Penilaian Gcs Pada Neonatus
November 28, 2018 | Author: Zanabel Naufal Huwaidy Taruna | Category: N/A
Short Description
penilaian gcs pada neonaus...
Description
PENILAIAN GCS PADA NEONATUS
GCS (Glasg (Glasgow ow Coma Coma Scale) Scale) yaitu yaitu skala skala yang yang diguna digunakan kan untuk untuk menilai menilai tingka tingkatt kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan. Respon Respon pasien yang perlu diperhatika diperhatikan n mencakup mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka membuka mata (Eye), bicara (erbal) dan gerakan (!otorik). "asil pemeriksaan dinyatakan dalam dera#at (score) dengan rentang angka $ % & tergantung responnya. $,'
enilaian GCS pada bayi anak
Eye (Respon membuka !ata)
(*) + spontan (3) + atuh pada perintahsuara (') + dengan rangsangan nyeri ($) + tidak tidak ada ada respon respon erbal (bicara)
() + mengoceh (*) + menangis lemah (3) + menangis (karena diberi rangsangan nyeri) (') + merintih (karena diberi rangsangan nyeri) ($) + tidak ada respon !otorik (gerakan) (&) + spontan () + menarik (karena sentuhan) (*) + menarik (karena rangsangan nyeri) (3) + -leksi abnormal (') + ekstensi abnormal ($) + tidak ada respon
"asil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disa#ikan dalam simbol E ! ! Selan#u Selan#utny tnyaa nilai/ nilai/nil nilai ai di#uml di#umlahk ahkan. an. 0ilai 0ilai GCS yang yang terting tertinggi gi adalah adalah $ yaitu yaitu E*!& dan terendah adalah 3 yaitu yait u E$$!$. 1esimpulan + $. Comp Compos osme ment ntis is + $/$ $/$* * '. 2pati patiss + $3/$ 3/$' 3. eli eliri rium um + $$/$4 /$4 *. Somno omnole len n + 5/6 5/6 . Stupor + &/* &. Coma + 3 $,'
FARMAKOLOGI AMPICILLIN 1
2mpicilin (ampicillin) adalah antibiotik golongan beta laktam termasuk keluarga penisillinum yang mempunyai spektrum luas, akti- terhadap bakteri gram negati- maupun gram positi-. ampisilin (ampicillin) adalah bakteriocidal yang beker#a dengan cara menghambat secara irre7ersibel akti7itas en8im transpeptidase yang dibutuhkan untuk sintesis dinding sel bakteri. Secara spesi-ik ampisilin (ampicillin) menghambat tahap tiga/ tahap akhir dari proses sintesis dinding sel bakteri yang merupakan awal dari kehancuran sel bakteri tersebut. 3 INDIKASI 1egunaan ampisilin (ampicillin) adalah untuk mengobati in-eksi yang disebabkan
oleh bakteri yang peka terhadap ampisilin (ampicillin) seperti in-eksi saluran na-as + otitis media akut, -aringitis yang disebabkan streptococcus, -aringitis, sinusitis. 2mpisilin (ampicillin) adalah antibiotik pilihan pertama untuk pengobatan in-eksi/
in-eksi yang disebabkan enterococcus seperti endocarditis dan meningitis. 2mpisilin (ampicillin) digunakan #uga untuk pengobatan gonorrhoea, in-eksi kulit dan
#aringan lunak, 9n-eksi saluran kemih, in-eksi Salmonella dan shigela . Selengkapnya lihat pada dosis. KONTRA INDIKASI
enggunaan antibiotik ampisilin (ampicillin) harus dihindari pada pasien hipersensiti-itas pada ampisilin (ampicillin) dan antibiotika bata laktam lainnya seperti penicillin dan cephalosporin. EFEK SAMPING kebanyakan e-ek samping ampisilin (ampicillin) yang muncul adalah mual, muntah,
ruam kulit, dan antibiotik kolitis. E-ek samping yang #arang seperti angioedema dan Clostridium difficile diarrhea. erawatan medis harus segera diberikan #ika tanda/tanda pertama dari e-ek samping muncul karena #ika seseorang mengalami reaksi hipersensiti7itas terhadap ampisilin (ampicillin), dapat mengalami shock ana-ilaktik yang bisa berakibat -atal.
PERHATIAN "ati/hati memberikan ampisilin (ampicillin) pada penderita dengan -ungsi hati dan
gin#al yang rusak terutama pada pemakaian obat dalam #angka waktu pan#ang. "entikan pemakaian ampisilin (ampicillin) #ika ter#adi super in-eksi yang biasanya
ter#adi pada saluran pencernaan (umumnya disebabkan Enterobacter , Pseudomonas, S.aureus Candida) 2ntibiotik golongan penicillin termasuk ampisilin (ampicillin) telah diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (2S9). :leh karena itu, #ika ampisilin (ampicillin) digunakan untuk ibu menyusui, perlu dikonsultasikan dengan dokter. ;ntuk menghindari e-ek sensiti7itas ampisilin (ampicillin) terhadap bayi, penggunaan antibiotik ini harus dilakukan dengan #arak yang cukup dengan saat menyusui. 2
TOLERANSI arutan ini merupakan salah satu cairan kristaloid yang cukup banyak diteliti. >arutan R2 berbeda dari R> (Ringer >aktat) dimana laktat terutama dimetabolisme di hati, sementara asetat dimetabolisme terutama di otot. Sebagai cairan kristaloid isotonik yang memiliki komposisi elektrolit mirip dengan plasma, R2 dan R> e-ekti- sebagai terapi resusitasi pasien dengan dehidrasi berat dan syok, terlebih pada kondisi yang disertai asidosis. !etabolisme asetat #uga didapatkan lebih cepat 3/* kali dibanding laktat. engan pro-il seperti ini, R2 memiliki man-aat/man-aat tambahan pada dehidrasi dengan kehilangan bikarbonat masi- yang ter#adi pada diare. enggunaan Ringer 2setat sebagai cairan resusitasi sudah seharusnya diberikan pada pasien dengan gangguan -ungsi hati berat seperti sirosis hati dan asidosis laktat. "al ini dikarenakan adanya laktat dalam larutan Ringer >aktat membahayakan pasien sakit berat karena dikon7ersi dalam hati men#adi bikarbonat. Ringer 2setat telah tersedia luas di berbagai negara. Cairan ini terutama diindikasikan sebagai pengganti kehilangan cairan akut (resusitasi), misalnya pada diare, =, luka bakarsyok hemoragik? pengganti cairan selama prosedur operasi? loading cairan saat induksi anestesi regional? priming solution pada tindakan pintas kardiopulmonal? dan #uga diindikasikan pada stroke akut dengan komplikasi dehidrasi. !an-aat pemberian loading cairan pada saat induksi anastesi, misalnya ditun#ukkan oleh studi Ewaldsson dan "ahn ('44$) yang menganalisis e-ek pemberian 34 ml R2 secara cepat (dalam waktu ' menit) setelah induksi anestesi umum dan spinal terhadap parameter/parameter 7olume kinetik. Studi ini memperlihatkan pemberian R2 dapat mencegah hipotensi arteri yang disebabkan hipo7olemia sentral, yang umum ter#adi setelah anestesi umumspinal. ;ntuk kasus obstetrik, :ni8uka dkk ($555) mencoba membandingkan e-ek pemberian in-us cepat R> dengan R2 terhadap metabolisme maternal dan -etal, serta keseimbangan asam basa pada '4 pasien yang men#alani kombinasi anestesi spinal dan epidural sebelum seksio sesarea. Studi ini memperlihatkan pemberian R2 lebih baik dibanding R> untuk ke/3 parameter di atas, karena dapat memperbaiki asidosis laktat neonatus (kondisi yang umum ter#adi pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami eklampsia atau pre/eklampsia).
ehidrasi dan gangguan hemodinamik dapat ter#adi pada stroke iskemikhemoragik akut, sehingga umumnya para dokter spesialis sara- menghindari penggunaan cairan hipotonik karena kekhawatiran terhadap edema otak. 0amun, "ahn dan robin ('443) memperlihatkan pemberian R2 tidak mendorong ter#adinya pembengkakan sel, karena itu dapat diberikan pada stroke akut, terutama bila ada dugaan ter#adinya edema otak. "asil studi #uga memperlihatkan R2 dapat mempertahankan suhu tubuh lebih baik dibanding R> secara signi-ikan pada menit ke , 4, , dan &, tanpa menimbulkan perbedaan yang
13
signi-ikan pada parameter/parameter hemodinamik (denyut #antung dan tekanan darah sistolik/diastolik). Cairan K*)*id
!erupakan larutan yang terdiri dari molekul/molekul besar yang sulit menembus membran kapiler, digunakan untuk mengganti cairan intra7askuler. ;mumnya pemberian lebih kecil, onsetnya lambat, durasinya lebih pan#ang, e-ek samping lebih banyak, dan lebih mahal. !ekanisme secara umum memiliki si-at seperti protein plasma sehingga cenderung tidak keluar dari membran kapiler dan tetap berada dalam pembuluh darah, bersi-at hipertonik dan dapat menarik cairan dari pembuluh darah. :leh karena itu penggunaannya membutuhkan 7olume yang sama dengan #umlah 7olume plasma yang hilang. igunakan untuk men#aga dan meningkatkan tekanan osmose plasma. 5,$4,$$ 1. A)"0+in 1omposisi + 2lbumin yang tersedia untuk keperluan klinis adalah protein &5/ka yang dimurnikan dari plasma manusia (cotoh+ albumin M).2lbumin merupakan koloid alami dan lebih menguntungkan karena + 7olume yang dibutuhkan lebih kecil, e-ek koagulopati lebih rendah, resiko akumulasi di dalam #aringan pada penggunaan #angka lama yang lebih kecil dibandingkan starches dan resiko ter#adinya ana-ilaksis lebih kecil.
9ndikasi +
engganti
7olume
plasma
atau
protein
pada
keadaan
syok
hipo7olemia,
hipoalbuminemia, atau hipoproteinemia, operasi, trauma, cardiopulmonary bypass, hiperbilirubinemia, gagal gin#al akut, pancretitis, mediasinitis, selulitis luas dan luka bakar. engganti 7olume plasma pada 2RS ( Acute Respiratory istress Syndrome). asien
dengan hipoproteinemia dan 2RS diterapi dengan albumin dan -urosemid yang dapat memberikan e-ek diuresis yang signi-ikan serta penurunan berat badan secara bersamaan. "ipoalbuminemia yang merupakan mani-estasi dari keadaan malnutrisi, kebakaran,
operasi besar, in-eksi (sepsis syok), berbagai macam kondisi in-lamasi, dan ekskresi renal berlebih. ada spontaneus bacterial peritonitis (S=) yang merupakan komplikasi dari sirosis. Sirosis memacu ter#adinya asitespenumpukan cairan yang merupakan media pertumbuhan yang baik bagi bakteri. ia. '4$4. Asuhan Neonatus, !ayi, dan Ana" !alita . akarta+ enerbit =uku 1eperawatan an 1ebidanan F. edoman elayanan !edis 9katan 2nak 9ndonesia '445 hal.F 5. =ongard A.S., Sue .B., intch .R., '44F. Current iagnosis and &reatment Critical Care &hird Edition. !cGraw "ill.
$4. =renner !., Sa-ani !., '44. Critical Care and Cardiac 'edicine. Current Clinical Strategies ublishing.
$$. Singer !., ebb 2.R., '44. ()ford*andboo" of Critical Care +nd Edition. :@-ord ;ni7ersity ress 9nc.
17
18
View more...
Comments