PERDARAHAN ANTEPARTUM

December 25, 2018 | Author: Ina Julia Sari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PERDARAHAN ANTEPARTUM...

Description

Ina Julia Sari Pembimbing : Dr. Ronald Latuasan, Sp.OG









Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi Perdarahan ter jadi pada umur kehamilan kehamilan yang telah melewati mel ewati trimester trimes ter III atau menjelang persalinan.1 Perdarahan Perdar ahan yang terjadi terj adi pada traktus genital wanita hamil pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu dan sebelum kelahiran bayi. Pendarahan dari tempat plasenta mencakup menca kup 2 kondisi  yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Klasifikasi perdarahan antepartum, yaitu: Plasenta Previa, Solusio Plasenta, dan yang belum jelas sumbernya (idiopatik) seperti ruptur sinus marginalis, dan vasa previa. 2









Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi Perdarahan ter jadi pada umur kehamilan kehamilan yang telah melewati mel ewati trimester trimes ter III atau menjelang persalinan.1 Perdarahan Perdar ahan yang terjadi terj adi pada traktus genital wanita hamil pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu dan sebelum kelahiran bayi. Pendarahan dari tempat plasenta mencakup menca kup 2 kondisi  yaitu plasenta previa dan solusio plasenta. Klasifikasi perdarahan antepartum, yaitu: Plasenta Previa, Solusio Plasenta, dan yang belum jelas sumbernya (idiopatik) seperti ruptur sinus marginalis, dan vasa previa. 2

PLASENTA  PREVIA 



Plasen ta previa adalah plasenta yang berimplantasi Plasenta beri mplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga sehing ga menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri internum











Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta  yang menutupi seluruh ostium uteri internum Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak kurang lebih 2 cm dari ostium uteri internum





Pada beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah dilaporkan insidennya berkisar 1,7%-2,9%. Di Negara maju insidennya lebih rendah yaitu kurang dari 1% mungkin disebabkan berkurangnya wanita hamil paritas tinggi.









Belum diketahui dengan pasti Teori mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai mungkin sebagai akibat dari proses radang atau atrofi. Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di endometrium , perempuan yang merokok juga dianggap sebagai faktor resiko terjadinya plasenta previa. Plasenta yang terlalu besar menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.





Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga  mulai terbentuk segmen bawah rahim , pendataran, dan dilatasi serviks  tapak plasenta akan mengalami pelepasan  terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intervillus dari plasenta  darah merah segar tanpa rasa nyeri yang mengalir ke luar rahim tanpa membentuk hematom retroplasenta Perdarahan dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat minimal dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna.





Dinding segmen bawah rahim yang tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan villi dari trofoblas  plasenta melekat lebih kuat pada dinding uterus  plasenta akreta dan plasenta inkreta, bahkan plasenta perkreta Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab kurangnya elemen otot yang terdapat disana  meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan pasca persalinan pada plasenta previa.













Ciri yang menonjol adalah perdarahan yang keluar melalui vagina tanpa rasa nyeri. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak dan berhenti sendiri kemudian perdarahan kembali terjadi. Pada tahap pengulangan terjadi perdarahan yang lebih banyak bahkan seperti mengalir. Perdarahan diperhebat berhubung segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi sekuat segmen atas rahim. Pada palpasi abdomen sering ditemui bagian terbawah  janin masih tinggi di atas simfisis dengan letak janin tidak dalam letak memanjang. Palpasi abdomen tidak membuat ibu merasa nyeri dan tidak membuat perut tegang.









Perempuan hamil yang mengalami perdarahan pada kehamilan lanjut biasanya menderita plasenta previa atau solutio plasenta. Gambaran klinik yang klasik sangat menolong dalam membedakan keduanya. Pemeriksaan dalam tidak boleh dilakukan. Transabdominal USG dalam keadaan kandung kemih yang dikosongkan akan member kepastian diagnosis plasenta previa dengan ketepatan tinggi sampai 96-98%. Magnetic Resonance Imaging (MRI) juga dapat dipergunakan untuk mendeteksi kelainan pada plasenta termasuk plasenta previa.

 Anemia bahkan syok

Retensio plasenta

Kelainan letak anak

Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat potensial untuk robek dan disertai perdarahan yang banyak.

Kelahiran premature dan gawat janin







Setiap perempuan hamil yang mengalami perdarahan dalam trimester kedua atau trimester ketiga harus dirawat di rumah sakit. Pada kehamilan 24-34 minggu diberikan steroid dalam perawatan antenatal untuk pematangan paru janin. Hubungan suami istri dan kerjaan rumah tangga dihindari kecuali jika setelah pemeriksaan USG ulangan, dianjurkan minimal setelah 4 minggu, memperlihatkan adanya migrasi plasenta menjauhi ostium uteri internum.







Selama rawat inap mungkin perlu diberikan transfuse darah dan terhadap pasien dilakukan pemantauan kesehatan janin dan obseervasi kesehatan maternal yang ketat Dalam keadaan janin masih premature dipertimbangkan memberikan sulfas magnesikus untuk menekan his untuk sementara waktu sambil memberi steroid untuk mempercepat pematangan paru janin. Tokolitik lain seperti beta mimetics, calcium channel blocker tidak dipilih berhubung efek samping bradikardi dan hipotensi pada ibu. Demikian juga indometasin tidak diberikan berhubung mempercepat penutupan duktus arteriosus pada janin.



Penanganan plasenta previa saat ini adalah selalu operasi caesar kecuali pada plasenta letak rendah ketika membran pecah dan tidak ada perdarahan maka dapat dilakukan persalinan spontan.





Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa dewasa ini lebih baik jika dibandingkan dengan masa lalu. Namum nasib janin masih belum terlepas dari komplikasi kelahiran premature baik yang lahir spontan maupun karena intervensi seksio sesaria.

 VASA PREVIA 









 Vasa previa adalah keadaan dimana pembuluh darah  janin berada di dalam selaput ketuban dan melewati ostium uteri internum untuk kemudian sampai tempat insersinya di tali pusat. Perdarahan terjadi bila selaput ketuban yang melewati pembukaan serviks robek atau pecah dan vascular janin itupun ikut terputus. Secara teknis keadaan ini dimungkinkan pada dua situasi yaitu pada insersio vilamentosa dan plasenta suksenturiata. Keadaan ini sangat jarang kira-kira 1 dalam 1000 sampai 5000 kehamilan.

Succenturiate placenta:

 velamentous insertion

SOLUSIO PLASENTA 







Solusio plasenta yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari lokasi implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya atau sebelum bayi lahir. Disebut juga abruptio placentae, ablatio placentae, dan accidental hemorrhage. Nama lain yang lebih deskriptif adalah premature separation of the normally implanted placenta (pelepasan dini plasenta yang implantasinya normal)

Solusio plasenta marginalis

Plasenta terlepas hanya pada pinggirnya saja

Solusio plasenta parsialis

Plasenta yang terlepas lebih luas

Solusio plasenta totalis

Seluruh permukaan maternal terlepas

Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25 % atau kurang dari 1/6 bagian  jumlah darah yang keluar kurang 250 ml. Darah yang keluar seperti pada haid sedikit sampai seperti menstruasi yang banyak. Gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasenta previa, kecuali warna darah yang kehitaman. Solusio plasenta ringan Komplikasi (-) •













Solusio plasenta sedang











Solusio plasenta berat





Luas plasenta yang terlepas telah sampai 25 %, tetapi belum mencapai separuhnya (50 %)  Jumlah darah yang keluar lebih banyak dari 250 ml tetapi belum mencapai 1000 ml. Rasa nyeri pada perut yang terus menerus, denyut jantung janin menjadi cepat Hipotensi dan takikardi

Luas plasenta yang terlepas melebihi 50 %  Jumlah darah yang keluar mencapai 1000 ml atau lebih Keadaan umum buruk bahkan bisa terjadi syok  Janin biasanya telah meninggal. Komplikasi berupa koagulopati dan gagal ginjal.





Kasus solusio plasenta terjadi pada 1 dari 155 kelahiran sampai 1 dari 225 kelahiran (yang berarti
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF