Pengukuran Dan Teori Ralat
August 14, 2018 | Author: Darmaji Ji | Category: N/A
Short Description
Download Pengukuran Dan Teori Ralat...
Description
BAB I PENDAHULUAN A. LAT LATAR BELA BELAKAN KANG G
Sebagian besar eksperimen ilmiah dilakukan dengan observasi dalam wujud pengukuran dan analisis a nalisis data. Tujuannya Tujuannya antara lain menverifikasi menverifikas i teori-teori atau konsepkonsep- konsep konsep (rumus) (rumus) yang telah ada, atau mencari dan menentukan menentukan konstanta konstanta fisika suatu besaran. asilnya dapat digunakan sebagai penjelasan model teori tersebut secara riil. Teori yang baik harus dapat menjelaskan gejala-gejala alam, bahkan lebih dari itu harus dapat meramalkan berbagai gejala baru yang perlu diuji diuji dengan dengan eksper eksperime imen-ek n-ekspe sperim rimen en baru. baru. Sehing Sehingga, ga, peran peran penguk pengukura uran n dan analisi analisiss data data dalam dalam perkem perkemban bangan gan ilmu ilmu pengeta pengetahua huan n sangat sangat pentin penting. g. Secara Secara umum praktikum fisika dasar adalah ajang latihan eksperimen mahasiswa baru untuk mengenal berbagai aspek pengukuran maupun analisis data. !aling tidak ada dua hal pentin penting g sebagai sebagai latar latar belaka belakang ng mengap mengapaa pengal pengalama aman n prakti praktikum kum tersebut penting. ". #gar #gar maha mahasi siswa swa dapa dapatt lebi lebih h mema memaha hami mi kons konsep ep-k -kon onsep sep yang ada dalam perkuliahan $. Saat Saat mene meneku kuni ni prof profes esin iny ya nant nantii prin prinsi sipp-pr prin insi sip p peng penguk ukur uran an dan dan analisis data harus dikuasai dengan baik karena merupakan dasar yang sangat penting dalam setiap kegiatan praktikum. B. RUMU RUMUSA SAN N MAS MASAL ALAH AH ". #pa #pa itu itu peng penguk ukur uran an%% $. #pa saja saja kesalahan kesalahan yang dapat terjadi dalam suatu suatu pengukuran pengukuran%% &. 'agaimana 'agaimana cara cara melakuk melakukan an praktek praktek pengukran pengukran yang benar% benar% C. TUJUAN ". enambah enambah pengetahuan pengetahuan mahasiswa mahasiswa tentang tentang pengu pengukuran kuran $. enam enamba bah h pema pemaha hama man n maha mahasi siswa swa tenta tentang ng kesa kesalah lah yang yang serin sering g terja terjadi di dalam
melakukan
praktik
pengukuran
meminimalisirnya
BAB II PEMBAHASAN 1
dan
bagaimana
c a ra
A. PENG PENGUK UKUR URAN AN !enguk !engukura uran n dalam dalam fisika fisika adalah adalah memban membandin dingka gkan n dua hal, hal, dengan dengan salah salah satuny satunyaa menjadi pembanding atau alat ukur yang besarnya harus distandarkan, bertujuan untuk mengat mengatahu ahuii kualit kualitas as atau atau kuanti kuantitas tas suatu suatu besara besaran. n. (ianc (iancoli oli,, *.+. *.+. $"&) $"&).. Tidak Tidak pengukuran yang mutlak tepat atau akurat, ini menunjukkan bahwa setiap hasil pengukuran besaran pasti memiliki simpangan atau deviasi. !engukuran yang tepat dan presisi bergantung kepada manusia yang memiliki keterbatasan dalam metode serta alat ukurnya. !engukuran besaran relatif terhadap suatu standar atau satuan tertentu.
*ikatakan relatif di sini, maksudnya adalah setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda, sehingga hasil pengukuran yang diperoleh berbeda pula. etelitian dapat didefinisikan sebagai ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu pengukuran, dan ini sangat berkaitan dengan skala terkecil dari alat ukur yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran. Sebagai contoh, pengukuran besaran panjang dengan menggunakan penggaris (mistar), jangka sorong dan mikrometer sekrup. etiga alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda (/emansky). enurut 0esnic ($&), alat ukur adalah seperangkat alat yang dipergunakan untuk untuk menent menentuka ukan n nilai nilai atau besaran besaran dari dari suatu suatu kuanti kuantitas tas atau atau variab variabel el fisis. fisis. 1mumnya, alat ukur dasar terdiri dari dua jenis yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital. #lat ukur yang sering kita jumpai dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehari-hari adalah penggaris penggaris berskala berskala milimeter milimeter (mm). !enggaris !enggaris ini memiliki skala terkecil " mm, sehingga ketelitian yang didapatkan dari alat ukur ini adalah " mm. Selain penggaris ada banyak sekali alat ukur ilmiah. Salah satunya adalah jangka sorong. #lat ukur ini merupakan alat ala t ukur panjang yang memiliki bagian utam utamaa yait yaitu u rahan rahang g tetap tetap dan dan rahan rahang g geser geser.. #lat #lat ukur ukur ini ini memi memili liki ki ting tingka katt ketelitian yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara ," mm sampai ,2 mm. Skala panjang yang tertera pada rahang sorong disebut nonius atau vernier. 3angka sorong yang akan digunakan memiliki memiliki skala nonius yang panjangnya panjangnya " cm dan terbagi atas $ bagian, sehingga beda satu skala nonius dengan skala utama adalah ,2 mm (Sutrisno, $"). ATAU KETIDAKPASTIAN KETIDA KPASTIAN HASIL PENGUKURAN P ENGUKURAN '. RALAT AT 0alat atau ketidakpastian selalu meliputi hasil pengukuran, karena tidak ada alat yang dapat mengukur sesuatu dengan dengan akurasi "4, "4, ia hanya menghasilkan nilai nilai yang yang mend mendek ekati ati nila nilaii seben sebenarn arnya ya.. Pengukuran adalah adalah tindak tindakan an yang yang 2
bertujuan untuk menentukan kuantitas dimensi suatu besaran pada suatu sistem, dengan cara membandingkannya dengan satu satuan dimensi besaran yang sudah bakudengan menggunakan alat ukur yang telah terkalibrasi dengan baik. asil pengukuran berupa angka-angka yang kemudian dianalisis sehingga berujung
pada
suatu
kesimpulan.
*engan
menganalisis
data-data
hasil
pengukuran, akan diketahui seberapa akurat pengukuran yang telah dilakukan. una menjawab pertanyaan yang muncul. #dakah jaminan bahwa hasil pengukuran tersebut tidak salah% 3ika menyimpang dari nilai sebenarnya, berapa penyimpangan tersebut% Seberapa jauh hasil pengukuran dapat dipercaya% 'agaimana memberitahukan hasil pengukuran tersebut% asil suatu pengukuran tidak bisa dijamin tepat karena pada suatu pengukuran jika dilakukan berulang akan menghasilkan angka-angka yang berbeda. Selalu ada ketidakpastian pada setiap angka yang diperoleh dari pengukuran. Sumbernya berasal dari ketidaksempurnaan alat, metode atau cara, dan manusia sebagai pelaku pengukuran. 5leh sebab itu dalam suatu kegiatan pengukuran diperlukan analisis data untuk menjawab ketidak pastian tersebut etidakpastian dalam kegiatan pengukuran tidak dapat dihindari tetapi dapat diminmalisir dengan mengatahui jenis-jenis kesalahan dan sumbernya ". JENIS KESALAHAN DAN SUMBERNYA 3enis kesalahan yang menjadi sumber ketidakpastian hasil pengukuran adalah adalah sebagai berikut a. Kesalahan ss!e"a!s #systematic errors$ #dalah ketidak-akuratan hasil pengukuran akibat alat, kalibrasi atau teknik ukur yang salah. isalnya ") Kesalahan ala!% •
esalahan nol ( zero error ) akibat tidak berimpitnya titik nol skala dengan titik nol jarum penunjuk.
•
elelahan ( fatigue) alat karena misalnya pegas yang dipakai telah lembek.
3
•
esekan antar bagian yang bergerak.
•
dan sebagainya.
esalahan ini bisa dihindari bila alat ukur diganti dengan yang lebih baik jika mungkin. $) Kesalahan kal&ras yaitu ketidak-tepatan pemberian skala ketika pertama kali alat dibuat. 'isa dihindari dengan membandingkan alat tersebut dengan alat baku (standar). &) Kesalahan 'r&a( 'enga"a!% •
esalahan parallax yaitu kesalahan akibat posisi mata saat pembacaan skala tidak tepat tegak lurus di atas jarum.
•
esalahan interpolasi yaitu salah membaca kedudukan jarum diantara dua garis skala terdekat.
•
!enguasaan prosedur dan ketangkasan penggunaan alat. 'eberapa peralatan membutuhkan prosedur yang rumit, misalnya osiloskop, yang membutuhkan ketrampilan pemakaian yang cukup.
•
Sikap pengamat, misalnya kelelahan maupun keseriusan pengamat.
Sumber kesalahan ini dapat dihindari dengan sikap pengamatan yang baik, memahami sumber kesalahan dan berlatih sesering mungkin. 6) Pe"akaan ala! 'a(a k)n(s &er&e(a (engan saa! (kal&ras , yaitu pada kondisi suhu, tekanan atau kelembaban yang berbeda. 7tulah sebabnya perlu dicatat nilai variabel atau kondisi lingkungan saat eksperimen dilakukan, misalnya
suhu dan
tekanan
udara
di
laboratorium. b. Kesalahan Ra"&angan #random errors$ a(alah kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh sesuaatu diluar system. 8alupun kesalahan sistematis sudah berusaha dihindari, namun masih ada sumber kesalahan lain berasal dari luar sistem dan tak dapat dikuasai sepenuhnya ") Gerak &r)*n molekul udara yang dapat mempengaruhi penunjukan alat-alat halus seperti galvanometer. $) +luk!uas !egangan ls!rk yang tak teratur yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran dengan alat-alat ukur listrik.
4
&) Lan(asan (meja, lantai atau dudukan lain) alat yang bergetar akibat lalu lintas atau sumber lain. 6) Noise atau bising pada rangkaian elektronika. 2) La!ar &elakang radiasi kosmos pada pengukuran dengan pencacah radioaktif. +. NILAI
SEBENARNYA,
NILAI
PENDEKATAN
TERBAIK
DAN
PENYIMPANGAN
Secara
ringkas
dari
uraian
di
atas,
kesalahan
bersumber
dari
ketidaksempurnaan manusia dalam membuat alat, bersikap atau mengantisipasi prilaku alam. #kibatnya adalah kesalahan pengukuran tidak mungkin dihindari sehingga hasilnya bukanlah nla se&enarn-a (true value) dari besaran yang diukur. 7ngatlah bahwa nilai sebenarnya tak akan pernah diketahui selamanya. 5leh sebab itu perlu dilakukan a. !emilihan nla 'en(eka!an !er&ak (best value) sebagai pengganti nilai sebenarnya. b. !emilihan suatu nilai lainnya sebagai ukuran (ar 'en-"'angan/ nilai pendekatan terbaik (best value) terhadap nilai sebenarnya (true value). 9ilai ini sekaligus sebagai ukuran seberapa jauh nilai pendekatan terbaik dapat dipercaya. *. PENGUKURAN TUNGGAL DAN BERULANG Pengukuran !unggal #sa!u kal$ adalah pengukuran yang dilakukan
hanya sekali dan menghasilkan satu nilai data saja. Pengukuran &erulang adalah pengukuran yang dilakukan berkali-kali tanpa ada perubahan penyetelan ( setting ) alat, misalnya lebar meja yang diukur " kali dengan mistar yang sama. Seandainya pengukuran sekali dan berulang telah dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga tiap data masing-masing model pengukuran diperoleh dengan cara-cara yang sama baiknya, tetap saja kualitas data pengukuran berulang lebih baik dari pengukuran sekali. engapa demikian% 5
*ata hasil 'engukuran sekal kurang ('er0a-a karena mungkin saja jika pengukurannya diulang akan diperoleh data yang berbeda. 7ntuisi kita menyatakan semakin banyak pengukuran dilakukan akan diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang nilai sebenarnya. ita pasti setuju dengan pernyataan atau aksioma bahwa nilai sebenarnya akan dapat diperoleh bila pengukuran dilakukan dalam jumlah yang tak terbilang. Tetapi alat akan rusak atau pengamat akan sakit bila dilakukan pengukuran sebanyak-banyaknya. 3adi berapa banyak pengukuran yang harus dilakukan% 'agaimana cara menentukan
nilai
pendekatan
terbaik%
'agaimana
menentukan
penyimpangannya dari nilai sebenarnya% 'ila dilakukan pengukuran kali berapakah tingkat kepercayaannya% 'agaimana kalau pengukurannya kali dimana % 1. NILAI PENDEKATAN TERBAIK DAN KETIDAKPASTIAN HASIL PENGUKURAN BERULANG
eskipun pengukuran berulang sangat disarankan, namun jumlahnya tetaplah terbatas. 5leh sebab itu pengukuran berulang kali disebut 0)n!)h #sample$. Sementara itu dari berbagai literatur dijelaskan bahwa sebaran
atau distribusi data pengukuran berulang tak berhingga bersifat s"e!r Gauss. 1ntuk sekumpulan data yang diperoleh dengan pengukuran
berulang terbatas kali, distribusi datanya akan semakin simetri bila semakin besar. *ari data yang diperoleh dengan pengukuran berulang, akan dapat diperoleh tiga besaran yaitu nla ra!a2ra!a (mean) sampel, nla !engah (median) sampel, dan nla !er&an-ak "un0ul (modus) sampel. anakah yang patut dipakai sebagai nilai pendekatan terbaik% 'ila distribusi data hasil pengukuran kali dipercayai seperti distribusi auss (simetri), maka nilai ketiga besaran tersebut sama. 9ilai pendekatan terbaik yang paling tepat adalah nilai rata-rata s ample karena sesuai dengan asas kua(ra! !erke0l ( Principle of Least Square) dalam statistik yang berbunyi :9ilai terbaik diantara sekumpulan nilai suatu besaran adalah nilai yang sedemikian rupa 6
sehingga jumlah selisih nilai-nilai lain terhadap nilai tersebut setelah dikuadratkan adalah sekecil-kecilnya;. 3ika pada suatu besaran diukur secara berulang-ulang tanpa mengubah setting alat, maka hasil ukur terbaik merupakan nilai rataratanya. 1ntuk pengukuran yang diulangi sampai n kali dengan hasil maka nla ra!a2ra!an-a adalah
x
=
∑
xi
n
x
*imana
< rata-rata hasil pengukuran
∑
xi
< jumlah data hasil pengukuran n
< banyaknya pengulangan
ke!(ak'as!an nilai rata-rata sampel dinyatakan dengan simpangan baku
(deviasi standar, )
∆ x =
=>
∑
x i
− x
n
< ketidak pastian pengukuran
dengan adalah data pengukuran ke i, dan rata-rat a hasil ukur. pada pers. ($) dapat diinterpretasikan sebagai s"'angan !a' (a!a !erha(a' nla 'en(eka!an !er&akn-a . uadrat dipakai agar tak ada perbedaan
simpangan akibat atau , sementara faktor muncul karena data yang diperoleh dianggap sebagai sampel dari semesta data hasil pengukuran besaran yang bersangkutan.
7
D. PENGHITUNGAN HASIL PENGUKURAN BERULANG Setelah melakukan pengukuran dalam laboratorium yang selanjutnya
dilakukan adalah menganalisis data yang terhimpun dari pengukuran yang telah dilakukan. 1ntuk mengetahui hasil pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya. berikut ini adalah contoh analisis data yang dilakukan dalam suatu pengukuran 1. Mengukur 'an3ang !engukuran panjang harus dilakukan dengan alat ukur yang tepat.
!erhatikan dilingkungan sekitar kita, pengukuran panjang dilakukan oleh penjahit pakaian, pekerja bangunan, pengukur tanah, atau pembuat kunci. asing-masing profesi tadi membutuhkan alat ukur yang berbeda. 9amun pada hakekatnya mereka semua melakukan pengukura panjang, dan masingmasing pekerjaan membutuhkan ketelitian yang berbeda sehingga alat ukur yang di gunakan berbeda pula (9ursyamsuddin,$6). 'erikut ini cara penggunaan mikrometer sekrup dan jangka sorong. A Mkr)"e!er sekru'
a!ang geser
Skala Utama Skala nonius / sekrup pemutar
Benda
Gambar 1. mengukur panjang dengan mikrometer sekrup
ikrometer sekrup di tunjukan pada gambar ". 3ika skala nonius di putar lengkap " kali maka rahang geser dan skala nonius maju mundur .2 mm. arena skala nonius memiliki skala 2 skala, maka ketelitian mikrometer sekrup .2 mm ? 2 < ." mm (anginan,$$).*engan demikian ketidak pastianya => => < "?$ > nilai satuan terkecil (nst) < "?$ > ." mm < .2 mm
"
aka cara menentukan nilai > (panjang benda) yaitu "
!erhatikan garis skala utama dengan skala nonius. !ada gambar ". garis skala utama adalah @ mm lebih.
$
!erhatikan garis mendatar pada skala nonius yang berhimpit dengan garis mendatar pada skala utama. !ada gambar ". garis mendatar tersebut $6. maka nilai > < @,A( $6 > ," mm ) < @,$6 mm. Sehingga jika dituliskan. !anjang < (@,$6 B ,2) mm
B Jangka S)r)ng
a!ang geser Benda
Skala Utama Skala #onius
Gambar 2. mengukur panjang dengan $angka Sorong
Skala nonius memikiki panjang C mm dan di bagi " skala sehingga selisihnya ," mm.atau ," cm. aka ketidak pastiannya adalah => < "?$ > ," mm < ,2 mm < ,2 cm cara menentukan nilai > (panjang benda) yaitu "
perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka pada nonius. !ada gambar $. angka tersebut 2 cm
$
perhatikan garis nonius yag berhimpit dengan skala utama. !ada gambar $. angka tersebut adalah garis ke 6. ini berarti nilai > < 2 cm A ( 2 > ," cm ) < 2,2 cm.
Sehingga jika dituliskan, !anjang < (2,2 B ,2) cm C)n!)h% "engukur 'an3ang &a!ang ka-u (engan 3angka s)r)ng (an "0r)"e!er skru'
%
a
jepit batang kayu menggunakan jangka sorong dengan menggeser rahang geser lalu kunci
b
baca skala berapa pada skala utama yang berhimpit dengan skala nol pada skala nonius
c
.baca berapa skala nonius yang berhimpit dengan skala utama
d
Tambahkan skala utama dan skala nonius yang telah disamakan satuanya
e
asukan hasilnya ke dalam tabel pengamatan
f
1langi pengukuran sebanyak 2 kali
g
Dakukan langkah a-f dengan menggunakan mikrometer skrup
Ta&el 'enga"a!an
!engukuran ke
*engan jangka sorong
*engan mikrometer skrup
(D B =D) +m
(D B =D) mm
" $ & 6 2 0ata-rata etidakpastian pengukuran Error Analss Da!a, Perh!ungan (an kes"'ulan x
"
hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran
, kesalahan pengukuran (=>)
∆ x x
dan perentase error perhitungan (
>"4) pada tiap-tiap data
pengukuran. unakan persamaan berikut
∑ x =
xi
∆ x =
n
∑
x i
− x
n
x
*engan
1&
< rata-rata hasil pengukuran
=>
∑
< ketidak pastian pengukuran xi
< jumlah data hasil pengukuran n
$
< banyaknya pengulangan
Tentukan hasil pengukuran dengan persamaan V
&
! < ' =F Suatu pengukuran dianggap akurat jika tingkat kesalahanya kurang dari "4
4. Mengukur "assa Mengukur "assa k)n (engan nera0a )haus
a
timbanglah massa koin dengan cara menaruh koin di cawan benda
b
geser lengan neraca di mulai dari lengan dengan skala terbesar, kemudian lanjut dengan lengan lain yang skalanya lebih kecil sampai benda setimbang
c
lihat nilai yang tertera pada skala-skala lengan
d
tambahkan semuanya setelah disamakan satuanya
e
hasilnya kemudian (m) ' dengan ketelitian alat ()m* lalu tulis pada tabel data pengamatan.
f
1langi sampai 2 kali pengulangan dengan orang yang berbeda. Ta&el Hasl 'engukuran "assa
!engukuran ke
'enda?koin (m B =m) gr
" $ & 6 2 0ata-rata etidakpastian pengukuran Error Analss Da!a, Perh!ungan (an kes"'ulan 11
x
"
itunglah nilai rata-rata hasil pengukuran
, kesalahan pengukuran (=>)
∆ x x
dan perentase error perhitungan (
>"4) pada tiap-tiap data
pengukuran. unakan persamaan berikut x
=
∑
xi
∆ x =
n
∑
x i
− x
n
x
*engan
< rata-rata hasil pengukuran =>
∑
< ketidak pastian pengukuran xi
< jumlah data hasil pengukuran n $
< banyaknya pengulangan
Tentukan hasil pengukuran dengan persamaan V
! < ' =F &. Suatu pengukuran dianggap akurat jika tingkat kesalahanya kurang dari "4
5. Mengukur 6)lu"e Mengukur 6)lu"e kelereng 3angka s)r)ng
a
ukurlah diameter kelereng dengan menggunakan jangka sorong, lakukan oleh orang yang berbeda dan dilakukan 2 kali pengulangan.
b
hitung volume kelereng dengan menggunakan rumus volume benda.
c
Tulis data yang didapat pada tabel data pengamatan. Ta&el hasl 'enga"a!an
!engukuran ke " 12
*iameter
Folume ( G*$)
(* B =*) gr
(F B =F) gr
$ & 6 2 0ata-rata etidakpastian pengukuran Error Analss Da!a, Perh!ungan (an kes"'ulan V
b
itunglah nilai rata-rata hasil pengukuran
, kesalahan pengukuran (=F)
∆V V
dan perentase error perhitungan (
>"4) pada tiap-tiap data
pengukuran. unakan persamaan berikut
∑ V =
V i
∆V =
n
∑
V i
− V
n
V
*engan
< rata-rata hasil pengukuran
=F
∑
< ketidak pastian pengukuran V i
< jumlah data hasil pengukuran n c
< banyaknya pengulangan
Tentukan hasil pengukuran dengan persamaan V
d
! < ' =F Suatu pengukuran dianggap akurat jika tingkat kesalahanya kurang dari
"4 7. K)"')nen 6e0!)r Ala! (an &ahan
13
a
neraca pegas & buah
b
benang
c
kertas grafik
d
papan triplek
e
paku payung
f
busur derajat langkah2langkah
a
Siapkan benag dan diikat membentuk huruf H seperti gambar berikut
b
aitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar berikut.
+1
+2
+3
c
Siapkan papan tripleks, tancapkan paku payung kemudian kaitkan dua neraca pegas pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga sehingga dua neraca lainnya membentuk sudut C (siku-siku).
d
Tandai titik sambungan benang yang membentuk sudut siku-siku dan titik lain pada benang penghubung neraca pegas ketiga, kemudian buatlah garis seperti pada gambar berikut.
, 14
e
catat hasil yag di tunjukan oleh neraca " sebagai I" dan neraca $ sebagai I$, catat pula hasil yang di tunjukan oleh neraca & sebagai I &.
f
1kurlah sudut J yaitu sudut antara vektor I dengan I"
g
Dakukan percobaan sebanyak 2 kali dengan merubah salah satu paku payung ( merubah-ubah sudut J.
h
asukan data kedalam tabel Ta&el hasl 'engukuran
!engukuran ke " $ & 6 2 0ata-rata etidakpasti
I"
I$
9ewton 9ewton
I
J
I" sin J
I$ sin J
9ewton
an pengukuran Error pengukuran Analss Da!a, Perh!ungan (an kes"'ulan "
*ari hasil pengukuran jika nilai sudut J di rubah-ubah apakah yang terjadi%
$
amatilah tabel data, adakah kecenderungan nilai yag sama% Tuliskan terdapat pada bagian mana% V
&
itunglah nilai rata-rata hasil pengukuran
, kesalahan pengukuran (=F)
∆V V
dan perentase error perhitungan (
>"4) pada tiap-tiap data
pengukuran. unakan persamaan berikut
15
V
=
∑
V i
∆V =
n
∑
V i
− V
n
V
*engan
< rata-rata hasil pengukuran =F
∑
< ketidak pastian pengukuran V i
< jumlah data hasil pengukuran n 6
< banyaknya pengulangan
Tentukan hasil pengukuran dengan persamaan V
! <
' =F
8. Resul!an 4 9ek!)r Ala! (an &ahan
neraca pegas & buah
benang
kertas grafik
papan triplek
paku payung
busur derajat langkah2langkah 'engukuran
a
Siapkan benag dan diikat membentuk huruf H seperti gambar berikut
b
aitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar berikut.
16
+1 , +2
+3
c
Siapkan papan tripleks, tancapkan paku payung kemudian kaitkan dua neraca pegas pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga, ikat pada paku payung. +atat ketiga gaya tersebut, masukan ke dalam tabel. Dalu gambarkan garis penghubung seperti pada gambar berikut.
d
ukurlah sudut J, yaitu sudut antara I" dan I$. 7nfo karena sistem dalam keadaan setimbang maka I & < I0
+1
,
+
e
+3
+2 lakukan percobaan sampai 2 kali dengan cara merubah-ubah tarikan pada
neraca ke tiga ?I&. f
asukan data kedalam table
Ta&el Hasl Penga"a!an
!engukuran ke
17
I"
I$
I0
(9)
(9)
(9)
J
I"$
I$$
+os J
$I" I$ +os
I"$ AI$$
J
A$I" I$ +os
J " $ & 6 2 0ata-rata etidakpastian pengukuran Error pengukuran
Analss Da!a, Perh!ungan (an kes"'ulan
"
*ari hasil pengukuran jika nilai I& di rubah-ubah apakah yang terjadi%
$
amatilah tabel data, adakah kecenderungan membentuk pola tertentu% Tuliskan terdapat pada bagian mana%
&
'erdasarkan pola kecenderunagn yang ada, buatlah formula dalam bentuk persamaan matematis (rumus) V
6
itunglah nilai rata-rata hasil pengukuran
, kesalahan pengukuran (=F)
∆V V
dan perentase error perhitungan (
>"4) pada tiap-tiap data
pengukuran. unakan persamaan berikut
∑ V =
V i
∆V =
n
∑
V i
− V
n
V
*engan
< rata-rata hasil pengukuran =F
∑
< ketidak pastian pengukuran V i
< jumlah data hasil pengukuran n 1"
< banyaknya pengulangan
2
Tentukan hasil pengukuran dengan persamaan V
! <
' =F
:. Per0e'a!an Gra;!as Ala! (an &ahan
a
stopwatch
b
penggaris
c
benang
d
beban (bola besi, kertas)
Cara ker3a a. 1kurlah tinggi jarak antara titik star dengan titik jatuh -itik star
-itik jatu!
b. siapkan benda (bola besi) dan stopwatch. c. etika bola besi mulai dijatuhkan, hidupkan stopwatch. d. etika bola mengenai dasar lantai, matikan stopwatch. +atat waktunya di data pengamatan. e. 1langi 2 kali pengulangan. f. anti bola besi dengan kertas. 7kuti langkah b sampai e. g. Sekarang buatlah kertas seperti bola. 7kuti langkah b sampai e Ta&el Hasl Penga"a!an Hasl 'engukuran &)la &es
!engukuran ke " $ & 6 2 0ata-rata etidakpastian pengukuran Error pengukuran Hasl 'engukuran ker!as 1%
K
T
t$
(m)
(s)
(s$)
($>?t$)
K
T
t$
(m)
(s)
(s$)
($>?t$)
K
T
t$
(m)
(s)
(s$)
($>?t$)
!engukuran ke
" $ & 6 2 0ata-rata etidakpastian pengukuran Error pengukuran Hasl 'engukuran &)la &)la ker!as !engukuran ke " $ & 6 2 0ata-rata etidakpastian pengukuran Error pengukuran Analss Da!a, Perh!ungan (an kes"'ulan
L
#pakah massa benda dapat mempengaruhi percepatan gravitasi%
@
#pakah tinggi jarak jatuh (>) mempengaruhi gravitasi% 3elaskan baik melalui percobaan maupun rumus. V
M
itunglah nilai rata-rata hasil pengukuran
, kesalahan pengukuran (=F)
∆V V
dan perentase error perhitungan (
>"4) pada tiap-tiap data
pengukuran. unakan persamaan berikut
∑ V =
V i
∆V =
n
∑
V i
− V
n
V
*engan
< rata-rata hasil pengukuran =F
2&
< ketidak pastian pengukuran
∑
V i
< jumlah data hasil pengukuran n C
< banyaknya pengulangan
Tentukan hasil pengukuran dengan persamaan V
! <
' =F
" *ari hasil pengukuran percepatan gravitasi dari tiga benda tersebut apakah ada perbedaan%jelaskan. "" #pakah massa benda dapat mempengaruhi percepatan gravitasi% "$ #pakah tinggi jarak jatuh (>) mempengaruhi gravitasi% 3elaskan baik melalui percobaan maupun rumus. *emikian adalah contoh-contoh pengukuran sebagai catatan untuk mengetahui keakurasian alat lakukan pengukuran dengan alat yang berbeda lalu lihat berapa persen kesalahan relatifnya, semakin kecil kesalahan relatif hasil pengukuran maka semakin akurat alat tersebut. unakanlah alat yang memiliki kesalahan relatif paling kecil untuk mendapatkan hasil pengukuran yang mendekati nilai sebenarnya.
'#' 777 !E91T1!
#. ES7!1D#9
21
!engukuran adalah membandingkan besar suatu Nat dengan besaran yang sudah baku. *alam hal ini besaran yang digunakan adalah besaran yang universal esalahan dalam melakukan pengukuran dapat dibagi menjadi$. Haitu 1. esalahan sistematis ( systematic errors) penyebabnya antara lain esalahan alat esalahan kalibrasi esalahan pribadi pengamat !emakaian alat pada kondisi berbeda dengan saat dikalibrasi, 2. esalahan 0ambangan (random errors) yang penyebabnya antara lain
erak brown Iluktuasi tegangan listrik Dandasan Noise Datar belakang radiasi kosmos pada pengukuran dengan pencacah radioaktif.
1ntuk melakukan pengukuran yang lebih akurat gunakan alat yang memiliki ketelitian yang tinggi, selain itu lakukan pengukuran secara berulang untuk
memaksimalkan ke akuratan hasil pengukuran. Tentukan hasil pengukuran pada pengukuran berulang gunakan persamaan V
! < *imana !
' =F < hasil pengukuran akhir
V
=F
< rata-rata pengukuran < kesalahan relatif
*#IT#0 !1ST## http??ikaikakk.blogspot.com?$"&?"?teori-dasar-praktikum-pengukurandan.html http??www.rumus-fisika.com?$"&?"$?ketidakpastian-dalam-pengukuranfisika.html http??fisikaNone.com?ketidakpastian-pengukuran? http??doely.pbworks.com?f?DembarAerjaA!raktikumADSAK.doc>
22
View more...
Comments