Perawatan Dan Perbaikan Transmisi Manual Toyota Kijang Innova Tipe g.20

February 12, 2024 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Perawatan Dan Perbaikan Transmisi Manual Toyota Kijang Innova Tipe g.20...

Description

PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G.20 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang

Oleh: Nama

: Hapsari Niyanti

Nomor Bp.

: 1301011030

Program Studi : Teknik Mesin Konsentrasi

: Tenik Perawatan dan Perbaikan

JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PADANG 2016

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G.20

Diajukan sebagai persaratan lulus program Diploma III Politeknik Negeri Padang Oleh Nama

: Hapsari Niyanti

No. BP

: 1301011030

Prodi

: Teknik Mesin

Konsentrasi

: Teknik Perawatan dan Perbaikan

disetujui oleh:

Pembimbing I

Pembimbing II

YAZMENDRA ROSA, ST.,MT

FEIDIHAL, ST.,MSi

NIP. 197101151 199802 1002

NIP. 19580727 199003 1002

Mengetahui : Kepala Konsentrasi Teknik Perawatan dan Perbaikan

RIVANOL CHADRY ,ST.,MT NIP. 19691215 199303 100

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL PADA KIJANG INNOVA TIPE G.20 Disusun Oleh : Nama Nomor Bp. Program Studi Konsentrasi

: Hapsari Niyanti : 1301011030 : Teknik Mesin : Perawatan dan Perbaikan

Telah Lulus Sidang Pada Tanggal : 28 September 2016 Disetujui Oleh : Pembimbing I

Pembimbing II

Yazmendra Rosa, ST.,MT Nip.19710115 199802 1 002

Feidihal, ST.,M.Si Nip.19580727 199003 1 002

Disahkan Oleh : Ketua Program Studi Teknik Mesin

Kepala Konsentrasi Produksi

Sir Anderson,ST.MT Nip.19720818 200003 1 002

Rivanol Chadry,ST.,MT Nip.19691215 199303 1 002

Ketua Jurusan Teknik Mesin

Hanif,ST.,MT Nip.19710902 199802 1 001

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PERWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL PADA KIJANG INNOVA TIPE G.20 Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji Tugas Akhir Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Pada Tanggal : 28 September 2016

Tim Penguji :

Ketua/Penguji I

Yazmendra Rosa, ST.,MT Nip. 19710115 199802 1 002

Anggota I / Penguji III

Dian Wahyu, ST Nip. 19850311 200812 1 005

Sekretaris/Penguji II

Ruzita Sumiati, ST.,MT Nip. 19760909 200312 2 002

Anggota II / Penguji IV

Adriansyah, ST., MT Nip. 19641109 199702 1 001

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Maka apabila kamu sudah selesai (Dengan satu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain Ini hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap (Qs : Alam Nasrah 1-8)

Ya Allah berikanlah aku ilmu untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu Yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku Dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhoi dan masukanlah aku dengan rahmatmu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh (Qs : An-Nahl : 19)

Allah memberikan hikmah (ilmu pengetahuan) kepada siapa yang Dikehendaki-Nya dan barang siapa yang diberi hikmah, sesungguhnya telah diberi Kebijaksanaan yang banyak dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang- orang yang berakal (Qs : Al-Baqarah : 269)

“ Doa Buat Ibu dan Ayah “

Ya Allah, Rendahkanlah suaraku bagi mereka, Perindahlah ucapanku di depan mereka, Lunakanlah watakku terhadap mereka, Lembutkanlah hatiku untuk mereka. Ya Allah, Berikanlah mereka balasan yang sebaik-baiknya, Atas didikan mereka pada diriku, dan Pahala yang besar atas kesayangan yang Mereka limpahkan padaku Peliharalah mereka seperti mereka memeliharaku. Ya Allah, Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan, Atau kesusahan yang mereka derita karena aku, Jadikanlah itu semua terhapusnya dosa-dosa mereka, Tinggikanlah kedudukan mereka dan Bertambahnya pahala kebaikan mereka, Dengan perkenan-Mu. Ya Allah, Sebab hanya engkaulah Yang berhak membalas kejahatan dengan Kebaikan berlipat ganda. Berikanlah rahmat,hidayah dan berokah-Mu dan Berikanlah mereka kesehatan dan rejeki-Mu Amiiiiiiiin.............

Thanks to My Best Familly : Ayah

(Erman) Ibu

(Warini), Adik-adikku (Fiki Ermanto, Novi

Ramadhani dan Zulkiflli), kalian adalah mutiara dalam hidupku yang selalu memberikan semangat dan nasehat untukku, terkadang aku khilaf dan bernada tinggi kepada kalian, ingin rasanya mata ini menangis dan mulut mengucapkan kata maaf, tetapi kalian selalu memahami keadaanku dan memaafkan kesalahanku. Aku tidak ingin membebani kalian dengan sikap dan tindakanku yang terkadang menyimpang. Aku hanya menginginkan senyuman manis

yang keluar dari

wajah kalian. Apapun yang

esok,

akan

terjadi

untuk

hari

aku

akan

selalu bersyukur dan berusaha di jalan Allah SWT untuk membahagiankan kalian.

Thanks to My Best friends : Sahabat, hanya kau yang bisa memahami karakter dan sifatku. Terkadang aku egois, jatuh dan tak tau arah, tetapi semangat yang kalian berikan membuat hidupku berkobar. Suka dan duka yang kita rasakan bersama, akan menjadi kenangan dalam hidupku. Kalian adalah yang terbaik sahabtku, Semoga kita meraih kesuksesan bersama.

Thank’s to one D time (D13 badunsanak) 3 tahun bersama menjadikan kita satu keluarga besar. Untuak kamankankamanakan sado nyo (Arif,Ajo,Beni,Erik Bomber,yogi,harnov,oom,cak geak,juplek,eko,tom

ul,

Gd,fauzan,bg

fajar,malmul,bg

joko,

Alkadri,Robby,Badau dll), mokasih

nyo lah bisa menghargai mak walau wak sa angkatan. Semoga wak bisa wisuda bareng sadonyo.

Thanks to My Sepecial : Ujan Kampai, seseorang yang telah setia menemani ku selama beberapa bulan ini. Terima kasih karena telah dan selalu memberikan semangat di saat ku mulai kehilangan semangat, menguatkan ku di saat ku mulai rapuh dan terima kasih karena selalu mengingatkan ku saat ku mulai lupa. Terima kasih juga atas kasih sayang dan perhatian selama ini Semoga keyakinan dan takdir ini terwujud, insyallah jodohnya kita bertemu atas ridho dan izin Allah S.W.T…

Thanks to Himpunan Mahasiswa Mesin : Persahabatan, Kekompakan, Suka dan Duka, Memahami setiap karakter, Keberanian

dan Kepemimpinan itulah yang aku dapatkan dan aku rasakan

dikeluargaku ini. Sangat banyak ilmu, ide, pemecahan masalah dan kedewasan yang aku dapatkan. Aku merasakan perubahan sikap dan pemikiran yang signifikan dalam hidupku. Aku belajar berkomunikasi dan bisa memimpin, itu adalah berkat keluargaku Himpunan Mahasiswa Mesin. Terima kasih yang amat indah untuk Refansyah Ahmad Fausan, Muhammad

Ihsan,

Feri

Andriko, Septiwan Werdinata, Taufik Hidayat, Mella Yohanda, Erik Eriansyah, Yozi

Saputra, Muhammad Vega Zikri, Zulvan lindo, Poniaseh, Riki Fitrah Hamdani dan teman-teman Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin dan sekaligus teman-teman Mahasiswa Politeknik Negeri Padang.. Jaya HIMA Mesin.........................

Thanks to My Best Teacher and Lecturer Bapak dan Ibu, terima kasih ilmu dan semangat hidup yang telah kalian berikan. Terkadang kami kurang disiplin dan mengupat dalam hati setiap teguran kebaikan yang kalian berikan. Ilmu yang kalian berikan kepada kami sungguh bermanfaat tiada kiranya. Kebaikan dan keiklasan yang kalian tunjukkan kepada kami memberikan arti bahwa begitu mahalnya ilmu pendidikan dan keiklasan dalam hidup. Tetapi kami paham itu semua untuk kebaikan dan masa depan kami. Maafkan kami dan kami janji akan membuat bangga kalian !!!! Terima kasih untukmu Dosen Pembimbingku Bapak Yazmendra Rosa,ST.,MT dan Bapak Feidihal.ST.,MS.i

serta

Pengujiku

Ibu

Ardiansyah,ST.MT dan Bapak Dian Wahyu,ST.

MOTTO

Ruzita

Sumiati,

Bapak

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Al-Baqarah: 286)

"Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu." (Ali Imran:120)

"Dan jangankamuberputusasadarirahmat Allah. Sesungguhnyatiadaberputusasadarirahmat Allah, melainkankaum yang kafir." (Yusuf : 87)

“Kegigihan dan Kesabaran akan merubah hidupmu untuk masa depan cerah’’ (Hapsari Niyanti)

“Tidak ada yang tidak mungkin, selagi berusaha dijalan Allah SWT ’’ (Hapsari Niyanti)

LEMBARAN TUGAS AKHIR POLITEKNIK NEGERI PADANG Nama

: HAPSARI NIYANTI

BP

: 1301011030

Konsentrasi

: MAINTENANCE

PEMBIMBING I

: YASMENDRA ROSSA, ST., MT

PEMBIMBING II

: FEIDIHAL, ST.,M.Si

JUDUL

: PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL PADA KIJANG INNOVA TIPE G.20

UraianTugas

:1. Lakukan perawatan dan perbaikan untuk transmisi manual kijang innova tipe G.20 2. Jelaskan prinsip kerja Transmisi 3. Perawatan yang dilakukan enurut spesifikasi 4. Lakukan Pekerjaan sesuai prosedure

Dimulai Tanggal

: juli 2016

Selesai Tanggal

: 23 September 2016

Pembimbing I

Pembimbing II

YAZMENDRA ROSSA, ST., MT

FEIDIHAL, ST.,M.Si

Nip. 19710115 199802 1 002

Nip. 19580727 199003 1 002

LEMBARAN ASISTENSI TUGAS AKHIR

Nama

: HAPSARI NIYANTI

Nomor BP

: 1301011030

Jurusan

: TEKNIK MESIN

Konsentrasi

: MAINTENANCE

Judul

: PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL PADA KIJAN INNOVA TIPE G.20

Pembimbing I

: YAZMENDRA ROSA, ST., MT

Pembmbing II

: FEIDIHAL, ST.,M.Si

NO.

TANGGAL

KEGIATAN

PARAF PEMBIMBING I

II

NO.

TANGGAL

KEGIATAN

PARAF PEMBIMBING I

II

No. Alumni Universitas

No. Alumni Fakultas

Hapsari Niyanti

BIODATA (a) Tempat/Tgl Lahir: Sei. Kalang/03 April 1996 (b) Nama Orang Tua: Erman dan Warini (c) Jurusan: Teknik Mesin (d) Program Studi: DIII Teknik Mesin, Konsentrasi: Perawatan dan Perbaikan (e) No. BP: 1301011030 (f) Tanggal Lulus: 28 September 2016 (g) Predikat Lulus: ............... (h) IPK: ......... (i) Lama Studi: 3 Tahun (j) Alamat Orang Tua: Jalan Sei.Kalang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat.

PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL PADA KIJANG INNOVA TIPE G.20 Tugas Akhir D-III Oleh : Hapsari Niyanti Pembimbing I : Yazmendra Rosa,ST.,MT dan Pembimbing II: Feidihal,ST.,MSi

ABSTRAK Perawatan dan perbaikan Transmisi Toyota Kijang Innova Tipe G yaitu mengetahui komponen Transmisi Toyota Kijang Innova, tanpa mengerti komponen maka tidak akan mengetahui cara perawatan dan perbaikan transmisi. Transmisi Toyota Kijang Innova Tipe G menggunakan sistem depan dengan penggerak roda belakang dan komponen transmisi terdiri dari beberapa bagian yaitu transmision case, main shaft, gear shift control mechanism, extention housing. Bagian-bagian dari rumah transmisi jenis synchromesh ini adalah cluth hub, hub sleeve, synchromesh ring, shifting key. Urutan perbaikan transmisi yaitu mencari gangguan, penyebab, pembongkaran, pemeriksaan, perbaikan, dan perakitan transmisi. Pembongkaran dilakukan secara berurutan agar tidak salah pasang atau tertukar komponen saat perakitan kembali, pemeriksaan komponen dilakukan dengan pengukuran sesuai standart pabrik dan secara visual.

Kata Kunci : Perawatan dan Perbaikan Transmisi Manual Kijang Innova Tipe G.20 Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal : 28 September 2016 Abstrak telah disetujui oleh penguji : 1 2 3 4 Tanda Tangan Nama Terang

Yazmendra Rosa,ST.,MT

Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Mesin :

Ruzita Sumiati,ST.,MT

Dian Wahyu, ST

Hanif ST.,MT. Nip. 19710902 199802 1 001

Adriansyah, ST.,MT

Tanda Tangan

Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatakan nomor alumnus : Petugas Politeknik Nomor Alumni Jurusan Nama Tanda Tangan Nomor Alumni Politeknik

Nama

Tanda Tangan

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Pembuatan

Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh Ijazah Diploma III (tiga) di Politeknik Negeri Padang. Adapun judul proposal tugas akhir tersebut adalah “PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G.20” Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada ALLAH SWT karena tanpa izin-Nya penulis tidak akan dapat menyelesaikan karya tulis ini. Juga kepada orang tua, adik dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, pihak kampus, dan pihak indutsri yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan PKL ini, yaitu : 1. Bapak Aidil Zamri,ST.,MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang. 2. Bapak Hanif,ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 3. Bapak Sir Anderson ST,MT selaku Ketua Prodi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. 4. Bapak Rivanol Chadry ST,MT selaku Ketua Konsentrasi Mesin Maintenance Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang 5. Bapak Yazmendra Rosa ST,MT selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan penulis. 6. Seluruh Staff Pengajar dan Karyawan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang 7. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual

ii

8. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu Penulis meyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki dan keterbatasan bahan yang diperoleh. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan masukan untuk penulis pada masa yang akan datang agar menjadi lebih baik.

Padang, 10 JULI 2016 Penulis,

HAPSARI NIYANTI Bp. 1301011030

iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBARAN PEGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBARAN PERSEMBAHAN LEMBARAN TUGAS AKHIR LEMBARAN ASISTENSI KATA PENGANTAR...........................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii DAFTAR TABEL.................................................................................................iv DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................................1 1.2 Tujuan dan Manfaat.....................................................................................2 1.3 Batasan Masalah..........................................................................................2 1.4 Metode Pengumpulan data..........................................................................2 1.5 Sistematika Penulisan..................................................................................3 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Transmisi.....................................................................................4 2.2 Keuntungan dan kerugian transmisi manual.................................................6 2.3 Jenis-Jenis Transmisi.....................................................................................7 2.4 Komponen-Komponen Transmisi Manual..................................................12 2.4.1 Transmision Input Shaft...........................................................................14 2.4.2 Transmision Gear.....................................................................................14 2.4.3 Syncronizer...............................................................................................14 2.4.4 Shift Fork..................................................................................................15 2.4.5 Shift Linkge...............................................................................................15

2.4.6 Gear Shift Lever.......................................................................................15 2.4.7 Transmision Case.....................................................................................15 2.4.8 Output Shaft..............................................................................................15 2.4.9 Bering.......................................................................................................15 2.4.10 Extension Housing..................................................................................15 2.4.11 Speedometer Gear..................................................................................16 2.5 Proses Pemindahan Daya Pada Transmisi Manual.....................................16 2.6 Manajemen Perawatan & Perbaikan...........................................................20 2.6.1 Perawatan..........................................................................................20 2.6.2 Perbaikan...........................................................................................25 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir................................................................................................26 3.2 Permasalahan yang Terjadi..........................................................................27 3.3 Pemeriksaan pada Transmisi Manual..........................................................27 3.3.1 Pemeriksaan Kebocoran Oli..............................................................27 3.4 Perbaikan pada Komponen-Komponen Transmisi Manual........................30 3.4.1 Pembongkaran Transmisi Manual.....................................................30 3.4.2 Pemeriksaan Komponen Transmisi Manual......................................34 3.4.3 Pemasangan Transmisi Manual.........................................................35 3.5 Perawatan Preventive..................................................................................39 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Mencari Penyebab dan Memberi Solusi pada Kondisi Transmisi Manual.40 4.2 Preventive Maintenance pada Transmisi Manual........................................43 4.2.1 Pemeriksaan Berkala.........................................................................43 4.2.2 Perawatan Setiap Jarak Tempuh 40.000 Km.....................................46

BAB VPENUTUP 5.1 Kesimpulan..................................................................................................52 5.2 Saran............................................................................................................53 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54 LAMPIRAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang. Bengkel Nadi Motor merupakan jaringan jasa dalam perawatan dan perbaikan segala macam mobil-mobil salah satunya mobil Toyota Kijang Innova tipe G.20. Toyota kijang innova tipe G.20 pertama kali keluar pada tahun 2004 yang merupakan mobil kecil yang digunakan sebagai kendaraan pribadi dan juga untuk angkutan umum seperti travel. Selama penulis melakukan peraktek kerja lapangan di Bengkel Nadi Motor, ditemukan banyak permasalahan yang terjadi pada mobil-mobil Toyota, salah satunya mobil Toyota kijang innova tipe G.20 yang digunakan sebagai travel. Perawatan yang dilakukan di Bengkel Nadi Motor pada mobil kijang innova tipe G.20 hanya untuk kerusakan-kerusakan besar seperti overhoul dan kerusakan pada transmisi. Untuk itu Bengkel Nadi Motor melakukan perawatan pencegahan pada mobil toyota innova tipe G.20 yaitu melakukan service berkala setiap jarak tempuh 40.000 km seperti mengganti oli transmisi, pemeriksaan seal oli transmisi, penyetelan mesin dan penggantian suku cadang. Dalam perawatan

pencegahan

yang

dilakukan

tidak

pengaplikasiannya,

sesuai

rencana

karena

konsumen/pemilik mobil toyota kijang innova tipe G.20 baru akan melakukan perawatan/perbaikan ketika jarak tempuh 100.000 km. Dalam melakukan perawatan mobil-mobil Toyota, Bengkel Nadi Motor melakukan prosedur perawatan berdasarkan buku service pada setiap mobil-mobil toyota dan lain-lain. Seperti,

prosedur perawatan pada mobil Toyota untuk

service 30.000 km yaitu : ganti oli mesin, ganti saringan oli, periksa cairan pendingin mesin, periksa busi-busi, periksa baterai, periksa saringan pembersih udara, periksa pedak kopling, pedal rem, periksa kanvas dan tromol rem, periksa minyak rem, minyak kopling, minyak power steering, lumasi propeller shaft, periksa kondisi ban-ban dan tekanan pemompaannya, periksa semua lampulampu, klakson, kencangkan baut-baut dan periksa saringan AC.

2

Perawatan pada transmisi ini dilakukan agar mesin dapat bekerja dengan optimal dan tidak terjadi kerusakan pada komponen-komponen mesin lainnya. Oleh karena itu penulis mengangkat judul Tugas Akhir ini tentang “Perawatan dan Perbaikan Transmisi Manual pada Toyota Kijang Innova tipe G.20”.

1.2 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan penulis adalah supaya dapat melakukan proses perawatan dan pebaikan pada transmisi manual dengan baik serta dapat mengetahui dan menentukan penyebab kerusakan yang terjadi pada transmisi manual. Adapun

manfaatnya

untuk

penulis

sendiri

yaitu

dapat

menambah

pengetahuan dan skill tentang perawatan dan perbaikan transmisi manual yang baik serta mengerti cara memperbaiki kerusakan pada transmisi manual khususnya pada mobil Toyota Kijang Innova tipe G.20.

1.3 Batasan Masalah Agar proposal tugas akhir ini lebih terarah dalam pembahasannya maka penulis membatasi masalahnya yaitu“Perawatan dan perbaikan transmisi manual pada Toyota Kijang Innova tipe G.20”.

1.4 Metoda Pengumpulan Data. Metoda pengumpulan data merupakan faktor yang sangat penting dalam penyusunan tugas akhir dan dalam hal ini metoda pengumpulan data yang penulis gunakan adalah : 1.) Metoda Observasi Yaitu dengan melakukan pengamatan dan penganalisaan dilapangan.

3

2.) Konsultasi Yaitu mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing maupun dengan pihak yang mendukung (teknisi handal). 3.) Metoda Literatur Yaitu dengan mencari data-data valid melalui buku yang di dapatkan pada perpustakaan maupun melalui sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang dikaji atau yang sedang dipecahkan.

1.5 Sistematika Penulisan BAB

I Pendahuluan. Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan,

batasan masalah,manfaat, metoda pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan. BAB

II Landasan Teori. Bab ini berisikan tentang landasan teori

yang

berhubungan dengan Tugas Akhir. BAB

III Metodologi, berisi uraian tentang langkah-langkah atau metodologi

penyelesaian masalah materi tugas akhir. BAB

IV Perawatan dan Perbaikan Transmisi Manual, menguraikan

tentang pembahasan perawatan dan perbaikan transmisi manual pada toyota kijang innova tipe G.20 untuk yang akan datang. BAB V Penutup, berisikan kesimpulan dan saran.

4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Transmisi Transmisi adalah salah satu dari sistem pemindah tenaga dari kopling ke poros propeller kemudian ke differential yang mengakibatkan roda dapat berputar dan menggerakkan mobil. Transmisi berfungsi mengubah variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan. Pada umumnya

transmisi

menggunakan

perbandingan-perbandingan

roda

gigi

untuk mereduksi putaran sehingga diperoleh kesesuaian tenaga mesin dan beban kendaraan. Prinsip kerja transmisi adalah semakin tinggi gigi percepatan maka semakin meningkat putaran poros output, demikian pula sebaliknya semakin rendah tingkat gigi percepatan maka semakin rendah putaran output yang dihasilkan tapi momen yang dihasilkan besar. Pengereman dapat dibantu dengan penurunan

gigi

percepatan.

Mengingat

kendaraan

membutuhkan

maksimal dalam proses transmisi, maka transmisi diperlukan untuk pembakaran internal

yang

menghasilkan

putaran

rotasi

dalam

kerja mesin sebuah

rangkaian mesin. Pada mesin pembakaran internal terdapat komponen pendukung diantaranya transmisi input shaft, transmisi

gear,

synchromizer,

shift fork,

ligkage, shift lever, transmisi case, dan lain-lain. Adapun fungsi transmisi antara lain: 1. Memperbesar momen pada saat momen yang besar diperlukan. 2. Memperkecil momen pada saat kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi, hal ini akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan mengurangi suara yang terjadi pada kendaraan. 3. Memundurkan jalannya kendaraan dengan adanya perkaitan gigi-gigi pada transmisi dikarenakan mesin hanya berputar pada satu arah.

5

4. Memutuskan hubungan sistem transmisi daya dari poros engkol (mesin) ke roda (seperti saat mobil dalam keadaan berhenti dan mesin mobil keadaan menyala) dengan cara memindahkan transmisi pada posisi gigi netral. Transmisi manual dan komponen-komponennya

yang akan dibahas

merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan (mobil). Sistem transmisi yang berfungsi mengatur tingkat kecepatan dalam proses pemindahan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan. Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, propeler shaft, differential dan roda kendaraan (mobil). Sementara antara kopling dan propeler shaft terletak transmisi manual pada mobil kijang innova tipe G dan komponennya, terletak pada ujung depan sesudah unit kopling dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. Fungsi komponen penting pemindah daya: 1. Engine Sumber tenaga untuk menggerakkan cluth dan transmisi. 2. Cluth (unit kopling) Perangkat atau sistem yang merupakan bagian dari sistem

pemindah tenaga

yang

berfungsi

untuk

memutus

dan

menghubungkan putaran dan daya dari mesin ke unit pemindah tenaga selanjutnya dangan lembut dan cepat. 3. Transmisi Mengatur tingkat kecepatan dari putaran mesin ke putaran roda kendaraan. 4. Propeler shaft Perantara tenaga dari transmisi ke differential. 5. Differential (final drive) Untuk memindahkan tenaga dari poros propeler shaft ke poros roda belakang (real axle) dan untuk memungkinkan adanya perbedaan putaran roda kiri dan kanan pada saat membelok.

6

2.2

Keuntungan dan Kerugian Transmisi manual

2.2.1 Keuntungan Transmisi manual Keuntungan pada transmisi manual dibanding transmisi otomatis dapat diketahui yaitu sebagai berikut : Keuntungn Transmisi Otomatis sebagai berikut : 1. Transmisi ini lebih cocok untuk pengemudi yang biasa berkeliling kota. 2. Untuk mengemudi di lalu lintas yang padat akan lebih mudah dengan cara berpindah gigi dengan lebih mudah. 3. Jenis transmisi ini cocok untuk pengemudi baru, karena tidak ada kopling dan perpindahan gigi yang tidak rumit, sehingga mereka tidak perlu fokus ekstra untuk pedal ketiga atupun mengigat bagaimana cara untuk mengubah tongkat transmisi untuk berpindah ke gigi tertentu.

Kerugian menggunakan transmisi otomatis sebagai berikut : 1. Harga mobil yang mahal dibanding mobil yang menggunakan transmisi manual 2. Biaya pemeliharan yang lebih maha, dan perbaikan komponen transmisi nya lebih rumit 3. Mobil yang menggunakan trnsmisi manual bahan bakar lebih boros dibanding mobil yang mengunakan transmisi manual 4. Kebanyakan dinegara Asia menggunakan mobil bertrnsmisi manual

Kelebihan Mobil yang menggunakan transmisi manual sebagai berikut: 1. Mobil yang menggunakan transmisi manual memiliki kendali yang lebih baik, terutma dijalan dan kondisi cuaca yang buruk 2. Jika Trnsmisi manual mengalami kerusakan bisa diperbaiki sendiri dan mudah di perbaiki

7

3. Dalam mengemudikan mobil yang menggunakan transmisi manual kita dapat mendapatkn pengalaman mengemudi lebih efektif dan memuaskan 4. Biaya perbaikan Murah.

Kerugian menggunakan transmisi manual sebagai berikut: 1. Mobil yang menggunakan transmisi manual tiak cocok untuk pengemudi yang hanya ingin mengemudi lurus ke depan tanpa terlalu banyak gangguan dan kendali. 2. Mobil yang menggunakan transmisi manual lebih susah jika mengalami kerusakan 3. Memiliki resiko yang tinggi bagi keamanan pengemudi jika tidak mempunyai pengalaman dan keterampilan, karena memerlukan fokus yang lebih tinggi.

2.3

Jenis-Jenis Transmisi

2.3.1 Manual Transmisi

Gambar 2.1 Manual Transmisi

8

Transmisi manual adalah tipe transmisi yan digunakan pada kendaraan bermotor. Sistem ini menggunakan clutch yang dioperasikan oleh pengemudi untuk mengatur perpindahan torsi dari mesin menuju transmisi, serta pemindahan gigi yang dioperasikan dengan tangan (pada mobil) atau kaki(pada motor). Gigi percepatan dirangkai di dalam kotak gigi/gearbox untuk beberapa kecepatan biasanya berkisar antara 3 sampai 6 percepatan maju ditambah dengan 1 gigi mundur (R). Gigi percepatan yang digunakan tergantung pada kecepatan kendaraan pada kecepatan rendah atau menanjak digunakan gigi percepatan 1 dan seterusnya kalo kecepatan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya kalau mengurangi kecepatan gigi percepatan diturunkan,pengereman dapat dibantu dengan penurunan gigi percepatan. Transmisi manual digolongkan menjadi 3 macam tipe yaitu: 1. Slindingmesh Type Pada transmisi slindingmesh perpindahan kecepatan/perubahan momen dilakukan dengan cara meluncurkan roda gigi. Perakitan roda akan akan menimbulkan bunyi yang keras dan padat merusak gigi-gigi pada roda giginya. Tipe

Slidingmesh

merupakan

dasar

pertama

kali

ditemukanya transmisi, perpindahan putaran dilakukan dengan gigi tanpa perantara, dengan menghubungkan langsung permukaan gigi. Hal ini tentu menimbulkan kesulitan saat gigi harus berhubungan yaitu saat gigi berputar dan timbul suara lebih kasar karena jenis giginya lurus.

Gambar 2.2 Slindingmesh Type

9

2. Constanmesh Transmisi constamesh dilengkapi dengan gigi kopling yang lain sehingga perubahan momen tidak perlu meluncurkan roda gigi yang selalu berkaitan sehingga bunyi yang keras dapat dihindari. Pada transmisi slindingmesh dan transmisi constanmesh masih memerlukan waktu untuk menunggu gigi-gigi yang akan berkaitan dan berputar pada kecepatan yang sama. Tipe Constantmesh roda gigi yang berkaitan harus berputar dengan putaran yang sama saat gigi akan masuk karena hubungan roda gigi dengan poros dilakuakan oleh perantara yaitu gigi kopling, untuk pemasangan gigi counter dengan dengan gigi output selalu berhubungan. Cara kerjanya bila gigi kopling digerakkan ke gigi 3 maka gigi kopling menghubungkan gigi 3 dengan poros, sehingga putarannya diteruskan dari gigi counter, gigi output, poros output melalui Constantmesh gigi kopling dengan poros output.

Gambar 2.3 Constantmesh Type

3. Synchromesh Type Transmisi synchromesh dilengkapi dengan unit sinkronizer yang berguna untu menyamakan putaran roda gigi yang akan berkaitan rodaroda gigi yang lembut. Jenis inilah yang lebih banyak digunakan pada kendaraan daripada kedua jenis lainnya. Transmisi

manual

toyota

10 10

kijang innova tipe g menggunakan jenis transmisi synchcromesh. Unit synchromesh ini berguna untuk menyamakan putaran roda gigi yang akan berkaitan sehingga diperoleh perakitan roda gigi yang lembut. Mobil-mobil

sekarang ini

banyak

menggunakan

transmisi

tipe

synchromesh, dimana gigi- gigi dapat berkaitan bila putarannya dibuat mendekat satu dan lainnya dengan adanya tenaga gesek putaran akan menjadi sama, karena itu menyebabkan gigi- gigi lebih mudah berkaitan

Gambar 2.4 synchromesh Type Transmisi model baru ini adalah model synchromesh. Saat pemindah gigi-gigi dengan lembut dan cepat. Hubungan slip kopling dengan gigi yang terdapat pada samping gigi utama melalui perantara, yaitu gigi syncrhomesh

yang berfungsi untuk menyamakan/meluruskan yang

dihubungkan dengan pengereman. Mekanisme syncromesh terdiri dari lima bagian, di antaranya adalah:

Gambar 2.5 Mekanisme syncromesh

11 11

a. Clutch hub berhubungan dengan output shaft melalui splin (alur), sehingga apabila clutch hub berputar maka output shaft juga ikut berputar. b. Hub sleeve clutch hub,

dapat bergerak maju mundur pada alur bagian luar sedangkan

hub

sleeve berkaitan

dengan

garpu

pemindah (shift fork). Hub sleeve berfungsi untuk menghubungkan clutch hub dengan gigi percepatan melalui synchronizering dan gigi konis yang terpasang pada tiap-tiap gigi sikap. c. Syncromesh

terpasang pada bagian samping clutch hub yang

berfungsi untuk menyamakan putaran gigi percepatan dan hub sleeve dengan jalan

mengadakan

pengereman

terhadap

gigi

percepatan saat hub sleeve digeserkan (dihubungkan) oleh garpu pemindah pada salah satu sikap. d. Shifting key dipasang pada tiga buah tempat yang terdapat pada syncromesh dan clutch hub. Fungsi shifting key untuk meneruskan gaya tekan dari hub sleeve selanjutnya ditekan ke syncromesh agar terjadi pengereman pada bagian tirus gigi percepatan (dudukan syncromesh). e. Key spring berfungsi untuk mengunci dan menekan shifting key agar tetap tertekan kearah hub sleeve.

2.3.2 Transmisi Semi Otomatis Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang dapat membuat kita dapat merasakan sistem transmisi manual atau otomatis, bila kita sedang menggunakan sistem transmisi manual kita tidak perlu menginjak pedal kopling karena pada sistem transmisi ini pedal kopling sudah teratur secara otomatis.

12 12

2.3.3 Automatic Transmisi

Gambar 2.6 Automatic Transmisi Automatic Transmisi adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi transmisi manual.

2.4 Komponen Transmisi Manual

13 13

Gambar 2.7 Detail Komponen Utama Transmisi Manual

14 14

Fungsi dari masing-masing komponen transmisi manual : 2.4.1 Transmision Input Shaft ( poros input transmisi) Sebuah poros dioperasikan dengan kopling yang memutar gigi di dalam gear box. 2.4.2 Transmision Gear (gigi transmisi) Untuk mengubah output gaya torsi yang meninggalkan transmisi. 2.4.3 Synchronizer (gigi penyesuai) Komponen transmisi yang memungkinkan perpindahan gigi pada mesin berkerja/hidup.

Gambar 2.8 Synchronizer

15 15

2.4.4 Shift Fork (garpu pemindah) Batang untuk memindah gigi/synchronizer pada porosnya sehingga memungkinkan gigi untuk dipasang/dipindah.

Gambar 2.9 Shift Fork

2.4.5 Shift Linkge (tuas penghubung) Batang/tuas yang menghubungkan tuas persneleng dengan shift fork. 2.4.6 Gear Shift Lever (tuas pemindah perseneleng) Tuas yang memunginkan sopir memindah gigi transmisi. 2.4.7 Transmision Case (bak transmisi) Sebagai dudukan bearing transmisi dan poros-poros serta sebagai wadah oli/minyak transmisi. 2.4.8 Output Shaft (poros output) Poros yang mentransfer torsi & transmisi ke gigi terakhir. 2.4.9 Bearing (bantalan/klaker) Mengurangi gesekan antara permukaan benda yang berputar didalam sistem transmisi. 2.4.10 Extension Housing (pemanjangan bak)

16 16

Melingkupi poros output transmisi dan menahan seal oli belakang serta menyokong poros output.

Gambar 2.10 Extention housing

2.4.11 Speedometer Gear (gigi speedometer) Sebagai penggerak kabel mengukur rpm kecepatan kendaraan.

2.5 Proses Pemindah Daya pada Transmisi Manual Posisi Netral(N) Saat posisi netral tenaga dari mesin tidak diteruskan ke poros output, karena sincromesh dalam keadaan bebas/tidak terhubung dengan roda gigi. Input shaft – 4th gear – counter gear

Gambar 2.11 Posisi gigi netral

17 17

Pemindahan gigi pertama : Tuas ditarik ke belakang maka gear selection fork akan menghubungkan unit sincromesh untuk berkaitan dengan gigi 1. Posisi akan menghasilkan putaran yang lambat tetapi momen pada poros output besar. Input shaft – 4th gear – counter gear – 1st gear – hub sleeve - clutch huboutput shaft

Gambar 2.12 Posisi gigi 1

Pemindahan gigi kedua : Tuas didorong kedepan menggerakkan gear selector fork sehingga unit sincromesh berhubung dengan roda gigi 2. Putaran poros output lebih cepat dibanding pada posisi gigi pertama. Input shaft – 4th gear – counter gear – 2nd gear – hub sleeve – clutch hub – output shaft.

Gambar 2.13 Posisi gigi 2

18 18

Pemindahan gigi ketiga : Tuas ditarik kebelakang maka gear selection fork akan menghubungkan unit sincromesh untuk berkaitan dengan gigi 3. Posisi 3 akan menghasilkan putaran yang lebih cepat dibanding posisi 2. Input shaft – 4th gear – counter gear 3rd gear – hub sleeve – clutch hub – output shaft.

Gambar 2.14 Posisi gigi 3

Pemindahan gigi 4 Tuas didorong ke depan menggerakkan gear selector fork sehinga unit sincromesh berhubungan dengan roda gigi 4. Posisi 4 putaran lebih cepat dibanding posisi 3. Input shaft – 4th gear – hub sleeve – clutch hub – output shaft.

Gambar 2.15 Posisi gigi 4

19 19

Pemindah gigi 5 Tuas ditarik ke belakang menggerakkan gear selection fork sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda no 5. Transmisi pada posisi gigi 5 kecepatannya paling tinggi tetapi momen yang dihasilkan pada poros output paling kecil. Input shaft – 4th gear – counter gear – 5th gear – hub sleeve – clutch hub – output shaft.

Gambar 2.16 Posisi gigi 5

Posisi R (Reverser) Tuas didorong kedepan menggerakkan gear selection fork sehingga unit sincromesh berhubungan dengan roda gigi R. Antara roda gigi R dan roda gigi pembanding dipasangkan roda gigi idel (idler gear) yang menyebabkan putaran poros input berlawanan arah dengan poros output. Input shaft – 4th gear – counter gear – idle gear – reverse gear – hub sleeve –clutch hub – output shaft.

Gambar 2.17 Posisi gigi mundur

20 20

2.6 Manajemen Perawatan dan Perbaikan 2.6.1 Perawatan Perawatan dan perbaikan menjadi sangat penting peranannya dalam menjaga kondisi seluruh komponen mesin agar dapat beroperasi dengan baik saat diperlukan dan digunakan. Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam kuantitas waktu yang cukup tinggi akan cepat mengalami kerusakan jika kita mengabaikan bentuk-bentuk perawatan pada mesin dan peralatan. Kerusakan kecil hingga kerusakan besar akan dapat menghambat aktivitas pabrik yang akhirnya akan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk memperbaiki atau penggantian mesin

dan

peralatan.

Kemajuan

teknologi

proses

permesinan

ternyata

menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan terhadap manajemen perawatan terhadap mesin atau peralatan. Semakin canggih suatu mesin atau peralatan berarti semakin rumit juga penanganan perawatan dan perbaikannya. 1. Tujuan Perawatan Adapun tujuan dari perawatan adalah sebagai berikut : a. Mempunyai umur (masa guna) lebih panjang . b. Mempunyai keandalan yang tinggi. c. Mempunyai daya mampu yang tinggi. d. Mempunyai efisiensi yang tinggi. e. Selalu menunjukkan penampilan (performance) optimal. f. Mampu beroperasi dalam jangka waktu panjang dan mengurangi waktu tidak siap pakai. g. Terhindar dari pemborosan biaya, material, suku cadang dan alat-alat kerja. h. Tetap dalam keadaan baik dan selalu dalam keadaan siap pakai. i. Teratur rapi dan memberikan suasana yang menyenangkan dalam jangka waktu yang tepat dan memberikan keuntungan. j. Aman terhadap petugas dan lingkungannya.

21 21

Perawatan dalam melayani atau memberikan layanan yang tepat pada bagian-bagian yang lain, seperti berikut : a. Kemampuan personil untuk merawat dan tidak sekedar memiliki keterampilan untuk memperbaiki mesin b. Ketersediaan data mesin c. Kelancaran arus informasi d. Kejelasan standar pengerjaan e. Kejelasan perintah kerja f. Kemampuan, kemauan membuat rencana perawatan g. Keselamatan dan keamanan kerja h. Ketelitian kerja i. Kelengkapan fasilitas kerja j. Kesesuaian sistem dan prosedur.

22 22

2. Klasifikasi Perawatan Adapun jenis-jenis perawatan yang akan diterangkan dalam bab ini adalah perawatan terencana dan tidak terencana, dan untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bagian selanjutnya. PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)

PEMELIHARAAN TERENCANA

PEMELIHARAAN PENCEGAHAN (PREVENTIVE MAINTENANCE)

PEMELIHARAAN TAK TERENCANA

PEMELIHARAAN KOREKSI (CORRECTIVE MAINTENANCE)

PEMELIHARAAN DARURAT (EMERGENCY MAINTENANCE)

PEMBERSIHAN (CLEANING) DAN LUBRICATION

INSPECTION

PEMELIHARAANBERHENTI (SHUTDOWN MAINTENANCE)

MESIN RUSAK YANG SUDAH DIRENCANAKAN SEBELUMNYA (BREAKDOWN MAINTENANCE)

PENYETELAN RUNNING MAINTENANCE

MINOR OVERHOUL PEMELIHARAAN RAMALAN (PREDICTIVE MAINTENANCE)

Gambar 2.18 Bagan Manajemen Perawatan

MAYOR OVERHOUL

a.

Perawatan Terencana (Planed Maintenance) Perawatan terencana adalah perawatan yang terorganisir dan dilaksanakan

dengan pemikiran sebelumnya dengan pengawasan dan catatan-catatan untuk melaksanakan tindakan pemeliharaan. Tujuan perawatan tersebut adalah untuk menghindari kerusakan fasilitas yang tiba-tiba dan mempertahankan fungsi aset yang tersedia. Perawatan ini dijalankan secara berkala berdasarkan kondisi atau waktu yang telah ditentukan.

1) Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance) Perawatan pencegahan adalah perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu dengan maksud untuk meniadakan kemungkinan terjadinya gangguan, kemacetan atau kerusakan mesin. Perawatan pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasarkan : a.

Inspeksi dengan cara melihat, mendengar dan memeriksa;

b.

Penyetelan mesin pada selang waktu yang telah ditentukan;

c.

Penggantian suku cadang yang telah usang tetapi belum rusak;

d.

Bahan habis pakai diganti atau ditambahkan lagi, misalnya minyak pelumas.

2) Perawatan Korektif (Corective Maintenance) Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah berhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. Didalam perawatan korektif ini terbagi tiga macam, yaitu Shutdown Maintenance, Breakdown Maintenence dan running maintenence. Yang dimaksud dengan shutdown maintenance adalah suatu pekerjaan maintenance yang hanya dilakukan apabila fasilitas yang bersangkutan tidak bekerja atau berhenti, dan break down maintenence adalah suatu pekerjaan yang dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya atas suatu fasilitas yang telah diduga, sedangkan running

maintenence adalah perawatan berjalan yang merupakan sistem perawatan yang dilakukan pada saat perawatan sedang beroperasi, cara perawatan ini termasuk jenis perawatan yang direncanakan adalah : a)

Reparasi Suatu bentuk perawatan dengan melakukan penggantian pada bagian

komponen-komponen yang tidak layak pakai. b) Overhoul Overhoul adalah pengujian dan perbaikan menyeluruh dari suatu peralatan, sampai kondisi yang lebih baik, overhoul biasanya dilakukan dengan melakukan pembongkaran dan pemasangan secara keseluruhan dari peralatan. Adapun kriteria perawatan terencana adalah sebagai berikut : 1. Kebijakan perawatan telah dipertimbangkan sebelumnya 2. Pelaksanaan perawatan dikontrol dan diarahkan pada penunjang rencana perawatan yang telah ditetapkan sebelumnya 3. Adanya catatan hasil kebijakan yang ditetapkan untuk menetapkan kebijakan yang lebih sempurna sehingga biaya dan waktu perawatan dapat dikontrol. 3) Perawatan Prediktif Adalah suatu usaha perawatan dengan cara pemantauan peralatan yang ada untuk memperkirakan lebih awal kerusakan yang akan terjadi. b. Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance) Perawatan yang tidak terencana adalah perawatan yang dilaksanakan diluar dari rencana yang telah dijadwalkan. Yang termasuk pada perawatan ini adalah Emergency Maintenance. Emergency maintenance ini dilakukan apabila mesin sama sekali tidak hidup dikarenakan kerusakan atau kelalaian yang tidak mungkin untuk dilakukan pengoperasian.

2.7.2 Perbaikan Tindakan

perbaikan

dapat

diartikan

untuk

menghindarkan

atau

menyembuhkan mesin dari kerusakan, dengan tindakan ini mesin dapat dioperasikan, kegiatan yang dilakukan diantaranya mengganti alat-alat mesin yang dilakukan bukan hanya ditujukan agar mesin dapat hidup kembali, melakukan kwalitas dalam perbaikan harus diukur, jika kwalitas perbaikan komponen mesin mempunyai 90-100% maka perbaikan yang dilakukan nilainya adalah baik sekali. Adapun dilaksanakannya perbaikan ini memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut : a. Menghidupkan/mengoperasikan kembali mesin yang rusak atau tidak dapat dipakai dengan baik b. Meningkatkan kwalitas mesin/komponen yang telah rusak dan kembali kekondisi yang baik c. Memperpanjang umur mesin dan perlengkapannya d. Dan juga agar personil perawatan dapat mengenal elemen-elemen mesin lainnya, dapat melakukan pemeriksaan yang sukar dilakukan selama mesin dioperasikan, dapat merencanakan perbaikan yang mendatang dengan baik dan singkat. Kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah dengan menganalisa penyebab terjadinya kerusakan, untuk mengetahui seorang tenaga perawatan dapat menggunakan panca indra atau dengan melihat, mendengar dan merasakan. Perawatan dapat dilakukan jika sudah mengetahui sumber kerusakan mesin. Hal yang perlu dipersiapkan adalah peralatan yang akan membantu dalam melaksanakan perbaikan. Setelah perawatan mengetahui kerusakan yang terjadi, lalu kemudian dilakukan rencana perbaikan. Setelah perawatan mengetahui kerusakan yang terjadi, lalu rencanakan perbaikannya. Dalam membuat rencana perbaikan, harus berpegang pada prinsip ekonomis, misalnya pemakaian tenaga dan waktu perbaikan harus sedikit waktunya.

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir STAR

Perawatan dan Perbaikan Transmisi Kijang Innova tipe G.20

Diketahui adanya bunyi

Tidak

Ya

Pemeriksaan pada transmisi manual Perbaikan pada komponenkomponen transmisi manual Tidak

Transmisi sudah tidak Ya Ya

Perawatan preventive yang akan datang

Finish

3.1 Permasalah yang Terjadi Adapun permasalah yang terjadi pada mobil Toyota Kijang Innova tipe G.20 ini adalah diketahui adanya bunyi mendengung pada transmisi manual dan terlihat adanya oli yang merembes pada transmisi manual. Setelah diketahui permasalahan yang terjadi pada transmisi manual maka dilakukan analisa untuk mengetahui penyebab kerusakan pada transmisi manual tersebut.

3.3 Pemeriksaan pada Transmisi 3.2.1

Pemeriksaan Kebocoran Oli Pemeriksaan kebocoran oli pada transmisi manual dapat dilakukan dengan

cara melihat secara visual apakah oli merembes/bocor dari seal oli transmisi manual. Pemeriksaan kebocoran oli pada transmisi manual dilakukan untuk mengetahui apakah seal oli mengalami kerusakan atau tidak. Pemeriksaan kebocoran oli juga dapat dilakukan dengan cara memeriksa level oli pada transmisi manual dan jenis oli yang dipakai apakah sesuai dengan standar spesifikasi atau tidak. Berikut cara pemeriksaan oli transmisi manual pada Toyota Kijang Innova tipe G.20 :

Pengujian keadaan transmisi dilakukan dengan caramelakukan tes jalan pada kendaraan untuk mendengar kerusakan pada transmisi seperti adakah bunyi mendengung pada transmisi manual dan bunyi saat pemindahan gigi-gigi transmisi. a. Hentikan kendaraan pada permukaan yang rata. b. Angkat kendaraan menggunakan lift. c. Lepaskan sumbat pengisi dan gasket. d. Periksa apakah permukaan oli dalam jarak 5 mm (0.20 in.) dari dasar bukaan sumbat pengisi.

Gambar 3.1 memeriksa permukaan oli e. Periksa kebocoran oli bila level oli rendah. f. Buang oli yang lama dan isi dengan oli yang sesuai dengan spesifikasi. g. Pasang sumbat pengisi dan gasket yang baru Catatan : 1. Gunakan viscositas SAE 20 W – 50 atau SAE 40 2. Oli berlebihan atau kekurangan bisa menyebabkan gangguan. 3. Setelah mengganti oli, jalankan kendaraan dan periksa level oli. Item

Kapasitas

Oli transmisi manual

1.9 liter (2.0 US qts, 1.7 lmp. qts)

Momen Pengencangan sumbat pengisi oli

Klasifikasi API GL-4 SAE 20 W – 50 atau SAE 40

N*m

kgf*cm

ft.*lbf

39

400

29

2. Memeriksa seal oli pada transmisi a. Angkat kendaraan menggunakan lift b. Sebelum melepas propeller shaft buat tanda pada flange propeller shaft dan differential untuk memudahkan pemasangan. c. Lepas propeller shaft d. Periksa seal oli transmisi dengan melihat secara visual apakah oli merembes/bocor dari seal oli transmisi. e. Jika mengalami kebocoran, ganti seal dengan yang baru dan lakukan pemeriksaan pada komponen-komponen di dalam transmisi.

Gambar 3.2 seal oli transaxle 3.2.2

Pembongkaran dan Perbaikan Komponen-Komponen Transmisi Manual

Komponen-Komponen Transmisi Manual

Gambar 3.3 Komponen-Komponen Transaxle Manual Membongkar Transaxle Manual 1.

Lepas sumbat pengisi transaxle manual

2.

Lepas drain plug sub-assembly

30 30

3.

Lepas sensor speedometer

4.

Lepas switch lampu mundur assembly

5.

Lepas selecting bell crank assembly

Gambar 4.4 selecting bell crank assembly 6.

Lepas floor shift control shift lever

Gambar 4..5 melepas floor shift control shift lever 7.

Lepas shift lever damper

Gambar 4.6 melepas shift lever damper 8. Letakkan transaxle manual assembly pada balok kayu 9. Lepas 4 baut, tutup shaft control dan gasket dari case transmisi manual 10. Lepas shift dan select lever shaft assembly dari case transmisi

31 31

Gambar 4.7 shift dan select lever shaft assembly 11. Lepas cover sub-assembly case transmisi manual

Gambar 4.8 cover sub-assembly 12. Menggunakan tang dan palu, kendorkan part yang ditambatkan pada mur set belakang output shaft transmisi manual

Gambar 4.9 membuka mur set belakang output shaft 13. Lepas hub sleeve transmisi No.3 dengan gear shift fork No.3 dari clutch hub transmisi No.3

32 32

Gambar 4.10 melepas hub sleeve transmisi No.3 dengan gear shift fork No.3 14. Gunakan SST, lepas clutch hub transmisi No.3, gear ke-5 dan synchronizer ring No.3 dari input shaft

Gambar 4.11 melepas clutch hub transmisi No.3, gear ke-5 dan synchronizer ring No.3 15. Menggunakan SST, lepas driven gear ke-5 dari output shaft

Gambar 4.12 melepas driven gear ke-5 16. Lepas 5 baut dan retainer bearing belakang 17. Lepas snap ring lubang bearing belakang output shaft

33 33

18. Ketuk ke luar snap ring dari shift fork shaft gear No. 2. 19. Lepas shift detent ball dan lock ball assembly 20. Lepas 13 baut dari case transaxle manual

Gambar 4.13 melepas 13 baut dari case transaxle manual 21. Lepas reverse idler gear sub-assembly 22. Lepas 2 baut dan braket arm reverse shift assembly

Gambar 4.14 melepas braket arm reverse shift assembly 23. Lepas gear shift fork shaft No.2 dan shift head gear No.1

Gambar 4.15 gear shift fork shaft No.2 dan shift head gear No.1 24. Lepaskan baut set shift fork dan gear shift forkshaft No.1

34 34

Gambar 4.16 gear shift fork shaft No.1 25. Lepas shift fork shaft No.3 bersama dengan reverse shift fork dan gear shift fork No. 2

Gambar 4.17 melepas shift fork shaft No.3 26. Lepas input shaft assembly dan output shaft assembly

Gambar 4.18 input shaft assembly dan output shaft assembly 27. Lepas case diferensial assembly

Gambar 4.19 case diferensial assembly 28. Lepas bearing depan input shaft

35 35

29. Menggunakan obeng, lepas seal oli transaxle case depan 30. Menggunakan SST, lepas bearing depan output shaft dari transaxle case depan. 31. Menggunakan SST dan palu, lepas slide ball bearing

Gambar 4.20 melepas slide ball bearing Pemeriksaan Input Shaft 1. Menggunakan dial gauge, periksa runout input shaft Runout maksimum : 0,015 mm

Gambar 4.21 memeriksa runout input shaft Bila runout melebihi nilai maksimum, ganti input shaft. 2. Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar dari permukaan input shaft journal pada lokasi yang ditunjukkan. Diameter luar standar

Diameter luar minimum

Part A

24.885 sampai 24.900 mm

24.885 mm

Part B

28.991 sampai 29.006 mm

28.991 mm

Part C

30.985 sampai 31.000 mm

30.985 mm

Part D

24.985 sampai 25.000 mm

24.985 mm

36 36

Gambar 4.22 mengukur diameter luar input shaft Bila diameter luar kurang dari nilai minimum, ganti input shaft. 3. Menggunakan cylinder gauge, ukur diameter dalam gear ke-4 Diameter dalam standar: 34.015 sampai 34.031 mm Diameter dalam maksimum: 34.031 mm

Gambar 4.23 mengukur diameter dalam gear ke-4 4. Menggunakan cylinder gauge, ukur diameter dalam gear ke-3. Diameter dalam standar: 36.015 sampai 36.031 mm Diameter dalam maksimum: 36.031 mm 5. Periksa synchronizer ring dari aus atau rusak. 6. Lapisi kones gear ke-3 dan ke-4 dengan oli roda gigi. 7. Putar synchronizer ring pada satu arah sambil mendorongnya melawan kones gear ke-3 dan ke-4

37 37

Gambar 4.24 memutar synchronizer ring pada satu arah 8. Periksa bahwa ring terkunci. 9. Menggunakan feeler gauge, ukur celah antara belakang synchronizer ring dan ujung alur gear. Celah standar: 0.75 sampai 1.65 mm Celah minimum: 0.75 mm

Gambar 4.25 mengukur celah synchronizer ring dan ujung alur gear. Bila synchronizer ring tidak mau mengunci, ganti synchronizer ring. 10. Periksakondisipergeseranantara hub sleeve transmisi No. 2 danclutch hubtransmisi No. 2. 11. Periksaapakahpinggirhub sleeve spline gear No. 2 tidakausberlebihan

Gambar4.26 memeriksahub sleevedanclutch hubtransmisi No. 2 12. Menggunakan jangka sorong, ukur lebar pada alur hub sleeve transmisi No. 2 (A) dan tebal pada bagian claw pada gear shift fork No. 2 (B), dan hitung celahnya. Celah standar (A - B): 0.15 sampai 0.35 mm

38 38

Gambar 4.27 mengukur lebar dan tebal hub sleeve transmisi no-2 Bila celah di luar spesifikasi, ganti hub sleeve transmisi No. 2 dan gear shift fork No.2. Pemeriksaan Output Shaft 1. Menggunakan dial gauge dan 2 V-block, periksa runout output shaft. Runout maksimum: 0.015 mm

Gambar 4.28 memeriksa runout output shaft 2. Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar dari permukaan journal output shaft, pada lokasi yang ditunjukkan. Diameter luar standar: Part A: 31.985 sampai 32.000 mm Part B: 37.985 sampai 38.000 mm Part C: 32.985 sampai 33.000 mm

39 39

Gambar 4.29 mengukur diameter luar output shaft 3. Menggunakan cylinder gauge, ukur diameter dalam gear ke-2. Diameter dalam standar: 38.015 sampai 38.031 mm Diameter dalam maksimum: 38.031 mm 4. Menggunakan cylinder gauge, ukur diameter dalam gear ke-1. Diameter dalam standar: 44.015 sampai 44.031 mm Diameter dalam maksimum: 44.031 mm (1.7335 in.) 5. Menggunakan mikrometer, ukur celah thrust washer untuk gear ke-1. Tebal standar: 5.975 sampai 6.025 mm Ketebalan minimum: 5.975 mm (0.2352 in.)

Gambar 4.30 mengukur celah thrust washer 6. Periksa synchronizer ring dari aus atau rusak. 7. Lapisikonesgear ke-1 denganolirodagigi. 8. Putarsynchronizer ring padasatuarahsambilmendorongnyamelawankonesgear ke-1. 9. Periksabahwaringterkunci. 10. Menggunakan feeler gauge, ukur celah antara belakang synchronizer ring dan ujung alur gear. Celah standar: 0.60 sampai 1.4 mm Celah minimum:0.60 mm

40 40

11. Menggunakan jangka vernier, ukur lebar alur reverse gear (A) dan ketebalan part claw pada reverse shift fork (B), dan hitung celahnya. Celah standar (A - B): 0.15 sampai 0.35 mm

Gambar 4.31 mengukur lebar dan tebal reverse gear Bila celah di luar spesifikasi, ganti reverse gear dan reverse shift fork 12. Periksa apakah clutch hub transmisi No. 1 dan reverse gear bergeser dengan lancar. 13. Periksa apakah pinggir spline gear pada reverse gear tidak aus berlebihan

Gambar 4.32 memeriksa spline gear pada reverse gear Pemeriksaan Differential Case 1. Menggunakan mikrometer, ukur ketebalan dari thrust washer untuk pinion diferensial depan. Ketebalan minimum: 0.94 mm

41 41

Gambar 4.33 mengukur ketebalan thrust washer 2. Menggunakan mikrometer, ukur diamater luar dari pada poros pinion diferensial depan No. 1. Diameter luar minimum: 16.982 mm

Gambar 4.34 mengukur diamater luar poros pinion diferensial Perakitan Transaxle Manual Untuk perakitan kembali pada transaxle manual adalah kebalikan dari urutan prosedur membongkar dan perhatikan momen pengencangan baut-bautnya serta pemberian pelumas pada setiap bagian-bagian komponen. Momen Pengencangan

N*m

kgf*cm

ft.*lbf

Baut-baut gear shift fork

16

160

12

Baut reverse shift arm

17

175

13

Baut case transaxle manual

29

300

22

Baut retainer bearing belakang

27

279

20

Setelah seluruh baut pengikat dikencangkan sesuai dengan spesifikasi, periksa kembali seluruh pekerjaan.

42 42

Perawatan preventive dilakukan pada interval tertentu dengan maksud meniadakan kemungkinan terjadinya gangguan, kemacetan atau kerusakan mesin. Perawatan preventive pada transaxle manual pada toyota vios dilakukan dengan cara melakukan perawatan atau service berkala setiap jarak tempuh 40.000 km, karena pada jarak tempuh tersebut oli transaxle harus diganti dan dilakukan pemeriksaan terhadap seal oli transaxle tersebut. Jika seal oli aus atau rusak maka akan mempengaruhi kinerja komponen-komponen didalam transaxle. Sehingga dapat mengakibatkan transaxle terdengar bunyi mendengung. Setelah dilakukan perawatan preventive untuk transaxle manual pada Toyota Limo, maka akan diperoleh rencana tindaklanjut untuk perawatan dan perbaikan transaxle manual pada Toyota Limo tersebut. Jika tidak dapat dilakukan tindaklanjut pada transaxle maka harus dilakukan kembali perawatan preventive, dan apabila diperoleh rencana tindak lanjut maka akan didapatkan hasil dari perawatan dan perbaikan transaxle manual pada toyota Limo berupa form perawatan berkala Toyota Limo.

3.2.3

Form Perawatan Berkala Toyota Limo Tabel 3.1 Form Perawatan Berkala Toyota Limo

43 43

Ket : 1. 2. 3. 4.

P = Periksa G = Ganti R = Rotasi K = Kencangkan

44 44

3.3 Permasalah yang Terjadi Adapun permasalah yang terjadi pada mobil Toyota Kijang Innova tipe G.20 ini adalah diketahui adanya bunyi mendengung pada transmisi manual dan terlihat adanya oli yang merembes pada transmisi manual. Setelah diketahui permasalahan yang terjadi pada transmisi manual maka dilakukan analisa untuk mengetahui penyebab kerusakan pada transmisi manual tersebut.

3.3 Pemeriksaan pada Transmisi 3.4.1

Pemeriksaan Kebocoran Oli Pemeriksaan kebocoran oli pada transmisi manual dapat dilakukan dengan

cara melihat secara visual apakah oli merembes/bocor dari seal oli transmisi manual. Pemeriksaan kebocoran oli pada transmisi manual dilakukan untuk mengetahui apakah seal oli mengalami kerusakan atau tidak. Pemeriksaan kebocoran oli juga dapat dilakukan dengan cara memeriksa level oli pada transmisi manual dan jenis oli yang dipakai apakah sesuai dengan standar spesifikasi atau tidak. Berikut cara pemeriksaan oli transmisi manual pada Toyota Kijang Innova tipe G.20 :

Pengujian keadaan transmisi dilakukan dengan caramelakukan tes jalan pada kendaraan untuk mendengar kerusakan pada transmisi seperti adakah bunyi mendengung pada transmisi manual dan bunyi saat pemindahan gigi-gigi transmisi. h. Hentikan kendaraan pada permukaan yang rata. i. Angkat kendaraan menggunakan lift. j. Lepaskan sumbat pengisi dan gasket. k. Periksa apakah permukaan oli dalam jarak 5 mm (0.20 in.) dari dasar bukaan sumbat pengisi.

45 45

Gambar 3.1 memeriksa permukaan oli l. Periksa kebocoran oli bila level oli rendah. m. Buang oli yang lama dan isi dengan oli yang sesuai dengan spesifikasi. n. Pasang sumbat pengisi dan gasket yang baru Catatan : 4. Gunakan viscositas SAE 20 W – 50 atau SAE 40 5. Oli berlebihan atau kekurangan bisa menyebabkan gangguan. 6. Setelah mengganti oli, jalankan kendaraan dan periksa level oli. Item

Kapasitas

Oli transmisi manual

1.9 liter (2.0 US qts, 1.7 lmp. qts)

Momen Pengencangan sumbat pengisi oli

Klasifikasi API GL-4 SAE 20 W – 50 atau SAE 40

N*m

kgf*cm

ft.*lbf

39

400

29

2. Memeriksa seal oli pada transmisi f. Angkat kendaraan menggunakan lift g. Sebelum melepas propeller shaft buat tanda pada flange propeller shaft dan differential untuk memudahkan pemasangan. h. Lepas propeller shaft i. Periksa seal oli transmisi dengan melihat secara visual apakah oli merembes/bocor dari seal oli transmisi. j. Jika mengalami kebocoran, ganti seal dengan yang baru dan lakukan pemeriksaan pada komponen-komponen di dalam transmisi.

46 46

Gambar 3.2 seal oli transaxle 3.4.2

Pembongkaran dan Perbaikan Komponen-Komponen Transmisi Manual

Komponen-Komponen Transmisi Manual

Gambar 3.3 Komponen-Komponen Transaxle Manual Membongkar Transaxle Manual 1.

Lepas sumbat pengisi transaxle manual

2.

Lepas drain plug sub-assembly

47 47

3.

Lepas sensor speedometer

4.

Lepas switch lampu mundur assembly

5.

Lepas selecting bell crank assembly

Gambar 4.4 selecting bell crank assembly 6.

Lepas floor shift control shift lever

Gambar 4..5 melepas floor shift control shift lever 7.

Lepas shift lever damper

Gambar 4.6 melepas shift lever damper 8. Letakkan transaxle manual assembly pada balok kayu 9. Lepas 4 baut, tutup shaft control dan gasket dari case transmisi manual 10. Lepas shift dan select lever shaft assembly dari case transmisi

48 48

Gambar 4.7 shift dan select lever shaft assembly 11. Lepas cover sub-assembly case transmisi manual

Gambar 4.8 cover sub-assembly 12. Menggunakan tang dan palu, kendorkan part yang ditambatkan pada mur set belakang output shaft transmisi manual

Gambar 4.9 membuka mur set belakang output shaft 13. Lepas hub sleeve transmisi No.3 dengan gear shift fork No.3 dari clutch hub transmisi No.3

49 49

Gambar 4.10 melepas hub sleeve transmisi No.3 dengan gear shift fork No.3 14. Gunakan SST, lepas clutch hub transmisi No.3, gear ke-5 dan synchronizer ring No.3 dari input shaft

Gambar 4.11 melepas clutch hub transmisi No.3, gear ke-5 dan synchronizer ring No.3 15. Menggunakan SST, lepas driven gear ke-5 dari output shaft

Gambar 4.12 melepas driven gear ke-5 16. Lepas 5 baut dan retainer bearing belakang 17. Lepas snap ring lubang bearing belakang output shaft

50 50

18. Ketuk ke luar snap ring dari shift fork shaft gear No. 2. 19. Lepas shift detent ball dan lock ball assembly 20. Lepas 13 baut dari case transaxle manual

Gambar 4.13 melepas 13 baut dari case transaxle manual 21. Lepas reverse idler gear sub-assembly 22. Lepas 2 baut dan braket arm reverse shift assembly

Gambar 4.14 melepas braket arm reverse shift assembly 23. Lepas gear shift fork shaft No.2 dan shift head gear No.1

Gambar 4.15 gear shift fork shaft No.2 dan shift head gear No.1 24. Lepaskan baut set shift fork dan gear shift forkshaft No.1

51 51

Gambar 4.16 gear shift fork shaft No.1 25. Lepas shift fork shaft No.3 bersama dengan reverse shift fork dan gear shift fork No. 2

Gambar 4.17 melepas shift fork shaft No.3 26. Lepas input shaft assembly dan output shaft assembly

Gambar 4.18 input shaft assembly dan output shaft assembly 27. Lepas case diferensial assembly

Gambar 4.19 case diferensial assembly 28. Lepas bearing depan input shaft

52 52

29. Menggunakan obeng, lepas seal oli transaxle case depan 30. Menggunakan SST, lepas bearing depan output shaft dari transaxle case depan. 31. Menggunakan SST dan palu, lepas slide ball bearing

Gambar 4.20 melepas slide ball bearing Pemeriksaan Input Shaft 13. Menggunakan dial gauge, periksa runout input shaft Runout maksimum : 0,015 mm

Gambar 4.21 memeriksa runout input shaft Bila runout melebihi nilai maksimum, ganti input shaft. 14. Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar dari permukaan input shaft journal pada lokasi yang ditunjukkan. Diameter luar standar

Diameter luar minimum

Part A

24.885 sampai 24.900 mm

24.885 mm

Part B

28.991 sampai 29.006 mm

28.991 mm

Part C

30.985 sampai 31.000 mm

30.985 mm

Part D

24.985 sampai 25.000 mm

24.985 mm

53 53

Gambar 4.22 mengukur diameter luar input shaft Bila diameter luar kurang dari nilai minimum, ganti input shaft. 15. Menggunakan cylinder gauge, ukur diameter dalam gear ke-4 Diameter dalam standar: 34.015 sampai 34.031 mm Diameter dalam maksimum: 34.031 mm

Gambar 4.23 mengukur diameter dalam gear ke-4 16. Menggunakan cylinder gauge, ukur diameter dalam gear ke-3. Diameter dalam standar: 36.015 sampai 36.031 mm Diameter dalam maksimum: 36.031 mm 17. Periksa synchronizer ring dari aus atau rusak. 18. Lapisi kones gear ke-3 dan ke-4 dengan oli roda gigi. 19. Putar synchronizer ring pada satu arah sambil mendorongnya melawan kones gear ke-3 dan ke-4

54 54

Gambar 4.24 memutar synchronizer ring pada satu arah 20. Periksa bahwa ring terkunci. 21. Menggunakan feeler gauge, ukur celah antara belakang synchronizer ring dan ujung alur gear. Celah standar: 0.75 sampai 1.65 mm Celah minimum: 0.75 mm

Gambar 4.25 mengukur celah synchronizer ring dan ujung alur gear. Bila synchronizer ring tidak mau mengunci, ganti synchronizer ring. 22. Periksakondisipergeseranantara hub sleeve transmisi No. 2 danclutch hubtransmisi No. 2. 23. Periksaapakahpinggirhub sleeve spline gear No. 2 tidakausberlebihan

Gambar4.26 memeriksahub sleevedanclutch hubtransmisi No. 2 24. Menggunakan jangka sorong, ukur lebar pada alur hub sleeve transmisi No. 2 (A) dan tebal pada bagian claw pada gear shift fork No. 2 (B), dan hitung celahnya. Celah standar (A - B): 0.15 sampai 0.35 mm

55 55

Gambar 4.27 mengukur lebar dan tebal hub sleeve transmisi no-2 Bila celah di luar spesifikasi, ganti hub sleeve transmisi No. 2 dan gear shift fork No.2. Pemeriksaan Output Shaft 14. Menggunakan dial gauge dan 2 V-block, periksa runout output shaft. Runout maksimum: 0.015 mm

Gambar 4.28 memeriksa runout output shaft 15. Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar dari permukaan journal output shaft, pada lokasi yang ditunjukkan. Diameter luar standar: Part A: 31.985 sampai 32.000 mm Part B: 37.985 sampai 38.000 mm Part C: 32.985 sampai 33.000 mm

56 56

Gambar 4.29 mengukur diameter luar output shaft 16. Menggunakan cylinder gauge, ukur diameter dalam gear ke-2. Diameter dalam standar: 38.015 sampai 38.031 mm Diameter dalam maksimum: 38.031 mm 17. Menggunakan cylinder gauge, ukur diameter dalam gear ke-1. Diameter dalam standar: 44.015 sampai 44.031 mm Diameter dalam maksimum: 44.031 mm (1.7335 in.) 18. Menggunakan mikrometer, ukur celah thrust washer untuk gear ke-1. Tebal standar: 5.975 sampai 6.025 mm Ketebalan minimum: 5.975 mm (0.2352 in.)

Gambar 4.30 mengukur celah thrust washer 19. Periksa synchronizer ring dari aus atau rusak. 20. Lapisikonesgear ke-1 denganolirodagigi. 21. Putarsynchronizer ring padasatuarahsambilmendorongnyamelawankonesgear ke-1. 22. Periksabahwaringterkunci. 23. Menggunakan feeler gauge, ukur celah antara belakang synchronizer ring dan ujung alur gear. Celah standar: 0.60 sampai 1.4 mm Celah minimum:0.60 mm

57 57

24. Menggunakan jangka vernier, ukur lebar alur reverse gear (A) dan ketebalan part claw pada reverse shift fork (B), dan hitung celahnya. Celah standar (A - B): 0.15 sampai 0.35 mm

Gambar 4.31 mengukur lebar dan tebal reverse gear Bila celah di luar spesifikasi, ganti reverse gear dan reverse shift fork 25. Periksa apakah clutch hub transmisi No. 1 dan reverse gear bergeser dengan lancar. 26. Periksa apakah pinggir spline gear pada reverse gear tidak aus berlebihan

Gambar 4.32 memeriksa spline gear pada reverse gear Pemeriksaan Differential Case 3. Menggunakan mikrometer, ukur ketebalan dari thrust washer untuk pinion diferensial depan. Ketebalan minimum: 0.94 mm

58 58

Gambar 4.33 mengukur ketebalan thrust washer 4. Menggunakan mikrometer, ukur diamater luar dari pada poros pinion diferensial depan No. 1. Diameter luar minimum: 16.982 mm

Gambar 4.34 mengukur diamater luar poros pinion diferensial Perakitan Transaxle Manual Untuk perakitan kembali pada transaxle manual adalah kebalikan dari urutan prosedur membongkar dan perhatikan momen pengencangan baut-bautnya serta pemberian pelumas pada setiap bagian-bagian komponen. Momen Pengencangan

N*m

kgf*cm

ft.*lbf

Baut-baut gear shift fork

16

160

12

Baut reverse shift arm

17

175

13

Baut case transaxle manual

29

300

22

Baut retainer bearing belakang

27

279

20

Setelah seluruh baut pengikat dikencangkan sesuai dengan spesifikasi, periksa kembali seluruh pekerjaan.

59 59

Perawatan preventive dilakukan pada interval tertentu dengan maksud meniadakan kemungkinan terjadinya gangguan, kemacetan atau kerusakan mesin. Perawatan preventive pada transaxle manual pada toyota vios dilakukan dengan cara melakukan perawatan atau service berkala setiap jarak tempuh 40.000 km, karena pada jarak tempuh tersebut oli transaxle harus diganti dan dilakukan pemeriksaan terhadap seal oli transaxle tersebut. Jika seal oli aus atau rusak maka akan mempengaruhi kinerja komponen-komponen didalam transaxle. Sehingga dapat mengakibatkan transaxle terdengar bunyi mendengung. Setelah dilakukan perawatan preventive untuk transaxle manual pada Toyota Limo, maka akan diperoleh rencana tindaklanjut untuk perawatan dan perbaikan transaxle manual pada Toyota Limo tersebut. Jika tidak dapat dilakukan tindaklanjut pada transaxle maka harus dilakukan kembali perawatan preventive, dan apabila diperoleh rencana tindak lanjut maka akan didapatkan hasil dari perawatan dan perbaikan transaxle manual pada toyota Limo berupa form perawatan berkala Toyota Limo.

3.4.3

Form Perawatan Berkala Toyota Limo Tabel 3.1 Form Perawatan Berkala Toyota Limo

60 60

Ket : 5. 6. 7. 8.

P = Periksa G = Ganti R = Rotasi K = Kencangkan

61 61

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Mencari Penyebab dan Memberi Solusi pada Kondisi Transmisi Manual Setelah dilakukannya analisa melalui pengujian, pemeriksaan dan perbaikan komponen-komponen transmisi manual pada Toyota Innova tipe G.20 didapatkan informasi bahwa penyebab kerusakan yang terjadi pada komponen-komponen transmisi manual adalah: A. Kebocoran Oli Transmisi Penyebab : Adapun penyebab terjadinya kebocoran oli adalah : 1. pelumas yang tidak tepat atau level pelumas yang terlalu tinggi sehingga membentuk busa. 2. Gasket bocor/rusak, seperti setelah melakukan perbaikan gasket yang telah dibongkar tidak dengan yang baru. 3. Seal oli rusak. 4. Sumbat pengisian oli longgar. 5. Seal pinion spedometer bocor. 6. Transmission Case retak atau aus. Solusi : Adapun solusi yang dapat diberikan untuk mencegah terjadinya kebocoran oli adalah : 1. Memberi pelumas yang sesuai dengan spesifikasi oli yaitu kapasitas oli liter dan type oli yang digunakan adalah 2. Gasket harus diganti dengan yang baru sesuai spesifikasi 3. Ganti seal oli yang rusak dengan yang baru sesuai spesifikasi.

62 62

4. Jika sumbat pengisi oli longgar maka ketatkan sesuai momen pengencangan untuk sumbat pengisi oli yaitu 39 N*m {

400

gf*cm, 29 ft.*lbf }. 5. Ganti transmision case dengan yang baru. B. Perpindahan Antar Gigi Sulit Penyebab : Adapun penyebab terjadinya kebocoran oli adalah : 1. Poros perseneling atau penyambung bengkok 2. Kabel kopling tidak disetel baik 3. Garpu perseneling aus 4. Poros perseneling aus 5. Roda gigi atau selongsong Sinkronizer macet pada poros dan pemutarnya 6. Cincin atau pegas penyerempak aus 7. Level pelumasan rendah 8. Menggunakan pelumas yang tidak sesuai 9. Poros input atau bantalan pilot bengkok 10. Gigi eksternal aus dan mengelupas Solusi : Adapun solusi yang dapat diberikan untuk mencegah terjadinya Perpindahan antar gigi sulit adalah : 1. Betulkan atau di Press 2. Periksa setelannya atau ganti 3. Ganti garpu perseneling 4. Ganti poros perseneling 5. Ganti bagian yang aus atau beri pelumasan 6. Ganti bagian yang aus 7. Isi dengan pelumas yang sesuai 8. Kucurkan dan ganti dengan pelumas yang sesuai 9. Ganti bantalan pilot atau poros input

63 63

10. Ganti roda gigi

C. Transmisi Melompat Antar Gigi Penyebab : Adapun penyebab terjadinya kebocoran oli adalah : 1. Pegas penekan lemah 2. Bantalan poros input dan output aus 3. bantalan pilot aus 4. poros dan roda gigi kocak berlebihan 5. selongsong penyerempak aus 6. Pasak poros input longgar atau patah 7. Rumah kopling atau transmisi longgar 8. Transmisi tidak sejajar

Solusi : Adapun solusi yang dapat diberikan untuk mencegah terjadinya transmisi melompat antar gigi adalah : 1. Ganti Pegas penekan 2. Ganti Bantalan poros input dan output 3. Ganti bantalan pilot 4. Ganti cincin pengdorong yang aus 5. Ganti penyerempak dan roda gigi 6. Ganti pasak poros input yang longgar atau patah 7. Kencangkan baut pengikat 8. Periksa kesejajaran

64 64

Dari data-data kondisi komponen-komponen transmisi manual, dapat disimpulkan bahwa perawatan dan perbaikan yang dilakukan pada transmisi manual memiliki hasil yang kurang baik. Oleh sebab itu, sebaiknya kita meningkatkan perawatan dan perbaikan serta preventive maintenance untuk yang akan datang.

4.2 Preventive Maintenance pada Transmisi Manual Perawatan pencegahan atau preventive maintenance adalah perawatan yang dilakukan pada selang waktu yang telah ditentukan/direncanakan sebelumnya dan dimaksud untuk meniadakan kemungkinan terjdinya gangguan atau kerusakan mesin untuk yang akan datang. Perawatan pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasarkan : a. Inspeksi dengan cara melihat, mendengar dan memeriksa; b. Penyetelan mesin pada selang waktu yang telah ditentukan; c. Penggantian suku cadang yang telah usang tetapi belum rusak; d. Bahan habis pakai diganti atau ditambahkan lagi, misalnya minyak pelumas. Dari data hasil analisa melalui pengujian dan pemeriksaan transmisi serta setelah dilakukannya proses perbaikan transmisi manual pada Kijang Innova tipe G.20 maka perlu dilakukan preventive maintenance yang akan datang. Tujuan dilakukannya preventive maintenance yang akan datang ini supaya dapat mengurangi bahkan meniadakan masalah yang timbul pada transmisi manual untuk kedepannya. Adapun perawatan selanjutnya yang dilakukan untuk transmisi manual pada Toyota Kijang Innova tipe G.20 sebagai berikut : 4.2.1 Pemeriksaan Berkala Kemampuan kendaraan untuk mencapai kerja maksimal adalah apabila kerja masing-masing dari komponen lancar, kurang sempurnanya kerja salah satu

65 65

komponen akan mempengaruhi kerja komponen lain, sehingga tidak dicapai kemampuan maksimum dari mobil dan biasanya menimbulkan kerusakan. Untuk itu perlu diadakan pemeriksaan (inspection) secara berkala terhadap komponen transmisi manual tersebut. Disamping pemeriksaan sehari-hari, maka kendaraan harus diperiksa dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu tersebut dapat diukur dalam bentuk hari, minggu, bulan atau jarak tempuh dalam mil atau kilo meter. Dalam jarak tempuh yang lain komponen-komponen yang memerlukan pemeriksaan, penyetelan dan penggantian sedikit berbeda dengan mobil yang baru dipakai atau mobil yang baru keluar dari show room. Contohnya untuk mobil yang baru dipakai adalah : pada jarak 1000 km pertama bagian yang memerlukan penggantian adalah oil filter, sedangkan pemeriksaan dan penyetelan adalah celah katup (platina, busi, dll). Namun pada jarak 1500 km pertama tidak diperlukan penggantian oil filter dan penyetelan katup. Dengan adanya perbedaan tersebut maka diperlukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan jarak tempuh dan umur mobil yang selanjutnya disebut “prosedur pemeliharaan”. Jadi dengan kata lain, prosedur pemeliharaan adalah pedoman untuk memungkinkan melakukan pekerjaan dengan efisien dan tepat. Penggolongan prosedur pemeliharaan diperlukan karena adanya pemeriksaan persamaan pekerjaan pada jarak tempuh dan umur tertentu dari kendaraan, yaitu : 

Menurut jarak tempuh kendaraan, dihitung dalam kilometer (km)



Menurut umur kendaraan, dihitung dalam bulan. BULAN

12

24

36

48

60

72

KM

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

Pemeriksaan berkala berdasarkan jarak tempuh (Km) pada mobil Toyota Kijang innova tipe G.20 ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Pemeriksaan Berkala Toyota Kijang innova tipe G.20

66 66

Ket : 1. 2. 3. 4.

P = Periksa G = Ganti R = Rotasi K = Kencangkan

67 67

4.2.2 Perawatan Setiap Jarak Tempuh 40.000 Km Perawatan pencegahan (preventive maintenance) yang akan datang untuk transmisi manual pada Toyota kijang innova tipe G.20 ini yaitu harus dilakukannya perawatan setiap jarak tempuh 40.000 km. Penyebab utama kerusakan transmisi manual pada Toyota Kijang innova tipe G.20 ini adalah terjadinya kebocoran oli pada transmisi manual. Pada setiap jarak tempuh 40.000 km oli transmisi harus diganti karena jika tidak diganti maka komponen-komponen transmisi akan mengalami keausan dan dapat mengalami kerusakan pada transmisi manual. Adapun perawatan yang dilakukan pada transmisi manual setiap jarak tempuh 40.000 km adalah sebagai berikut : 1. Periksa Getaran Pemeriksaan getaran dilakukan dengan cara visual yaitu melihat bagian yang bergetar dan dengan meraba bagian yang bergetar pada transamisi manual menggunakan sarung tangan. Getaran pada transmisi manual dapat terjadi karena keausan pada komponen-komponen yang berada didalam transmisi manual. Tabel 4.2 form perawatan getaran pada transmisi manual

Pekerjaan

Form Perawatan Setiap 40.000 km Pada Transmisi Manual Toyota Kijang innova tipe G.20 Keadaan Bagian Tanggal Komponen Lambat Sedang Keras

Pemeriksaan Transmisi Getaran Manual

2. Mendengar Suara pada Transmisi Manual Yaitu mendengar bunyi suara

pada transmisi manual menggunakan

telinga. Jika terdengar suara yang keras atau mendengung pada transmisi berarti terjadi kerusakan pada bagian dalam transmisi manual. Bunyi suara yang terdengar pada transmisi manual dapat terjadi jika oli transmisi

68 68

sedikit atau pemberian oli yang salah dan gigi-gigi transmisi yang aus/rusak . Tabel 4.3 form perawatan suara pada transmisi manual

Pekerjaan Mendengar Suara pada Transmisi Manual

Form Perawatan Setiap 40.000 km Pada Transmisi Manual Toyota Innova tipe G.20 Keadaan Bagian Tanggal Komponen Lambat Sedang Keras Transmisi Manual

3. Melihat Kebocoran Oli Kegiatan ini dilakukan dengan melihat dengan mata apakah ada terjadi kebocoran pada seal oli transmisi, gasket, dan cover transmisi manual. Kebocoran ini dapat terjadi jika komponen-komponen tersebut rusak atau aus. Tabel 4.4 form perawatan kebocoran oli pada transmisi manual Form Perawatan Setiap 40.000 km Pada Transmisi Manual Toyota Kijang innova tipe G.20 Bocor/Rusak Bagian Tanggal Pekerjaan Komponen Ya Tidak Seal Oli Transmisi Manual Gasket Melihat Kebocoran Oli Cover Transmisi Manual

4. Memeriksa Tuas Pemindah Gigi Pemeriksaan tuas pemindah gigi dilakukan dengan cara mencoba melakukan perpindahan gigi satu per-satu untuk mengetahui apakah

69 69

pemindahan gigi keras atau tidak mau pindah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi kerusakan pada gigi-gigi transmisi yang berada didalam transmisi manual. Tabel 4.5 form perawatan pemeriksaan tuas pemindah gigi Form Perawatan Setiap 40.000 km Pada Transmisi Manual Toyota Kijang Innova tipe G.20 Keadaan Bagian yang Tidak Bisa Tanggal Pekerjaan diperiksa Bisa Pindah Keras Pindah (Normal) Gigi pertama Gigi kedua Gigi ketiga

Memeriksa Tuas Pemindah Gigi

Gigi keempat Gigi kelima Gigi mundur

5. Membersihkan transmisi manual Yaitu

membersihkan

bagian

bawah

transmisi

manual

dengan

membersihkan kotoran yang menempel pada seal oli dan cover transmisi manual menggunakan angin kompresor. Tabel 4.6 form perawatan membersihkan transmisi manual Form Perawatan Setiap 40.000 Km Pada Transmisi Manual Toyota Kijang innova tipe G.20 Keadaan Bagian Tanggal Pekerjaan Sangat Komponen Bersih Kotor Kotor Seal oli Transmisi Membersihkan Manual Cover Transmisi Manual

70 70

6. Penyetelan Yaitu melakukan penyetelan pada baut-baut transmisi manual dan sumbat pengisi oli serta penyetelan pada baut-baut penyambung antara transmisi dengan kopling (clutch disc).

Tabel 4.7 form perawatan penyetelan pada transmisi manual Form Perawatan Setiap 40.000 Km Pada Transmisi Manual Toyota Kijang innova tipe G.20 Longgar Tanggal Pekerjaan Bagian Komponen Ya Tidak Baut-baut pada transmisi manual Penyetelan Sumbat pengisi oli Baut-baut penyambung transmisi dengan kopling 7. Mengganti Oli Transmisi Manual. Penggantian oli transmisi manual ini dilakukan setiap jarak tempuh 40.000 km, dengan tujuan agar pelumasan yang terjadi pada komponenkomponen

transmisi manual berkerja dengan lancar dan baik sehingga

tidak terjadi keausan pada komponen-komponen transmisi manual.

Tabel 4.8 form perawatan mengganti oli transmisi manual Form Perawatan Setiap 40.000 Km Pada Transmisi Manual Toyota Kijang innova tipe G.20 Pekerjaan

Jenis dan Kapasitas Oli

Mengganti - API GL-4 SAE 20 W – 50 atau SAE 40 Oli Transmisi - 1,9 Liter Manual

Tanggal

Sesuai Spesifikasi Ya Tidak

71 71

Untuk type oli yang digunakan dapat diklasifikasikan dalam kekentalan SAE (Society of

Automotive Engineers) dan kwalitas API (American Petroleum

Institute). 1.

Klasifikasi dalam kekentalan Oli pelumas gigi mempunyai angka belakan SAE seperti oli mesin. Enam kekentalan SAE (75W, 80W, 85W, 90W, 140W dan 250W) yang ada pada saat ini. Transmisi dan diffarential pada umumnya memakai oli dengan kekentalan SAE 90 atau 80W-90W.

2.

Klasifikasi dalam kwalitas dan penggunaan API (American Petroleum Institute) mempunyai standar klasifikasi oleh roda gigi yang pembagiannya tergantung pada penggunaannya. Oli roda gigi diklasifikasikan oleh type roda gigi yang akan dipakai hypoid, bevel dan lain-lain. Juga perhatian khusus perlu ditempelkan permintaan penggunaan oli roda gigi yang memerlukan karakteristik yang lain dari biasanya. KLASIFIKASI API GL 1

PENGGUNAAN & KWALITAS OLI Mineral oli murni untuk roda gigi, jarang dipakai pada mobil.

GL 2

Untuk worm gear, mengandung minyak hewani dan tumbuh-tumbuhan.

GL 3

Untuk manual transmisi dan stering gear, mengandung

bahan

tambah

extrem-presure

resisting dan lain-lain. GL 4

Untuk hypoid gear digunakan untuk melayani diatas GL 3, mengandung bahan tambah extrempresure resisting tapi lebih besar jumlahnhya dibanding GL 3

GL 5

Digunakan untuk hypoid gear dengan pelayanan lebih sedikit dari kondisi GL 4. Kandungan extrem-presure resisting lebih besar dibanding GL 4 dan kondisi kerja lebih berat karena untuk

72 72

menahan beban kejutan yang lebih besar dan menerima kecepatan luncur yang tinggi. GL = Gear Lubrication (Pelumas Roda Gigi) Sebelum mencapai jarak tempuh 40.000 km, perawatan preventive yang dilakukan pada transmisi manual Toyota Kijang innova tipe G.20 ini yaitu hanya melakukan pemeriksaan pada bagian-bagian yang berhubungan dengan transmisi manual seperti : 1. Pemeriksaan kabel-kabel Yaitu memeriksa kabel-kabel yang terhubung pada transmisi manual sudah terpasang dengan benar seperti kabel kontol transmisi. 2. Pemeriksaan baut-baut pada transmisi manual Yaitu dengan menggunakan kunci-kunci periksa baut-baut yang longgar pada transmisi manual, jika ada yang longgar maka kencangkan sesuai momen spesifikasi. 3. Pemeriksaan oli transmisi Yaitu memeriksa oli transmisi dengan cara membuka sumbat pengisi oli dan melihat level oli pada transmisi manual. 4. Membersihkan transmisi manual Yaitu

membersihkan

semua

bagian

luar

transmisi

manual

menggunakan air atau angin kompresor.

Hasil dari dilakukannya perawatan preventive pada transmisi manual toyota kijang innova tipe G.20 ini dapat dilihat jika pengguna kendaraan toyota kijang innova tipe G.20 rutin melakukan penggantian oli setiap jarak tempuh 40.000 km.

73 73

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Setelah penulis menerangkan tentang perawatan dan perbaikan transmisi manual pada toyota kijang innova tipe G.20, maka dapatlah disimpulkan sebagai berikut: 1. Transmisi manual toyota kijang innova tipe G menggunakan sistem mesin depan penggerak belakang dan komponen transmisi manual terdiri dari beberapa bagian yaitu transmision case, main shaft, gear shift controlmechanism,

extention housing.

Bagian-bagian

dari

transmisi

jenis synchromesh ini adalah cluth hub, hub sleeve, synchromesh ring, shifting key. 2. Gangguan-gangguan yang sering terjadi pada transmisi manual toyota kijang innova tipe G adalah persneling sulit untuk memindahkan posisi gigi, suara berisik saat memindahkan posisi gigi, dan kebocoran oli transmisi. 3. Setelah

diketahui

gangguan-gangguan

pada

transmisi.

Kemudian

dilakuakan cara pembongkaran, pemeriksaan, perbaikan dan perkaitan transmisi. Pemeriksaan komponen dilakukan dengan pengukuran sesuai standart pabrik dan secara visual. 4. Setiap perakitan kembali sangat diperlukan perhatian terhadap momen pengencangan baut-baut dan pemberian pelumas

74 74

5.2 Saran Adapun saran-saran yang penulis dapat sampaikan mengenai perawatan dan perbaikan transmisi manual toyota kijang innova tipe G.20 yaitu : 1. Peran teknisi sangat besar dalam proses perawatan dan perbaikan, oleh karena itu diharapkan dapat menjadi tim perawatan yang handal dan profesional dalam melakukan perawatan dan perbaikan mobil-mobil Toyota ke depanya. 2. Lakukanlah perawatan dan service berkala pada transmisi setiap jarak tempuh yang telah ditentukan berdasarkan kadar tempo oli transmisi yaitu setiap 40.000 km agar tidak terjadi lagi kerusakan-kerusakan transmisi untuk yang akan datang. 3. Lakukanlah semua prosedur proses perbaikan berdasarkan buku petunjuk perbaikan atau repair manual pada mobil Toyota agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan proses perbaikan pada transmisi. 4. Gunakanlah buku service pada mobil Toyota Kijang Innova tipe G.20 untuk melakukan prosedur perawatan-perawatan berkala pada mobil Toyota Kijang Innova tipe G.20.

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Novriza. 2012. Kompetensi Kejuruan Memperbaiki Transmisi. Medan : Penerbit Creatacom, 2012

[2]

Syifa Putri. 2009. Kopling dan Transaxle. Otomotif: Kopling dan Transaxle, (online), http://belajartoyotaotomotif.blogspot.com/2009/09/kopling-dan-transmisi.html, diakses 26 April 2016).

[4] Toyota Astra Motor. Buku Service Toyota Innova 2010.Padang (prosedur perawatan berkala)

[5]

Anonim, 1996. Pedoman Reparasi Chasis Dan Body Toyota. Jakarta : PT. Astra Motor.

[6] Daryanto.2001. Teknik Servis Mobil Jakarta : PT. Rieneke cipta.

Toyota

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Melepas transmission case

Gambar 3. Memasang roda gigi

Gambar 2. Melepas Batang Pemindah

Gambar 4. Mengukur kebengkokkan poros

Gambar 5. Mengukur celah syncromesh Gambar 6. Memeriksa rumah kopling c

Gambar 7. Memeriksa syncromesh

Gambar 8. Memasang gigi

SPESIFIKASI DATA SERVICE PADA TRANSMISI MANUAL Thrust clearance gear ke-5.

Celah radial gear ke-5.

Celah ujung bagian belakang synchronizer ring No. 3 dan alur gear ke-5 Celah hub sleeve transmisi No. 3 dan shift fork gear No.3 Diameter inner 5th gear Diameter dalam reverse idle gear Diameter luar reverse idle gear Kedalaman seal oli transaxle case depan Kedalaman arah masuk bearing input shaft depan Kedalaman arah masuk needle roller bearing untuk shift dan select lever shaft Kedalaman arah masuk seal oli untuk shift dan select lever shaft Preload untuk tapered roller bearing case defferensial depan

Ketebalan shim case differensial depan

Standar 0.10 sampai 0.55 mm Maksimum 0.55 mm Standar 0.015 sampai 0.058 mm buatan KOYO Maksimum 0.058 mm Standar 0.015 sampai 0.056 mm buatan NSK Maksimum 0.056 mm Minimum 0.75 mm (0.0295 in.) Standar 0.3 sampai 0.5 mm Standar Maksimum Standar Maksimum Standar Minimum

29.915 sampai 29.931 mm 29.931 mm 18.040 sampai 18.058 mm 18.058 mm 17.966 sampai 17.984 mm 17.966 mm

- 15.6 mm sampai 16.0 mm - 0 sampai 0.3 mm - 0 sampai 0.5 mm - 9.7 sampai 10.3 mm 0.78 sampai 1.57 N*m (7.95 Bearing baru sampai 16.0 kgf*cm, 6.9 sampai 13.89 in.*lbf) Bearing bekas 0.49 sampai 0.98 N*m (5.0 pakai sampai 10.0 kgf*cm, 4.34 sampai 8.67 in.*lbf) AA 2.10 mm BB 2.15 mm CC 2.20 mm DD 2.25 mm EE 2.30 mm FF 2.35 mm GG 2.40 mm HH 2.45 mm JJ 2.50 mm KK 2.55 mm LL 2.60 mm MM 2.65 mm

NN 2.70 mm PP 2.75 mm QQ 2.80 mm RR 2.85 mm SS 2.90 mm TT 2.95 mm UU 3.00 mm Kedalaman arah masuk seal oli case transmisi Kedalaman arah masuk seal oli case transmisi Kedalaman arah masuk reverse restrict pin slotted pin

Ketebalan snap ring transmission clutch hub No.3

Kedalaman arah masuk sealoli control shaft cover Thrust clearance gear ke-4 Thrust clearance gear ke-3 Celah radial gear ke-4

Celah radial gear ke-3

Runout Input shaft

Diameter luar input shaft

Diameter dalam gear ke-4 Diameter dalam gear ke-3 Celah ujung antara bagian

- 9.6 sampai 10.2 mm - 1.6 sampai 2.2 mm - 15.5 sampai 16.5 mm A 2.25 mm B 2.31 mm C 2.37 mm D 2.43 mm E 2.49 mm F 2.55 mm G 2.61 mm - 0.2 sampai 1.2 mm Standar 0.1 sampai 0.55 mm Maksimum 0.55 mm Standar 0.1 sampai 0.35 mm Maksimum 0.35 mm Standar 0.009 sampai .050 mm Maksimum 0.050 mm Standar 0.015 sampai 0.058 mm buatan KOYO Maksimum 0.058 mm Standar 0.015 sampai 0.056 mm buatan NSK Maksimum 0.056 mm (0.0022 in.) Maksimum 0.015 mm Standar Part A 24.885 sampai 24.900 mm Part B 28.991 sampai 29.006 mm Part C 30.985 sampai 31.000 mm Part D 24.985 sampai 25.000 mm Min Part A 24.885 mm Part B 28.991 mm Part C 30.985 mm Part D 24.985 mm Standar 34.015 sampai 34.031 mm Maksimum 34.031 mm Standar 36.015 sampai 36.031 mm Maksimum 36.031 mm Standar 0.75 sampai 1.65 mm

belakang synchronizer ring gear ke-3 dan alur gear ke-3 Celah ujung bagian belakang synchronizer ring gear ke-4dan alur gear ke-4 Celah antara gear shift fork claw No.2 and glove dari transmission hub sleeve No. 2

Minimum 0.75 mm Standar 0.75 sampai 1.65 mm Minimum 0.75 mm - 0.15 sampai 0.35 mm

Tebal snap ring transmission clutch hub No. 2

0 2.30 mm 1 2.36 mm 2 2.42 mm 3 2.48 mm 4 2.54 mm 5 2.60 mm

Celah snap ring poros bearing belakang input shaft

- 0.1 mm atau kurang

Tebal snap ring poros bearing belakang input shaft

Thrust clearance gear ke-1 Thrust clearance gear ke-2

Celah radial gear ke-1

Celah radial gear ke-2

Runout output shaft Diameter luar output shaft Diameter dalam gear ke-2 Diameter dalam gear ke-1 Tebal thrust washer gear ke-1

A 2.29 mm B 2.35 mm C 2.41 mm D 2.47 mm E 2.53 mm F 2.59 mm Standar 0.10 sampai 0.40 mm Maksimum 0.40 mm Standar 0.10 sampai 0.55 mm Maksimum 0.55 mm Standar 0.015 sampai 0.058 mm buatan KOYO Maksimum 0.058 mm Standar 0.015 sampai 0.056 mm buatan NSK Maksimum 0.056 mm Standar 0.015 sampai 0.058 mm buatan KOYO Maksimum 0.058 mm Standar 0.015 sampai 0.056 mm buatan NSK Maksimum 0.056 mm Maksimum 0.015 mm Part A 31.985 sampai 32.000 mm Part B 37.985 sampai 38.000 mm Part C 32.985 sampai 33.000 mm Standar 38.015 sampai 38.031 mm Maksimum 38.031 mm Standar 44.015 sampai 44.031 mm Maksimum 44.031 mm Standar 5.975 sampai 6.025 mm Minimum 5.975 mm

Celah ujung bagian belakang synchronizer ring No. 2 dan alur gear ke-2 Celah ujung bagian belakang synchronizer ring No. 1 dan alur gear ke-1 Reverse gear glove dan reverse gear shift fork claw clearance Celah snap ring poros clutch hub No.1

Standar 0.70 sampai 1.3 mm Minimum 0.70 mm Standar 0.75 sampai 1.65 mm Minimum 0.75 mm - 0.15 sampai 0.35 mm 0.1 mm (0.039 in.) atau kurang A 2.50 mm B 2.56 mm C 2.62 mm D 2.68 mm E 2.74 mm F 2.80 mm -

Tebal snap ring poros clutch hub No.1 Kedalaman arah masuk shift lever slotted pin (untuk select inner lever) Kedalaman arah masuk shift lever slotted pin (untuk shift lever inner No. 1) Kedalaman arah masuk shift lever slotted pin (untuk shift lever inner No. 2) Backlash side gear differensial depan Thrust washer pinion differensial depan Diameter luar pinion shaft No. 1

- 3.0 sampai 4.0 mm - - 0.5 sampai 0.5 mm - 1.0 sampai 2.0 mm - 0.05 sampai 0.20 mm Minimum 0.94 mm Minimum 16.982 mm (0.6685 in.)

SPESIFIKASI MOMEN PENGENCANGAN Pengencangan part

N*m kgf*cm

ft.*lbf

Sumbat pengisi

39

400

29

Floor shift lever assembly

12

122

9

Kabel kontrol transmisi

5.0

51

44 in.*lbf

Sensor speedometer

11

115

8

Insulator panas lantai depan

5.5

56

49 in.*lbf

Hanger mesin

40

408

29

Transmisi manual assembly

33

336

24

Transverse engine engine mounting bracket

64

653

47

Transverse engine engine mounting insulator

52

530

38

Transverse engine engine mounting control bracket

39

398

29

Wire harness

26

260

19

Control cable bracket

25

255

18

Release cylinder kopling

12

120

9

Pipa kopling

12

122

9

Battery carrier

17

175

13

Braket saringan udara

19

194

14

Baterai

5.4

55

48 in.*lbf

Bearing lock plate

11

115

8

No. 1 oil receiver pipe

17

175

13

No. 2 oil receiver pipe

17

175

13

Reverse restrict pin plug

13

130

9

Transaxle case receiver

11

115

8

Gear shift fork No. 1

16

160

12

Gear shift fork No. 2

16

160

12

Gear shift head No. 1

16

160

12

Reverse shift arm bracket

17

175

13

Transmission case

29

300

22

Baut reverse idler gear shaft

29

300

22

Lock ball assembly No. 2

29

296

21

Shift detent ball plug

22

224

16

Shift detent ball plug

22

224

16

Bearing retainer belakang

27

279

20

Gear shift fork No. 3

16

160

12

118

1199

87

Transmission case cover

21

214

16

Control shaft cover

20

200

14

Shift gate pin

11

112

8

Lock ball assembly No. 1

29

300

22

Shift lever damper

12

120

9

Floor shift kontrol tuas pemindah gigi

12

120

9

Baut selecting bell crank assembly

25

250

18

Mur selecting bell crank assembly

12

120

9

Back-up light switch

40

410

30

Speedometer driven hole cover

11

115

8

Differential ring gear depan

77

789

57

Mur set belakang output shaft transmisi

PERSIAPAN UNTUK PROSES PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL PELUMASAN Item

Kapasitas

Oli transmisi manual

1.9 liter (2.0 US API GL-4 qts, 1.7 lmp. SAE 75W-90 qts)

PERLENGKAPAN Dial indicator Feeler gauge Mikrometer Jangka sorong Caliper gauge Cylinder gauge Kunci momen Dial gauge Pahat TOOL YANG DIREKOMENDASIKAN

Klasifikasi

09010-3C110

Set, Kunci Socket Hexagon

Socket Hexagon (09013-6C110) 6mm

09051-1C400

Pin Punch 3

09051-1C410

Pin Punch 5

09905-00012

Pelebar Snap Ring No. 1

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF