Pentingnya Perencanaan Dalam Manajemen Keperawatan
March 23, 2017 | Author: Nir Wana | Category: N/A
Short Description
Download Pentingnya Perencanaan Dalam Manajemen Keperawatan...
Description
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, organisasi harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses perencanaan. Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusankeputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan). B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dan pentingnya perencanaan dalam manajemen keperawatan? 2. Bagaimana Komponen (5 W + 1 H) dan Kriteria Perencanaan (S : Sistematis, M : Measurable, A : Accountable, R : Realistsi, T : Orientasi pd waktu) dalam manajemen keperawatan ? 3. Bagaimana lingkup aplikasi rencana strategi kabid, kepala bangsal, pj shift, kepala tim dan pembimbing klinik ?
1
4. Bagaimana metode perhitungan tenaga keperawatan di rumah sakit ? C. Tujuan Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perencanaan dalam bidang manajemen keperawatan, komponen dan kriteria dalam perencanaan keperawatan, tugas-tugas dan tanggung jawab petugas kesehatan yang ada di rumah sakit serta perhitungan tenaga keperawatan yang dibutuhkan di sebuah rumah sakit.
2
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi dan Pentingnya perencanaan dalam manajemen keperawatan 1. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Manajemen mempunyai 4 fungsi yaitu : a. Planning (perencanaan) sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Melalui perencanaan akan dapat ditetapkan tugas-tugas staf. Dengan tugastugas ini seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk melakukan supervisi dan evaluasi serta menetapkan sumber daya yang dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas-tugasnya. b. Organizing
(pengorganisasian)
adalah
rangkaian
kegiatan
manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan memanfatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. c. Actuating (directing, commanding, coordinating) atau penggerakkan adalah proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia. d. Controling
(pengawasan,
monitoring)
adalah
proses
untuk
mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang
3
sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. 2. Pengertian Perencanaan Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan
fungsi-fungsi
lain
pengorganisasian,
pengarahan,
dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan. Menurut George R. Terry perencanaan adalah : “planning is the selecting andrelating of fact and the making and using of assumption regarding the future in thevisualization and formulating of proposed activities believed necessary to achieve desired result”. Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Landasan dasar setiap perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilih tersebut. Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses manajemen agar faktor produksi yang
4
terbatas dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, hal ini berarti mengandung arti : a. Penentuan tujuan b. Pemilihan dan penentuan cara yang akan ditempuh c. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut d. Kegunaan perencanaan/rencana kerja e. Dapat membedakan arah bagi setiap kegiatan denganjelas f. Dapat mengetahui apakah tujuan tersebut telah dicapai g. Dapat memudahkan mengindentifikasikan hambatan h. Dapat menghindarkan pertumbuhan dan perkembanganyang tak terkendali. 3. Tipe-tipe perencanaan a. Berdasarkan luasnya 1) Strategi,
rencana
yang
berlaku
bagi
organisasi
secara
keseluruhan, menjadi sasaran umum organisasi tersebut, dan berusaha
menetapkan
organisasi
tersebut
ke
dalam
lingkungannya. 2) Operasional, rencana yang memerinci detail cara mencapai sasaran menyeluruh. Rencana strategi cenderung mencakup kerangka waktu yang lebih panjang, sedangkan rencana strategik biasanya hanya kisaran bulanan, mingguan, dan harian. Rencana
strategik
juga
mencakup
perumusan
sasaran,
sedangkan rencana operasional mendefinisikan berbagai cara untuk mencapai sasaran b. Berdasarkan kerangka waktu 1) Jangka Panjang 2) Jangka Pendek c. Berdasarkan kekhususan
5
1) Pengarah, rencana yang fleksibel dan yang menjadi pedoman umum 2) Pemerinci, rencana yang mendefinisikan dengan jelas dan tidakmember ruang untuk penafsiran d. Berdasarkan frekuensi 1) Sekali Pakai; rencana yang digunakan satu kali saja yang secara khususdirancang untuk memenuhi kebutuhan situasi yang unik 2) Terus Menerus; rencana yang berkesinambungan yang menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan ang dilakukan secara berulangulang. 4. Hakekat Perencanaan Strategis Perencanaan strategis adalah proses memutuskan program-program yang akandilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akandialokasikan ke setiap program selama beberapa tahun ke depan. a. Karakteristik dari Perencanaan Strategis 1) Hubungan dengan Formulasi Strategis 2) Evolusi dari Perencanaan Strategis 3) Manfaat dan keterbatasan dari Perencanaan Strategis 4) Struktur dan Isi Program 5) Hubungan Organisasional b. Tujuan Perencanaan 1) Standar pengawasan 2) Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya 3) Mengetahui siapa saja yang terlibat Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan. 4) Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya,tenaga dan waktu Memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan. 5) Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan. 6) Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemuig.
6
7) Mengarahkan pada pencapaian tujuan. c. Manfaat Perencanaan 1) Standar pelaksanaan dan pengawasan 2) Pemilihan alternatif terbaik 3) Penyusunan skala perioritas 4) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi 5) Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan 6) Alat memudahkan dalam berkordinasi dengan pihak terkait 7) Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti B. Komponen (5 W + 1 H) dan Kriteria Perencanaan (S : Sistematis, M : Measurable, A : Accountable, R : Realistsi, T : Orientasi pd waktu) Komponen (5 W + 1 H) Ada suatu target yang akan dicapai yaitu program. Di dalam suatu perencanaan ada 5W dan 1H yaitu What, where, who, when. Why dan How. 1. What (apa) Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah perencanaan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut. a) Apa yang akan dilakukan atau dikerjakan. b) Dana sumber yang didapat. c) Dana apa yang akan dihubungkan. d) SDM e) Sarana dan prasarana agar tercapai. 2. Where (dimana) Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut dilaksanakan. a) Dimana kita melakukan kegiatan. b) Berpegang kepada aspekbilitas (kemampuan untuk menyelesaiakan diri)
7
c) Tersedianya tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan guna menjamin kelancaran tugas. 3. When (kapan) Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan diakhiri. a) Kapan kita melakukan tugas. b) Kemampuan untuk mengelola waktu. c) Memilih waktu yang tepat untuk mengisi waktu yang luang 4. Who (siapa) Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut. a) Menganalisis kebutuhan tenaga kerja baik kuantitatif maupun kwlalitatif. b) Pola pembinaan karier. c) Kebijaksanaan didalam pengolahan dan pengajian. d) Metode dan teknik tentang pengadaan tenaga kerja yang akandilaksanakan. 5. Why (mengapa) Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai dengan mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. a) Rencana itu harus mempermudah suatu pekerjaan sehingga mudahdilaksanakan. b) Rencana itu harus mempunyai rincian yang cermat 6. HOW (bagaimana) Membicarakan masalah bagaimana cara melaksanakan program yang direncanakan tersebut. Dengan melakukan kategori diatas, maka seorang manager akan mudah dalam melaksanakan program atau kegiatan yang direncanakannya. Hal ini dikarenakan,
metode
yang
dilakukannya
terpola
secara
baik
dan
berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang pelaksanaan program atau kegiatan.
8
Kriteria Perencanaan (S: Sistematis, M: Measurable, A: Accountable, R: Realistsi, T : Orientasi pd waktu) SMART adalah filosofi yang digunakan untuk membantu anda menetapkan target dan tujuan, misalnya dalam project management, employee performance management, atau personal development. 1. Spesific (S) Kata yang pertama ini menekankan pentingnya menetapkan target yang spesifik; benar-benar spesifik. Hindari target yang terlalu umum atau kurang mendetail. Target tidak boleh ambigu, harus jelas, dan dipaparkan dengan bahasa yang lugas. Misalnya, tetapkan target seperti ini: “tingkatkan penjualan dari 500 menjadi 1000 buah apel dalam sehari” dan hindari “tingkatkan omset dari penjualan apel per-hari”. Untuk menetapkan tujuan yang spesifik, anda harus menyampaikan kepada tim seluruh harapan dan keinginan dengan spesifik, mengapa hal ini penting, siapa yang akan terlibat, dimana akan dijalankan, dan atribut apa saja yang penting. Suatu tujuan (target) yang spesifik biasanya akan menjawab pertanyaan “5W” ini:
What: apa yang ingin saya capai?
Why: Mengapa harus dicapai? (alasan yang spesifik; tujuan dan keuntungan dari pencapaian target tersebut)
Who: Siapa yang terlibat?
Where: Dimana target akan dicapai? (identifikasi lokasi)
Which: Identifikasi persyaratan untuk mencapai target dan kendala yang menghalagi tercapainya target.
2. Measurable (M) Kata yang kedua menekankan pentingnya kriteria yang digunakan untuk mengukur besarnya kemajuan yang dibuat dalam mencapai target. Filosofi yang melatar-belakangi poin ini adalah: “Jika target tidak dapat diukur, mustahil untuk mengetahui apakah anda telah membuat kemajuan
9
dalam mencapai tujuan akhirnya”. Mengukur kemajuan akan membantu tim untuk tetap berada dalam jalur yang benar, menepati tenggat waktu, dan merasakan semangat dan euforia ketika memperoleh hasil yang menggembirakan di setiap pencapaian yang membawa mereka lebih dekat kepada tujuan. Target yang terukur akan mampu menjawab salah satu pertanyaan: - Berapa banyak? - Bagaimana anda mengetahui bahwa target tersebut telah tercapai? 3. Attainable Kata yang ketiga menekankan bahwa target harus realistis dan dapat dicapai. Target tidak boleh dibuat terlalu mudah (untuk performa standar tim anda), tapi juga tidak boleh terlalu sulit sehingga terasa mustahil untuk dicapai. Target yang ditetapkan akan dapat dicapai jika: anda telah menentukan apa yang paling penting, lalu mampu membayangkan langkah-demi-langkah untuk mewujudkannya. Untuk itu, anda akan mengembangkan perilaku, kemampuan, keahlian, dan kapasitas finansial untuk mencapainya. Target yang attainable akan menjawab pertanyaan seperti: - How: Bagaimana target tersebut akan dicapai? 4. Relevant Kata keempat menekankan pentingnya memilih target yang tepat. Target yang dibuat oleh bank manager untuk membuat “50 sandwich isi mentega kacang dan jeli sebelum jam 2 siang” bisa jadi merupakan target yang Spesifik, Measurable, Attainable, dan Timely, namun tidak Relevan. Seringkali anda membutuhkan dukungan berbagai pihak untuk mencapai target: sumber daya, masukan dari Champion, dan apapun yang dapat membantu meruntuhkan tembok penghalang. Target yang relevan untuk atasan anda, tim anda, dan organisasi anda akan mendapatkan dukungan yang anda butuhkan itu. Target yang relevan, jika tercapai, akan mendorong tim, departemen, dan organisasi lebih maju. Sebuah target yang mendukung atau selaras dengan target-target lainnya akan dianggap sebagai target yang relevan. Sebuah target yang relevan akan memberikan jawaban ‘ya’ untuk semua pertanyaan ini: 10
- Apakah target ini layak diperjuangkan? - Apakah target ini ada di waktu yang tepat? - Apakah target ini sesuai dengan kebutuhan dan target anda yang lain? - Apakah anda orang yang tepat untuk mengejar target ini? 5. Timely Kata kelima menekankan pentingnya menepatkan target dengan kerangka waktu, yaitu memberikan deadline pencapaian target. Komitmen kepada deadline akan membantu tim untuk tetap fokus menjalankan pekerjaan untuk memenuhi target tepat waktu, atau bahkan lebih cepat. Ini adalah bagian dari filosofi SMART yang melindungi target dari serangan krisis sehari-hari yang biasa terjadi dalam organisasi. Target dengan tenggat waktu akan menimbulkan urgensi. Target dengan tenggat waktu akan menjawab pertanyaan berikut: - Kapan? - Apa yang bisa saya lakukan (selesaikan) dalam 6 bulan dari sekarang? - Apa yang bisa saya lakukan (selesaikan) dalam 6 minggu dari -
sekarang? Apa yang bisa saya lakukan (selesaikan) hari ini?
C. Lingkup aplikasi rencana strategi 1. Kepala Bidang b. Tanggung Jawab Secara struktural Kepala Bidang Perawatan bertanggung jawab kepada Wakil Direktur Pelayanan Medik dalam: 1) Pelaksanaan Asuhan keperawatan 2) Kualitas Asuhan Keperawatan 3) Ketersediaan standar asuhan keperawatan 4) Pengembangan SDM Keperawatan 5) Usulan dan rekomendasi penempatan SDM Keperawatan c. Wewenang Kepala Bidang Perawatan dalam melaksanakan tugasnya mempunyai wewenang: 1) Memberikan pengarahan dan bimbingan pelaksanaan Asuhan Keperawatan 2) Melakukan supervisi dalam rangka menjaga mutu Asuhan Keperawatan 3) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan 4) Mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
11
5) Memberikan usulan dan pertimbangan kepada atasan khususnya yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan. c. Uraian Tugas 1) Melaksanakan Fungsi Perencanaan, meliputi:. Menyusun program pengembangan Staf k eperawatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan dirumah sakit. Menyusun rencana program pengendalian mutu asuhan keperawatan dan berperan serta dalam perencanaan pelayanan
rumah sakit. Menyusun rencana anggaran biaya untuk kebutuhan
pengembangan staf perawatan Menyusun rencana pengembangan sistem informasi Asuhan
Keperawatan. Berperan serta dalam pengembangan pelayanan rumah sakit. Merencanakan rapat koordinasi dengan instalasi terkait. 2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi: Mensosialisasikan dan menjabarkan visi misi keperawatan
kepada seluruh lapisan perawat. Membuat indikator-indikator dan Standar Operasional Prosedur yang menunjang pengendalian mutu pelayanan asuhan
keperawatan dirumah sakit. Membimbing dan mengarahkan kepala seksi, kepala ruangan dan ketua tim serta perawat pelaksana dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan yang sesuai dengan visi misi keperawatan. Membimbing dan mengarahkan kepala ruangan dan ketua tim serta perawat pelaksana dalam penerapan standar operasional
prosedur pelaksanaan asuhan keperawatan. Melakukan supervisi secara berkala untuk menjaga mutu asuhan keperawatan dan menindaklanjuti hasil dari supervisi
tersebut. Berkoordinasi dengan instalasi/bidang terkait demi lancarnya
pelaksanaan asuhan keperawatan Menghitung kebutuhan tenaga perawat dan mengajukan usulan rekrutmen tenaga perawat sesuai kebutuhan.
12
Berkoordinasi dengan instalasi dan bidang terkait dalam penempatan tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan
kualifikasi. Mengatur proses orientasi perawat baru. Berkoordinasi dengan instalasi dan bidang terkait untuk
pengembangan kemampuan perawat. Berkoordinasi dengan instalasi dan bidang terkait serta institusi pendidikan keperawatan untuk kelancaran proses bimbingan mahasiswa, khususnya yang menggunakan rumah sakit sebagai
lahan praktek Membimbing tenaga keperawatan dalam hal pendayagunaan
dan pemeliharaan alat. Memberikan usulan kebutuhan fasilitas penunjang pelayanan
asuhan keperawatan dirumah sakit. Memberikan usulan dan pertimbangan kepada direksi untuk
pemberian reward dan punishmant terhadap perawat. Membuat laporan berkala dan laporan khusus bidang keperawatan dengan menganalisa data pelaksanaan informasi, dokumen/laporan yang dibuat oleh kasie/kepala ruangan untuk disampaikan kepada Wakil Direktur Pelayanan Medik atau
kepada Direktur. 3) Melaksanakan fungsi Pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi Mengawasi, mengendalikan dan menilai penerapan kebijakan
pelayanan asuhan keperawatan. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan secara efektif dan efisien Melaksanakan penilaian kinerja staf tenaga keperawatan,
berkoordinasi dengan instalasi terkait dan bidang SDM. Mengawasi, mengendalikan dan menilai mutu pelayanan
asuhan keperawatan. Berperan serta dalam penilaian pelaksanaan program bimbingan pendidikan keperawatan.
13
Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
peralatan secara efektif dan efisien d. Nama Jabatan Bawahan Langsung: Dalam melaksanakan tugasnya kepala bidang perawatan dibantu oleh dua orang kepala seksi, yaitu: 1) Kepala Seksi Asuhan Keperawatan 2) Kepala Seksi Etika dan mutu Keperawatan 2. Kepala Bangsal/Kepala Ruangan Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat. a. Tugas Pokok Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya. b. Uraian Tugas 1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi : Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta
tenaga lain sesuai kebutuhan. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan. Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien. 2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi : Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang
berlaku. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat. Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat. 14
Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan
dan tenaga lain yang berada diwilayah tanggug jawabnya. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang
perawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah. Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebuthan pasien agar
tercapai pelayanan yang optimal. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan
bahan lain yang diperlukan diruang rawat. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai. Mempertangungjawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan. Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari-hari di ruangan. Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan,
serta menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya. Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi
untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan. Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. Mejaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung. Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga
dalam batas kewenangan. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung. Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
15
Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan
kepala unit di RS. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberikan
ketenangan. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan. Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan
diitnya. Memelihara buku register dan berkas catatan medik. Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan
kegiatan asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang rawat. 3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi : Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan. Mengawasi dan mengendalaikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien, Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
3. Pj Shift Seorang perawat profesional yang diberi wewenag dan tanggung jawab oleh kepala ruangan dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan diruang perawatan pada shift pagi/sore/malam. Uraian tugas a. Tugas pokok : membantu kepala ruangan dalam mengelola dan mengawasi pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga b. Tugas pelengkap : 16
Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas perawat pengganti secara lisan maupun tulisan dengan benar dan
melakukan operan secara lepas atau langsung ketiap-tiap pasien Membantu kelancaran tersedianya alat-alat medis dan alat
kesehatan lainnya sesuai dengan standar Memberikan tugas kepada perawat pelaksana agar memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan pasien serta selalu mendokumentasikannya sesuai SAK yang berlaku pada format
yang sudah tersedia Memberikan pelayanan
keperawatan
diunit
kerjanya
dan
bekerjasama dengan tim medis dan non medis lainnya dalam
mengkoordinasikan seluruh pelayanan diruang perawatan Memelihara lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien dan
keluarga Memberikan informasi kepada pasien dan kelurganya tentang fasilitas rumah sakit, lingkungan perawatan dan tata tertib yang
berlaku dirumah sakit Mendampingi dokter dan memberikan bantuan sesuai dengan
kebutuhan dokter disaat visite Mempersiapkan dan memelihara catatan klinis pasien Membantu kepala ruangan dalam menilai dan mengevaluasi penampilan kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan
keperawatan secara individual melalui observasi Mengidentifikasikan masalah yang timbul diruang perawatan dan
memecahkannya bersama-sama kepala ruangan Melaksnakan sistem pencatan dan pelaporan yang maksimal sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat
dipercaya Memelihara peralatan ( sarana dan prasarana ) agar selalu dalam
keadaan siap pakai Mengawasi bawahan langsung dalam melaksanakan tugasnya
secara berkesinambungan Memberikan pendapat/teguran/nasehat kepada bawahan
17
Menjaga agar kebutuhan standar keperawatan tersedia lengkap
dalam keadaan siap pakai diruangan Mewakili kepala ruangan apabila berhalangan hadir atau tidak
masuk kerja c. Tanggung jawab : bertanggung jawab atas kelncaran keiatan pelayanan keperawatan diunit perawatan 4. Kepala Tim Sebagai perawat profesional
harus
mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim harus
dapat
membuat
keputusan
tentang
prioritas
perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Tanggung jawab ketua tim adalah: 1) Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan keperawatan. 2) Mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan medis 3) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi 4) Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta mendokumentasikannya. 5) Pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinambungan. Dapat dilakukan serah terima tugas. 6) Mengkoordinasikan rencana perawatan
yang
tepat
waktu,
membimbing anggota tim untuk mencatat tindak kepemimpinan yang telah dilakukan 7) Meyakinkan semua hasil evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan keperawatan tercatat. 8) Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung atau laporan anggota tim 5. Pembimbing klinik Tugas Pembimbing Klinik di Rumah Sakit diuraikan sebagai berikut:
18
a.
Mengorientasikan mahasiswa meliputi ruang, lokasi dan fungsi
b.
peralatan, kasus/ pasien dan lain-lain yang dipandang perlu. Menetapkan dan membagi pasien kelolaan bagi masing-masing
c.
mahasiswa untuk dilakukan asuhan keperawatan. Mengkoordinasikan shift jaga / jadual praktek mahasiswa dalam 3
d.
(tiga) shift pagi, sore dan malam. Melakukan pre conference :
1) Mengkaji kesiapan mahasiswa melakukan praktek : - Menandatangani presensi mahasiswa di buku pedoman. - Mengecek dan menandatangani laporan pendahuluan kebutuhan dasar ( LP ) menandatanganinya, dan kontrak
2)
-
belajar. Mendiskusikan laporan pendahuluan “asuhan keperawatan”.
-
Sesuai kontrak belajar Mendiskusikan laporan pendahuluan “target ketrampilan”.
Sesuai kontrak belajar. Mendiskusikan rencana praktek yang akan dilakukan sesuai LP/Kontrak belajar mahasiswa : - Mengidentifikasi masalah klien.
-
Merencanakan asuhan keperawatan.
e.
Melakukan intra conference : membimbing pelaksanaan praktek
f.
mahasiswa secara umum dan pasien kelolaan secara khusus. Melakukan post conference :
1) Membahas pelaksanaan praktek. 2) Membahas masalah yang dijumpai pada saat praktek. 3) Mengevaluasi dan menandatangani kompetensi mahasiswa di buku g.
target ketrampilan. Membimbing pembuatan dan dokumentasi asuhan keperawatan pasien
h.
yang menjadi tanggung jawab mahasiswa. Mengesahkan laporan asuhan keperawatan mahasiswa ( pada lembar
i.
pegesahan) sebelum diberikan ke pembimbing akademik. Memantau perkembangan kesiapan, sikap, kedisiplinan, keaktifan dan ketrampilan mahasiswa. 19
j.
Menilai penampilan praktek klinik keperawatan mahasiswa dengan format “instrumen penilaian penampilan praktek klinik keperawatan”
k.
berdasarkan kebutuhan mahasiswa. Melaksanakan evaluasi sumatif baik bersama pembimbing akademik
atau sesuai dengan permintaan mahasiswa. l. Berhak menegur mahasiswa apabila dijumpai ada mahasiswa yang bertindak di luar ketentuan yang berlaku dan mencatat di kolom catatan pembimbing (buku mahasiswa) m. Berhak mendapatkan reward sesuai dengan waktu pembimbingan berdasarkan jurnal keperawatan. D. METODE PERHITUNGAN TENAGA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT Tenaga perawat merupakan tulang punggung bagi rumah Sakit. Oleh sebab itu perlu disusun metode perencanaan tenaga perawat yang cocok terhadap kebutuhan rumah sakit dan kebutuhan pelanggan. Cara rasio Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Permenkes 262 / Menkes / per / VII / 1979. menyebutkan bahwa kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit adalah perbandingan jumlah tempat tidur Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT dibandingkan A&B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1 dengan jumlah C 1/9 1/1 1/5 3/4 D 1/15 1/2 1/6 2/3 perawat sebagai Khusus Disesuaikan berikut :
Keterangan : TM = Tenaga Medis
20
TT = Tempat Tidur TPP = Tenaga Para Medis Perawatan TPNP = tenaga para medis non perawatan TNP = tenaga non medis Secara umum penetapan jumlah tenaga keperawatan dijabarkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan Derajat Ketergantungan Klien dengan menggunakan Rumus Douglas (1984). Menurut Douglas (1994) Loveridge & Cummings (1996) klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3 katagori. yaitu : 1) Minimal care memerlukan waktu 12 jam / 24 jam. 2)Partial care memerlukan waktu 34 jam/24 jam. 3) Total care memerlukan waktu lebih dari 5 jam Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 22 klien (3 klien dengan klasifikasi minimal, 14 klien dengan klasifikasi parsial dan 5 klien dengan perawatan total) maka jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi ialah: Jumlah
KLASIFIKASI PASIEN Minimal
Klien
Parsial
Total
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
1
0,17
0,14
0,07
0,27
0,15
0,10
0,36
0,30
0,20
2
0,34
0,28
0,14
0,54
0,30
0,20
0,72
0,60
0,40
3
0,51
0,42
0,21
0,81
0,45
0,30
0,108
0,90
0,60
Dst 2. Berdasarkan
Pedoman
Cara
Perhitungan
Kebutuhan
Tenaga
Keperawatan (Direktorat Pelayanan Keperawatan, Depkes 2002) Untuk menentukan kebutuhan tenaga keperawatan di ruangan dapat diperhitungkan dan di pertimbangkan berdasarkan :
21
Menetapkan
jumlah
tenaga
perawat
sesuai
dengan
tingkat
ketergantungan pasien. Menurut Johnson ( 1984 ) yang dikutip oleh Gillies,1989 bahwa klasifikasi pasien dibagi menjadi lima : a. Tingkat ketergantungan I (self care), dengan kondisi pasien sbb : Makan sendiri atau dengan bantuan minimal, kebersihan diri hampir seluruhnya dilakukan sendiri, eliminasi dilakukan di kamar mandi tanpa bantuan, tidak mengalami inkontinentia. b. Tingkat ketergantungan II (minimal care), dengan kondisi pasien sbb: Makan perlu bantuan dalam menyiapkan, mengatur posisi dapat makan sendiri, kebersihan diri dapat dapat melakukan sendiri atau dengan bantuan minimal, eliminasi perlu bantuan, dapat mobilisasi sendiri atau engan bantuan minimal, tidak mengalami inkontinentia. c. Tingkat ketergantungan III (moderate care), dengan kondisi pasien sbb: Pasien
tidak
dapat
mengunyah
dan
menelan,
tidak
mampu
melaksanakan kebersihan diri sendiri, eliminasi perlu bantuan bedpan, kurang mampu mobilisasi sendiri. Inkontinentia .2 kali setiap shift perlu bantuan untuk kenyamanan. d. Tingkat ketergantungan IV (extensif care), dengan kondisi pasien sbb : Pasien tidak dapat makan sendiri, kesulitan untuk mengunyah dan menelan, kemungkinan dipasang slang. Kebersihan diri perlu bantuan secara total, eliminasi mengalami inkontinentia 2 kali tiap shift, tidak mampu mengatur posisi sendiri perlu bantuan 2 orang untuk mengatur posisi. e. Tingkat ketergantungan V (intensif care), dengan kondisi pasien sbb : Diperlukan satu orang perawat untuk satu pasien dalam melakukan observasi atau monitoring secara terus meneruis tiap shift. Menurut Ann Mariner ( 1992 ), sesuai klasifikasi pasien tersebut diatas, rata rata kebutuhan perawatan untuk self care adalah 1-2 jam /hari, minimal care 3-4 jam/hari, moderate care 5-6 jam/hari, extensif care 7-8 jam/hari, dan intensif care 10-14 jam/hari. Ditinjau dari keperawatan langsung dan keperawatan tidak langsung. (perhitungan gillies)
22
Perkiraan jumlah tenaga dapat dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien. a. Waktu untuk keperawatan langsung. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk keperawatan langsung pada pasien yang didasarkan pada tingkat ketergantungan pasien adalah 4-5 jam per pasien. b. Waktu untuk keperawatan tidak langsung, Selain dibutuhkan waktu keperawatan langsung juga dibutuhkan waktu keperawatan langsung.
Keperawatan
tidak
langsung
mencakup
tidak
kegiatan
perencanaan, menyediakan persiapan peralatan, berbicara debngan anggota tim kesehatan lain, menulis dan membaca dokumentasi pasien, melaporkan pada atasan maupun pada tim kesehatan lain. Pada umumnya kebutuhan perawatan tidak langsung relatip sama meski tingkat ketergaantungan dan penyakitnya berbeda. Dari hasil penelitian di R.S. Detroit rata-rata waktu keperawatan tidak langsung adalah 38 menit/pasien per hari, sedang menurut Wolf
(1965) adalah 60
menit/pasien per hari. c. Waktu untuk penyuluhan kesehatan. Waktu untuk memberikan pendidikan kesehatan merupakan aspek yang juga perlu diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan tenaga. Penyuluhan bersifat individu sesuai diagnose, pengobatab dan keadaan pasien masing-masing.Waktu untuk pendidikan kesehatan adalah 15 menit/pasien/hari termasuk dukungan emosional. Maka untuk menghitung waktu yang dibutuhkan untuk perawatan pasien adalah = waktu perawatan langsung + waktu perawatan tidak langsung + waktu untuk penyuluhan kesehatan. Kebutuhan tenaga dihitung berdasarkan beban kerja perawat. Hal hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan beban kerja perawat : c. Jumlah pasien yang di rawat per hari, bulan, tahun. d. Tingkat ketergantungan pasien. e. Rata-rata hari perawatan pasien. f. Pengukuran perawatan Iangsung, tidak langsung. dan penyuluhan kesehatan. g. Frekuensi tindakan keperawatan yang dibituhkan pasien. h. Rata-rata waktu untuk setiap tindakan. Berdasarkan pembagian ruangan di rumah sakit 23
1. Rawat Inap Berdasarkan Klasifikasi Klien Cara perhitungan berdasarkan : i. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus ii. Rata-rata pasien perhari iii. Jam perawatan yg diperlukan/hari/pasien iv. Jam perawatan yg diperlukan/ruangan/hari v. Jam kerja efektif setiap perawatàn-> 7 jam/hari Contoh : Cara perhitungan dalam satu ruangan :
No
Jenis/kategori
Rata-rata
Rata-rata jam
Jml jam
pasien/hari
pwt/pasien/hari
perawat/hari
10
3,5
35
8
4
32
1
10
10
3
4,5
13,5
1
2,5
2,5
Pasien peny.dalam 1. Pasien bedah 2. Pasien gawat 3. Pasien anak 4. Pasien kebid. 5. Jumlah 23
93,0
Ket. : Jadi jlm tenaga kep. Yg diperlukan adalah : =
jumlah jam perawatan 93 = =13 perawat jam kerja efektif per shift 7
rawat
Untuk perhitungan jlm tenaga tsb perlu ditambah (faktor koreksi): Hari libur/cuti/hari besar (loss day) : =
52+12+14 =78 hari x 13=3,5 286
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non kep. (non-nursing jobs) seperti contoh : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
24
Jlm tenaga : tenaga yg tersedia + faktor koreksi 16.5 + 4.1 = 20.6 (dibulatkan 21 perawat). Jadi tenaga kep. yg dibutuhkan untuk contoh di atas adalah 21 orang.
Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yg didasarkan pada kebutuhan terhadap asuhan keperawatan, meliputi :
Askep minimal (minimal care)
Askep sedang
Askep agak berat
Askep maksimal
Kategori asuhan keperawatan pasien :
Askep minimal, kriteria : 1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri 2. Makan dan minum dilakukan sendiri 3. Ambulasi dg pengawasan 4. Observasi ttv dilakukan setiap shift 5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
Askep sedang, kriteria : 1. Kebersihan diri dibantu. Makan minum dibantu 2. Observasi ttv setiap 4 jam 3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
Askep agak berat, kriteria : 1. Sebagian besar aktifitas dibantu 2. Observasi ttv setiap 2-4 jam sekali 3. Terpasang folley catheter. Intake output dicatat 4. Terpasang infus
25
5. Pengobatan lebih dari sekali 6. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
Askep maksimal, kriteria : 1. Segala akifitas diberikan oleh perawat 2. Posisi diatur. Observasi ttv setiap 2 jam 3. Makan memerlukan NGT. Terapi intravena 4. Penggunaan suction 5. Gelisah/disorientasi
Keuntungan Dan Kerugian Metode Perhitungan Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit Berdasarkan Derajat Ketergantungan Klien dengan menggunakan Rumus Douglas (1984) Kelebihan : 1. Mampu menggambarkan jumlah kebutuhan perawat pada setiap shift kerja 2. Dapat menggambarkan kebutuhan terhadap setiap kategori derajat ketergantungan pasien. Kekurangan : 1. Memerlukan data pasien yang perlu diperbarui setiap harinya, sehingga agak menyulitkan. 2. Memerlukan observasi atau pengukuran untuk dapat mengetahui secara pasti kategori pasien Berdasarkan Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan (Direktorat Pelayanan Keperawatan, Depkes 2002) Kelebihan : 1. Tingkat ketergantungan pasien dibedakan atas 5 tingkatan, yang dapat membantu perawat agar lebih fokus pada pasien sesuai teingkat ketergantungannya. 2. Memperhitungkan beban kerja perawat 3. Memperhitungkan kebutuhan terhadap perawat langsung, perawat tidak langsung, dan waktu penyuluhan kesehatan. Kekurangan: 1. Kebutuhan jumlah perawat tiap shift kerja kurang jelas. 2. Pengkategorian pasien ke dalam tiap tingkatan derajat ketergantungan rumit.
26
BAB III PENUTUP Kesimpulan Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Manajemen mempunyai 4 fungsi yaitu : Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian),
Actuating
(directing,
commanding,
coordinating) atau penggerakkan, Controling (pengawasan, monitoring). Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Ada suatu target yang akan dicapai yaitu program. Di dalam suatu perencanaan ada 5W dan 1H yaitu What, where, who, when. Why dan How. Disamping itu terdapat juga SMART, SMART adalah filosofi yang digunakan untuk membantu anda menetapkan target dan tujuan.
27
DAFTAR PUSTAKA
BUKU Pengantar manajemen keperawatan Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta. Hani Handoko. Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1984). Hlm. 79 Husaini Usman. Manajemen(Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Hlm. 60 Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta Sri Wiludjeng. Pengantar Manajemen (Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2007)
28
View more...
Comments