Perbandingan Ekonomi Islam, Kapitalis dan Sosialis_Irwan Malik Marpaung

March 17, 2019 | Author: Irwan Malik Marpaung | Category: Anti Capitalism, Economic Ideologies, Economics, Social Ideologies, Philosophical Theories
Share Embed Donate


Short Description

Download Perbandingan Ekonomi Islam, Kapitalis dan Sosialis_Irwan Malik Marpaung...

Description

PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI KAPITALIS, SOSIALIS DAN ISLAM Oleh: Irwan Malik Marpaung A. Prolog

ebahagiaan K ebahagiaan

dan kesejahteraan merupakan tujuan uta ma kehidupan

manusia. Berbagai cara dilakukan manusia untuk mencapai hal tersebut. Salah satu paradigma 1 atau acuan kebahagiaan dan kesejahteraan manusia adalah tolak  tolak  ukur ekonomi, dan demi mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dalam bidang ini, manusia mengacu mengacu pada berbagai pemikiran. pemikiran. Tentunya, setiap setiap pemikiran yang 2

menjadi acuan ini berangkat dari worldview maupun intrest konstitusional nya nya masing-masing jika meminjam istilah Habermas. Seperti; sistem ekonomi kapitalis dan sosialis adalah sistem yang lahir dari paham secular dan kemudian

1

Paradigma atau aslinya  paradigm, adalah sebuah konsep yang ambigous, ketika pertama kali dilontarkan oleh Thomas K uhn uhn dalam tulisannya yang cukup terkenal, The Structure of  Scientific Revolution memiliki pengertian yang beragam. dalam tulisan Redman,  Economics and  the Philoso phy of Science, term tersebut ditemukan dalam 21 pengertian yang berbeda. Akan tetapi satu pengertian dasar dari term ini, bahwa K uhn uhn memperkenalkan suatu konsep yang mendasar, dan diperlukan sebagai prasyarat dalam rangka sebuah pengembangan ilmu pengetahuan didasarkan pada pencapaian-pencapaian ilmiah sebelumnya. Dengan demikian, apabila terjadi ketidak-sinambungan dalam pengembangan ataupun perkembangan ilmu pengetahuan, ia dapat dibenarkan dengan merujuk pada istilah  paradigm shift , yang lebih jauh lagi memungkinkan terjadinya revolusi ilmiah, sebagaimana judul buku karya K uhn uhn tersebut. Lihat: Deborah A. Science, Oxford University Press, New York, 1991, Redman,   Economics and the Philoso phy of Science, halaman. 16, dikutip dari Masyhudi Muqorobin, ³Paradigma Ilmu Ekonomi Islam´ , Islam´ , makalah yang diposting pada situs resmi   Fakultas Ekonomi Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta . http://fe.umy.ac.id/eei/index.php?option=download&it-linemodule=1&action=viewDl&cid=2 2

Secara awam worldview atau pandangan hidup sering diartikan filsafat hidup. Setiap kepercayaan, bangsa, kebudayaan atau peradaban dan bahkan setiap orang memiliki worldview masing-masing. Maka dari itu jika worldview diasosiasikan kepada suatu kebudayaan maka spektrum maknanya dan juga termanya akan mengikuti kebudayaan tersebut. Lihat: Hamid Fahmy Zarkasyi, ³Worldview Sebagai Asas Epistemologi Islam´ , Islam´ ,  ISLAMIA, Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam, THN II No.5 April -Juni 2005, hal 10-20., Prof. Alparslan mengartikan worldview sebagai asas bagi setiap perilaku manusia, termasuk aktifitas-aktifitas ilmiyah dan teknologi. Setiap aktifitas manusia akhirnya dapat dilacak pada pandangan hidupnya, dan dalam  pengertian itu maka aktifitas manusia dapat direduksi menjadi pandangan hidup. ( the foundation of  all human conduct, including scientific and technological activities. Every human activity is ultimately traceable to its worldview, and as such it is reducible to that worldview . Alparslan  Al-Shajarah , Journal of The Acikgence, "The Framework for A history of Islamic Philosophy",  Al-Shajarah, International Institute of Islamic Thought and Civlization, (ISTAC, 1996, vol.1. Nos. 1&2, 6). Dari definisi di atas setidaknya kita dapat memahami bahwa worldview adalah identitas untuk  membedakan antara suatu peradaban dengan yang lain. Dan dapat kita mengerti bahwa worldview melibatkan aktifitas epistemologis manusia, sebab ia merupakan faktor penting dalam aktifitas  penalaran manusia.

1

menjelma menjadi sumber kebenaran peradaban.

3

Sedangkan dalam Islam,

  pemikiran ekonomi berkaitan erat dengan struktur metafisika dasar Islam yang telah terformulasikan sejalan dengan wahyu, hadith, akal, pengalaman dan intuisi. Ini berarti bahwa ilmu ekonomi dalam Islam merupakan produk dari pemahaman (tafaqquh ) terhadap wahyu yang memiliki konsep-konsep yang universal,  permanen, dinamis, pasti dan samar sa mar-samar, -samar, yang asasi dan yang tidak. Sehubungan dengan masalah ini, berikut akan dibahas secara singkat   perbedaan maupun perbandingan sistem ekonomi kapitalis, ekonomi sosialis dan ekonomi Islam. Ekonomi kapitalis tidak diragukan adalah sistem ekonomi yang   paling dominan di dunia saat ini dan sistem ekonomi sosialis sebagai tandingannya. Sedangkan ekonomi Islam, baik sebagai ilmu maupun sistem, kini telah memasuki kategori untuk dinyatakan sebagai sebuah paradigma ekonomi   baru. Hal ini dibuktikan pula dengan semakin maraknya diskursus tentang ekonomi Islam di berbagai universitas, baik di Barat maupun di negara-negara Islam sendiri. Sementara ekonomi Islam sebagai sebuah sistem juga telah mulai menampakkan kehadirannya, utamanya melalui kehadiran sistem keuangan dan  perbankan Islam.

B. Sistem Ekonomi Kapitalis

Di bawah dominasi dominasi kapitalisme, kapitalisme, ekonomi ekonomi konvensional konvensional saat ini sedang menghadapi masa krisis dan re-evaluasi. dari berbagai penjuru. Mulai dari

arl K arl

apitalisme K apitalisme

menghadapi serangan kritik 

Max sampai sampai pada era tahun 1940-an,195 1940-an,19500-

an, 1960an, bahkan di awal abad 21 kritikan tersebut semakin tajam dan meluas. seperti Joseph Schumpeter 4 , Paul Omerod 5 , Umar Ibrahim Vadillo 6 , Critovan

3

Hingga pertengahan abad ke-19 tidak banyak dijumpai petunjuk bahwa ilmu ekonomi dapat diubah menjadi sumber kebenaran peradaban. Hanya ketika Tuhan dikatakan telah mati. Lihat: Jhon Ralston Saul,  Runtuhnya Globalisasi dan Penemuan Kembali Dunia, terj: Dariyanto, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008, hal. 64 4

Sejak awal, Joseph Schumpeter meragukan kapitalisme. Dalam konteks ini ia Survive´? . No, I do not think it can. (Dapatkah kapitalisme mempertanyakan, ³Can Ca pitalism Survive´?.   bertahan ?. Tidak, saya tidak berfikir bahwa kapitalisme dapat bertahan). Selanjutnya ia mengatakan, ´ Ca pitalism would fade away with a resign shrug of the shoulders´,Ka  pitalisme akan  pudar/mati dengan terhentinya tanggung jawabnya untuk kesejahteraan (Heilbroner,1992).

2

Buarque7, sampai kepada Joseph Stigliz 8. Banyak indikasi kegagalan kapitalisme tersebut, anatara lain.

 pertama,

Ekonomi konvensional yang berlandaskan pada

sistem ribawi, ternyata semakin menciptakan ketimpangan pendapatan yang hebat dan ketidak-adilan ekonomi.  Kedua, Ekonomi kapitalisme tersebut juga telah menciptakan krisis moneter dan ekonomi di banyak negara. Di bawah sistem kapitalisme, krisis demi krisi terjadi terus menerus, sejak tahun 1923, 1930, 1940, 1970, 1980, 1990, 1990, 1997 bahkan bahkan sampai sekarang. sekarang.

Banyak negara senantiasa

terancam krisis susulan di masa depan jika sist em kapitalisme terus dipertahankan.  Ketiga,  Ketiga, Ekonomi kapitalisme banyak memiliki kekeliruan dan kesalahan dalam sejumlah premisnya, terutama rasionalitas ekonomi yang telah mengabaikan moral dimensi moral.

Defenisi Sistem Ekonomi Kapitalis

Ada banyak definisi formal tentang capitalism. Makna

apitalisme K apitalisme

adalah

sistim ekonomi yang berorientasi pada cara-cara produksi secara individu atau dimiliki oleh individu, dimana distribusi, distribusi, penentuan harga dan jasa-jasa jasa-jasa pelayaan didala mnya ditentukan ditent ukan oleh oleh pasar bebas. bebas. Pengertian Pengertia n individu disini dapat juga 5

Paul Omerod dalam buku The Death of Economics (1994). Menuliskan bahwa ahli ekonomi terjebak pada ideologi kapitalisme yang mekanistik yang ternyata tidak memiliki kekuatan dalam membantu dan mengatasi resesi ekonomi yang melanda dunia. Mekanisme pasar  yang merupakan bentuk dari sistem yang diterapkan kapitalis cenderung pada pemusatan kekayaan  pada kelompok orang tertentu. 6

Mirip dengan buku Omerod, muncul pula Umar Vadillo dari Scotlandia yang menulis  buku, ´The Ends of Economics´ yang mengkritik secara tajam ketidakadilan sistem moneter  kapitalisme. K apitalisme apitalisme justru telah melakukan ´perampokan´ terhadap kekayaan negara-negara  berkembang melalui sistem moneter  fiat moneter  fiat money yang sesungguhnya adalah riba. 7

Critovan Buarque, ekonom dari universitas Brazil dalam buknya, ³The End of    Economics´ Ethics and the Disorder of Progress (1993), melontarkan sebuah gugatan terhadap   paradigma ekonomi kapitalis yang mengabaikan nilai-nilai etika dan sosial. Paradigma ekonomi kapitalis tersebut telah menimbulkan efek negatif bagi pembangunan ekonomi dunia, yang disebut Fukuyama sebagai ´Kekacauan Dahsyat´ dalam bukunya yang paling monumental, ³The End of  Order´.(1997), Order´.(1997), yakni berkaitan dengan runtuhnya solidaritas sosial dan keluarga. 8

Sejalan dengan Omerod dan Vadillo, belakangan ini muncul lagi ilmuwan ekonomi terkemuka bernama E.Stigliz, pemegang hadiah Nobel ekonomi pada tahun 2001. Stigliz adalah Chairman Tim Penasehat Ekonomi President Bill Clinton, Chief Ekonomi Bank Dunia dan Guru Besar Universitas Columbia. Dalam bukunya ³Globalization and Descontents, ia mengupas dampak globalisasi dan peranan IMF (agen utama kapitalisme) dalam mengatasi krisis ekonomi global maupun lokal.

3

diartikan sebagai individu secara kolektif dalam bentuk perusahaan (cor  (cor  porate ownershi p) dan bukan milik masyarakat atau milik negara. 9 Oleh sebab itu kapitalisme juga disebut dengan sistim ekonomi dengan pendekatan pasar bebas (  free market ). Para proponen sistim ini percaya bahwa pasar adalah efisien dan harus berfungsi secara bebas tanpa campur tangan pihak manapun, tugas negara 10

hanya mengatur dan memproteksi. . Milton Friedman, salah seorang proponen utama kapitalisme modern modern merumuskan merumuskan tiga faktor faktor utama sistem kapitalisme: kapitalisme:   pasar bebas, kebebasan individual, dan demokrasi.11

apitalisme K apitalisme

sebagai sistem

ekonomi muncul pada abad 16, didorong dengan munculnya industri sandang di Inggris. Pada masa permulaannya, kapitalisme merupakan semangat usaha, berani mengambil resiko, persaingan dan keinginan untuk mengadakan inovasi. Tata nilai dominan kapitalisme adalah individualisme, kemajuan material dan kebebasan politik.

12

Pertumbuhan kapitalisme, dan terutama industrialisasi

kemudian melahirkan kelas pekerja. Seiring berjalannya waktu, prospek  kapitalisme tidak begitu cerah seluruhya segera sesudah terjadinya krisis finansial yang melanda Amerika Serikat yang kemudian berdampak bagi negara-negara lain. Banyak para kalangan yang mengatakan bahwa ini adalah saatnya kehancuran kapitalisme.

Karakteristik Karakteri stik Sistem Ekonomi Kapitalis

Ciri dominan dari system kapitalis adalah;  pertama:

ebebasan K ebebasan

memiliki

harta secara perorangan. Hak milik perorangan merupakan elemen penting kapitalisme. Dalam paham kapitalisme tidak berlaku istilah hak milik berfungsi sosial. Pemberian hak milik secara mutlak akan menciptakan perilaku individu untuk menggunakan semaksimal semaksi mal mungkin mungkin sumber daya yang dimiliki dan

9

State , PageFree Publishing John Schrems, Understanding Princi ples of Politics and the State, (2004), page 234. 10

http://www.investorwords.com/713/capitalism.html

11

Friedman, ³Capitalism and Freedom´, 1965.

12

Hudiyanto, 2002, hal 20

4

  berdampak pada distribusi pendapatan masyarakat. Kedua: masyarakat. Kedua: Persaingan bebas (  Free com petition). etition). Persaingan bisa terjadi antar produsen dalam menghasilkan   produk, persaingan bisa terjadi antara penyalur produk, persaingan bisa terjadi antar karyawan untuk mendapatkan pekerjaan, persaingan bisa terjadi antar    pemilik modal dan seterusnya. Ketiga: seterusnya.  Ketiga:

ebebasan K ebebasan

penuh.

apitalisme K apitalisme

identik 

dengan kebebasan (liberalisme/ laisses faire) faire) , yang dianggap sebagai iklim yang   paling sesuai dengan sendi kapitalisme. Liberalisme adalah suatu paham yang  berpendapat dan bercita-cita bahwa manusia dilahirkan di dunia mempunyai hak  untuk bebas seperti yang diinginkannya.  Keem pat: Mementingkan diri sendiri. Aktivitas individu diyakini tidak  akan membawa kekacauan, bahkan sebaliknya akan membawa kemakmuran  bangsa-bangsa.  bangsa-bangsa. Adam Ada m Smith

13

mengatakan ³Bukan berkat kemurahan hati tukang

daging, tukang pembuat bir dan tukang roti kita dapat makan siang, akan tetapi karena mereka memperhatikan kepentingan pribadi mereka.

ita K ita

bicarakan bukan

kepada rasa kemanusiaan mereka melainkan cinta mereka kepada diri mereka sendiri´

14

 Kelima: Harga sebagai penentu (Price system). Paham serba bebas

(laissez faire) faire) akan tercipta ter cipta keseimbangan baru yang yang mampu membawa kepada kemakmuran masyarakat. Apabila terjadi kelebihan faktor produksi, maka akan tidak terserap oleh pasar sehingga akan terjadi pengurangan faktor produksi tersebut karena mekanisme pasar dan sebaliknya.

ondisi K ondisi

semacam ini akan dapat

memunculkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.  Keenam: Campur  tangan pemerintah minimum. Doktrin laissez faire sistem ekonomi merupakan orde alamia h

(natural ( natural orde) orde ) yang tunduk pada hukum alam ( natural 

law). law). Campur tangan pemerintah pemerinta h dalam bidang ekonomi ekonomi akan menghambat menghambat  proses pengaturan diri ( self ( self regulation) regulation)

13

Adam Smith adalah penganut aliran klasik terkenal. Ia lahir di kota K irkcaldy irkcaldy Scotlandia. Belajar filsafat dan pernah menjadi guru besar logika di Universitas Glasgow. Tahun 1766 ia pergi ke Perancis dan bertemu dgn para penganut liberalisme. Tahun 1776 ia menerbitkan  Penelitian Alam dan Sebab-sebab Kekayaan Manusia . Buku inilah yg dikatakan kritikus Edmund Burke sebagai karya tulis teragung yg pernah ditulis manusia. 14

(Heilbroner, 1982, hal «)

5

Dampak Posisitif dan negative Sistem Ekonomi Kapitalis:

Tak dapat dipungkiri bahwa kapitalisme telah memberikan begitu banyak  hasil positif bagi peradaban umat manusia.

K emudahan emudahan

fasilitas hidup,

  perkembangan teknologi, variasi produk, infrastruktur menjadi bukti bahwa kapitalisme menunjukkan perannya yang signifikan signifikan dalam sejarah peradaban umat u mat manusia. Dampak positif ini bisa kita rangkum pada tiga poin;

 pertama:

Mendorong aktivitas ekonomi secara signifikan.  Kedua: Persaingan bebas akan mewujudkan mewujudka n produksi dan da n harga ke tingkat wajar dan rasional rasi onal.  Ketiga: Mendorong motivasi pelaku ekonomi mencapai prestasi terbaik. Terlepas dari semua hal itu, tidak salah jika dianalisa bahwa dibalik  kesuksesan itu, ada kerancuan bahkan kontradiktif yang pada hakekatnya 15

menafikan kesuksesan tadi.

Hal ini tampak pada;  pertama: Penumpukan harta,

distribusi kekayaan tidak merata. merata. Selama abad a bad 20, selain megahnya pembangunan fisik ekonomi, ternyata terdapat data-data yang jelas menunjukkan bahwa system kapitalis memberikan goncangan-goncangan ekonomi dan implikasi-implikasi negative. Jeratan hutang di hampir seluruh Negara berkembang, kemiskinan yang 16

semakin meluas di negara dunia ketiga.  Kedua: Individualisme. Dalam interaksi ekonomi internasional terlihat bagaimana system ekonomi kapitalis menciptakan kondisi kompetisi yang tidak sehat, bahkan wujud kecenderungan eksploitasi ekonomi dari sekelompok negara terhadap sekelompok negara lain. Sehingga kekacauan ekonomi yang cenderung diciptakan ini meluas pada wilayah hukum, social budaya, pendidikan dan bahkan politik.  Ketiga:

Distorsi

pada

nilai-nilai

moral.

Bahkan

seiring

dengan

  perkembangan ekonomi berupa fasilitas dan segala kemudahan teknologi bukan semakin membuat peradaban yang terbangun menjadi lebih baik, tapi semakin menunjukkan paradok-paradok kemajuan ekonomi. Semakin maju ekonomi semakin tidak terlihat kemajuan pada sisi moral yang digambarkan oleh kualitas dan kuantitas interaksi diantara manusia sebagai subjek pembangunan ekonomi. 15

Ali Sakti,   Ekonomi Islam, Jawaban atas Kekacauan Ekonomi Modern, Paradigma & Aqsa Publishing, 2007, hal. 26 16

hal. 27  Ibid, hal.

6

Manusia terjebak dalam budaya egoisme dan budaya menguasai kekayaan dunia untuk kemewahan diri sendiri. Dalam pidatonya Bung

arno K arno

pernah mengatakan

  bahwa dengan kapitalisme, manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya. Budaya egoisme ini tentu berlangsung tanpa pijakan moral untuk memakmurkan umat manusia, ataupun apitalisme K apitalisme

membangun peradaban yang yang adil dan dan beradab.

memandang manusia sebagai benda materi.

arena K arena

itu manusia

dijauhkan dari kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan dalam sistem kapitalisme antara ekonomi dan moral dipisahkan jauh-jauh  Keem pat: Pertentangan antar kelas misalnya majikan dan buruh. apitalisme K apitalisme

mendefenisikan kepuasan ekonomi direpresentasikan oleh jumlah

materi yang dapat dimiliki.

emudian K emudian

disadari atau tidak, materi yang dimiliki

tersebut menjadi parameter status social pelaku ekonomi. Menurut Menurut Umar Chapra

17

  parameter tersebut kemudian menjelma menjadi nilai atau norma dalam aktifitas  perekonomian. Hal ini kemudian memicu ketidak harmonisan pada setiap lapisan antara kelas ekonomi.

C.

Sistem Ekonomi Sosialis

utup K utup

lain dari sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi sosialis.

Lahirnya sistem ekonomi marxisme atau sosialisme pada mulanya dimaksudkan untuk memperbaiki kehidupan kehidupan masyarakat yang menderita akibat akibat akumulasi modal kapitalisme. Filosofinya adalah setiap individu bersama-sama memperoleh kesejahteraan. Perkembangan sistem ini berangkat dari kritik terhadap kapitalisme yang pada masa itu disebut kaum borjuis dan mendapat legitimasi dari gereja untuk meng-eksploitasi buruh.

Defenisi Sistem Ekonomi Sosialis

Dari sudut pandang ekonomi, sosialisme adalah sebuah sistem ekonomi yang dilandaskan dilandas kan pada prisip kebersamaan, kebersa maan, di mana kepemilikan kepemilika n alat-alat -alat

17

Muhammad Umer Chapra,  Masa De pan Ilmu Ekonomi Sebuah Tinjauan Islam , Jakarta, Gema Insani Press, 2001, hal. 112

7

  produksi (means of   production) dan distribusi bersifat kolektif. 18 Salah satu   bentuknya yang paling ekstrim adalah komunisme, dimana keputusan-keputusan ekonomi disusun, direncanakan dan sekaligus dikontrol oleh negara. Sebagai respon terhadap era industrialisasi, sistem ekonomi sosialis dimana

arl K arl

Marx

sebagai rujukan utamanya, gencar mengkritik ekonomi pasar yang dikembangkan oleh Adam Smith. Dalam kaca mata sosialis, kapitalisme adalah sistem yang tidak  adil dan ³busuk dari dalam´. Dari sudut moral, kapitalisme mewarisi ketidak  adilan sebab ketidak pedulian pada ketimpangan dan kesenjangan social dalam masyarakat. Dari sudut social, sosialis memandang kapitalisme sebagai sumber  konflik antar kelas, baik yang borjuis dan proletar, antara tuan tanah dan buruh, dimana yang satu berperan sebagai penindas ((o o ppressor ) sedang yang lainnya sebagai yang tertindas I(o I (o ppressed). ressed). Dari sudut ekonomi, sosialis memandang kapitalisme kapital isme

tidak lain lain hanyalah hanyal ah alat bagi kapitalis untuk mengejar mengejar laba.

Sedangkan ekonomi pasar yang diciptakan kapitalisme bukanlah sebuah mekanisme untuk memaksimumkan kesejahteraan privat individu-individu, melainkan sebagai untuk memfasilitasi ketamakan para kapitalis mengangkangi  plus value) dan mengakumulasikan kekayaan. nilai surplus (sur  p

19

Karakteristik Karakteri stik Sistem Ekonomi Sosialis

 Pertama:

epemilikan K epemilikan

harta dikuasai negara.  Kedua: Setiap individu

memiliki kesamaan kesempatan dalam melakukan aktivitas ekonomi.  Ketiga: Disiplin politik yang tegas dan keras.  Keem pat: Tiap warga negara dipenuhi kebutuhan pokoknya.  Kelima: Proyek pembangunan dilaksanakan negara.  Keenam: Posisi tawar menawar individu ter batas. batas. 20

18 19

Deliarnov,  Ekonomi Politik , Penerbit Erlangga, 2oo6, hal. 39 Lebih lanjut Lihat: Deliarnov, ibid , hal. 41-43

20

Lebih lanjut Lihat: Albert, Michael & Hahnel, Robin: The Political Economy of   Partici patory Economics , Princeton University Press, 1991. (Available online), Cole, GDH : Socialist Economics , 1950, London : Victor Gollancz Ltd. Cole, GDH, GDH, Horvat, Branko: The  Political Economy of Socialism , 1982, ME Sharpe, Inc., Lebowitz, Michael A. :  Beyond Ca pital,  Marx's Political Economy of the Working Class , 1992, 2003

8

Dampak Posisitif dan negative Sistem Ekonomi Sosialis:

ebaikan K ebaikan kaum

sistem ekonomi sosialis;

lemah.  Kedua:

emakmuran K emakmuran

Tidak

terjadi

 pertama:

Berpihak pada nasib dari

pengangguran

masyarakat.  Ketiga:

yang merata.

Walau dilihat dari cita-cita sosialis untuk menghilangkan kemiskinan, kemeralatan kemera latan dan keterbela kangan kanga n sangat mulia, dalam dunia nyata kemiskinan, kemiskinan, kemeralatan dan keterbelakangan di negara-negara negara-negara sosialis s osialis lebih kentara dari yang dijumpai dalam sistem ekonomi kapitalis. 21 Para pemikir dan pemimpin sosialis memang memiliki mimpi yang indah untuk membawa masyarakat pada sistem kemasyarakatan yang lebih mulia. Akan tetapi, kelompok kapitalis memandang mungkin

di

satu

sisi

mereka

berhasil

mengurangi

ketimpangan

dan

mempromosikan pemerataan, tetapi bukan pemerataan dalam kekayaan dan kesejahteraan, melainkan pemerataan dalam kemiskinan. Dalam pandangan Winston Churchil: ³Socialism ³Socialism is the  philoso phy of failure, the creed of ignorance and the gos pel of envy´.

22

Mengapa sistem ekonomi sosialis tidak bisa maju? Menurut Deliarnov, sebenarnya sebenar nya banyak teori yang dapat dikemuka kan, yang paling menonjol adalah; adalah;  pertama:

  pengelolaan yang terlalu disentralisasi, dua:   birokrasi yang berbelit-

 belit, tiga: kurangnya insentif untuk menggali ide-ide dan gagasan baru, serta em pat: kurang akomodatif terhadap perubahan. 23 Dengan bahasa lain, Tidak  adanya jaminan atas kebebasan untuk berekspresi. Menurunkan semangat bekerja karyawan. Dan tampaknya sistem sosialis yang dirumuskan oleh

arl K arl

Marx,

 belum selesai. Ideologi Marxismo nampaknya hanya memberikan prediksi bahwa   pada suatu suat u saat masyarakat masyaraka t akan menja di seperti ini dan tidak dak seperti itu. Dengan Denga n demikian, sistem ekonomi sosialis baru membicarakan to be or not to be .

arl K arl

Mark belum sampai kepada pembicaraan yang lebih tuntas apakah factor  dominant dalam membentuk sistem ekonomi sosialis di muka bumi.

21

Deliarnov , ibid , hal. 50

22

Dikutip dari Deliarnov: ibid , hal. 51

23

ibid , hal. 50

9

D. Sistem Ekonomi Islam

Sebagai

suatu

sistem

hidup

(millah, (millah,

din) din)

ajaran

Islam

dapat

diklasifikasikan menjadi dua bagian. Pertama bagian.  Pertama yang berhubungan dengan ibadah khususnya yang mengandung hubungan dimensi vertikal. Sedangkan yang kedua yang berhubungan dengan permasalahan hubungan antar sesama mahluk  (muamalat ). ).

edua K edua

sub-sistem ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

arena K arena

keduanya merupakan komplementer satu dengan yang lainnya. Jika keduanya dipisahkan maka manusia akan mendapatkan kehinaan.24 Dengan demikian, pemikiran ekonomi Islam lahir dari kenyataan bahwa Islam adalah sistem yang diturunkan oleh Allah kepada seluruh manusia untuk  menata seluruh aspek kehidupannya dalam seluruh ruang dan waktu. agama Islam yang paling kuat

arakter  K arakter 

adalah adala h sistem dan penataan yang ada. Islam Islam

dengan begitu merupakan konsep tentang sebuah proyek peradaban,

25

Maka

secara kronologis perkembangan dalam memahami pemikiran ekonomi Islam mengalami perkembangan dari masa ke masa, yang dimulai dari masa turunnya wahyu, masa penyebaran Islam, masa ijtihad (penyusunan ilmu-ilmu), masa stagnasi pemikiran Islam, masa invasi ideologi (terjadinya konflik antara ideologi Islam, Sosialis dan

apitalis) K apitalis)

dan masa Islamisasi ilmu pengetahuan (yaitu;

terjadinya Islamisasi ilmu ekonomi).

Defenisi Ekonomi Islam

Islam sebagai suatu sistem kehidupan manusia mengandung suatu tatanan nilai dalam mengatur semua aspek kehidupan manusia baik menyangkut sosial,   politik, budaya, hukum, ekonomi dsb. Syariat Islam mengandung suatu tatanan nilai yang berkaitan dengan aspek akidah, ibadah, akhlaq dan muamalah. Pengaturan sistem ekonomi tidak bisa dilepaskan dengan syariat Islam dalam   pengertian yang lebih luas. Dengan demikian sistem ekonomi Islam dapat

24

Lihat: Al-Qur¶an , Al Imran (3:112)

25

Lebih lanjut lihat: M.Sayyid Qutb,   Muqawwamat al-Tashawwur al-Islami, Dar alShuraq, S.M.N, al-Attas in his   Prolegomena to The Meta physics of Islam An Ex position of the uala Lumpur, ISTAC.  Fundamental Element of the Worldview of Islam , K uala

10

didefinisikan sebagai sistem yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber-sumber daya yang seirama dengan maqashid as syari`ah tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan ketidak  seimbangan makroekonomi dan ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan social serta jaringan moral masyarakat.

26

Karakteristik Ekonomi Islam

Sistem ekonomi Islam tidak mengesampingkan unsur-unsur ego dalam diri manusia, namun pemahaman bahwa hidup ini adalah ibadah (kepatuhan kepada Tuhan), maka perilaku manusiapun sepatutnya merujuk dan mematuhi serta menjadikan kepatuhan kepada Tuhan sebagai parameter dan titik sentral dari  perilaku manusia. Ekonomi Islam tidak sekedar berorientasi untuk pembangunan fisik material dari individu, masyarakat dan negara saja, tetapi berikut horizon dunia ataupun akhirat. K arakteristik arakteristik

utama sistem ekonomi Islam adalah;

 pertama:

tidak 

membedakan antara ekonomi dengan etika, sebagaimana juga Islam tidak  membedakan antara ilmu dengan akhlak, politik dengan etika, perang dengan etika dan lain lain, sehingga dalam mengarungi kehidupannya seorang muslim haruslah memiliki budi pekerti dan akhlak yang mulia seperti yang di contohkan oleh Muhammad Rosulullah saw. 27 Individu maupun kelompok disatu sisi diberi kebebasan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, namun disisi lain, ia terikat dengan iman dan etika, sehingga ia tidak bebas mutlak dalam   permasalahan ekonomi untuk menginvestasikan modalnya atau membelanjakan hartanya, yang akan dapat merugikan bagi orang lain. Masyarakat muslim juga tidak bebas tanpa kendali dalam memproduksi segala sumberdaya alam yang ada yang dapat berakibat merusaknya,

28

mendistribusikannya mendistribusikannya atau mengkonsumsinya. mengkonsumsinya.

26

Umer Chapra,  Masa De pan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam, Gema Insani Press,  pentrj: Ikhwan Abidin Basri, 2001, hal. 108 27

Sesungguhnya Aku (Muhammad) diutus pada K amu amu sekalian adalah untuk  menyempurnakan akhlak yang mulia : Hadist Riwayat; Bukhori dan Muslim 28

Lihat: Al Qur¶an, Ar-Rum ; 41

11

Ia terikat dengan denga n ikatan akidah akida h dan etika mulia, disamping juga dengan denga n hukumhukum Islam. 29 Sistem ekonomi yang berlandaskan etika ini diakui oleh beberapa pakar  ekonomi Barat antara lain;   Jack Austri, Austri, seorang Perancis, dalam bukunya ³ Islam dan Pengembangan Ekonomi ´ mengatakan,

³Islam adalah gabungan gabungan antara

tatanan kehidupan praktis dan sumber etika mulia. Antara keduanya terdapat ikatan yang sangat erat yang tidak dapat terpisahkan. Dari sini sebetulnya orang Islam tidak dapat menerima paham ekonomi orang kapitalis yang lebih condong   pada keduniaan saja tanpa memikirkan akhirat. Dan ekonomi yang kekuatannya   berlandaskan wahyu dari langit itu tanpa diragukan lagi adalah ekonomi yang   berdasarkan pada etika´. Menurut Menurut   J. Perth, Perth, kombinasi antara ekonomi dan etika ini bukanlah hal baru dalam Islam. Sejak semula Islam tidak mengenal pemisahan   jasmani jasma ni dengan rohani. rohani . Didalam Didala m Islam kita menemuka n praktek-praktek -prakt ek bisnis yang menggabungkan antara etika dan ekonomi, seperti; larangan untuk  mengurangi takaran dan timbangan,

30

larangan memakan riba,

31

anjuran untuk 

menafkahkan harta yang dimiliki agar tidak menumpuk pada orang tertentu,

32

33

larangan mempunyai sifat kikir  ki kir  dan untuk membersihkan hartanya.  Kedua: karakter ekonomi Islam sesuai dengan fitrah manusia. Tujuan ekonomi Islam adalah menciptakan kehidupan manusia yang aman dan sejahtera. Dengan demikian, dalam ekonomi Islam, manusia dan faktor kemanusiaan 29

Sebagai misal dalam memandang masalah minuman keras, Islam dengan jelas dan tegas menyebutkannya : ³Hai orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji (yang) termasuk    perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu termasuk hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang, maka berhentillah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)´ Al-Qur¶an Surat AlMa¶idah ayat 90-91, Minuman keras atau khamar , dari sisi ekonomi mungkin sangat menguntungkan seperti dapat membuka lapangan pekerjaan, akan tetapi larangan tersebut sifatnya final dan secara kompleks dan meyeluruh, yaitu larangan bagi pembuatnya (produsennya),  penyalurnya, orang yang mengantarkan barang tersebut (transportasinya), orang yang menjualnya, orang yang membelikannya, dan orang yang menuangkannya. (Hadist Riwayat Abu Dawud) 30

Al-Qur¶an; Surat Al-Muthoffifiin ayat 1-6

31

Al-Qur¶an; Surat Al-Baqoroh ayat 275-276

32

Al-Qur¶an Surat Al-Hasyr ayat 7

33

Al-Qur¶an; Surat Al-Baqoroh ayat 261-274

12

merupakan faktor utama. Faktor kemanusiaan dalam ekonomi Islam terdapat dalam kumpulan etika, yang ada pada Al-Qur¶an, Hadits, serta ijma¶ para ulama yang mencakup etika, kebebasan, kemuliaan, keadilan, sikap moderat dan  persaudaraan sesama manusia. Etika Islam mengajurkan manusia untuk menjalin kerjasama, tolong-menolong tolong-menolong dan menjauhi sikap iri, dengki dan dendam. Islam juga menganjurkan kasih sayang sesama manusia terutama pada kaum lemah, anak yatim, miskin papa (bahkan dikatakan sebagai berbohong dalam agama jika tidak memperdulikan mereka)34. Islam juga menganjurkan sikap  bertenggang rasa kepada para janda, tua r enta dan orang yang tidak sanggu sa nggup p untuk    bekerja. Buah yang dipetik dari etika ini ialah diakuinya oleh Islam hak milik  individu, dengan syarat barang itu diperoleh dengan jalan halal. Islam juga menjaga milik individu dengan segala undang-undang dan etika yang ada.

E. Komparasi Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis dan Islam Sistem ekonomi Islam pada hakekatnya bukanlah sebuah sikap reaksioner  terhadap fenomena ekonomi dominan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, awal keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di muka bumi ini. Ekonomi Islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Islam itu sendiri. Islam diyakini sebagai jalan maupun konsep hidup tentu meliputi ekonomi sebagai salah satu aktivitas hidup manusia, bahkan ekonomi merupakan aktivitas utama dalam kehidupan, karena ia berkaitan erat dengan kemampuan dan segala kegiatan mempertahankan hidup manusia baik kualitas dan kuantitas.

35

Dari

  penjelasan di atas kita temukan beberapa hal yang membedakan ekonomi kapitalis, sosialis dan Islam secara signifikan, baik entitas ilmu maupun mekanisme kerjanya dikehidupan manusia. Berikut Berikut beberapa perbedaan penting:

a. Sumber;

Sistem ekonomi Islam merujuk pada entitas utamanya yaitu Islam sebagai konsep hidup dan kehidupan merupakan konsep yang langsung diidekan 34

Al-Qur¶an; Surat Al-Ma¶un ayat 1 - 6

35

Ali Sakti, Ekonomi Sakti,  Ekonomi Islam, Jawaban« hal. 80

13

(ideational) oleh Allah SWT. 36 Sementara dalam sistem ekonomi kapitalis dan sosialis hamper dipastikan tidak memiliki persfektif filosofi seperti yang dimiliki Islam. Filosofi dasar sistem ekonomi kapitalis dan sosialis terfokus pada tujuan materialism

yang

memang

menjadi

parameter

terpenting

dalam

segala

aktifitasnya. Sehingga upaya menuju pencapaian materi tersebut diidentifikasi dan dilakukan tanpa batasan-batasan tertentu seperti dalam ekonomi Islam. Hal ini   bisa dimaklumi karena sumber inspirasi ekonomi kapitalis dan sosialis adalah interest manusiawi.

b. Motif;

Tujuan dari aktifitas ekonomi Islam tidak terlepas dari pemahaman Islam sebagai konsep hidup yang mengantarkan manusia pada kesejahteraan dan kedamain akhirat. Maka motif utama aktifitas ekonomi Islam tidak terlepas dari motif ibadah. Motif ibadah ini kemudian mempengaruhi perilaku konsumsi,  produksi, distribusi dan interaksi ekonomi lainnya. Secara spesifik ada tiga motif  utama dalam perilaku ekonomi Islam, yaitu; maslahat, kebutuhan dan kewajiban . Menurut Muhammad Akram

37

han K han

altruisme (kepentingan bersama).

maslahat adalah parameter yang bernuansa

ebutuhan K ebutuhan

merupakan sebuah motif dasar 

disamping sebagai nilai moral tersendiri. Sedangkan motif kewajiban merupakan   presentasi entitas utama motif ibadah. Motif ini merefleksikan tugas utama manusia sebagai hamba ha mba Tuhan. Tuhan. Sedangkan motif ekonomi kapitalis dan sosialis lebih didominasi oleh nilai-nilai egoisme,   self interest danrasionalisme interest danrasionalisme yang materialis.

apitalis K apitalis

menilai bahwa egoisme merupakan nilai yang konsisten mempengaruhi seluruh aktivitas manusia.38 Sehingga egoismelah yang menjadi titik sentral dari analisa

36

Muhammad Nejatullah Siddiqi, ³Islamizing Economics´, Toward Islamization of   Dixci pline, line , The International Institute of Islamin Though (IIIT), Hemdon, Virginia, USA, 1995, hal. 253-261. Dikutip dari Ali Sakti,  Ekonomi Islam, Jawaban« hal. 81 37

Muhammad Akram K han, han, ³The role of Government in the Economy´, The American  Journal of Islamic Social Sciences, Sciences , Vol. 14, No 2, 1997, hal. 157. Dikutip dari Ali Sakti,  Ekonomi  Islam, Jawaban« hal. 86 38

Lihat: Amartya SEn, :Rational Fool: A Critique of The Behavioaral Fondations of  Theory , Edited by Frank Hahn and Martin Hollis, Economic Theory´,  Philoso phy an Economic Theory,

14

dan pengembangan teori ekonomi. Hal ini terlihat bagaimana egoisme menjadi ruh dalam perilaku konsumsi, produksi dan interaksi ekonomi. Singkatnya, ekonomi ekonomi kapitalis dan sosialis lebih mempertimbangkan unsure keinginan (wants) dalam mengembangkan mekanisme sistem ekonomi. Sedangkan Islam lebih focus  pada kebutuhan manusia.

c.

Tujuan;

Perbedaan mendasar antara ekonomi kapitalis, sosialis dan Islam adalah sudut pandang aksiologis. Rasionalitas dalam Islam bukannya kemudian membatasi peluang untuk melakukan pemaksimalan kepentingan atau kebutuhan secara mutlak. Term ³maksimisasi´ bisa saja tetap digunakan, hanya ia dibatasi oleh kendala etika dan moral Islam. Maka istilah ³kepuasan´ pun mengalami transformasi pengertian dari ³kepuasan tak terbatas´ menjadi  falah, dalam arti yang luas, dunia dan akhirat.

eyakin K eyakin

inilah yang kemudian mengontrol perilaku

manusia agar selalu merujuk pada Islam sebagai konsep hidup. Perpaduan keyakinan (iman) dan profesiaonalitas keduniaan merupaka sinergi nilai dan kerja yang khas dalam perekonomian Islam. Sedangkan dalam perekonomian kapitalis dan sosialis, landasan filosofi dari tujuan aktifitas ekonomi tidak menyentuh nilai-nilai aksiologis maupun religiusitas.

eduanya K eduanya

terbatas pada nilai keduniawian, dimana parameter dan

tujuan aktifitas ekonominya cenderung materialistis.

onsep K onsep

utilitas dalam

 perilaku konsumsi konsumsi yang ya ng ditunjukkan akhirnya demi mencapai tujuan materialisme.

d. Paradigma;

Perbedaan paradigma sebagai ruang lingkup aktifitas juga cukup signifikan. Dimana ekonomi Islam tidak bisa lepas dari aksiologinya (keyakinan   pada hari kemudian, dosa-pahala dll). Paradigma ini kemudian menempatkan norma-norma Islam menjadi variable yang cukup menentukan dari segala aktifitas

Oxford University Press, 1979, hal. 87-109. Dikutip dari Ali Sakti,   Ekonomi Islam, Jawaban« hal. 87

15

ekonomi manusia. Variable ini secara otomatis menuntut manusia pada segala aktifitas hidupnya sejalan dengan prinsif kea dilan dan keseimbangan. Sementara ekonomi kapitalis dan sosialis lebih mengedepankan pasar  sebagai paradigmanya.

39

Inovasi dan pengembangan aktifitas ekonomi didasarkan

 pada optimalisasi bentuk pencapaian keuntungan yang bersifat individual maupun kelompok secara bebas, tanpa memiliki batasan-batasan yang bersifat ideologi maupun  s piritual oriented . Isu moral dan akhlak berada pada koridor terbatas dalam interaksi sesama manusia yang dijabarkan dalam wacana etika, tanpa   pernah jadi pertimbagan. Hal ini menjadi alasan utam mengapa kecenderungan   pelaku pasar dalam kedua sistem tersebut begitu konsumtif, materialistik dan individualistik (dalam makna luas).

e. Harta;

Perbedaan mensikapi harta antara kapitalis, sosialis dan Islam juga sangat   berbeda. Dalam Islam harta disikapi sebagai pokok kehidupan maupun amanah.

40

Hal ini sejalan dengan corak perekonomian yang mementingkan kebersamaan (altruisme) dan keyakinan bahwa hidup hanyalah perjalanan sementara, sehingga harta sebagai alat hidup dikonsumsi secukupnya. Dalam definisi al-Ghazali, harta dikonsumsi sebanyak yang dibutuhkan untuk hidup. 41 Sementara dalam pandangan kapitalis dan sosialis, harta sebagai aset yang dipergunakan untuk terus diperbanyak berdasarkan tujuan kepuasan kepuasan individu.

f. Alokasi dan distribusi kekayaan;

Dalam Islam, mekanisme alokasi dan distribusi pendapatan dan kekayaan   berkaitan erat dengan nilai moral Islam sebagai alat untuk meraih kesejahteraan akhirat.

ewajiban K ewajiban

hamba pada Tuhannya merupakan prioritas utama dari segala

tindakan. Hala ini menjadikan mekanisme distribusi pendapatan dan kekayaan 39

Muhammad Arif, ³Toward the Syari`ah Paradigm of Islamic Economics: The  beginning of Scientific Revolution´,  Journal of Research in Islamic Economics , Vol. 2, No. 4, July 1985. Dikutip dari Ali Sakti,  Ekonomi Islam, Jawaban« hal. 89 40

Lihat QS: 4:5, QS: 63:9

41

Imam al-Ghazali, Ihya al-Ghazali,  Ihya Ulumuddin, As Syifa, Syifa , Jilid 2

16

yang bertujuan pada pemerataan menjadi sangat urgent  dalam perekonomian Islam, karena diharapkan setiap manusia dapat menjalankan kewajibannya sebgai hamba tanpa harus dihalangi oelh hambatan yang wujud diluar kemampuannya. Dengan demikian peran utama negara adalah memastikan terpenuhiny t erpenuhinyaa kebutuhan minimal seluruh rakyat negara tersebut.

42

Distribusi dan alokasi kekayaan selain

dilakukan dilaku kan dengan aktifita s ekonomi yang wajar dalam dala m transaksi transa ksi jual-beli, jual-beli, juga diakui mekanisme berupa zakat yang sifatnya tidak mengikat.43 Sedangkan dalam sistem ekonomi kapitalis dan sosialis menggunakan instrumen pajak dan tunjangan sebagai alat pemerataan pendapatan. Namun secara kongkrit keberlangsungannya tergantung pada kebijakan rezim ekonomi tersebut.

g. Fungsi negara;

Fungsi negra dapat dibagi menjadi dua fungsi utama, yaitu fungsi bersifat geografi (geofra phical frontier) dan bersifat idiologi (ideological frontier). frontier) . Fungsi yang bersifat geografi adalah memastikan terpelihara dan berkembangnya negara secara geografis, seperti pertahanan (deffence). (deffence). Sedangkan fungsi yang bersifat idiologi adalah memastikan terpeliharanay nilai-nilai ketauhidan dan keimanan warga negara serta usaha-usaha peningkatannya. Fungsi ini terlaksana pada sisi sosial-moral dan pada sisi ekonomi. Dalam Islam, fungsi negara yang sedemikianalah sesuatu yang terikat dengan aksiologi. Sedangkan dalam sistem ekonomi kapitalis dan sosialis fungsi tersebut bukanlah keharusan yang terikat dengan aksiologi.

42

Lihat: QS: ar-Rum: 38-39

43

Lihat: QS: 59:7

17

F. Epilog

Peralihan kekuasaan dari Muslim ke

risten K risten

menuntut terjadinya suatu

transformasi nilai-nilai sosial dari moralitas Islam ke sekularisasi. Sekularisme sendiri sebenarnya tidak berniat berniat untuk menanggalkan menanggalkan baju moralnya, masyarakat ilmiah di lingkungan

risten-lah K risten-lah

yang mencoba mengelak dari nilai moralitas

ajaran mereka atas nama perkembangan intelektual, ilmu pengetahuan dan teknologi.

K emudian, emudian,

menurut

K enneth enneth

Lux dalam bukunya Adam Smith¶s

Mistakes, datanglah Adam Smith yang ³membuang moralitas untuk menemukan ekonomi´. Fenomena ini memang telah mendapatkan pengesahan sejarah melalui tonggak-tonggaknya yang paling penting yaitu ³The ³ The Enlightenment ´; ´; revolusi ilmiah; revolusi industri; dan imperialisme-kolonialisme ekonomi serta berbagai  bentuk kelembagaan lainnya hingga hingga sekarang. s ekarang. Sejak saat itulah terjadi divergensi dalam pemikiran dan praktek ekonomi secara sistemik, antara Islam dan kapitalisme. Yang kedua kemudian menjadi mainstream dan terpecah lagi secara garis besar dengan lahirnya sosialisme, masing-masing mempersiapkan perangkat paradigmanya untuk membangun institusi sosial dan politik dalam rangkaian penguatan sistem-sistem ekonomi tersebut. Jadi dengan kata lain ilmu ekonomi sekular modern, kapitalisme maupun sosialisme, adalah sebuah fenomena penyimpangan dari ekonomi Islam, dan  bukan sebaliknya.

18

Daftar Pustaka

Ali Sakti, Ekonomi Sakti,  Ekonomi Islam, Jawaban atas Kekacauan Ekonomi Modern, Paradigma & Aqsa Publishing, 2007 Alparslan Acikgence, "The Framework for A history of Islamic Philosophy",  AlShajarah, Shajarah , Journal of The International Institute of Islamic Thought and Civlization, (ISTAC, 1996, vol.1. Nos. 1&2, 6) Amartya SEn, :Rational Fool: A Critique of The Behavioaral Fondations of  Economic Theory´,  Philoso phy an Economic Theory , Edited by Frank  Hahn and Martin Hollis, Oxford University Press, 1979  phy of Science, Deborah A. Redman,   Economics and the Philoso Science, Oxford University Press, New York, 1991 Deliarnov, Ekonomi Deliarnov,  Ekonomi Politik , Penerbit P enerbit Erlangga, 2006 Hamid Fahmy Zarkasyi, ³Worldview Sebagai Asas Epistemologi Islam´ ,  ISLAMIA, Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam, THN II No.5 AprilJuni 2005 Imam al-Ghazali, Ihya al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, As Syifa , Jilid 2 Jhon Ralston Saul,   Runtuhnya Globalisasi dan Penemuan Kembali Dunia, terj: Dariyanto, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008 M.Sayyid Qutb, Muqaww Qutb, Muqawwamat amat al -Tashawwur -Tashawwur al-Islami, al -Islami, Dar al-Shuraq Masyhudi Muqorobin, ³Paradigma Ilmu Il mu Ekonomi Ekonomi Islam´ , Islam´ , makalah yang diposting   pada situs resmi  resmi  Fakultas Ekonomi Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta . http://fe.umy.ac.id/eei/index.php?option=download&itlinemodule=1&action=viewDl&cid=2 Muhammad AkramK han, han, ³The role of Government in the Economy´, The  American Journal of Islamic Social Sciences , Vol. 14, No 2, 1997 Muhammad Arif, ³Toward the Syari`ah Paradigm of Islamic Economics: The   beginning of Scientific Revolution´,   Journal of Research in Islamic  Economics,  Economics , Vol. 2, No. 4, July 1985 Muhammad Nejatullah Siddiqi, ³Islamizing Economics´, Toward Islamization of   Dixci pline, line, The International Institute of Islamin Though (IIIT), Hemdon, Virginia, USA, 1995 S.M.N, al-Attas in his Prolegomena his  Prolegomena to The Meta physics of Islam An Ex position of  the Fundamental Element of the Worldview of Islam , K uala uala Lumpur, ISTAC. Umer Chapra, Masa Chapra,  Masa De pan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam, Gema Insani Press, pentrj: Ikhwan Abidin Basri, 2001

19

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF