Pengukuran Densitas, Specific Gravity , Sudut Geser & Angle of Repose
October 15, 2017 | Author: Candra Melati | Category: N/A
Short Description
Laporan Praktikum TPP 1...
Description
Nilai :
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PASCA PANEN I (Pengukuran Densitas & Spesific Gravity Pengukuran Sudut Geser & Angle of Repose )
Oleh
:
Nama
:
Candra Melati
NPM
:
240110140057
Hari, Tanggal Praktikum
:
Selasa, 06 Oktober 2015
Co.Ass
:
Aditya Ramadhan Cindy Almas R Jeremia Kristian Prisilia Ratna S Shayana Junita
LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Karakteristik fisik suatu bahan hasil pertanian sangat berpengaruh terhadap proses penanganan hasil pertanian karena hal ini akan mempengaruhi kualitas dari hasil pertanian itu sendiri. Komponen karakteristik fisik suatu bahan antara lain pengukuran densitas dan specific gravity serta pengukuran sudut geser dan angle of repose. Hal ini diperlukan untuk penyimpanan, perancangan mesin, perencanaan kemasan, sortasi dan grading. Misalnya pengukuran densitas berfungsi untuk perancangan kemasan karena densitas merupakan perbandingan massa bahan dengan volume bahan sehingga dalam perancangan kemasan dengan massa tertentu harus diperhitungkan besar- kecilnya kemasan (volume) karena setiap bahan hasil pertanian memiliki perbedaan antara massa dengan volumenya. Maka dari itu, untuk mempertahankan mutu bahan produk pertanian diperlukan pemahaman tentang sifat bahan hasil pertanian dengan cara melakukan pengukuran densitas dan specific gravity, pengukuran sudut geser dan angle of repose produk pertanian yang berbentuk tidak beraturan serta bersifat porus yang dilaksanakan pada praktikum kali ini.
1.2. Tujuan Praktikum 1.2.1. Tujuan Instruksional Khusus 1. Menentukan kerapatan kamba (bulk density), spesific gravity serta sudur repos (angle of repose) suatu bahan 2. Mempelajari cara pengukuran densitas produk pertanian yang berbentuk tidak beraturan serta bersifat porus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bulk Density Bulk density menunjukkan perbandingan dengan volume antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk pori-pori tanah. Bulk density merupakan kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya Bulk Density berkisar dari 1,1 – 1,6 g/cc. Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar. Tanah organik memiliki bulk density yang sangat rendah jika dibandingkan dengan tanah mineral. Variasi-variasi ada tergantung pada keadaan bahan organik dan kandungan air pada waktu pengambilan cuplikan untuk menentukan bulk density. Nilai-nilai yang berkisar dari 0,1 sampai 0,6 gram per sentimeter kubik adalah biasa . Contoh tanah yang digunakan untuk menetapkan berat jenis palsu harus diambil secara hati-hati dari dalam tanah. Pengambilan contoh tanah tidak boleh merusak struktur asli tanah. Terganggunya struktur tanah dapat mempengaruhi jumlah pori-pori tanah, demikian pula berat satuan volume. Empat atau lebih bongkah (gumpal) tanah biasanya diambil dari tiap horison untuk memperoleh nilai rata-rata. Gumpal-gumpal tanah yang diambil dari lapangan untuk penetapan bulk density dibawa ke laboratorium untuk dikering ovenkan dan ditimbang. Kerapatan volume dapat pula Ditetapkan dengan satuan lain, misalnya pount/ft. Jika ditetapkan dalam g/cm, maka bulk density lapisan olah berstruktur halus biasanya berkisar antara 1,0 – 1,3. Sedangkan jika tekstur tanah itu kasar, maka kisaran itu selalu di antara 1,3 – 1,8. Semakin berkembang struktur tanah lapisan olah yang bertekstur biasanya memiliki nilai berat jenis palsu yang rendah, dibandingkan pada tanah-tanah berpasir. Timbulnya proses pembentukan struktur di horison-horison bagian atas dari bahan induk ini mengakibatkan bulk density yang rendah dibandingkan lebih rendah dari batuan induk itu sendiri. Tanah-tanah
organik memiliki nilai bulk density yang rendah dibandingkan dengan tanah mineral. Tergantung dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu, dan kandungan air pada saat pengambilan contoh, maka biasanya bulk density itu berkisar antara 0,2 – 0,6 gr/cm3. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan daripada mineral. Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan tanah. Tanah yang bertekstur halus mempunyai berat isi yang lebih rendah daripada tanah berpasir (Iin. 2012).
2.2 Spesific Gravity Spesific gravity perbandingan berat bahan terhadap berat air yang volumenya sama dengan bahan. Spesific gravity dan bulk density dari bahan hasil pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penanganan bahan hasil pertanian. Sebagai contoh, data kerapatan kamba dan spesific gravity bahan diperlukan untuk penyimpanan biji-bijian, perencanaan silo, bunker, hopper, perancanangan pengemasan, dan lain-lain (Sudaryanto, dkk. 2015).
.......(1) Untuk gas : pV
=nRT
pV
= (m/M) R T = m/V = (p M)(R T)
dimana : p
= Tekanan (atm)
V
= Volume (liter)
n
= Jumlah mol, kgmol
m
= massa, kg
M
= berat molekul
T
= suhu, 0K
R
= konstanta gas (0,08206 (liter.atm) (mol0K) = 10,7315
Sebagaimana yang tercantum dalam rumus SG di atas, bahwa SG merupakan perbandingan densitas zat terhadap densitas zat standar. Densitas merupakan perbandingan massa zat dengan volume zat. Volume zat sangat dipengaruhi oleh suhu. Kenaikan suhu akan mengakibatkan pemuaian zat sehingga volumenya bertambah. Dengan demikian densitas zat yang sama pada temperatur yang lebih tinggi akan lebih rendah. Oleh karenanya besarnya SG zat tersebut pun berubah. Guna kepentingan transaksi jual beli, khususnya di bidang migas supaya pembeli dan penjual tidak ada yang dirugikan maka ditetapkan standar SG 60/60 sebagai dasar perhitungan transaksi jual beli. SG 60/60 berarti perbandingan densitas zat pada suhu 60 degF dengan densitas zat standar pada suhu yang sama. Namun kenyataannya, sangat sulit mengkondisikan suhu pengukuran tepat pada 60 degF. Oleh karena itu pengukuran dilakukan pada suhu ruangan (berapapun) yang nantinya hasil pengukuran tersebut dikonversi ke SG 60/60 dengan suatu koreksi suhu (Refi. 2013).
2.3 Sudut Repos Menurut Sudaryanto, dkk sudut repos adalah sudut yang terbentuk antara bidang alas dan bidang miring dari suatu bentuk segitiga pada saat bahan curah (biji-bijian) dijatuhkan secara bebas atau sampai bahan mulai jatuh bergulir. Sudut repos terjadi : a.
Sudut repos statik, yaitu sudut gesek antar bijian diambang batas gerak
b.
Sudut repos dinamik, yaitu sudut antara lereng timbunan biji-bijian dengan permukaan horizontal Nilai sudut repos dari suatu bahan dipengaruhi oleh bentk, ukuran, kadar air
dan orientasi bahan.
2.4 Piknometer Menurut Riko, 2011 piknometer adalah bejana yang dilengkapi dengan termometer untuk mengukur dan membandingkan berat jenis zat cair atau zat padat. Pengukuran dengan piknometer harus dilakukan pada suhu tetap. Selain itu, volume zat cair harus sama dengan volume piknometer. Bagian-bagian piknometer terdiri dari 3 bagian:
1.
Tutup pikno
: bagian tutup mempunyai lubang berbentuk saluran kecil.
2.
Thermometer : mengamati bahwa zat yang diukur memiliki suhu yang tetap.
3.
Labu dari gelas : tempat meletakkan zat yang akan di ukur massa jenisnya.
Cara penggunaan 1.
Timbang piknometer dalam keadaan kosong.
2.
Masukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknomeer tersebut.
3.
Tepatkan volumenya, lalu tutup piknometer.
4.
Timbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut.
5.
Hitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong.
6.
Setelah didapat data massa dan volume fluidanya, tentukan nilai rho/masssa jenis (ρ) fluida.
BAB III METODOLOGI PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1. Timbangan analitik 2. Gelas ukur 3. Piknometer 4. Alat pengukur sudut repos
3.1.2 Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1. Alkohol 2. Cairan toluenen (C6h5CH3) 3. Jagung 4. Kacang kedelai 5. Kacang tanah 6. Minyak goreng
3.2. Prosedur Percobaan 3.2.1. Menentukan Bulk Density 1. Menimbang sejumlah bahan dengan menggunakan timbangan analitik 2. Mengukur volume bahan yang telah ditimbang dengan menggunakan gelas ukur 3. Menghitung bulk density bahan dengan menggunakan persamaan yang telah ditentukan 3.2.2. Menentukan Spesific gravity 1. Metode Platform Scale 1.1 Menimbang bahan dengan menggunakan timbangan analitik 1.2 Memasukkan air ke dalam gelas ukur kemudian menimbang gelas yang telah diisi air (massa wadah + air)
1.3 Memasukkan bahan ke dalam gelas ukur yang telah diisi air tersebut dan catatlah massanya (massa wadah + air + bahan) 1.4 Menghitung spesific gravity bahan dengan menggunakan persamaan yang ditentukan untuk metode platform scale. 2. Metode Piknometer Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruangan yang ditempati cairan ini. 2.1 Menentukan Spesific Gravity Bahan Padat (terutama bijian) 1) Menimbang berat sampel diudara (Bs); 2) Menimbang berat piknometer (Bp); 3) Memasukan cairan toluen kedalam piknometer, menimbang berat toluen + piknometer (Bp + t); 4) Memasukkan sampel bijian kedalam piknometer yang telah terisi cairan toluen, menimbang berat toluen + piknometer + sampel (Bt + p + s) hingga mencapai batas garis pada piknometer; 5) Setelah piknometer dikosongkan dicuci dan dibersihkan dengan alkohol, menimbang juga berat toluen + air (Bp + a) sampai batas garis pada piknometer; 6) Menghitung spesific gravity dan berat satuan sampel. 2.2 Menentukan Spesific Gravity Bahan Cair (minyak goreng) 1) Menyiapkan piknometer kosong (m) yan bersih kemudian ditimbang beratnya dalam gram, selanjutnya memasukkan aquades sampai garis batas piknometer; 2) Menutup
piknometer
hingga
tidak
ada
gelembung,
lalu
membersihkan dinding luar piknometer dengan tisu. Kemudian mencatat suhu pada tutup pinometer dan menimbang kembali berat piknometer yang berisi aquades (m1); 3) Melakukan prosedur untuk sampel yang digunakan, mencatat suhu dan berat piknometer dan sampel (m2). 3.2.3. Menentukan Sudut Repos 1. Meletakkan bahan pada permukaan bidang atas (seng) dari alat pengukur sudut repos;
2. Menaikkan lapisan atas dari alat pengukur sudut repos sedikit demi sedikit sampai dengan bahan mulai bergulir jatuh dan amati busur derajat untuk melihat besarnya sudut yang terbentuk antara lapisan bawah dan lapisan atas daru alat pengukur sudut repos; 3. Pada saat mulai bergerak, mencatat sudut yang terbentuk (sudut repos bahan); 4. Mengulangi pengukuran pada permukaan yang berbeda (mika dan kayu) dengan masing-masing permukaan diulang sebanyak 30 kali. 5. Mengukur densitas bahan pertanian porus berbentuk tak menentu dengan pelapisan lilin 1)
Menyiapkan sampel dan timbang beratnya , ms;
2)
Menyiapkan air dan ukur volumenya, Va;
3)
Memanaskan lilin sampai mencair;
4)
Setelah lilin mencair, mencelupkan sampel kedalam lilin kemudian menimbang berat sampel berlapis lilin, msl;
5)
Memasukkan sampelberlapis lilin kedalam air. Mengukur volume air ditambah sampel dan lilin;
6)
Menghitung volume lilin, V1;
7)
Menghitung volume sampel;
8)
Menghitung densitas sampel.
BAB IV HASIL PERCOBAAN
4. 1. Hasil Tabel 1. Pengukuran Bulk Density ∆Volume
Massa
Percobaan
BD (gr/ml)
Kacang
Kacang
Kacang
Kacang
Kacang
Kacang
Tanah
Kedelai
Tanah
Kedelai
Tanah
Kedelai
1
5
5
5
4
1
1.29
2
4.99
5
4.9
3.9
1.01837
1.28205
3
5.03
5.01
4.9
4.1
1.02653
1.22195
Rata-rata
5.0066
5.0033
4.933
1.01497
1.25133
ke-
Tabel 2. Pengukuran Spesific Gravity dengan Metode Platform Scale Masaa
(a)
wadah+air (b)
Percobaan ke-
Massa
Massa Beban
wadah+air+bahan (c)
Massa air
SG (e)
dipindahkan (d)
Kacang Kacang Kacang Kacang Kacang Kacang Kacang Kacang Kacang Kacang Tanah Kedelai Tanah Kedelai Tanah Kedelai Tanah Kedelai Tanah Kedelai
1
4.97
4.93
02.96 103.61 107.93 108.52
4.97
4.91
1
1.0041
2
5.03
5.00
102.76 99.92
107.80 104.89
5.04
4.97
0.998
1.006
3
4.96
5.00
103.08 103.94 108.04 108.87
4.96
4.93
1
1.0141
Rata-rata
4.98
4.9766 102.93 102.49 107.92 107.42
4.99
4.936
0.999 1.0033
Tabel 3. Pengukuran Spesific Gravity bahan padat dengan piknometer Bahan Jagung Kacang Kedelai
BS (gr)
BP
Bpa
SG toluene
SG
VS 3
γs (gr/mm3)
(mm )
3,03 17,48 45,33 46,98 50,46 0,844452 1,85412
1,6342
1,85412
45,33 46,81 50,46 0,844452 1,84686 1,64604
1,84686
1748
(gr)
Bpts
sampel
3,03
(gr)
Bpt
Tabel 4. Pengukuran Spesific Gravity bahan cair dengan piknometer Massa Bahan +
Bahan
Massa Piknometer
SG
Aquades
18,61
47,40
0,929489406
Minyak Goreng
18,61
45,37
0,929489406
Piknometer (gr)
Tabel 5. Pengukuran Sudut Repos Mika No. Kacang Tanah
Jagung
Kayu Kacang Kacang Kedelai
Tanah
Jagung
Seng Kacang Kacang Kedelai
Tanah
Jagung
Kacang Kedelai
1.
13
27
11
13
23
11
10
24
9
2
18
31
12
14
14
10
9
10
11
3
9
26
15
15
15
14
26
9
14
4
16
29
14
25
10
12
8
17
12
5
15
28
15
16
15
9
26
25
10
6
8
30
14
10
23
16
15
33
9
7
8
28
12
8
28
6
5
27
10
8
19
28
10
15
25
9
22
25
12
9
17
25
10
19
26
10
18
22
17
10
9
23
10
18
24
5
21
18
13
11
30
25
17
20
19
4
18
14
20
12
18
32
17
20
27
7
21
27
12
13
19
31
12
22
25
9
18
27
8
14
18
30
10
20
20
13
21
22
21
15
25
29
14
16
16
9
10
27
11
16
14
32
15
25
36
13
22
15
14
17
7
30
16
18
22
12
17
24
12
18
20
32
16
19
24
10
21
26
10
19
19
28
17
15
25
10
17
28
11
20
13
25
15
14
14
11
25
30
8
21
23
26
13
22
20
8
20
24
12
22
25
27
15
15
15
6
11
25
14
23
25
28
10
19
30
5
22
20
12
24
11
28
13
24
26
5
15
22
11
25
14
30
15
12
24
14
24
24
10
26
25
30
19
15
23
8
11
25
13
27
23
30
15
16
20
5
14
30
8
28
10
34
14
18
25
9
20
21
10
29
11
17
15
19
31
10
19
21
10
30
22
19
14
16
25
12
10
30
13
Tabel 6. Pengukuran Densitas Bahan Pertanian Porus Percobaan
Ms
Va
MSL
VSLA
Mlilin
Vlilin
Vs
ρs
ke-
(gr)
(ml)
(gr)
(cm3)
(gr)
(cm3)
(cm3)
(gr/cm3)
1
11.69
50
13.59
64
1.9
2.043
11.957
0.977
2
14.72
50
17.09
67
2.37
2.55
14.45
1.019
3
11.93
50
13.54
64
1.61
1.731
12.269
0.972
4. 2. Perhitungan 4.2.1 Perhitungan Bulk Density 1. Kacang Tanah Percobaan ke-1: BD (γ) = = = 1 gr/ml Percobaan ke-2: BD (γ) = = = 1.01837 gr/ml
Percobaan ke-3: BD (γ) = = = 1.02653 gr/ml
2. Kacang Kedelai Percobaan ke-1: BD (γ) = = = 1.25 gr/ml Percobaan ke-2: BD (γ) = = = 1.28205 gr/ml Percobaan ke-3: BD (γ) = = = 1.22195 gr/ml
4.2.2 Perhitungan Spesific Gravity dengan Metode Platform Scale 1. Kacang Tanah Percobaan ke-1: Massa air yang dipindahkan = c-b = (107.93-102.96) gr = 4.97 gr SG =
x 1 gr/cm3
SG =
x 1 gr/cm3
SG = 1
Percobaan ke-2: Massa air yang dipindahkan = c-b = (107.80-102.96) gr = 5.04 gr SG =
x 1 gr/cm3
SG =
x 1 gr/cm3
SG = 0.9980
Percobaan ke-3: Massa air yang dipindahkan = c-b = (108.04-103.08) gr = 4.96 gr SG =
x 1 gr/cm3
SG =
x 1 gr/cm3
SG = 1
2. Kacang Kedelai Percobaan ke-1: Massa air yang dipindahkan = c-b = (108.52-103.61) gr = 4.91 gr SG =
x 1 gr/cm3
SG =
x 1 gr/cm3
SG = 1.0041
Percobaan ke-2: Massa air yang dipindahkan = c-b = (104.89-99.92) gr = 4.97 gr SG =
x 1 gr/cm3
SG =
x 1 gr/cm3
SG = 1.006
Percobaan ke-3: Massa air yang dipindahkan = c-b = (108.87-103.94) gr = 4.93 gr SG =
x 1 gr/cm3
SG =
x 1 gr/cm3 = 1.0141
4.2.3 Perhitungan Spesific Gravity bahan padat dengan piknometer 1. Jagung SG Toluene = SG Toluene = SG Toluene = 0.8444
SG Jagung = SG Jagung = SG Jagung = 1.854121075
Vjagung = VJagung = VJagung = 1.6341974 gr/cm3
γ Jagung = γ Jagung = γ Jagung = 1.854121075 gr/mm3
2. Kacang Kedelai SG Toluene = SG Toluene = SG Toluene = 0.8444
SG Jagung = SG Jagung = SG Jagung = 1.854121075
Vjagung = VJagung = VJagung = 1.6341974 gr/cm3
γ Jagung = γ Jagung = γ Jagung = 1.854121075 gr/mm3
4.2.4 Perhitungan Spesific Gravity bahan cair dengan piknometer sampel = Keterangan: M2
= Mat + P
M1
= Maq + P
M
= Massa Piknometer
SG sampel
= –
=
–
= 0,929489406
4.2.5 Perhitungan Sudut Repos 1. Sd Mika Kacang Tanah: Sd Kacang Tanah =
(∑
)
∑
Sd Kacang Tanah = 38.3045
Jagung: Sd Jagung =
(∑
)
∑
Sd Jagung = 13.51264
Kacang Kedelai: Sd Kacang Kedelai =
(∑
∑
)
Sd Kacang Kedelai = 5.481609
2. Sd Kayu Kacang Tanah: Sd Kacang Tanah =
(∑
∑
)
Sd Kacang Tanah = 13.62799
Jagung: Sd Jagung =
(∑
)
∑
Sd Jagung = 29.48161 Kacang Kedelai: Sd Kacang Kedelai =
(∑
∑
)
Sd Kacang Kedelai = 9.627586
3. Sd Seng Kacang Tanah: Sd Kacang Tanah =
(∑
Sd Kacang Tanah = 33.2
Jagung: Sd Jagung =
(∑
)
∑
Sd Jagung = 32.196092
Kacang Kedelai:
)
∑
Sd Kacang Kedelai =
(∑
)
∑
Sd Kacang Kedelai = 9.610345
4.2.6 Perhitungan Densitas Bahan Pertanian Porus 1.
Sample 1
Mlilin = MSL – MS Mlilin = (13.59-11.69) gr Mlilin = 1.9 gr
Vlilin = Vlilin = Vlilin = 2.043 cm3 Vs = VSLA – Vlilin - Va Vs = 64 cm3 – 2.043 cm3 – 50 cm3 Vs = 11.957 cm3
ρs = ρs = ρs = 0.977 gr/cm3 2. Sample 2 Mlilin = MSL – MS Mlilin = (17.09-14.72) gr Mlilin = 2.37 gr
Vlilin = Vlilin = Vlilin = 2.55 cm3
Vs = VSLA – Vlilin - Va Vs = 67 cm3 – 2.55 cm3 – 50 cm3 Vs = 14.45 cm3
ρs = ρs = ρs = 1.019 gr/cm3 3. Sample 3 Mlilin = MSL – MS Mlilin = (13.54-11.93) gr Mlilin = 1.61 gr
Vlilin = Vlilin = Vlilin = 1.731 cm3 Vs = VSLA – Vlilin - Va Vs = 64 cm3 – 1.731 cm3 – 50 cm3 Vs = 12.269 cm3
ρs = ρs = ρs = 0.972 gr/cm3
BAB V PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengukuran densitas dan spesific gravity dan pegukuran sudut repos. Pengukuran bulk density membantu untuk menentukan ruang penyimpanan khususnya untuk bahan hasil pertanian. Besarnya nilai bulk density akan berbanding lurus dengan besarnya ruang penyimpanan suatu bahan. Nilai bulk density dari suatu produk berbanding lurus dengan volume ruang penyimpanan. Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh nilai bulk density untuk kacang tanah pada percobaan pertama hingga ketiga secara berurutan adalah 1 gr/mL; 1,01837 gr/mL; dan 1,02653 gr/mL sehingga diperoleh rata-rata nilai bulk density kacang tanah adalah 1,01497 gr/mL. Sedangkan nilai bulk density untuk kacang kedelai pada percobaan pertama hingga ketiga secara berurutan adalah 1,29 gr/mL; 1,28205 gr/mL; dan 1,22195 gr/mL sehingga diperoleh rata-rata adalah 1,25133 gr/mL. Nilai bulk density menurut literatur untuk kacang kedelai adalah 0,5447 gr/mL sedangkan yang diperoleh praktikum hanya 1,25133 gr/mL, perbedaan nilai yang diperoleh cukup jauh dengan literatur yang ada. Artinya perhitungan yang dilakukan praktikan terjadi kesalahan dan belum mendekati benar. Hal tersebut bisa terjadi karena kesalahan dalam proses pengukuran massa serta volume yang tertera pada gelas ukur. Selanjutnya nilai spesific gravity kacang tanah berurutan dari percobaan pertama sampai ketiga adalah 1; 0,998 dan 1 sehingga rata-ratanya sebesar 0,999. Sedangkan nilai spesific gravity kacang kedelai berurutan dari percobaan pertama sampai ketiga adalah 1,0041; 1,006 dan 1,0141 sehingga rata-ratanya sebesar 1,0033. Jika nilai spesificnya lebih besar dari 1 maka bahan yang diuji akan tenggelam. Namun, jika nilai spesificnya dibawah 1 maka bahan yang diuji akan mengapung. Maka dapat disimpulkan bahwa kacang kedelai akan tenggelam dalam air, sedangkan untuk kacang tanah masih memungkinkan untuk mengapung karena spesific gravity nya dibawah nilai 1. Spesific gravity ini memiliki peranan penting dimana membantu bahan hasil pertanian untuk dikeringkan dan
membantu dalam hal penyimpanan biji-bijian, penentuan kemurnian biji, sortasi serta grading. Pengukuran spesific gravity ini dilakukan dalam dua metode, yaitu metode platform scale dimana metode ini merupakan salah satu teknik sederhana yang dapat digunakan pada produk yang berukuran besar dan yang kedua adalah metode piknometer dimana piknometer itu sendiri berarti bejana yang dilengkapi termometer untuk mengukur dan membandingkan berat jenis cair atau zat padat. Piknometer berfungsi untuk mengukur volume sebenarnya pada suatu bahan. Metode piknometer ini juga terbagi menjadi dua yaitu dengan bahan padat dan dengan bahan cair. Untuk pengukuran bahan padat diperoleh volume sampel jagung sebesar 1,6342 mm3 dan kacang kedelai sebesar 1,64604 mm3. Kemudian untuk spesific gravity dari sampel jagung didapat 1,85412 dan kacang kedelai sebesar 1,84686. Dapat disimpulkan dari hasil volume dan berat sampel yang diperoleh bahwa semakin kecil nilai volume dari sampel yang diuji maka akan semakin besar nilai berat sampel yang diperoleh berlaku pula sebaliknya. Sehingga volume dan berat sampel berbanding terbalik. Untuk pengukuran sudut repos dilakukan pada tiga media yang berbeda, yaitu mika, kayu serta seng. Untuk sudut repos kacang tanah hasil yang paling besar terdapat pada mika dengan besar 300; untuk sudut repos jagung diperoleh nilai paling besar pada media kayu dengan besar 360; dan yang terakhir nilai sudut repos untuk kedelai adalah 21 pada permukaan seng. Nilai sudut repos suatu bahan dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, kadar air, dan orientasi bahan. Pada pengukuran densitas bahan dengan dilapiskan lilin dan bahan uji terong. Terong bukan termasuk kedalam bahan yang bentuknya bersifat porus atau tidak beraturan. Nilai densitas yang diperoleh setelah dilakukan tiga kali percobaan adalah 0,977 gr/cm3; 1,019 gr/cm3; dan 0,972 gr/cm3. Jika dilihat dari hasil yang diperoleh praktikan bahwa massa terong mempengaruhi nilai densitas dimana setiap penambahan massa bahan akan semakin kecil densitas yang diperoleh bahan.
BAB VI PENUTUP
6. 1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini : 1. Kebundaran dan kebulatan merupakan dua hal yang berbeda 2. Kebulatan serta kebundaran memiliki nilai 0-1 3. Kebundaran bahan dikatakan sempurna jika nilai roundness mendekati nilai 1 4. Pengukuran dari Karakteristik bahan hasil pertanian seperti bentuk dan ukuran sangat penting untuk penanganan hasil pertanian agar lebih efektif
6. 2. Saran 1. Sebaiknya praktikan membaca serta memahami praktikum yang akan dilaksanakan 2. Sebaiknya pengukuran dilakukan dengan teliti agar data yang didapat lebih akurat 3. Sebaiknya praktikan bersikap serius dan fokus ketika melaksanakan praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Iin.
2012.
Bulk
Density.
Terdapat
http://iinmutmainna.blogspot.com/2012/05/bulk-density.html
pada (Diakses
pada hari Minggu, 11 Oktober 2015 pukul 07.36 WIB).
Refi.
2013.
Spesific
Gravity.
Terdapat
pada
http://refiners-
notes.blogspot.com/2013/06/specific-gravity-sg.html (Diakses pada hari Minggu, 11 Oktober 2015 pukul 08.44 WIB).
Riko.
2011.
Piknometer.
Terdapat
pada
http://wakeriko.blogspot.com/2011/11/piknometer.html (Diakses pada hari Minggu, 11 Oktober 2015 pukul 07.52 WIB).
Sudaryanto, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Teknik Pasca Panen I. Jatinangor
View more...
Comments