Perancangan Pemukiman Lengkap 01

August 27, 2017 | Author: Kurnia Dollyansyah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

permukiman...

Description

BUKU AJAR

PERANCANGAN PERMUKIMAN (315D5103)

NURMAIDA AMRI, ST., MT IMRIYANTI,ST., MT

PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN NOVEMBER 2013

i

HALAMAN PENGESAHAN

1.

Judul Buku Ajar

: Perancangan Permukiman (315D5103)

2.

Ketua Penyusun a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIP d. Disiplin Ilmu e. Pangkat/Golongan f. Fakultas/Jurusan g. Rumah h. Telepon/Hp/E-mail

: Nurmaida Amri. ST., MT. : Perempuan : 19671218 199512 2 001 : Arsitektur : Penata / IIId : Teknik/Arsitektur : Jl. Sunu Komp. Unhas Baraya Blok MX-6 : 081245879586

4.

Jumlah Anggota Penyusun a. Nama Anggota

: 1 orang : Imriyanti, ST., MT.

5.

Waktu Penyusunan

: 2,5 bulan

6.

Jumlah biaya yang diusulkan : Rp. 5.000.000,00. (Lima Juta Rupiah) Makassar,

November 2013

Mengetahui, Ketua Prodi Arsitektur FT-UH

Penyusun

Baharuddin Hamzah, ST. M.Arch. Ph.D NIP. 196903081995121001

Nurmaida Amri. ST., MT. NIP. 19671218 199512 2 001

Menyetujui, a.n. Dekan Fakultas Teknik Unhas Wakil Dekan I

Dr.Ir. Muhammad Ramli, MT NIP. 196807181993091001

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang maha Esa, atas limpahan

rahmat

dan

hidayatNya

sehingga

buku

ajar

Perancangan

Permukiman/315D5103 ini dapat kami selesaikan.

Pembuatan buku ajar Perancangan Permukiman ini merupakan hasil dari rangkuman beberapa referensi buku-buku perumahan dan permukiman serta bahan ajar dari mata kuliah tersebut. Buku ajar Perancangan Permukiman ini berisi tentang materi pembelajaran dari minggu pertama sampai dengan minggu ke enam belas, yakni membahas tentang sistem perhitungan kebutuhan akan sarana dan prasarana dari suatu permukiman baik yang berbentuk vertical maupun horizontal.

Semoga segala kekurangan yang ada pada buku ajar ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan secara khusus oleh mahasiswa Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dalam mengambil mata kuliah wajib/inti dalam perkuliahan.

Makassar,

November 2013

Tim Penyusun

Nurmaida Amri, ST., MT.

iii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

i

LEMBAR PENGESAHAN

ii

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

iv

PRAKATA

1

PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

2

FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN

3

KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

4

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)

6

FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Jenis Kegiatan dan Pembobotan)

10

FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Kompetensi Profesional)

12

BENTUK TUGAS

15

FORMAT RENCANA EVALUASI

17

KONTRAK PEMBELAJARAN

18

1. Manfaat Mata Kuliah

18

2. Deskripsi Mata Kuliah

19

3. Tujuan Pembelajaran

20

4. Organisasi Materi

21

5. Strategi Pembelajaran

22

6. Materi Bacaan

22

7. Tugas

23

8. Kriteria Penilaian

23

9. Norma Akademik

27

10. Jadwal Pembelajaran

27

BAHAN AJAR MATA KULIAH PERANCANGAN PERMUKIMAN

31

MATERI PERTEMUAN MINGGU I

38

MATERI PERTEMUAN MINGGU II - IV

49

MATERI PERTEMUAN MINGGU V - VI

70 iv

MATERI PERTEMUAN MINGGU VII - VII

72

MATERI PERTEMUAN MINGGU IX - X

77

MATERI PERTEMUAN MINGGU XI - XIII

80

MATERI PERTEMUAN MINGGU XIV - XV

93

MATERI PERTEMUAN MINGGU VIII

94

DAFTAR PUSTAKA

95

SENARAI

96

LAMPIRAN

97

v

PRAKATA Dalam perkuliahan, mahasiswa arsitektur telah dibekali dengan berbagai macam ilmu pengetahuan. Namun pada umumnya mahasiswa dihapkan dengan berbagai kesulitan dalam mengkoordinasikan sarana ilmu pengetahuan tersebut ke dalam satu sistem yang sederhana. Maka dari itu banyak mahasiswa yang tidak memiliki peddoman yang jelas tentang bagaimana cara untuk memulai merancang bangunan khususnya

mendesain sebuah hunian dalam suatu perumahan atau

permukiman. Modul ini adalah salah satu usulan untuk membantu para mahasiswa di Jurusan Arsitektur yang memerlukan penjelasan dalam merenacanakan suatu perumahan/permukiman. Sistem pedoman dalam merencanakan suatu perumahan/permukiman baik berbenyuk vertical maupun horizontal memerlukan susunan ataupun tata cara untuk mendesain perumahan/permukiman yang disertai dengan sarana dan prasarananya. Dengan adanya tata cara, maka dapat memeprmudah bagi mahasiswa untuk menyusun/mendesain konsep dan pra rencana perumahan dan permukiman. Mata kuliah Perancangan dan Permukiman merupakan salah satu mata kuliah inti yang wajib di ikuti oleh mahasiswa Jurusan Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, sehingga untuk mempermudah mahasiswa maka dianggap perlu adanya teknis penyusunan sistem perhitungan, konsep dan pra rencana untuk mendesain suatu kawasan perumahan dan permukiman dalam bentuk modul pembelajaran.

vi

PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR

Profil Lulusan: 1. Secara umum keluaran program studi Arsitektur diharapkan menjadi tenagatenaga profesional dibidang Arsitektur yang ahli dalam bidangnya masing-masing serta dapat bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional. 2. Secara khusus keluaran program studi Arsitektur mampu merencana dan merancang bangunan sesuai dengan standar penggambaran. 3. Dalam mendesain bangunan juga diharapkan mampu mendesain komponenkomponen, jenis, prinsip-prinsip dan fungsi sistem struktur dan konstruksi bangunan serta dapat menghitung dan menganalisis perhitungan mekanika bangunan. 4. Lulusan Arsitektur juga dapat menjadi enterpreneur yang kreatif, dapat mengembangkan usaha serta mampu bekerjasama dan berkoordinasi dengan tim yang ada di lapangan. 5. Lulusan Arsitektur diharapkan dapat menjadi leader dalam hal kepemimpinan, memiliki inisiatif untuk menyelesaikan permasalahan di lokasi. 6. Lulusan Arsitektur diharapkan mampu berkomunikasi dengan benar secara nasional maupun internasional.

vii

FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN MATA KULIAH

: Perancangan Permukiman

SKS

: 3 (Tiga) SKS

SEMESTER

: Lima / Ganjil

Deskripsi Singkat Mata Kuliah

: Merupakan salah satu mata kuliah institusional wajib yang membahas tentang teori-teori perumahan dan permukiman yang diaplikasikan ke dalam bentuk desain secara horizontal maupun vertical bangunan hunian.

KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN DICAPAI OLEH PESERTA DIDIK: 1. Memberikan kemampuan dalam memahami teori-teori perumahan dan permukiman di wilayah perotaan. 2. Memberikan

kemampuan

mengemukakan

teori-teori

perumahan

dan

permukiman. 3. Memberikan kemampuan untuk mengembangkan teori-teori perumahan dan permukiman secara secara fisik dan non fisik. Memberikan kemampuan mengaplikasikan teori-teori perumahan dan permukiman dalam bentuk desain bangunan hunian dalam bentuk horizontal maupun vertical.

viii

Tabel 1. Matriks hubungan antara Rumusan Kompetensi dengan Elemen Kompetensi Sesuai SK Mendiknas No. 045/U/2002 KELOMPOK KOMPETENSI

UTAMA

ELEMEN KOMPETENSI

RUMUSAN KOMPETENSI a

b

c















U1

Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan

U2

Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyintesis issu-issu & masalah-masalah arsitektural, serta mengeksplorasi alternatif-alternatif solusi dalam bentuk konsep-konsep yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam perancangan arsitektur dan pelaksanaan konstruksi

U3

Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi, & estetika arsitektural dalam konteks kehidupan sosial, ekonomi, & budaya masyarakat

U4

Menguasai ragam teori & pendekatan disain arsitektural era klasik, modern, pasca-modern, maupun mutakhir





U5

Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan skematik dwimatra/2D & trimatra/3D





U6

Menguasai metode dan manajemen proyek yang dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan





P1

Menjunjung tinggi nilai agama, moral, etika & tanggungjawab profesional

P2

Menguasai wawasan lingkungan kepulauan beriklim tropis lembab

P3

Menguasai wawasan filosofis kearifan lokal dalam perspektif global dan dalam konteks kekinian

P4





d

e

























Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan berbagai media presentasi (freehand-style dan/atau computerised-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D, maupun animasi audiovisual









P5

Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan bangunan dan lingkungan dalam konteks perencanaan kota









L1

Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin







L2

Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas profesional lingkup nasional maupun internasional







L3

Memiliki sikap responsif & partisipatif terhadap dinamika perkembangan ilmu/sains, teknologi, dan seni yang mutakhir









PENUNJANG

LAINNYA

Perancangan Permukiman

4

ELEMEN KOMPETENSI: a. Landasan kepribadian b. Penguasaan ilmu dan keterampilan c. Kemampuan berkarya d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai e. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya

Perancangan Permukiman

v

GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP) Nama / Kode Mata Kuliah Semester/ SKS KOMPETENSI SASARAN:

: Perancangan Perumahan dan Permukiman : Semester V (Ganjil)/ 3 kredit

Kompetensi Utama 1. Mampu berolah pikir dan berolah rasa secara kreatif, imajinatif dan inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan. (U1) 2. Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi dan estetika arsitektural dalam konteks kehidupan soisla, ekonomi dan budaya masyarakat. (U3) 3. Mampu menerapkan metode dan proses perancangan arsitektur mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan skematik dwimatra/2D dan trimatra/3D. (U5) Kompetensi Penunjang 1. Menguasai wawasan lingkungan kepulauan beriklim tropis lembab. (P2) 2. Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan bangunan dan lingkungan dalam konteks perencanaan kota. (P5) Kompetensi Lainnya 1. Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin. (L1) 2. Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas professional lingkup nasional maupun internasional. (L2)

SASARAN BELAJAR:

1. 2.

Perancangan Permukiman

Mahasiswa dapat berpikir kritis dalam menyikapi issu, fenomena, perkembangan dan permasalahan yang berkaitan dengan perancangan permukiman Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian dan berperan serta dalam kegiatan perencanaan lingkungan permukiman

vi

MINGGU KE (1)

1

2 s/d 4

SASARAN PEMBELAJARAN (KOMPETENSI) (2) Mampu mengemukakan materi dan dapat membentuk tim kerja dalam perkuliahan

Mampu memahami dan mengetahui perhitungan standar permukiman

MATERI PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN

KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR)

(3)

(4)

(5)

 Kontrak perkuliahan  Pembagian tugas gambar (horizontal dan vertical)  Pembagian tugas kelompok untuk perhitungan bentuk-bentuk permukiman

 Pengertian system standar perhitungan permukiman: - Jumlah penghuni - Sarana pendidikan - Type jalan - Sarana ibadah - Sarana pertokoan, dll

 Ceramah interaktif  

  Ceramah interaktif  Kajian pustaka  Analisis hasil perhitungan standar permukiman

  

5-6

Mampu memahami dan menggambar pembuatan konsep pemilihan lokasi permukiman

Perancangan Permukiman

 Pembuatan konsep pemilihan lokasi permukiman  Pembuatan konsep analisis tapak lokasi permukiman terpilih  Latihan / studio

 Diskusi kelompok (Small group)  Self Directed Learning

BOBOT NILAI (%) (6)

Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif) Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (softskills/physikomotorik) Kedisiplinan (apektif)

Pemahaman materi (critical thinking/kognitif) Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif) Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman Kedisiplinan (apektif)

10

 Pemahaman materi (critical thinking/kognitif) 

Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan gambar)

 Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills/physikomotorik)  Kedisiplinan mhs (apektif)

10

vii

7-8

9-10

Mampu memahami penggambaran site plan permukiman yang terpilih dan mid test/ Evaluasi tengah Semester

Mampu menggambarkan denah type permukiman

Penggambaran site plan: - Permukiman horizontal - Permukiman vertical - Latihan / studio

 Presentasi & diskusi kelompok(small group)  Self Directed Learning

 Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

Penggambaran type permukiman yang terpilih: - Horizontal - Vertikal - Latihan / studio

 Presentasi & diskusi kelompok(small group)  Self Directed Learning

 Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

Penggambaran : 11-13

Mampu menggambarkan bentuk permukiman

Perancangan Permukiman

-

Tampak Potongan Latihan / studio

 Presentasi & diskusi kelompok(small group)  Self Directed Learning



Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan gambar)

10

 Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills/physikomotorik)  Kedisiplinan mhs (apektif)



Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan gambar)

 Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills/physikomotorik)  Kedisiplinan mhs (apektif)

10

 Pemahaman materi (critical thinking/) 

Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan gambar)

 Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills)  Kedisiplinan mhs apektif)

10

viii

14-15

16

Mampu memahami penggambaran standar permukiman

Final Test / Evaluasi Akhir Semester

Perancangan Permukiman

Analisis penggambaran dan perhitungan standar permukiman dari minggu 2 sampai dengan minggu 15

Perhitungan dan penggambaran standar permukiman (Horisontal/vertikal)

 Presentasi & diskusi kelompok(small group)  Self Directed Learning

Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)  Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan gambar)  Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (softskills/physikomotorik)  Kedisiplinan (apektif)

 Presentasi & diskusi kelompok(small group)  Self Directed Learning





Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)  Estetika (kebenaran, kelengkapan, kerapihan gambar)  Kedisiplinan (apektif)

15

35

ix

FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Jenis Kegiatan dan Pembobotan)

Nilai Bobot (%) 5

Minggu Ke 1

Jenis Kegiatan Pembelajaran

Topik Bahasan

Bentuk Tugas

2

3

4

1

Perkuliahan (Role Play, Case Study)

Kontrak Perkuliahan, Pembagian Tugas kelompok untuk perhitungan sarana dan prasarana permukiman, Defenisi perumahan dan permukiman

Pemahaman materi, mengetahui topic materi dan kajian pustaka, membentuk tim kerja

2-4

Case Study, Self Directed Learning

Pemahaman defenisi dan perbedaan antara perumahan dengan permukiman, sistem standar perhitungan sarana prasaran permukiman

Pemahaman materi, proses penyelesaian perhitungan sarana dan prasaran permukiman

10%

10%

5,6

Small Group, Self Directed Learning

Penyusunan konsep pemilihan lokasi dan analisis tapak lokasi permukiman terpilih (Latihan/Studio)

Pembuatan konsep pemilihan lokasi dan analisis tapak lokasi terpilih,

7,8

Small Group, Self Directed Learning, Evaluasi Tengah Semester (UTS)/Problem Based Learning

Penggambaran site plan permukiman dalam bentuk vertical/horizontal (Latihan/Studio)

Proses penyelesaian site plan permukiman dan presentasi desain site plan permukiman

Small Group, Self Directed Learning

Penggambaran type permukiman vertical/ horizontal (Latihan/Studio)

Proses penyelesaian desain type permukiman (vertical/horizontal)

9,10

Perancangan Permukiman

10%

10%

x

11 - 13

Small Group, Self Directed Learning

14, 15

Small Group, Self Directed Learning

16

Problem Based Learning

Perancangan Permukiman

Penggambaran denah, tampak, potongan typt-type rumah (Latihan/Studio)

Proses penyelesaian desain denah, tampak, potongan dari type-type rumah

Analisis penggambaran dan perhitungan standar kebutuhan sarana dan prasarana permukiman dan konsep

Presentasi hasil desain dan sistem perhitungan sarana dan prasarana permukiman dari minggu ke 2 sampai dengan 13

Perhitungan, pembuatan konsep dan desain type permukiman dan type rumah

Evaluasi Akhir Semester

10%

15%

35%

xi

FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Kompetensi Profesional) Kemampuan Akhir Yang Diharapkan (Kompetensi

Waktu Minggu

Entry Skill

Bahan Kajian

Bentuk Kegiatan Pembelajaran

Kriteria Penilaian

1

2

3

4

5

6

Memahami materi tentang perancangan permukiman serta dapat membuat tim kerja

Kontrak Perkuliahan, Kajian Pustaka dan Kersama tim Kerja

Mampu mengemukakan materi dan dapat membentuk tim kerja dalam perkuliahan

1

Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif)  Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (softskills/physikomot orik)  Kedisiplinan (apektif

Mampu memahami dan mengetahui perhitungan standar permukiman

Perancangan Permukiman

2-4

Standar Kompetensi 8

 Perkuliahan, Role Play, Case Study

 Mengetahui dan memahami sistem perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman

Bobot Nilai (%) 7

Sistem perhitungan snatad kebutuhan sarana dan prasarana permukiman

 Case Study, Self Directed Learning 

Pemahaman materi (critical thinking/kognitif) Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman Kedisiplinan (apektif)

Dapat mengetahui dan paham tentang sistem-sistem perancangan permukiman

10%

Dapat mengetahui, terampil menjelaskan dan menghitung sistem kebutuhan sarana dan prasarana permukiman

xii

Dapat memahami dan

menggambar pembuatan konsep pemilihan lokasi permukiman

5,6

Mengetahui sistem penggambaran untuk pembuatan konsep pemilihan lokasi

Pembuatan konsep praktis dalam pemilihan lokasi perumahan dan permukiman

 Small Group, Self Directed Learning

  

Dapat memahami penggambaran site plan permukiman yang terpilih dan mid test/ Evaluasi tengah Semester

Dapat menggambarkan denah type permukiman

7,8

Mengetahui dan memahami penggambaran site plan permukiman dan penilaian pemahaman materi perenacangan permukiman

 Mendesaian Site Plan dan Uji kemampuan mahasiswa terhadap perancangan permukiman

Small Group, Self Directed Learning

  



9 , 10

Memahami sistem penggambaran denah type rumah dipermukiman

Menggambar denah type rumah

Small Group, Self Directed Learning   

Perancangan Permukiman

Pemahaman materi (critical thinking/kognitif) Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar) Kedisiplinan (apektif)

Pemahaman materi (critical thinking/kognitif) Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar) Kedisiplinan (apektif

Pemahaman materi (critical thinking/kognitif) Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar) Kedisiplinan (apektif

7,5%

10%

10%

Dapat terampil menjelaskan mendesain dan membuat konsep pemilihan lokasi permukiman yang sesuai standar SNI

Dapat terampil mendesain site plan permukiman dan menghitung sistem kebutuhan akan sarana dan prasarana permukiman

Dapat terampil menggambar denah type-type rumah

xiii

Dapat menggambarkan bentuk/pola permukiman

11-13

Memahami dan mengetahui sistem penggambarn bentuk/pola permukiman

Menggambar bentuk/pola permukiman

Small Group, Self Directed Learning

   

Dapat memahami penggambaran standar permukiman

14,15

Memahami sistem penggambaran yang sesuai dengan standar permukiman

Menganalisis penggambaran sesuai dengan standar perhitungan kebutuhan sarana & prasarana permukiman

Pemahaman materi (critical thinking/kognitif) Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar) Kedisiplinan (apektif)

Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)  Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman  Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar)  Kedisiplinan (apektif

10%

 Small Group, Self Directed Learning

Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)  Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar)  Kedisiplinan (apektif

15%



Final Test

Perancangan Permukiman

16

Final Test / Evaluasi Akhir Semester

Uji Kemampuan

Problem Based Learning, Self Directed Learning

35%

Dapat terampil mendesain bentuk/pola permukiman

Dapat terampil menjelaskan sistem perhitungan kebutuhan sarana & prasarana permukiman yang diaplikasikan dalam desain

Dapat mengaplikasikan sistem perhitungan sarana & prasarana permukiman dalam bentuk desain/ Evaluasi Akhir Semester

xiv

BENTUK TUGAS

Mata Kuliah

: Perancangan Permukiman / 315D5103

SKS

: 3 (tiga) sks

Semester

: 5 (lima)/Ganjil

1. TUJUAN TUGAS

: Mampu menjelaskan, menghitung dan mendesain polapola, type-type permukiman

2. URAIAN TUGAS a. Obyek garapan

: : Sistem perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasannya; - memahami pengertian dan aturan pembangunan perumahan dan permukiman - perhitungan sistem sarana dan prasarana permukiman - sistem pembuatan konsep pemilihan lokasi - sistem pembuatan analisis tapak lokasi terpilih - desain site plan terpilih untuk perumahan dan permukiman - mendesain type-type rumah - mendesain pola-pola perumahan - mendesaian denah, tampak, potongan dan utilitas dari tiap type rumah dalam satu permukiman

Perancangan Permukiman

xv

c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan; - mengerjakan perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman - mendesain perumahan dan permukiman sesuai hasil perhitungan kebutuhan - menampilkan hasil desain dalam bentuk presentasi gambar

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan - mampu memahami sistem perumahan dan permukiman - mampu menghitung kebutuhan sarana dan prasarana permukiman - mampu menerapkan hasil perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman kedlam bentuk desain - mampu menjelaskan hasil desain dalam bentuk presentasi.

3. KRITERIA PENILAIAN ; a. pemahaman materi perancangan permukiman b. penyelesaian perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman c. mengaplikasikan hasil perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman kedalam desain kevenaran, ketelitian dan ketepatan dalam mendesaian sistem perumahan dan permukiman.

Perancangan Permukiman

xvi

FORMAT RENCANA EVALUASI NAMA MATAKULIAH KODE/NAMA DOSEN JUMLAH PESERTA

: Perancangan Permukiman : Nurmaida Amri, ST., MT & Imriyanti, ST., MT :

Evaluasi Kinerja Mahasiswa No.

Perancangan Permukiman

Stambuk

Nama Mahasiswa

Pemahaman Materi 10%

Minggu 1- 15 Pembuatan Konsep 10%

Desain 45%

Minggu 16 Ujian Akhir Semester ( UAS) 35%

xvii

KONTRAK PEMBELAJARAN Nama Mata Kuliah

: Perancangan Permukiman

Kode MK

: 315D5103

Pembelajar

: Nurmaida Amri, ST., MT & Imriyanti, ST., MT

Semester

: V (Ganjil)

Hari/Jam Pertemuan

: Jumat, 07.30 – 10.10 Wita

Tempat Pertemuan

: Ruang 108 C

1. MANFAAT MATA KULIAH

Pembelajaran Perancangan Permukiman merupakan salah satu mata kuliah inti

pada

Prodi

Arsitektur

Jurusan

Arsitektur

Fakultas Teknik

Universitas

Hasanuddin, dimana mahasiswa wajib mengambil mata kuliah ini pada semester 5 (lima). Mata kuliah Perancangan Permukiman memiliki materi tentang perumahan, permukiman, sistem perhitungan kebutuhan saran dan prasaran permukiman, desain permukiman baik berbentuk vertical maupun horizontal, pendistribusian sistem perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana kedalam bentuk desain permukiman, serta menjelaskan hadil desain dan perhitungan dalam bentuk presentasi. Mata

kuliah

Perancangan

Permukiman ini dimaksudkan

untuk

memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang sistem perhitungan akan kebutuhan suatu permukiman. Di samping itu mata kuliah ini akan menjadi pedoman dalam mata kuliah selanjutnya yakni mata kuliah Workshop Riset Perumahan dan Permukiman, Perumahan Swadaya, Permukiman Pesisir. Perancangan Permukiman

xviii

2. DESKRIPSI MATA KULIAH

Dalam pembelajaran mata kuliah Perancangan Permukiman terbagi dalam 4 (empat tahap program permbelajaran, yakni : 1. Sistem standar perhitungan permukiman 2. Perencanaan type permukiman 3. Penyusunan Konsep 4. Sistem Penggambaran : site plan, denah, tampak, potongan dan sistem utilitas.

Mata kuliah Perancangan Permukiman merupakan mata kuliah inti dan dapat di ikuti oleh mahasiswa yang telah melulusi mata kuliah Teori Kota Arsitektur dan Permukiman, sehingga dalam mendewsain perumahan mahasiswa mampu menempatakan batasan perumahan yang didesain dalam suatu perkotaan. Oleh karena itu dalam merncana suatu permukiman dibutuhkan perhitungan jumlah hunian

yang disesuaikan dengan fasilitas permukiman agar pemanfaatan

permukiman tersebut sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk bangunan hunian bagi masyarakat. Perancangan permukiman merupakan bagian dari mata kuliah di Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik

Universitas

Hasanuddin,

yang

didasari

dengan

perhitungan jumlah penghuni, sarana dan prasarana serta pembuatan konsep, site plan dalam bentuk pola-pola perumahan dalam suatu kawasan permukiman serta desain tampak dan potongan suatu permukiman.

Perancangan Permukiman

xix

3. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan dari pembelajaran Perancangan Permukiman adalah : 1. Diharapkan

mahasiswa

mampu

memahami

perhitungan

standar

permukiman 2. Mahasiswa mampu membuat konsep pemilihan lokasi permukiman 3. Mahasiswa mampu menerapkan perhitungan standar permukiman dalam penggambaran site plan 4. Mahasiswa mampu menggambar denah type permukiman Mahasiswa mampu menggambar bentuk permukiman dalam gambar tampak, potongan.

Perancangan Permukiman

xx

4. ORGANISASI MATERI

Perumahan dan Permukiman

Perhitungan Standar Permukiman

-

Sarana Penghuni Sarana Pendidikan Type Jalan Sarana Ibadah Sarana Pertokoan Sarana Kesehatan Ruang Terbuka Hijau

Pembuatan Konsep

- Pemilihan Lokasi - Analsisi Tapak Permukiman

Pembuatan Desain

- Site Plan - Denah type permukiman - Tampak - Potongan - Rencana Utilitas - Detail

Perancangan Permukiman

Perancangan Permukiman

xxi

5. STRATEGI PEMBELAJARAN

Pembelajaran Perancangan Permukiman merupakan mata kuliah yang diawali dengan kuliah interaktif atau bentuk ceramah (Cooperatif Learning) yang di laksanakan pada minggu I, II sampai dengan minggu IV. Pada minggu pertemuan ke V sampai dengan ke VII yang menerapkan dalam bentuk kerja studio yakni membuat

konsep

pemilihan

permukiman seperti site plan,

lokasi,

analisis

tapapk,

mendesain

pola-pola

perencanaan type-type rumah , dan minggu VIII

diterapkan sistem pembelajaran Self Directed Learning yang menerapkan dalam bentuk kerja studio yakni membuat konsep pemilihan lokasi, analisis tapapk, mendesain pola-pola permukiman seperti site plan, perencanaan type-type rumah.

6. MATERI BACAAN 1. Direktorat Pekerjaan Umum, Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman 2. Doxiadis, C.A., Action for Human Settlements, Athaen Center of Ekistics, 1977 3. Hamby, W, F, and Melvyn jones, Settlement Geography, Cambridge University, 1991 4. Silas Johan, Perumahan dan Permukiman (Buku 1 dan 2), Jurusan Arsitektur FTSP – ITS, Surabaya, 1985 5. Silas Johan, Perumahan ; Hunian dan Fungsi Lebihnya, Pidato Pengukuhan Guru Besar FTSP – ITS, Surabaya, 1993 6. Turner, J.F.C., Housing by People, Marions Boyars, 1976 7. Turner, J,F,C., & Fitcher, R., Freedom to Build, Mac Millan, 1972 8. Yudohusodo Siswono, Rumah Untuk Seluruh Rakyat, Yayasan Padamu Negeri, Jakarta, 1991

7. TUGAS Perancangan Permukiman

xxii

1. Mahasiswa memahami sistem perencanan perumahan dan permukiman 2. Mahasiswa mengerjakan perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman. 3. Mahasiswa membuat konsep gambar 9Pemilihan lokasi, analisis tapak/lokasi terpilih) dalam bentuk praktis 4. Mahasiswa mengaplikasikan sistem perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman ke dalam bentuk .

8. KRITERIA PENILAIAN Kriteria penilaian pada mata kuliah Perancangan Permukiman dinilai pada setiap pertemuan, akan tetapi nilai maksimum pada mata kuliah ini adalah pada final test

yakni sebesar 35% dimana dinilai dari tugas besar yakni estetika

(kebenaran, kelengkapan, kerapihan gambar). Yang menjadi patokan penilaian setiap pertemuan adalah : 1. Memahami dan mengetahui materi perkuliahan dan sistem perhitungan standar permukiman berupa sarana-sarana perumahan 10% 2. Memahami penggambaran konsep pemilihan lokasi 10% 3. Mampu mendesain popa-pola dan type-type permukiman 45% 4. Mengevaluasi hasil desain dari minggu ke II sampai dengan minggu ke XVI. 35%.

Nilai Angka  86 81 – 85

Perancangan Permukiman

Nilai Mutu

Nilai Konversi

A

4,00

A-

3,75 xxiii

76 – 80

B+

3,50

71 – 75

B

3,00

66 – 70

B-

2,75

61 – 65

C+

2,50

51 – 60

C

2,00

46 – 50

D

1,00

200 jiwa/ha diberikan reduksi 15 – 30% terhadap persyaratan kebutuhan lahan, dan  Perencanaan prasarana lignkungan, utilitas umum dan sarana lingkungan harus

direncanakan

secara

terpadu

dengan

mempertimbangkan

keberadaan prasarana dan sarana yang telah ada dengan tidak mengurangi kualitas dan kuantitas secara menyeluruh. l.

Dalam

menentukan

besaran

standar

untuk

perencanaan

kawasan

perumahan baru di kota/new development area yang meliputi perencanaan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan, pengembangan desain dapat

mempertimbangkan

sistem

blok/grup

bangunan/clutser

untuk

memudahkan dalam distribusi sarana lingkungan dan manajemen sistem pengelolaan administratifnya. Apabila dengan sistem blok/grup bangunan / cluster ternyata pemenuhan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan belum dapat terpenuhi sesuai besaran standar yang ditentukan, maka pengembangan desain dapat mempertimbangkan sistem radius pelayanan bagi penempatan sarana dan prasarana lingkungan, yaitu dengan criteria pemenuhan distribusi sarana dan prasarana lingkungan dengan memperhatikan kebutuhan lingkungan sekitar terdekat. m. Perencanaan lingkungan permukiman untuk hunian bertingkat (rumah susun) harus mempertimbangkan sasaran pemakai yang dilihat dari tingkat pendapatan KK penghuni.

Perancangan Permukiman

xliii

Tabel

2

. Faktor reduksi kebutuhan lahan untuk sarana lingkungan berdasarkan kepadatan penduduk

Klasifikasi Kawasan Kepadatan Penduduk Reduksi terhadap kebutuhan lahan

Kepadatan Sedang Tinggi

Rendah

Sangat Padat

< 150 jiwa/ha

151 – 200 jiwa/ha

201 – 400 jiwa/ha

 400 jiwa/ha

-

-

15% (maksimal)

30% (maksimal)

2. Persyaratan Lokasi Lokasi lingkungan perumahan dan permukiman harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Lokasi perumahan harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur dalam rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen perencanaan lainnya yang ditetapkan denan Peraturan Daerah setempat, dengan criteria sebagai berikut : 

kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan pertanian, hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara, daerah di bawah jaringan listrik tegangan tinggi.



kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas, pencemaran air permukaan dan air tanah dalam.



kriteria

kenyamanan,

dicapai

dengan

kemudahan

pencapaian

(aksesibilitas), kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal, langsung

Perancangan Permukiman

xliv

atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan (prasarana dan sarana lingkungan tersedia). 

kriteria keindahan/keserasian/keteraturan (kompatibilitas), dicapai dengan

penghijauan,

mempertahankan

karakteristik

topografi

dan

lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/setu/sungai/kali dan sebagainya. 

kriteria fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhan fisik/pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana.



kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan

terhadap

penempatan

sarana

dan

prasarana

utilitas

lingkungan dan, 

kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter social budaya masyarakat setempat, terutama

aspek

kontekstual

terhadap

lingkungan

tradisional/local

setempat b. Lokasi perencanaan perumahan harus berada pada lahan yang jelas status kepemilikannya dan memenuhi persyaratan administrative, teknis dan ekologis. c. Keterpaduan antara tatanan kegiatan dan alam di sekelilingnya dengan mempertimbangkan jenis, masa tumbuh dan usia yang dicapai, serta pengaruhnya terhadap lingkungan, bagi tumbuhan yang ada dan mungkin tumbuh dikawasan permukiman tersebut.

Perancangan Permukiman

xlv

3. Persyaratan Fisik Ketentuan dasar fisik lingkungan perumahan dan permukiman harus memenuhi factor-faktor berikut ini : a. Ketinggian lahan tidak berada di bawah permukaan air setempat kecuali dengan rekayasa/penyelesaian teknis. b. Kemiringan lahan tidak melebihi 15% dengan ketentuan : 

Tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan bermorfologi datar landai dengan kemiringan 0 – 8%



Diperlukan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8 – 15%.

Tabel 3. Kesesuaian penggunaan lahan berdasarkan kemiringan lereng Kelas Sudut Lereng (%) Peruntukan Lahan

0-3

3-5

5–10

10-15

15- 20

>40

20 - 30 30– 40

Jalan raya Parkir Taman Bermain Perdagangan Drainase Permukiman Trotoar Bidang resapan septic Tangga umum Rekreasi

Dalam

menentukan

besaran

standar

untuk

perencanaan

lingkungan

perumahan dan permukiman yang meliputi perencanaan sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan menggunakan pendekatan besaran kepadatanpenduduk. Jumlah penduduk yang berada pada satuan-satuan administrasi pemerintah akan menjadi dasar pendekatan untuk sarana-sarana pemerintah dan pelayanan umum.

Perancangan Permukiman

xlvi

Bagi jenis-jenis prasarana dan sarana-sarana lain pendekatannya dilakukan atas satuan penduduk yang dapat mendukung adanya sarana prasarana tersebut. Untuk ketetapan perhitungan perlu dicari data-data menganai penduduk relevan untuk jenis prasarana dan sarana tersebut. Berikut adalah data dasar lingkungan perumahan dan permukiman : 1 RT

: Terdiri dari 150 – 250 jiwa penduduk

1 RW

: 2.500 jiwa penduduk (terdiri dari 8 – 10 RT)

1 Kelurahan

: 30.000 jiwa penduduk ( terdiri dari 10 – 12 RW)

1 Kecamatan

: 120.000 jiwa penduduk (terdiri dari 4 – 6 kelurahan)

1 Kota

: Terdiri dari sekurang-kurangnya 1 kecamatan.

Perancangan Permukiman

xlvii

Materi Pertemuan Minggu II – IV Sistem Standar Perhitungan Permukiman a.

Sarana Penghuni Perumahan adalah sebagai salah satu sarana hunian yang sangat erat kaitannya dengan tata cara kehidupan masyarakat. Besaran sarana-sarana ini dapat diketahui melalui :

-

Luas perpetakan tanah untuk rumah Untuk menentukan luas minimum rata-rata dari perpetakan tanah harus dipertimbangkan factor-faktor kehidupan manusianya, factor alamnya dan peraturan bangunan setempat

Contoh Perhitungan : Rumus :

U T.p

= L. per orang

Dimana :

U = Kebutuhan udara segar/orang/jam dalam satuan m 3 Tp = Tinggi plafond dalam satuan m L.per orang = Luas lantai per orang

Perancangan Permukiman

xlviii

Bila kebutuhan udara segar per orang per jam 15 m 3 dengan pergantian udara di dalam ruang sebanyak-banyaknya 2 kali per jam dan tinggi plafond rata-rata 2,5 m, maka :

Luas lantai per orang :

U T.p

Jadi bila 1 umpi terkecil terdiri dari

=

15 m 3 2,5 m

= 6 m2

4 orang (ayah, ibu + 2 anak) maka

kebutuhan luas lantai = minimum : Luas lantai utama 4 x 6 m2 = 24 m2 Luas lantai pelayanan diambil

2

50% x 24 m =

12 m 2 36 m 2

Bila building coverage (BC) 50% maka luas kaveling minimum untuk keluarga/umpi terkecil :

100 50

x 36 m3 = 72 m3

Tetapi bila 1 umpi hanya terdiri dari satu orang maka kebutuhan lantai adalah 18 m2 (sudah termasuk pelayanan).

Perancangan Permukiman

xlix

Luas perpetakan ini adalah luas perpetakan minimum sebagai dasar keseluruhan. Untuk daerah-daerah luas perpetakan ini perlu dibedakan dengan mempertimbangkan akan : 

Kepdatan penduduk yang direncanakan



Kepadatan bangunan yang direncanakan



Serta memperhatikan pada daerah pusat kota dan pinggiran kota yang keseluruhannya akan diatur oleh peraturan bangunan daerah sesuai dengan kondisi kota masing-masing



Building Coverage (BC) = bagian kapling yang digunakan untuk bangunan

-

Lokasi daerah perumahan Lokasi daerah perumahan haruslah memenuhi beberapa persyaratan 

Tidak terganggu oleh polusi (air, udara, suara)



Dapat disediakan air bersih (air minum)



Memberi kemungkinan untuk berkembang



Mempunyai aksebilitas yang baik



Mudah dan aman mencapai tempat kerja



Tidak di bawah permukaan air

Juga dalam menentukan lokasi daerah perumahan ini harus pula diperhatikan

segi-segi

social

seperti

adanya

tempat-tempat

keramat/bersejarah dan penghidupan penduduknya.

Perancangan Permukiman

l

b. Sarana Pendidikan Dalam merencanakan sarana pendidikan harus senantiasa berarti titik tolak dari tujuan-tujuan pendidikan yang akan dicapai.Adapun syarat-syarat pengadaan sarana pendidikan dalam perumahan haruslah sesuai dengan standar-standar : -

Taman Kanak-Kanak (2 kelas @ 35 – 40 orang), minimum pendudk pendukung 1000 jumlah penduduk lokasi ditengah-tengah kelompok keluarga + taman. Luas lantai/luas tanah 252 m 2 dan radius pencapaian 500 m. Sedangkan standar kebutuahan perorang 15 m2/orang

-

Sekolah dasar (6 kelas @ 40 orang), minimum penduduk pendukung sebanyak 1600 orang. Lokasi berada di tengah-tengah kelompok keluarga + taman. Luas lantai yang dibutuhkan 400 – 3600 m2. Radius pencapaian 1000 m. Standar kebutuhan 15 m2/orang – 22,5 m2/orang

-

Sekolah Lanjutan Pertama (6 kelas @ 30 orang dipakai pagi dan sore).

Minimumpenduduk pendudkung 4800

orang.

Lokasinya

ditempatkan pada kelompok permukiman dan terdapat taman + lapangan olah raga. Luas lantai 1514 m2 – 6000 m2. Standar pencapaian lebih dari 1000 m. Standar kebutuhan ruang gerak 15 m 2 /orang – 27,7 m2/orang. -

Sekolah Lanjutan Atas (6 kelas @ 30 orang dipakai pagi dan sore). Pendukung dari gedung Sekolah Lanjutan Atas sebaiknya terdapat Sekolah Lanjutan Pertama. Lokasi berada di tengah permukiman dan

Perancangan Permukiman

li

terdapat taman dan lapangan. Luas lantai 1514 m 2 – 5000 m2. Standar kebutuhan ruang gerak 15 m2 /orang – 27,7 m2/orang..

Untuk SLP dan SLA Umum Building Coverage sebaiknya diusahakan jangan lebih dari 60%. Untuk SLP dan SLA khusus dimana ada laboratorium dan ruang-ruang kerja sebaiknya BC jangan lebih dari 50%.

c. Sarana Kesehatan Fungsi utama sarana kesehatan adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk baik berupa pelayanan kesehtan dalam bentuk pengobatan, pemeriksaan, perawatan dan pemberian obat kepada masyarakat. Sarana kesehatan terdiri dari :

- Balai Pengobatan (BP) Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 3000 penduduk (± 1 RW). Luas lantai yang dibutuhkan untuk Balai Pengobatan semacam ini adalah 150 m2. Luas tanah yang dibutuhkan bila building coverage (kepadatan bangunan) 50%

=

100 50

x 150 m2 = 300 m2

Sarana-sarana lain yang sebaiknya ada dan mendukung sarana ini adalah : tempat parkir, pusat pertokoan RW dan TamanKanak-Kanak.

Perancangan Permukiman

lii

- Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA + Rumah Bersalin) Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 10.000 penduduk (4 RW). Jadi 1 lingkungan memeiliki 3 BKIA + rumah bersalin. -

BKIA untuk 10.000 penduduk, 1 penduduk memerlukan 0,2 m2 tanah 10.000 penduduk memerlukan : 10.000 x 0,1 m2 = 1.000 m2

-

Rumah bersalin untuk 10.000 penduduk. Bila lama perawatan ratarata selama 5 hari : Kapasitas Perawatan 1 thn =

jumlah hari 1 tahun lama perawatan rata −rata

= Kebutuhan tempat tidur =

365 5

= 73 ibu

jumlah persalinan 1 tahun kapasitas perawatan 1 thn

Sarana-sarana yang mendukung adalah tempat parkir, balai pengobatan, pertokoan, taman kanak-kanak.

- Puskesmas + Balai Pengobatan Lokasi Puskesmas dan Balai Pengobatan sebaiknya di pusat kecamatan atau tempat-tempat khusus.Minimum pemduduk yang mendukung sarana ini adalah 120.000 penduduk (1 kecamatan). Luas tanah bangunan yang dibutuhkan 2.400 m 2. Sarana pelengkap yakni tempat parkir, apotik, terminal kecamatan.

Perancangan Permukiman

liii

- Rumah Sakit Wilayah Rumah sakit ini sebaiknya tersebar di setiap wilayah dengan di koordinasi oleh sebuah rumah sakit Umum Pusat, sehingga kasuskasus yang jarang/khusus cukup disediakan di rumah sakit umum pusat (RSUP). Minimum penduduk pendukung adalah 240.000 penduduk. Luas tanah yang dibutuhkan standar kebutuhan tempat tidur :

3 tempat tidur 1.000 penduduk

= 720 tempat tidur untuk 1 RS Wilayah

1 tempat tidur untuk bangunan tidak bertingkat/pavilion sistem membutuhkan luas tanah (gross area) = 120 m2 :

1 RS Wilayah = 720 x 120 m2 = 86400 m2 = 8,64 HA

Sarana-sarana lain yang mendukung yakni : taman dan area parkir.

- Tempat Praktek Dokter Tempat praktek dokter ini sebaiknya juga merupakan salah satu sarana yang tidak dapat dipisahkan dari area perumahan dan didukung oleh 5000 penduduk.

Perancangan Permukiman

liv

Lokasi tempat praktek dokter haruslah ditengah-tengah kelompok keluarga. Luas tanah yang dibutuhkan dapat bersatu dengan rumah tinggal biasa.

- Apotik Fungsi utama dari sarana ini adalah untuk melayani penduduk di dalam bidang obat-obatan. Lokasi sebaiknya tersebar di antara kelompok keluarga dan terletak di pusat-pusat RW atau pusat lingkungan. Minimum penduduk yang dapat mendukung sarana ini adalah 10.000 penduduk. Sarana pelengkap yakni sebaiknya memiliki tempat parkir. Luas tanah yang dibutuhkan untuk sarana ini adalah 350 m 2.

d. Sarana Pertokoan/Perniagaan Sarana perniagaan merupakan unsur karya dalam perencanaan kota, di samping sebagi fasilitas perbelanjaan dan industry juga merupakan fasilitas kerja bagi kelompok yang lain ( sebagai mata pencaharian). - Warung Minimum penduduk pendukung untuk pengadaan warung adalah 250 penduduk. Lokasi berada di tengah-tengah kelompok keluarga dan terdapat sekolah TK,. Luas lahan yang dibutuhkan 100 m 2. Radiun pencapaian 500 m. Standar kebutuhan perorang 0,4 m 2/orang. Jenis bangunannya adalah bangunan tidak bertingkat.

Perancangan Permukiman

lv

- Pertokoan Minimum penduduk pendukung untuk pengadaan pertokoan adalah 2500 penduduk. Lokasi berada di pusat RW (Rukun Warga). Luas lahan yang dibutuhkan 1200 m2. Radius pencapaian 500 m. Persentase terhadap area yang dilayani 1%. Standar kebutuhan perorang 0,48 m2/orang. Building Coverege 30% - 40%. - Pusat Perbelanjaan Lingkungan (toko + pasar) Minimum penduduk pendukung untuk pengadaan pusat perbelanjaan pertokoan

adalah 30.000 penduduk. Lokasi berada di pusat

lingkungan.

Luas

lahan

yang

dibutuhkan

13.500

m 2.

Radius

pencapaian 500 m. Persentase terhadap area yang dilayani 0,937% 1%. Standar kebutuhan perorang 0,45 m2/orang. Penempatan bangunan ini dapat berupa tanah-tanah sisa dalam perumahan sekitar 60% - 70% agar dapat difungsikan.

- Pusat Perbelanjaan dan Niaga Minimum penduduk pendukung untuk pengadaan pusat perbelanjaan dan niaga

adalah 120.000 – 140.000 penduduk. Lokasi berada di

pusat kecamatan dan dekat dengan terminal wilayah. Luas lahan yang dibutuhkan 36.000m2



96.000m2. Radius pencapaian 500 m.

Persentase terhadap area yang dilayani 0,4%. Standar kebutuhan perorang 0,2 m2/orang. Penempatan pusat perbelanjaan dan niaga ini sebaiknya dilengkapi dengan plaza (open space), pekarangan dan lahan parkir.

Perancangan Permukiman

lvi

e. Sarana Pemerintahan Yang dimaksud dengan sarana-saran tersebut adalah : 1. Kantor administrasi pemerintahan (eksekutif, legislative, yudikatif) 2. Kantor pemerintahan lainnya seperti : kantor polisi, kantor pos, telepon, telegram, pemadam kebakaran, PLN, PAM dan yang lainnya yang berhubungan dengan tata Pemerintahan.

Kebutuhan-kebutuhan akan sarana tersebut untuk setiap tingkatan kelompok penduduk dan luas tanahnya :



Kawasan 2.500 penduduk (RW) Kebutuhan akan sarana :

-

Pos hansip + balai pertemuan + bis surat

300 m 2

-

parkir umum + mck

100 m2 400 m2



Kawasan 30.000 penduduk (lingkungan) Kebutuhan akan sarana : -

Kantor lingkungan

500 m2

-

Pos Polisi

200 m2

-

Kantor Pos Pembantu

100 m2

-

Pos Pemadam Kebakaran

200 m2

-

Parkir Umum + MCK

1.000 m2

-

1 Bioskop

2.000 m2 4.000 m2

Perancangan Permukiman

lvii

Perbandingan luas tanah yang dibutuhkan terhadap penduduk yang dilayani = 0,13 m2/penduduk/(APR)



Kawasan 480.000 penduduk (wilayah) Kebutuhan akan sarana :

-

Kantor Wilayah

5.000 m2

-

Kantor Polisi

1.000 m2

-

Kantor Telepon

1.000 m2

-

Pos Pemadam Kebakaran

1.000 m2

-

Gedung Kesenian

2.000 m2

-

Parkir Umum

4.000 m2 14.000 m2

Perbandingan luas tanah yang dibutuhkan terhadap penduduk yang dilayani = 0,029 m2/penduduk/(APR) 

Kawasan 120.000 penduduk (kecamatan) Kebutuhan akan sarana : -

Kantor kecamatan

-

Kantor Polisi

200 m2

-

Kantor Pos Cabang

500 m2

-

Kantor Telepon

300 m2

-

Pos Pemadam Kebakaran

300 m2

-

Parkir Umum

1.000 m2

4.000 m2 6.400 m2

Perancangan Permukiman

lviii

Perbandingan luas tanah yang dibutuhkan terhadap penduduk yang dilayani = 0,05 m2/penduduk



Kawasan 1.000.000 penduduk lebih (tingkat kota) Kebutuhan akan sarana :

-

Balai Kota

5.000 m2

-

Kantor Polisi Pusat

3.000 m2

-

Kantor PLN

3.000 m2

-

Kantor PAM

3.000 m2

-

Kantor Pos Pusat

3.000 m2

-

Kantor Telepon Pusat

3.000 m2

-

Parkir Umum

10.000 m2 3 HA/

30.000 m2

Perbandingan luas tanah yang dibutuhkan terhadap penduduk yang dilayani = 0,03 m2/penduduk/(APR)

Catatan : APR = Area Population Ratio

3. Sarana Kebudayaan Dan Rekreasi Yang

dimaksud

dengan

sarana-sarana

ini

adalah

bangunan

yang

dipergunakan aktivitas-aktivitas kebudayaan dan atau rekreasi seperti : gedung-gedung pertemuan, gedung serba guna, bioskop, gedung kesenian dan lain-lain. Jenis dan macam sarana ini sangat tergantung Perancangan Permukiman

lix

Kebutuhan-kebutuhan sarana ini yang secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :

a. Kelompok penduduk sarana ini ; -

Balai pertemuan = 300 m2 atau dengan standar

= 0,12 m2/penduduk

b. Kelompok penduduk 30.000 penduduk (lingkungan) Kebutuhan tanah untuk sarana ini : -

Gedung serba guna

= 1.000 m2

-

Gedung bioskop

= 2.000 m2 3.000 m2

atau dengan standar

= 0,1 m2/penduduk

c. Kelompok penduduk 120.000 (kecamatan) -

Gedung serba guna

= 3000 m2

atau dengan standar

= 0,025 m2/penduduk

d. Kelompok penduduk 480.000 (wilayah) Kebutuhan tanah untuk sarana ini : -

Gedung serba guna

= 3.000 m2

-

Gedung bioskop

= 2.000 m2

-

Gedung kesenian

= 2.000 m2 7.000 m2

atau dengan standar Perancangan Permukiman

= 0,014 m2/penduduk lx

e. Kelompok penduduk 1.000.000 (tingkat kota) Kebutuhan tanah untuk sarana ini :

-

Perpustakaan

= 1.000 m2

-

Gedung serba guna

= 3.000 m2

-

Gedung bioskop

= 3.000 m2

-

Gedung kesenian

= 3.000 m2 10.000 m2

atau dengan standar

= 0,01 m2/penduduk

4. Sarana Peribadahan Sarana peribadahan ini merupakan jenis, macam dan besaran sangat tergantung dari kondisi setempat. Untuk mendapatkan hasil perencanaan yang sesuai perlu dilakukan survey setempat tentang, a. Struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin b. Jenis agama/kepercayaan yang dianut c. Cara atau pola melaksanakan agama/kepercayaan Sebagai standar umum dapat digunakan perhitungan sebagai berikut :

Untuk agama Islam dan Kristen -

Luas lantai bruto per jamaah = 1,2 m2

-

Luas tanah bruto per jamaah adalah tergantung pada peraturan bangunan setempat

Perancangan Permukiman

lxi

Bila tidak dikehendaki perhitungan maka bisa digunakan patokan untuk kebutuhan tanah sebagai berikut :

Untuk agama Islam : - Kelompok penduduk 2.500 (RW) 1 langgar

= 300 m2

- Kelompok penduduk 30.000 (lingkungan) 1 mesjid lingkungan

= 1.750 m2

- Kelompok penduduk 120.000 (kecamatan) 1 mesjid kecamatan

= 4.000 m2

- Kelompok penduduk 1.000.000 (tingkat kota) 1 mesjid kota

5. Sarana Olah Raga Dan Daerah Terbuka Sarana-sarana ini memiliki fungsi utama sebagai taman, tempat main anakanak dan lapangan olah raga juga akan memberikan kesegaran pada kota (cahaya dan udara segar) dapat juga menetralisir polusi udara sebagai paruparu kota. a. Taman, tempat main Minimum penduduk pendukung 250 penduduk – 2500 penduduk. Lokasi dipusat kegiatan RW (Rukun Warga). Luas lahan 250 m 2 – 1.250 m2. Area yang dilayani 1,04% -2%. Radius pencapai 200m - 500 m. Standar ruang gerak pemakai 0,5 m2/penduduk - 1 m2/penduduk.

Perancangan Permukiman

lxii

b. Taman, tempat main dan lapangan olah raga Minimum penduduk pendukung 30.000 penduduk – 480.000 penduduk. Lokasi dipusat kegiatan sekolah dan pusat wilayah . Luas lahan 9.000 m 2 – 124.000 m2 (12,4 Ha). Area yang dilayani 0,625% -0,83%. Standar ruang gerak pemakai 0,3 m2/penduduk c. Jalur hijau Untuk jalur hijau sebaiknya diletakkan secara menyebar dan standar ruang gerak pemakai 15 m2/penduduk.

6. Type Jalan Lingkungan perumahan dan permukiman haruslah disediakan jaringan jalan untuk pergerakan manusia dan kendaraan dan berfungsi sebagai akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. Dalam merencanakan jaringan jalan, harus mengacu pada ketentuan teknis tentang pembangunan prasarana jalan perumahan, jaringan jalan dan geometri jalan yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan jalan pergerakan kendaraan dan manusia, dan akses penyelamatan dalam keadaan darurat, drainase pada lingkungan perumahan di perkotaan. Salah satu pedoman teknis jaringan jalan diatur dalam Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jaringan dan Geometri Jalan (Dirjen Cipta Karya, 1998).

Perancangan Permukiman

lxiii

Gambar 1 . Deskripsi bagian-bagian dari jalan

a. Jalan Lokal Sekunder I adalah jalan-jalan raya yang sedikit sekali mempunyai jalan ke luar masuk ke daerah atau pekarangan kanan kirinya dan berfungsi menghubungkan daerah-daerah dan kota-kota satu dan yang lainnya dan yang juga melewati bagian luar dan kota-kota itu. Lebar jalan raya utama terdiri dari 2 saluran, tiap saluran mempunyai 3 -4 jalur, tanpa jalur pejalan kaki dan jalur sepeda. JUmlah lebar jalan 40 m.

Gambar 2 . Type jalan Lokal Sekunder I Perancangan Permukiman

lxiv

b. Jalan Lokal Sekunder II adalah jalan-jalan raya di dalam batas kota, yang sedikit sekali mempunyai jalan ke luar masuk ke kanan kiri dan menyalurkan lalu lintas campuran yang berat. Jalan utama terdiri dari 2 saluran, tiap saluran mempunyai 2 -3 jalur, mempunyai jalan kaki dan jalur sepeda. Jumlah lebar jalan 20 m.

Gambar 3 . Type jalan Lokasl Sekunder II c. Jalan Lokal Sekunder III adalah jalan-jalan yang mempunyai hubungan yang terbatas denga pekarangan-pekarangan kanan-kirinya, menyalurkan lau lintas dari berbagai bagian kota, menghubungkan bagian-bagian itu dengan yang lain dan dengan jalan-jalan utama di dalam kota.

Gambar 4 . Type jalan Lokal Sekunder III Perancangan Permukiman

lxv

d. Jalan lingkungan (streets) adalah jalan-jalan yang hanya melayani suatu lingkungan tertentu misalnya yang hanya melayani lingkungan industry, perdagangan atau tempat tinggal, dan lain-lain yang menghubungkan dengan jaringan jalan utama dan yang mempunyai hubungan langsung dengan pekaranganpekarangan atau bangunan-bangunan kanan-kirinya. Jalan lignkungan terdiri dari satu saluran, tiap saluran memuat 1 - 3 jalur. Dimana perlu dilengkapi jalur sepeda dan jalan kaki. Jumlah lebar jalan 10 m.

Gambar 5 . Type jalan Lingkungan I

7. Jaringan Drainase Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan.

Perancangan Permukiman

lxvi

Tabel

4. Sistem jaringan drainase

Sarana Badan penerima air

Prasarana Sumber air di permukaan tanah (laut, sungai, danau)

Bangunan pelengkap

Sumber air di bawah permukaan tanah ( air tanah akifer) Gorong-gorong Pertemuan saluran Bangunan terjunan Jembatan Street inlet Pompa Pintu air Sumber : SNI 03-1733-2004. Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota

8. Jaringan Listrik Beberapa persyaratan, criteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah a. Penyediaan kebutuhan daya listrik 

Setiap lingkungan perumahan dan permukiman harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau dari sumber lain.



Setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan rumah tangga.

b. Penyediaan jaringan listrik 

Disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki pelayanan, dimana besar pasokannya telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit hunian yang mengisi blok siap bangun.



Disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan pada area damija (daerah milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar.

Perancangan Permukiman

lxvii



Disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum



Adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500 lux dengan tinggi > 5 meter dari muka tanah



Sedangkan untuk daerah di bawah tegangan tinggi sebaiknya tidak dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau kegiatan lain yang bersifat permanen karena akan membahayakan keselamatan.

9. Jaringan Air Bersih Lingkungan perumahan dan permukiman membutuhkan jaringan air bersih baik berupa sumur ataupun dari sumber PDAM , akan tetapi elemen perencanaan jaringan air bersih harus dilengkapi dengan : a. Kebutuhan air bersih b. Jaringan air bersih c. Kran umum d. Hidran kebakaran.

Perancangan Permukiman

lxviii

Materi Pertemuan Minggu V dan VI Perencanaan Konsep Lokasi Terpilih Pembuatan konsep dalam mata kuliah Perancangan Permukiman merupakan konsep pemilihan lokasi dan analisis tapak yang praktis. Fungsi dari pembuatan konsep adalah untuk mengetahui aksebilitas/topografi dari lokasi yang terpilih.

a. Konsep Pemilihan Lokasi Dalam konsep pemilihan lokasi, sebaiknya dapat di ketahui tipe topografi dari lokasi yang terpilih. Topografi adalah kondisi iklim/cuaca, kontur tanah, ketinggian lokasi dari laut, sehingga dapat disesuaikan dengan pembentukan perumahan dan permukiman serta dalam pemilihan lokasi sebaiknya juga diungkapkan keberadaan lokasi dalam tata ruang kota.

b. Konsep Analisis Tapak Konsep analisis tapak mencakup tentang penganalisaan lokasi dimana memperhatikan siklus angin, arah mata angin, tingkat kebisingan, akses pencapaian dan sitem penerimaan pencahayaan alami secara langsung.

Pembuatan konsep dalam mata kuliah Perancangan Permukiman dibuat sedetail mungkin agar lebih spesifik dalam pemilihan lokasi yang telah ditinjau dari analisis tapak pemilihan lokasi, sehinggan dalam mendesain suatu perumahan/permukiman dapat jelas.

Perancangan Permukiman

lxix

Lembar Kerja Pembuatan Konsep Lokasi terpilih. Desain Konsep di kerjakan di kertas A3

Perancangan Permukiman

lxx

Materi Pertemuan Minggu VII dan VIII Desain Site Plan Dalam desain perancangan permukiman yang sangat dibutuhkan adalah dibutuhkan pola-pola perumahan yang diterapkan dalam penggambaran. Desain yang disajikan dalam mata kuliah Perancangan Permukiman adalah Site Plan

Penggambaran site plan adalah penggambaran kawasan perumahan atau permukiman yang mana di tempatkan pola-pola perumahan. Adapun pola-pola perumahan yaitu :



Pola Grid, merupakan pola yang teratur seperti papan catur dan pola ini yang paling banyak digunakan oleh para developer dalam membangun perumahan, hal ini dipengaruhi dari segi perletakan yang kaku. Pola ini biasanya dipakai untuk type rumah kecil yakni type 21,36,45.

Gambar 6 . Pola Grid

Perancangan Permukiman

lxxi



Pola Loop, merupakan pola perumahan yang bentuknya seperti huruf U. Pola ini biasanya di pakai untuk type rumah-rumah yang besar seperti type 54. Type ini memiliki privasi yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.

Gambar 7. Pola Loop



Pola Cul-de-sac, pola ini merupakan pola yang berbentuk kantong dan sifat dari pola ini sangat privasi dimana pembatas antar rumah biasanya ditempatkan ruang terbuka hijau sekaligus sebagai penyejuk pola perumahan. Pola ini biasanya di tempatkan pada type besar dalam perumahan.

Gambar 8. Pola Cul-de-sac Perancangan Permukiman

lxxii

Penggambaran site plan dibuat dalam skala yang kecil seperti skala 1 : 500. 1 : 600. 1 : 1000. Skala yang digunakan merupakan skala kecil agar supaya penggambaran dapat diketahui tingkat sarana yang dimasukkan dalam desain permukiman. Sarana yang dimaksud adalah sarana pendidikan, sarana kesehatan, saran peribahadan dan lain-lain.

Perancangan Permukiman

lxxiii

Contoh Desain Site Plan Perumahan

Perancangan Permukiman

lxxiv

Lembar Kerja Desain Site Plan Desain Site Plan di kerjakan di kertas Roti A2

Perancangan Permukiman

lxxv

Materi Pertemuan Minggu IX dan X Desain Denah type perumahan Denah type yang dimaksud dalam perancangan permukiman adalah jenis hunian yang berbentuk vertical dan horizontal. -

Bentuk Vertical adalah bentuk hunian yang mengarah ke atas yakni rumah susun (rusun), apartemen dan condominium.

-

Bentuk Horizontal adalah bentuk melebar seperti bentuk perumahan biasa yakni BTN. Bentuk perumahan dengan mengarah ke horizontal merupakan type rumah tinggal/hunian yang digolongkan ke dalam 4 (empat) type (Berdasarkan Keputusan Menpera No. 4/KPTS/BKP4/1995, tentang klasifikasi rumah tidak bersusun), yaitu : 1. Rumah Tunggal (hunian tidak bertingkat) Rumah kediaman yang mempunyai persil sendiri dan salah satu dinding bangunan induknya tidak dibangun tepat pada batas persil. Untuk rumah tunggal lebar minimal kapling ≥ meter.

Perancangan Permukiman

lxxvi

Gambar 9 . Type rumah tunggal 2. Rumah Kopel (Hunian gandeng dua) Dua buah tempat kediaman lengkap, dimana salah satu sisi bangunan induknya menyatu dengan sisi satu bangunan lain atau satu tempat kediaman lain, dan masing-masing mempunyai persil sendiri. Untuk rumah kopel lebar minimal kapling ditentukan ≥ 7 meter.

Gambar 10

Perancangan Permukiman

. Type rumah kopel

lxxvii

3. Rumah Deret (hunian gandeng banyak) Beberapa tempat kediaman lengkap dimana satu atau lebih dari sisi bangunan induknya menyatu dengan sisi satu atau lebih bangunan lain atau tempat kediaman lain, tetapi masing-masing mempunyai persil sendiri. Untuk rumah deret minimal kapling ditentukan ≥ 6 meter.

Gambar 11 . Type rumah deret

Penggambaran type perumahan dan permukian adalah berbentuk 2 (dua) dimensi yang mengarahkan sistem pembagian ruang dan type-type rumah. Desain type perumahan dan permukiman ini di masukkan/digabungkan

dalam

desainsite plan

Perancangan Permukiman

lxxviii

Materi Pertemuan Minggu XI dan XIII Desain Denah Unit Rumah a. Denah Unit Rumah Yang dimaksud denah unit rumah adalah rumah dalam bentuk mikro yakni penggambaran pembagian ruang public (teras, ruang tamu) ruang semi public (ruang keluarga, ruang makan, ruang nonton), ruang privat (ruang tidur), service (km/wc, dapur). Penggambaran ini dibagi dalam 3 (tiga unit rumah yaitu type kecil, sedang dan besar dengan perbandingan 5 : 3 : 1 dimana 5 adalah penggambaran denah rumah dengan type kecil, 3 yakni penggambaran denah rumah sedang sedangkan 1 yakni penggambaran dengan type rumah besar.

Contoh denah unit rumah

Perancangan Permukiman

lxxix

Gambar 12 . Denah unit rumah

b. Tampak Penggambaran tampak adalah desain yang menampilkan bentuk type-type rumah yang dipakai dalam perancangan permukiman. Dalam penggambaran ini juga ditampilkan gambar tampak kompleks. Gambar tampak ini di arahkan dalam 4 (empat) arah yakni tampak depan, tampak belakang, tampak samping kiri dan tampak samping kanan.

Perancangan Permukiman

lxxx

Skala penggambaran tampak untuk type rumah diharapkan dalam skala 1 : 100 sedangkan skala yang digunakan dalam gambar tampak kompleks yakni sama dengan penggambaran site plan.

Contoh gambar tampak unit rumah

Perancangan Permukiman

lxxxi

Perancangan Permukiman

lxxxii

Perancangan Permukiman

lxxxiii

c. Potongan Penggambaran

potongan

adalah

berfungsi

untuk

melihat

sisi

dalam

penggambaran type rumah. Sisi dalam yang dimaksud adalah sistem struktur bangunan hunian yang didesain dan menampakkan sistem struktur dari sub struktur, super struktur dan up struktur bangunan hunian. Pada penggambaran potongan secara kompleks juga memperlihatkan sistem struktur yang digunakan tetapi dalam skala yang kecil yakni 1 : 200, 1 : 500 dan lain-lain.

Contoh gambar potongan unit rumah

Perancangan Permukiman

lxxxiv

Perancangan Permukiman

lxxxv

d. Rencana Utilitas Rencana utilitas adalah penggambaran sistem jaringan yang didesain seperti penyaluran sistem air bersih, air kotor, sampah, listrik, telepon. Desain ini menggunakan skala kecil seperti skala site plan.

e. Detail Gambar detail adalah desain yang menggunakan skala besar agar gambar dapat dilihat sesuai dengan desain rencana yang digunakan. Gambar detail yang dimaksud adalah detail potongan jalan, detail sistem struktur type rumah ataupu detail dari vocal point dari permukiman seperti taman, plaza.

Perancangan Permukiman

lxxxvi

Lembar Kerja Desain Unit Rumah a. Denah Rumah, dengan 3 (tiga type unit rumah). Penyajian desain denah unit rumah pada kertas roti ukuran A2

Perancangan Permukiman

lxxxvii

Lembar Kerja b. Tampak dilihat dari 4 arah Penyajian desain tampak unit rumah pada kertas roti ukuran A2

Perancangan Permukiman

lxxxviii

Lembar Kerja c. Potongan dilihat dari 2 arah yakni: pemotongan secara sumbu X – X dan sumbu Y - Y Penyajian desain tampak unit rumah pada kertas roti ukuran A2

Perancangan Permukiman

lxxxix

Lembar Kerja d. Desain Rencana Utilitas Penyajian desain rencana utilitas perumahan dan permukiman pada kertas roti ukuran A2

Perancangan Permukiman

xc

Lembar Kerja e. Desain Detail Gambar detail berupa detail potongan type-type jalan dan lain-lain

Perancangan Permukiman

xci

Materi Pertemuan Minggu XIV dan XV Analisis penggambaran dan sistem standar perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana permukiman, dimana hasil desain atau rancangan dijelaskan

dalam

bentuk

presentasi

perindividu

sekaligus

pengngumpulan tugas besar mahasiswa yang dikerjakan dalam stusio gambar dari minggu ke 5 (lima) sampai dengan minggu ke 13 (tiga belas).

Perancangan Permukiman

xcii

Materi Pertemuan Minggu XVI Pertemuan ini adalah final test atau Evaluasi Akhir Semester (EAS), dengan bahan evaluasi adalah materi pertemuan minggu ke 2 - 13. Hasil dari evaluasi ini berbentuk desain gambar.

Perancangan Permukiman

xciii

DAFTAR PUSTAKA

9. Direktorat Pekerjaan Umum, Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman 10. Doxiadis, C.A., Action for Human Settlements, Athaen Center of Ekistics, 1977 11. Hamby, W, F, and Melvyn jones, Settlement Geography, Cambridge University, 1991 12. Silas Johan, Perumahan dan Permukiman (Buku 1 dan 2), Jurusan Arsitektur FTSP – ITS, Surabaya, 1985 13. Silas Johan, Perumahan ; Hunian dan Fungsi Lebihnya, Pidato Pengukuhan Guru Besar FTSP – ITS, Surabaya, 1993 14. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota. 15. Turner, J.F.C., Housing by People, Marions Boyars, 1976 16. Turner, J,F,C., & Fitcher, R., Freedom to Build, Mac Millan, 1972 17. UU RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman Pasal 1 Ayat 1,2,3. 18. Yudohusodo Siswono, Rumah Untuk Seluruh Rakyat, Yayasan Padamu Negeri, Jakarta, 1991 19. www. Gambar Desain Denah Rumah. Com. Diakses : 24 November 2013 20. www. Gambar DesainSite Plan Perumahan. Com. Diakses : 24 November 2013 21. www. Gambar Desain Tampak Rumah. Com. Diakses : 24 November 2013 22. www. Gambar Desain Potongan Rumah. Com. Diakses : 24 November 2013

Perancangan Permukiman

xciv

SENERAI Perancangan

: proses desain/gambar

Permukiman

: bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan

Perumahan

: kelompok

rumah

lingkungan

yang

tempat

tinggal

berfungsi atau

sebagai

lingkungan

hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan Rumah

: bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

SNI

: Standar Nasional Indonesia

Denah

: gambar

2

dimensi

tentang

bagian

mikro

bangunan dimana terdapat ruang-ruang yang difungsikan Tampak

: gambar penampilan rumah

Potongan

: gambar pembagian isi konstruksi bangunan

Utilitas

: sistem jaringan air bersih, air kotor, listrik dan lain-lain

Detail

: bagian gambar yang diperbesar gambarnya dengan menggunakan skala gambar.

Perancangan Permukiman

xcv

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Perancangan Permukiman

xcvi

Lampiran 01.

Materi Pertemuan Minggu I. Pengertian Perumahan dan Permukiman serta Sarana dan Prasarana Permukiman

Materi Pertemuan Minggu II- IV. Pengertian system standar perhitungan permukiman :  Sarana Penghuni  Sarana Pendidikan  Sarana Kesehatan  Sarana Pertokoan/Perniagaan  Sarana Pemerintahan  Sarana Kebudayaan dan Rekreasi  Sarana Peribadahan  Sarana Olahraga/Ruang Terbuka

Materi Pertemuan Minggu V - VI. Pembuatan Konsep :  Konsep Pemilihan Lokasi  Konsep Analisis Tapak Lokasi

Perancangan Permukiman

xcvii

Materi Pertemuan Minggu VII – VIII Desain Site Plan Dan Ujian Tengah Semester (UTS), dalam bentuk presentasi materi pertemuan II sampai dengan materi pertemuan VII.

Materi Pertemuan Minggu IX - X Desain denah type permukiman (Grid, Loop, Culdesac)

Materi Pertemuan Minggu XI - XIII. Desain Bentuk Permukiman (Vertical / Horizontal)

Materi Pertemuan Minggu XIV – XV Pengaplikasian Sistem Perhitungan Sarana dan Prasarana Permukiman Dalam Bentuk Desain.

Materi Pertemuan Minggu XVI Ujian Akhir Semester (UAS) : Perhitungan dan Penggambaran Standar Permukiman SNI (Standar Nasional Indonesia)

Perancangan Permukiman

xcviii

Lampiran 02 :

Standar Nasional Indonesia SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan

Perancangan Permukiman

xcix

Perancangan Permukiman

c

Perancangan Permukiman

ci

Perancangan Permukiman

cii

Perancangan Permukiman

ciii

Perancangan Permukiman

civ

Perancangan Permukiman

cv

Perancangan Permukiman

cvi

Perancangan Permukiman

cvii

Perancangan Permukiman

cviii

Perancangan Permukiman

cix

Perancangan Permukiman

cx

Perancangan Permukiman

cxi

Perancangan Permukiman

cxii

Perancangan Permukiman

cxiii

Perancangan Permukiman

cxiv

Perancangan Permukiman

cxv

Perancangan Permukiman

cxvi

Perancangan Permukiman

cxvii

Perancangan Permukiman

cxviii

Lampiran 03. Contoh Kartu Asistensi

KARTU ASISTENSI TUGAS DESAIN PERANCANGAN PERMUKIMAN NAMA MAHASISWA

: ……………………………………………………………

STAMBUK

: ……………………………………………………………

DOSEN

: ……………………………………………………………

Nomor

Tanggal

Perancangan Permukiman

Keterangan

Paraf

cxix

Perancangan Permukiman

cxx

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF