Peranan Agama Islam Dalam Mewujudkan Persatuan Dan Kesatuan Indonesia
January 3, 2019 | Author: RikeNindarsari | Category: N/A
Short Description
fjygjugu...
Description
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Persatuan dan Kesatuan
Persatuan/kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. terpecah- belah. Persatuan/kesatuan mengandung arti “bersatunya macam -macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi. Indonesia mengandung dua pengertian, yaitu pengertian Indonesia ditinjau dari segi geografis dan dari segi bangsa. Dari segi geografis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95° sampai 141° Bujur Timur dan 6° Lintang Utara sampai 11o Lintang Selatan atau wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa senasib dan sepenanggungan yang bermukim di dalam wilayah itu. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
B. Makna dan Pentingnya Pentingnya Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama sekali. Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Karena masuknya kebudayaan dari luar, maka terjadi proses akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk diseleksi oleh bangsa Indonesia. Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan jalan musyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Jadi makna persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya.
C. Peranan Agama Islam Dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Agama memberikan memberikan penerangan penerangan kepada manusia dalam hidup bersama termasuk dalam bidang politik atau bernegara. Penerangan itu antara lain : 1. Perintah untuk Bersatu
Islam melalui Al-Quran menganjurkan agar antar kelompok,antar golongan maupun antar partai mau melakukan taaruf (perkenalan). Allah berfirman :
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al -Hujurat:13) Ayat ini sekaligus menjelaskan paham persamaan (egalitarianisme) untuk semua manusia atau lintas batas: ras,agama,bahasa,dan adat istiadat. Allah menegaskan tinggi rendahnya derajat seseorang hanya ditentukan oleh taqwa. Allah pun tidak menentukan tinggi atau rendahnya ketaqwaan seseorang. Hanya Allah saja yang mengetahui karena Dia-lah yang menentukan batas-batas itu. Pemahaman tentang Surah Al-Hujurat ayat 13 ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan
bersuku-suku.
Ini
berarti
berbagai
suku,berbagai
golongan,berbagai
kelompok, termasuk di dalamnya kelompok politik atau yang lainnya supaya tetap bersatu. Pengikat persatuan adalah taqwa. Karakter taqwa antara lain menjalankan perintah Allah sejauh yang diketahuinya dan menjauhi larangannya. Jika umat tersebut taqwa maka ia akan menjaga persatuan dan kesatuan pula dengan orang lain. 2. Larangan untuk Saling Curiga Islam melarang kepada semua orang baik dalam kapasitasnya sebagai individu, sebagai kelompok sosial, maupun kelompok yang lain termasuk kelompok politik untuk saling curiga, saling melecehkan atau sejenisnya. Allah berfirman :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan) karena sebagian dari purba sangka itu dosa. Dan janganlah mencari keburukan
seseorang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.” (Q.S Al -Hujurat:12) Dengan demikian terhadap orang lain haruslah saling mengembangkan husnuzhan. Jika semua orang menanamkan husnuzhan di dalam dirinya maka akan mempererat hubungan mereka. Kecurigaan dan pelecehan terhadap kelompok lainnya hanya akan menghasilkan ketegangan antar individu maupun antar kelompok karena kelompok yang dicurigai akan tersinggung sebagai dirinya individu atau atas nama kelompok. Akan timbul perasaan saling mencurigai diantara mereka. Sebagai bangsa akan menjadi lemah jika elemen-elemen di dalamnya saling bercerai dan bertikai. Itulah mengapa Allah melarang umat yang saling bercerai berai. Allah berfirman :
Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai beraidan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(Q.S. Ali-Imran : 103) Perintah untuk bersatu dan larangan untuk bercerai berai disertai juga dengan alwadu’ wa al-wa’id (janji dan ancaman). Sudah pasti janji dan ancaman Allah akan terjadi. Rasulullah dibebaskan dari tanggung jawab terhadap umatnya yang bercerai berai. Demikian firman Allah :
Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah Agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah kamu perbuat.” (Q.S Al - An’am : 159) Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah yang mengurus orang-orang yang memecahmecah dari keutuhan sebagai suatu umat, dan Allah pula yang akan membalas kelakuan mereka yaitu siksaan yang pedih.
Artinya : “ Dan janganlah kamu menyerupai orang -orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orangorang yang mendapat siksaan yang amat berat.” (Q.S Ali -Imran : 105) Sebaliknya, orang-orang yang tetap istiqamah dalam kesatuan umat, mereka itulah sebagai orang yang mempererat petunjuk illahi dan dapat merasakan kenikmatan bersaudara. Selain itu, peranan agama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan dapat dilakukan dengan cara : 1. Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual dan etika dalam penyelenggaraan negara serta mengupayakan agar segala peraturan perundang-undangan tidak bertentangan dengan moral agama. 2. Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama sehingga lebih terpadu dan integral sehingga sistem pendidikan nasional dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. 3. Meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga tercipta suasana yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama dan pelaksanaan pendidikan beragam secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk tingkat Perguruan Tinggi.
4. Meningkatkan kemudahan umat beragama dalam menjalankan ibadahnya, termasuk penyempurnaan kualitas pelaksanaan ibadah haji dan pengelolaan zakat dengan memberikan kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan.
5. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan untuk memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa serta memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Secara naluriah manusia tidak dapat hidup secara individual. Sifat sosial pada hakikatnya adalah anugerah yang diberikan oleh Allah S.W.T agar manusia dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Dalam faktanya manusia memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya. Di samping tentunya sejumlah perasaan.
Perbedaan
tersebut
kalau
tidak
dikelola
dengan
baik
tentu
akan
menimbulkan konflik dan perpecahan dalam kehidupan masyarakat. Dari kenyataan tersebut perlu dicari sebuah cara untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan. Pendekatan terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah melalui agama. Secara normatif Agama Islam lebih khusus Al-Quran banyak memberi tuntutan dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakan dan berbangsa. Beberapa prinsip yang diajarkan Al-Quran untuk tujuan tersebut antara lain :
Prinsip Persatuan dan Persaudaraan
Prinsip Persamaan
Prinsip Kebebasan
Prinsip Tolong Menolong
Prinsip Perdamaian
Prinsip Musyawarah
Agama dapat membantu persatuan bangsa jika : 1. Umat berbagai agama mempunyai komitmen bersama pada persatuan bangsa dengan pemahaman yang sama (common) tentang konsep dan wawasan kebangsaan Indonesia dengan segala implikasinya. 2. Jika umat berbagai agama mempunyai komitmen bersama pada cita-cita keadilan dan kesejahteraan. Kita bersama-sama berjuang menegakkan keadilan dan menciptakan kesejahteraan umum sebagai perwujudan cinta kasih dan pengabdian kepada sesama. Pada gilirannya, hal itu merupakan penjabaran iman, cinta kasih, dan pengabdian kepada Tuhan, sekalipun melalui agama yang berbeda-beda. 3. Jika umat berbagai agama dapat mengembangkan pemahaman bersama tentang kedudukan agama dalam negara Pancasila. Ini meliputi pengertian tentang UUD 1945, terutama ideologi Pancasila, sebagai sumber hukum, dan tentang kebebasan beragama serta implementasinya secara konsisten. 4. Mengembangkan kebersamaan dalam pengertian-pengertian itu dengan segala implikasinya yang luas merupakan masalah yang kompleks. Hal itu akan memerlukan proses dialog terus-menerus, dengan kejujuran, keterbukaan, ketekunan, kesabaran, dan kehendak baik semua golongan agama.
View more...
Comments