Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut

June 22, 2019 | Author: Saiful Hi Umar | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

ilmu kesehtan masayarakat...

Description

 Laporan Penyuluhan Penyuluhan

KESEHATAN GIGI DAN MULUT Oleh : Sabriani Pontoh 15014101156 Masa KKM : 22 Mei- 2 Juli 2017

Dokter Pembimbing : dr. Iyone E T Siagian, Mkes dr. A. J. Pandelaki, DK

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2017

Telah dikoreksi dan disetujui laporan penyuluhan dengan judul : KESEHATAN GIGI DAN MULUT Oleh : Sabriani Pontoh NRI: 15014101156

Masa KKM : 22 Mei  –  2 Juli 2017

Telah dilaksanakan pada tanggal 06Juni2017 di Puskesmas Bahu

Mengetahui, Dokter Pembimbing

Pembimbing I

dr. Iyone E. T. Siagian, M.Kes

Pembimbing II

dr. A. J. Pandelaki, DK

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya kelompok kami dapat menyelesaikan laporan penyuluhan ini yang berjudul

“Penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Bahu.” Adapun laporan penyuluhan ini dibuat sebagai tugas penunjang selama masa kepaniteraan klinik madya di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dan juga saat ditugaskan di Puskesmas Bahu. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penyuluhan ini masih terdapat beberapa kekurangan, maka diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan penyuluhan ini. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih, semoga laporan penyuluhan ini bermanfaat pembaca dan bagi kita semua.

Manado, Juni2017

Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang penting dalam  pembangunan kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah dari gangguan kesehatan gigi. Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia  berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia (Warni, 2009).

Hasil studi Surkesnas Balitbangkes Depkes RI (2002) dalam  Warni (2009) menyimpulkan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dikeluhkan adalah penyakit karies gigi. Dari Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 disebutkan pula bahwa prevalensi karies gigi aktif pada umur 10 tahun ke atas sebesar 52% dan akan terus meningkat seiring dengan  bertambahnya umur hingga mencapai 63% pada golongan umur 45-54 tahun, Khusus pada kelompok umur anak usia sekolah dasar sebesar 66,8%-69,9% (Depkes RI, 2004). Rahardjo (2007) dalam Kawuryan (2008) juga membuktikan dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 bahwa terdapat 76,2 persen anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami gigi berlubang (Kawuryan, 2008).

Menurut Bahar (2000) dalam Warni (2009) bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut adalah Perilaku. Perilaku yang dapat mempengaruhi perkembangan karies adalah tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut (Petersen, 2005 dalam Warni, 2009). Perilaku sangat dipengaruhi oleh pengetahuan. Perilaku yang didasari pengetahuan yang benar akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan gigi yang benar akan sangat berpengaruh terhadap kejadian karies (Warni, 2009).

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan dengan berbagai sasaran lebih ditekankan pada kelompok rentan anak sekolah. Lingkungan sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan dasar perilaku hidup sehat bagi anak sekolah. Disamping itu, jumlah populasi anak sekolah umur 6-12 tahun mencapai 40%-50% dari komunitas umum, sehingga upaya penyuluhan kesehatan pada sasaran anak sekolah merupakan prioritas pertama dan utama. Penyuluhan kesehatan di sekolah diintegrasikan dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (Notoatmodjo, 2005).

Pembangunan

kesehatan

bertujuan

meningkatkan

kesehatan

dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sehingga terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil. Tujuan khusus dari upaya kesehatan adalah menurunkan angka kesakitan,

kematian dan kecacatan dari penyakit menular dan penyakit tidak menular, meningkatkan dan memantapkan mutu pelayanan kesehatan dasar.

Kesehatan menjadi sangat berharga ketika ada gangguan. Gejala awal suatu  penyakit seringkali tidak diperhatikan atau dianggap tidak terlalu penting. Kecenderungan ini juga terjadi pada penyakit gigi. Gigi yang sehat tidak cukup hanya rapi dan putih saja tetapi harus didukung oleh gusi, akar dan tulang  pendukung yang sehat. Gigi akan berfungsi dengan baik apabila gigi tersebut dalam keadaan sehat, sebaliknya gigi dan mulut yang tidak sehat akan menimbulkan masalah.

Hal yang memperihatinkan dalam SKRT 2001 adalah motivasi untuk menambal gigi masih sangat rendah yaitu 4-5%, sementara besarnya kerusakan gigi yang belum ditangani di mana memerlukan penambalan atau pencabutan mencapai 82,5%, dan diketahui pula bahwa rata-rata 16 gigi sudah dicabut pada umur 65 tahun ke atas. Selanjutnya pada SKRT 2004 dilaporkan bahwa  prevalensi karies telah mencapai 90,05% yang berarti hampir seluruh penduduk Indonesia menderita karies gigi.

Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di masyarakat. Prevalensi karies gigi pada anak terutama pada anak (umur 48 bulan –  84 bulan). Adanya anak suka mengkonsumsi makanan jajanan kariogenik akan meningkatkan resiko anak terkena karies gigi. Dengan demikian jenis makanan, waktu makan dan frekuensi makan makanan kariogenik diduga dapat meningkatkan kejadian karies penyakit gigi anak.

Dilakukannya penelitian adalah untuk membuktikan hubungan antara  jenis makanan, waktu makan dan frekuensi makan makanan kariogenik terhadap karies gigi anak. Populasi total (sensus) dengan jumlah populasi 100 anak. Analisa data dilakukan secara uji statistik chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi adalah 71%. Kriteria karies sangat rendah 18,3%, rendah 25,4%, sedang 45% dan tinggi 11%. Hasil  penelitian jenis makanan kurang baik 58%, waktu makan sering 48% dan frekuensi makan sering 61%.

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan perlu adanya peningkatan upaya dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara promotif,  preventif dan kuratif misalnya mengurangi kebiasaan anak makan makanan kariogenik di antara waktu makan dan melakukan gosok gigi atau kumurkumur setelah makan. Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang erat hubungannya dengan keteraturan menyikat gigi. Mengingat  pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan gigi anak-anak perlu diperhatikan sebagai tindakan pencegahan karies gigi. Walaupun kegiatn menggosok gigi merupakan kegiatan yang sudah umum namun masih ada kekeliruan baik dalam pengertiannya maupun dalam pelaksanaannya. (Budiharto, 2001)

B. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Umum Memberikan pemahaman kepada masyarakat mngenai kesehatan gigi dan mulut 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat : a.

Menjelaskan tentang pengertian kesehatan gigi dan mulut

 b. Menjelaskan tentang penyebab kebersihan gigi dan mulut

C. Sasaran Penyuluhan Masyarakat yang datang memeriksa diri di puskesmas Bahu

D. Metode Penyuluhan Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah dengan melakukan ceramah dan tanya jawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Materi Penyuluhan

Pengertian kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, untuk mencapai keshatan gigi dan mulut yang optimal maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dimulai dari memperhatikan makanan, jangan terlalu banyak makan makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan makanan yang tersisa dengan menggunakan sikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal.dengan demikian akan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan da meningkatkan etos kerja yang lebih baik sehingga kesehatan jasmani dan rohani yang diharapkan akan tercapai.

Kebersihan dan kesehatan gigi akan semakin penting sejalan dengan  bertambahnya usia. Bagi remaja, kebersihan gigi akan membantu mereka mencegah bau mulut dan kerusakan gigi, serta membuat remaja lebih percaya diri dalam pergaulan. Berikut adalah beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan : 

 



Sikat gigi setidaknya dua kali sehari, dengan pasta gigi yang mengandung fluoride. Melakukan flossing gigi setidaknya sekali sehari. Hindari rokok, karena dapat menyebabkan noda pada gigi, bau mulut, dan gangguan kesehatan lainnya. Kunjungi dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali untuk melakukan  perawatan reguler. Perawatan gigi seharusnya tetap berlanjut hingga seseorang berusia

dewasa. Perawatan yang baik akan mencegah anda dari berbagai masalah gigi seperti gigi berlubang, karang , gigi dan lain sebagainya. Selain itu, anda juga bisa

mengurangi resiko masalah mulut secara umum seperti penyakit gusi dan bau mulut. Gigi yang sehat adalah jalan untuk mendapatkan pencernaan yang sehat, sebab ketika gigi sehat maka makanan yang dikonsumsi akan dilumat dengan baik yang membuat sisitem percernaan bekerja dengan baik. Untuk itulah penting sekali menjaga kesehatan mulut dan gigi. Sebaliknya, sekali saja kita lengah dalam merawat dan menjaga kesehatan mulut. kesehatan akan

menunggu untuk menyerang dan merusak gigi serta

mulut, hasilnya beberapa penyakit akan bersarang di mulut dan gigi. salah satu permasalahan yang paling sering muncul pada gigi dan mulut adalah karies gigi, bau nafas yang tidak sedap, sariawan dan sakit tenggorokan. Semua ini adalah akibat dari kurangnya memperhatikan kesehatan, terutama kesehatan gigi dan mulut.

1.

  

FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI Fungsi gigi : Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang memiliki 3 fungsi utama yaitu,

Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat. Keindahan (estetika) Berbicara (phonetic). Macam – macam gigi beserta fungsinya :





Gigi Seri (Incisivus) Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan (mastikasi). Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4  berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4  –   6 bulan, kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5  –   6 tahun pada rahang  bawah dan pada usia 7 –  8 tahun pada rahang atas. Gigi Taring (Caninus) Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan gigi yang paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak makanan. Jumlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi caninus permanen pada usia 11  –  13 tahun.



Gigi Geraham Kecil (Premolar) Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di kanan. Gigi ini hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang caninus. Tumbuh pada usia 10  –   11 tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan.



Gigi Geraham (Molar) Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10  –  11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah dari gigi molar permanen adalah 12, dengan  pembagian 6 di tiap rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling sering berlubang dan menyebabkan keluhan. Manfaat Menggosok Gigi :

 

 

Supaya gigi tetap bersih. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang sehat. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Dapat berfungsi dengan baik.

2. TANDA DAN GEJALA GIGI BERLUBANG

Tanda Gigi Berlubang Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak  putih seperti kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi cokelat, kemudian mulai membentuk lubang. Spot kecokelatan yang  buram menunjukkan proses demineralisasi yang sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang. Gejala Gigi Berlubang Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok dari gigi yang melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin. Gejala gigi  berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut (Halitosis). 3. PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN GIGI

Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies . 

Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies j uga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan. 

Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit  bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp, dan Streptococcus mutans. 

Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan  proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. 

4. CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT 







Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan perubahan yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk  plak dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makan tersebut. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar gigi tidak mudah  berlubang. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam  bulan sekali dengan catatan rutin.

5. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR

Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara terat ur. Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:    

Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.



  

Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan dari atas ke bawah. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.

B. Perencanaan dan Persiapan

Perencanaan  Tempat Pelaksanaan

: Puskesmas Bahu

 Waktu Pelaksanaan

: Selasa, 6 Juni 2017 Pukul 10.00 WITA

Persiapan  Media: Leaflet, Banner, Mic  Materi penyuluhan yang akan diberikan sudah disiapkan dan akan

disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan dan  banner yang dipajang.

C. Evaluasi Keberhasilan Kegiatan  Masyarakat dapat memahami pengertian tentang Kesehatan Gigi dan

mulut  Masyarakat dapat memahami tentang kesehatan gigi dan mulut  Masyarakat dapat memahami cara mejaga keehatan gigi dan mulut

D. Indikator Keberhasilan Kegiatan

Indikator Input: 

Puskesmas Bahu



Dokter



Petugas Kesehatan

Indikator Proses: 

Penyediaan sarana promosi kesehatan sesuai standar (banner, poster, leaflet)



Memantau dan mengawasi jalannya kegiatan promosi kesehatan di wilayahnya.

Indikator Output: 

Perorangan: persentase faktor perilaku berisiko (pola hidup bersih dan sehat) belum dinilai.

E. Hasil Evaluasi Program

Derajat Keberhasilan: o

Berhasil apabila masyarakat sadar akan kepentingan kesehatan gigi dan mulut.

o

Belum berhasil jika masyarakat tidak sadar tentng kepentingan kesehatan gigi dan mulut.

Faktor Penunjang: o

Adanya upaya dokter atau petugas kesehatan lain untuk memberikan informasi melalui penyuluhan.

o

Siswa/i mengaplikasikan cara-cara pencegahan

Faktor Penghambat: o

Pemahaman yang masih kurang akibat ketidakpedulian terhadap kesehatan.

o

Kesadaran diri terhadap perilaku pola hidup sehat.

o

Kurangnya dorongan dari keluarga dan lingkungan.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia, untuk mencapai keshatan gigi dan mulut yang optimal maka harus dilakukan perawatan secara  berkala. Perawatan dimulai dari memperhatikan makanan, jangan terlalu banyak makan makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan makanan yang tersisa dengan menggunakan sikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka akan dicapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal.dengan demikian akan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan da meningkatkan etos kerja yang lebih baik sehingga kesehatan jasmani dan rohani yang diharapkan akan tercapai. Perawatan gigi seharusnya tetap berlanjut hingga seseorang berusia dewasa. Perawatan yang baik akan mencegah anda dari berbagai masalah gigi seperti gigi berlubang, karang , gigi dan lain sebagainya. Selain itu, anda juga bisa mengurangi resiko masalah mulut secara umum seperti penyakit gusi dan bau mulut. Gigi yang sehat adalah jalan untuk mendapatkan pencernaan yang sehat, sebab ketika gigi sehat maka makanan yang dikonsumsi akan dilumat dengan baik yang membuat sisitem  percernaan bekerja dengan baik. Untuk itulah penting sekali menjaga kesehatan mulut dan gigi. Sebaliknya, sekali saja kita lengah dalam merawat dan menjaga kesehatan mulut,  beberapa

penyakit

akan

bersarang

di

mulut

dan

gigi.

salah satu permasalahan yang paling sering muncul pada gigi dan mulut adalah karies gigi, bau nafas yang tidak sedap, sariawan dan sakit tenggorokan. Semua ini adalah akibat dari kurangnya memperhatikan kesehatan, terutama kesehatan gigi dan mulut. Karies gigi adalah suatu proses penghancuran setempat jaringan kalsifikasi yang dimulai  pada bagian permukaan gigi melalui proses dekalsifikasi lapisan email gigi yang diikuti oleh lisis struktur organik secara enzimatis sehingga terbentuk kavitas (lubang) yang bila didiamkan akan menembus email serta dentin dan dapat mengenai bangian pulpa.

B. Rekomendasi

a. Diperlukan peran masyarakat dan pemerintah secara luas untuk bersama- sama menjalankan program-program kesehatan gigi dan mulut.  b. Dibutuhkan peran serta petugas kesehatan untuk menjalankan program kesehatan gigi dan mulut c. .Dibutuhkan peran serta dorongan keluarga dan petugas kesehatan tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kidd EAM, Joyston-Bechal S. Dasar-dasar karies: Penyakit dan penanggulangannya. Alih Bahasa Sumawinata N. Jakarta: EGC, 1992. 2. Houwink, Dirks B, Winchel, C., 2000, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta 3. SKRT, 2004. Balai Penelitian Kesehatan Jakarta. Depkes RI 4. Riech E, Lussi A, Newburn E. Caries risk assessment. Int Dent J 1999 ; 19 :15-26 5. Winarno, F.G. 1993.

Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama 6. Zaitsev et al., 1969. Fish Curing and Processing. MIR Publishers, Moscow 7. Forrest J O. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut (Alih bahasa : Lilian Yuwono). Jakarta : Hipokrates:p.38 –  70. 8. Sundoro EH. Serba-Serbi Ilmu konsevasi Gigi, Jakarta FKG Universitas Indonesia. 2005, p 32-172 9. Hiranya Putri, Eliza Herijulianti, Neneng Nurjannah., Ilmu pencegahan penyakit  jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta : EGC 2011. pp; 154-155 10. Kidd EAM, Smith BGN, Pickard HM. Manual konservasi

restoratif

menurut

Pickard. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta : Penerbit Widya Medika, 2002 : 3

LAMPIRAN

Penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut di Puskesmas Bahu

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF