menyerahkan dalam rangkap satu gambar-gambar yang dikerjakan di atas cetakan gambar asli dengan perubahan yang dikerjakan dengan tinta hijau/tinta merah. Gambargambar revisi harus diserahkan sebelum Pemborong/Kontraktor mengajukan permintaan pembayaran angsuran atas prestasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai, dimana terdapat perubahan-perubahan gambar yang dimaksud. f. Pengawas lapangan diharuskan menyediakan sedikitnya 1 (satu) set gambargambar dan R.K.S di tempat pekerjaan dalam keadaan rapi dan bersih yang dapat dilihat setiap saat oleh Pemberi Tugas, Direksi, atau Petugas-petugas lainnya. g. Atas perintah Direksi, kepada Perencana dapat dimintakan untuk membuat gambar-gambar penjelasan dan perincian atas bagian-bagian pekerjaan khusus, semuanya atas beban Perencana. Gambar-gambar tersebut yang telah
Perpustakaan Unika
dibubuhi tanda persetujuan dari Direksi, selanjutnya dianggap sebagi pelengkap dari Perencana.
Pasal I.09 PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)
a. Rapat pemberian penjelasan diadakan pada: Hari
: Senin
Tanggal
: 26 Maret 2007
Waktu
: Pk. 09.00 WIB
Tempat
: Gedung Serba Guna Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi Jl. Sam Ratulangi 345 Manado
b. Penjelasan pekerjaan disertai dengan peninjauan lapangan bersama yang dilakukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam Rapat Penjelasan Pekerjaan. c. Bilamana dianggap perlu akan diadakan rapat Pemberian Penjelasan lanjutan pada waktu & tempat yang akan ditetapkan pada Rapat Pemberian Penjelasan yang pertama. d. Peserta lelang diharuskan untuk menghadiri Rapat Pemberian Penjelasan Pekerjaan dan apabila tidak hadir dalam rapat tersebut tidak diijinkan untuk mengajukan penawaran. e. Peserta lelang hendaknya memeriksa tempat pekerjaan atas Resiko dan biaya sendiri untuk mendapatkan segala keterangan yang diperlukan mengenai
Perpustakaan Unika
keadaan lapangan, kondisi setempat di mana pekerjaan harus dilaksanakan, jalan masuk serta hal-hal lain yang bersangkutan guna pengajuan penawaran, sesuai penjelasan dari Perencana/Panitia. f. Peserta lelang bertanggung jawab atas usaha untuk mendapatkan segala keterangan dalam menyusun harga penawarannya tidak ada gugatan yang dipertimbangkan untuk mengubah harga penawarannya bila alasan alasan karena : 1. tidak memperoleh keterangan yang sempurna, 2. salah mengerti terhadap persyaratan apapun, 3. salah memperoleh keterangan, petunjuk atau janji yang diperoleh, baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari dokumen lelang, 4. salah perhitungan harga penawaran. g. Berdasarkan hasil Rapat pemberian penjelasan dibuatkan “Berita Acara Penjelasan Pekerjaan” (Berita Acara Aanwijzing) yang juga merupakan bagian dari Dokumen Kontrak Pemborong. h. Berita Acara Aanwijzing dapat di ambil oleh Pemborong/Kontraktor yang berkepentingan pada: Hari
: Senin
Tanggal
: 2 April 2007
Waktu
: Pk. 09.00 WIB
Tempat
: Gedung Sekretariat Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi Jl. Sam Ratulangi 345 Manado
Perpustakaan Unika
i. Pengajuan penawaran dinyatakan tidak sah bila tidak sesuai dengan ketentuan dalam RKS, dan/atau bila diterima tidak di tempat yang sudah ditetapkan serta tidak pada jam dan tanggal yang ditetapkan dalam Risalah Penjelasan Pekerjaan. j. Setelah Rapat Pemberian Penjelasan Pekerjaan, para peserta lelang diharuskan sudah memahami isi dokumen lelang. Bila ada keraguan suatu yang tidak jelas mengenai arti dari isi dokumen lelang maka peserta lelang dapat menanyakan kepada Panitia Lelang atau peserta mengajukan keraguannya tersebut untuk mendapatkan penjelasan dalam Rapat Penjelasan Pekerjaan secara langsung. k. Setiap penjelasan pertanyaan dari peserta lelang yang dilakukan setelah Rapat Penjelasan Pekerjaan bersifat tidak mengikat dan tidak akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
Pasal I .10 DAFTAR PEKERJAAN
a. Daftar Pekerjaan (Item of Work) yang dibuat oleh Perencana adalah bersifat tidak mutlak dalam arti Pemborong/Kontraktor harus menghitung kembali berdasarkan keyakinannya sendiri. b. Harga satuan yang dirujukkan pada Daftar Pekerjaan (Item of Work), yang diajukan oleh Pemborong/Kontraktor, merupakan bagian yang mengikat dari Kontrak Pemborongan.
Perpustakaan Unika
c. Harga Satuan akan dipergunakan sebagai dasar dalam menghitung biaya pekerjaan tambah dan kurang, sekiranya ada instruksi perubahan. d. Setiap harga satuan pekerjaan sudah termasuk harga bahan, upah perlengkapan, pengangkutan, resiko, pajak, biaya materai, biaya-biaya umum, biaya-biaya kewajiban umum kepada pemerintah yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut (bila ada) segala biaya akibat royalti atau hak paten dan tidak termasuk overhead, keuntungan, PPN, mobilisasi/demobilitasi serta bagian-bagian biaya yang lain, yang secara khusus ditetapkan secara terpisah dalam perincian penawaran. e. Kesalahan perhitungan dalam perincian Penawaran, baik yang disebabkan oleh kelalaian, kesalahan arithmatis (arithmatical error) sepenuhnya menjadi tanggung jawab peserta lelang, kesalahan perhitungan bukan merupakan dasar untuk merubah harga penawaran dalam surat penawaran, tetapi dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan mengenai kemampuan dari peserta lelang yang bersangkutan.
Pasal I .11 JAMINAN PENAWARAN PEKERJAAN
a. Peserta Lelang wajib menyerahkan Jaminan Penawaran sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) dalam bentuk uang tunai.
Perpustakaan Unika
b. Jaminan Penawaran sudah harus diterima Ketua Panitia Pembangunan pada waktu yang ditetapkan yaitu: Hari
: Rabu
Tanggal
: 2 Mei 2007
Waktu
: Pk. 12.00 WIB
Tempat
: Gedung Sekretariat Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi Jl. Sam Ratulangi 345 Manado
c. Jaminan Penawaran akan dikembalikan kepada calon Pemborong/Kontraktor maupun Pemborong/Kontraktor pemenang setelah proses lelang berakhir atau selama-lamanya 1 (Satu) bulan setelah pemasukan surat penawaran.
Pasal I .12 SURAT PENAWARAN PEKERJAAN
a. Surat Penawaran Pekerjaan dan Lampiran-lampirannya diserahkan ke Pemimipin Proyek pada waktu yang ditetapkan yaitu: Hari
: Rabu
Tanggal
: 2 Mei 2007
Waktu
: Pk. 12.00 WIB
Tempat
: Gedung Sekretariat Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi Jl. Sam Ratulangi 345 Manado
b. Ketentuan-ketentuan mengenai Surat Penawaran dan Lampiran-lampirannya adalah sebagai berikut:
Perpustakaan Unika
1. surat Penawaran dibuat dalam rangkap 2 (Dua) dalam format A4. 2. surat Penawaran diberi materai Rp.6.000,- (Enam Ribu rupiah), ditanda tangani serta dicamtumkan tanggal penawaran di atas meterai tersebut. 3. surat penawaran dibuat rangkap 2 (Dua), termasuk 1 (Satu) Eksemplar Asli, dan dimasukkan didalam sampul bersama-sama dengan lampiranlampiran sebagai berikut: 1)
rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
2)
daftar Volume dan Harga Satuan Pekerjaan
3)
daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan
4)
daftar Harga Satuan Bahan dan Upah
5)
salinan Brosur atau foto Produk untuk bahan-bahan alumunium, plafon, lampu-lampu khusus, bahan asesoris kusen dan daun pintu/jendela, keran-keran serta bahan-bahan pabrikasi lainnya.
c. surat penawaran Pekerjaan dan lampiran-lampirannya harus ditanda tangani oleh Pemimpin Perusahaan yang bersangkutan. d. surat penawaran dan lampiran-lampirannya harus dimasukkan di dalam sampul tertutup dibubuhi nama pekerjaan (disebelah kiri) atas dan alamat proyek ditujukan kepada: PANITIA LELANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG STIKES SAM RATULANGI YAYASAN KESEHATAN SAM RATULANGI JL. SAM RATULANGI 345 MANADO
Perpustakaan Unika
e. Sampul surat penawaran coklat ukuran A4. f. Surat Penawaran dinyatakan tidah syah bila: 1. Besarnya jumlah penawaran dengan angka / dengan huruf tidak jelas dibaca. 2. Peminjaman/duplikasi atas format dan harga penawaran rekanan Pemborong/Kontraktor lain yang ikut menawar juga. 3. Harga-harga yang tercantum dalam angka tidak sesuai dengan yang tercantum dalam huruf. 4. Terdapat permintaan lain yang menyimpang dari syarat-syarat yang telah ditentukan. 5. Tidak mengikuti keseluruhan proses anwijzing dan pelelangan sesuai pasal-pasal yang ditentukan dalam R.KS ini. g. Total Harga penawaran mengikat sebagai Harga Kontrak untuk pelaksanaan Pekerjaan
Pasal I .13 RINCIAN PENAWARAN DAN HARGA SATUAN
a. Penawar harus membuat perincian penawarannya untuk setiap bagian pekerjaan dalam daftar uraian pekerjaan sesuai, dengan Daftar Pekerjaan (Item Of Work) dan kemudian memindahkan jumlah bagian pekerjaan tersebut ke Rekapitulasi Penawaran
Perpustakaan Unika
b. Sifat Penawaran dan Kontrak Pekerjaan adalah Lumpsum , dengan Nilai "Fixed Cost" (Harga Tetap) sehingga apabila penawar tidak memberi harga pada salah satu pos pekerjaan, maka dianggap bahwa bagian tersebut sudah termasuk dalam harga pos pekerjaan yang lain dengan konsekuensi bahwa Kontraktor harus tetap melaksanakan pos pekerjaan tersebut tanpa biaya tambahan apapun. c. Bila terdapat pos pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar uraian pekerjaan yang disebabkan oleh pemberi tugas maka penawar harus menganggap bahwa pos pekerjaan tersebut sudah termasuk pada pos pekerjaan lain dan agar diuraikan secara jelas dalam analisa harga satuan pekerjaan yang dimaksud. d. Volume pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Pekerjaan (Item Of Work) adalah mengikat harga dalam mengajukan penawaran dan mengukur prosentase kemajuan pekerjaan selama pelaksanaan kosntruksi, sedangkan pelaksanaan pekerjaan tetap sesuai dengan gambar, RKS dan Risalah Penjelasan Pekerjaan. e. Dalam penawarannya, penawar harus mengajukan merk/jenis/type barang dan bahan bangunan yang akan digunakan pada pekerjaan ini lengkap dengan spesifikasi yang jelas merk/jenis/type asal barang tersebut bersifat mengikat dalam pelaksanaan. f. Harga penawaran harus dicantumkan dalam formulir surat penawaran dalam rupiah dari jumlah dibulatkan kebawah dalam ribuan.
Perpustakaan Unika
g. Harga penawaran bersifat lumpsum (kontrak borongan) meliputi nilai semua pekerjaan yang tercantum dalam spesifikasi gambar dan semua isi dokumen lelang, dan tidak boleh ada anggapan bahwa pokok pekerjaan yang ada dalam dokumen lelang yang tidak tercantum dalam perincian pekerjaan tidak merupakan bagian dari Kontrak. h. Harga penawaran dan segala biaya dan harga lain-lain yang dicantumkan adalah tetap tidak berubah karena pengaruh kenaikan harga yang terjadi. i. Harga penawaran harus sudah termasuk biaya pemeriksaan dan pengujian dan beaya ijin lainnya yang pengurusannya dilakukan oleh Kontraktor yang menang serta pajak-pajak yang harus dibayar menurut ketentuan yang berlaku.
Pasal 1.14 PEMBUKAAN PENAWARAN
a. Pembukaan sampul disaksikan oleh Panitia, Perencana, Pengawas dan calon Pemborong/Kontraktor dan dilaksanakan pada: Hari
: Rabu
Tanggal
: 9 Mei 2007
Waktu
: Pk.09.00 WIB
Tempat
: Gedung Sekretariat Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi Jl. Sam Ratulangi 345 Manado
b. Atas pembukaan sampul dan penetapan sah/ tidaknya surat penawaran, hargaharga penawaran dan lain-lain peristiwa pada penyeleggaraan pelelangan dibuat Berita Acara pembukaan surat penawaran.
Perpustakaan Unika
c. Keputusan sah / tidaknya suatu penawaran berada di tangan Pemberi Tugas dan tidak dapat diganggu gugat. d. Penetapan pemenang dilakukan oleh Pemberi Tugas atas saran para Konsultan berdasarkan hal-hal tersebut dibawah ini : 1. penawaran memenuhi syarat-syarat administratif dan dinyatakan sah, 2. penawar secara teknis dapat dipertanggung jawabkan, 3. perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggung jawabkan dengan ketentuan bahwa penunjukan Kontraktor tidak terikat pada penawar yang terendah. e. Keputusan rekanan yang akan dinegosiasi dan/atau yang ditetapkan sebagai pemenang sepenuhnya ada pada pihak PEMILIK/PEMBERI TUGAS dan tidak dapat diganggu gugat. f. Keputusan diterima Penawaran Harga Pekerjaan akan diberitahukan secara resmi melalui surat. g. Atas
segala
keputusan
yang
diambil
oleh
Pemberi
Tugas,
calon
Rekanan/Rekanan Kontraktor tidak dapat mengajukan sanggahan.
Pasal 1.15 PENAWARAN HARGA PEKERJAAN
a. Penawaran Harga Pekerjaan yang diminta adalah sesuai yang dimasukkan dalam R.K.S dan Gambar-gambar Kerja seluruhnya.
Perpustakaan Unika
b. Di dalam penawaran tersebut tidak akan ada perhitungan kembali atas jumlah satuan maupun terhadap fluktuasi besarnya upah dan harga. c. Lampiran-lampiran harga satuan, daftar harga bahan dan upah serta analisa harga satuan dari jenis-jenis pekerjaan tersebut akan digunakan pula untuk perhitungan pekerjaan tambah/kurang, sesuai ketentuan yang akan disepakati bersama antara Pemborong/Kontraktor Pemenang dan Ketua Panitia Pembangunan.
Pasal 1.16 KETETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
a. Pemborong/Kontraktor bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam RKS dan gambar-gambar serta perubahan-perubahan hasil keputusan dalam berita acara penjelasan tambahan atau lelang meeting. b. Pemborong/Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan /bagian-bagiannya dan segera memberitahu Direksi tentang setiap perbedaan yang ditemukan dalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan. Pemborong/Kontraktor diijinkan membetulkan kesalahankesalahan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan. c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan. Di dalam hal apapun menjadi tanggung jawab Pemborong/Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.
Perpustakaan Unika
d. Jika dalam pelaksanaan diadakan perubahan-perubahan maka perubahan tersebut harus dibuat oleh perencana berupa gambar revisi. Gambar revisi tersebut
harus
sepengetahuan
dan
disetujui
oleh
Ketua
Panitia
Pembangunan/Direksi.
Pasal I.17 PENJAGAAN
a. Pemborong/Kontraktor diwajibkan mengadakan penjagaan yang baik demi keamanan terus menerus selama berlangsungnya pekerjaan pembangunan seluruh
daerah
pembangunan
yaitu
yang
meliputi
bangunan
yang
diselenggarakan, kantor Direksi, los kerja, gudang bahan dan lain-lainnya. b. Untuk mendatangkan bahan ke tempat pekerjaan Pemborong/Kontraktor, jika terjadi jalan masuk yang dilalui kendaraan proyek menjadi rusak, Pemborong/Kontraktor wajib memperbaiki kembali seperti semula.
Pasal I.18 PENERANGAN DAN AIR KERJA
a. Sumber penerangan harus disediakan sendiri oleh Pemborong/Kontraktor. b. Air kerja disediakan sendiri oleh Pemborong/Kontraktor.
Perpustakaan Unika
Pasal I.19 KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
a. Selama berlangsungnya pembangunan keadaan halaman, dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib. b. Hal-hal yang tidak diperkenankan, yaitu: 1. buruh menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin Pemberi Tugas, 2. memasak di tempat pekerjaan, kecuali dengan ijin Pemberi Tugas.
Pasal I.20 KECELAKAAN DAN PETI PEMBALUT
a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini maka Pemborong/Kontraktor diwajibkan mengambil segala tindakan guna kepentingan dari si korban. b. Pemborong/Kontraktor diwajibkan memenuhi peraturan-peraturan hukum mengenai perawatan dan tunjangan bagi si korban/keluarga. c. Pemborong/Kontraktor bertanggung jawab atas kecelakaan yang ditimbulkan yang menimpa baik para karyawan dari Pemborong/Kontraktor sendiri maupun orang lain yang berada di lapangan pembangunan dan disekitarnya. d. Peti pembalut dengan isinya yang selalu lengkap berada ditempat pekerjaan.
Perpustakaan Unika
Pasal I.21 PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN
a. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum digunakan harus mendapat persetujuan Perencana/Pengawas. b. Semua bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh Perencana/Pengawas tidak dapat dipakai harus segera disingkirkan jauh dari tempat pekerjaan selamalamanya dalam 24 (dua puluh empat) jam dan hal ini menjadi tanggung jawab Pemborong/Kontraktor. c. Bilamana Pemborong/Kontraktor melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan yang telah ditolak, maka direksi berhak menyuruh membongkar dan harus diganti dengan bahan bahan yang memenuhi syarat atas tanggungan Pemborong/Kontraktor. d. Bilamana Perencana/Pengawas sangsi akan mutu/kualitas bahan bangunan yang digunakan, Perencana/Pengawas berhak meminta diperiksakan ke laboratorium bahan bangunan yang akan ditentukan kemudian atas biaya Pemborong/Kontraktor.
Pasal I.22 KENAIKAN HARGA (FORCE MAJEURE)
a. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa Pemborong/Kontraktor tidak dapat mengajukan klaim kepada Pemberi Tugas.
Perpustakaan Unika
b. Semua kerugian akibat Force Majeure berupa bencana alam antara lain: gempa bumi angin topan, hujan lebat, pemberontakan perang dan lain-lainnya, serta kejadian lain yang dapat dibenarkan sebagai Force Majeure oleh pemeritah bukan menjadi tanggung jawab Pemborong/Kontraktor. c. Apabila
terjadi
Force
Majeure
pihak
Pemborong/Kontraktor
harus
memberitahukan kepada Ketua Panitia Pembangunan / Direksi secara tertulis paling lambat sehari setelah kejadian tersebut demikian pula setelah Force Majeure berakhir.
Pasal I.23 TEMPAT PENGADILAN
a. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hal-hal pembangunan, maka akan diselesaikan dengan cara musyawarah. b. Bilamana dengan cara musyawarah belum juga diperoleh kata sepakat, maka persoalan tersebut akan diselesaikan oleh Panitia Arbitrase yang lainya berlaku dalam dunia pembangunan. c. Jika hal ini pun tidak mendapatkan hasil, maka penyelesaian akhir terletak pada keputusan Pengadilan.
Dalam hal ini kedua belah pihak memilih
domisili yang tetap dan tidak berubah pada Pengadilan Negeri Semarang atau kedua belah pihak terikat oleh keputusan tersebut.
Perpustakaan Unika
BAGIAN II SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
Pasal II.01 LAPORAN-LAPORAN KEMAJUAN PROYEK
a. Pengawas Lapangan dibantu Pemborong/Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan berupa “Laporan Harian” yang memberikan gambaran dan catatan yang singkat dan jelas mengenai: 1. taraf berlangsungnya pekerjaan, 2. catatan dan perintah Direksi dan Direksi Lapangan yang telah disampaikan tertulis maupun lisan, 3. hal mengenai bahan-bahan (yang masuk, yang dipakai maupun yang ditolak). 4. keadaan cuaca, 5. hal mengenai buruh/pekerja dan sebagainya, 6. pekerjaan tambah/kurang, 7. lain-lain yang dianggap perlu. b. Berdasarkan laporan harian, setiap minggu oleh Pengawas dan dibantu oleh Pemborong/Kontraktor dibuat “Laporan Mingguan” yang disampaikan langsung kepada Pemberi Tugas. c. Dengan tidak mengurangi tanggung jawab perencanaan, bilamana ditemukan hal-hal yang tidak sesuai dan tidak serasi di dalam pelaksanaan pekerjaan,
Perpustakaan Unika
Pemborong/Kontraktor harus melapor dan memberi saran secara tertulis kepada Direksi. Pasal II.02 PENGAWASAN
a. Pada setiap saat Tim Pengawas maupun petugasnya harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan, pengolahan, maupun sumber-sumbernya. b. Bagian-bagian yang telah dilaksanakan tetapi belum mendapat ijin dari Tim Pengawas adalah menjadi Tanggung jawab Pemborong/Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan. c. Jika diperlukan pengawasan oleh Tim pengawas karena bekerja lembur, maka segala biaya untuk itu menjadi beban Pemborong/Kontraktor.
Pasal II.03 KOORDINATOR STAF DAN PELAKSANA
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan Pemborong/Kontraktor harus mengusahakan secara terus menerus pelaksana yang terampil dan ahli memenuhi syarat sesuai dengan yang tersebut dalam lampiran surat penawarannya, dan dipimpin oleh penanggungjawab (Site Manager)
Perpustakaan Unika
b. Penanggung jawab lapangan harus seorang berpengalaman serta harus selalu ada di lapangan dan bertindak mewakili Perusahaan Pemborong/Kontraktor di lapangan untuk menerima segala instruksi dari Pemberi Tugas dan dapat memberikan keputusan-keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh di lapangan. Semua keputusan dan tindakannya oleh Pemberi Tugas dianggap sebagai Keputusan dan tindakan Perusahaan Pemborong/Kontraktor. c. Pemberi Tugas berhak menolak atau meminta ganti petugas/pelaksana Pemborong/Kontraktor bilamana staf tersebut dianggap tidak mampu dan kurang berpengalaman atau hal- hal lain yang dapat menyebabkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
Pasal II.04 JAMINAN PELAKSANAAN
a. Pemborong/Kontraktor pemenang lelang wajib menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebesar 5 % dari nilai Kontrak. b. Jaminan Pelaksanaan adalah berupa Uang Tunai yang akan disimpan oleh Ketua Panitia Pembangunan di bank tertentu, dengan mengembalikan bunganya kepada Pemborong/Kontraktor pemenang lelang selama uang tersebut dijaminkan. c. Surat Perintah Kerja Pemborong/Kontraktor baru dapat diberikan setelah Jaminan Pelaksanaan diterima oleh Ketua Panitia Pembangunan.
Perpustakaan Unika
Pasal II.05 TAHAPAN PEMBAYARAN
a. Sistem pembayaran akan dilaksanakan dan diatur berdasarkan prestasi bobot pekerjaan yang telah diselesaikan. Dalam hal ini akan dilakukan pengecekan bersama-sama Pemberi Tugas dan Pengawas sebagian berikut: a. ANGSURAN I (PERTAMA) Dibayar 25 % bila pekerjaan sudah selesai 25 %.
c. ANGSURAN II (KEDUA) Dibayar 25 % bilamana pekerjaan sudah selesai 50 %. d. ANGSURAN III (KETIGA) Dibayar 15 % bilamana pekerjaan sudah selesai 85%. e. ANGSURAN IV (KEEMPAT) Dibayar 10 % bilamana pekerjaan sudah selesai 100% dan seluruh pekerjaan sudah diserahkan untuk pertama kalinya. f. ANGSURAN V (KELIMA) Dibayar 5% bila batas waktu pemeliharaan telah berakhir dan sudah diserahkan untuk kedua kalinya. b. Prosentasi pekerjaan adalah berdasarkan jumlah volume pekerjaan yang telah diselesaikan dan tidak termasuk jumlah harga bahan yang telah didatangkan ke lokasi.
Perpustakaan Unika
c. Permohonan Pembayaran Angsuran dilakukan oleh Pemborong/Kontraktor dengan surat permohonan yang dilengkapi dengan Laporan Kemajuan Prestasi Pekerjaan dan Kuitansi Rangkap 2(Dua).
Pasal II.06 PENUNDAAN PEMBAYARAN
a. Pembayaran angsuran akan ditangguhkan bilamana: 1. terdapat kesalahan dalam pelaksanaan, hasil yang kurang memuaskan, kerusakan-kerusakan yang tidak/belum diperbaiki, 2. belum memenuhi ketentuan administrasi, seperti Laporan Kemajuan Prestasi Pekerjaan, 3. pemborong/Kontraktor tidak beritikad untuk mengembangkan kerjasama yang baik dengan pihak-pihak terkait. b. Bilamana hal-hal tersebut di atas sudah diselesaikan, maka pembayaran angsuran dapat dilakukan.
Pasal II.07 DOKUMEN KONTRAK PEMBORONG/KONTRAKTOR
a. Dokumen Kontrak Pemborong/Kontraktor sekurang-kurangnya harus memuat: 1. Surat Perintah Kerja (SPK), 2. Surat-surat Penawaran berserta lampiran-lampirannya,
Perpustakaan Unika
3. Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran, 4. Keputusan Penetapan Pemenang Pelelangan, 5. Rencana Kerja dan syarat-syarat (R K S) 6. gambar-gambar, 7. Risalah Penjelasan (Berita Acara Anwijzing). b. Semua ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. c. Pembuatan Dokumen Kontrak Pemborong/Kontraktor menjadi tanggung jawab Pemborong/Kontraktor. d. Kontrak Pemborong/Kontraktor dibuat rangkap 2 (Dua).
Pasal II.08 JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN
a. Jangka waktu maksimal yang diberikan kepada Pemborong/Kontraktor untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang dimaksud dalam RKS adalah 240 hari kalender terhitung sejak SPK dikeluarkan. b. Bila
terdapat
keterlambatan
dalam
pelaksanaan
ini,
maka
Pemborong/Kontraktor dapat mengajukan permohonan pengunduran waktu pelaksanaan kepada Pemberi Tugas. c. Permohonan tersebut harus sudah disampaikan pada Pemberi Tugas sekurangkurangnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan berakhir dengan menyebutkan alasan-alasannya.
Perpustakaan Unika
d. Pemberi Tugas dapat menolak permohonan tersebut bilamana alasan yang diajukan tidak dapat diterima. e. Bila terjadi pemakaian oleh Pemberi Tugas pada masa pemeliharaan, maka kerusakaan akibat pemakaian akan menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas.
Pasal II.09 PERMULAAN PEKERJAAN
a. Selambat-lambatnya
7
(tujuh)
hari
setelah
SPK
diterima
oleh
Pemborong/Kontraktor, maka Pemborong/Kontraktor harus sudah mulai pekerjaan dalam arti kata yang nyata. b. Tidak
lebih
dari
7
(tujuh)
hari
setelah
dikeluarkannya
SPK
Pemborong/Kontraktor harus menyerahkan kepada pengawas untuk disetujui suatu program kerja yang menunjukkan prosedur dan metode yang diusulkan untuk melaksanakan pekerjaan dan tata cara melaksanakan pekerjaan, pengaturan/penggunaan alat-alat pelaksanaan dan pekerjaan sementara yang diperlukan. Pasal II.10 PENYERAHAN PEKERJAAN
a. Penyerahan pertama harus dilakukan selambat-lambat pada tanggal yang telah ditetapkan dalam Surat Perjanjian Pemborong/Kontraktor. b. Syarat administrasi penyerahan pekerjaan oleh Pemborong/Kontraktor adalah:
Perpustakaan Unika
1. berita acara penyerahan I pekerjaan fisik selesai 100 %, 2. berita acara pekerjaan tambah kurang, 3. penyerahkan kunci-kunci pintu, 4. cadangan material genting sebanyak 1 %. c. Perpanjang waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasan-alasan tersebut sesuai dengan alasan-alasan yang diperkenankan dan tertulis didalam KRS d. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Pemberi Tugas selambatnya-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang dimaksud, di mana Pengawas Lapangan mengadakan pemeriksaan seksama atas hasil keseluruhan.. Hasil pemeriksaan ini akan disampaikan kepada Pemborong/Kontraktor. e. Sebelum penyerahan pertama, pemeriksaan dapat diadakan terlebih dahulu satu kali. Pada saat-saat pemeriksaan maupun penyerahan dibuatkan berita acara. f. Keadaan
yang
dapat
digunakan
sebagai
alasan
untuk
mengajukan
perpanjangan waktu penyelesaian/pengunduran waktu penyerahan adalah keadaan-keadaan force majeure yang berlangsung mempengaruhi jalannya pekerjaan. g. Keadaan force majeure yang dimaksud dalam ayat “f” adalah: 1. gempa Bumi, 2. banjir, 3. hujan lebat terus-menerus sepanjang hari, 4. kebakaran,
Perpustakaan Unika
5. demontrasi dan Pemogokan, 6. pemberontakan perang, dan 7. keadaan-keadaan lain yang menurut pertimbangan Direksi Lapangan dapat diterima.
Pasal II.11 KESELAMATAN DAN PERPANJANGAN WAKTU
a. Kelalaian Pemborong/Kontraktor dan/atau Sub Kontraktor melaksanakan pekerjaan, pekerjaan tambahan memperbaiki kerusakan yang diakibatkan oleh masalah Pemborong/Kontraktor tidak akan diluluskan dalam permintaan perpanjangan waktu. b. Untuk keterlambatan akibat tindakkan Pemberi Tugas/Direksi Lapangan, keadaan force majeure dapat diadakan perpanjangan waktu setelah dinilai dengan
seksama
oleh
Direksi
yaitu
atas
permintaan
tertulis
dari
Pemborong/Kontraktor. c. Permohonan perpanjangan waktu tersebut harus diajukan secara tertulis oleh Pemborong/Kontraktor selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum serah terima pertama. d. Pada peristiwa dihentikan sementara suatu bagian/keseluruhan pekerjaan oleh Direksi
akibat
perpanjangan watu.
kelalaian
Pemborong/Kontraktor
tidak
diadakan
Perpustakaan Unika
e. Semua biaya Direksi dan Pengawasan Lapangan yang diakibatkan oleh kelambatan pekerjaan termasuk biaya lembur terus menerus (diatas jam 16.00 WIB) ditanggung oleh Pemborong/Kontraktor diserahkan kepada pemberi tugas sebagai ganti.
Pasal II.12 JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMBORONG/KONTRAKTOR
a. Selama jangka waktu pemeliharaan yaitu selama 45 bulan terhitung mulai tanggal penyerahan pertama, Pemborong/Kontraktor wajib menyelesaikan semua kekurangan-kekurangan/cacat-cacat akibat pelaksanaan maupun bahanbahan yang kurang baik atas teguran pertama dari Direksi. b. Bilamana Pemborong/Kontraktor dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Teguran tersebut tidak melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud maka Direksi berhak untuk menunjukkan pihak lain guna melaksanakan pekerjaan tersebut atas biaya Pemborong/Kontraktor. c. Setelah jangka waktu pemeliharaan ini lampau dan keadaan bangunan telah memuaskan
oleh
Direksi
Pemborong/Kontraktor.
akan
dinyatakan
secara
tertulis
kepada
Perpustakaan Unika
Pasal II.13 DENDA
a. Bilamana jangka waktu penyerahan pertama dilampaui maka kepada Pemborong/Kontraktor akan dikenakan denda sebesar 1 ‰ (satu perseribu) untuk setiap hari kelambatan sampai jumlah 5% (lima persen) dari biaya bangunan keseluruhannya. b. Setiap kelalaian dalam menepati peraturan-peraturan dalam R.K.S, maka Pemborong/Kontraktor akan diberi teguran-teguran dan perintah-perintah baik lisan maupun tertulis. c. Bilamana kelalaian tetap saja dilakukan, setelah Pemborong/Kontraktor diberi peringatan tertulis maupun lisan oleh Direksi Lapangan untuk kedua kalinya dan tidak dipatuhi, maka kepadanya akan diberikan peringatan ketiga dan seterusnya, yang diikuti dengan Denda Kelalaian sebesar 2‰ (dua perseribu) untuk setiap peringatan dengan jarak waktu minimal antara satu peringatan dengan peringatan lainnya adalah 2 x 24 jam. d. Kejadian-kejadian ini akan dicatat dalam laporan-laporan harian dan mingguan.
Pasal II.14 PEKERJAAN TAMBAH KURANG
Perpustakaan Unika
a. Pelaksanaan pekerjaan tambah kurang baru dapat dilaksanakan oleh Pemborong/Kontraktor setelah diketahui dari Direksi Lapangan. b. Pelaksanaan Pekerjaan tambahan kurang harus ada pengajuan secara tertulis dari Direksi dan disetujui oleh Pemberi tugas. c. Sebagai
syarat
untuk
mendapatkan
ijin
tertulis
dari
Direksi,
Pemborong/Kontraktor diwajibkan untuk segera memberitahukan biaya yang dimintanya untuk melaksanakan pekerjaan tambah yang diperintahkan kepadanya. d. Perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang berdasarkan atas Daftar Harga Satuan, Daftar Upah dan Bahan yang dilampirkan Pemborong/Kontraktor dalam surat penawarannya, kecuali jika sebelum Pekerjaan Tambah Kurang tersebut dimulai Pemborong/Kontraktor mengajukan keberatan dan minta dasar perhitungan yang lain. c. Tidak ada perhitungan kembali atas jumlah satuan yang dihitung Pemborong/Kontraktor dalam surat penawaran dan lampiran-lampirannya, dengan demikian perhitungan pekerjaan tambah kurang ialah bagian pekerjaan / suatu pekerjaan diluar yang dimaksud didalam R.K.S dan gambar kerja. d. Perhitungan Pembayaran/Pemotongan Pekerjaan Tambah Kurang dilakukan pada pembayaran angsuran berikutnya.
Pasal II.15 DOKUMENTASI
Perpustakaan Unika
a. Sebelum pekerjaan dimulai keadaan lapangan/tempat pekerjaan masih 0% (nol persen) supaya diadakan pemotretan di tempat-tempat yang dianggap penting menurut pertimbangan Direksi dengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 (empat) lembar berwarna dari empat arah. b. Setiap permintaan pembayaran angsuran dan penyerahan pertama harus diadakan pemotretan yang menunjukan prestasi pekerjaan minimum 5 (lima) jurusan, masing-masing menurut pengajuan angsuran dengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 1 set. c. R.K.S dan gambar kerja tetap menjadi milik Pemborong/Kontraktor.
Pasal II.16 PENCABUTAN PEKERJAAN
a. Ketua Panitia Pembangunan berhak membatalkan/ mencabut pekerjaan dari tangan Pemborong/Kontraktor, apabila ternyata pihak Pemborong/Kontraktor telah menyerahkan pekerjaan seluruhnya/ sebagian pekerjaan kepada Pemborong/Kontraktor lain semata-mata hanya mencari keuntungan saja dari pekerjaan tersebut. b. Pada pencabutan pekerjaan, Pemborong/Kontraktor dibayar hanya pekerjaan yang telah diperiksa serta disetujui oleh Ketua Panitia Pembangunan/Direksi, sedangkan harga-harga bahan bangunan yang ada di tempat menjadi resiko Pemborong/Kontraktor.
Perpustakaan Unika
c. Meskipun sebagian dari pekerjaan tersebut telah diserahkan kepada Pemborong/Kontraktor lain, seluruh pekerjaan masih tetap menjadi tanggung jawabutama Pemborong/Kontraktor (hoofdaanemer) semula. d. Penyerahan bagian-bagian/seluruh pekerjaan kepada Pemborong/Kontraktor lain (order aanemer) tanpa ijin tertulis dari Ketua Panitia Pembangunan tidak diijikan. e. Ketua Panitia Pembangunan berhak membatalkan/memcabut pekerjaan dari tangan Pemborong/Kontraktor apabila: 1. Dalam satu bulan terhitung tanggal S P K tidak melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang telah diatur. 2. Dalam satu bulan penuh Pemborong/Kontraktor tidak melanjutkan pekerjaan yang telah dilaksanakan. 3. Melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. f. Jika terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh pihak Ketua Panitia Pembangunan, maka: 1. Pihak Ketua Panitia Pembangunan (pihak pertama) dapat menunjuk Pemborong/Kontraktor lain atas kehendak dan berdasarkan pilihnya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. 2. Pemborong/Kontraktor (pihak kedua) harus menyerahkan kepada pihak pertama segala arsip, gambar-gambar serta keterangan lain yang ada hubungannya dengan perjanjian ini.
Perpustakaan Unika
3. Pemborong/Kontraktor (pihak kedua) harus membuat Berita Acara perhitungan prestasti hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
Perpustakaan Unika
BAGIAN III SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
PASAL III.01 PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Kontraktor/Pemborong harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa Kantor Administrasi Lapangan, Los Kerja dan Gudang. 2. Kontraktor/Pemborong harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa mengganggu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan lain. 3. Tanda tetap itu dibuat dari beton 20 x 20 x 150 cm, sebanyak 2 buah diujungujung bangunan yang tempatnya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas Lapangan dan harus dijaga serta dipelihara selama waktu pelaksanaan hingga pekerjaan selesai seluruhnya untuk penyerahan pertama. 4. Sebagai ukuran dasar ± 0,00 (Peil lantai dasar/lantai 1 (satu) atau peil (data)). 5. Untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan harus dibuat papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) yang harus dibuat dari bahan kayu meranti tebal minimum 3 cm dengan permukaan atasnya diserut sipat dasar (Waterpass).
Perpustakaan Unika
6. Kontraktor/Pemborong harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
PASAL III.02 PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan Termasuk di dalam kegiatan ini adalah penggalian galian pondasi, sloof, sesuai dengan gambar rencana. Penggalian material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan serta menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti dicantumkan dalam syarat-syaratnya. Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin merintangi jalannya pekerjaan, 2. melindungi benda-benda berharga yang berada dilapangan dan bendabenda berfaedah lainnya, 3. pengeringan dan pengontrolan drainase, 4. penggalian dan penimbunan (untuk penimbunan dengan tanah sirtu), 5. pemadatan, dengan dibuktikan tes Standard Proctor dilaboratorium, 6. pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing, 7. menyediakan material-material pengisi yang baik.
Perpustakaan Unika
2. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Pemeriksaan lapangan Kontraktor/Pemborong
harus
mengadakan
pemeriksaan
dan
pengecekkan langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang yang nantinya mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan. b. Penggalian dan pembersihan 1. Seluruh rintangan yang ada dalam lapangan yang akan merintangi pekerjaan harus disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang mungkin akan ditentukan kemudian untuk dibiarkan tetap. Perlindungan harus diberikan kepada hal-hal yang seperti itu. 2. Pelaksanaan penggalian pondasi baru bisa dimulai setelah as-as ditetapkan secara cermat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan. 3. Apabila selama pelaksanaan penggalian terjadi kelongsoran tebing, Kontraktor/Pemborong harus mencegahnya misalnya dengan casing dan lain-lain sehingga pekerjaan tetap lancar. 4. Pelaksanaan pekerjaan penggalian jalur pondasi, sloof haruslah sedemikian rupa sehingga menjamin barang-barang berharga yang mungkin berada di lapangan tidak rusak. 5. Reparasi kerusakan pada barang-barang milik kepentingan umum, di dalam atau di luar lapangan pekerjaan semuanya harus dipikul oleh Kontraktor/Pemborong.
Perpustakaan Unika
6. Pemindahan semua material-material akibat penggalian dan semua benda-benda yang merintangi pekerjaan, harus menurut petunjukpetunjuk Pengawas Lapangan. 7. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput, dan seluruh tumbuh-tumbuhan semacam itu harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun, keluar site.
c. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah 1. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan,
dan
bila
sampai
menderita
kerusakan
harus
direparasi/diganti oleh Pemborong dengan tanggungan biayanya sendiri. 2. Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Pemborong dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Pemborong harus bertangggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tak terganggu. 3. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor/Pemborong,
Kontraktor/Pemborong
harus
segera
menganti kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor/Pemborong.
Perpustakaan Unika
4. Sarana (utilitas) yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak di bawah lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke tempat yang disetujui oleh Pengawas Lapangan atau tanggungan Kontraktor/Pemborong.
d. Pemeriksaan permukaan tanah dan air tanah 1. Daerah di sekitar bangunan-bangunan yang lebih rendah dari lapisan sekelilingnya harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya erosi.
Untuk
itu
Pemborong
harus
mempersiapkan
saluran
pembuangan yang cukup menghindari terjadinya bahan erosi tersebut. 2. Kontraktor/Pemborong diminta untuk mengawasi hal-hal seperti di bawah ini: a. Tidak diperkenankan air tergenang di dalam/sekitar lapangan pekerjaan kontrak ini. b. Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan genangan air. c. Lapisan tanah teratas (Top soil) Dalam daerah lapangan pekerjaan, top soil (lapisan tanah paling atas) harus dikupas sampai kedalaman minimum 20 cm dan digunakan sebagai bahan pengisi untuk daerah lain seperti yang akan ditentuken oleh Pengawas Lapangan. Setelah top soil dikupas, daerah tersebut harus dipadatkan sampai setebal 15 cm sebelum pengisian bahan pengisi dilakukan.
Perpustakaan Unika
e. Bahan pengisi 1. Bahan pengisi harus cukup baik, dan adalah bahan yang disetujui oleh
Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau bahan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah diluar lapangan pekerjaan, dan merupakan bahan kaya akan tanah berbatu kerikil (granular soil). 2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis,
barang-barang bekas/sampah-sampah, dan batu-batu besarnya lebih dari 10 cm serta konsisten terhadap NI-3 (PUBB tahun 1970) pasal 14 ayat 3. f.
Syarat-syarat penimbunan dan backfill 1. Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan Pengawas Lapangan yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu digunakan. Pengawas Lapangan juga akan mempersiapkan tes-tes yang akan diperlukan dan penyelidikan-penyelidikan yang dibutuhkan atas biaya Kontraktor/Pemborong. Kontraktor/Pemborong tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa kehadiran dari Pengawas Lapangan. 2. Kontraktor/Pemborong harus menempatkan bahan penimbun diatas lapisan tanah yang akan ditimbun, dibasahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas atau dipadatkan sampai tercapai kepadatan yang diinginkan. Untuk pemadatan sirtu di bawah pondasi setempat dan plat
Perpustakaan Unika
lajur dengan stamper. Sedangkan untuk pemadatan halaman parkir menggunakan mesin wals 4 sampai 6 ton. 3. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat mencapai 95% dari kepadatan maksimum Modified Proctor. Bila ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan, maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir. 4. Kontraktor/Pemborong
diharuskan
menggunakan
peralatan
pemadatan dengan mesin untuk seluruh pemadatan, atau menggunakan stamper. Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbris, sama sekali tidak diperkenankan. 5. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap lapisan tidak lebih tebal dari 20 cm, dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan. 6. Pembersihan Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhanruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
Perpustakaan Unika
PASAL III.03 PEKERJAAN PONDASI DANGKAL
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi: Pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding, pondasi talud, pagar tembok, saluran, dll. b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor/Pemborong harus mengadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan. b. Kontraktor/Pemborong wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
3. Penggalian a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis pasir (sesuai gambar).
Perpustakaan Unika
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. c. Lebar penggalian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2×10 cm. d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah dengan pengarahan ”Hindarkan Kelongsoran.” e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller hingga mencapai kepadatan 90% Standard Proctor. f.
Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedang lapis tanah yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan 95% atas beban Kontraktor/Pemborong.
4. Pengurugan Kembali a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang. b. Lapis pasir di bawah pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller mencapai kepadatan minimal 90%. c. Pengurugan kembali dengan tanah: 1. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat persetujuan dari Pengawas. 2. Semua bahan-bahan organis, sisa pembongkaran bekisting, puing, sampah-sampah harus disingkirkan.
Perpustakaan Unika
3. Bongkahan-bongkahan tanah harus dipecah menjadi komponenkomponen yang kecil lebih dulu. 4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (maks. 30 cm per lapis) dengan stamper atau vibro roller dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga mendapatkan kepadatan minimal 90%.
5. Pelaksanaan Pondasi a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lubang pondasi kering. b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan beton dan gambar pondasi. c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi. d. Ketentuan mengenai pekerjaan pondasi batu kali lihat ketentuan pasangan batu kali, dengan catatan: 1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut. 2. Batu kali disusun satu per satu dengan penyangga mortar. e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar arsitek dan ME. Jika ada kelainan atau ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana.
Perpustakaan Unika
6. Pondasi Pasangan Batu Kali a. Kegiatan pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan pada pekerjaan struktur dinding bata dalam bangunan, bak-bak bunga dan lain-lain sesuai gambar rencana. b. Bahan-bahan yang digunakan: 1. Batu kali dan pasir harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa yang disetujui Pengawas Lapangan/Perencana dan Owner. 2. Semen sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia: NI 8 – 1972. 3. Air yang dipakai harus bersih dan tawar.
c. Syarat pelaksanaan 1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana. 2. Adukan mempunyai komposisi minimal 1Pc : 5Pasir dan diberapen dengan adukan yang sama.
PASAL III.04 PEKERJAAN SUB STRUKTUR (PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH)
1. Lingkup Pekerjaan a. termasuk dalam pekerjaan ini ialah: Pekerjaan pondasi minipile.
Perpustakaan Unika
b. pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambargambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Galian Tanah Pondasi a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum di dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, akar pohonpohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat. b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dan lain-lainnya yang masih digunakan maka secepatnya memberitahukan
kepada
Pengawas
atau
penguasa/instansi
yang
berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. c. Kontraktor/Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala kerusakankerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi. d. Kontraktor/Pemborong harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan
Perpustakaan Unika
kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik. e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis, sambil disiram air secukupnya, dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.
3. Lantai Kerja Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan dasar dari beton (plain concrete 1 : 3 : 5) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Di bawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari 20 cm atau sesuai gambar.
4. Kualitas Beton a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan fc’ = 22,5 MPa untuk foot plate menurut SK SNI 03-2847-2002 dan sebagai tulangan adalah besi dengan fy = 240 MPa untuk besi diameter ≤ 12 dan fy = 390 MPa untuk besi diameter 16 keatas. b. Beton yang digunakan harus dites mutunya dari benda uji dengan persyaratan sesuai dengan SNI 03-2847-2002. c. Besi beton yang digunakan harus dites, sesuai ketentuan.
Perpustakaan Unika
d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
5. Pondasi Mesin-mesin
Pekerjaan ini diselenggarakan oleh Kontraktor/Pemborong Sipil, dengan petunjuk-petunjuk
dari
Pengawas
dan
kerjasama
dengan
Kontraktor/Subkontraktor lainnya. Semua harus mendapat persetujuan Perencana/Pengawas.
6. Pekerjaan sloof
Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton dengan mutu fc’ = 22,5 MPa dan besi beton fy = 240 MPa untuk besi diameter ≤ 1 2 dan fy = 390 MPa untuk besi diameter 16 keatas. Besi-besi harus ditempatkan seperti pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof, tanahnya harus ditimbun dan dipadatkan sampai peil yang diperlukan.
7. Pekerjaan Stek Kolom
Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis: a. besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi, b. besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu sloof dicor sampai batas permukaan atas sloof, c. besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai pekerjaan sloof.
Perpustakaan Unika
8. Pekerjaan Pondasi Foot Plate
a. Umum Peraturan umum yang digunakan adalah Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dan hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI dan peraturan lainnya yang relevan. b. Besi Beton (Steel Reinforcement) 1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat: a. pada SNI 03-2847-2002, b. bebas dari kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebaginya), c. mempunyai penampang yang sama rata, d. disesuaikan dengan gambar-gambar. 2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuanketentuan di atas harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. 3. Besi beton yang digunakan adalah fy = 240 MPa untuk besi diameter ≤ 12 dan fy = 390 MPa untuk besi diameter 16 dengan tegangan leleh minimum 2.400 kg/cm2 dan 3.900 kg/cm2. 4. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi. 5. Kontraktor/Pemborong diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
Perpustakaan Unika
Direksi. Batang percobaan diambil di bawah kesaksian Direksi berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100 cm. 6. Percobaan mutu besi beton dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor/Pemborong. 7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan mendapat persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton satu dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton, diikat dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah. 8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitas, tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari Direksi, dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Beton 1. Umum a. Kekuatan beton untuk pondasi plat dan sloof adalah fc’ = 22,5 MPa menurut SNI 03-2847-2002 dengan deviasi standard sebesar 40 kg/cm2. Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan-bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena terletak didalam tanah. b. Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang
Perpustakaan Unika
ada harus terus menerus dipompa untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari luar. c. Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971 dan SNI 03-2847-2002. d. Panjang
stek
untuk
penyambungan
kolom
atau
untuk
penyambungan batang-batang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50d).
2. Pengecoran beton
a. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. b. Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi, baik mengenai nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya. c. Penggunaan
alat-alat
pengangkut
mesin
haruslah
mendapat
persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke tempat pekerjaan. d. Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras. e. Pengecoran
beton
tidak
dibenarkan
untuk
dimulai
sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas.
Perpustakaan Unika
f. Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk keseluruhan dari seluruh 1 (satu) tiang dan diberi tanda maupun tanggal pengecorannya. g. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat. h. Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak
acuan
maupun
posisi
tulangan.
Kontraktor/Pemborong harus menyediakan vibrator-vibrator untuk menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan. i. Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lainlain harus dihindarkan.
3.
Curing dan perlindungan atas beton a. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. b. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Perpustakaan Unika
c. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan
atas
beton
harus
diperhatikan.
Kontraktor/Pemborong harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini
PASAL III.05 PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS
1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti : Semua ketentuan dalam SNI 03-2847-2002 terutama yang menyangkut pekerjaan beton struktur. 3. Bahan-bahan yang Digunakan a. Semen 1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II menurut NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia.
Perpustakaan Unika
2. Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan. 3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak diperoleh semen dari merk yang telah dipilih dan telah digunakan. 4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah digunakan harus disertai jaminan dari Kontraktor/Pemborong yang dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang digantikannya. 5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
b. Agregates Agregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam SNI 03-2847-2002, terdiri dari: 1. Pasir beton (agregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi 4% berat pasir beton. 2. Koral atau crushed stone (agregat kasar): 1. Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan. 2. Khususnya untuk pekerjaan beton, di luar lapis pembesian yang berat batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.
Perpustakaan Unika
3. Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet) digunakan koral semua split digunakan pecah/ giling mesin.
c. Besi beton Besi beton yang digunakan ialah: besi beton ulir mutu fy = 390 Mpa ex Krakatau Steel/ setara, untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm dan fy = 240 Mpa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya cetificate dari pabrik, juga harus dimintakan certificate dari laboratorium baik pada saat pemasangan secara periodik minimal 2 contoh percobaan tarik (stress strain) dan perlengkapannya untuk setiap 20 ton besi.
d. Admixture Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton merk setara Super Plastet SR (kedap air) dan plastet no.2 untuk beton biasa. Namun sebelumnya Kontraktor/Pemborong diwajibkan mengajukan analisis kimia serta tes, dan juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia. Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik. 4. Tata Cara Pengiriman dan Penyimpanan Bahan a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan jadwal pelaksanaan. b. Penyimpanan semen
Perpustakaan Unika
1. Semen harus didatangkan dan disimpan dalam kantung/zak yang utuh.
Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak. 2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindungi dari
pengaruh cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah. 3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian
yang mulai mengeras, bagaian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen. 4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen
dalam jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas beton yang dihasilkan harus sesuai dengan yang diminta perencana.
c. Penyimpanan besi beton 1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu
sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm). 2. Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing
lainnya. d. Agregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup tepisah dari satu dan lain jenisnya/gradasinya dan di atas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
Perpustakaan Unika
5. Bekisting yang digunakan a. Bekisting yang harus dibuat dari papan kayu kalimantan dengan rangka kayu yang kuat tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja. b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan. c. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan bergeraknya bekesting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan (mortar leakage). d. Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekesting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang bersangkutan. e. Pada bagian terendah pada setiap fase pengecoran dari bekesting kolom atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan. f. Kayu bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran. g. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekesting.
Perpustakaan Unika
h. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau silangan-silangan bekesting menjadi tanggung jawab Kontraktor. i. Pembongkaran Bekisting Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanaan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor/Pemborong,
dan
perhatian
Kontraktor/Pemborong
mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke SNI 03-2847-2002 dalam pasal yang bersangkutan. Pembongkaran harus memberitahu Pemberi Tugas/Arsitek bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor/Pemborong
terlepas
dari tanggung jawabnya.
6. Pemasangan Pipa-pipa Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.
Perpustakaan Unika
7. Kualitas Beton a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah dengan fc’=22,5 MPa. Sedang beton praktis dengan fc’=17,5 Mpa. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam SNI 03-2847-2002. b. Kontraktor/Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk memenuhi kualitas beton ini dengan memperlihatkan data-data pelaksana di lain tempat atau dengan mengadakan Trial mix. c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang disebut dalam SNI 03-2847-2002. Pada masa permulaan pembetonan pemborong harus membuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan. d. Kontraktor/Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat, laporan tersebut harus disahkan oleh Pengawas Lapangan laporan tertsebut harus dilengkapi dengan harga karakteristiknya. e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm maximum 12,5 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut: 1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan (beton bekesting).
Perpustakaan Unika
2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton. 3. Cetakan diiisi sampai kurang lebih 1/3 nya kemudian ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi dia. 16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru). 4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis di bawahnya. 5. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan, dan diukur penurunannya. g. Pengujian kubus silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang
disetujui oleh Pengawas Lapangan. h. Perawatan kubus silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah
tetapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara tebuka. i.
Jika dianggap perlu, maka Kontraktor/Pemborong harus mengadakan percobaan silinder umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak boleh kurang 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton di tempat dengan cara-cara yang ditentukan dalam SNI 03-2847-2002 dengan biaya ditanggung Kontraktor/Pemborong.
Perpustakaan Unika
j.
Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah komponen adukan masuk dalam mixer.
k. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya separasi komponen beton. l.
Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.
8. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002. Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
9. Penggantian Besi a. Kontraktor/Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar. b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor/Pemborong atau pendapatnya
mengalami
kekeliruan,
kekurangan
atau
perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka: 1. Kontraktor/Pemborong dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pengawas Lapangan untuk sekedar informasi.
Perpustakaan Unika
2. Jika
hal
tersebut
di
atas
akan
dimintakan
oleh
Kontraktor/Pemborong sebagai kerja tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada perserujuan tertulis dari Perencana dan disetujui Pemberi Tugas. 3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana. Mengajukan usul dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah merupakan juga kewajiban bagi Kontraktor/Pemborong.
c. Jika Kontraktor/Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat: 1. harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan, 2. jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar, 3. penggantian tersebut atau daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
Perpustakaan Unika
d. Toleransi Besi Diameter, ukuran sisi (atau jarak antara dua permukaan yang berlawanan) Dibawah 10 mm 10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk 16 mm) 16 mm sampai 28 mm 29 mm dan 32 mm
Variasi dalam berat yang diperbolehkan
Toleransi diameter
± 7%
± 0,4 mm
± 5%
± 0,4 mm
± 5% ± 4%
± 0,5 mm -
10. Perawatan Beton a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas hingga tidak terjadi penguapan cepat. b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan. c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari
sesudah
pengecoran.
11. Tanggung jawab Kontraktor/Pemborong a. Kontraktor/Pemborong
bertanggung
jawab
penuh
atas
kualitas
konstruksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan. b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Bouwher atau Perencana yang sejauh melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
Perpustakaan Unika
c. Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan diatas atau yang telah tertera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab Pengawas Lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.
PASAL III.06 PEKERJAAN STRUKRUR BAJA (ATAP)
1. Ruang Lingkup Pekerjaan ini meliputi penyedian semua tenaga-tenaga kerja, bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan untuk pembuatan (dengan mesin) pembangunan dan pengecatan semua pekerjaan baja struktural, termasuk pemasangan alatalat (fixing) dari benda-benda yang terlekat. 2. Keahlian/Pertukangan: Semua pekerjaan yang diterima untuk melakukan pekerjaan harus ahli (tukang-tukang) yang berpengalaman dan mengerti benar pekerjaannya. Segala
hasil
pekerjaan
mutunya
sebanding
dengan
standar
hasil
pekerjaan ahli/ pertukangan yang baik.
3. Bahan-bahan: a. Baja yang dipakai harus dari baja yang sesuai standar internasional yang telah disetujui. Tegangan putus baja minimum 3700 kg/cm2 (yield stress
Perpustakaan Unika
2400 kg/cm2). Untuk setiap perubahan pemakaian baja untuk konstruksi bangunannya harus dengan persetujuan Konsultan/Ahli. b. Bagian-bagian baja struktural dan pelat-pelat harus dari baja lunak sesuai dengan daftar untuk konstruksi baja 1969. c. Elektroda-elektroda harus standar internasional dengan yield stress 3,90 t/cm2. Allowable tensile stress 2,25 t/cm2, tidak berkarat, dan dilindungi terhadap karat baik sebelum maupun sesudah terpasang. Hanya digunakan baut dari satu produk dengan tanda kode yang jelas terdapat pada baut.
4. Pekerjaan Las a. Pekerjaan las sebanyak mungkin di dalam bengkel. Pekerjaan las di lapangan harus cukup baik dan tidak boleh dilakukan sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.
b. Las perapat/pengedap: Dalam setiap posisi dimana 2 (dua) bagian (dari satu benda saling berdekatan, harus dibuat suatu las perapat/pengedap guna mencegah masuknya lengas) terlepas apakah itu diberikan detailnya atau tidak. c. Perbaikan las: Bila las-lasan apapun memerlukan pembetulan maka hal ini harus dilakukan sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Lapangan tanpa diberi biaya tambahan.
Perpustakaan Unika
5. Pembersihan Sebelum mengecat semua pekerjaan harus disikat dengan sikat kawat secara baik-baik dimana guna menghilangkan segala kulit oksid besi (berasal dari pabrik) dan tanda-tanda pengeratan. Minyak, gemuk dan debu halus dipermukaan harus segera dihilangkan sebelum pengecatan. Permukaanpermukaan yang harus dikelilingi/diselubungi dengan beton harus dibiarkan, tidak dicat.
6. Pengecatan Pekerjaan Baja Struktural: a. Tidak boleh dilakukan pengecatan atas permukaan apapun yang tidak bersih atau tidak kering sama sekali atau dalam keadaan cuaca yang menurut pendapat konsultan mungkin menimbulkan kerusakan pada cat. b. Harus diberikan waktu yang cukup lama antara dua lapisan cat agar bisa menjadi kering terlebih dahulu dan waktu tunggu ini tidak boleh kurang dari dua hari. Baja yang berada dalam jarak 5 cm dari satu tempat las-lasan atau yang harus diselubungi dengan beton tidak boleh dicat. c. Pakailah meni dari toko untuk lapisan pertama. Setelah didirikan, dibersihkan
semua tempat-tempat yang rusak dan tempat las-lasan
diberi meni. d. Pakailah satu lapisan cat yang telah disetujui. Semua cat harus dari satu pabrik dan harus dipakai persis menurut anjuran dari pabrik pembuatnya. e. Kedua lapisan cat harus menutupi semua permukaan baja.
Perpustakaan Unika
7. Notasi & Toleransi: a. Semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut adalah diameter baut, sedang diameter lubang baut adalah diameter baut +1 mm. b. Kalau diameter lubang lebih besar dari diameter baut +1 ½ mm maka harus dilas ring yang tepat pada lubang yang kebesaran tersebut dilas penuh baru dipasang bautnya.
Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA
ACI 318-02 and ACI 318R-02, (2002), Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary, ACI Committee.
Coduto,D.P., (1994), Foundation Design Principles And Practices, A Paramount Communication Company Englewood Cliffs, New Jersey 07632.
Departemen Pekerjaan Umum, (1983), Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, Yayasan Penerbit PU, Jakarta.
ISBN 979-98441-6-9, (2006), Prosiding Short Course HAKI: Pedoman Perancangan Gedung Tinggi Di DKI Jakarta, Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia, Jakarta.
Mc Cormac, J.C.,(2003), Desain Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta.
Purwono, R., (2005), Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa, itspress, Surabaya.
Smith, J.C., (1996), Structural Steel Design: LRFD Approach, John Wiley & Sons Inc., New York.
SNI-03-1726, (2002), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Bandung.
SNI-03-1729, (2002), Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Bandung.
View more...
Comments