Penuaan Pada Sistem Endokrin
August 11, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Penuaan Pada Sistem Endokrin...
Description
Tarsisius V. Tance
Mengidentifikasi perubahan normal terkait usia pd sistem
endokrin. Mendiskusikan patofisiologi diabetes diabetes melitus pd lansia Menggambarkan manifestasi manifestasi klinis diabetes pd klien lansia Menerapkan prinsip pencegahan utk penatalaksanaa penatalaksanaan n DM Memberikan pengajaran pd pd lansia yg memerlukan informasi. Mengidentifikasi perubahan normal terkait usia pd kelenjar tyroid Menggambarkan patofisiologi patofisiologi gangguan tiroid. terhadap rhadap Menjelaskan mekanisme yg bertanggung jawab te gangguan tiroid Mendiskusikan pertimbangan asuhan keperawatan untuk pasien dengan gangguan disfungsi tiroid.
Diabetes merupakan merupakan kondisi kronis yg paling utama yg mempengaruhi lansia
Diabetes sering merupakan konsekuensi dari proses penuaan. glukosa berubah ketika seorang Kadar
men enga gala lami mi la lans nsia ia,, ka kada darr gl gluk ukos osa a da dara rah h yg dpt diterima pd lansia adalah kurang dari 140 mg/dl. Fungsi si ginj ginjal al da dan n ka kand ndun ung g ke kemi mih h be beru ruba bah h Fung membuat tes urin utk glukosa menjadi kurang dpt diandalkan.
DM ada dallah ah:: sua uatu tu gang angguan uan metabo taboli lik k yg melib libatka atkan n berbagai siste tem m fi fis siol olog ogis is,, yg paling kritis adalah melibatkan metabolisme
glukosa. NIDDM. Ada 2 tipe DM: IDDM, NIDDM. adalah paling sering terjadi pada NIDDM, lansia.
Peningkatan berkemih berkemih (poliuria), polidipsi dan polifagia dan kerentanan terhadap penyakit jamur adalah adalah indikator yg sering muncul. Pengelihatan kabur, dan peningkatan kadar glukosa darah.
Pencegahan primer. 2. Pencegahan sekunder. 3. Pencegahan tersier. 1.
Program nutrisi yang sehat, mempertahankan BB ideal. tentang kebutuhan diet: 10% Pendidikan
lemak, 15% protein dan 75% karbohidrat direkomendasikan utk mencegah diabetes Latiha han n dipe diperrlu luka kan n ut utk k me menc nceg egah ah di dia abeti betik k Lati seperti berjalan dan renang.
Deteksi dini dan intervensi intervensi dini. Kadar gula darah diperiksa diperiksa secara rutin. ngendalikan kan asupan nutrisi, olah raga Menge
s esep, ca car ra me te terrmanta atur tuntau r, umkad en eng gar guna unglu aka kan n a, ob oba at ncegah ses esua uaii rese re p, mema kadar glukos kosa, mence me gah komplikasi. utrrisi: diet secara ketat, diet dgn kalori Nut 1800-1200 kalori/hari. Ola lahr hra aga ga:: di dila laku kuka kan n seca carra be berrta taha hap, p, jika kadar glukosa 125 mg/dl tdk dianjurkan olahraga berat.
Pengobatan: dengan agen oral utk menstimulasi sekresi insulin oleh pankreas (sulfonilurea untuk NIDD NI DDM) M).. Insu Insuli lin n dibe diberi rika kan n ji jika ka ther therap apii oral oral tdk tdk berhasil menurunkan kadar glukosa. Pencegahan komplikasi hipoglikemia: disebabkan krn makanan tdk cukup, latihan terlalu berat atau terlalu banyak pengobatan, perawat hrs mengenal gejala hipoglikemia seperti: tacicardi,
b erkeringatperilaku , ansiekejang, tas, pkonfulsi, ada landisorientasi, sia timbul gangguan pola tdr yg buruk, sakit kepala, bicara kacau tdk sadarkan diri.
Jika klien sadar krn hipoglikemia: pemberia pemberian n gula dgn reaksi cepat: seperti 120 mL jeruk dikuti tambahan karbohidrat serta protein
seperti keju, biskuit atau roti dgn mentega. glukagon 0,5 Jika klien tdk sadar: berikan glukagon 1,0 mg secara IM/subcutan, jika glukagon tdk tersedia diberikan glukosa gel dimasukan ke bagian dalam pipi setelah sadar baru diberikan tamabahan karbohidrat dan protein.
Meningkatkan rehabilitasi rehabilitasi yg tepat dan kembali pd gaya hidup yg normal. mempertahankan atau Beri dorongan utk mempertahankan
memiliki tanggung jawab terhadap perawatan. pengambilan keputusan Melibatkan klien dlm pengambilan dan berperan dalam perawatan: perawatan kaki, mata danglikemia. kulit. Pengendalian glike mia. mengalami defisit Upaya rehabilitasi jika mengalami sirkulasi yg memerlukan pembedahan.
Hipothlamus menghasilkan TRH merangsang hipofisis ante nterior utk menghasilakn TSH, kem ke mud udia ian n mer era ang ngs sang ke kele lenj nja ar tir tiroi oid d ut utk k melepaskan T3 dan T4. T3 dan T4 bekerja sebagai umpan balik negatif terhadap hipotalamus utk mengurangi prod pr oduk uksi si TR TRH H dan dan se sete tela lah h me meng ngur uran angi gi TSH TSH dari hipofisis anterior. Produksi T4 lebih banyak dari T3, tetapi sekitar 1/3 T4 dimetabolisme menjadi T3 pd jaringan perifer. perifer.
T3 me memi mili liki ki ke keku kuat atan an 33-5 5 ka kali li lebi lebih h pa pate ten n dari pd T4. Pd saat penuaan, kelenjar tiroid menjadi lebih
kecil dan hanya sedikit konversi T4 ke T3, sedikit perubahan konsentrasi serum T3 dan T4, waktu paruh T4 meningkat dan penurunan produksi T4. sekresi TSH berkontribusi Penurunan penurunan serum T3.
Penyakit pada Tiroid Tiroid 1. Tirotoksikosis 2. Hipotiroid
Produksi dan pelepasan hormon berlebihan (15%). T3 dan T4. Peningkatan kadar T3
tiroid
Peny Penyeb ebab ab bia biasn snay aya a kr krn n ga gang nggu guan an auto autoim imun un berka kaiitan dgn antibodi reseptor tor TSH dan stimulasi kelenjar Tiroid menyebabkan sekresi T3 dan T4 berlebihan
Manifestasi klinis 1. Kulit, rambut dan bagian tambahan Jumlah hormon tiroid berlebihan terjadi peningkatan dlm metabol meta bolisme isme pro produk duksi si pan panas as menyeb menyebabk abkan an vas vasodi odilata latasi si perifer sehingga kulit hangat, keringat, tangan lembab dan merah, wajah merah muda mudah mengalami kemerahan, penipisan kulit rambut krn kelebihan horm ho rmon on tir iroi oid d men enye yeba babk bkan an sin inttesis da dan n de deg gra rada das si protein dan lemak. Kuku jari lembut dan mudah patah, terjadi pigmentasi krn kadar kortisol kurang merangsang hipofi hip ofisi si utk mens mensekr ekresi esi ACTH me merang rangsan sang g korti kortisol sol dar darii kort ko rtek eks s adre adrena nal. l. Ke Keti tika ka AC ACTH TH be berl rleb ebih ihan an di dile lepa pask skan an hormon lain hormon penstimulasi melanosit dilepaskan berlebihan menyebabkan pigmentasi.
2.
Otot Sintesis dan degradasi peni pe ning ngka kata tan n ho horrmin ti tirroi oid d
protein krn menye nyebabk babka an
kelemahan dan keletihan (kelemahan pd otot proksimal tungkai bawah).
3.
Kardiovaskuler Terjadi hipermetabolisme, peningkatan kebutuhan sirkulasi utk mengeluarkan k elebihajantung n panameningkat s, volume dan sekpeningkatan uncup dan denyut cura cu rah h jant jantun ung. g. Te Terj rjad adii disr disrit itmi mia a, ta taci cica card rdii suprav sup ravent entiku ikular lar pa parok roksis sismal mal,, fi fibri brila lasi si atr atria iall dpt terjadi gagal jantung kongestif. Jumlah protein dlm pembuluh darah berkurang meny me nyeb ebab abka kan n kera kerapu puha han n ka kapi pile lerr se sehi hing ngga ga terjadi petekie dan memar.
4.
Pernapasan Degradsari protein menyababkan kelemahan otot ot ot pe pern rnap apas asan an meny menyeb ebab abka kan n pe penu nuru runa nan n kapasitas vital. Kebutuhan metabolik mening ningk kat at,, te terrhada hadap p ke kebu butu tuha han n yg lebi lebih h besar terhadap oksigen dan kebutuhan utk mengeluarkan CO2 menyebabkan peningkatan frekwensi pernapasan.
5.
Sistem Gastrointestinal Peni Pe ning ngka kata tan n metabo taboli lism sme e da dan n degr grad adas asii prot pr otei ein n me meni ning ngka katk tkan an na naps psu u ma maka kan n te teta tapi pi tetap teta p td tdk k adeku dekuat at sehi hing ngg ga BB menuru nurun n, peni pe ning ngka kata tan n mot otal alit ita as usus menu nurrun unk kan abso ab sorb rbsi si nu nutr trie ien, n, ke kele lebi biha han n hi hipe perm rmot otal alit itas as menyababkan feses tdk terbentuk dgn baik.
6.
Sistem syaraf. Peningkatan akvitas mengalami gugup,
adrenergis, emosional
pasien labil,
hiperkinesia dan kelelahan, gelisah, rentang perhatian sempit dan kebutuhan utk bergerak konstan.
7.
Mata Mata Ma ta ekso soft ftal alm mos (m (mat ata a menonj nonjol ol ke kelluar uar akib ak ibat at da dari ri ot otot ot ektr ektrao aoku kule lerr memb memben engk gka ak dan le dan lema mak k retr retroo oorb rbit ital al me meni ning ngka kat. t. Ge Geja jalla berupa iritasi mata dan air mata berlebihan, pasien tdur dgn mata terbuka menyebabkan konjungtiv tiva kering dan lanjutan ulserasi kornea dan infeksi.
8.
Kalsium dan fosfor. Peningkatan jumlah kalsium dan fosfor dikeluarkan dlm urin dan feses akibat tirotoksi tiroto ksikos kosis, is, tub tubuh uh be bere respo spon n mel melep epask askan an hormon paratiroid yg mengekstrak kalsium dari da ri tu tula lang ng utk me meno norm rmal alka kan n kada kadarr se seru rum m kalsium, terjadi demineralisasi tulang lebih lanjut menyebabkan resiko fraktur tulang.
9.
Efek endokrin lain Horm Ho rmon on ti tiro roid id me meni ning ngka katk tkan an me meta tabo boli lism sme e insuli ins ulin, n, dpt men menga galam lamii int intole olera ransi nsi glu glukos kosa a atau DM.
Berikan lingkungan lingkungan yg nyaman. kebersihan diri. Menjaga kebersihan Pantau dneyut nadi karena tacicardi. Diet tinggi kalori dan tinggi protein. Pemberian PTU (propiltiourasil) dengan dosis diawali dgn yg ringan 100-300 mg/hari
Beta bloker digunakan bersama dgn PTU utk menghambat efek adrenergik dgn dosis 2080 mg setiap 8 jam.
Def Defis isiise sens nsii ho horrmon T3 da dan n T4 aki kib bat dar dari atrofi jaringan tiroid. Dan juga berhubungan dgn stimulasi tiroid yg tdk mencukupi seba baga gaii aki kib bat dari ari peny penya akit kit hi hipo pota tala lam mus us,, kura ku rang ngny nya a sekre sekresi si TRH dari dari hip hipot otal alam amus us yg mengurangi jumlah TSH.
1.
Kulit, rambut, jaringan dan bagian tambahan. Penurunan jumlah hormon tiroid menyebabkan penu pe nuru runa nan n meta metabo boli lism sme e meng mengha hasi silk lkan an asam asam hialuronat dan mukopolisakarida, yg mengikat air menyebabkan odema sehingga terjadi penebalan pd wajah, penampilan wajah gemu ge muk/ k/mi miks ksed edem ema. a. Edem Edema a tdk tdk berg berger erak ak dan dan tdk menimbulkan cekungan bila ditekan terlihat disekitar mata, dorsal tangan dan kaki, menyeb meny eba abkan kan pemb embesa esaran ran li lid dah, ah, peneb eneba alan lan mukosa faring dan laring menyebabkan bicara tdk jelas dan suara serak/
Vasokonstriksi kutan utk menghemat panas dan da n ad ada any nya a penu penuru runa nan n meta metabo boli lism sme, e, ku kuli litt men enja jadi di pu puca catt da dan n ding dingin in.. Me Meta tabo boli lism sme e yg lambat lamb at me meny nyeb ebab abka kan n me meta tabo boli lism sme e ke kero roti tin n kurang efisien terjadi hperkarotenemia memberi warna kuning pd kulit. Kulit kering dan ka kas sar krn krn kur kurang angnya nya sekr kre esi kele kelenj nja ar keringat dan sebasea.
Penurunan sintesis protein dalam kulit, rambut dan pembuluh darah sehingga kulit men enip ipiis, luka uka lamba batt sembu buh, h, kerap apuh uha an kapiler cenderung mengalami memar, rambut tubuh dan kepala menjadi kering dan raph sert se rta a mu muda dah h ro ront ntok ok,, pe pert rtum umbu buha han n ra ramb mbut ut lambat, kuku rapuh dan tumbuh lambat.
2.
Sistem muskular. Kaku dan nyeri otot krn infiltrasi otot oleh cairan, keterlambatan kontraksi dan relaksasi otot yg menyebabkan keterlambatan keterlambata n refleks tendodn.
3.
Sistem kardiovaskuler. Penurunan hormon tiroid, respon terhadap epinefrin endogen ditekan dgn penurunan ting ti ngka katt adre adrene nerg rgik ik,, deny denyut ut jant jantun ung g menu menuru run, n, kehi ke hila lang ngan an efek efn ek penu inotr ino trop opik ikn dan da krono kr trop opik yg me meng ngak akib ibat atka kan pe nuru runa nan cura cunrah h onotr jant jantun ung gikdan da n TD. Utk mempertahankan panas terjadi konstriksi perifer. Penurunan sirkulasi kutaneus, kulit menjadi dingin dan pucat dan sensitivitas terhadaisakarida p dingke in. dlm furicardial si promengurangi tein dan mukopl mukoplisaka rida dlm Epericard pe ial mengur angi bunyi jantung dan perubahan EKG perpaniangan interval PR, rendahnya amplitudo gelombang P dan kompleks QRS.
4.
Sistem respirasi. Efusi pleura krn peningktan muko mu kopo poli lisa saka kari rida da da dan n me memp mpen enga garu ruhi hi ot otot ot pernapasan yg menyebabka menyebabkan n hiperventilasi.
5.
Sistem gastro intestinal. Pena Pe namb mbah ahan an BB be berk rkai aita tan n dgn dgn penu penuru runa nan n metabolis meta bolisme me dise disebabk babkan an ol oleh eh rrete etensi nsi c caira airan n oleh de ole dep posit osit muk ukop opol oliisakar akarid ida a hi hidr dro ofi fili lik k dalam jaringan, perilstatik lambat menyebabkan konstipasi. Aklorhidria diseb dis ebab abkan kan aut autoim oimun un se sehin hingga gga absorb absorbii Vi Vitt B12 rendah menyebabkan anemia pernisiosa.
6.
Sistem Syaraf. Perrla Pe lam mbat semua fun ungs gsii inte intele leks kstu tua al dar dari berpikir, memori dan bicara secara umum. Letargi dan samnolen krn penurunan curah jantung. Edema sistem syaraf pusat, nervus media me dianus nus me menja njadi di ter tertek tekan an me menga ngakib kibatk atkan an sindrom karpal tunnel, ataksia dan perasaan geli pd ektremitas.
7.
Sistem Hematopoie Hematopoietik tik Kebutuhan oksigen berkurang krn penu pe nuru runa nan n me meta tabo boli lism sme e se sehi hing ngga ga se sedi diki kitt eritro erit ropo poie ieti tin n di pr prod oduk uksi si dan dan de defi fisi sien ensi si Vi Vitt B12 menyebabkan penurunan masa sel darah merah sehingga terjadi t erjadi anemia.
8.
Efek pada Endokrin lain. Penu Pe nurrun una an metabo taboli lis sme AD ADH H da dan n insul nsuliin menyebabkan ADH meningkat sehingga lebih banyak reabsorbsi air mengurangi alir al ira an uri urin. Pe Peni ning ngka kata tan n kada kadarr in ins sulin ulin yg berasal dari penurunan metabolisme insulin menyebabkan hiperglikemia hiperglikemia..
Pencegahan primer 2. Pencegahan sekunder 3. Pencegahan tersier 1.
Kondisi hiper dan hipotiroid tdk dpt dicegah kern penyakit autoimun. Jika akibat dari Goiter krn hiperplasia dan hipertopi kelenjar tiroid krn kekuranga Yodium maka meningkatkan upaya utk mendapatkan yodium yg besar.
Deteksi dini dan intervensi awal. Pengkajian riwayat riwayat kesehatan dan fisik. Pemeriksaan kadar T3 dan T4, TSH diukur utk Pemeriksaan men enen entu tuka kan n masa masala lah h pd hipo hipota tala lamu mus s at atau au hipofisi anterior (nilai TSH 0,5-5 U/ml). thyr yrox oxin ine e Peng Pengob obata atan n hi hipo poti tiro roid id yg bi bias asa a L th
1,6-1,8 mg/kg bb ideal/hari
Penatalaksaan Keperawatan Ins nsttirahat yg cukup mencegah keletihan, tindakan keamanan mencegah jatuh, perawatan kulit krn kulit yg edema dan penurunan aktivitas kelenjar sebasea. Panas tubuh di hemat dgn memberi lapisan tambahan pd baju atau menggunakan jeket. Msakan makanan berserat. Pantau TTV. Pema Pe mant ntau auan an pe pemb mber eria ian n oba obat. t. Pe Pema mant ntau auan an kadar gula.
Mening ningk kat atka kan n reha habi bili lita tas si dan dan kem kembali ali ke gaya hidup yg normal dan sehat. Menerima pengobatan secara berkelanjuta berkelanjutan. n.
View more...
Comments