Pengukuran Cairan Krevikuler Gingiva

March 19, 2018 | Author: Dewinta Candra Putri | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Kedokteran Gigi...

Description

Praktikum Biologi Mulut III

PENGUKURAN VOLUME CAIRAN KREVIKULER GINGIVA

Disusun oleh : Nama : Rima Chaeriyana NIM : 08/268111/KG/08360 Kelompok : D3

BAGIAN BIOLOGI MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

PENGUKURAN VOLUME CAIRAN KREVIKULER GINGIVA Rima Chaeriyana (08/KG/268111/08360) Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRACT Gingival crevicular fluid (GCF) is inflammatory exudate that found in the gingival sulcus. Gingival crevicular fluid is one of the mediators of cellular and humoral responses that had a role in the pathogenesis of various disorders in the oral cavity. Figures GCF flow is an indicator that associated with the development of gingivitis and periodontal disease. The aims of this study were to make the students understand the procedure of taking and measuring the volume of gingival fluid by using intrasulcular procedure. The oral cavity were isolated by cotton roll and dried by cotton. Then a tissue paper put to the sulcus. Three minutes after, the tissue paper were taken and gave a drop of ninhydrin 2% liquid over it. The change of color of tissue paper were measured with sliding caliper and the data were analized. There are differences GCF volume associated with inflammatory conditions, menstrual periods, dental crowding, dental caries and the use of orthodontic appliance. Keywords: Gingival fluid, inflammation, exudate, gingival sulcus, intrasulcular procedure

PENDAHULUAN Cairan krevikuler gingiva (CKG) adalah eksudat inflamasi yang ditemukan pada sulkus gingiva. Sebagai eksudat, volume CKG cenderung meningkat dengan adanya inflamasi dan permeabilitas kapiler (Kavadia-Tsatala et al, 2002). Jumlah cairan CKG hanya sedikit pada sulkus yang sehat (Rajendran dan Sivapathasundaram, 2009). Pada keadaan normal cairan krevikuler gingiva akan melewati epitel junctional menuju ke permukaan gigi (Roeslan, 2002). Cairan krevikuler gingiva merupakan salah satu mediator respon seluler dan humoral yang ikut berperan dalam proses patogenesis berbagai kelainan di dalam rongga mulut (Roeslan, 2002). Komposisi utama dari cairan krevikuler gingiva adalah sel-sel inflamatori (terutama leukosit polimorfonuklear) dan protein serum (Rose et al, 2004), inilah yang membedakannya dengan saliva. Unsur-unsur cairan CKG sangat tergantung dari kondisi jaringan periodontal. Secara umum, sel-sel, immunoglobulin, mikroorganisme, toksin dan enzim lysosomal dapat ditemukan pada CKG. Telah diketahui bahwa angka aliran CKG merupakan indikator perkembangan gingivitis. Lebih lanjut, beberapa komponen CKG

seperti alkaline phosphatase, β-glucoronidase, immunoglobulin G4, interleukin-1 (IL-1) dan lain-lain secara spesifik berkorelasi dengan perkembangan penyakit periodontal (Dannan et al, 2009). Fungsi cairan krevikuler gingiva menurut Manson dan Eley (1993) adalah sebagai berikut: a. mencuci daerah leher gingiva, mengeluarkan sel-sel epitelial yang terlepas, leukosit, bakteri, dan kotoran lainnya b. protein plasma dapat mempengaruhi perlekatan epitelial ke gigi c. mengandung agen antimikrobial misalnya lisosim d. Membawa leukosit PMN dan makrofag yang dapat membunuh bakteri. Juga menghantarkan IgG, IgA, IgM dan faktor-faktor lain dari sistem imun e. Jumlah cairan gingiva dapat diukur dan digunakan sebagai indeks dari inflamasi gingiva Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan prosedur pengambilan dan pengukuran volume cairan krevikuler gingiva menggunakan metode intrasulkuler.

BAHAN DAN CARA Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: (1) kertas saring dengan ukuran panjang 10 mm, lebar 2 mm dan tebal 1 mm; (2) larutan ninhidrin 2%; (3) cotton roll; (4) kapas; (5) kaca pembesar/lup; (6) alkohol 70%; (7) plastik kecil; (8) alat diagnostik (kaca mulut dan pinset); (9) sliding caliper. Cairan krevikuler gingiva diambil dengan metode intrasulkuler dengan cara mengisolasi rongga mulut terlebih dahulu dengan cotton roll. Dua buah cotton roll disisipkan masing-masing dexter dan sinister dari frenulum labialis superior, sampai menyentuh fornix agar tidak menutupi gigi dan cervix gigi, kemudian gingiva dikeringkan dengan menggunakan kapas. Setelah itu, kertas saring disisipkan ke dalam sulkus gingiva pada gigi incisivus centralis dan incisivus lateralis maxilla ( 2 1 | 1 2 ) sampai probandus merasa ujung kertas saring telah menyentuh dasar sulkus, kemudian dibiarkan selama 3 menit. Setelah 3 menit, kertas saring diambil dan ditetesi dengan larutan ninhidrin 2%. Setelah terlihat perubahan warna (menjadi biri keunguan), panjang warna diukur dengan sliding caliper. Data yang didapat diinterpretasikan.

HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Data hasil pengukuran volume cairan krevikuler gingiva kelompok D3 No

Nama

Rerata CKG

Probandus

(mm3)

Keterangan Probandus baru selesai masa menstruasi. Selain

1

Rizni Amaliah

0,425

2

Rima Chaeriyana

0,08

3

Vita Levina

4

Wirda Febriana

0,1025 0,1

Gambar 1. Hasil pengukuran CKG

itu, terdapat inflamasi pada gigi I2 kiri, tumpatan pada mesial gigi I2 kanan-kiri, serta gigi crowding Probandus memakai alat ortodontik cekat Probandus baru selesai masa menstruasi serta gigi crowding Probandus mau masuk masa menstruasi

Gambar 2. Alat dan bahan

PEMBAHASAN Dari hasil yang diperoleh, ada beberapa kondisi probandus yang kemungkinan mempengaruhi jumlah cairan krevikuler gingiva antara lain adanya inflamasi, masa menstruasi, gigi crowding, karies gigi dan pemakaian alat orthodontik. Aliran CKG pada gingiva yang sehat adalah sangat minimal, hampir tidak ada (Garrant, 2003). Pada gingiva yang sehat, akumulasi awal dari CKG merupakan representatif dari transudat cairan interstitial gingiva yang diproduksi oleh gradien osmotik (Al-Qutub, 2009). Peningkatan volume CKG berkaitan erat dengan peningkatan keparahan dari inflamasi gingiva. Pada keadaan gingiva terinflamasi terjadi dilatasi pembuluh darah, sehingga aliran CKG pun meningkat. Permeabilitas pembuluh darah pada gingiva sangat

berkaitan dengan tingkat aliran CKG. Pada penyakit periodontal, CKG yang awalnya berupa transudat akan berubah menjadi eksudat inflamatori (Al-Qutub, 2009). Pada gigi yang berjejal (crowding), peningkatan CKG berhubungan dengan adanya inflamasi gingiva, sesuai dengan teori Puscasu et al (2006) yang menyatakan bahwa gigi berjejal merupakan salah satu faktor resiko onset dan evolusi inflamasi gingiva dimana area yang berjejal retentif untuk bakteri plak karena proses self cleansing sulit. Adanya inflamasi dapat meningkatkan volume CKG. Siklus menstruasi adalah pola perubahan ritmis bulanan dari ovarium, organ-organ seksual wanita serta kecepatan sekresi hormon-hormon wanita, yang timbul karena fluktuasi kadar hormon estrogen dan progesteron. Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron sangat mempengaruhi kondisi di dalam rongga mulut dalam bentuk inflamasi, gingivitis, periodontitis, dan lain-lain. Siklus menstruasi berpengaruh terhadap angka leukosit cairan sulkus gingiva, yaitu pada saat terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Leukosit yang ada pada sulkus gingiva merupakan faktor penting dalam menentukan diagnosis inflamasi (Ngo et al, 2008). Penelitian yang dilakukan Lindhe dan Attstrom menyatakan bahwa peningkatan eksudat gingiva terjadi pada wanita pada saat ovulasi. Selama siklus menstruasi, wanita tanpa gingivitis tidak menunjukkan adanya peningkatan cairan gingiva, sementara wanita yang menderita gingivitis menunjukkan adanya peningkatan cairan gingiva. Peningkatan hormon sex selama masa menstruasi memodulasi perkembangan inflamasi gingiva yang terlokalisasi (Markou et al, 2009). Tekanan selama perawatan ortodontik dapat menyebabkan destruksi jaringan periodontal yang mungkin mempengaruhi angka aliran CKG dan komponennya. Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pergerakan dan aplikasi tekanan ortodontik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume CKG. Meski demikian, ada peningkatan volume CKG meski tidak signifikan, terkait dengan derajat inflamasi yang secara normal terjadi selama perawatan ortodontik (Dannan et al, 2009).

KESIMPULAN 1. CKG dapat ditemukan dalam bentuk transudat pada keadaan normal, dan berupa eksudat pada keadaan terinflamasi 2. Adanya inflamasi pada rongga mulut dapat meningkatkan volume CKG 3. Gigi berjejal merupakan faktor resiko adanya inflamasi gingiva sehingga volume CKG meningkat

4. Pada masa ovulasi, peningkatan hormon estrogen dan progesteron memodulasi perkembangan inflamasi gingiva yang meningkatkan volume CKG 5. Perawatan ortodontik tidak berpengaruh signifikan terhadap volume CKG

DAFTAR PUSTAKA Dannan A, Darwish MA, Sawan MN. 2009. Effect of orthodontic tooth movement on gingival crevicular fluid infiltration; a preliminary investigation. Journal of Dentistry Vol. 6, No. 3 Kavadia-Tsatala S, Kaklamanos EG, Tsalikis L. 2002. Effects of orthodontic treatment on gingival crevicular fluid flow rate and composition: Clinical implications and applications. Int J Adult Orthod Orthognath Surg Vol. 17, No. 3 Manson JD dan Eley BM. 1993. Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics). Edisi 2. Jakarta: Hipokrates. Hal. 10-11. Markou E. Eleana B, Lazaros T, Antonios K. 2009. The influence of sex steroids hhormones on gingiva of women. The Open Dentistry Journal. Vol 3, 114-119 Ngo OT, Nawawi S, Herawati D. 2008. Pengaruh siklus menstruasi terhadap angka leukosit cairan sulkus gingiva. Maj Ked Gi. Juni 2008; 15(1): 7-12 Puscasu CG, Dumitriu AS, Totolici D, Dumitriu HT. 2006. Study on dental crowding and gingival inflammation correlation in a group of youths. OHDMBSC Vol.V No.2 Rajendran dan Sivapathasundaram. 2009. Shafer'S Textbook Of Oral Pathology, 6th edition. New delhi : Elsevier. Page 374 Roeslan BO. 2002. Imunologi Oral: Kelainan di dalam Rongga Mulut. Jakarta: FK UI. Hal 112, 116-7. Rose LF, Mealey BL, Genco RJ, Cohen DW. 2004. Periodontics: Medicine, Surgery, and Implants. Missouri: Mosby Elsevier. Page 137.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF