PERCOBAAN 6

December 18, 2017 | Author: Ahmadi Mirza Fauzan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PERCOBAAN 6...

Description

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Wajik / Dodol merupakan makanan tradisional yang cukup popular dibeberapa daerah di Indonesia. Dodol diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dodol yang diolah dari buah-buahan dan dodol yang diolah dari tepungtepungan, antara lain tepung beras dan tepung ketan. Saat ini dodol lebih dikenal dengan nama daerah asal seperti dodol garut, dodol kudus atau jenang kudus, gelamai Sumatra barat dan Kalimantan, dodol buah-buahan seperti dodol apel, dodol stroberi, dodol papaya, dan sebagainya. Wajik/Dodol buah terbuat dari daging buah matang yang dihancurkan, kemudian dimasak dengan penambahan gula dan bahan makanan lainnya atau tanpa penamabahan makanan lainnya. Sesuai dengan defenisi tersebut maka dalam pembuatan dodol buah-buahan diperbolehkan penambahan bahan lainnya, seperti tepung ketan, tepung tapioca, tepunng hunkue, bahan pewarna, maupun bahan pengawet. Bahan-bahan yang ditambahkan harus sesuai dan tidak boleh lebih dari aturan yang telah ditentukan. Pengolahan tanaman buah yang masih asal-asalan, seperti tanpa perawatan serta pemanenan dengan sistyem tebas dan ijon menghasilkan buah yang tidak memenuhi criteria mutu sebagai buah meja. Selain itu, buah-buahan setelah dipanen memiliki daya simpan yang singkat sehingga mudah rusak. Jumlah kerusakan buah akan meningkat jika cara panen, pengemasan, dan pengangkutan dilakukan secara sembarangan. Buah-buahan

yang tidak memenuhi standar mutu tersebut dapat

dimamfaatkan menjadi dodol. Pengolahan buah-buahan

menjadi dodol

merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang daya simpan buah dan menekan kehilangan pasca panen pada buah-buahan. Pada awalnya dodol digunakan pada perayaan hari besar seperti idul fitri, perkawinan, kelahiran dan sebagainya. Akan tetapi, saat ini dodol telah dipasarkan meluas, terutama ditempat pariwisata dengan kemasan yang

menarik. Dodol tersebut banyak dijadikan buah tangan oleh para wisatawan, terutama wisatawan domestic. Dodol pun menjadi cirri khas pada daerah wisatawan sehingga permintaannya akan tetap ada. Selain itu, rasa dodol buah yang khas dan enak menjadikannya tetap diminati.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan 1. Maksud Percobaan Mengetahui

pengolahan durian menjadi wajik atau dodol secara

sederhana. 2. Tujuan Percobaan Memahami

pengolahan durian menjadi wajik atau dodol secara

sederhana.

C. Prinsip Percobaan (Anonym,2014) Pengolahan durian menjadi wajik atau dodol dilakukan pertama yaitu pemisahan daging durian dari bijinya, dan selanjutnya dibuat gula ganting yaitu pencampuran

gula merah dan gula pasir dan dipanaskan hingga

mencair, kemudian gula ganting ditambahkan parutan kelapa muda, tepung ketan dan daging durian. pengadukan terus dilakukan hingga membentuk tekstur wajik atau dodol yang kental. Wajik atau dodol yang terbentuk kemudian dikemas dalam kemasan kertas minyak.

D. Manfaat Percobaan Dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman mahasiswa dan juga masyarakat tentang teknologi pengolahan durian menjadi wajik, sehingga mahasiswa atau masyarakat dapat mengaplikasikan menjadikan suatu usaha rumah tangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum Menurut Maryati.et. al (1991), wajik/dodol adalah jenis makanan setengah basah (intermediate moisture food) mempunyai kadar air 10-40 %, tekstur lunak, mempunyai sifat plastis, dapat langsung dimakan, tidak memerlakan pendingin dan tahan lama selama penyimpanan. Dodol termasuk jenis makanan yang mempunyai sifat agak basah sehingga dapat langsung dimakan tanpa dibasahkan terlebih dahulu (Yehidrasi) dan cukup kering sehingga dapat stabil selama penyimpanan. Kadar air 10 - 40% yang tidak efektif untuk pertumbuhan bakteri dan khamir pathogen, tahan untuk disimpan dalam waktu yang cukup lama tanpa memerlukan proses pengawetan lainya. Tetapi lamanya daya simpan pada pangan semi basah ini, juga banyak dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusunnya, aktivitas mikroba, teknologi pengolahan dan sanitasinya, sistem pengemas yang digunakan dan penggunaan bahan pengawet (Astawan, dan Wahyuni,et al 1991). Makanan tradisional di Indonesia begitu beragam termasuk didalamnya golongan makanan semi basah. Diantara makanan semi basah yang khas seperti Moci dan Ladu dari Jawa Barat, Lempok Durian dari Kalimantan, Wajik, Tempoyak dan lainya. Makanan semi basah memiliki kadar air sekitar 20 - 50% dengan Aw antara 0,70 - 0,85. Nilai ini tergantung dari bahan padat yang menyertainya (Satiawihardja et al, 1994). Wajik/Dodol yang berkualitas baik adalah dengan tekstur tidak terlalu lembek, bagian luar mengkilap akibat adanya pelapisan gula atau glazing, rasa yang khas dan jika mengandung minyak tidak terasa tengik. Beberapa jenis dodolyang berlemak menjadi tengik akibat adanya kerja enzim lipase yang tahan panas (Satiawihardja,et al 1994).

Wajik merupakan sejenis ketan manis yang pada adasarnya dimasak dengan kelapa.ada beberapa penyediaan wajik,dan berbagai bumbu yang dicampurkan padanya. Diantara jenis penyediaan wajik yang bpaling biasa dilakukan adalah ketan yang digunakan itu dimasak jelatah (separuh masak).ini akan menghasilkan rasa berkeratup ini karena menganggapnya agak keras. Selain itu wajik atau dodol juga bisa dicampur dengan durian.bagian utama dari tanaman durian yang mempunyai niai ekonomi dan social cukup tinggi adalah buahnya.buah yang telah matang selain enak dikunsumsi juga segar.juga dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis makanan maupun pencampur minuman seperti dibuat kolak, bubur, keripik,dodol,tempoyak, atau penambah cita rasa es krim.disamping itu buah durian mengandung gizi cukup tinggi dan komposisinya lengkap,seperti diasajikan pada tabel berikut. Kandungan gizi

Satuan

Jumlah

Energy

Kal

134.0

Protein

Gr

2,4

Lemak

Gr

3,0

Karbohidrat

Gr

28,0

Kalsium

Mgr

7,4

Fosfor

Mgr

44,0

Zat besi

Mgr

1,3

Vitamin A

Sir

175,0

Vitamin B1

Mg

0,1

Vitamin C

Mgr

53,0

Dalam tahap pembuatannya,bahan –bahan dicampur bersama dalam kuali besar dan dimasak dengan api sedang, wajik atau dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpapengawasan,Karena jika dibiarkan begitu saja,maka wajik/dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnyadan akan membentuk kerak.oleh sebab itu,dalam proses pembuatannya campuran dodol harus

diaduk terus menenrus untuk mendapatkan hasil yang baik.pada umumnya campuran dodol tersebut berubah warnanya menjadi coklat pekat.pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan mengeluarkan gelembunggelembung udara.untuk selanjutnya, wajik / dodol harus diaduk agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebbuut matang dan siap untuk diangkat.kemudian dodol tersebut harus didinginkan.hasil yang baik yaitu dodol harus berwarna coklat tua,berkilap dan pekat.

Bahan Pembuatan wajik durian Tepung Ketan Golongan serealia terbagi menjadi dua jenis yakni beras biasa dan beras ketan. Karakteristik beras biasa dicirikan mempunyai endosperm yang mengkilat, sedangkan beras ketan mempunyai endosperm yang gelap dan berkapur yang dikenal dengan nama beras “waxy” (Kent, 1975). Dalam pembuatan dodol, tepung ketan digunakan sebagai bahan campuran dan bahan pengikat agar diperoleh tekstur plastis yang dikehendaki (Astawan, 1991). Menurut Munasir, dkk (1987), dalam pengolahan bahan pangan digunakan tepung beras ketan karena sifatnya yang lengket dan beraroma segar serta tahan lama. Tepung beras ketan berbeda dari tepung atau pati beras lain dalam ketahanannya terhadap memisahnya cairan (sineresis) selama pembekuan dan pencairan kembali. Tepung dan pati beras ketan lebih unggul daripada tepung dan pati biji-bijian lainya karena lebih stabil pada saat pembekuan dan dicairkan kembali (Desroiser, 1972). Komponen utama tepung beras ketan adalah pati beramilopektin tinggi (Juliono,1984). Pada pemanasan dengan keberadaan air, pati menyerap air dan menggelembung atau mengalami gelatinisasi yang menentukan kemasakan olahan makanan. Selanjutnya pada pendinginan terjadi retrogradasi dengan akibat tekstur menjadi lebih kenyal yang menentukan tekstur makanan.

Menurut Luh (1980), tepung beras ketan mengandung kurang dari 5% amilosa dalam pati dan jumlah yang besar dari –amilase. Tabel 3. Komposisi Kimia Beras Ketan Tiap 100 Gram Bahan Komposisi

Beras ketan

Kalori (kal)

361.00

Protein (g)

7.40

Lemak (g)

0.80

Karbohidrat (g)

78.40

Serat (g)

0.40

Kalsium (mg)

13.00

Fosfor (mg)

157.00

Vitamin B (mg)

0.28

Vitamin C (mg)

-

Air (g)

12.90

Sumber : Anonymous,(1990)

Gula halus Jenis gula yang digunakan dalam pembuatan dodol durian yaitu gula pasir. Gula pasir adalah butiran kecil seperti kristal yang terbuat dari proses hasil penggilingan tebu. (U.S . Wheat Association, 1983:24). Gula tepung adalah gula butiran (granulated sugar) yang digerus halus, Yang dimaksud dengan gula halus adalah gula yang butirannya sangat halus, memiliki kristal-kristal lebih kecil daripada gula biasa. Gula jenis ini memang biasa dipakai karena mudah larut. Juga sering dipakai oleh pabrik kue atau kripik sehingga seringkali disebut baker’s sugar karena mudah bercampur dan meleleh lebih cepat daripada gula pasir biasa. Gula pasir merupakan komoditi yang menyangkut kepentingan banyak pihak, sehingga kebijakan-kebijakan yang terkait dengan gula pasir harus menggambarkan kepentingan pihak-pihak seperti petani tebuh, pabrik gula,konsumen gula dan kepentingan pemerintah. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerinta terkait dengan segi produksi, pengolahan dan pemasarannya.

Peran dikeluarkannya kebijakan-kebijakan tersebut bertujuan untuk menjamin kelancaran pengadaan dan penyaluran gula serta peningkatan pandapatan petani. Secara kimiawi gula sama dengan karbohidrat, tetapi umumnya pengertian gula mengacu pada karbohidrat yang memiliki rasa manis, berukuran kecil dan dapat larut. Kata gula pada umumnya digunakan sebagai padanan kata untuk sakarosa (sukrosa). Pada bagian ini pengertian gula mengacu pada karbohidrat yang memiliki rasa manis, berukuran kecil dan dapat larut (dalam air). Rasa manis yang biasa dijumpai pada tanaman terutama disebabkan oleh tiga jenis gula, yaitu sakarosa, fruktosa dan glukosa. Gula-gula ini berada secara sendiri-sendiri ataupun dalam bentuk campuran satu dengan yang lain. Madu merupakan larutan yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sakarosa dalam air, dengan komposisi sekitar 80% gula dan 20% air. Komposisi sesungguhnya sangat tergantung pada asal tanaman. Bila dilihat dari sisi warna dan rasa kripik nanas kurang menarik dan kurang nikmat. Untuk menambah daya tarik dan rasa, kripik nanas dapat ditaburkan dengan gula halus. Namun penambahan gula halus ini menambah biaya produksi sehinga penentuan harga pun harus dinaikan sesuai penambahan nilai dari kripik nanas tersebut. Santan Kelapa Menurut Woodroof dan Luh (1975), komposisi buah kelapa terdiri dari daging buah 28.0 – 34.9 %, tempurung 12.0 – 13.1%, sabut 25.0 - 32.8 % dan air kelapa 19.2 – 25.0 %. Daging buah kelapa merupakan salah satu sumber lemak nabati dengan kandungan lamak sekitar 35 %. Disamping itu daging buah kalapa juga sumber protein yang penting dan mudah dicerna. Jumlah protein terbesar terdapat pada buah kelapa yang setengah tua. Sedangkan kandungan lemak dan kalorinya mencapai maksimal ketika buah sudah tua. Dengan demikian, daging buah kelapa dapat diolah menjadi berbagai produk kebutuhan rumah tangga seperti bumbu dapur, santan, kopra, minyak kelapa dan kelapa parut kering (Lutony, 1993).

alam pembuatan dodol, santan berfungsi sebagai penambah cita rasa dan aroma. Kelapa sebagai bahan baku santan dipilih yang cukup tingkat ketuaanya dan tidak busuk agar aroma dodol yang dihasilkan harum. Selain tua, kelapa juga harus bersih (Satuhu dkk, 2006) Santan adalah cairan berwarna putih susu yang diperoleh dengan cara pengepresan daging kelapa parut atau tanpa penambahan air (proses penambahan air disebut proses pembuatan secara basah). Santan kelapa diambil dari buah kelapa yang cukup tua (12 bulan). Selain tingkat ketuaan buah kelapa, ukuran partikel kelapa parut serta tekanan yang digunakan untuk memperoleh ekstrak santan (Astawan dan Wahyuni,1991). Santan kelapa sering digunakan dalam industri rumah tangga maupun rumah tangga seperti pada industri kembang gula, roti, biskuit dan untuk pembuatan makanan jajanan (Anjaya dkk, 1996). Menurut Palungkun (1993), kekhasan rasanya belum dapat digantikan oleh bahan manapun. Santan secara umum adalah cairan yang terkandung dalam endosperm dari kelapa segar. Banyaknya santan tergantung dari ukuran, varietas, kematangan dan kesegaran dari kelapa (Woodroof, 1975). Peningkatan rendemen santan dapat dilakukan melalui variasi cara ekstraksi. Ekstraksi santan dari daging buah kelapa dimaksudkan untuk mengeluarkan minyak dan protein yang terdapat dalam daging buah kelapa (Anjaya dkk, 1996). Suhardiyono (1995) mengatakan, untuk membebaskan cairan dan minyak, dinding sel harus dirusak. Hal ini dapat dicapai dengan memarut daging buah kelapa dan memerasnya (Pratomo, 1985). Perbandingan air dengan kelapa untuk memperoleh santan yang terbaik adalah dua bagian air dan satu bagian daging kelapa (Anjaya dkk, 1996).

B. Uraian Bahan 1. Kelapa (http://www.plantamor.com/index.php?plant=365) Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas

: Arecidae

Ordo

: Arecales

Famili

: Arecaceae (suku pinang-pinangan)

Genus

: Cocos

Spesies

: Cocos nucifera L.

2. Durian (http://www.plantamor.com/index.php?plant=509) Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Dilleniidae

Ordo

: Malvales

Famili

: Bombacaceae

Genus

: Durio

Spesies

: Durio zibethinus Murr

3. Glukosa (Farmakope Indonesia Edisi III, Hal. 268) Nama Resmi

: GLUCOSUM

Nama Lain

: Glukosa

Rumus Molekul

: C6H12O6.H2O

Pemerian

: Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih; tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan

: Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam etanol (95%) P mendidih; sukar larut dalam etanol (95%) P.

Kegunaan

: Pemanis.

C. Prosedur Kerja 1. Dibersihkan daging durian dari kulitnya, kemudian dihaluskan dengan cara diblender, disisihkan. 2. Dibuat gula ganting yaitu percampuran gula merah dan gula pasir, dipanaskan hingga mencair (agak kental) dan tercampur homogen 3. Setelah itu, gula ganting dicampur kelapa parut, tepung ketan dan durian yang telah dihaluskan. 4. Dipanaskan campuran bahan bahan tersebut diatas api kecil sambil terus diaduk selama kurang lebih 1 jam 5. Pengadukan dilakukan hingga membentuk tekstur wajik/dodok yang kental 6. Kemudian wajik/dodok didinginkan pada suhu kamar 7. Wajik/dodol dibungkus dengan kemasan plastik atau kertas minyak dalam ukuran yang lebih kecil tergantung selera.

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan 1. Bahan Tepung ketan 0,5kg, gula merah dan gula putih 2 kg, kelapa agak muda 2 buah (diparut), durian 2 buah dihaluskan dan daun pandan secukupnya. 2. Alat Timbangan, Baskom, Ayakan, Blender, Panci Stainless Steel, Kompor, Kemasan.

B. Cara Kerja 1. Disiapkan Alat dan Bahan 2. Daging durian dibersihkan dari kulit dan bijinya 3. Dibuat gula ganting dengan melelehkan gula merah dan gula pasir 4. Ditambah kelapa parut, tepung ketan dan durian, diaduk diatas api kecil 5. Dilakukan pengadukan secara terus menerus diatas api kecil hingga membentuk tekstur wajik atau dodol yang kental 6. Wajik/dodol durian yang dihasilkan didinginkan 7. Dikemas dodol durian dalam kemasan kertas minyak 8. Diberi label/etiket

C. Skema Kerja

Daging durian dibersihkan dari kulitnya

Dibuat gula ganting (campuran gula merah dan gula putih) Ditambah kelapa parut, tepung ketan dan durian

Dipanaskan diatas api kecil

Dilakukan pengadukan hingga membentuk tekstur dodol Dodol/Wajik didinginkan

Dikemas dalam kertas minyak

Diberi Label

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

No 1

Produk Wajik/Dodol Durian

Gambar

B. Pembahasan Wajik/dodol adalah jenis makanan setengah basah (intermediate moisture food) mempunyai kadar air 10-40 %, tekstur lunak, mempunyai sifat plastis, dapat langsung dimakan, tidak memerlakan pendingin dan tahan lama selama penyimpanan. Pada praktikum ini digunakan Tepung ketan 0,5kg, gula merah dan gula putih 2 kg, kelapa agak muda 2 buah (diparut), durian 2 buah dihaluskan dan daun pandan secukupnya. Prosedur kerja pada praktikum ini adalah Dibersihkan daging durian dari kulitnya, kemudian dihaluskan dengan cara diblender, disisihkan.lalu Dibuat gula ganting yaitu percampuran gula merah dan gula pasir, dipanaskan hingga mencair (agak kental) dan tercampur homogen.Setelah itu, gula ganting dicampur kelapa parut, tepung ketan dan durian yang telah dihaluskan.Lalu, Dipanaskan campuran bahan bahan tersebut diatas api kecil sambil terus diaduk selama kurang lebih 1 jam, Pengadukan dilakukan hingga membentuk tekstur wajik/dodok yang kental.Kemudian wajik/dodok didinginkan pada suhu kamar.Wajik/dodol dibungkus dengan kemasan plastik atau kertas minyak dalam ukuran yang lebih kecil tergantung selera. Pada praktikum ini dihasilkan wajik dengan rasa manis, tekstur agak kasar yang disebabkan adanya parutan kelapa, wajik dengan tekstur yang keras.hal ini mungkin disebabkan oleh tidak adanya santan yang bisa memberikan kelembaban pada wajik dengan adanya kandungan minyak didalamnya.aroma dan rasa durian tidak terlalu dominan yang mungkin disebabkan oleh jumlah daging durian yang ditambahkan terlalu sedikit. Dalam pembuatan wajik, tepung ketan digunakan sebagai bahan campuran dan bahan pengikat agar diperoleh tekstur plastis yang dikehendaki dan dalam pengolahan bahan pangan digunakan tepung beras ketan karena sifatnya yang lengket dan beraroma segar serta tahan lama. Gula ganting (campuran gula merah dan gula putih) selain berfungsi sebagai pemanis juga sebagai pengawet.Kelapa parut berfungsi sebagai penambah cita rasa dan aroma. dan pandan juga berfungsi sebagai pengaroma dan penambah cita rasa wajik

dengan aromanya yang khas.tujuan pengadukan adalah agar wajik tidak melengket terutama gulanya tidak cepat kering dan membentuk karamel dan dengan memakai api kecil tujuannya agar lebih mudah diaduk dan wajik yang diolah tidak cepat melengket atau hangus.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Wajik yang dihasilkan terlalu kering,mumgkin disebabkan oleh tidak adanya santan dan penggunaan api yang terlalu besar sehingga gula mudah mengeras dan mengering 2. Wajik yang dihasilkan berwarna coklat khas gula merah,rasanya manis, tekstur wajik agak kasar dan aroma khas durian walau tidak terlalu dominan 3. Pengolahan lebih lanjut buah durian menjadi wajik durian sangat menguntungkan karena selain meningkatkan nilai ekonomis, juga dapat memperpanjang masa simpan dari wajik sehingga wajik masih tetap dinikmati 4. Proses pengolahan buah durian menjadi wajik durian sangat mudah dilakukan karena hanya membutuhkan peralatan sederhana yang terdapat dirumah tangga, sehingga praktikum ini dapat bermanfaat untuk dijadikan industri rumah tangga ataupun untuk hari raya dan dikonsumsi sendiri.

B. Saran Kami sebagai praktikan mengharapkan agar alat dan bahan-bahaan yang akan digunakan tersedia dalam laboratorium, sehingga hasil produk yang didapatkan lebih maksimal

DAFTAR PUSTAKA

http://buyungchem.wordpress.com/about/makalah-pembuatan-dodol/ http://koteklemalamalera.blogspot.com/2012/04/proposal-pkl-proses-pembuatandodol.html Tim dosen. 2014.Petunjuk Praktikum Teknologi Makanan dan Minuman.Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako : Palu Bambang haryona DKK. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty.Yogyakarta. Suyanti Satuhu dan Sunarmani. 2002. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya.Jakarta. Anjaya, C, C. Nurwitri, Arlina M, M dan Adawiyah. 1996. Pengaruh Cara Ekstraksi, Antioksidan dan Bahan Pemutih Terhadap Umur Simpan Santan Cair dalam Kemas Kantong Rebus (Retort Pouch). Bulletin teknologi dan industri vol VII No. 2 Agustus. Bogor

Astawan, M. dan M. Wahyuni, 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna Jakarta. Akademi Pressindo

Anonymous.

1992. Kumpulan

Peraturan

Perundang-Undangan

dibidang

Makanan, Jilid II, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Direktorat Jendral Pengawasan Obat Dan Makanan

Anonymous. 1990. Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Depkes RI Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan Pusat Litbang G Buckle K.A, Edwards R.A, Fleet G.H, and Wootton M. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan Hari Purnomo dan Adiono. Jakarta. UI Press. , Satiawihardja, B. 1994. Makanan Semi Basah Menurut Selera Dan Tahan Lama. Femina No. 39/XXII 6-12 Oktober Hal 98-100. Jakarta Satuhu, Suyanti, Sunarmani. 2006. Membuat Aneka Dodol Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. Soedarmadji,

S.

1982. Bahan-Bahan

Pemanis. Fakultas

Pertanian. UGM. Yogyakarta Suhardiyono, L., 1995. Tanaman Kelapa. Kanisius. Yogyakarta.

Teknologi

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF