Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV Pokok Bahasan Energi Panas Dan

May 5, 2018 | Author: Fitroh Setyo Putro Pribowo | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV Pokok Bahasan Energi Panas Dan...

Description

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV POKOK BAHASAN ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN SEMESTER GENAP SDN TAMAN GRUJUGAN BONDOWOSO

SKRIPSI Oleh : NOVI ANDRIYANI NIM 080210204111

Dosen Pembimbing : 1.

Drs. Slamet Hariyadi, M.Si

2.

Sulifah Aprilya H, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV POKOK BAHASAN ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN SEMESTER GENAP SDN TAMAN GRUJUGAN BONDOWOSO

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1) dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : NOVI ANDRIYANI NIM 080210204111

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayahanda Sukarman dan Bunda Muinah, Adikku Ferry Apriliyanto, dan suamiku tercinta Ely Efendi atas untaian do’a yang telah mengiringi langkah saya selama menuntut ilmu, serta dukungan, kesabaran, pengorbanan serta curahan kasih sayang yang telah diberikan selama ini. 2. Guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi, yang telah memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran; 3. Almamater Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember yang kubanggakan.

MOTTO

Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan.

( Annemarie Schimmel)*)

*) [email protected]

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Novi Andriyani NIM

: 080210204111

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul: “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Pokok Bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi Melalui Metode Eksperimen dengan Menggunakan Sumber Belajar Lingkungan Semester Genap SDN Taman Grujugan Bondowoso” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajuka n pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 30 Januari 2012 Yang menyatakan,

Novi Andriyani 080210204111

SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV POKOK BAHASAN ENERGI PANAS DAN ENERGI BUNYI MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN SEMESTER GENAP SDN TAMAN GRUJUGAN BONDOWOSO

Oleh : NOVI ANDRIYANI NIM 080210204111

Pembimbing :

Dosen pembimbing Utama

: Drs. Slamet Hariyadi, M.Si

Dosen Pembimbing Anggota

: Sulifah Aprilya H, S.Pd, M.Pd

PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Pokok Bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi Melalui Metode Eksperimen dengan Menggunakan Sumber Belajar Lingkungan Semester Genap SDN Taman Grujugan Bondowoso” telah diuji dan disahkan pada: hari, tanggal : Senin, 30 Januari 2012 tempat

: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember

Tim Penguji: Ketua,

Sekretaris,

Drs. Nuriman, Ph.D

Sulifah Aprilya H, S.Pd, M.Pd

NIP 19650601 199302 1 001

NIP 19790415 200312 2 003

Anggota I,

Anggota II,

Drs. Slamet Hariyadi, M.Si

Dr. Nanik Yuliati, M.Pd

NIP 19680101 199203 1 007

NIP 19610729 198802 2 001

Mengesahkan Dekan,

Drs. H. Imam Muchtar, S.H, M. Hum NIP 195407121980031005

RINGKASAN

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sis wa Kelas IV Pokok Bahasan Energi Panas dan Ene rgi Bunyi Melalui Metode Eksperimen dengan Menggunakan Sumbe r Belajar Lingkungan Semester Genap SDN Taman Grujugan Bondowoso; Novi Andriyani, 080210204111; 2012: 136 halaman; Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

Mata

pelajaran

IPA

adalah

program

untuk

menanamkan

dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan yang dirancang oleh guru harus mengindikasikan suatu proses yang telah direncanakan secara masak dan mencakup fakta yang terjadi dalam lingkungan. Sesuai dengan karakternya maka pembelajaran IPA harus memiliki kecenderungan pada pendidikan kognitif dan psikomotor siswa. Sedangkan tujuan IPA di SD adalah memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya, memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar, serta mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga manyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai suatu bentuk dedikasi yang tinggi untuk memperbaiki tingkat prestasi siswa dan sebagai upaya untuk mewujudkan suatu model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus secara berkesinambungan. Pada tiap siklus diterapkan langkah- langkah pelaksanaan instrumen siklus meliputi (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Dua siklus yang dilaksanakan sangat berpengaruh terhadap perubahan prestasi siswa kelas IV SDN Taman pada pelajaran IPA dengan pokok bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi. Penggunaan sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan aktivitas siswa di dalam kelas karena siswa dapat menemukan langsung kegiatan pelajaran siswa yang berhubungan langsung dengan kehidupan siswa sehari- hari. Hal ini berbeda dengan cara sebelumnya yang hanya menggunakan metode ceramah. Hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Taman dengan menggunakan Sumber Belajar Lingkungan pada pokok bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi ini mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus. Aktifitas siswa kelas IV SDN Taman selama pembelajaran di kelas dengan menggunakan Sumber Belajar Lingkungan dapat meningkat dari pra siklus ke siklus. Persentase rata-rata aktifitas siswa pada pra siklus adalah 54,81%. Persentase rata-rata aktifitas siswa pada siklus 1 adalah 70,12%. Persentase peningkatan aktifitas siswa dari pra siklus ke siklus 1 yaitu 27,93%. Persentase rata-rata aktifitas siswa pada siklus 2 adalah 78,77%. Sedangkan persentase peningkatan aktifitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu 12,34% dan peningkatan ini termasuk pada kriteria aktifitas siswa yang aktif. Hasil belajar pra siklus ditunjukkan pada nilai rata-rata kelas yaitu 56,37 dan meningkat pada siklus 1 dengan nilai rata-rata kelas 62,55. Persentase peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus 1 adalah 10,96%. Pada siklus 2 nilai rata-rata kelas yaitu 72,92. Sedangkan persentase peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu 16,58%, dan peningkatan ini termasuk pada kriteria peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, (1) penerapan pembelajaran menggunakan sumber belajar lingkungan dapat menarik minat siswa SDN Taman, sehingga mereka mampu mencapai standar ketuntasan minimal, (2) melalui pembelajaran menggunakan sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SDN Taman dalam mata pelajaran IPA.

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Kelas IV

Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi Menggunakan Sumber Belajar Lingkungan Semester Genap SDN Taman Grujugan-Bondowoso” penyusunan karya ilmiah ini kami susun sebagai tugas akhir. Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalamdalamnya kepada: 1.

Drs. Nuriman, Ph.D, selaku kaprodi PGSD;

2.

Drs. Imam Muchtar, S.H, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan;

3.

Drs. Slamet Hariyadi, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, dan Sulifah Aprilya H, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta perhatiannya guna memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya penulisan karya ilmiah ini;

4.

Dra. Khutobah M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik;

5.

Semua pihak yang telah banyak membantu, sehingga penulisan ini selesai. Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna

untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.

Jember, Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................i HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................iii HALAMAN MOTTO...........................................................................................iv HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................v HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................vi HALAMAN BIMBINGAN.................................................................................vii RINGKASAN......................................................................................................viii PRAKATA .............................................................................................................xi DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvi BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1 1.1 Latar Belakang.....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................6 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................7 2.1 Pembelajaran IPA di SD.....................................................................7 2.2 Metode Eksperimen………………………………………………….9 2.2.1 Pengertian…………………………………………….……..9 2.2.2 Kelebihan Metode Eksperimen…………………….………10 2.2.3 Kekurangan Metode eksperimen………………………….11 2.3 Pemanfaatan Sumber Belajar Lingkungan.....................................11 2.4 Aktivitas Belajar.................................................................................12 2.5 Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA....................................................16 2.6 Hipotesis Tindakan............................................................................18

BAB 3. METODE PENELITIAN.......................................................................19 3.1 Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian..........................................19 3.2 Definisi Operasional...........................................................................19 3.3 Desain Penelitian................................................................................20 3.4 Tindakan Pendahuluan.....................................................................22 3.5 Prosedur Penelitian............................................................................22 3.5.1 Observasi awal......................................................................22 3.5.2 Siklus 1..................................................................................23 3.5.3 Siklus 2..................................................................................25 3.6 Metode Pengumpulan Data...............................................................25 3.6.1 Wawancara............................................................................26 3.6.2 Observasi...............................................................................26 3.6.3 Tes.........................................................................................26 3.6.4 Dokumentasi.........................................................................26 3.7 Metode Analisis Data.........................................................................27 3.7.1 Aktivitas Belajar Siswa.........................................................27 3.7.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa..........................................28 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................29 4.1 Hasil dan Analisis Data.....................................................................29 4.1.1 Pra Siklus..............................................................................29 4.1.2 Siklus 1.................................................................................30 4.1.3 Siklus 2.................................................................................34 4.2 Hasil Wawancara...............................................................................37 4.3 Pembahasan.......................................................................................38 4.3.1 Siklus 1.................................................................................38 4.3.2 Siklus 2.................................................................................40 BAB 5. PENUTUP……………………..............................................................43 5.1 Kesimpulan.........................................................................................43 5.2 Saran...................................................................................................43 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................45

DAFTAR TABEL

3.1

Kriteria Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa............................................27

3.2

Kriteria Peningkatan Hasil Belajar Siswa..................................................28

4.1

Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Pra Siklus........................................29

4.2

Data Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus ................................................30

4.3

Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1.....................................................31

4.4

Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus 1...........................................32

4.5

Persentase Rata-rata Diskusi Kelompok Siswa Siklus 1............................32

4.6

Data Hasil Belajar Siklus 2........................................................................35

4.7

Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus 2...........................................36

4.8

Persentase Rata-rata Diskusi Kelompok Siswa Siklus 2...........................36

4.9

Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa pada Pra Siklus, Siklus 1 dan 2......41

DAFTAR GAMBAR

3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins.................................. 21

4.1

Grafik Persentase Aktivitas Siswa pada Pra Siklus, Siklus 1 dan 2........ 41

4.2

Grafik Hasil Belajar Sains Siswa Pra Siklus, Siklus 1 dan 2................. 42

DAFTAR LAMPIRAN

A. Matrik Penelitian……………………………………………………………..47 B. Instrumen Pengumpulan Data………………………………………………..48 C. Hasil Wawancara……………………………………………………………..50 C.1. Hasil Wawancara Pra Tindakan…………………………………………50 C.2. Hasil Wawancara Setelah Tindakan……………………………………..51 D. Hasil Observasi Guru…………………………………………………………53 D.1 Observasi Aktivitas Guru Siklus 1.............................................................53 D.2 Observasi Aktivitas Guru Siklus 2……………………………………….54 E. Hasil Observasi Aktivitas Siswa……………………………………………...55 E.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus...............................................55 E.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1..................................................57 E.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2..................................................59 F. Hasil Observasi Demonstrasi.............................................................................62 F.1 Hasil Observasi Demonstrasi Siswa Siklus 1.............................................62 F.2 Hasil Observasi Demonstrasi Siswa Siklus 2.............................................64 G. Data Siswa……………………………………………………………………66 G.1 Data Absensi Siswa………………………………………………………66 G.2 Data Nilai IPA Siswa…………………………………………………….68 G.3 Data Nilai IPA Siklus 1............................................................................70 G.4 Data Nilai IPA Siklus 2............................................................................72 H. Hasil Analisis Belajar.......................................................................................74 H.1. Perbandingan hasil Tes Formatif Pra Siklus dan Tes Formatif 1............74 H.2. Perbandingan hasil Tes Formatif 1dan Tes Formatif 2...........................76 I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………………………………...78 I.1. Siklus 1 pertemuan 1……………………………………………………..78 I.2. Siklus 1 pertemuan 2……………………………………………………..86 I.3. Siklus 2 pertemuan 1……………………………………………………..94 I.4. Siklus 2 pertemuan 2.................................................................................102

J. LKS..................................................................................................................108 J.1 LKS Siklus 1 pertemuan 1.........................................................................108 J.2 LKS Siklus 1 pertemuan 2.........................................................................111 J.3 LKS Siklus 2 pertemuan 1.........................................................................114 J.4 LKS Siklus 2 pertemuan 2.........................................................................116 K.Soal-Soal .........................................................................................................121 K.1 Soal Siklus 1 Pertemuan 1 .......................................................................121 K.2 Soal Siklus 1 Pertemuan 2 .......................................................................123 K.3 Soal Siklus 2 Pertemuan 1 .......................................................................125 K.4 Soal Siklus 2 Pertemuan 2 .......................................................................127 L. Kisi – Kisi Soal ...............................................................................................128 L.1 Kisi – Kisi Soal Siklus 1 Pertemuan 1 .....................................................128 L.2 Kisi – Kisi Soal Siklus 1 Pertemuan 2 .....................................................129 L.3 Kisi – Kisi Soal Siklus 2 Pertemuan 1 .....................................................130 L.4 Kisi – Kisi Soal Siklus 2 Pertemuan 2 .....................................................131 M. Foto.................................................................................................................132 N. Gambar Energi Alternatif................................................................................135

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang dinginkan (Hamalik, 2008:79). Upaya pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional diantaranya dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga kependidikan, pengembangan/penulisan materi ajar, dan pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran. Tidak hanya pemerintah, guru juga berupaya meningkatkan mutu pendidik an di sekolah, yaitu dengan perbaikan mutu belajar mengajar. Proses belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan yang secara sadar telah terencana sebelumnya. Usaha perencanaan pengajaran harus diupayakan sebaik mungkin agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan secara maksimal, termotivasi, dan tanggap dalam menghadapi permasalahan yang muncul sehingga mampu memenuhi harapan yang diinginkan baik oleh guru ataupun peserta didik sendiri. Selain itu manajemen kelas turut serta dalam mendukung kelancaran pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang disusun sebelumnya (Dimyati dan Mujiono : 2002:134). Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana informasi yang diperoleh dapat diproses dalam pikiran mereka sehingga menjadi milik mereka serta bertahan lama dalam pikirannya. Dengan kata lain, kita perlu menyadari bahwa peserta didik merupakan sumber daya

manusia sebagai aset bangsa yang sangat berharga. Oleh sebab itu, perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk menciptakan lulusan yang benar-benar kreatif, inovatif dan berkeinginan untuk maju melalui pemanfaatan bahan pembelajaran untuk mengembangkan potensinya secara utuh dan optimal. IPA merupakan mata pelajaran yang mutlak dipelajari siswa dengan konteks pembelajaran bermakna. Proses pembelajaran IPA menekankan pemberian pengalaman langsung dalam mengembangkan kompetensi sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Belajar bermakna menuntut adanya konteks pembelajaran yang muncul di sekitar tempat tinggal siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengajak siswa belajar di luar kelas atau mendemonstrasikan dan menampilkan situasi nyata di dalam kelas, dengan tujuan mereka memperoleh ide-ide dan masalah- masalah yang dapat dilihat atau diamati di lingkungan sekitarnya. Pola pembelajaran seperti ini akan membantu siswa dalam proses berpikir dan pada gilirannya siswa aktif dalam belajar. Pada dasarnya siswa sendiri yang akan menyelesaikan masalah- masalah yang didapatkan sesuai dengan konsep materi yang dipelajari (Sutrisno 2008:3.1). Pada pelajaran IPA di SDN Taman Grujugan-Bondowoso diketahui bahwa hasil belajar siswa masih rendah, siswa masih banyak yang kurang paham dan mengerti. Hal ini ditunjukkan berdasarkan data kelas dari 27 siswa, 41% siswa mendapat skor ≤ 65, dan 59% siswa mendapat skor 65-100. Siswa dianggap berhasil dalam belajar secara klasikal apabila daya serapnya 70% dan memperoleh nilai ≥ 70. Sesuai dengan petunjuk teknis penilaian, apabila siswa tidak berhasil mencapai daya serap 70% dan memperoleh nilai dibawah 70 maka siswa tersebut digolongkan sebagai siswa dengan hasil belajar rendah. Sehubungan dengan hal diatas, pembelajaran IPA di kelas IV SDN Taman Grujugan-Bondowoso berdasarkan observasi di lapangan pada semester genap ini tidak sesuai dengan karakter pembelajaran IPA yang sebenarnya. Pelaksanaan pembelajaran IPA yang diikuti oleh 27 siswa terdiri dari 17 siswa perempuan dan 10 siswa laki- laki masih menerapkan metode pembelajaran konvensional.

Pembelajaran yang terlihat pada SDN Taman meliputi : a. guru menyampaikan materi ajar dengan berceramah, b. siswa kurang tertarik dengan model pembelajaran yang dilaksanakan karena kurang variatif, c. minimnya media dan sumber belajar yang digunakan guru, d. pembelajaran hanya bersumber pada guru sehingga siswa memperoleh informasi hanya pada guru, e. pengaturan tempat duduk siswa masih sejajar, f.

guru jarang memberikan tugas kelompok pada siswa,

g. pembagian kelompok tidak heterogen. Berdasarkan pembelajaran diatas menunjukkan bahwa pembelajaran masih bersifat konvensional yang lebih berorientasi pada aktivitas guru di kelas. Hal ini bertolak belakang dengan karakter pembelajaran IPA yang berorientasi pada aktivitas siswa dalam pembelajaran, pembelajaran bermakna, dan pemberian pengalaman belajar secara langsung. Permasalahan pembelajaran di SDN Taman yang telah disebutkan tadi terjadi karena guru malas berekspresi dan bereksplorasi dalam menggunakan metode dan media pembelajaran. Pembelajaran yang terlihat jelas dalam mata pelajaran IPA, yang seharusnya bisa dilakukan dengan berbagai metode dan media yang tepat, hanya dilakukan secara konvensional sehingga pembelajaran sangat monoton dan mengakibatkan penurunan hasil belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran aktif mutlak diperlukan, salah satu yang harus dilakukan adalah dengan mengaktifkan belajar siswa (active learning). Ketika belajar siswa aktif, siswa lebih banyak bekerja. Mereka mempergunakan otak, belajar ide- ide baru, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Lebih dari itu, belajar aktif menjadi penting sebab untuk belajar sesuatu siswa perlu mendengar, melihat, bertanya, dan mendiskusikannya dengan yang lain (Hobri, 2009:10).

Pelaksanaan pembelajaran aktif dapat berjalan apabila terdapat guru dapat menggunakan dan memanfaatkan metode, media, dan sumber belajar. Salah satunya yaitu sumber belajar lingkungan. Siswa dalam menggunakan sumber belajar harus diarahkan oleh guru, jadi guru bukan hanya satu-satunya sumber belajar melainkan ada sumber lain yang bermanfaat bagi perluasan pemahaman dan pengalaman siswa. Sumber belajar tersebut sebenarnya banyak terdapat di sekililing kita dan tidak harus memakai peralatan yang mahal. Bahan-bahan sederhanapun bisa dijadikan sumber belajar yang berharga. Belajar dengan menggunakan sumber belajar adalah sistem belajar yang berorientasi kepada siswa yang diatur sangat rapi untuk belajar individual atau kelompok. Kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan sumber belajar baik manusia maupun bahan belajar non manusia dalam situasi belajar yang diatur secara efektif. Fenomena yang kita lihat sekarang ini, sumber-sumber belajar yang tersedia di lingkungan kita masih kurang dimanfaatkan sehingga pelaksanaan proses belajar mengajar juga kurang optimal yang mengakibatkan mutu pendidikan yang kita harapkan belum tercapai. Permasalahan tersebut terus berkembang sehingga membuat pelajaran IPA di kelas menjadi kering dan miskin kegiatan, pelajaran IPA menjadi pelajaran hafalan saja sehingga tidak bermakna dan ideal lagi. Kondisi pembelajaran seperti ini sangat bertentangan dengan IPA sebagai ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan kegiatan percobaan dan pengamatan,sehingga kondisi seperti ini membuat siswa menjadi bosan dan malas mengikuti pelajaran IPA. Lingkungan merupakan salah satu tempat untuk digunakan sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar karena dapat menumbuhkan minat dan merangsang siswa untuk berbuat dan membuktikannya. Peneliti menggunakan sumber belajar lingkungan karena faktor lingkungan sangat bermakna dan dijadikan landasan dalam mengembangkan konsep pendidikan dan pengajaran. Misalnya J.J. Rousseau dengan teorinya ”Kembali ke Alam” menunjukkan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik. Pengajaran berdasarkan alam sekitar akan membantu

anak didik untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekitarnya. Ovide Decroly dikenal dengan teorinya bahwa “Sekolah adalah dari kehidupan dan untuk kehidupan” (Ecole pour la vie par lavie), dikemukakan bahwa “Bawalah kehidupan ke dalam sekolah agar kelak anak didik dapat hidup di masyarakat”. Pandangan tokoh-tokoh pendidikan tersebut sedikit banyak menggambarkan bahwa lingkungan merupakan dasar pendidikan yang penting, bahkan dengan dasar ini dapat dikembangkan suatu model persekolahan yang berorientasi pada masyarakat (Hamalik, 2008:194). Hal semacam itulah yang diperlukan oleh siswa dan guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, sehingga perlu dilakukan penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan kelas (PTK) tentang penggunaan Sumber Belajar Lingkungan dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Taman Grujugan-Bondowoso. Untuk itu penulis melakukan penelitian ini dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Pokok Bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi Melalui Metode Eksperimen dengan Menggunakan Sumber Belajar Lingkungan Semester Genap SDN Taman Grujugan Bondowoso.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa melalui penggunaan sumber belajar lingkungan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar pelajaran IPA pokok bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi di kelas IV SDN Taman Grujugan Bondowoso? b. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan sumber belajar lingkungan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar pelajaran IPA pokok bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi di kelas IV SDN Taman Grujugan Bondowoso?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan secara umum yaitu : a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan sumber belajar lingkungan. b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa setelah pembelajaran IPA dengan menggunakan sumber belajar lingkungan.

1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi : a. Bagi siswa, untuk memberikan motivasi dan semangat untuk belajar IPA yang menarik dan menyenangkan. b. Bagi guru,

sebagai bahan

masukan perbaikan

pembelajaran

untuk

meningkatkan mutu pembelajaran. Aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas. c. Bagi sekolah, sebagai pilihan alternatif media pembelajaran dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. d. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dalam pembelajaran IPA sebagai bekal sebagai calon guru (pendidik) yang nantinya akan terjun sebagai seorang pengajar di dunia pendidikan. e. Bagi peneliti lain, sebagai alternatif dan referensi untuk melaksanakan penelitian, sehingga mampu memberikan motivasi untuk melakukan penelitian yang lebih baik. f.

Bagi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sebagai pilihan untuk mengembangkan keterampilan mengajar mahasiswa sebagai calon guru (pendidik) yang dapat dijadikan bekal nantinya.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran IPA di SD IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman dan pengujian gagasan-gagasan. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Depdiknas, 2006:25). Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah agar siswa : a. memahami konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, b. memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahua n, gagasan tentang alam sekitar, c. mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar, d. bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bekerja sama dan mandiri, e. mampu menerapkan berbagai konsep Ilmu Pengetahuan Alam untuk menjelaskan gejala- gejala dan memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari, f.

mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,

g. mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga manyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Depdik nas, 2006:33). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berfungsi untuk : a. memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatan bagi kehidupan sehari-sehari, b. mengembangkan ketrampilan proses,

c. mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari- hari, d. mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mengetahui antara kemajuan ilmu pengetahuan alam dan teknologi dengan lingkungan dan pemanfaatnya bagi kehidupan sehari- hari, e. mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu penge tahuan dan teknologi (IPTEK), serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan seharihari maupun melanjutkan pendidikannya ketingkat pendidikan yang lebih tinggi (Depdiknas, 2006:34). Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut untuk

menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan mema hami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas, 2007:109). Bernal (dalam Darmojo, 1992:4) mengatakan, pada hakekatnya IPA memiliki 3 dimensi yakni sebagai proses, produk, dan sebagai pemupuk sikap: a. IPA sebagai proses Memahami IPA berarti juga memahami proses IPA yaitu memahami bagaimana

mengumpulkan

fakta- fakta

dan

memahami

bagaimana

menghubungkan fakta- fakta untuk menginterpretasikannya. Proses IPA didapat melalui metode ilmiah yang dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk suatu paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana. b. IPA sebagai produk IPA sebagai produk dalam hal ini merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuan selama berabad-abad. Produk dalam IPA dapat berupa konsep, prinsip, teori, dan

hukum. Konsep adalah gagasan atau ide berdasarkan pengalaman yang relevan dan dapat digeneralisasikan. Prinsip adalah suatu pernyataan yang mengandung kebenaran yang bersifat mendasar dan berlaku umum. Teori adalah seperangkat pengertian dan proporsi yang saling berka itan serta mencerminkan adanya hubungan yang spesifik antar variabel. Hukum adalah pernyataan yang mengungkapkan hubungan antar variabel dalam keteraturan sebab akibat dari gejala umum. c. IPA sebagai pemupuk sikap Sikap dalam pengajaran IPA di Sekolah Dasar adalah sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar menurut Harlen (dalam Darmojo, 1992:7) yaitu: 1) sikap ingin tahu, 2) sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, 3) sikap kerjasama, 4) sikap tidak putus asa, 5) sikap tidak berprasangka, 6) sikap mawas diri, 7) sikap bertanggung jawab, 8) sikap berpikir bebas, 9) sikap kedisiplinan. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proses pembelajaran IPA ketiga unsur (proses, produk, sikap) diharapkan dapat muncul sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru.

2.2 Metode Eksperimen 2.2.1 Pengertian Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar dimana guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Misalnya, ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran tertentu, mencari cara-cara yanng lebih baik, mengetahui elemen atau unsur-unsur apakah yang ada pada suatu benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya. Metode eksperimen atau percobaan dapat diartikan juga sebagai suatu metode pemberian kesempatan kepada siswa perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.

Metode eksperimen sesuai untuk pembelajaran IPA karena mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya. Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental,serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suat cara atu kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : a. percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakuka n percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam, b. pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut, c. hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya, d. verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok, e. aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya, f.

evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

2.2.2 Kelebihan Metode Eksperime n Metode eksperimen memiliki kelebihan sebagai berikut : a. membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya,

b. membina siswa untuk membuata terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia, c. hasil- hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran manusia.

2.2.3 Kekurangan Metode Eksperime n Kekurangan metode eksperimen yaitu : a. metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan tegnologi; b. metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal; c. metode ini menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan; d. setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor- faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

2.3 Pemanfaatan Sumber Belajar Lingkungan Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa (sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan para siswa

lainnya)

untuk

memudahkan belajar (Hamalik, 1989:195). Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada di sekitar, dimana terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku,

lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor

kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting (Hamalik, 2004:194-195). Lingkungan dalam pembelajaran IPA dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa yang termasuk di dalamnya makhluk hidup maupun benda mati yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, dengan maksud bahwa lingkungan tersebut dapat menjadi objek pengamatan,

sarana atau tempat melakukan percobaan atau penyelidikan dan sebagai tempat mendapat informasi. Ada bermacam- macam cara untuk menggunakan sumber-sumber dalam lingkungan untuk kepentingan pelajaran. Pada umunya kita dapat membaginya dalam dua golongan yaitu : a. membawa siswa ke dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran (karya wisata, service project, school camping, survey, interview), b. membawa sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas untuk kepentingan pelajaran (resource persons, benda-benda, seperti pameran atau koleksi). Pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan dua golongan sekaligus yaitu membawa siswa ke dalam lingkungan dan membawa sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas yang sesuai dengan materi Energi Panas dan Energi Bunyi dan diharapkan siswa memperoleh pengalaman baru yang dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

2.4 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar menurut Nasution (2000:89) adalah serangkaian kegiatan fisik/jasmani maupun mental/rohani yang saling berkaitan sehingga tercipta belajar yang optimal. Dalam proses pembelajaran, kedua aktivitas tersebut harus selalu terkait. Seorang siswa akan berpikir selama berbuat, tanpa perbuatan maka siswa tidak akan berpikir. Oleh karena itu, agar siswa aktif berpikir maka siswa akan diberi kesempatan untuk berbuat dan beraktivitas. Aktivitas siswa di sekolah sangat bervariasi, untuk itu guru harus memiliki aktivitas yang bervariasi pula, sehingga upaya dalam meningkatkan hasil belajar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Menurut Diendrich (dalam Nasution, 2000:91) membuat suatu daftar yang berisi macam- macam kegiatan siswa sebagai berikut: a. visual activities, meliputi : membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan; b. oral activities, meliputi : menyatakan, meneruskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, interupsi;

c. listening activities, meliputi : mendengarkan, uraian, percakapan, musik, pidato; d. writing activities, meliputi : menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; e. drawing activities, meliputi : menggambar, menggambar grafik, peta, diagram, f.

motor activities, meliputi : melakukan percobaan, melakukan konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak;

g. mental activities, meliputi : menggali, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan; h. emotional activities, meliputi : menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Aktivitas yang diamati pada penelitian ini adalah sesuai dengan IPA sebagai proses yang didapat melalui metode ilmiah yang dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan pada akhirnya akan terbentuk suatu paduan yang utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian seder hana. Penelitian ini menekankan keterampilan proses yang sesuai dengan metode ilmiah yang ada pada IPA. Fank (dalam Dimyati, 2006:138) menyatakan bahwa keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Penelitian ini menekankan keterampilan proses yaitu keterampilan proses dasar yang terdiri dari 7 keterampilan yaitu : mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan, menginferensi, memprediksi, dan mengenal hubungan angka-angka (Ulfa, 2007:1). a. Keterampilan mengobservasi Abruscato (dalam Ulfa, 2007:7) menyatakan bahwa keterampilan mengobservasi merupakan ketrampilan yang menggunakan segenap panca indra untuk memperoleh informasi atau data mengenai benda atau kejadian. Kegiatan

yang

dapat

dilakukan

yang

berkaitan

dengan

kegiatan

mengobservasi misalnya menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki benda, sistem,

dan organisme. Sifat-sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran, dan lain- lain. b.

Keterampilan Mengklasifikasi Esler dan Esler (dalam Ulfa, 2007:13) mengungkapkan bahwa keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang dikembangkan melalui latihan- latihan yang mengkategorikan benda-benda berdasarkan pada sifat-sifat benda tersebut. Bentuk-bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk-bentuk kertas, gambar-gambar hewan, daun-daun, dan lain- lain.

c.

Keterampilan mengukur Carin (dalam Ulfa, 2007:18) mengungkapkan bahwa keterampilan mengukur merupakan keterampilan membuat observasi secara kuantitatif yang dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkatan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, berat, massa dan sebagainya. Misalnya siswa diajaran untuk mengetahui bahwa mengukur

berat

menggunakan

timbangan

dan

mengukur

panjang

menggunakan mistar atau pita ukur, siswa diajarkan pula memperkirakan ukuran suatu obyek sebelum melakukan pengukuran dengan alat ukur tertentu. d.

Keterampilan mengkomunikasikan Abruscato (dalam Ulfa, 2007:37) menyatakan bahwa keterampilan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan yang dapat dikembangkan dengan cara menghimpun informasi dan grafik atau gambar yang menjelaskan benda-benda atau kejadian secara rinci. Misalnya siswa diminta untuk mengamati dan menuliskan fenomena alam seperti perubahan cuaca dalam beberapa hari yang terjadi di lingkungannya.

e.

Keterampilan menginferensi/menyimpulkan Abruscato (dalam Ulfa, 2007:43) menyatakan bahwa keterampilan menginferensi yaitu keterampilan menduga/menyimpulkan secara sementara dari apa yang kita observasi menggunakan logika. Misalnya siswa

menginferensi bahwa embun yang terjadi pada gelas dingin berasal dari udara. f.

Keterampilan memprediksi Esler dan Esler (dalam Ulfa, 2007:49) mengungkapkan bahwa keterampilan memprediksi adalah keterampilan memprakirakan kejadian yang akan datang berdasarkan kejadian-kejadian yang terjadi sekarang. Misalnya siswa memprediksi berapa lama (dalam menit atau detik) lilin yang menyala akan tetap menyala jika kemudian ditutup dengan toples yang ditelungkupkan.

g.

Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu Esler dan Esler (dalam Ulfa, 2007:54) mengungkapkan bahwa keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu yaitu keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap benda lainnya atau terhadap waktu. Misalnya siswa dapat mengidentifikasi gambar geometris 2 dan 3 dimensi, mengenal bentuk benda 3 dimensi dan bayangannya, membuat pernyataan tentang simetri dari benda-benda, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa aktivitas siswa di sekolah

sangat bervariasi. Data mengenai aktivitas siswa diperoleh dengan cara mengadakan observasi yang dapat dilihat pada perilaku siswa yang tampak selama proses pembelajaran di kelas. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini, adalah: 1) menulis, 2) bertanya, 3) memperhatikan pelajaran, 4) diskusi kelompok, 5) tenang mengerjakan tes. Sedangkan kegiatan diskusi kelompok yang diamati yaitu : 1) mengamati, 2) mengklasifikasikan, 3) memprediksi, 4) menyimpulkan,

5) Mengkomunikasikan.

2.5 Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Pengertian hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai sebagai bukti atas usahanya yang dilakukan berdasarkan tingkat keberhasilan atau kecakapan yang diperoleh siswa berkat pengalaman atau latihan yang diikutinya melalui proses belajar mengajar di sekolah (Sudjana, 1988:21). Asumsi yang melandasi hakekat belajar mengajar menurut Sudjana (1988:25) adalah sebagai berikut : a. peristiwa belajar terjadi apabila subjek didik secara aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur oleh guru, b. proses belajar mengajar yang efektif memerlukan strategi dan metode serta teknologi pendidikan yang tepat, c. program belajar mengajar dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem, d. proses dan produk belajar perlu memperoleh perhatian seimbang didalam pelaksanaan kegiatan belajar, e. penentukan kompetensi professional memerlukan pengalaman medan, latihan keterampilan terbatas sampai pelaksanaan dan penghayatan tugas – tugas kependidikan secara lengkap dan aktual. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, dalam hal ini adalah setelah menerima materi pelajaran IPA. Bloom (dalam Sardiman, 2003:23) mengemukakan bahwa kemampuan sebagai hasil belajar yaitu : a. kemampuan kognitif, yaitu kemampuan dalam mengingat materi yang telah dipelajari dan kemampuan mengembangkan pemikiran, b. kemampuan afektif, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan sikap kejiwaan seperti kecenderungan akan minat dan motivasi, c. kemampuan psikomotor, yaitu kemampuan yan berhubungan dengan fisik dan ketrampilan.

Hasil belajar dapat dipengaruhi secara biologis dan psikologis sehingga kelelahan fisik dan mental siswa akan mengganggu dan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, sehingga perlu adanya pergantian situasi dan perhatian yang khusus sesuai dengan keadaan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian atau evaluasi terhadap hasil belajar yang menunjukkan sampai sejauh mana bahan materi yang telah dipelajari dapat dipahami dan dikuasai. Pada hakekatnya penilaian dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur tercapainya atau tidaknya tujuan pengajaran. Setiap kegiatan evaluasi yang dilakukan di sekolah mempunyai tiga fungsi pokok yaitu : a. untuk

mengetahui kemajuan dan perkembangan anak didik setelah

mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu, b. untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu metode sistem pengajaran yang dipergunakan, c. dengan mengetahui kekurangan dan keburukan yang diperoleh dari hasil evaluasi itu selanjutnya kita dapat berusaha untuk mencari perbaikan (Purwanto, 1986:4). Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melalui proses belajar mengajar yang berdampak pada perubahan aspek-aspek perkembangan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar dapat dipengaruhi secara biologis dan psikologis sehingga kelelahan fisik dan mental siswa akan mengganggu dan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, sehingga perlu adanya pergantian situasi dan perhatian yang khusus sesuai dengan keadaan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Dari hasil belajar dapat diketahui ketuntasan belajar dalam pembelajaran yang telah dilaksnakan. Kriteria ketuntasan belajar siswa yang disesuaikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimum SDN Taman adalah : a.

daya serap individu, seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai nilai ≥ 70 dari nilai maksimal 100,

b.

daya serap klasikal, suatu kelas dikatakan tuntas apabila terdapat minimal 70% siswa telah mencapai nilai ≥ 70.

2.6 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dapat diartikan sebagai dugaan tentang hubugan dua variabel atau lebih atau sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : a.

jika guru menerapkan sumber belajar lingkungan di kelas IV SDN Taman Grujugan Bondowoso maka aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA akan meningkat,

b.

jika guru menerapkan sumber belajar lingkungan di kelas IV SDN Taman Grujugan Bondowoso maka hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA akan meningkat.

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu ditentukan tempat, waktu, dan subyek penelitian. Sasaran tempat, waktu, dan subyek penelitian adalah sebagai berikut : a. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah tempat

yang digunakan

untuk

melakukan

penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Taman, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso Jalan Jember No. 14 b. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian dilangsungkan. Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada semester genap, tahun ajaran 2010/2011. c. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Taman, dengan jumlah siswa laki- laki 10 orang dan jumlah siswa perempuan 17 orang sehingga jumlah keseluruhan ada 27 orang.

3.2 Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka diberikan definisi operasional. Dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Sumber belajar lingkungan merupakan sumber belajar yang dapat dipakai dalam memudahkan untuk belajar dimana menggunakan lingkungan sebagai salah satu sumber belajarnya. Lingkungan dalam pembelajaran IPA dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa yang termasuk di dalamnya mahluk hidup maupun benda mati yang dapat

dijadikan sebagai sumber balajar. Maksudnya adalah lingkungan tersebut dapat menjadi obyek pengamatan, sarana atau tempat melakukan percobaan dan sebagai tempat mendapat informasi secara langsung, dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai lingkungan adalah lingkungan alam (fisik) yaitu lingkungan yang masih bersifat alamiah yang ada disekitar sekolah dan bendabenda kongkret yang ada dalam kehidupan siswa sehari-hari. Contoh: Energi panas: sinar matahari, api, kompor, setrika, lilin, dan lain- lain. Energi bunyi: gitar, seruling, telepon benang, dan lain- lain. b. Aktivitas belajar siswa adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar. Pada penelitian ini aktivitas yang diamati adalah seluruh kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA yaitu ketrampilan proses IPA yang sesuai dengan lembar observasi

aktivitas

siswa

yang

terdiri

dari

indikator

mengamati,

mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, memprediksi, dan menyimpulkan. c. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa sebagai suatu usaha berupa nilai setelah siswa mengikuti proses belajar mengajar dan mengerjakan tugas (Sudjana, 1990:22). Hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai dari ranah kognitif yang diperoleh dari skor tes.

3.3 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang didasarkan pada masalah yang muncul dalam pembelajaran IPA di SDN Taman Bondowoso. Penelitian ini direncanakan menggunakan 2 siklus. Apabila pada siklus 1 diperoleh aktivitas dan hasil belajar tidak ada peningkatan secara klasikal, maka akan dilanjutkan pada penelitian siklus 2 sebagai tindakan perbaikan untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas model Hopkins yang berbentuk spiral dengan masing- masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Tahapan siklus Hopkins digambarkan dengan skema penelitian sebagai berikut (Aqib, 2006:31).

pendahuluan

--------------------------------------------------------------------------------------------------SIKLUS 1 perencanaan

refleksi

pelaksanaan

observasi

--------------------------------------------------------------------------------------------------Perencanaan ulang

SIKLUS 2

refleksi

pelaksanaan

observasi

Perencanaan siklus 3 jika tidak terjadi ketuntasan

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins (Aqib, 2006:31) Berdasarkan gambar siklus di atas, penelitian tindakan kelas dilakukan melalui 4 tahap yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Rencana penelitian yang dilakukan melalui 2 siklus, jika siklus 1 kurang baik maka dilanjutkan siklus 2. Apabila siklus 1 sudah berhasil, siklus 2 tetap dilakukan untuk pemantapan dan penguatan dari siklus 1. Peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini dibantu oleh guru kelas dan 2 observer.

3.4 Tindakan Pendahuluan Tindakan pendahuluan dilakukan sebelum dilaksanakan siklus penelitian. Hal ini ditujukan untuk mempermudah penelitian yang dilakukan agar memperoleh hasil penelitian yang sesuai harapan. Tindakan pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain : a.

minta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas untuk melakukan penelitian di SD Negeri Taman, Grujugan Bondowoso,

b.

melakukan wawancara dengan guru kelas untuk mengetahui aktivitas siswa serta metode, dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru selama ini,

c.

melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung,

d.

menentukan jadwal pelaksanaan penelitian,

e.

mengumpulkan daftar nama dan daftar nilai siswa.

3.5 Prosedur Penelitian Tahap-tahap prosedur PTK (penelitian tindakan kelas) pada penelitian ini akan dilakukan sebanyak 2 siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Apabila dalam siklus 1 siswa sudah atau belum mengalami peningkatan prestasi belajar, penelitian masih terus dilanjutkan pada siklus 2. Jika pada siklus 2 terjadi peningkatan secara signifikan maka penelitian ini akan dihentikan.

3.5.1 Observasi Awal

Observasi awal dilakukan sebelum pelaksanaan siklus untuk mengetahui kondisi belajar siswa sebelum tindakan dan sebagai upaya untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun langkah- langkah kegiatan yang diambil meliputi: a. wawancara dengan guru kelas untuk mengetahui tingkatan hasil belajar siswa kelas IV, b. melakukan observasi secara langsung ketika pembelajaran IPA berlangsung untuk mengetahui cara guru mengajar dan cara belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dalam observasi awal yang dilakukan terhadap guru dan siswa dalam pembelajaran, serta hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan penggunaan sumber belajar lingkungan, maka dapat dijadikan tolak ukur mengatasi permasalahan dengan mencoba menerapkan penggunaan sumber belajar lingkungan pada pembelajaran tersebut.

3.5.2 Siklus 1 A. Perencanaan Kegiatan perencanan ini meliputi : 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3) Menyiapkan media pembelajaran 4) Menguraikan solusi-solusi alternatif yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan masalah 5) Membuat Lembar Kerja Siswa 6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran 7) Membuat daftar kelompok siswa B. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Langkah- langkah dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 1 adalah:

1) Siswa dan guru melakukan demonstrasi yang berhubungan dengan energi panas dan energi bunyi 2) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang percobaan yang telah dilakukan 3) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, 3 kelompok beranggotakan 4 orang dan 3 kelompok beranggotakan 5 orang. Dasar pembentukan kelompok ini adalah nilai hasil belajar siswa sebelumnya. 4) Setiap kelompok diberi LKS 5) Setiap kelompok menyiapkan alat dan bahan yang tertera pada LKS 6) Setiap kelompok melakukan demonstrasi sesuai dengan prosedur LKS 7) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. 8) Siswa diberi penjelasan dan pembenahan hasil diskusi oleh guru 9) Guru menjelaskan materi energi panas dan energi bunyi 10) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya 11) Siswa menyimpulkan materi yang telah di bahas dengan bimbingan guru. C. Observasi Pada tahap ini peneliti dibantu 2 orang observer dan guru kelas untuk melakukan observasi secara langsung. Observer disini bertugas untuk melakukan pengamatan dengan petunjuk instrumen pengamatan dan mencatat segala hal- hal yang terjadi pada jalannya pembelajaran tersebut. D. Refleksi Refleksi dilakukan dengan cara mengolah data, mengana lisis, menjelaskan, dan menyimpulkan perubahan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa. Hasil refleksi merupakan segala informasi tentang apa yang telah terjadi dan yang akan dilakukan selanjutnya. Selain itu hasil refleksi akan menjadi dasar untuk perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya. Tindakan pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa serta hasil pembelajaran dapat digunakan sebagai dasar untuk mengatasi

permasalahan yang dialami dengan menerapkan penggunaan media diorama dalam pembelajaran.

3.5.3 Siklus 2 A. Perencanaan Kegiatan ini meliputi : 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3) Menyiapkan media pembelajaran 4) Menguraikan solusi-solusi alternatif yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan masalah 5) Membuat Lembar Kerja Siswa 6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran 7) Membuat daftar kelompok siswa B. Pelaksanaan Peneliti sebagai observer mengamati pembelajaran menggunakan sumber belajar lingkungan berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama. C. Observasi Pada tahap ini peneliti dibantu 2 orang observer dan guru kelas untuk melakukan observasi secara langsung. Observer disini bertugas untuk melakukan pengamatan dengan petunjuk instrumen pengamatan dan mencatat segala hal- hal yang terjadi pada jalannya pembelajaran tersebut. D. Refleksi Kegiatan refleksi pada siklus 2 ini, semua data yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis. Hasil analisis sangat menentukan kesinambungan penelitian ini. Apabila pelaksanaan siklus 2 belum mencapai skor yang ditentukan, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

3.6 Metode Pengumpulan Data Berdasarkan tujuan penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. 3.6.1 Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber. Hasil wawancara ini digunakan untuk data pendukung dalam pembahasan. Dalam penelitian ini, wawancara ditujukan pada siswa dan guru untuk observasi awal, kemudian wawancara selanjutnya meminta pendapat, masukan, dan saran dari siswa dan guru tentang pembelajaran IPA dengan menggunakan sumber belajar lingkungan yang diterapkan o leh peneliti.

3.6.2 Observasi Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yang dilakukan pada tindakan pendahuluan dan tindakan pelaksanaan siklus. Pada tindakan pendahuluan, observasi dilaksanakan untuk mengetahui cara guru mengajar dan kegiatan siswa di kelas sebelum diadakan penelitian. Pada tindakan pelaksanaan siklus, observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan sumber belajar lingkungan.

3.6.3 Tes Tes merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur sampai dimana hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran IPA menggunakan sumber belajar lingkungan. Tes yang diberikan adalah tes formatif, bentuknya berupa tes subyektif (pilihan ganda dan isian). Tes ini bertujuan untuk mengukur aspek kognitif dan mendefinisikan besarnya hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran.

3.6.4 Dokumentasi

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari dokumentasi adalah daftar nama siswa kelas IV, nilai aktivitas dan hasil belajar siswa, serta foto selama proses pembelajaran.

3.7 Metode Analisis Data Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang, dan menggolongkan data-data untuk menjawab 2 permasalahan yaitu tema apa yang dapat ditemukan pada data-data ini dan seberapa jauh data-data ini dapat menyokong tema tersebut (Sukidin, 2007:111). Analisis dilakukan sejak awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada saat melakukan pengamatan, peneliti menganalisis apa yang diamatinya. Data yang telah terkumpul dianalisis dan divalidasi.

Hasil dari validasi kemudian digunakan

untuk

menentukan

peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:

3.7.1 Aktivitas Belajar Sis wa Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar lingkungan dapat dianalisis dengan menggunakan rumus : Pa = A x 100% N

Keterangan : Pa : Persentase aktivitas siswa A : Jumlah skor yang diperoleh siswa N : Jumlah skor maksimum Tabel 3.1 Krite ria Peningkatan Aktivitas Belajar Sis wa No

Persentase

Kategori

1.

75% ≤ Pa ≤ 100%

Sangat aktif

2.

50% ≤ Pa ≤ 74%

Aktif

3.

25% ≤ Pa ≤ 49%

Kurang aktif

4.

Pa ≤ 25%

Tidak aktif (Slameto, 1999:115)

3.7.2 Peningkatan Hasil Belajar Sis wa Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari hasil skor siswa pada tes yang diberikan oleh guru pada setiap siklus setelah mengikuti pembelajaran IPA dengan

menggunakan

sumber

belajar

lingkungan.

Dianalisis

dengan

menggunakan rumus : P = n x 100% N

Keterangan : P : Persentase peningkatan hasil belajar siswa n : Jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar N : Jumlah seluruh siswa

Tabel 3.2 Krite ria Peningkatan Hasil Belajar Sis wa No

Persentase

Kategori

1.

80% ≤ P ≤ 100%

Sangat baik

2.

60% ≤ P ≤ 79%

Baik

3.

P ≤ 59%

Tidak baik (Nurkancana, 1991:93)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Analisis Data 4.1.1 Pra Siklus Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan diketahui bahwa aktivitas proses belajar mengajar di kelas IV masih kurang aktif, hal ini dikarenakan dalam penyampaian materi kepada siswa menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja sehingga yang banyak berperan dalam proses belajar mengajar adalah guru bukan siswa. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan materi dari guru. Kemudian siswa juga diberikan tugas untuk mengerjakan soal secara individu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa menyerap materi yang dipelajari. Selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa pasif dan berpusat pada kegiatan guru. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar di kelas IV belum mendukung kegiatan siswa yang lebih variasi. Pada kegiatan ini aktivitas siswa tergolong kurang aktif dan aktivitas dari yang paling rendah adalah memprediksi, mengamati, mengkomunikasikan, mengklasifikasi, dan menyimpulkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Pra Siklus Persentase No Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa (%) Menulis 1 59,26 2 Bertanya 48,15 3

Memperhatikan pelajaran

60,49

4

Diskusi kelompok

33,33

5

Tenang mengerjakan tes

72,84 54,81

Rata-rata Aktivitas Siswa Pra Siklus

Hasil observasi aktivitas siswa pada kegiatan pra siklus persentase ratarata aktivitas siswa adalah 54,81%. Data ini dipakai sebagai data pembanding pada hasil setelah peneliti melakukan tindakan. Hasil belajar siswa kelas IV yang didapatkan pada pokok bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi juga rendah. Pembelajaran berpusat pada guru sehingga aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan tanya jawab. Selanjutnya nilai tersebut digunakan sebagai skor dasar siswa yang dapat digunakan sebagai standar nilai siswa. Nilai ini yang nantinya akan digunakan sebagai pembanding dengan nilai siswa yang diperoleh setelah adanya perlakuan dengan menggunakan sumber belajar lingkungan dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan data pada Lampiran G.1 nilai paling rendah yang dicapai siswa adalah 45 dan paling tinggi yang dicapai siswa adalah 80, sedangkan nilai rata-rata kelas yaitu 56,51. Data hasil belajar pra siklus secara umum sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus No 1 2 3 4

Rentang 0 – 49 50 – 69 70 – 89 90 – 100

Jumlah 9 16 2 -

4.1.2 Siklus 1 Langkah- langkah yang dilaksanakan pada tahap ini merupakan aplikasi paket instrumen siklus 1 dari penggunaan sumber belajar lingkungan yang sudah sesuai dengan prosedur penelitian pada bab 3. Pelaksanaan instrumen siklus 1 meliputi: a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan segala tindakan yang akan diterapkan pada proses belajar mengajar pokok bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi dengan sub pokok bahasan Energi Panas. Perencanaan pada pokok bahasan ini meliputi pemilihan bentuk soal post tes dan wawancara kepada guru maupun

siswa. Perencanaan pada penggunaan sumber belajar lingkungan pada pokok bahasan ini menggunakan metode demonstrasi dan diskusi.

b. Pelaksanaan Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar lingkungan pada siklus 1 mengenai bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi sub pokok bahasan Energi Panas dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 21 Maret 2011 (pertemuan pertama) dan hari Kamis 24 Maret 2011 (pertemuan kedua) yang dibagi menjadi 5 kegiatan pembelajaran, yaitu: 1) demonstrasi di depan kelas, 2) melakukan percobaan berdasarkan LKS, 3) pemaparan hasil diskusi masing- masing kelompok, 4) pemantapan konsep (penjelasan materi) oleh guru, dan 5) evaluasi. Pada akhir kegiatan siklus 1 diadakan tes formatif untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang sudah dipelajari. Berdasarkan data pada Lampiran F2 nilai paling rendah yang dicapai siswa adalah 45 dan paling tinggi yang dicapai siswa adalah 80, sedangkan nilai rata-rata kelas yaitu 64,74. Data hasil belajar siklus 1 secara umum sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1 No 1 2 3 4

Rentang 0 – 49 50 – 69 70 – 89 90 – 100

Jumlah 3 15 9 -

Hasil nilai post tes pada sub pokok bahasan Energi Panas ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua dalam penelitian ini yaitu, "Apakah penggunaan sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?”. c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi dengan diikuti oleh 2 observer. Observer melakukan pengamatan dengan instrumen pengamatan yang telah disiapkan dan mencatat segala hal tentang jalannya pembelajaran IPA dengan menggunakan sumber belajar lingkungan termasuk aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang diamati adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus 1

1

Menulis

Persentase Aktivitas Siswa (%) 66,67

2

Bertanya

58,02

3

Memperhatikan pelajaran

74,07

4

Diskusi kelompok

72,84

5

Tenang mengerjakan tes

79,01

Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus 1

70,12

No

Aktivitas Siswa

Tabel 4.5 Persentase Rata-rata Diskusi Kelompok Siswa Siklus 1 No

Diskusi Kelompok Siswa

Persentase Diskusi Kelompok Siswa (%)

1

Mengamati

77,78

2

Mengklasifikasi

64,20

3

Memprediksi

56,79

4

Menyimpulkan

72,84

5

Mengkomunikasikan

65,43

Rata-rata Diskusi Kelompok Siswa Siklus 1

67,41

Berdasarkan tabel diatas aktivitas siswa yang mendapat kriteria kurang baik selama pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar lingkungan adalah bertanya, sedangkan nilai demonstrasi siswa yang paling rendah yaitu memprediksi. Hal tersebut

akan dijadikan sebagai acuan dalam merefleksi

seluruh kegiatan yang dilaksanakan siswa pada siklus 1. d. Refleksi

Sesuai data observasi kegiatan guru dan siswa, post tes pada siklus 1 dengan sub pokok bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi, kebanyakan siswa mengalami kesulitan belajar. Kesulitan itu terletak pada memprediksi dari kegiatan percobaan. Mengenai kesulitan siswa tersebut, maka dilakukan perbaikan langkah-langkah

pembelajaran.

Perbaikan

ini

nantinya

diterapkan

saat

melaksanakan tindakan pada siklus 2. Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus 1 dan persentase rata-rata pelaksanaan tes formatif 1 (lampiran G.3), diperoleh beberapa patokan untuk melakukan perbaikan. Beberapa hal yang harus mengalami perbaikan adalah siswa perlu diberikan lebih banyak contoh percobaan sederhana dan membahasnya bersama-sama tentang Energi Panas dan Energi Bunyi sehingga materi mudah di mengerti oleh siswa. Selain itu salah satu komponen keterampilan mengajar yang dimiliki guru juga sangat berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi adalah keterampilan melakukan demonstrasi bersama siswa dan menjelaskan materi setelah melaksanakan diskusi. Merujuk pada pendapat di atas dan hasil diskusi penelitian dengan guru kelas IV, maka dilakukan perbaikan langkah- langkah pembelajaran pada siklus 2 yang meliputi belajar memprediksi dari kegiatan percobaan yang dilakukan, memaparkan hasil diskusi, dan berlatih menyelesaikan soal yang terkait dengan materi Energi Panas dan Energi Bunyi pada buku yang lain. Adapun cara mengatasi kesulitan memprediksi dari kegiatan percobaan, pemaparan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan dari materi yang didiskusikan, yaitu guru menyediakan benda asli yang terkait dengan materi, memberikan bimbingan selama KBM belangsung, menyuruh siswa secara berkelompok membuat pemaparan konsep untuk dijadikan pedoman jawaban pada saat disk usi, sehingga akan tercipta kekompakan dan keaktifan dalam anggota kelompok maupun antar kelompok. Selain itu, guru hendaknya memperjelas jawaban siswa jika jawaban tersebut melebar atau keluar dari materi yang dibahas. Sebelum itu guru harus memberi kesempatan pada seluruh siswa untuk bertanya ataupun memberi tanggapan terhadap jawaban yang disampaikan oleh siswa yang lain.

4.1.3 Siklus 2 Siklus 2 merupakan aplikasi paket instrumen 2 dan hasil refleksi pada siklus 1 dari penggunaan sumber belajar lingkungan yang sesuai dengan prosedur penelitian pada bab 3, pelaksanaan siklus 2 meliputi: a. Revisi Perencanaan Pada fase ini peneliti menyempurnakan beberapa tindakan pada siklus 1. Hal-hal yang disempurnakan diantaranya metode pembelajaran dan penyampaian materi oleh guru. Penyempurnaan metode pembelajaran pada siklus 2 ini dilakukan dengan cara penambahan media gambar dan rangkuman yang sesuai dengan materi, serta menyuruh siswa membuat pemaparan konsep dan beberapa pertanyaan sebelum diadakan diskusi kelas, sehingga pada saat diskusi siswa telah siap

untuk

menjawab beberapa pertanyaan yang disampaikan. Adapun

penyempurnaan penyampaian materi oleh guru yaitu dengan cara memberikan lebih banyak percobaan-percobaan dalam kehidupan sehari- hari, serta hal- hal lain yang berkaitan dengan materi Energi Alternatif. Selain itu, guru hendaknya membimbing siswa untuk berdiskusi kelompok agar mereka dapat menemukan jawaban yang sesuai dengan materi yang dibahas. b. Pelaksanaan Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan sumber belajar lingkungan pada siklus 2 mengenai bahasan Energi Alternatif dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada hari Senin tanggal 31 Maret 2011 (pertemuan pertama) dan hari Kamis tanggal 4 April 2011 (pertemuan kedua) yang dibagi menjadi empat kegiatan pembelajaran, yaitu: 1) demonstrasi di depan kelas, 2) melakukan percobaan berdasarkan LKS, 3) pemaparan hasil diskusi masing- masing kelompok, 4) pemantapan konsep (penjelasan materi) oleh guru, dan 5) evaluasi. Prestasi siswa setelah adanya penambahan media gambar dan ulasan pada materi Energi Alternatif mengalami kenaikan daripada siklus 1. Tes formatif

mengenai bahasan Energi Alternatif diberikan pada setiap akhir pertemuan siklus 2. Tujuan dari pemberian tes ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi siswa pada siklus 2 dibandingkan dengan hasil prestasi siswa pada siklus 1. Berdasarkan data pada Lampiran G.3 hasil belajar pada siklus 2 semakin meningkat. Nilai paling rendah yang dicapai siswa adalah 52 dan paling tinggi yang dicapai siswa adalah 93, sedangkan nilai rata-rata kelas yaitu 72,92. Data hasil belajar siklus 2 secara umum sebagai berikut:

Tabel 4.6 Data Hasil Belajar Siklus 2 No 1 2 3 4

Rentang 0 – 49 50 – 69 70 – 89 90 – 100

Jumlah 9 17 1

Berdasarkan data wawancara dan tes siswa selama PBM pada sub pokok bahasan Energi Alternatif, ternyata siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran IPA dengan indikasi, siswa lebih terarah dalam memberikan jawaban dalam diskusi. Hal ini disebabkan adanya penambaha n media gambar dan pemberian rangkuman materi pelajaran. Siswa telah mampu membuat pemaparan konsep dengan jelas dan mampu memberikan beberapa jawaban pada saat diskusi. Pada siklus ini siswa juga lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Sehingga prestasi mereka juga mengalami peningkatan yang signifikan. c. Observasi Setelah dilaksanakan tindakan akan diikuti dengan kegiatan observasi terkait dengan hal- hal yang dilakukan guru dan siswa selama tindakan berlangsung. Pada siklus 2 ini observer mencatat beberapa data yang bisa dijadikan acuan untuk menentukan langkah- langkah kedepan yang harus diambil oleh peneliti. Adapun data yang telah ditulis oleh observer adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus 2

1

Menulis

Persentase Aktivitas Siswa (%) 75,31

2

Bertanya

61,73

3

Memperhatikan pelajaran

82,72

4

Diskusi kelompok

81,48

5

Tenang mengerjakan tes

92,59

Rata-rata persentase aktivitas siswa siklus 2

78,77

No

Aktivitas Siswa

Tabel 4.8 Persentase Rata-rata Diskusi Kelompok Siswa Siklus 2 No

Diskusi Kelompok Siswa

Persentase Diskusi Kelompok Siswa (%)

1

Mengamati

91,36

2

Mengklasifikasi

87,65

3

Memprediksi

83,95

4

Menyimpulkan

86,42

5

Mengkomunikasikan

85,18

Rata-rata Diskusi Kelompok Siswa Siklus 2

86,91

Atas dasar data tersebut, beberapa aktivitas guru yang masih terdapat kekurangan pada siklus 1 saat ini sudah mengalami perbaikan. Begitu juga denga n aktivitas siswa pada siklus 2 ini juga telah mengalami perbaikan. Hal ini juga ikut berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Perbaikan-perbaikan tersebut oleh observer dan peneliti akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan refleksi. d. Refleksi Setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 berakhir maka segera dilakukan refleksi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan hasil dari tindakan di siklus ini. Berdasarkan hasil wawancara 2, hasil persentase tes formatif 1 dan tes formatif 2 dapat ditarik kesimpulan yaitu semua aktivitas dan prestasi siswa telah mengalami peningkatan yang signifikan. Siswa

telah mengalami ketuntasan secara individu dan klasikal dengan nilai rata-rata pada saat tes formatif 2 adalah 72,92 (lampiran G.3). Peningkatan itu terjadi karena adanya perbaikan kegiatan dan penambahan media gambar, beragam percobaan, dan pemberian rangkuman materi serta insentifnya bimbingan guru selama KBM berlangsung. Selama tindakan dalam siklus 2 ini metode pembelajaran yang dilakukan guru juga cukup kontekstual karena guru mampu menjelaskan konsep berdasarkan media yang dikaitkan dengan kondisi nyata. Guru melakukan percobaan yang berkaitan dengan tes formatif. Hal ini sangat mempermudah siswa dalam mencerna dan memahami konsep tentang Energi Alternatif sehingga prestasi mereka mengalami peningkatan.

4.2 Hasil Wawancara Wawancara ditujukan kepada guru kelas IV dan tiga siswa yang diambil secara acak. Wawancara pada siswa dilaksanakan setelah pembelajaran dengan penggunaan sumber belajar lingkungan telah selesai. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan mengetahui tanggapan siswa dan guru kelas IV terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Data hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran B.1 dan lampiran B.2. Berdasarkan hasil wawancara pada siklus 1 rata-rata siswa senang dengan pembelajaran IPA menggunakan sumber belajar lingkungan, akan tetapi beberapa kendala yang dihadapi siswa adalah kekurangkompakan dalam belajar kelompok serta kesulitan dalam memprediksi dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain. Sedangkan menurut guru kelas IV, penggunaan sumber belajar lingkungan dapat dijadikan sumber belajar alternatif lain dalam pembelajaran IPA yang baik, akan tetapi guru hendaknya mampu menguasai kelas secara baik, sehingga semua siswa fokus pada penyampaian materi. Hasil wawancara pada siklus 2, rata-rata siswa senang dengan penambahan berbagai gambar energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari, serta hal- hal lain yang berkaitan dengan materi Energi Panas dan Energi Bunyi pada penggunaan sumber belajar lingkungan karena dapat memperjelas materi yang disampaikan. Adapun menurut guru kelas IV, dengan penambahan gambar dan

ulasan materi dalam pembelajaran IPA dengan sub pokok bahasan Energi alternatif akan semakin memperjelas materi yang disampaikan kepada siswa. Proses pembelajaran ini akan lebih baik lagi jika semua kelompok lebih aktif melakukan tnya jawab saat diskusi sehingga siswa semakin paham terhadap materi yang sedang disampaikan oleh guru.

4.3 Pembahasan 4.3.1 Siklus 1 Berdasarkan hasil observasi sebelum dilakukan tindakan penelitian menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN Taman. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang digunakan cenderung bersifat konvensional dimana guru lebih merupakan subjek dalam pembelajaran atau pembelajaran pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Oriented). Sedangkan siswa hanya sebagai obyek materi. Sehingga pembelajaran menjadi monoton dan kurang bervariasi serta tidak merangsang aktifitas siswa dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran dan pembelajaran yang dilakukan tidak dapat mencakup ketiga ranah yang seharusnya ada dalam pembelajaran yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam hal ini pembelajaran didominasi penggunaan metode ceramah oleh guru. Hasil belajar siswa kelas IV pada kegiatan pra siklus masih kurang baik. Selanjutnya nilai tersebut digunakan sebagai skor dasar untuk dibandingkan dengan hasil belajar setelah tindakan. Aktivitas siswa juga kurang aktif, masih banyak siswa yang pasif. Berdasarkan hasil pengkajian observasi terhadap pembelajaran pada pra siklus yang menggunakan pembelajaran konvensional, maka disusunlah rencana untuk melaksanakan tindakan dengan menggunakan sumber belajar lingkungan. Pelaksanaan tindakan pertama dilaksanakan dalam 2 pertemuan, yaitu pada hari Senin tanggal 21 Maret 2011 (2x35 menit) dan hari Kamis 24 Maret 2011 (2x35 menit). Pada pembelajaran ini peneliti yang dalam hal ini berperan sebagai observer. Peneliti dalam penelitian ini untuk mendapatkan data aktivitas siswa dibantu oleh 2 orang observer yaitu 2 guru sukwan. Observer dipilih guru yang

sering berinteraksi dengan siswa kelas IV, agar lebih mudah memahami siswa. Pelaksanaan pada siklus 1 diawali dengan tindakan perencanaan yaitu meliputi menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), lembar observasi, lembar LKS dan soal tes yang diberikan pada akhir tindakan. Perencanaan ini diimplementasikan pada pelaksanaan siklus yang juga dilakukan kegiatan observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh 2 observer. Pembelajaran dalam hal ini selalu dikondisikan untuk berkelompok dengan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung pada siswa untuk mendapatkan pemahaman pada

konsep

dengan

melakukan

percobaan-percobaan

dan

guru

juga

mendemonstrasikan serta memberikan pengarahan teknis tentang percobaan yang dilakukan siswa dalam LKS (Lembar Kerja Siswa). Jadi, pada setiap pertemuan guru menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa) karena masing- masing pertemuan guru menyampaikan indikator yang berbeda dan untuk memberikan pemahaman terhadap tujuan pemebelajaran dengan memberikan pengalaman langsung pada siswa melalui percobaan sederhana dengan menggunakan sumber belajar lingkungan sebagai sarana pembelajaran. Pada siklus 1 hasil yang didapatkan adalah pembelajaran masih kurang kondusif, hal ini disebabkan karena sebagian siswa belum terbiasa dengan pembagian kelompok yang heterogen, sehingga pada saat pembentukan kelompok baru, banyak siswa yang ramai sendiri karena kurang senang, dan siswa juga mengalami kesulitan memprediksi pada saat melakukan percobaan, serta kesulitan memaparkan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan dari materi yang didiskusikan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa selama siklus 1 berlangsung, diketahui bahwa siswa tergolong cukup aktif. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus 1 yaitu 70,12%. Dari hasil ini maka aktivitas pada siklus 1 sudah meningkat dari sebelum dilakukan tindakan. Persentase peningkatan aktivitas siswa dari pra siklus ke siklus 1 adalah sebesar 27,93%. Selain aktivitas siswa, selama proses pembelajaran pada siklus 1 diketahui bahwa dengan penggunaan sumber belajar lingkungan terjadi peningkatan hasil

belajar. Persentase hasil belajar IPA kelas IV antara nilai tes formatif sebelum tindakan dengan setelah tindakan pada siklus 1 yang menggunakan sumber belajar lingkungan pada hasil belajar siswa kelas IV mengalami peningkatan yaitu 38,41%. Hasil dari pelaksanaan dan hasil observasi dijadikan bahan dalam refleksi. Pada siklus 1 nilai rata-rata kelas masih 64,74. Aktivitas siswa masih pada kategori cukup dan hasil belajar juga masih pada kategori cukup, maka dilakukan perencanaan ulang pada siklus berikutnya. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan ke siklus 2 untuk dapat mendapatkan hasil belajar yang lebih baik lagi dari hasil siklus 1.

4.3.2 Siklus 2 Pada tindakan siklus 2 dilaksanakan dengan 2 x pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 31 Maret 2011 (2x35 menit) dan pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 4 April 2011 (2x35 menit). Pelaksanaan siklus 2 diawali dengan melakukan revisi perencanaan berdasarkan hasil refleksi siklus 1. Pada pelaksanaan siklus 2, peneliti melanjutkan materi dan memberikan tugas praktek yang sama pada masingmasing kelompok. Pelaksanaan pada siklus 2 jauh lebih baik dibandingkan pada siklus 1. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa yang lebih kondusif dalam kelompok, tugas yang diberikan kepada kelompok mampu dikerjakan dengan baik lagi. Siswa dalam satu kelompok sudah menunjukkan diskusi yang saling kerjasama dalam mengerjakan tugas masing- masing kelompok. Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan sumber belajar lingkungan sudah terlaksana dengan lancar dan suasana pembelajaran yang lebih kondusif yang dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa pada kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer. Berdasarkan pelaksanaan tindakan ini maka dilakukan refleksi. Hasil refleksi menunjukkan aktivitas siswa meningkat menjadi aktif dan hasil belajar meningkatkan menjadi sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan dari siklus 1 yaitu 12,34%.

Hasil belajar siswa juga menunjukkan peningkatan yaitu nilai rata-rata kelas siswa adalah 75,26. Persentase peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 adalah 38,98% dan termasuk kategori sangat baik, sehingga pelaksanaan pada siklus 2 sudah dapat mengatasi kendala pada siklus 1 dan hasil belajar pada siklus 2 sudah meningkat dan sesuai dengan yang diharapkan peneliti dan pelaksanaan siklus dihentikan. Karena tingkat pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari sudah cukup bagus dan pembelajaran yang menggunakan sumber belajar lingkungan betul-betul bermakna bagi siswa karena untuk memahami suatu konsep siswa diajak untuk mengalaminya secara langsung melalui eksperimen atau percobaan yang dilakukan oleh siswa melalui bimbingan guru. Berdasarkan uraian di atas, penggunaan sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Taman Semester genap tahun ajaran 2010/2011. Berdasarkan data hasil observasi besarnya persentase aktivitas siswa pada tiap siklus berbeda dan menunjukkan adanya peningkatan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa pada Pra Siklus, Siklus 1 dan 2 No

Aktivitas Siswa

1 2 3.

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa (%) 54,81 70,12 78,77

Berdasarkan Tabel 4.9 maka dapat dibuat grafik besarnya persentase aktivitas siswa pada masing- masing siklus seperti Gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Grafik Persentase Aktivitas Siswa pada Pra Siklus, Siklus 1 dan 2

Persentase

100,00%

50,00%

54,81%

70,12%

78,77%

I Siklus

II

0,00% Pra

Berdasarkan Lampiran E.1, E.2, dan E.3 hasil observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan belajar mengajar selama siklus 2 menunjukkan bahwa siswa tergolong aktif, hal ini mengalami peningkatan persentase aktivitas siswa dari 70,12% pada siklus 1 menjadi 78,77% pada siklus 2. Tanpa adanya aktivitas, proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung dengan baik, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, dan setiap orang yang belajar harus aktif. Jadi aktivitas juga berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Apabila aktivitas belajar siswa meningkat, maka akan diikuti meningkatnya hasil belajar siswa. Pada hasil tes formatif siklus 2 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa kelas IV yang menggunakan Sumber Belajar Lingkungan. Hasil tes formatif 2 pada siklus 2 menunjukkan ada 2 siswa yang tidak mengalami peningkatan hasil belajar IPA. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Sains Siswa Pra Siklus, Siklus 1 dan 2 Skor Hasil Belajar Siswa

100 80 60

40 20 0 No Presensi Siswa Pra Tindakan

Siklus I

Siklus II

Berdasarkan grafik hasil belajar siswa dari Gambar 4.2, menunjukkan bahwa penggunaan Sumber Belajar Lingkungan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa serta membuat siswa lebih aktif selama pembelajaran di kelas. Meningkatnya aktivitas siswa ini selama pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. aktifitas siswa kelas IV SDN Taman selama pembelajaran di kelas dengan menggunakan Sumber Belajar Lingkungan dapat meningkat dari pra siklus ke siklus. Persentase rata-rata aktifitas siswa pada pra siklus adalah 54,81%. Persentase rata-rata aktifitas siswa pada siklus 1 adalah 70,12%. Persentase peningkatan aktifitas siswa dari pra siklus ke siklus 1 yaitu 27,93%. Persentase rata-rata aktifitas siswa pada siklus 2 adalah 78,77%. Sedangkan persentase peningkatan aktifitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu 12,34% dan peningkatan ini termasuk pada kriteria aktifitas siswa yang aktif, 2. hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Taman dengan menggunakan Sumber Belajar Lingkungan pada pokok bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi ini mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus. Hasil belajar pra siklus ditunjukkan pada nilai rata-rata kelas yaitu 56,37 dan meningkat pada siklus 1 dengan nilai rata-rata kelas 62,55. Persentase peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus 1 adalah 10,96%. Pada siklus 2 nilai rata-rata kelas yaitu 72,92. Sedangkan persentase peningkatan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu 16,58%, dan peningkatan ini termasuk pada kriteria peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik.

5.2 Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis: a. agar penggunaan Sumber Belajar Lingkungan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan persiapan guru. Persiapan itu antara lain rencana pelaksanaan

pembelajaran yang baik, alat dan bahan yang digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola kelas, b. bagi guru hendaknya lebih aktif dalam melakukan inovasi pembelajaran, agar siswa tidak merasa bosan, tidak kesulitan dalam memahami materi pelajara n dan aktif selama pembelajaran, c. untuk peneliti lain disarankan agar mengadopsi penggunaan Sumber Belajar Lingkungan ini pada pokok bahasan IPA yang berbeda ataupun pada jenjang pendidikan yang lain sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar sains siswa dan aktifitas siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Depdiknas, 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Sains Sekolah Dasar Dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Darmojo dan Kaligis. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Dimyati & Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar, Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan Hamalik, Oemar. 2004a. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2008b. Proses belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hobri, 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif, Jember: FKIP, Universitas Jember. Kunandar, 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rineka Cipta Nasution, S. 2000. Didaktik : Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurkancana & Sumantana, 1990: Evaluasi pendidikan: Surabaya: Usaha Nasional. Purwanto, M. N, 1986. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slameto,1999. Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sudjana, N, 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sukidin dkk, 2007. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia Ulfa, Maria, 2007. Penerapan Keterapilan Proses Dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Surabaya: SIC Palendeng, 2003. Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran. www.nilaieka.blogspot.com [serial online]. http:/epress.com/w3jbio/vol3/Palendeng/index.html. [07 Februari 2012]

Lampiran A. Matrik Penelitian MATRIK PENELITIAN

JUDUL PERMASALAHAN Peningkatan c. Bagaimanakah peningkatan Aktivitas dan aktivitas siswa melalui Hasil Belajar penggunaan sumber belajar IPA Siswa Kelas lingkungan dalam IV Pokok mengikuti kegiatan belajar Bahasan Energi mengajar pelajaran IPA Panas dan Energi pokok bahasan Energi Bunyi Melalui Panas dan Energi Bunyi di Metode kelas IV SDN Taman Eksperimen Grujugan Bondowoso? dengan d. Bagaimanakah peningkatan Menggunakan hasil belajar siswa melalui Sumber Belajar penggunaan sumber belajar Lingkungan lingkungan dalam Semester Genap mengikuti kegiatan belajar SDN Taman mengajar pelajaran IPA Grujugan pokok bahasan Energi Bondowoso Panas dan Energi Bunyi di kelas IV SDN Taman Grujugan Bondowoso?

VARIABEL 1. Penerapan pembelajaran IPA menggunakan sumber belajar lingkungan

INDIKATOR 1. Pembelajaran IPA menggunakan sumber belajar lingkungan

SUMBER DATA METODE PENELITIAN 1. Subjek 1. Daerah Penelitian: SDN penelitian: Siswa Taman Grujugan-Bondowoso kelas IV semester genap SDN 2. Jenis Penelitian: Taman Grujugan Penelitian Tindakan Kelas Bondowoso (PTK) tahun ajaran 2010/2011 3. Desain penelitian : Siklus Spiral 2. Informan: a. Guru Kelas 4. Pengumpulan Data: b. Siswa kelas a. observasi IV b. wawancara c. dokumentasi d. tes

2. Aktivitas siswa 2. Aktivitas siswa Menulis Bertanya Memperhatian pelajaran Diskusi kelompok Tenang mengerjakan tes 3. Hasil belajar 3. Skor tes hasil belajar 3. Bahan rujukan : siswa Literatur yang digunakan

5. Analisis Data: Statistik deskriptif keaktifan hasil belajar siswa Pa = A x 100% N

Statistik deskriptif ketuntasan hasil belajar siswa P = n x 100% N

48

Lampiran B. Instrumen Pengumpulan Data B.1 Pedoman Observasi No.

Data yang ingin diperoleh

Sumber data

1.

Aktivitas guru dalam proses pembelajaran

Peneliti

2.

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Siswa kelas IV SDN Taman

B.2 Pedoman Wawancara No. 1.

Data yang ingin diperoleh

Sumber data

Informasi dari guru kelas tentang keadaan siswa, penggunaan metode dan media dalam

2.

proses pembelajaran sebelum tindakan

Guru kelas IV SDN

Tanggapan guru mengenai pembelaajran Taman IPA pokok bahasan Energi Panas dan 3.

Energi Bunyi menggunakan sumber belajar

Siswa kelas IV SDN

lingkungan

Taman

Tanggapan siswa mengenai pembelajaran IPA pokok bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi menggunakan sumber belajar lingkungan

49

B.3 Pedoman Tes No.

Data yang ingin diperoleh

Sumber data

1.

Tes Pendahuluan (Prasiklus)

Siswa kelas IV SDN

2.

Tes Akhir (nilai sesudah siklus)

Taman

B.4 Metode Dokumentasi No.

Data yang Diambil

Sumber data

1.

Data nama siswa kelas IV SDN Taman

Guru kelas IV SDN

2.

Jadwal pelajaran IPA kelas IV

Taman

3.

Nilai Post Tes

50

Lampiran C. Hasil Wawancara C.1. Lembar Hasil Wawancara Pra Tindakan

HASIL WAWANCARA PRA TINDAKAN I. Wawancara dengan Siswa 1. Apakah kamu senang dengan pelajaran IPA? 2. Bagaimana cara guru dalam mengajar selama ini? 3. Apakah kamu senang dengan cara mengajar gurumu selama ini? Jawaban 1. iya saya senang 2. ibu guru mengajarnya dengan cara berceramah dan mengerjakan soal 3. kurang senang karena membosankan II. Wawancara dengan Guru Kelas 1. Selama ini, metode pembelajaran apa saja yang digunakan dalam pembelajaran IPA? 2. Media apa yang biasa anda gunakan dalam mengajar IPA? 3. Kendala apa saja yang sering ditemui selama anda mengajar pelajaran IPA? 4. Bagaimana hasil belajar siswa dengan metode mengajar yang anda gunakan? 5. Dalam proses pembelajaran, haruskah siswa dibentuk dalam kelompok? 6. Apakah anda pernah memanfaatkan sumber belajar lingkungan misalnya benda asli dalam mengajar? Jawaban 1. metode yang saya gunakan adalah ceramah, tanya jawab 2. saya jarang menggunakan media, biasanya saya hanya menyuruh siswa melihat gambar yang ada di buku paket atau LKS 3. siswa sering ramai bila saya sedang menjelaskan, dansepertinya siswa kurang tertarik dengan cara saya mengajar 4. hasil belajar siswa masih rendah 5. harusnya seperti itu untuk melatih siswa bertukar pikiran bersama-sama 6. belum pernah

51

Lampiran C. Hasil Wawancara C.2. Lembar Hasil Wawancara Setelah Tindakan

HASIL WAWANCARA SETELAH TINDAKAN I. Wawancara dengan siswa 1. Bagaimana

menurut

kamu

pembelajaran

yang

telah

berlangsung

tadimenggunakan benda-benda asli? 2. Menurut kamu, apa kesulitan yang kamu alami saat pembelajaran berlangsung? 3. Perlukah guru dalam pembelajaran IPA menggunakan media? Jawaban 1. Saya sengang sekali, saya bisa memahami pelajaran lebih cepat 2. Hampir tidak ada kesulitan 3. Perlu, karena dapat mempermudah siswa memahami pelajaran II. Wawancara dengan guru kelas 1. Bagaimana pendapat ibu tentang pembelajaran menggunaan sumber belajar lingkungan? 2. Bagaimana aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung? 3. Menurut ibu, kendala apa saja yang ditemui selama pembelajaran yang baru dilaksanakan? 4. Bagaimana hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan sumber belajar lingkungan? 5. Apa saran ibu tentang penggunaan pembelajaran dengan sumber belajar lingkungan jika dalam pembelajaran IPA masih ada siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran dan tidak termotivasi untuk mengik uti proses belajar mengajar? Jawaban 1. Sangat bagus diterapkan pada pembelajaran khususnya IPA karena siswa dapat berhubungan langsung dengan lingkungan 2. Siswa sangat bersemangat

52

3.

Tidak ada, hanya siswa sedikit ramai pada saat percobaan, tapi ramai berdiskusi

4. Hasil belajar siswa meningkat secara bertahap, sebagian besar siswa tuntas 5. Siswa tersebut harus lebih aktif di dalam kelas, tidak boleh malas

53

Lampiran D. Hasil Observasi Guru D.1. Observasi Aktivitas Guru Siklus 1

Observasi Aktivitas Guru Siklus 1

Jenis kegiatan Kegiatan awal

Aktivitas

1

Menyampaikan tujuan Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar Menyampaikan materi/langkahlangkah strategi Melakukan demonstrasi Membagi kelompok Menguasai kelas Membentuk dan membimbing kelompok belajar siswa Menggunakan sumber belajar secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar Memberikan umpan balik Membimbing siswa merangkum pelajaran Memberikan motivasi Melaksanakan pembelajaran runtut sesuai denga RPP

2 1 2 3 4

Kegiatan inti

5 6 7 8 1

Kegiatan akhir

Cek

No

2 3

Ya √

Tidak

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Grujugan ..............................2011 Observer,

NOVI ANDRIYANI NIM. 080210204111



54

Lampiran D. Lembar Observasi Guru D.2. Observasi Aktivitas Guru Siklus 2

Observasi Aktivitas Guru Siklus 2

Jenis kegiatan Kegiatan awal

Aktivitas

1

Menyampaikan tujuan Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar Menyampaikan materi/langkahlangkah strategi Melakukan demonstrasi Membagi kelompok Menguasai kelas Membentuk dan membimbing kelompok belajar siswa Menggunakan sumber belajar secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar Memberikan umpan balik Membimbing siswa merangkum pelajaran Memberikan motivasi Melaksanakan pembelajaran runtut sesuai denga RPP

2 1 2 3 4

Kegiatan inti

5 6 7 8 1

Kegiatan akhir

Cek

No

2 3

Ya √

Tidak

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Grujugan ..............................2011 Observer,

NOVI ANDRIYANI NIM. 080210204111

Lampiran E. HASIL OBSERVASI AKTIVITAS E.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus

No

Nama

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Agus S Ambar M Anisa H Ela K Irfan Hadi Meylin Tri Noval Muh Mufit Nurul F Veti V Anang W Desi Nur Denny Y Devi P Erfin Dian Fiki Aji S Ivan N Irfan F Nuriza I

Aspek penilaian aktivitas MemperhatiDiskusi Menulis Bertanya kan pelajaran kelompok 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3  √ √ √ √ √  √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Tenang mengerjakan tes 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Skor

Ketercapaian %

10 8 9 9 7 8 8 10 7 8 6 8 9 8 9 7 8 10 10

67 53 60 60 47 53 53 67 47 53 40 53 60 53 60 47 53 67 67

Ket

56

20 Nurul S 21 Rina D 22 Selfi M 23 Septian D 24 Winas Adi 25 Dwiky B 26 Muh Iqbal 27 Feni M Jumlah skor Skor tercapai Skor maksimal Ketercapaian

√ √ √ √

√ √ √ √ √

√ √ √ √ 7 36 6 48 81 59,26

√ √ √ √ √ √

√ √ √ 15

24 39 81 48,15

√ 0

√ 5 44 0 49 81 60,49

√ √ √ √ √ √ √ √ 27



9 8 8 8 7 9 8 7

√ √ √ √ √ √ 0 27 81 33,33

0

√ 4

28 59 81 72,84

60 53 53 53 47 67 53 47

27

Grujugan,

2011 Guru kelas

Sulastri, S.Pd NIP. 19580912 197702 2 001

57

Lampiran E. HASIL OBSERVASI AKTIVITAS E.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1

Kelompok

N o

Nama

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1

Agus Anisa Desi Rina Devi Fiki Winas Iqbal Dwiki Irfan F Veti Nurul S Mufit Ela Ervin Feni Noval Nuriza

Menulis 1

Merah

Ungu

Oranye

Hijau

Biru

2 √ √

3

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Aspek penilaian aktivitas MemperhatiDiskusi Bertanya kan pelajaran kelompok 1 2 3 1 2 3 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Tenang mengerjakan tes 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Skor

Ketercapaian %

12 11 9 10 12 11 10 10 11 9 9 11 11 12 11 10 11 12

80 73 60 67 80 73 67 67 73 60 60 73 73 80 73 67 73 80

Ket

58

2 Anang 3 Nurul F 4 Selfi 5 Ivan 1 Ambar 2 Irfan H Kuning 3 Deni 4 Meylin 5 Septian Jumlah skor Skor tercapai Skor maksimal Ketercapaian







√ √

√ √ √



√ √

√ √ √

√ √



√ √

√ √ 6 30 18 54 81 66,67



√ √ √

√ 10 28 47 81 58,02

9

√ √



√ √

√ √ √

√ 3

√ √

√ √

30 60 81 74,07

√ 27

√ √ 1 36 24 59 81 72,84

√ √ √ 5

14 45 64 81 79,01

10 9 9 10 12 10 10 11 10

67 60 60 67 80 67 67 73 67

59

Lampiran E. HASIL OBSERVASI AKTIVITAS E.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2

Kelompok

N o

Nama

Menulis 1

Merah

Ungu

Oranye

Hijau

Biru

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3

Agus Anisa Desi Rina Devi Fiki Winas Iqbal Dwiki Irfan F Veti Nurul S Mufit Ela Ervin Feni Noval Nuriza Anang Nurul F

2 √ √

3 √ √

1



√ √ √ √ √ √ √ √

√ √

√ √ √ √ √ √ √ √

√ √

Aspek penilaian aktivitas MemperhatiDiskusi Bertanya kan pelajaran kelompok 2 3 1 2 3 1 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 √

√ √ √ √ √ √

√ √

Tenang mengerjakan tes 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Skor

Ketercapaian

13 13 13 11 12 12 11 12 13 10 12 12 12 14 11 10 11 13 12 11

87 87 87 73 80 80 73 80 87 67 80 80 80 93 73 67 73 87 80 73

Ket

60

4 Selfi 5 Ivan 1 Ambar 2 Irfan H Kuning 3 Deni 4 Meylin 5 Septian Jumlah skor Skor tercapai Skor maksimal Ketercapaian

√ √

√ √

√

√ √ √





√ √ 3 28 30 61 81 75,31

√ √





8

√ √ 30 12 50 81 61,73

√ √





√ √ √ √

√ √

√ √ √ 22 48 70 81 82,72



0

√ √ 28 39 67 81 82,72

0

√ 12 63 75 81 92,59

11 11 12 13 12 12 10

73 73 80 87 80 80 67

61

Keterangan : a. Menulis 3 = siswa mencatat hal- hal penting seperti menulis penjelasan guru dan merangkum hasil kerja kelompok 2 = siswa mencatat hal- hal penting seperti menyalin penjelasan guru tetapi tidak merangkum hasil kerja kelompok 1 = siswa tidak mempunyai catatan sama sekali b. Bertanya 3 = siswa bertanya lebih dari 1 kali 2 = siswa bertanya 1 kali 1 = siswa tidak pernah bertanya c. Memperhatikan Pelajaran 3 = siswa serius dalam pembelajaran 2 = siswa kurang serius dalam pembelajaran 1 = siswa tidak serius dalam pembelajaran d. Diskusi kelompok 3 = siswa berani mengemukakan pendapatnya dan mampu memberikan penyelesaian terhadap permasalahan 2 = siswa berani mengemukakan pendapatnya tetapi tidak mampu memberikan penyelesaian terhadap permasalahan 1 = siswa tidak berani mengemukakan pendapatnya e. Tenang saat mengerjakan tes 3 = mengerjakan tes sendiri, dan tidak pernah mencontek 2 = kadang-kadang mengerjakan tes sendiri/pernah mencontek 1 = tidak pernah mengerjakan tes sendiri/mencontek pada teman lain

62

Lampiran F. HASIL OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK F.1 Hasil Observasi Diskusi Kelompok Siklus 1

Kelompok

Merah

Ungu

Oranye

Hijau

Biru

N o

Nama

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1

Agus Anisa Desi Rina Devi Fiki Winas Iqbal Dwiki Irfan F Veti Nurul S Mufit Ela Ervin Feni Noval Nuriza

Mengamati 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Aspek penilaian aktivitas Mengklasifikasi Memprediksi Menyimpulkan 1 2 3 1 2 3 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Komunikasikan 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Skor

Ketercapaian %

13 10 10 9 13 9 10 9 11 9 9 9 13 12 10 9 9 12

87 67 67 60 87 60 67 60 73 60 60 60 87 80 67 60 60 80

Ket

63

2 Anang 3 Nurul F 4 Selfi 5 Ivan 1 Ambar 2 Irfan H Kuning 3 Deni 4 Meylin 5 Septian Jumlah skor Skor tercapai Skor maksimal Ketercapaian

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2 28 33 5 63 81 77,78

√ √ √ √ √ √

√ √ √ √ √ √ √ √

√ 38 52 81 64,20

9

√ √ 10 30 6 46 81 56,79

√ √ √ √ √ √ √ √ √ 1 40 18 59 81 72,84

√ √ √ √ √ √ √ √ √ 6

32 15 53 81 65,43

11 7 9 9 11 11 9 11 9

73 47 67 60 73 73 67 73 60

273

Grujugan,

2011 Guru kelas

Sulastri, S.Pd NIP. 19580912 197702 2 001

64

Lampiran F. HASIL OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK F.2 Hasil Observasi Diskusi Kelompok Siklus 2

Kelompok

N o

Nama

Mengamati 1

Merah

Ungu

Oranye

Hijau

Biru

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3

Agus Anisa Desi Rina Devi Fiki Winas Iqbal Dwiki Irfan F Veti Nurul S Mufit Ela Ervin Feni Noval Nuriza Anang Nurul F

2

3 √ √ √

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Aspek penilaian aktivitas Mengklasifikas Memprediksi Menyimpulkan i 1 2 3 1 2 3 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Komunikasikan 1

2 √

Skor

Ketercapaian

14 12 14 13 14 12 13 13 14 13 9 12 13 14 12 13 13 14 14 13

93 80 93 87 93 80 87 87 93 87 60 80 87 93 80 87 87 93 93 87

3 √ √

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Ket

65

4 Selfi 5 Ivan 1 Ambar 2 Irfan H Kuning 3 Deni 4 Meylin 5 Septian Jumlah skor Skor tercapai Skor maksimal Ketercapaian

√ √

√ √ √ √ √ √

√ 0 14 60 74 81 91,36

√ √

√ √

1

16 71 81 87,65

√ √ √ √

√ √ √ 54

√ √ √ √

√ √

√ √ √ 0 26 42 68 81 83,95



0

√ √ 22 48 70 81 86,42

√ √ 0

24 69 81 85,18

√ 45

12 12 14 14 12 13 12 352

80 80 93 93 80 87 80

Lampiran G. Data Siswa G.1 Data Absensi Siswa

DATA ABSENSI SISWA KELAS IV TAHUN PELAJARAN 2010/2011 No

NAMA

JENIS KELAMIN

1

Agus Saiful Arifin

L

2

Ambar Mufti Sharih

P

3

Anisa Hasanatul Hidayah

P

4

Ela Kurniawati

P

5

Irfan Hadi Nata

L

6

Meylin Tri Anggraeni

P

7

Muhammad Noval

L

8

Muhammad Mufit

L

9

Nurul Fatoni

P

10

Veti Verani

P

11

Anang Wahyudi

L

12

Desi Nur Halifa Ramadani

P

13

Denny Yulis Prasetyo

L

14

Devi Permatasari

P

15

Erfin Dian Utami

P

16

Fiki Aji Saputra

L

17

Ivan Novebri

L

18

Irfan Firmansyah

L

19

Nuriza Imamiah

P

20

Nurul Samsiatun Munawaroh

P

21

Rina Damayanti

P

22

Selfi Mabruroh

P

23

Septian Dwi Candra

P

24

Winas Adi Wijaya

P

25

Dwiky Bramastara

L

26

Muhammad Iqbal

L

27

Feni Maufiroh

P

Lampiran G. Data Siswa G.2 Data Nilai IPA Siswa

DATA NILAI IPA SISWA KELAS IV TAHUN PELAJARAN 2010/2011 No

NAMA

NILAI

1

Agus Saiful Arifin

76

2

Ambar Mufti Sharih

49

3

Anisa Hasanatul Hidayah

55

4

Ela Kurniawati

62

5

Irfan Hadi Nata

62

6

Meylin Tri Anggraeni

62

7

Muhammad Noval

45

8

Muhammad Mufit

65

9

Nurul Fatoni

58

10

Veti Verani

55

11

Anang Wahyudi

62

12

Desi Nur Halifa Ramadani

55

13

Denny Yulis Prasetyo

55

14

Devi Permatasari

72

15

Erfin Dian Utami

59

16

Fiki Aji Saputra

59

17

Ivan Novebri

47

18

Irfan Firmansyah

55

19

Nuriza Imamiah

48

20

Nurul Samsiatun Munawaroh

55

21

Rina Damayanti

55

22

Selfi Mabruroh

45

23

Septian Dwi Candra

48

24

Winas Adi Wijaya

48

25

Dwiky Bramastara

48

26

Muhammad Iqbal

48

27

Feni Maufiroh

52

Rata-rata Kelas

56,37

Lampiran G. Data Siswa G.3 Data Nilai IPA Siklus 1

DATA NILAI IPA SISWA PADA SIKLUS 1 No

NAMA

NILAI

1

Agus Saiful Arifin

76

2

Ambar Mufti Sharih

65

3

Anisa Hasanatul Hidayah

52

4

Ela Kurniawati

70

5

Irfan Hadi Nata

62

6

Meylin Tri Anggraeni

62

7

Muhammad Noval

65

8

Muhammad Mufit

76

9

Nurul Fatoni

73

10

Veti Verani

66

11

Anang Wahyudi

66

12

Desi Nur Halifa Ramadani

66

13

Denny Yulis Prasetyo

66

14

Devi Permatasari

80

15

Erfin Dian Utami

59

16

Fiki Aji Saputra

76

17

Ivan Novebri

73

18

Irfan Firmansyah

70

19

Nuriza Imamiah

67

20

Nurul Samsiatun Munawaroh

59

21

Rina Damayanti

59

22

Selfi Mabruroh

62

23

Septian Dwi Candra

48

24

Winas Adi Wijaya

66

25

Dwiky Bramastara

70

26

Muhammad Iqbal

45

27

Feni Maufiroh

49

Rata- Rata Kelas

64,74

Lampiran G. Data Siswa G.4 Data Nilai IPA Siklus 2

DATA NILAI IPA SISWA PADA SIKLUS 2 No

NAMA

NILAI

1

Agus Saiful Arifin

86

2

Ambar Mufti Sharih

65

3

Anisa Hasanatul Hidayah

72

4

Ela Kurniawati

72

5

Irfan Hadi Nata

69

6

Meylin Tri Anggraeni

72

7

Muhammad Noval

72

8

Muhammad Mufit

86

9

Nurul Fatoni

79

10

Veti Verani

69

11

Anang Wahyudi

72

12

Desi Nur Halifa Ramadani

72

13

Denny Yulis Prasetyo

79

14

Devi Permatasari

93

15

Erfin Dian Utami

72

16

Fiki Aji Saputra

79

17

Ivan Novebri

86

18

Irfan Firmansyah

72

19

Nuriza Imamiah

79

20

Nurul Samsiatun Munawaroh

62

21

Rina Damayanti

72

22

Selfi Mabruroh

52

23

Septian Dwi Candra

65

24

Winas Adi Wijaya

69

25

Dwiky Bramastara

66

26

Muhammad Iqbal

65

27

Feni Maufiroh

72

Rata-rata Kelas

72,92

Lampiran H. Analisis Hasil Belajar H.1. Perbandingan hasil Tes Formatif Pra Siklus dan Tes Formatif 1 Perbandingan hasil Tes Formatif Pra Siklus dan Tes Formatif 1 Nilai No

Nama

Tes Pra

formatif 1

Kategori

Persentase Peningkatan hasil belajar

Naik

Turun / tetap

1

Agus Saiful A

76

76

0,00

2

Ambar Mufti S

49

65

32,65

3

Anisa Hasanatul

55

52

-5,45

4

Ela Kurniawati

62

70

12,90

5

Irfan Hadi Nata

62

62

0,00



6

Meylin Tri A

62

62

0,00



7

Muh Noval

45

65

44,44



8

Muhammad Mufit

65

76

16,92



9

Nurul Fatoni

58

73

25,86



10

Veti Verani

55

66

20,00



11

Anang Wahyudi

62

66

6,45



12

Desi Nur Halifa

55

66

20,00



13

Denny Yulis P

55

66

20,00



14

Devi Permatasari

72

80

11,11



15

Erfin Dian Utami

59

59

0,00

16

Fiki Aji Saputra

59

76

28,81



17

Ivan Novebri

69

73

5,80



18

Irfan Firmansyah

55

70

27,27



19

Nuriza Imamiah

48

67

39,58



20

Nurul Samsiatun

55

59

7,27



21

Rina Damayanti

55

59

7,27



22

Selfi Mabruroh

45

62

37,78



23

Septian Dwi C

48

48

0,00

√ √ √ √





24

Winas Adi W

48

66

37,50



25

Dwiky B

48

70

45,83



26

Muhammad Iqbal

48

45

-6,25



27

Feni Maufiroh

52

49

-5,77



Rata-rata kelas

56,37

64,74

Jumlah

19

8

Persen peningkatan(%)

70,37

29,63

Lampiran H. Analisis Hasil Belajar H.2. Perbandingan hasil Tes Formatif 1dan Tes Formatif 2 Perbandingan hasil Tes Formatif 1 dan Tes Formatif 2 Nilai No

Nama

Tes

Tes

formatif

formatif

1

2

Kategori

Persentase Peningkatan hasil belajar

Naik

1

Agus Saiful A

76

86

13,16



2

Ambar Mufti S

65

82

26,15



3

Anisa Hasanatul

52

80

53,85



4

Ela Kurniawati

70

80

14,28



5

Irfan Hadi Nata

62

69

11,29



6

Meylin Tri A

62

72

16,13



7

Muh Noval

65

72

22,03



8

Muhammad Mufit

76

86

13,16



9

Nurul Fatoni

73

79

8,22



10

Veti Verani

66

69

4,55



11

Anang Wahyudi

66

72

9,09



12

Desi Nur Halifa

66

72

9,09



13

Denny Yulis P

66

79

19,70



14

Devi Permatasari

80

93

16,25



15

Erfin Dian Utami

59

72

22,03



16

Fiki Aji Saputra

76

84

10,53



17

Ivan Novebri

73

73

00,00

18

Irfan Firmansyah

70

78

11,43



19

Nuriza Imamiah

67

79

33,90



20

Nurul Samsiatun

59

62

5,08



21

Rina Damayanti

59

72

22,03



22

Selfi Mabruroh

62

62

0,00

23

Septian Dwi C

48

65

35,42



24

Winas Adi W

66

69

4,55



Turun / tetap





25

Dwiky B

70

88

0,00



26

Muhammad Iqbal

45

65

44,44



27

Feni Maufiroh

49

72

46,94



Rata-rata kelas

64,74

75,26

Jumlah

25

2

Persen peningkatan(%)

66,67

33,33

Lampiran I. RPP Siklus I.1. Siklus 1 Pertemuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari / Tanggal 1. Standar Kompetensi

:

:

Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari- hari 2. Kompetensi Dasar

:

8.1 Mendeskripsikan energi panas yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya 3. Indikator : a) Menyebutkan contoh sumber-sumber energi panas dan kegunaannya b) Mendemonstrasikan adanya perpindahan panas (konduksi, konveksi, dan radiasi) 4. Tujuan pembelajaran a) Siswa dapat menyebutkan contoh sumber-sumber energi panas dan kegunaannya b) Siswa dapat mendemonstrasikan adanya perpindahan panas (konduksi, konveksi, dan radiasi 5. Materi Pelajaran Energi Panas Panas merupakan salah satu bentuk energi. Energi yang dihasilkan oleh panas disebut energi panas. Dalam kehidupan sehari-hari sumber energi panas adalah matahari. Selain itu terdapat pula sumber energi panas dari gesekan benda. 1) Sumber Energi Panas Dalam kehidupan sehari- hari, sering sekali kamu berhubungan dengan panas. Apa saja sebenarnya yang dapat menimbulkan panas? Sumber panas, di antaranya api, gesekan benda, dan matahari. a. Matahari

Matahari merupakan sumber panas utama di bumi yang digunakan oleh makhluk hidup. Energi panas yang dihasilkan oleh matahari sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Hal ini disebabkan karena energi matahari digunakan oleh tumbuhan hijau untuk membuat makanan pada proses fotosintesis. Makanan yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau inilah yang digunakan oleh makhluk hidup lainnya sebagai sumber makanan termasuk oleh manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, energi matahari juga digunakan untuk alat pemanas yang biasanya diletakkan di atap rumah atau hotel. Selain itu, pakaian yang kita pakai dapat kering sehabis dicuci karena adanya energi panas yang dihasilkan oleh matahari. Energi panas juga digunakan oleh petani untuk menjemur hasil panennya. Kemajuan bidang teknologi juga menghasilkan temuan baru yang memanfaatkan energi matahari. Salah satunya melalui pengembangan kendaraan bertenaga surya. Dalam teknologi ini, cahaya matahari diubah menjadi energi listrik dan disimpan di dalam aki. Nah, energi listrik yang disimpan di dalam aki inilah yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan. b. Api Untuk memunculkan api, dibutuhkan bahan bakar dan udara. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa kayu bakar, minyak tanah, dan gas. Selain bahan bakar, udara juga diperlukan karena tanpa udara, api akan mati. Api dapat dimunculkan dari korek api dan batu api. Batu api biasanya dipasangkan pada pemantik. Pada zaman dahulu, sebelum ditemukan kedua alat tadi, api dihasilkan dengan menggesekkan batu api. Selain itu, juga dilakukan dengan menggesekkan dua batang kayu. Jika gesekan sudah sangat panas, akan timbul api pada kayu tersebut. Api sangat bermanfaat bagi kehidupan, di antara nya untuk masak, menjalankan mesin, serta memusnahkan sampah dan kuman. Api

juga dapat menyebabkan kebakaran jika tidak digunakan dengan hatihati.g c. Peralatan Listrik yang Menghasilkan Panas Di rumah-rumah yang sudah terpasang aliran listrik, energi panas banyak diperoleh melalui alat-alat listrik. Misalnya setrika untuk merapikan pakaian, magic jar untuk memasak nasi, microwave untuk menghangatkan makanan, dan lain- lain. d. Gesekan Benda Gesekan adalah suatu gerakan, maka perubahan energi gerak merupakan sumber energi panas. Misalnya pada saat udara dingin di pegunungan, orang yang mendaki gunung biasanya menggesek- gesekkan kedua telapak tangannya untuk memperoleh energi panas sehingga tubuhnya menjadi hangat. 2) Perpindahan Panas Panas dapat berpindah atau merambat melalui tiga cara, yaitu radiasi, konveksi, dan konduksi. Radiasi Radiasi adalah perpindahan panas tanpa medium perantara. Misalnya, panas matahari sampai ke bumi dan panas api dapat kita rasakan. Konduksi Konduksi adalah peristiwa perambatan panas yangmemerlukan suatu zat atau medium tanpa disertai adanya perpindahan bagian-bagian zat atau medium tersebut. Misalnya, sendok terasa panas saat digunakan untuk mengaduk kopi panas.

Konveksi Konveksi adalah

perpindahan panas dengan

disertai aliran

perantaranya. Misalnya air yang panas akan bergerak naik. 6. Skenario Pe mbelajaran :

zat

Tahap Kegiatan

Uraian kegiatan pembelajaran

Alat dan

Estimasi

media

waktu

a. Salam

5 menit

pendahuluan b. Absensi c. Apersepsi tentang panas dan bunyi Pernahkah kalian menjemur pakaian? Apa yang terjadi pada pakaian setelah dijemur? d. Guru memberikan motivasi e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti

a. Siswa dan guru melakukan demonstrasi antara lain: Diluar

awal : lup,

kelas,

siswa

lup

dibawah

memegang

Percobaan

kertas buram, setrika

matahari kemudian Kegiatan 1 :

sinar sinar

matahari

diterima

yang ranting kayu,

difouskan korek

lup

api,

diatas kertas buram hingga

minyak tanah

terbakar.

Kegiatan 2 :

Menyalakan

setrika

dan

lilin, serbuk gergaji, batu

mencobanya b. Siswa dan guru melakukan

bata 4 buah,

tanya jawab tentang percobaan

air,

yang telah dilakukan

bening, seng

c. Siswa

dibagi

kelompok,

3

menjadi

6

kelompok

beranggotakan 4 orang dan 3

gelas

Kegiatan 3 : lilin, api,

korek

50 menit

kelompok orang.

beranggotakan

Dasar

5

penggaris

pembentukan

besi, kain

kelompok ini adalah nilai hasil belajar siswa sebelumnya. d. Setiap kelompok diberi LKS e. Setiap kelompok menyiapkan alat dan bahan dari kegiatan 13 f.

Setiap

kelompok

mempresentasikan

hasil

diskusi, kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. g. Siswa diberi penjelasan dan pembenahan hasil diskusi oleh guru h. Guru

menjelaskan

materi

energi panas i.

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya

j.

Siswa menyimpulkan materi yang telah di bahas dengan bimbingan guru.

Kegiatan

a. Siswa mengerjakan Evaluasi.

penutup

b. Salam.

15 menit

7. Sumber Belajar : 1) Kurikulum KTSP 2006 2) Buku SAINS SD Kelas IV Haryanto. Penerbit: Erlangga. 3) BSE SAINS Kelas IV Budi Wahyono 4) BSE SAINS Kelas IV Heri Sulistyanto 5) BSE SAINS Kelas IV Poppy K. Devi 6) BSE SAINS Kelas IV Rositawaty 8. Metode Pembelajaran 1) Tanya jawab 2) Demonstrasi 3) Diskusi kelompok 4) Ceramah 5) Tanya jawab 9. Media Pe mbelajaran Percobaan awal : lup, kertas buram, setrika Kegiatan 1 : ranting kayu, korek api, minyak tanah Kegiatan 2 : lilin, serbuk gergaji, batu bata 4 buah, air, gelas bening, seng Kegiatan 3 : lilin, korek api, penggaris besi, kain 10. Penilaian a. Teknik Penilaian : 1) Penilaian awal 2) Penilaian dalam proses 3) Penilaian akhir b. Prosedur Penilaian 1) Tes lisan (pada awal pembelajaran) 2) Demonstrasi (pada proses pembelajaran) 3) Tes tulis (pada akhir pembelajaran) c. Instumen Penilaian

1) Tes lisan 2) Lembar Kerja Siswa (terlampir) 3) Lembar Evaluasi Siswa (terlampir) d. Krite ria Penilaian 1) Penilaian Kelompok

No

Nama Kelompok

1.

Merah

2.

Ungu

3.

Oranye

4.

Hijau

5.

Biru

6.

Kuning

Aspek Penilaian Kerjasama

Keaktifan

Ketepatan

Jumlah

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Kriteria : a) Kerjasama 4 = anggota kelompok dapat bekerjasama dengan kelompoknya dengan serius dan benar 3 = anggota kelompok dapat bekerjasama dengan kelompoknya dengan benar 2 = anggota kelompok malas bekerjasama dengan kelompoknya 1= anggota kelompok tidak dapat bekerjasama dengan kelompoknya b) Keaktifan 4 = anggota kelompok dapat melaksanakan demonstrasi dengan benar dan sesuai dengan urutan cara kerja 3 = anggota kelompok dapat melaksanakan demonstrasi sesuai dengan urutan cara kerja

2 = anggota kelompok dapat melaksanaan demonstrasi tetapi kurang benar 1 = anggota kelompok tidak bisa melaksanakan demonstrasi

c) Ketepatan 4= anggota kelompok dapat mengerjakan tugas kelompok dan menyampaikan kesimpulan dengan benar, lengkap, dan tepat 3= anggota kelompok dapat mengerjakan tugas kelompok dan menyampaikan kesimpulan dengan benar dan tepat 2= anggota kelompok kurang bisa mengerjakan tugas kelompok dan kurang tepat dalam menyampaikan kesimpulan 1= anggota kelompok tidak bisa mengerjakan tugas kelompok dan tidak tepat dalam menyampaikan kesimpulan 2) Penilaian Individu Rubrik tes tulis : nilai disesuaikan dengan jumlah soal

Grujugan,

2011

Kepala Sekolah

Guru kelas

Sunarsih, S.Pd

Sulastri, S.Pd

NIP. 19570709 197907 2 001

NIP. 19580912 197702 2 001

Lampiran I. RPP Siklus I.2. Siklus 1 Pertemuan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari / Tanggal

:

1. Standar Kompetensi : Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari- hari 2. Kompetensi Dasar : 8.1 Mendeskripsikan energi bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya 3. Indikator : a) Menyebutkan sumber-sumber bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar b) Mendemonstrasikan perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas. 4. Tujuan pembelajaran : a) Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar b) Siswa dapat mendemonstrasikan perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas.

5. Materi Pelajaran : Energi Bunyi Semua benda yang dapat mengeluarkan bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi ada yang keras, ada pula yang lemah. Hal ini bergantung pada kekuatan dari sumber bunyi tersebut.

1) Sumber Bunyi

Dalam kehidupan kita banyak sumber bunyi yang dapat kita temukan. Sumber bunyi yang paling mudah tentunya adalah alat musik. Gitar, piano, gendang, angklung, biola, suling, dan lainnya. Untuk menghasilkan bunyi yang diinginkan, masing- masing alat musik tersebut memilki cara tersendiri. Gitar dan bas akan menghasilkan bunyi apabila dipetik. Biola menghasilkan bunyi dengan cara digesek. Gitar dan biola dapat menghasilkan bunyi karena adanya senar atau dawai. Bergetarnya senar dan dawai pada biola dan gitar akan menghasilkan bunyi yang diinginkan. 2) Bunyi Dihasilkan dari Benda yang Bergetar Setiap ada getaran terdapat bunyi. Dengan demikian, bunyi timbul jika ada getaran. Contoh yang lebih jelas adalah ketika kamu memukul gong. Saat gong dipukul, gong tersebut akan bergetar. Kamu pun dapat mendengarkan bunyi gong. Jadi, bunyi timbul karena ada getaran. Setiap getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi dinamakan sumber bunyi.

Pada gambar diatas, terlihat sebuah penggaris yang diletakkan di ujung meja. Ketika penggaris digetarkan, akan terjadi gerakan bolak-balik. Gerakan ujung penggaris dari titik asal sampai kembali lagi ke titik asal disebut satu getar. Misalnya, gerakan A–B–C–B–A, B–C–B–A–B, atau C–B– A–B–C. Jadi, getaran dapat diartikan gerakan bolak-balik yang melalui titik setimbang, titik setimbang adalah B. Jarak dari B ke A atau B ke C dinamakan amplitudo. Makin besar amplitudo, makin keras bunyi yang terdengar. Contohnya, jika kamu pukul gong. Pukulan lemah membuat gong bergetar sedikit. Bunyi pun terdengar sangat lemah. Sebaliknya, jika dipukul keras, gong bergerak hebat dan bunyi pun terdengar keras.

3) Perambatan Bunyi a. Perambatan Bunyi melalui Benda Padat Apabila kita sedang berjalan di atas rel, kita dapat mendengar bunyi kereta yang bergerak dengan cara mendekatkan telinga kita pada rel tersebut. Hal ini disebabkan karena bunyi kereta api tersebut mengalami perambatan melalui rel yang merupakan zat padat. b. Perambatan Bunyi melalui Benda Cair Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang tinggal di tepi sungai dapat mendengar suara kereta api yang lewat. Walaupun tempatnya jauh dari tempat tinggal orang-orang tersebut, karena bunyi dapat merambat melalui air sungai. c. Perambatan Bunyi melalui Benda Gas atau Udara Kita dapat mendengar bunyi bel yang ada di sekolah karena bunyi tersebut merambat melalui udara dan sampai ke telinga kita. Bunyi tidak dapat merambat di dalam ruangan yang hampa udara. 4) Pemantulan dan Penyerapan Bunyi Apabila mengenai benda yang permukaannya cukup keras, bunyi akan dipantulkan. Jika kita berteriak di dalam ruangan yang dikelilingi oleh tembok maka suara kita seolah-olah ada yang menirukan. Hal ini disebabkan karena suara yang keluar akan dipantulkan oleh dinding sehingga menimbulkan gaung. Gaung merupakan pantulan bunyi yang terdengar kurang jelas karena bunyi yang dihasilkan dari pemantulan bercampur dengan bunyi asli. Lain halnya ketika kita berteriak di depan tebing yang cukup jauh jaraknya. Maka suara yang dipantulkan oleh tebing terdengar seperti suara aslinya. Pantulan bunyi seperti ini dikenal dengan gema. Jadi, gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli selesai dibunyikan. Selain dapat dipantulkan, bunyi juga dapat diserap oleh benda. Apabila kita masuk ke dalam ruangan pertunjukkan film atau bioskop maka suara yang terjadi di dalam bioskop tidak dapat didengar dari luar. Hal ini disebabkan karena dinding bioskop dilapisi bahan yang dapat menyerap bunyi.

5) Perubahan Energi Bunyi pada Alat Musik a. Alat Musik yang Dipukul Alat yang dibunyikan dengan cara dipukul contohnya adalah gendang. Bagian membran gendang yang dipukul terbuat dari kulit. Ketika kulit bergetar, udara di sekitarnya pun ikut bergetar. Melalui udara tersebut, getarannya akhirnya sampai di telinga. Makin kuat pukulan, getarannya makin banyak dan suara gendang makin keras. b. Alat Musik Bersenar Banyak jenis alat musik bersenar, cara membunyikannya pun berbedabeda. Ada yang dipetik dan ada pula yang digesek. Gitar merupakan alat musik yang dipetik. Biola merupakan alat musik senar yang digesek. Pada dasarnya, alat musik yang dipetik maupun yang digesek bertujuan sama, yaitu menggetarkan senar. Ketika senar bergetar, udara di sekitarnya ikut bergetar. Udara yang bergetar, kemudian merambat sampai di telinga. Akhirnya, bunyi alat musik dapat terdengar. c. Alat Musik Ditiup Alat musik ditiup contohnya seruling. Alat musik seruling berbunyi karena udara di dalam seruling bergetar dan menghasilkan bunyi. Udara di dalam bergetar setelah ditiup. Bunyi yang keluar dari seruling tersebut dirambatkan melalui udara sehingga dapat didengar.

6. Skenario Pe mbelajaran : Tahap Kegiatan

Uraian kegiatan pembelajaran a. Salam

pendahuluan b. Absensi c. Apersepsi tentang energi bunyi Pernahkah kalian menyelam di kolam renang? Apakah kalian bisa mendengar suara

Alat dan

Estimasi

media

waktu 5 menit

di dalam air? d. Guru memberikan motivasi e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti

a. Siswa dan guru melakukan demonstrasi antara lain:

Percobaan

50 menit

awal: kaleng,

menaburkan pasir di atas

pasir, pensil,

kaleng

karet,

kosong

dan

gitar,

memukulkan ujung pensil

seruling,

yang diikat karet

Kegiatan 1 :

memetik gitar

air,

ember,

meniup seruling

dua

buah

b. Siswa dan guru melakukan

batu

tanya jawab tentang percobaan

Kegiatan 2 :

yang telah dilakukan

gelas

c. Siswa

dibagi

kelompok,

6

air mineral (2

kelompok

buah), senar

menjadi

3

bekas

beranggotakan 4 orang dan 3

layangan

kelompok

(300

orang.

beranggotakan

Dasar

5

pembentukan

cm),

batang korek

kelompok ini adalah nilai hasil

api, paku

belajar siswa sebelumnya.

Kegiatan 3 :

d. Setiap kelompok diberi LKS

selang plastik

e. Setiap kelompok menyiapkan (panjang alat dan bahan kegiatan 1-3 f.

Setiap mempresentasikan

kelompok hasil

diskusi, kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil

meter), kain

2

diskusi kelompok tersebut. g. Siswa diberi penjelasan dan pembenahan hasil diskusi oleh guru h. Guru

menjelaskan

materi

energi bunyi i.

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya

j.

Siswa menyimpulkan materi yang telah di bahas dengan bimbingan guru.

Kegiatan

a. Siswa mengerjakan Evaluasi.

penutup

b. Salam.

15 menit

7. Sumber Belajar : 1) Kurikulum KTSP 2006 2) Buku SAINS SD Kelas IV Haryanto. Penerbit: Erlangga. 3) BSE SAINS Kelas IV Budi Wahyono 4) BSE SAINS Kelas IV Heri Sulistyanto 5) BSE SAINS Kelas IV Poppy K. Devi 6) BSE SAINS Kelas IV Rositawaty 8. Metode Pembelajaran 1) Tanya jawab 2) Demonstrasi 3) Diskusi kelompok 4) Ceramah 5) Tanya jawab 9. Media Pe mbelajaran Percobaan awal : kaleng, pasir, pensil, karet, gitar, seruling, Kegiatan 1 : air, ember, dua buah batu Kegiatan 2 : gelas bekas air mineral (2 buah), senar layangan (300 cm), batang korek api, paku

Kegiatan 3 : selang plastik (panjang 2 meter), kain

10. Penilaian a. Teknik Penilaian 1) Penilaian awal 2) Penilaian dalam proses 3) Penilaian akhir b. Prosedur Penilaian 1) Tes lisan (pada awal pembelajaran) 2) Demonstrasi (pada proses pembelajaran) 3) Tes tulis (pada akhir pembelajaran) c. Instumen Penilaian 1) Tes lisan 2) Lembar Kerja Siswa (terlampir) 3) Lembar Evaluasi Siswa (terlampir) d. Krite ria Penilaian 1) Penilaian Kelompok

No

Nama Kelompok

Aspek Penilaian Kerjasama

Keaktifan

Ketepatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.

Merah

2.

Ungu

3.

Oranye

4.

Hijau

5.

Biru

6.

Kuning

Jumlah

Kriteria : a) Kerjasama 4 = anggota kelompok dapat bekerjasama dengan kelompoknya dengan serius dan benar 3 = anggota kelompok dapat bekerjasama dengan kelompoknya dengan benar 2 = anggota kelompok malas bekerjasama dengan kelompoknya 1= anggota kelompok tidak dapat bekerjasama dengan kelompoknya b) Keaktifan 4 = anggota kelompok dapat melaksanakan demonstrasi dengan benar dan sesuai dengan urutan cara kerja 3 = anggota kelompok dapat melaksanakan demonstrasi sesuai dengan urutan cara kerja 2 = anggota kelompok dapat melaksanaan demonstrasi tetapi kurang benar 1 = anggota kelompok tidak bisa melaksanakan demonstrasi c) Ketepatan 4= anggota kelompok dapat mengerjakan tugas kelompok dan menyampaikan kesimpulan dengan benar, lengkap, dan tepat 3= anggota kelompok dapat mengerjakan tugas kelompok dan menyampaikan kesimpulan dengan benar dan tepat 2= anggota kelompok kurang bisa mengerjakan tugas kelompok dan kurang tepat dalam menyampaikan kesimpulan 1= anggota kelompok tidak bisa mengerjakan tugas kelompok dan tidak tepat dalam menyampaikan kesimpulan 2) Penilaian Individu Rubrik tes tulis : nilai disesuaikan dengan jumlah soal

Lampiran I. RPP Siklus I.3. Siklus 2 Pertemuan 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari / Tanggal 1. Standar Kompetensi

:

:

Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari- hari 2. Kompetensi Dasar

:

8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya 3. Indikator : a) Menginventarisir informasi berbagai energi alternatif b) Membuat daftar contoh alat yang menggunakan sumber energi alternatif 4. Tujuan pembelajaran a) Siswa dapat menginventarisir informasi berbagai energi alternatif b) Siswa dapat membuat daftar contoh alat yang menggunakan sumber energi alternative

5. Materi Pelajaran Energi Alternatif 1) Macam-Macam Energi Alternatif dan Penggunaannya Dengan kemajuan teknologi dan banyaknya temuan baru mengenai energi alternatif, negara kita Indonesia berupaya untuk menggunakan energi alternatif tersebut sebagai sumber listrik ataupun bahan bakar. Energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak Bumi. Energi alternatif yang sedang dikembangkan adalah energi matahari, energi angin, energi air terjun, dan panas bumi.

a. Energi Matahari Matahari merupakan sumber energi utama bagi Bumi. Jika tidak ada matahari, kehidupan akan musnah. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat manfaat matahari. Padi yang baru dipanen dikeringkan menggunakan matahari. Ibu mengeringkan pakaian dengan memanfaatkan matahari. Manfaat- manfaat yang telah disebutkan merupakan manfaat langsung dari matahari. Penggunaan peralatan canggih, energi matahari dapat diubah menjadi bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Dengan menggunakan sel surya kebutuhan listrik di sebuah rumah dapat dicukupi. Penggunaan listrik melalui PLN dapat dikurangi. Teknologi baru tenaga matahari juga sedang dirintis. Energi matahari dapat

juga digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Jika

teknologi ini berhasil, lingkungan sangat diuntungkan, karena mobil tenaga surya tersebut bebas polusi udara dan polusi suara.

b. Energi Angin Angin juga merupakan sumber energi alternatif. Di negara Belanda, kincir sudah menjadi energi utama. Mereka memanfaatkan kincir untuk membangkitkan

listrik. Demikian juga di Jepang, mereka

memanfaatkan angin untuk berbagai keperluan. Di Belanda, bukan hanya fasilitas umum yang menggunakan energi angin, secara perorangan mereka juga memanfaatkan kincir angin, misalnya untuk mengolah hasil ladang dan memompa air.

c. Energi Air Sebagian wilayah Indonesia merupakan daerah pegunungan. Air terjun di Indonesia banyak ditemukan. Air terjun merupakan salah satu sumber daya energi. Air terjun tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga air disebut PLTA.

Jika tenaga air terjun terlalu kecil terlebih dahulu dibuat bendungan. Kemudian, air akan terkumpul di daerah bendungan. Setelah itu, air dari bendungan dialirkan untuk memutar

turbin. Putaran turbin tersebut

digunakan untuk memutar generator penghasil listrik. Di daerah yang terpencil, untuk memenuhi energi listrik, dibuat generator listrik kecil. Generator tersebut digerakkan oleh kincir-kincir air kecil. Satu generator listrik biasanya mampu mencukupi kebutuhan listrik satu keluarga.

d. Panas Bumi Panas bumi juga merupakan sumber energi. Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga panas bumi biasa disebut PLTU. PLTU singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Proses pengolahan panas bumi menjadi listrik adalah sebagai berikut. Uap panas dari dalam bumi dialirkan ke permukaan melalui pipa. Lalu, uap panas dialirkan ke turbin melalui pipa sehingga turbin berputar.

2) Keuntungan Energi Alternatif Energi alternatif digunakan dengan tujuan untuk mengatasi apabila sumber energi utama habis karena tidak dapat diperbaharui. Energi alternatif memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan sumber energi utama, di antaranya adalah sebagai berikut: a. Harga relatif lebih murah dan terjangkau oleh seluruh masyarakat. b. Tidak akan habis karena berasal dari matahari dan sumber daya alam lain yang dapat diperbaharui. c. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan apabila digunakan. 6. Skenario Pe mbelajaran : Tahap Kegiatan

Uraian kegiatan pembelajaran a. Salam

pendahuluan b. Absensi c. Apersepsi tentang energi

Alat dan

Estimasi

media

waktu 5 menit

alternatif Pernahkah kalian bermain layang-layang? Apa yang membuat layanglayang bisa terbang? d. Guru memberikan motivasi e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti

a. Siswa dan guru melakukan Karton, tanya jawab tentang materi sedotan Energi alternatif b. Guru

minuman,

menjelaskan

energi gunting,

alternatif dengan menggunakan jarum pentul, gambar

gambar-

c. Siswa dibagi 6 kelompok, 3 kelompok orang

beranggotakan

dan

3

4

kelompok

beranggotakan 5 orang. Dasar pembentukan

kelompok

ini

adalah nilai hasil belajar siswa sebelumnya. d. Setiap kelompok diberi LKS e. Setiap kelompok menyiapkan alat dan bahan yaitu karton, sedotan

minuman,

gunting,

jarum pentul. Karton tersebut diberi garis diagonal dan diberi lingkaran jari-jari 5 cm di tengahnya. Kemudian gunting kertas yang digaris diagonal

gambar energi alternatif

50 menit

dan

ujungnya

disatukan

dengan lem. Gunakan jarum pentul untuk menusuk bagian pusat

baling-baling

dan

masukkan ke dalam sedotan. f.

Setiap

kelompok

mempraktekkannya

diluar

kelas, kemudian mengadakan diskusi, kelompok lain diberi kesempatan untuk berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. g. Siswa diberi penjelasan dan pembenahan hasil diskusi oleh guru h. Guru energi

menjelaskan

materi

alternatif

dengan

bantuan gambar i.

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya

j.

Siswa menyimpulkan materi yang telah di bahas dengan bimbingan guru.

Kegiatan

a. Siswa mengerjakan Evaluasi.

penutup

b. Salam.

15 menit

7. Sumber Belajar : 1) Kurikulum KTSP 2006 2) Buku SAINS SD Kelas IV Haryanto. Penerbit: Erlangga. 3) BSE SAINS Kelas IV Budi Wahyono 4) BSE SAINS Kelas IV Heri Sulistyanto 5) BSE SAINS Kelas IV Poppy K. Devi 6) BSE SAINS Kelas IV Rositawaty 8. Metode Pembelajaran 1) Tanya jawab 2) Demonstrasi 3) Diskusi kelompok 4) Ceramah 5) Pemberian tugas 9. Media Pe mbelajaran Karton, sedotan minuman, gunting, jarum pentul, gambar- gambar energi alternatif 10. Penilaian a. Teknik Penilaian : 1) Penilaian awal 2) Penilaian dalam proses 3) Penilaian akhir b. Prosedur Penilaian 1) Tes lisan (pada awal pembelajaran) 2) Demonstrasi (pada proses pembelajaran) 3) Tes tulis (pada akhir pembelajaran) c. Instumen Penilaian 1) Tes lisan 2) Lembar Kerja Siswa (terlampir) 3) Lembar Evaluasi Siswa (terlampir) d. Krite ria Penilaian Penilaian Kelompok

No

Nama Kelompok

1.

Merah

2.

Ungu

3.

Oranye

4.

Hijau

5.

Biru

6.

Kuning

Aspek Penilaian Kerjasama

Keaktifan

Ketepatan

Jumlah

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Kriteria : a) Kerjasama 4 = anggota kelompok dapat bekerjasama dengan kelompoknya dengan serius dan benar 3 = anggota kelompok dapat bekerjasama dengan kelompoknya dengan benar 2 = anggota kelompok malas bekerjasama dengan kelompoknya 1= anggota kelompok tidak dapat bekerjasama dengan kelompoknya b) Keaktifan 4 = anggota kelompok dapat melaksanakan demonstrasi dengan benar dan sesuai dengan urutan cara kerja 3 = anggota kelompok dapat melaksanakan demonstrasi sesuai dengan urutan cara kerja 2 = anggota kelompok dapat melaksanaan demonstrasi tetapi kurang benar 1 = anggota kelompok tidak bisa melaksanakan demonstrasi c) Ketepatan 4= anggota kelompok dapat mengerjakan tugas kelompok dan menyampaikan kesimpulan dengan benar, lengkap, dan tepat

3= anggota kelompok dapat mengerjakan tugas kelompok dan menyampaikan kesimpulan dengan benar dan tepat 2= anggota kelompok kurang bisa mengerjakan tugas kelompok dan kurang tepat dalam menyampaikan kesimpulan 1= anggota kelompok tidak bisa mengerjakan tugas kelompok dan tidak tepat dalam menyampaikan kesimpulan Penilaian Individu Rubrik tes tulis : nilai disesuaikan dengan jumlah soal

Lampiran I. RPP Siklus I.4. Siklus 2 Pertemuan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari / Tanggal 1. Standar Kompetensi

:

:

Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari- hari 2. Kompetensi Dasar

:

8.4 Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara 3. Indikator : a) Merancang karya/model yang akan dibuat (roket dari kertas/balingbaling/pesawat kertas/parasut) b) Menentukan bahan atau alat yang akan digunakan c) Membuat suatu karya atau model sesuai rancangan d) Menguji karya atau model yang dibuat dan menyempurnakannya 4. Tujuan pembelajaran a) Siswa dapat merancang karya/model yang akan dibuat (roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut) b) Siswa dapat menentukan bahan atau alat yang akan digunakan c) Siswa dapat membuat suatu karya atau model sesuai rancangan d) Siswa

dapat

menguji

menyempurnakannya

karya

atau

model

yang

dibuat

dan

5. Materi Pelajaran Model Perubahan Energi Penguasaan ilmu pengetahuan akan lebih berguna jika kita terapkan dalam kehidupan sehari- hari. Pengetahuan tentang perubahan energi gerak akibat pengaruh udara dapat dimanfaatkan untuk membuat mainan yang menarik. Sedangkan pengetahuan tentang perubahan energi bunyi dapat dimanfaatkan untuk membuat alat musik. 1. Model Perubahan Gerak Akibat Pengaruh Udara Pernahkah kamu melihat parasut dan pesawat terbang? Saat melihat benda-benda tersebut, tidakkah kamu berpikir untuk mencoba menaiki atau mungkin membuatnya? Oleh karena itu, belajarlah yang rajin dan latihlah keterampilanmu sehingga kelak dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia. 6. Skenario Pe mbelajaran : Tahap Kegiatan

Uraian kegiatan pembelajaran

Alat dan

Estimasi

media

waktu

a. Salam

5 menit

pendahuluan b. Absensi c. Apersepsi tentang parasut Pernahkah kalian melihat parasut atau terjun payung? Pernahkah kalian berpikir bagaimana

parasut

bisa

terbang? d. Guru memberikan motivasi e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti

a. Siswa

dibagi

kelompok,

3

menjadi

6

kelompok

Kegiatan 1 : kantong

50 menit

beranggotakan 4 orang dan 3

plastik bekas,

kelompok

benang,

orang.

beranggotakan

Dasar

5

pembentukan

boneka kecil,

kelompok ini adalah nilai hasil

gunting

belajar siswa sebelumnya.

Kegiatan 2 :

b. Setiap kelompok diberi LKS dan

karton,

membuat parasut dari

spidol bekas,

plastik sesuai petunjuk dari

gunting, lem

LKS

kertas

c. Setiap

kelompok

mencoba

medemonstrasikan

Kegiatan 3 :

hasil kertas hvs A4

buatannya di luar kelas

80 gram

d. Siswa diberi penjelasan dan pembenahan hasil demonstrasi oleh guru e. Guru tentang

menjelaskan Model

materi

Perubahan

Energi f.

Siswa dan guru melakukan tanya jawab

g. Siswa menyimpulkan materi yang telah di bahas dengan bimbingan guru. Kegiatan

a. Siswa mengerjakan Evaluasi.

penutup

b. Salam.

15 menit

7. Sumber Belajar : 1) Kurikulum KTSP 2006 2) Buku SAINS SD Kelas IV Haryanto. Penerbit: Erlangga. 3) BSE SAINS Kelas IV Budi Wahyono 4) BSE SAINS Kelas IV Heri Sulistyanto 5) BSE SAINS Kelas IV Poppy K. Devi 6) BSE SAINS Kelas IV Rositawaty 8. Metode Pembelajaran 1) Tanya jawab 2) Demonstrasi 3) Diskusi kelompok 4) Ceramah 5) Pemberian Tugas 9. Media Pe mbelajaran Kegiatan 1 : kantong plastik bekas, benang, boneka kecil, gunting Kegiatan 2 : karton, spidol bekas, gunting, lem kertas Kegiatan 3 : kertas hvs A4 80 gram 10. Penilaian a. Teknik Penilaian : 1) Penilaian awal 2) Penilaian dalam proses 3) Penilaian akhir b. Prosedur Penilaian 1) Tes lisan (pada awal pembelajaran) 2) Demonstrasi (pada proses pembelajaran) 3) Tes tulis (pada akhir pembelajaran) c. Instumen Penilaian

1) Tes lisan 2) Lembar Kerja Siswa (terlampir) 3) Lembar Evaluasi Siswa (terlampir)

d. Krite ria Penilaian Penilaian Kelompok

No

Nama Kelompok

1.

Merah

2.

Ungu

3.

Oranye

4.

Hijau

5.

Biru

6.

Kuning

Aspek Penilaian Kerjasama

Keaktifan

Ketepatan

Jumlah

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Kriteria : d) Kerjasama 4 = anggota kelompok dapat bekerjasama dengan kelompoknya dengan serius dan benar 3 = anggota kelompok dapat bekerjasama dengan kelompoknya dengan benar 2 = anggota kelompok malas bekerjasama dengan kelompoknya 1= anggota kelompok tidak dapat bekerjasama dengan kelompoknya e) Keaktifan 4 = anggota kelompok dapat melaksanakan demonstrasi dengan benar dan sesuai dengan urutan cara kerja 3 = anggota kelompok dapat melaksanakan demonstrasi sesuai dengan urutan cara kerja

2 = anggota kelompok dapat melaksanaan demonstrasi tetapi kurang benar 1 = anggota kelompok tidak bisa melaksanakan demonstrasi

f) Ketepatan 4= anggota kelompok dapat mengerjakan tugas kelompok dan menyampaikan kesimpulan dengan benar, lengkap, dan tepat 3= anggota kelompok dapat mengerjakan tugas kelompok dan menyampaikan kesimpulan dengan benar dan tepat 2= anggota kelompok kurang bisa mengerjakan tugas kelompok dan kurang tepat dalam menyampaikan kesimpulan 1= anggota kelompok tidak bisa mengerjakan tugas kelompok dan tidak tepat dalam menyampaikan kesimpulan Penilaian Individu Rubrik tes tulis : nilai disesuaikan dengan jumlah soal

Lampiran J. LKS J.1 LKS Siklus 1 pertemuan 1 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELOMPOK : ANGGOTA

: 1.

4.

2.

5.

3.

6.

Kegiatan 1 Tujuan: Menunjukkan terjadinya peristiwa radiasi Alat dan Bahan : Ranting kayu Korek api Minyak tanah Langkah Kegiatan: 1. Siapkan ranting kayu yang telah kering dan kumpulkan menjadi satu. 2. Siram ranting kayu tersebut dengan menggunakan minyak tanah. 3. Bakar kayu-kayu tersebut dengan menggunakan korek api. Hati- hati pada saat membakar kayu! 4. Setelah api menyala, dekatkan tanganmu di sekitar api Pertanyaan : 1. Apa yang kamu rasakan saat mendekatkan tangan ke api? 2. Apa kesimpulanmu dari kegiatan tersebut?

Kegiatan 2 Tujuan : Menunjukkan terjadinya peristiwa konveksi Alat dan Bahan: Lilin Serbuk gergaji Batu bata 4 buah Air Gelas Bening Seng Langkah Kegiatan: 1. Masukkan air ke dalam gelas bening yang diletakkan diatas seng dan nyalakan lilin yang berada di bawahnya. 2. Masukkan serbuk gergaji ke dalam air. Pertanyaan : 1. Apa yang terjadi pada serbuk gergaji sebelum air mendidih dan setelah air mendidih? 2. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Kegiatan 3 Tujuan: Menunjukkan terjadinya peristiwa konduksi Alat dan Bahan: Lilin Korek api Penggaris Besi Kain

Langkah Kegiatan: 1. Nyalakan lilin dengan menggunakan korek api

2. Pegang ujung penggaris besi yang akan dibakar bagian ujung yang lainnya dengan menggunakan kain 3. Panaskan ujung penggaris besi diatas lilin yang telah menyala. 4. Setelah sekian lama, letakkan penggaris di atas meja. Pertanyaan : 1. Coba raba bagian ujung yang tidak dipanasi di atas lilin. Apa yang kamu rasakan? 2. Mangapa ujung yang tidak dipanasi juga terasa hangat ketika dipegang? 3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Lampiran J. LKS J.2 LKS Siklus 1 pertemuan 2

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELOMPOK : ANGGOTA : 1. 2. 3.

4. 5. 6.

Kegiatan 1 Tujuan: Menunjukkan bahwa bunyi merambat melalui zat cair Alat dan Bahan: Air Ember Dua buah batu Langkah Kegiatan: 1. Masukkan air ke dalam ember. 2. Masukan dua buah batu yang besarnya sama ke dalam ember yang telah berisi air tersebut. 3. Di dalam air, benturkan kedua buah batu dengan menggunakan tanganmu. Apakah kamu dapat mendengar suara atau bunyi ketika kedua batu tersebut berbenturan? 4. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Kegiatan 2 Tujuan: Menunjukkan bahwa bunyi merambat melalui zat padat Alat dan Bahan: Gelas bekas air mineral (2 buah) Senar layangan (300 cm) Batang korek api Paku Langkah Kegiatan: 1. Lubangi bagian bawah gelas air mineral dengan menggunakan paku. 2. Ikatkan benang pada kedua gelas tersebut melalui bagian belakang yang telah dilubangi. Agar mudah gunakan batang korek api sebagai penahannya 3. Tarik kedua gelas mineral tersebut bersama dengan temanmu sehingga senarnya menjadi tegang. 4. Dekatkan gelas mineral dengan telingamu, kemudian suruhlah temanmu berbicara melalui gelas mineral yang ia pegang. Pertanyaan : 1. Apakah kamu dapat mendengar suara saat benangnya tegang? 2. Apakah kamu dapat mendengar suara saat benangnya kendur? 3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan diatas?

Kegiatan 3

Tujuan: Menunjukkan bahwa bunyi merambat melalui udara Alat dan Bahan: Selang plastik (panjang 2 meter) Kain

Langkah Kegiatan: 1. Pegang salah satu ujung selang dan mintalah temanmu memegang ujung yang lainnya. 2. Dekatkan ujung selang tersebut dengan telingamu kemudian suruhlah temanmu berbicara melalui ujung selang yang ia pegang. Apakah kamu dapat mendengar apa yang ia bicarakan? 3. Tutup kedua ujung selang dengan menggunakan kain yang cukup tebal. 4. Lakukan kegiatan pada langkah (1)–(3). Pertanyaan : 1. Apakah terjadi perbedaan kekuatan bunyi sebelum dan sesudah ujung selang ditutup dengan kain? 2. Dari kegiatan diatas, tuliskan kesimpulanmu!

Lampiran J. LKS J.3 LKS Siklus 2 pertemuan 1 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELOMPOK : ANGGOTA

: 1.

4.

2.

5.

3.

6.

Tujuan : Kamu dapat membuat dan memahami cara kerja mainan baling-baling kertas. Alat dan bahan: Karton Sedotan minuman Gunting Jarum pentul Langkah kerja : 1. Siapkan karton berukuran 15 cm x 15 cm. Buatlah lingkaran dengan jarijari 5 cm di pusat kertas dan buatlah garis putus-putus seperti berikut.

2. Guntinglah pada bagian garis putus-putus dan lipatlah sebagian kertas seperti berikut. Gunakan lem untuk merekatnya.

3. Gunakan jarum pentol untuk menusuk bagian pusat baling-baling dan masukkan ke dalam sedotan.

4. Peganglah baling-balingmu, arahkan ke arah datangnya angin. Apa yang terjadi?

Jawablah pertanyaan berikut! 1. Apa yang menyebabkan baling-baling berputar? 2. Apa yang terjadi jika baling-baling tidak berongga? 3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Lampiran J. LKS J.4 LKS Siklus 2 pertemuan 2

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELOMPOK : ANGGOTA

: 1.

4.

2.

5.

3.

6.

Kegiatan 1 Alat dan bahan : Kantong plastik bekas Benang Boneka kecil Gunting Langkah kerja : 1. Siapkan plastik berukuran 15 cm x 15 cm. Lipatlah plastik tersebut seperti gambar berikut (Catatan: Lipatan plastik dibuat hingga sekecil mungkin agar pola bundar parasut terbentuk).

2. Guntinglah pada bagian garis putus-putus pada gambar di atas. Lalu, buka lagi lipatannya sehingga terlihat seperti dibawah ini

3. Ikatkan benang pada setiap ujung lipatan dengan cara melubanginya. Pasang benang sepanjang 20 cm.

4. Satukan setiap ujung benang. Pastikan jumlah benang ada 16 buah. Lalu, tempelkan boneka kecil pada ujung benang menggunakan karet.

5. Parasut sekarang telah siap dimainkan. Coba kamu lemparkan ke atas. Apa yang terjadi? Jawablah pertanyaan berikut! 1. Apa yang terjadi saat parasut akan turun kembali? 2. Mengapa parasut turun secara lamban? 3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Kegiatan 2 Tujuan : Kamu dapat membuat dan memahami mainan roket tiup kertas. Alat dan bahan : Karton spidol bekas Gunting Lem kertas

Langkah kerja : 1. Untuk membuat badan pesawat, siapkan kertas HVS berukuran 20 cm dan 8 cm.

2. Dengan bantuan cangkang spidol, gulunglah kertas HVS. Kemudian, rekatkan ujungnya supaya diam. Setelah menempel, lepaskan cangkang spidolnya.

3. Untuk membuat dua buah sayap depan, siapkan segitiga sama kaki yang panjang sisinya 5 cm dan karton. Lalu, ikuti langkah berikut.

4. Untuk membuat tiga buah sayap belakang, siapkan segitiga sama kaki 3cm dari karton. Lalu, ikuti langkah seperti langkah tiga. 5. Untuk membuat moncong roket, buatlah kerucut dari kertas HVS dengan tinggi 2 cm. Lingkaran kerucut sama dengan lingkaran badan pesawat.

6. Pasangkan setiap bagian sehingga membentuk roket seperti berikut. Gunakan lem untuk menggabungkannya.

7. Roket telah selesai dibuat dan siap diterbangkan. Luncurkan roket dengan meniup sedotan yang dipasang di belakang.

Jawablah pertanyaan berikut 1. Mengapa roket dapat meluncur? 2. Apa yang terjadi apabila kepala roket tidak berbentuk kerucut? 3. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Kegiatan 3

Tujuan : Kamu dapat memahami dan membuat mainan pesawat terbang. Alat dan bahan : Kertas HVS A4 80 gram Langkah kerja : 1. Sediakan kertas HVS A4 80 gram. 2. Lipatlah kertas seperti langkah berikut.

3. Lipatlah kertas secara simetris, seperti berikut.

4. Sekarang pesawat telah selesai dibuat. Coba kamu lemparkan ke atas, apa yang terjadi?

Jawablah pertanyaan berikut 1. Apa yang menyebabkan pesawat terbang dapat meluncur? 2. Apa fungsi sayap pesawat? 3. Mengapa kepala pesawat berbentuk runcing? 4. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut?

Lampiran K. Soal-Soal K.1. Siklus 1 pertemuan 1

NAMA

:

NO ABSEN

: LEMBAR EVALUASI SISWA

A. Pilihlah jawaban yang benar! 1. Energi panas yang paling utama berasal dari .... a. makanan

c. air

b. minyak bumi

d. matahari

2. Energi panas disebut juga .... a. kalor

c. energi cahaya

b. energi listrik

d. energi kinetik

3. Alat-alat di bawah ini yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi panas adalah .... a. kipas

c. lampu

b. setrika

d. televisi

4. Panas dapat berpindah dengan cara berikut ini, kecuali .... a. radiasi

c. konduksi

b. konveksi

d. asimilasi

5. Panas matahari dapat sampai ke bumi dengan cara .... a. merambat

c. konveksi

b. konduksi

d. Radiasi

6. Cahaya matahari digunakan oleh tumbuhan hijau untuk membuat makanan pada proses .... a. pembakaran

c. fotosintesis

b. pengangkutan

d. Pernapasan

7. Zaman dahulu orang membuat api dari batu dan kayu yang digesekkan terus- menerus sebab . . . . a. batu merupakan sumber energi panas b. kayu merupakan penghasil api c. gesekan merupakan sumber energi panas d. gesekan merupakan sumber api 8. Benda penghasil api dengan cara digesekkan adalah . . . . a. korek api

c. LPG

b. petasan

d. bensin

9. Kalau orang kedinginan, kadang-kadang diberi penghangat tubuh dari botol yang berisi air panas sebab . . . . a. air panas menembus botol dan mengenai tubuh b. panas dari air dapat pindah ke botol dan mengenai tubuh c. air panas menyerap panas dari tubuh d. botol mencegah panas dari air ke tubuh 10. Alat untuk mengukur panas benda disebut . . . . a. Kalorimeter

c. Barometer

b. Termometer

d. Tensimeter

B. Ayo kerjakan soal-soal berikut! 1. Apa saja sumber panas itu? 2. Apa yang menjadi sumber energi utama bagi bumi? 3. Sebutkan kegunaan energi panas! 4. Apa yang menghambat timbulnya panas pada gesekan benda? 5. Apakah energi panas dapat berpindah? Bagaimana caranya?

Lampiran K. Soal-Soal K.2. Siklus 1 pertemuan 2

NAMA

:

NO ABSEN

: LEMBAR EVALUASI SISWA

A. Pilihlah jawaban yang benar! 1. Bunyi terjadi karena benda . . . . a. dipanaskan

c. didinginkan

b. bergetar

d. didorong

2. Bunyi dapat merambat melalui . . . . a. air dan ruang hampa

c. udara dan ruang hampa

b. benda padat dan air

d. ruang hampa dan benda padat

3. Suara bel sekolah terdengar dari jarak yang agak jauh karena suara bel merambat melalui . . . . a. udara

c. tanah

b. air

d. ruang hampa

4. Suling berbunyi karena tiupan pemain dapat . . . . a. menggetarkan udara pada pipa suling b. menggetarkan dinding suling sampai berbunyi c. menyebabkan udara pada suling keluar d. mengerakkan udara di luar suling 5. Bunyi merambat paling cepat melalui .... a. tanah

c. udara

b. ruang hampa

d. air

6. Alat musik yang tidak menggunakan senar adalah .... a. gitar

c. biola

b. bas

d. Rebana

7. Kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh .... a. frekuensi bunyi

c. ukuran alat bunyi

b. jumlah getar per detik

d. amplitudo bunyi

8. Bunyi dapat merambat melalui perantara berikut ini, kecuali .... a. zat padat

c. udara

b. zat cair

d. ruang hampa udara

9. Pantulan bunyi yang terdengar kurang jelas karena bunyi yang dihasikan dari pemantulan bercampur dengan bunyi asli disebut .... a. gaung

c. getaran

b. gema

d. gelombang

10. Peredam suara terbuat dari benda yang mempunyai permukaan .... a. halus

c. lunak

b. kasar

d. keras

B. Ayo kerjakan soal-soal berikut! 1. Apakah bunyi dapat merambat? Melalui benda apa saja bunyi merambat? 2. Apa yang dimaksud dengan gaung dan gema? 3. Apa yang dimaksud dengan getaran? 4. Mengapa di luar angkasa, astronaut selalu berkomunikasi dengan radio? 5. Lebih cepat mana, perambatan bunyi di air atau di tanah?

Lampiran K. Soal-Soal K.3. Siklus 2 pertemuan 1

NAMA

:

NO ABSEN

:

LEMBAR EVALUASI SISWA A. pilihlah jawaban yang benar! 1. Energi alternatif yang ada di lingkungan sekitar kita digunak an sebagai sumber energi .... a. listrik

c. bunyi

b. panas

d. cahaya

2. Kincir air yang ada di daerah pedesaan yang belum terjangkau oleh listrik menggunakan energi alternatif berupa .... a. angin

c. panas bumi

b. air

d. nuklir

3. Contoh benda yang menggunakan energi angin sebagai energi alternatif adalah .... a. kincir air

c. pesawat

b. kincir angin

d. PLTA

4. Selain pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang merupakan Energi alternatif, kini Indonesia juga telah memiliki .... a. pembangkit listrik tenaga angin b. pembangkit listrik tenaga nuklir c. pembangkit listrik tenaga surya d. pembangkit listrik tenaga gerak 5. Bahan bakar yang digunakan saat ini sebagian besar berasal dari bahan bakar utama, yaitu .... a. batu bara

c. minyak bumi

b. minyak tanah

d. cahaya matahari

6. Minyak bumi yang merupakan bahan bakar utama merupakan sumber daya alam yang tidak dapat .... a. diambil

c. diperbarui

b. dicuri

d. dimiliki

7. Energi yang dihasilkan dari penguraian bahan organik, seperti kotoran hewan disebut .... a. biogas

c. bio surya

b. biologi

d. minyak bumi

8. Perahu layar dapat bergerak di laut dengan memanfaatkan energi .... a. air

c. gerak

b. panas

d. angin

9. Energi alternatif memiliki beberapa keunggulan diband ingkan dengan energi yang digunakan saat ini, yaitu .... a. mahal

c. sulit didapat

b. murah

d. mencemari lingkungan

10. Mobil dapat memanfaatkan sumber energi alternatif dengan mengganti bahan bakar bensin oleh . . . . a. solar

c. alcohol

b. tenaga surya

d. LPG

B. Ayo kerjakan soal-soal berikut! 1. Apa yang dimaksud dengan sumber energi alternatif? 2. Sebutkan 3 energi alternatif yang banyak digunakan! 3. Mengapa energi alternatif sangat dianjurkan untuk mengganti energi dari minyak bumi? 4. Negara manakah yang dikenal sebagai negara kincir angin? 5. Alat apa yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik

Lampiran K. Soal-Soal K.4. Siklus 2 pertemuan 2

NAMA

:

NO ABSEN

:

LEMBAR EVALUASI SISWA

A. Ayo kerjakan soal-soal berikut! 1. Tuliskan empat contoh model mainan yang menggunakan tenaga angin! 2. Mengapa roket dapat meluncur? 3. Apa yang terjadi apabila kepala roket tidak berbentuk kerucut? 4. Apa yang terjadi jika baling-baling tidak berongga? 5. Apa fungsi sayap pesawat?

LAMPIRAN L. KISI-KISI SOAL L.1 Kisi-kisi Soal Siklus 1 Pertemuan 1

A. BENTUK SOAL OBYEKTIF No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

M X

C1 SD

SK

RANAH C2 M SD SK

M

C3 SD

Skor SK 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

X X X X X X X X X

B. BENTUK SOAL SUBYEKTIF No M 1 2 3 4 5

C1 SD

SK

RANAH C2 M SD SK X X X X X

M

Keterangan : M

: Mudah

C1

: Ingatan

SD

: Sedang

C2

: Pemahaman

SK

: Sukar

C3

: Penerapan

C3 SD

Skor SK 10 10 10 10 10

L.2 Kisi-kisi Soal Siklus 1 Pertemuan 2

A. BENTUK SOAL OBYEKTIF No M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

C1 SD

SK

RANAH C2 M SD SK X X X X X

M

C3 SD

Skor SK 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

X X X X X

B. BENTUK SOAL SUBYEKTIF No M 1 2 3 4 5

C1 SD

SK X

RANAH C2 M SD SK

M

C3 SD

Skor SK 10 10 10 10 10

X X X X

Keterangan : M

: Mudah

C1

: Ingatan

SD

: Sedang

C2

: Pemahaman

SK

: Sukar

C3

: Penerapan

L.3 Kisi-kisi Soal Siklus 2 Pertemuan 1

A. BENTUK SOAL OBYEKTIF No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

M X X X

C1 SD

SK

RANAH C2 M SD SK

M

C3 SD

Skor SK 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

X X X X X X X

B. BENTUK SOAL SUBYEKTIF No M 1 2 3 4 5

C1 SD

SK X X X

RANAH C2 M SD SK

M

C3 SD

Skor SK 10 10 10 10 10

X X

Keterangan : M

: Mudah

C1

: Ingatan

SD

: Sedang

C2

: Pemahaman

SK

: Sukar

C3

: Penerapan

L.4 Kisi-kisi Soal Siklus 2 Pertemuan 2

A. BENTUK SOAL SUBYEKTIF No M 1 2 3 4 5

C1 SD X

SK

RANAH C2 M SD SK

M

C3 SD

Skor SK 10 10 10 10 10

X X X X

Keterangan : M

: Mudah

C1

: Ingatan

SD

: Sedang

C2

: Pemahaman

SK

: Sukar

C3

: Penerapan

Lampiran M. Foto Kegiatan

ENERGI ALTERNATIF 1. energi biogas

2. Energi angin

3. energi nuklir

4. energi listrik dari petir

5. energi matahari

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF