Perdarahan Antepartum Dan Penyakit Kelainan Plasenta Dan Selaput Janin
August 15, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Perdarahan Antepartum Dan Penyakit Kelainan Plasenta Dan Selaput Janin...
Description
Perdarahan Antepartum dr. Ahmad Fadhli Busthomi, Sp.OG
Pengertian Perdarahan pada usia kehamilan tua adalah perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi melahirkan. •
•
Perdarahan obstetrik yang terjadi pada kehamilan trimester ketiga adalah perdarahan yang berat, dan jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok yang fatal. Perdarahan, hipertensi dan infeksi pada obstetrik merupakan trias penyebab tersering kematian maternal pada negara berkembang maupun negara maju. •
(Sari, 2015; Prawirohardjo, 2016)
Klasifikasi Perdarahan pada Usia Kehamil Keha milan an Tua Tua 1) Plasenta previa
2) Solusio plasenta
3) Ruptur uteri
(Prawirohardjo, 2016)
Plasenta Previa Plasenta
yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Derajat
atau klasifikasi dari plasenta previa dipengaruhi oleh:
1. Bertambah membesarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah proksimal. 2. Perubahan ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala satu yang dapat mengubah luas pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta.
(Prawirohardjo, 2016)
Etiologi Etiologi plasenta previa belum diketahui secara pasti. Teori penyebab terjadinya plasenta previa: Vaskularisasi
desidua yang tidak memadai sebagai akibat proses inflamasi atau atrofi. Multiparitas Hamil ganda Usia lanjut Cacat rahim seperti akibat bekas bedah sesar, kerokan, miomektomi.
Perempuan perokok Riwayat plasenta previa
pada kehamilan sebelumnya
(Prawirohardjo, 2016)
Klasifikasi Plasenta
previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi
seluruh ostium uteri internum. Plsenta
previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian
ostium uteri internum. Plasenta
previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum. Plasenta
letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak ±2 cm dari ostium uteri internum. (Prawirohardjo, 2016)
Klasifikasi
Klasifikasi
Manifestasi Klinis Perdarahan Darah
yang keluar berwarna merah segar
Jumlah
perdarahan yang terjadi bervariasi dari sedikit hingga banyak.
Gerakan Dapat
pervaginam tanpa nyeri, pada usia kehamilan > 20 minggu
janin dapat dirasakan / tidak dirasakan
disertai pingsan
(Prawirohardjo, 2016; Kemenkes RI, 2013; Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI, 2014)
Pemeriksaan Fisik Umum Keadaan
umum dan tanda vital sesuai dengan jumlah perdarahan yang terjadi
Uterus
tidak tegang atau kontraksi
Bagian
terendah janin masih tinggi
Inspeksi
vulva/vagina: darah merah segar di vulva
Inspekulo
: porsio livide, perdarahan merah segar. segar. Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG (Prawirohardjo, 2016; Kemenkes RI, 2013; Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI, 2014)
Pemeriksaan Penunjang 1. USG USG transabdominal memberikan kepastian diagnosis dengan ketepatan sampai 96%; USG transvaginal mencapai 98% positive predictive value dan 100% negative predictive value 2. MRI MRI dapat memvisualisasikan kelainan plasenta dengan baik.
(Cunningham et al , 2014)
Tatalaksana A. Penanganan Konservatif 1. Dilak Dilakukan ukan pada bay bayii prema prematur tur denga dengan n TBJ < 2500 gr ata atau u umur keham kehamilan ilan < 37 mingg minggu u dengan syarat denyut jantung janin baik dan perdarahan sedikit atau mengganggu KU ibu 2. Ca Cara ra pe pera rawa wata tan n: a) Obser Observasi vasi ketat di k kamar amar bersa bersalin lin selam selamaa 24 jam b) Keadaan umum ibu diperbaiki, bila anemia berikan transfusi PRC sampai HB 10-11 10-11 gr%
Berikan kortikosteroid untuk merangsang maturitas paru janin dengan injeksi 2x6 mg selama 2 hari, bila usia kehamilan < 34 minggu atau TBJ < 2000 gr. gr. c) Bila perdar perdarahan ahan telah berhenti, penderit penderitaa dipindahkan ke ruang perawatan dan tirah baring selama 2 hari bila tidak ada perdarahan dapat mobilisasi, bertahap. d) Obser Observasi vasi perd perdaraha arahan n setiap 6 jam, denyu denyutt jantung jani janin, n, tekana tekanan n darah. e) Bila perda perdarahan rahan beru berulang lang dilaku dilakukan kan penangan penanganan an aktif. Pende Penderita rita dipul dipulangkan angkan bila tid tidak ak terjadi perdarahan ulang f) Pende Penderita rita dipul dipulangkan angkan bila ti tidak dak terja terjadi di perdar perdarahan ahan ulang set setelah elah dila dilakukan kukan mobi mobilisasi lisasi dengan nasehat: Istirahat; Dilarang koitus; Segera masuk Rumah Sakit bila terjadi perdarahan lagi; Periksa ulang 1 minggu lagi (Prawirohardjo, 2016; Kemenkes RI, 2013; g. Direncanakan primer SC pada usia kehamilan 38/39 minggu Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI, 2014)
Tatalaksana B. Penanganan Aktif Pada pasien dengan kehamilan aterm, atau segera terminasi kehamilan tanpa memandang usia kehamilan bila perdarahan aktif (perdarahan > 500 cc dalam 30 menit) dan diagnosis sudah ditegakkan segera lakukan seksio sesarea dengan sebelumnya memperbaiki keadaan umum ibu.
(Prawirohardjo, 2016; Kemenkes RI, 2013; Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI, 2014)
Komplikasi Anemia dan syok hipovolemik; Akibat plasenta yang berimplantasi
pada segmen bawah rahim dan sifat segmen ini tipis, maka jaringan trofoblas dengan kemampuan invasinya menerobos ke dalam miometrium bahkan sampai perimetrium dan menjadi penyebab terjadinya plasenta inkreta bahkan plasentra perkreta; Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak; Kelahiran prematur dan gawat janin karena tindakan terminasi kehamilan yang dilakukan salam kehamilan belum aterm;
Kelainan letak janin; maternal akibat perdarahan Disseminated intravascular coagulation (DIC) Kematian
(Prawirohardjo, 2016)
Solusio Plasenta
Terlepasnya
sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. lahir.
Terdapat beberapa istilah untuk penyakit ini yaitu solutio placentae, abruptio placentae, ablatio placentae placentae,, dan accidental hemorrhage.
(Prawirohardjo, 2016)
Solusio Plasenta
(Cunningham et al , 2014)
Klasifikasi Ruptur sinus marginalis
Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja.
(Cunningham et al , 2014; Prawirohardjo,
Solusio Plasenta Parsialis
Bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari perlekatannya.
Solusio Plasenta Totalis Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari perlekatannya.
2016)
Klasifikasi Solusio Plasenta Sedang
Solusio Plasenta Berat
-Perdarahan lebih
-Uterus tegang
200cc -Uterus tegang -Terdapat tanda pre renjatan -Gawat janin atau janin telah mati -Pelepasan plasenta ¼ - ⅔ bagian permukaan
dan berkontraksi tetanik -Terdapat tanda renjatan -Janin mati -Pelepasan plasenta dapat terjadi lebih ⅔ bagian atau keseluruhan.
Ruptur sinus marginalis
-
Perdarahan < 100200 cc -Uterus tidak tegang -Belum ada tanda renjatan
-Janin hidup -Pelepasan plasenta < 1/6 bagian permukaan -Kadar fibrinogen plasma > 150mg%
-
Kadar fibrinogen plasma 120 – 150%.
(Prawirohardjo, 2016)
Manifestasi Klinis Hamil
28 minggu atau lebih.
Perdarahan
pervaginam yang disertai rasa nyeri perut p erut intermiten / terus
menerus. Darah
berwarna merah kehitaman dan cair
Gerakan Dapat
janin dapat dirasakan / tidak dapat dirasakan
disertai gejala darah tinggi atau riwayat trauma pada sebelumnya daerah
abdomen (Prawirohardjo, 2016; Kemenkes RI, 2013; Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI, 2014)
Pemeriksaan Fisik Umum Perdarahan
pervaginam
Kedaan umum dan tanda vital dapat tidak sesuai dengan jumlah jumlah perdarahan pervaginam yang terjadi Nyeri
perut atau nyeri pinggang
Uterus Bagian Gawat
tegang terus dan letak janin sulit dipalpasi janin atau KJDR
Inspeksi
vulva/vagina : darah merah merah kehitaman di vulva
Inspekulo
: porsio livide, perdarahan merah kehitaman
(Prawirohardjo, 2016; Kemenkes RI, 2013; Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI, 2014)
Pemeriksaan Penunjang Darah
lengkap
Serum
beta hCG
Alfa
feto protein serum
USG untuk
membedakan dengan plasenta previa
(Prawirohardjo, 2016; Kemenkes RI, 2013)
Tatalaksana 1. Stabi Stabilisas lisasii hemod hemodinami inamik k dan ata atasi si syok jik jikaa ada, dengan m memasa emasang ng infus da dan n pember pemberian ian cairan kristaloid, (lebih baik dengan koloid jika ada). Target Target Nadi< 100x/menit, TD > 90/6 90/60 0 mmHg. Berikan Oksigen dengan kanula hidung 2 - 4 lt/menit 2. ransf ransfusi d denga engan WB jjika ikai H Hb b < ssudah 10 g%ad 3. T Seger Segera ausi lakuk lakukan an n amn amniotom iotomi jika udah adaa pemb pembukaan ukaan 4. Par Partus tus per pervag vagina inam m jjika ika : a. kondisi hemodinamik stabil dan persalinan diperkirakan dapat terjadi < 6 jam 5. Par Partum tum pe perab rabdom domina inam m (SC (SC)) jika : a. Kondisi hemodinamik tidak stabil dan terjadi gawat janin b. Terjadi Terjadi perdarahan aktif c. Janin masih hidup dan persalinan diperkirakan masih akan berlangsung > 6 jam (Prawirohardjo, 2016; Kemenkes RI, 2013; Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI, 2014)
Komplikasi Anemia
dan syok hipovolemik;
Sindrom Gagal
insufisiensi fungsi plasenta
ginjal mendadak
Sindrom
Sheenan
Uterus couvelaire Disseminated
intravascular coagulation
Kematian perinatal
(Prawirohardjo, 2016; Kemenkes RI, 2013; Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI, 2014)
Ruptur Uteri
Rupturdan uteripersalinan. adalah perdarahan perdar ahanuteri yangmerupakan dapat terjadi pada keham kehamilan ilan lanjut Ruptur robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau persalinan pada saat usia kehamilan > 28 minggu
(Prawirohardjo, 2016)
Klasifikasi Ruptur Uteri Inkomplit hanya dinding uterus yang ruptur,
sedangkan lapisanutuh s erosa (perimetrium) serosa
Ruptur Uteri Komplit Dinding uterus dan lapisan serosa ruptur sehingga dapat berada di rogga perut
(Cunningham et al , 2014)
Klasifikasi (Cunningham et al , 2014)
Manifestasi Klinis
Gejala didahului dengan his yang kuat dan terus-
menerus, rasa nyeri yang hebat di perut bagian bawah, nyeri saat ditekan ataupun perabaan Segmen
bawah uterus tegang
Lingkaran retraksi ( Ring Ring Van Bandl ) meninggi sampai mendekati pusat dan ligamentum rotunda menegang
Keadaan
umum pasien tidak baik dan dapat terjadi syok
(Sari 2015; Prawirohardjo, 2016)
Pemeriksaan Fisik Inspeksi:
adanya perdarahan pervaginam.
Palpasi: adanya nyeri tekan abdomen dan bagian tubuh janin mudah teraba di bawah dinding abdomen ibu dan kekuatan his yang sudah sangat menurun seolah dirasa his telah menghilang.
Auskultasi
sering tidak terdengan DJJ
(Kemenkes RI, 2013; Prawirohardjo, 2016)
Pemeriksaan Dalam
Ruptur Uterus Komplit pervaginam disertai
Perdarahan perdarahan intraabdomen; oJari tangan dapat meraba permukaan rahim dan dinding yang licin; oDapat meraba pinggir robekan, biasanya terdapat pada bagian depan di segmen bawah rahim; oDapat meraba usus halus dan omentum melalu robekan; oBagian bawah janin tidak teraba lagi atau teraba tinggi o
Ruptur Uterus Inkomplit Perdarahan biasanya tidak terlalu banyak, darah berkumpul di bawah peritoneum atau mengalir keluar melalu vagina; Janin umumnya tetap berada dalam uterus.
dalam jalan lahir, kepala atau bagian bawah janin dengan mudah dapat didorong ke atas karena seluruh atau sebagian janin masik ke dalam rongga perut melalui robekan pada uterus.
(Sari 2015; Prawirohardjo, 2016)
Tatalaksana Perbaiki •
•
•
keadaan umum Atasi syok dengan pemberian infus cairan kristaloid dan transfusi darah Antibiotik broad spectrum Oksigen
Histerektomi
(Sari 2015)
Komplikasi Syok
hipovolemik
Infeksi berat dan bisa sampai sepsis Kematian maternal dan/atau perinatal
(Prawirohardjo, 2016)
Penyakit dan Kelainan Plasenta dan Selaput Janin
Kelainan pada Plasenta Kelainan bentuk dan bobot plasenta Bentuk plasenta normal : ceper dan bulat, dengan diameter 15-20 cm dan tebal 1,5-3 cm, berat kurang lebih 500 gram. Plasenta
yang besar dan berat ditemukan pada erythroblastosis foetalis dan sifilis. Variasi bentuk plasenta : plasenta bipartita, bilobata atau plasenta dupleks. Bila disamping plasenta besar ditemukan pula plasenta kecil disebut plasenta suksenturiata.
Kelainan pada Plasenta Bila
terdapat lubang pada selaput janin dekat plasenta dan pada pinggir lubang tersebut ditemukan pembuluh-pembuluh darah yang terkoyak, kita harus curiga akan adanya plasenta tambahan. Bila antara kedua plasenta tidak ditemukan pembuluh darah disebut plasenta spuria. Plasenta membranasea, dimana plasenta tipis dan lebar, kadang-kadang menutupi seluruh ruangan kavum uteri. Plasenta sirkumvalata adalah plasenta yang pada permukaan fetalis dekat pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh ke samping di bawah desidua. Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali ke pinggir plasenta, disebut plasenta marginata. Keduanya disebut plasenta ekstrakorial.
Kelainan pada Plasenta
Kelainan pada Implantasi Plasenta
biasanya melekat pada dinding belakang atau depan rahim dekat fundus. Jonjot-jonjot menyerbu ke dalam dinding rahim hanya sampai lapisan atas dari stratum spongiosum. Jika implantasinya rendah, yaitu di segmen bawah rahim, disebut plasenta previa. Plasenta akreta, jika jonjot-jonjot menyerbu ke dalam rahim lebih dari batas. Plasenta akreta, jonjot menembus desidua sampai berhubungan
dengan miometrium. Plasenta inkreta, jonjot sampai ke dalam lapisan endometrium. Plasenta perkreta, jonjot menembus miometrium sehingga mencapai perimetrium.
Kelainan pada Plasenta
1. Infark plasenta, adalah bagian-bagia bagian-bagian n yang berwarna keputihan, noduler dan keras yang terletak baik pada permukaan fetal, maternal atau kedua-duanya. T Terjadi erjadi karena periarteritis atau endarteritis pembuluh-pembuluh darah villi, kemudian terjadi nekrosis pada stroma dan dinding villi serta pembukuan darah dalam ruang interviller. 2. Jenisnya : infark subkorial, pada plasenta marginata atau sirkumvala sirkumvalata. ta. 3. infark noduler pada permukaan fetal, tida tidak k ada arti klinis. infark yang luas luas dan tebal dari kotelidon, bias terjadi gangguan nutrisi.
Kelainan pada Plasenta 1. Kalsifikasi pada plasenta, Manifestasi proses penuaan penuaan dari plasenta, terjadi penimbunan garam-garam kalsium seperti kalsium karbonat, kalsium fosfat bercampur dengan magnesium fosfat pada permukaan basal dari plasenta. Kalsifikasi terletak pada bagian atas desidua basalis. Tidak mempunyai arti klinik, hanya dapat digunakan sebagai penentuan lokasi plasenta secara radiologik. 2. Tumor plasenta, M Miksoma iksoma fibrosum, hemangioma, korioangioma, mola hidatidosa dan koriokarsinoma. 3. Disfungsi plasenta, Keadaan dimana plasenta, baik secara secara anatomik, maupun fisiologik tidak mampu untuk memberi makan dan oksigen kepada fetus, juga untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan secara normal.
Korioamnionitis Keadaan pada perempuan hamil dimana korion, amnion dan cairan ketuban terkena infeksi bakteri.
Etiologi: infeksi bakteri yang berasal dari traktus urogenitalis ibu. Secara spesifik infeksi berasal dari vagina, anus, atau rektum dan menjalar ke uterus. Faktor risiko terjadinya yaitu kelahiran prematur atau ketuban pecah lama. Korioamnionitis tidak selalu menimbulkan gejala. Bila timbul gejala antara lain demam, nadi cepat, berkeringat, uterus pada perabaan lembek, dan cairan berbau keluar dari vagina.
(Prawirohardjo, 2016)
Korioamnionitis Tegakkan diagnosis dini korioamnionitis. Hal ini berhubungan dengan prognosis, segera janin dilahirkan. dilahirkan. Bila kehamilan prematur, prematur, keadaan ini akan memperburuk prognosis janin. Bila janin telah meninggal upayakan persalinan pervaginam, tindakan perabdominam (seksio sesarea) sesarea) cenderung terjadi sepsis sepsis.. Lakukan induksi atau akselerasi persalinan. Pemberian antibiotika sesegera mungkin. Dipilih yang berspektrum luas yaitu kombinasi kombinasi ampisilin 3 x 1000 mg, gentamisin gentamisin 5 mg/kgBB/hai, dan metronidazol3 x 500 mg. Berikan uterotonika supaya kontraksi uterus baik pascapersalinan. Hal ini akan mencegah/menghambat invasi mikroorganisme melalui sinus-sinus pembuluh darah pada dinding uterus.
(Prawirohardjo, 2016)
Daftar Pustaka
Cunningham, F., Leveno, K., Bloom, S., Spong, C. Y., & Dashe, J.
(2014). Wi Williams lliams obstetrics, 24e 24e.. New York, York, NY NY,, USA: Mcgraw-hi Mcgraw-hill. ll. Himpunan
Kedokteran Fetomaternal. Buku ilmu kedokteran fetomaternal.
Surabaya: Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI; 2014. Kementrian
Kesehatan RI. (2013). Buku Saku: Pelayanan Kesehatan Ibu
di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Prawitohardjo,
S. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Sari,
R. D.P. (2015). Ruptur Uteri. JUKE Uteri. JUKE Unila, Unila , 5(9), 110-114. Available
at:
TERIMA KASIH
View more...
Comments