Perbandingan Empat Model Kompetensi Budaya Transcultural Keperawatan
March 27, 2018 | Author: alter | Category: N/A
Short Description
jurnal perawat...
Description
Perbandingan Empat Model Kompetensi Budaya Transcultural Keperawatan: Abdulrhman Saad Albougami1 *, Karen G Pounds2 dan Jazi Shaydeid Alotaibi1 1 Departemen Keperawatan, Universitas Majmaah, Riyadh, Arab Saudi 2School of Nursing, Northeastern University, Boston, AS *Penulis yang sesuai: Abdulrhman Saad Albougami, PhD dalam Keperawatan, Departemen Keperawatan, Universitas Majmaah, Riyadh, Arab Saudi,
Abstrak Globalisasi telah membawa perubahan besar pada masyarakat disekeliling dunia. Peningkatan imigrasi semakin meningkat keragaman di antara pasien, membuat kultur kesehatan kongruen sebagai kebutuhan mutlak. Seperti semua bidang kesehatan, keperawatan diharapkan mengadopsi praktik global keperawatan kongruen sebagai budaya. Dengan demikian, perawat harus mendapatkan pemahaman mendalam tentang kepercayaan budaya, praktik, dan perbedaan, sehingga mengembangkan praktik menghindari generalisasi yang prematur. Model kompetensi budaya telah dan akan terus berlanjut memainkan peran penting dalam membuat praktik keperawatan lebih efisien dan efektif. Tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan dan membahas empat hal yang sudah diketahui dalam model kompetensi budaya dalam literatur keperawatan. Model ini telah meningkatkan asuhan keperawatan ke populasi yang beragam dengan menyediakan sarana untuk mengatasi kesulitan dan tantangan saat berurusan dengan beragam pasien dan budaya. Pada akhirnya, budaya model keperawatan mendorong perawatan yang kompeten secara budaya untuk pasien yang tergolong untuk berbagai budaya dengan membantu perawat menjadi lebih mengerti dan adaptif terhadap berbagai keadaan, dan lebih mampu menerapkannya intervensi yang berfokus pada budaya. Makalah ini merefleksikan dampaknya kompetensi budaya pendidikan keperawatan pada perawatan pasien. Kata kunci Keragaman, Perawatan yang kompeten secara budaya, kompetensi budaya, model
Pengantar Keperawatan transkultural telah diintegrasikan ke dalam pendidikan keperawatan modern karena meningkatnya heterogenitas populasi pasien. Seperti lebih banyak orang dari berbagai budaya dan dengan berbagai macam kebangsaan sekarang memanfaatkan fasilitas kesehatan, perawat perlu diwaspadai dari berbagai persepsi dan tingkat toleransi mereka terhadap perawatan kesehatan. Keadaan ini bisa mengakibatkan menjauhi norma praktik dalam perawatan pasien sehingga membuka beragam pilihan mengenai perawatan dan tindak lanjut. Pengambilan keputusan dalam perawatan pasien melibatkan banyak pertimbangan penting, termasuk sikap pasien dan bagaimana mereka akan bereaksi terhadap saran pengobatan [1-3]. Untuk alasan ini, kemampuan beradaptasi profesional keperawatan sangat penting, terutama bila menyangkut keragaman budaya, karena isu ini bisa mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. Perawat harus memiliki
informasi yang cukup tentang perbedaan latar belakang budaya dan adat istiadat untuk bisa melakukan perawatan secara holistik. Untuk perawatan optimal, penilaian sangat penting saat pasien berasal budaya yang berbeda [4]. Penyediaan perawatan berkualitas tinggi dibangununtuk kenyamanan dan kepercayaan pasien dalam sistem kesehatan saat mempromosikan kepuasan pasien [5]. Karena itu, penilaiannya harus dirancang agar akurat, komprehensif, dan sistematis; Intinya, harus membantu perawat dalam mencapai beton kesimpulan tentang intervensi pasien yang sesuai [6,7]. Untuk tujuan ini, peneliti telah mengembangkan model untuk membantu perawat mengatasi tantangan saat merawat beragam pasien secara kultural. Model ini dirancang untuk mendorong budaya sesuai dan perawatan yang kompeten secara budaya, dan pengembang model tekankan bagaimana perawat dapat menggunakan keterampilan ini untuk bekerja secara efektif dengan siapa populasinya [8]. Setelah diperkenalkannya keperawatan transkultural, makalah ini mencakup perbandingan empat model utama kompetensi budaya: Leininger, Giger dan Davidhizar, Purnell Dan Campinha-Bacote [9-12]. Ini juga membahas penerapannya Model ini berkenaan dengan literatur sekarang dan garis besar Standar yang direkomendasikan untuk mencapai praktik terbaik. Konsep dan Definisi Keperawatan transkultural mengacu pada berbagai aspek budaya Pemberian layanan kesehatan yang dapat mempengaruhi manajemen penyakit dan Status kesehatan dan kesejahteraan individu [13]. Utama Tujuan keperawatan transkultural adalah untuk mempromosikan penyampaian Sehat secara kongruen, bermakna, bermutu tinggi, dan aman Untuk pasien yang memiliki budaya serupa atau beragam [13]. Demikian, Saat berbagai budaya dipelajari, pemindaian profesional kesehatan Pahami persamaan dan perbedaannya. Budaya mempengaruhi sebuah Konsep dan pendekatan individu terhadap kesehatan dan penyakit. Karena Perawat perlu merawat pasien yang memiliki budaya berbeda, Kompetensi budaya sangat penting untuk keperawatan [14]. Perawatan budaya menekankan pertimbangan keyakinan pasien dan Warisan saat mengembangkan rencana perawatan kesehatan. Apalagi dibutuhkan Perawat mengakui bahwa individu termasuk dalam budaya yang berbeda Dan ras dan, oleh karena itu, mengharuskan perawatan yang menghormati Keunikan masing-masing individu [15]. Keperawatan transkultural mempekerjakan Konsep etnis, ras, dan budaya agar bisa mengerti Persepsi dan perilaku individu. Perawat harus mempertimbangkan hal ini Konsep untuk memberikan kesehatan kongruen secara kultural. Itu Literatur keperawatan telah mengembangkan berbagai konsep yang berlaku, Termasuk akulturasi, kesadaran budaya, dan kompetensi budaya.
View more...
Comments