A. Data - data perencanaan Karakteristik Sungai 1. Lebar dasar sungai (b) 2. Kemiringan dasar sungai ( I ) 3. Koefisien kekasaran Manning ( n ) 4. Debit banjir rencana ( Q100 ) 5. Bentuk tebing sungai
= = = =
80
m
0.021 350
m³/dt
Karakteristik Bendung 1. Elevasi dasar sungai lokasi bendung 2. Elevasi sawah tertinggi 3. Tinggi genangan 4. Kehilangan tekanan - Dari saluran tersier kesawah - Dari saluran induk tersier - Sepanjang saluran - Pada bangunan ukur - Pada bangunan pengambilan - Untuk eksploitasi 5. Jenis tanah pada lokasi bendung 6. Bahan pembentuk tubuh bendung 7. Berat jenis bahan - Batu kali - Beton massa - Beton bertulang 8. Luas daerah irigasi 9. Kebutuhan air tanam
= = = = = = = = = : : = = = = =
0.13
m m m
0.5 m 0.5 m 0.5 m 0.2 m 0.3 m 0.4 m Gravel and sand Batu kali 2200 2300 2400 1870 1.2
kg/m³ kg/m³ kg/m³ Ha l/dtk/ha
Lain-lain Data-data dan hal-hal lain yang diperlukan dapat dilengkapi dan ditentukan sendiri dengan persetujuan asistensi tugas. B. Lingkup Tugas
Dalam penyelesaian tugas irigasi II ( Perencanaan Bendung ) langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut : 1. Perhitungan lengkung debit sungai 2. perhitungan elevasi mercu 3. Perhitungan lebar sungai 4. Perhitungan tinggi air maksimum diatas mercu, koefisien debit, dan lebar efektif bendung 5. Perhitungan kolam olak (peredam energi) 6. Perhitungan tebal dan panjang apron 7. Perhitungan bangun-bangun pelengkap 8. Perhitungan stabilitas 9. Gambar perencanaan denah, potongan (minimal 3 potongan), detail (mercu bendung, peredam energi, pintu pengambilan, pintu pembilas, dan lain-lain)
X 5000 10000 15000 20000 25000 30500 35500 40500 45500
y 67.722 64.461 62.764 59.816 49.624 48.709 49.382 52.881 52.712
50500 55500
52.544 52.375
Karakteristik Sungai 1. Lebar dasar sungai (B) = 2. Kemiringan dasar sungai ( I ) = 3. Koefisien kekasaran Manning ( n ) = 4. Debit banjir rencana ( Q100 ) = 5. Bentuk tebing sungai =
14 0.0004 0.021 350 Trapesium
m
m³/dt
Dimensi Penampang B Lebar dasar sungai a Lebar sisi kiri & kanan bagian dasar sungai H Tinggi penampang sungai h Tinggi air pada penampang sungai Data Teknis : B a H
= = =
14 4 10
m m m
m
=
0.4
m
( Rencanakan ) ( Rencanakan )
Catatan : Untuk mendapatkan nilai h dilakukan dengan cara Trial and Error Elevasi dasar sungai = 50 m Luas Penampang Basah
Karakteristik Bendung a. Tinggi Mercu Bendung 1. Elevasi dasar sungai lokasi bendung 2. Elevasi sawah tertinggi 3. Tinggi genangan 4. Kehilangan tekanan - Dari saluran tersier kesawah - Dari saluran induk tersier - Sepanjang saluran - Pada bangunan ukur - Pada bangunan pengambilan - Untuk eksploitasi
= = =
50 51.9 0.13
m m m
= = = = = =
0.5 0.5 0.5 0.2 0.3 0.4
m m m m m m
Elevasi Mercu Bendung
=
54.43
m
Tinggi mercu bendung
=
4.43
m
b. Lebar Bendung * Lebar bendung ( B ) adalah jarak tembok pangkal satu dengan tembok sisi lainnya . Lebar maksimum bendung hendaknya tidak boleh lebih dari 1.2 kali lebar rata-rata sungai pada ruas yang stabil (Standar Perencanaan Irigasi KP.02,hal 38 ) - Lebar dasar sungai - Lebar bendung ( B )
= =
14 16.8
m m
c. Lebar Efektif * Lebar bendung sebenarnya ( B' ) adalah lebar bendung total yang telah dikurangi oleh pintu penguras dan tebal pilar. * Lebar efektif ( Be ) adalah lebar bendung sebenarnya yang telah dikurangi oleh koefisien pilar dan dan koefisien pangkal bendung Karena adanya pilar dan bangunan pembilas, maka lebar total bendung tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan untuk melewati debit yang ada . Jadi lebar efektif bendung lebih pendek dari lebar bendung yang sebenarnya. t
Dengan : b n Kp
= = =
Lebar pintu penguras (m) Jumlah pilar Koefisien pilar
Ka H1 St
= = =
Koefisien pangkal bendung Tinggi energi (m) Jumlah tebal pilar penguras (m)
Data perencanaan desain lebar efektif : Harga-harga koefisien Ka dan Kp (tabel 4.1 KP 02, hal 40 ) Kp Ka
= =
0.01 0.1
n Tebal pilar
= =
2 1
( untuk pilar berujung bulat ) ( pangkal tembok bulat dengan tembok hulu pada 90 ke arah alir 0.5H1 > r > 0.15H1 ) buah m
Pada setiap bendung terdapat bangunan pembilas atau bangunan yang berfungsi mengurangi banyaknya bahan padat yang masuk ke pintu pengambilan, dan bangunan penguras biasanya diletakkan pada sisi tegak lurus as bendung. Lebar Pembilas ditambah tebal pilar pembagi sebaiknya 1/6 -1/10 dari Lebar bersih Bendung (jarak antar pangkalnya) untuk sungai-sungai yang lebarnya kurang dari 100 m ( KP 02 , hal 88 ).
Be =
b=
2.8
m
b=
1.68
m
Digunakan
b=
2
m
t
B' =
12.8
m
-
0.24
12.8
x H1
d. Tinggi Air Maksimum diatas Mercu * Bentuk mercu bendung yang direncanakan bertipe bulat Debit melimpah mercu bulat adalah :
Dengan : Q Cd g b
= = = =
Debit ( m³/dt ) Koefisien debit ( Cd = Co x C1 x C2 ) Percepatan gravitasi ( 9.8 m/dt² ) Lebar mercu (m)
H1
=
Tinggi energi diatas ambang (m)
r
=
Cd Q g Be
= = = =
Jari-jari mercu bendung berkisar antara (0.3 - 0.7) H1.max ; Bahan tubuh bendung adalah batu kali 1.3 ( direncanakan ) 350 m³/dt ( debit banjir rencana ) 9.81 m/dt² 12.8 0.24 x H1
Kriteria perencanaan :
Maka dengan Tria and Error Cd
2/3 =
(2/3)*g
Be
H1
1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
0.667 0.667 0.667 0.667 0.667
2.557 2.557 2.557 2.557 2.557
12.56 12.08 11.6 11.4176 11.12
1 3 5 5.76 7
Didapat nilai H1 =
5.760
Q m³/dt (trial and 28 139 287 350 456
Q m³/dt (desain) 350 350 350 350 350
m
e. Koefisien Debit ( Cd ) Pengecekan nilai Cd : P
=
Tinggi mercu bendung
P H1 r
= = = =
4.43 5.760 0.5 2.880
2
=
1.35
0.8
=
0.95
0.8
=
1.003
=
1.3
( analisa )
Cd
=
1.3
( rencana )
m m x H1 , direncanakan
Jadi :
Maka:
Sehingga Lebar Effektif Bendung
Be =
12.8
-
0.24
x H1
gi oleh pintu penguras koefisien pilar dan
uruhnya dapat dimanfaatkan ar bendung yang sebenarnya.
mbok hulu pada 90 ke arah aliran
i mengurangi uras biasanya
sih Bendung KP 02 , hal 88 ).
ntara (0.3 - 0.7) H1.max h batu kali
jir rencana )
( Ganbar 4.5, KP.02 hal 97 ) ( Gambar 4.6, KP.02 hal 97 ) ( Gambar 4.7, KP.02 hal 98 )
OK
=
11.418
m
f. Kolam Olak Aliran air yang telah melewati mercu pelimpah mempunyai kecepatan yang sangat tinggi, dengan kondisi aliran sangat kritis. Dalam kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan berupa penggerusan pada bagian belakang pelimpah , hingga menyebabkan terganggunya kestabilan sedari bendung tersebut. Untuk menghindari hal tersebut dilakukan upaya dalam mengubah kondisi aliarn superkritis menjadi subkritis yaitu dengan meredam energi aliran tersebut, dengan mendesain Kolam Olak . Tipe-tipe yang digunakan untuk meredam energi : 1. Tipe loncatan (jump bazin) 2. Tipe kolam olak (stilling bazin) 3. Tipe bak pusaran (roller bucket) Adapun tipe kolam olak berdasarkan bilangan froude (Kp 04 hal 99) : 1. Untuk Fr
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.