Pengukuran Variabel Definisi Operasional Dan Skala

September 5, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pengukuran Variabel Definisi Operasional Dan Skala...

Description

PENGUKURAN VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA

BAGAIMANA MENGUKUR VARIABEL Objek dapat diukur secara fisik dengan sejumlah instrumen standar bukan merupakan masalah pengukuran. Misalnya , panjang dan lebar sebuah meja kantor yang bentuknya emapt persegi panjang, bias dengan mudah diukur dengan menggunakan pita pengukur atau mistar. Kita juga dapat memeriksa dokumen perusahaan untuk memperoleh atau memverifikasi jenis informasi tertentu. Misalnya absebsi karyawan atau kinerja objektif mereka dalam kaitan dengan jumlah produk yang dihasilkan atau yang cacat setiap bulan salam satu periode. Tetapi, bahkan data objektif samacam itu perlu , dalam kasusu tertentu, diinterpretasi secara hati-hati ketika mengambil keputusan manajerial. Contohnya keputusan untuk memecat seseorang buruh pabrik akan tergantung pada apakah dia bertanggung jawab atas 10 produk cacat selama satu hari tertentu karena ia menderita demam tinggi atau dalam 10 hari dalam sebulan ia menyebabkan beberapa produk cacat karena kecerobohannya dalam bekerja. Dalam hal ini, jumlah kejadaina dan motivasi pekerja sangat mungkin menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Ada setidaknya dua jenis variable: yang satu bias diukur secara objektif dan tepat, yang lain lebih samar-samar dan tidak dapat diukur secara akurat karena sifatnya yang subjektif. Tetapi meskipun instrument pengukuran fisik untuk mengukur jenis yang terakhir kurang, ada cara-cara untuk menelusuri perasaan dan persepsi subjektif individu. Salah satu tekniknya adalah mereduksi ide-ide abstrak, atau konsep seperti motivasi, keterlibatan, kepuasaan, perilaku pembeli, kegairahan pasar saham dan semacamnya, menjadi perilaku dan karakteristik yang dapat diamati. Misalnya, konsep haus adalah abstrak, kita tidak dapat melihat haus. Tetapi, kita bias menduga bahwa seseorang yang haus akan meminum air, kita dapat menentukan level kehausan tiap orang dengan mengukur kuantitas air yang mereka minum untuk memuaskan dahaga. Reduksi dari konsep abstrak untuk membuatnya bisa diukur dalam cara tertentu disebut mengoperasionalkan konsep.

DEFINISI OPERASIONAL: DIMENSI DAN ELEMEN Mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukkan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan kedalam elemen yang dapat diamati dan diukur sehinggan menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep.

Elemen Dimensi 1 Kita dapat menjelaskan seseorang yang digerakkan oleh pekerjaan. Orang semacam itu akan (1) bekerja sepanjang waktu, (2) enggan untuk tidak masuk kerja, dan (3) tekun, bahkan dalam menghadapi sejumlah kemunduran. Tipe perilaku tersebut bisa diukur. Menelusuri seberapa sering orang terus tekun melakukan pekerjaan meskipun diterpa kegagalan merupakan refleksi ketekunan dalam mencapai tujuan. Ketekunan akan mendorong seseorang untuk meneruskan usaha. Karena itu, ketekunan bisa diukur dengan jumlah kemunduran yang orang alami dalam pekerjaan dan tetap melanjutkan pekerjaan tanpa terhalang oleh kegagalan. Misalnya seorang akuntan mungkin menemukan bahwa ia tidak berhasil menyeimbangkan saldo neraca. Ia menghabiskan waktu selama 1 jam berusaha mendeteksi kesalaahn, gagl melakukanya, menyerah dan meninggalkan tempat kerja. Karyawan lain yang berada dalam posisi

serupa tetap sabar bekerja, menemukan kesalahan. Dalam hal ini, mudah untuk menentukan siapa dari keduanya yang lebih tekun hanya dengan mengamatinya. Dengan demikian, jika kita dapat mengukur berapa banyak jam per minggu yang individu berikan untuk aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan, seberapa tekun meraka dala menyelesaikan tugasa sehari-hari, serta berapa sering dan untuk alasan apa mereka tidak masuk kerja, kita akan memiliki suatu ukuran yang menunjukkan sampai tingkat apa karyawan digerakkan oleh pekerjaan. Variable ini, jika kemudian diukur, akan menempatkan individu pada sebuah kontinum yang membentang dari mereka yang hidupnya diisi dengan bekerja . ha; tersebut, kemudian akan member beberapa petunjuk mengenai tingkat motivasi pencapaian mereka.

Elemen Dimensi 2 Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan seperti (1) berapa sering Anada memikirkan pekrerjaan ketika tidak sedang berda di tempat kerja? (2) apa hobi Anda? dan (3) bagaimana anda menghabiskan waktu ketiak tidak ditempat kerja? Mereka yang dapat bersantai akan menunjukkan bahwa bisanya tidak memikirkan pekrjaan atau tempat kerja ketika dirumah. Jadi, kita bias menempatkan karyawan pada sebuah kontinum yang membentang dari mereka yang sangat dapat bersantai ke yang sedikit bersantai. Dimensi ini kemudian juga menjadi bias diukur.

Elemen Dimensi 3 Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar terhadap orang yang tidak efektif dan enggan bekerja dengan orang lain. Sementara orang bermotivasi pencapaian dalam organisasi mungkin sangat tinggi dalam kecendurungan perilaku tersebut, tetapi begitu juga sebaliknya, ada orang yang tidak seperti itu. Jadi , ketidaksabaran orang terhadap ketidakefektifan juga bisa diukur dengan mengamati perilaku.

Elemen Dimensi 4 Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bias diperoleh dengan bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih. Preferensi karyawan terhadap jenis pekerjaan yang berbeda kemudian dapat ditempatkan pada suatu kontinum yang membentang dari yang memilih pekerjaan cukup rutin ke yang memilih pekerjaan dengan tantangan yang kian sulit.mereka yang memiliki kadar tantangan sedang kemungkinan besar lebih memiliki motivasi pencapaian disbanding yang memilih kadar tantangan yang lebih besar atau kecil. Individu yang berorientasi pencapaian cenderung realistis dan memilih pekerjaan yang tantangannya masuk akal dan dapat dicapai.

Elemen Dimensi 5 Mereka yang menginginkan umpan balik akan mencarinya dari atasa, rekan kerja, dan bahkan terkadang dari bawahan. Mereka ingin mengetahui pendapat orang lain mengenain seberapa baik kinerja mereka. Umpan balik, entah positif atau negatif, akan menunjukkan berapa banyak pencapaian dan prestasi. Bila menerima pesan yang menyarankan perbaikan, mereka akan bertindak sesuai dengan hal

tersebut. Setelah mengoperasionalkan konsep motivasi pencapaian dengan mereduksi level abstraknya menjadi perilaku yang dapat diamati, adalah mungkin untuk melakukan pengukuran yang baik dan menelaah konsep motivasi pencapaian. Kegunaannya adalah bahwa orang lain bisa menggunakan ukuran serupa, sehingga memungkinkan pengulangan atau peniruan (replicability). Tetapi , perlu disadari bahwa semua definisi operasional sangat mungkin (1) meniadakan beberapa dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali atau mengonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan. Meskipun demikan, mendefinisikan konsep secara operasional adalah cara terbaik untuk mengukurnya. Tetapi, benar-benar mengobservasi dan memperhitungkan seluruh perilaku individu dalam cara tertentu, bahkan jka hal tersebut cukup praktis, akan terlalu sulit dilakukan dan memakan waktu. Jadi, daripada benar-benar mengobservasi perilaku individu, kita bisa meminta mereka menceritakan pola perilaku mereka sendiri dangan mengajukan pertanyaan tepat yang bisa direspons pada skala tertentu yang telah disusun.

Apa yang Bukan Definisi Operasional Deifinisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Misalnya kesuksesan kinerja tidak dapat menjadi sebuah dimensi dari motivasi pencapaian, meskipun demikian, seseorang yang bermotivasi sangat mungkin memenuhi hal tersebut dalam ukuran yang tinggi. Dengan demikian, motivasi pencapaian dan kinerja dan / atau kesuksesan mungkin berkorelasi tinggi, tetapi tidak mengukur level motivasi seseorang melalui kesuksesan dan kinerja. Jadi jelas bahwa mendefinisikan sebuah konsep secara opersional tidak meliputi penguraian alasan, latar belakang, konsekuensi, atau korelasi konsep. Adalah penting untuk mengingat hal ini, karena jika kita mengoperasionalkan konsep secara tidak tepat atau mengacaukannya dengan konsep lain, kita tidak akan memperoleh ukuran yang valid. Hal tersebut bahwa kita tidak akan mendapatkan data yang “baik” dan penelitian akan menjadi tidak ilmiah.

MENGOPERASIONALKAN KONSEP PEMBELAJARAN Pembelajaran merupakan konsep penting dalam konteks pendidikan. Lalu, bagaimana kita dapat mengukur konsep abstrak yang disebut pembelajaran? Seperti sebelumnya, kita perlu mendefinisikan konsep secara operasional dan mengubahnya menjadi perilaku yang bisa diamati dan diukur. Dengan kata lain, kita harus menguraikan dimensi dan elemen dari konsep pembelajaran. Dimensi pembelajaran mungkin sebagai berikut: 1. Pemahaman

2. Ingatan

3. Penerapan

Istilah sepeti memahami, mengingat, dan menerapkan tentu masih abstrak meskipun hal tersebut membantu kita memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai apa yang dimaksud dengan pembelajaran. Adalah perlu untuk menguraikan ketiga dimensi tersebut ke dalam elemen-elemen sehingga kita dapat mengukur konsep pembelajaran.

Tinjauan Definisi Operasional Definisi operasioanal adalah perlu untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal yang biasanya jatuh ke dalam wilayah subjektif perasaan dan sikap. Variable yang lebih objektif seperti usia atau tingkat pendidikan cukup mudah diukur melalui pertanyaan langsung, sederhana, dan tidak perlu didefiniskan secara operasional. Artikel tersebut akan memberitahu Anda kapan ukuran tersebut dibuat, oleh siapa, dan berapa lama ukuran tersebut digunakan. Hanya instrument yang disusun dengan baik, yang telah didefinisikan secara operasional dengan teliti, yang akan diterima dan sering dipakai oleh para peneliti lain.

SKALA Skala (scale) adalah suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan individu dalam hal terkait variabel minat yang kita pelajari. Skala ataun instrument bisa menjadi sesuatu yang mentah (gross) dalam pengertian bahwa hal tersebut hanya akan mengategorikan individu secara luas pada variabwel tertentu, atau menjadi instrumen yang disetel dengan baik yang akan membedakan individu pada variabel dengan tingkat kerumitan yang bervariasi. Ada empat tipe skala dasar : nominal, ordinal, interval, dan ratio. Saat kalibrasi atau klevel skala meningkat dalam hal kerumitannya, kekuatan skala pun meningkat. Dengan skala yang lebih kuat, peningkatan analisis data yang rumit dapat dilakukan, pada gilirannya, berarti bahwa jawaban yang lebih tepat bisa ditemukan untuk pertanyaan penelitian. Tetapi, variabel tertentu lebih mudah diteliti dengan skala yang lebih kuat dibanding lainnya.

SKALA NOMINAL Skala nominal (nominal scale) adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu, misalnya terkait dengan variabel gender, responden dapat dibagi ke dalam dua kategori-pria dan wanita. Kedua kelompok tersebut diberi kode nomor 1 dan 2. Nomor tersebut berfungsi sebagai label kategori yang sederhana dan sesuai, tanpa nilai intrinsic, daripada menempatkan responden pada satu atau dua ketegori yang tidak sama, atau saling eksklusif (mutually exclusive). Perhatikan bahwa kategori juga lengkap secara kolektif (collectively exhaustive). Informasi yang dapat dihasilkan dari skala nominal adalah menghitung presentase (atau frekuensi) pria dan wanita dalam sampel modern. Misalnya, jika kita mewawancarai 200 orang, dan member kode nomor 1 untuk semua responden pria dan nomor 2 untuk semua responden wanita, maka analisis data dengan computer di akhir survey mungkin menunjukkan bahwa 98 responden adalah pria dan 102 responden adalah wanita. Distribusi frekuensitersebut memberitahu kita bahwa 49% responden survei adalah pria dan 51% wanita. Dengan demikian, skala nominal memberikan suatu informasi yangbersfat dasar, kategorial, dan mentah.

Skala Ordinal Skala ordinal (ordinal scale) tidak hanya mengategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam beberapa cara. Dengan banyaknya variabel untuk berbagai kategori yang digunakan berdasarkan pilihan, maka digunkannlah skla ordinal.

Skala ordinal membantu peneliti untuk menentukan persentase responden yang menganggap interaksi dengan orang lain sebagai yang paling penting, mereka yang menganggap menggunakan sejumlah keterampilan berbeda sebagai yang terpenting dan seterusnya. Pengetahuan tersebut dapat membantu mendesain pekrjaan yang oleh mayoritas karyawan dianggap dapat paling memperkaya. Skala ordinal menyediakan lebih banyak informasi disbanding skala nominal. Skala ordinal melangkah lebih jauh dari sekadar membedakan kategori untuk memperoleh informasi tentang bagaimana responden membedakan dengan mengurutkan tingkatannya. Tetapi, perhatikan bahwa skala ordinal tidak member petunjuk apa pun mengenai besaran perbedaan antartingkatan.

Skala Interval Skala interval memungkinkan kita melakukan operasi aritmetika tertentu terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Sementara, skala nominal hanya memungkinkan untuk membedakan kelompok secara kualitatif dengan mengategorikannya ke dalam kumpulan yang saling eksklusif dan lengkap secara kolektif, skala ordinal untuk mengurutkan tinfaktan preferens, skala interval memampukan kita mengukur jarak antara setiap dua titik pada skala. Hal ini membantu kita untuk menghitung meandan standar deviasi. Dengan , kata lain skala interval tidak hanya mengelompokkan individu menurut kategori tertentu dan menentukan ukuran kelompok,namun juga mengukur besaran perbedaan preferensi antarindividu. Jadi skala interval menentukan perbedaan , urutan, dan kesamaan besaran perbedaan dalam variabel. Karena itu, skala interval lebih kuat dibanding skala nominal dan ordinal, dan bisa diukur tendensi sentralnya.

Skala Rasio Skala rasio (ratio scale) mengatasi kekurangan titik permulaan yang berubah ubah pada skala interval, yaitu skala rasio memiliki titik nol absolute –absolute (berlawanan dengan berubah ubaharbitary), yang merupakan titik pengukuran yang berarti. Jadi skala rasio tidak hanya mengukur besaran perbedaan antar titik pada skala, namun juga menunjukkan proporsi dalam perbedaan. Ini merupakan yang tertinggi di antara keempat skala karena memilik titik awal nol yang khas (bukan titik awal yang berubah-ubah) dan mencakup semua sifat dari ketiga skala lainnya. Perbandingan berat badan adalah contoh yang baik sebuah skala rasio. Hal tersebut memiliki titik nol absolute (dan tidak berubah ubah) yang sesuai, memungkinkan kita untuk menghitung rasio berat badan dua individu. Sifat skala di mana tingkat pengukuran semakin tinggi, diringkas dalam Figur 8.3. Kita juga bisa melihat dari figure tersebut bagaiman kekuatan statistic meningkat saat berpindah dari skala nominal ke skala ordinal menuju skala interval dan terakhir ke skala rasio memungkinkan kita untuk mengukur proporsi perbedaaan.

Penggunaan Skala Nominal Skala nominal selalu digunakan untuk memperoleh data pribadi seperti gender atatu departemen tempat seseorang bekerja, dimana pengelompokkan individu atau objek adalah berguna.

Penggunaan Skala Ordinal Skala ordinal digunakan untuk memeringkat prefrensi atau kegunaan beragam jenis produk oleh konsumen dan untuk mengurutkan tingkatan individu, objek atau peristiwa.

Penggunaan Skala Interval Skala interval digunakan jika respons untuk beragam item yang mengukur suatu variabel bisa dihasilkan dengan skala lima poin (tujuh poin atau lainnya), yang kemudian dapat diterapkan pada seluruh item.

Penggunaan Skala Rasio Skala Rasio bisanya digunakan dalam penelitian organisasi ketika angka pasti dari faktor-faktor objektif (sebagai lawan dari subjektif) diperlukan.

Tinjauan Skala Empat skala yang dapat diterapkan pada pengukuran variabel adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala nominal menyoroti perbedaan dengan mengklasifikasikan objek atau orang kedalam kelompok dan menyediakan informasi yang paling sedikit mengenai variabel. Skala ordinal memberikan beberapa informasi tambahan dengan mengurutkan tingkatan kategori skala nominal. Skala interval tidak hanya mengurutkan, namun juga memberi kita informasi besaran perbedaan dalam variabel. Skala rasio tidak hanya menunjukkan besaran perbedaan, tetapi juga proporsinya.

DIMENSI INTERNASIONAL DARI DEFINISI OPERASIONAL DAN PENYUSUNAN SKALA Definisi Operasional Dalam melakukan penelitian transnasional, penting untuk mengingat bahwa variabel tertentu memiliki arti dan konotasi berbeda dalam kebudayaan yang berbeda. Jadi, adalah bijaksana jika peneliti yang berasal dari sebuah negara dengan bahasa berbeda mencari bantuan dari sarjana lokal untuk mendefinisikan secara operasional konsep-konsep tertentu ketika melakukan penelitian lintas budaya.

Penyusunan Skala Sebagai bagian dari kepekaan terhadap definisi operasional konsep dalam kebudayaan lain, persoalan penyusunan skala juga perlu mendapat perhatian dalam penelitian lintas budaya. Kebudayaan yang berbeda bereaksi secara berbeda pada persoalan penyusunan skala. Misalnya, skala 5 titik atau 7 titik mungkin tidak masalah din Amerika Serikat, namun bisa saja dalam respons subjek Negara lain menemukan bahawa di beberapa Negara, skala 7 titik lebih sensitif dalam mengungkapkan respons yang tidak biasa dibanding skala 4 titik.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF