Perbedaan ekimosis, petekie, dan purpura

May 4, 2017 | Author: Rizka Hanifah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

mengetahui cara membedakan ekimosis, petekie, dan purpura...

Description

HEMATOMA Hematoma merupakan darah yang terkumpul dan biasanya membeku di luar pembuluh darah. Hal ini sering kali terjadi akibat cedera dari dinding pembuluh darah yang menyebabkan darah bocor ke jaringan luar. Pembuluh darah yang rusak dapat berupa arteri, vena, atau kailer, dan perdarah dapat sangat sedikit dan banyak. Hematoma pada kulit dapat didasarkan pada ukurannya. Petekiae adaah bintik-bintik kecil yang umumnya kurang dari 3mm sedangkan purpura kurang dari 10 mm dan ekimosis lebih dari 10 mm. Darah yang keluar dari pembuluh darah dapat menyebabkan berbagai gejala inflamasi termasuk nyeri, pembengkakan, dan kemerahan. Hematoma biasanya disebabkan karena trauma. Namun, pembuluh darah yang rapuh juga dapat menyebabkan hematoma. Obat-obatan seperti warfarin, aspirin, clopidogrel dapat meningkatkan potensi terjadinya perdarah spontan dan menyebabkan hematoma semakin melebar karena tubuh tidak dapat secara efisien memperbaiki pembuluh darah. Pada saat terjadi hematoma tes yang dapat dilakukan antara lain INR (international normalized ratio) dan PTT (partial thromboplastin time). Tatalaksana didasarkan pada lokasi kejadian.1 EKIMOSIS Ekimosis terjadi akibat berbagai hal seperti trauma terlokalisasi, kelainan perdarahan, pembedaham dan prosedur kosmetik. Ekimosis merupakan hasil akhir dari berbagai variasi patofisiologi yang berhubungan dengan permeabilitas vascular vena kutan atau kapiler dermis. Fungsi normal dari sel endothelial adalah mencegah sejumlah darah keluar dari pembuluh darah. Integritas sel endotel dapat menurun akibat beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan endotel seperti trauma langsung, toksin pada sepsis, akumulasi asam laktat pada hipoksia, atau obstruksi mekanis yang meningkatkan tekanan intraluminal. Hasil ini menyebabkan ekstravasasi dari kapiler yang rusak ke jaringan interstitial yang menyebabkan reaksi inflamasi. Dalam beberapa saat setelah terjadi lesi, inflamasi akan menyebabkan edema dan inflamasi lanjutan. Area yang terkana akan berubah warna dari ungu kehitaman menjadi hitam dan biru, kemudian hijau, dan menjadi kuning seiring denan hemoglobin yang berdegradasi menjadi bilirubin. Pilihan terapi untuk ekimosis secara tradisional berfokus pada pencegahan, seperti beberapa pasien diinstruksikan untuk menghindari apirin, NSAID, dan herbal yang dapat berefek pada perdarahan. Pemberian es atau epinefrin dikombinasikan dengan anestesi digunakan untuk mengurangi atau mencegah pembentukan ekimosis.

Kini salah satu tatalaksana yang digunakan untuk memperbaiki hasil kosmetik adalah vitamik K topikal. Mekanisme aksi dari topikal vitamin K dalam mempercepat hilangnya ekimosis belum diketahui. Selain itu, beberapa peneliti lain melaporkan bahwa gel 15% dari hydrogen peroksida karbamida dapat meminimalkan warna yang diakibatkan ekomosis. Pada pemakaian di kulit terbukti secara signifikan memperbaiki masalah warna kulit yang terjadi.2

Gambar 1. Gambar dari ekimosis yang dimulai dari 24 jam setelah cedera. Pada tengah lesi diberikan 15% hydrogen peroksida selama 8 jam dan bagian pinggir lesi dibiarkan menjadi kontrol. PETEKIE Petekie merupakan perdaraha di kulit atau membrane mukosa yang diameternya kurang dari 2 mm. Petekie dapat terjadi dari berbagai mekanisme yang mengganggu proses homeostatis tubuh. Sebagai contoh trombositopenia, fungsi platelet yang abnormal, kerusakan faktor von Willebrand, gangguan dari integritas vascular seperti cedera endotel juga dapat menyebabkan petekie. Apabila ditemukan petekie dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti hitung darah lengkap, partial thromboplastin time (PTT), dan prothrombin time (PT) sebagai bahan evaluasi.3

Gambar 2. Petekie DAFTAR PUSTAKA 1. Wedro B, Davis CP. Hematoma. 2014 Diunduh dari http://www.emedicinehealth.com/hematoma/page6_em.htm#hematoma_diagnos is pada tanggal 31 Maret 2015. 2. Molenda MA, Sroa N, Campbell SM, Becthel MA, Opremack EM. Peroxide as a Novel Treatment for Ecchymoses. J Clin Aesthet Dermatol. 2010 Nov; 3(11): 36-38 3. Zaoutis LB, Chiang VW. Comprehensive Pediatric Hospital Medicine. China. 2007.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF