Pengolahan Sinyal Digital Dengan Pemograman Matlab

April 25, 2017 | Author: Muhammad Nuzul Nur مسلم | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

pengolahan sinyal digital dengan matlab...

Description

]AIqAN PAN

UMUR B

@*nAHATLMU

PENGOIAHAN SINYAL DIGITAL lr$t8fi]t Pffi n0snfimffi mmm[ Dadang Gunawan

Filbert Hilman Juwono

PENCOLAHAN

SI

NYAL DICITAT

dengan Pemrograman MATTAB

Oleh

:

i I I I !

DadangGunawan Filbert Hilman Juwono

t I I

Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012

Hak Cipta @ 2A12 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

GRAHA ILMU Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp : 027 4-88983 6; O27 4-889398 Fax. : 0274-889O57

E-mail

: [email protected]

Gunawan, Dadang; ,Juwono,

Filbert Hilman

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL; Dengan Pemrograman !4ATLAB/Dadang Gunawan; Filbert Hifman Juwono - Edisi Pertama - Yogyakarta; Graha Ilmu, 2012 x + 266, 1 Jj-l. z 26 cm.

1. Teknik

I. Judul

ruTAPE]YGANTAR

engolahan Sinyal Digital telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Sebagai contoh, aplikasi-aplikasi tersebut meliputi teknik pengenalan suara, kompresi sinyal (data, gambar), dan juga televisi dan telepon digital. Pengolahan Sinyal Digital juga sangat membantu dalam penanganan bencana alam, seperti dapat diciptakannya teknologi pemantau gempa dan tsunami. Selain

iftl juga aplikasi biomedik, seperti sinyal electrocardiography (ECG) dan electroencephalogram (EEG), sangat terbantu dengan adanya teknologi digital.

Buku ini memberikan dasar-dasar teknik yang digunakan dalam Pengolahan Sinyal Digital. Buku mengenai sinyal, yaitu jenis-jenis sinyal. Walaupun dibahas mengenai sinyal kontinu, penekanan masih tetap pada sinyal diskrit. Bab 2 membahas mengenai sistem dan operasinya. Pengolahan Sinyal Digital memang merupakan suatu bagian khusus dari subjek Sinyal dan Sistem sehingga penekanan intinya tidak lepas dari topik tersebut. Bab 3 membahas mengenai Sistem LTI waktu diskrit. Sistem LTI sering diasumsikan karena paling mudah untuk diaplikasikan. Bab 4 membahas mengenai transformasi dari domain waktu ke domain frekuensi yang dinyatakan sebagai representasi Fourier dengan penekanan pada Discrete Fourier Transform (DFT) dan Discrete'Time Fourier Transform (DTFT). Bab 5 membahas mengenai hansformasi z, suatu transformasi yang berguna untuk menganalisis sistem diskrit. Bab 6 membahas mengenai filter Finite Impulse Response (FiR) sedangkan bab 7 membahas mengenai filter Infinite Impulse Response (IIR). Tiap-tiap bab juga dilengkapi dengan program MATLAB yang mendukung penjelasan-penjelasan yang ada. Diharapkan Anda dapat mengembangkan program MATLAB tersebut jika telah memahami betul teoriteori yang disajikan.

ini terbagi menjadi 7 bab. Bab I memberikan gambaran

vi

Dosar Pengolahan Sinyal Digitol

Akhirnya. kami berharap buku ini'dapat merijadi dasar untuk aplikasi dari Pengolahan Sinyal Digital dan kami juga berharap dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, September 201 I

Penulis

DAFTARlS'T

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB

BAB

BAB

1

2

3

SIR{YAI,

v

vii 1

1.1 Pendahuluan 1.2 Macam-macam Sinyal 1.3 Operasi lJasar Sinyal 1.4 Sinyal-sinyal Dasar 1.5 IV1engapa Pengolahan Sinyal Digital? 1.6 Kerangka Isi Buku

28

Soal-soal

34

SISTEM

37

2.1

37

Pendahuluan

I 2

I 15

26

2.2 Klasifikasi Sistem

38

Soal-soal

45

SISTEM LTI WAKTU-DISKRIT DALAM DOMAIN WAKTU

49

3.1 Komponen Dasar Sistem 3.2 Persamaan Perbedaan 3.3 Konversi Sinyal Analog Menjadi Digital 3.4 Konvolusi 3.5 Korelasi 3.6 Interkoneksi Sistem LTI

49

5l 58 68 76 82

wtI

BAB

BAB

BAB

Dasar Pengolahan Sinyol Digital

4

5

6

3.7 Rangkuman Operasi Sinyal dan Notasinya 3.8 Konvolusi Sinyal Kontinu

84

Soal-soal

90

REPRESENTASI FOURIER: DISCRBTE FOURIER TRANSFORM

93

4.1 Pendahuluan 4.2 Fourier Series (FS) 4.3 Fourier Transtbrm (FT) 4.4 Discrete-Time Fourier Transform @fFf) 4.5 Discrete Fourier Transform @Ff) 4.6 Properti Representasi Fourier 4.7 Fast Fourier Transform FFf) 4.8 lrwers Fast Fourier Transform (IFFT)

93

84

94 98 100 103

113 113

t23

Soal-Soal

129

TRANSFORMASI Z

133

5.1 Pendahuluan 5.2 Properti Transformasi Z 5.3 Fungsi Sistem LTI 5.4 Invers Transformasi Z 5.5 TransformasiZ Satu Sisi 5.6 Respons Sistem Pole-Zero dengan Kondisi Awal 5.7 Kausalitas dan Stabilitas 5.8 Penghilangan Pole-Zero 5.9 Stabilitas Sistem dengan Lebih Dari Satu Pole

133

138

146 148

159

Tidak Nol

161

t64 165

166

Soal-soal

172

FILTER DIGITAL: FIR

l7s

6.1 Pendahuluan 6.2 Respons Fasa 6.3 Tipe Filter FIR 6.4 Perancangan Filter 6.5 Spesifikasi Filter 6.6 Penghitungan Koefisien Filter 6.7 Metode Windowing 6.8 Metode Optimal 6.9 Metode Sampling Frekuensi

t75 t76

6. I 0

Transformasi Frekuensi

Soa[-soal

178

179 181

183 183

t94 t97 20r 208

Daftar lsi

BAB

7

ix

FILTER DIGITAL: IIR

211

7.1 Pendahuluan 7.2 Metode Penempatan Pole-Zero 7.3 Metode Impulse Invariant 7.4 Metode Matched Z-transforrn (lv[Zf) 7.5 Metode Bilinear Z-transforn (BZT) 7.6 Filter Analog 7.7 BZT dengan Filter Analog

2tt

Soal-soal

212

2t6 220 222 229 237

260

DAFTAR PUSTAKA

263

TENTANG PENTILIS

265

-oo0oo-

BAB

1

Sinyal

1,1

PENDAHULUAN inyal banyak dijumpai dalam keseharian kita seperti suara, musik, gambar, video. Selain itu, fenomena alam seperti temperatur, kelembapan, arah angin juga termasuk sinyal. Jika kita memeriksakan diri ke dokter biasanya akan diukur tekanan darah dan jika kita masuk ke ruang

ICU kemungkinan kita melihat denyut jantung seseorang yang ditampilkan dalam layar peralatan medis. Tekanan darah dan denyutjantung dapatjuga digolongkan sebagai sinyal. Sinyal didefinisikan sebagai kuantitas fisik yang membawa pesan atau informasi. Satu hal yang membedakan antara sinyal dan gelombang adalah masalah informasi; sinyal membawa infonnasi sedangkan gelombang tidak. Sinyal biasanya direpresentasikan secara matematik dalam bentuk fungsi satu atau lebih variabel. Sinyal yang hanya mempunyai satu variabel disebut sinyal satu dimensi (l-D), sebagai contoh adalah sinyal suara yang amplitudonya hanya tergantung pada satu variabel yaitu waktu. Untuk sinyal l-D, variabel bebasnya biasanya adalah waktu. Sinyal dengan dua atau lebih variabel disebut sinyal multi dimensi (M-D). Sebagai contoh, sinyal gambar (image) merupakan fungsi dua variabel ruang (koordinat x dan y). Contoh lain adalah intensitas medan listrik dapat dinyatakan dalam variabel waktu dan ruang.

Sinyal yang paling mudah diukur dan sederhana adalah sinyal listrik sehingga sinyal listrik biasanya dijadikan kuantitas fisik referensi. Sinyal-sinyal lain seperti temperatur, kelembapan, kecepatan angin, dan intensitas cahaya biasa diubah terlebih dahulu menjadi sinyal listrik dengan menggunakan transducer.

Dosar Pengolahan Sinyol

Digital

Istilah pengolahan sinyal berhubungan dengan metode-metode analisis, modifikasi, atau ekstraksi informasi dari suatu sinyal. Secara umum, pengolahan sinyal merupakan representasi matematik dan algoritma untuk melakukan proses-proses analisis, modifikasi, atau ekstraksi informasi seperti yang disebutkan di atas. Sinyal diolah di dalarn suatu sistem yang akan dibahas pada bab berikutrya. Sedangkan istilah digital berarti bahwa pengolahan sinyal tersebut dilakukan menggunakan komputer atau perangkat digital.

1.2

MACAM-MAEAM SINYAL

Di sini akan dibatasi sin"ral satu dimensi yang bernilai tunggal, yaitu untuk satu waktu hanya terdapat satu nilai saja, baik nilai riil maupun kompleks. Berbagai klasifikasi sinyal adalah sebagai berikut:

l.

Sinyal waktu-kontinu, waktu-diskrit, analog, dan digital Sinyal waktu-kontinu adalah sinyal yang variabel bebasnya kontinu, terdef:nisi pada setiap waktu. Sedangkan sinyal wakru-diskrit adalah sinyal yang variabel bebasrya diskrit, yaitu terdefinisi pada waktu-waktu tertentu dan karena itu merupakan suatu deretan angka (sequence of numbers). Sinyal analog adalah sinyal waktu-kontinu dengan amplitudo yang kontinu. Contohnya adalah sinyal suara. Sinyal digital adalah sinyal rvaktu-diskrit dengan amplitudo bernilai-diskrit yang digambarkan dalam dalam jumlah digit yang terbatas. Contohnya adalah sinyal inusik yarg terdigitasi yang tersimpan dalam CD-ROM.

Selain itu, terdapat juga sinyal data-tercacah dan sinyal boxcar. Sinyal data-tercacah (sampled-data

signal), yaitu sinyal waktu-diskrit yang dengan amplitude bernilai kontinu. Sinyal boxcar terkuantisasi (quantized boxcar signafi yaitu sinyal waktu-kontinu dengan amplitudo bernilai-diskrit. Sinyal-sinyal tersebut digambarkan dalam Gambar l.l.

Bab 1: Sinyal

Sinyal digital

Si

nyBl dtsta-tercacdh

Si

nyal boxcrr terkuanti s asi

Gambar 1,1 Sinyal waknt-kontinu, sinyal digital, sinyal data-tercocah, dan sinyal boxcar terkuantisosi Sinyal waktu-kontinu variabel bebas kontinunya dilambangkan dengan l, sementara sinyal waktubebas variabel bebas diskritnya dilambangkan dengan n. Sebagai contoh, x(t) menggambarkan suatu sinyal waktu-kontinu dan x[n] menggambarkan suatu sinyal waktu-diskrit. Setiap anggota, x[n], dari suatu sinyal waktu-diskrit disebut sampel. Secara matematik, sampel unfuk sinyal waktu-kontinu x(l) pada saat

xln)= x(nT) dengan n = 0, * dengan

I,

t:

nT, adalah

l,!2,...

(1.1)

adalah periode sampling.

Contoh 1.1

Kita akan menentukan tiga sampel positif pertama untuk sinyat sampling 0,5 detik. Berdasarkan persamaan (1.1) maka

xlnl = x (rnT,) = * (0,5 on)

x(r)=sin(al)

dengan periode

Dosar Pengolohan Sinyal Digital

4

untuk n

:

untuk n = untuk n

A, xlnf=.r(0)

= sin(0) = 0

l, x[ru] =.r(0,5r) = sin(0,52r) =

:2,

1

xln)= x(ri) = sin(n) = 0

t ,,

Srnyai genap dan sinyal ganjil Sinyal waktu-kontinu x(l) disebut sinyal genap jika

x(-t) dan disebut sinyal ganjil

x(t) untuk

=

semua

jika

x(-t)

=

-x(t)

(1.2)

'

untuk semua

(1.3)

'

Secara geometrik, sinyal genap akan simetris terhadap sumbu y dan sinyal ganjil akan antisimetrik terhadap titik O(0,0). Contoh yang paling sederhana untuk sinyal genap adalah sinyal kosinus dan

untuk sinyal ganjil adalah sinyal sinus' Setiap sinyal waktu-kontinu x(r) mempunyai komponen sinyal genap dan ganjil sehingga

x(r)= x"(t)+ x"(t) dengan

x"(t)

menyubstitusi

adalah komponen sinyal genap

l= -t

dan .r,

(r)

(1.4) adalah komponen sinyal ganjil. Dengan

padapersamaan (1.4) akan menjadi

,(-f) =x"(-t)+x,(-r)

dan dengan

menggunakan persamaan (1.2) dan (1.3) akan menjadi

'(-l)

=

x"(t)- *,(t)

(1.s)

Jika dilakukan eliminasi antarapersamaan (1.4) dan (1.5) akan menghasilkan

*,(t)

=*l.tt+ x(-r)]

,,(r)= persamaan (1.2)

(1.6)

(1.7)

ll-tl-,(-r)]

- (1.7) juga berlaku untuk sinyal diskrit. Jika x(f) merupakan sinyal kompleks,

yaitu x(t) = o(t)+

jb(t)

maka sinyal tersebut dikatakan simetri konjugat

,(-t)= r. (t)

jika (1.8)

Bob 1: Sfnyal

dengan

"r"(r)

didapat

+ "(*r) ;b(-t)

adalah konjugat Oari =

x(l).

Dongan menyubstitusi nilai-nilai pada persamaan (l.g)

a(t)- ib(r) . oengan

kata lain, sinyal simetri konjugat didapatkan jika

bagian riilnya merupakan sinyal genap dan bagian imajinernya merupakan sinyal ganjil.

Contoh 1.2 Bagian genap dau ganjil dari sinyal

xlnl=lcos(arrz)+Bsin(aron)

dapat ditentukan sebagai

berikut.

*l-"1 *

= A eos (atarr) - a sin ( aror)

"frl =| [, =

*,ln)= =

t

r:

|1, ^

+x

rrs

[-r]] = ] [,] "o. { aon)+B sin ( aror ) + A cos(aon ) - r sin ( aron )]

(ar,r)] = A

cos(aon)

, ,o, aon)+B sin (aroz) - r cos (aron ) + B sin (oon)] f,l-lr1- [-r]] = ] [,r {

j;zrrin (r',)l=

B sin(a,n)

Contoh 1.3

Bagian genap dan ganjil oari berikut. Tanda panah ke atas

f

x[r]=

g {: 4 ? 0 6 3 5} dapat ditentukan sebagai

menunjukkan nilai untuk indeks n = 0.

,[-,]={s s 3 6 o ? -4

3}

i i -2 ? -z Z 1, Z il ,.[nt=)l.w-,[-,]l={j Z-i i-z g 2;iZil *"1,f=)l.u.,t-,tl={i

Z

Dosar Pengolahan Sinyal Digital

3.

Sinyal periodik dan sinyal aperiodik

Sinyal

x(r)

periodik jikamemenuhi

x(r)= x(t dengan

I

+r)

(l'e)

adalah suatu konstanta positif yang menyatakan periode sinyal tersebut.

Nilai Z terkecii

I

disebut sebagai

yang memenuhi persamaan (1,9) disebut sebagai periode dasar. Kebalikan dari frekuensi.

t^l-'T

(1.10)

Frekuensi pada persamaan (1.10) dinyatakan dalam satuan Hz {hertz,) atau siklus per detik. Cara lain menyatakan frekuensi adalah dengan satuan radian per detik yang disebut sebagai frekuensi sudut

(angular). .l-

a=2nf="" "T

(l.ll)

Contoh sinyal periodik dengan periode 0,2 detik ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Erktu ,

Gambar 1,2 Contoh sinyal periodik dengan periode 0,2 detik Sinyal yang tidak memenuhi persamaan (1.9) disebut sinyal aperiodik. Mirip dengan sinyal waktukontinu, untuk sinyal waktu-diskrit periodik memenuhi

x[n)= x[n

+

N]

(1.12)

dengan N adalah konstanta bilangan bulat positif. Nilai Nterkecil yang memenuhi persamaan (1.12) disebut periode dasar untuk sinyal waktu-diskrit

x[n].

Frekuensi sudut dasamya diberikan oleh

a=Z N Contoh sinyal periodik diskrit dengan periode

N:

8 ditunjukkan pada Gambar 1.3.

(1.13)

Bob 1: Sinyal

7

xlrl

Gambar 1.3 Contah sinyal waktu-diskrit periodik dengan periode Jika

x,[n] adalahperiodikdenganperiode N, dan

xfnl= r, [r]n ortnj

dan

hfnl= x,lnfxr[z] jrs,

N* dengan gcd(N,, N,

)

*rlr)

I

detik

adalahperiodikdenganperiode

N,

maka

periodik dengan periode dasar

N,Nt (1.14)

gcd (.1r, , ,rr, )

adalah pembagi bersama terbesar (greatest common divisor) dari

l[, dan 1/,

.

Contoh 1.4 Jika x[n]

=cos(ntrlI2)+sin(nnll8)

maka periodenya dapat dicari sebagai berikut. Sinyal

merupakan penjumlahan dari 2 sinyal, sinyal pertama mempunyai periode mempunyai periode Nz

=36.

Karena itu periode

x[z]

adarah

,

=

x[n]

Nt =24 dan sinyal kedua

,affi

=4ff =r, r

4.

Sinyal deterministik dan sinyal acak Sinyal deterministik didefinisikan sebagai sinyal yang dapat ditentukan melalui suatu proses tertentu seperti ekspresi matematis atau aturan tertentu atau tabel look-up. Sedangkan sinyal acak adalah sinyal yang dibangkitkan dengan cara acak dan tidak dapat diprediksi untuk waktu yang akan datang.

Gambar 1.2 merupakan contoh sinyal deterministik. Sinyal derau (noise) dan EEG (electroencephalogram) yang ditunjukkan pada Gambar 1.4 adalah contoh sinyal acak.

Dasar Pengolahan Sinyol Digitol

Gambar 1.4 Sinyal EEG sebagai sinyal acak

5.

Sinyal energi dan sinYal daYa Daya sesaat yang diserap (daya disipasi) pada sebuah hambatan didefinisikan sebagai

v'(t\ plt)=t

(1.15)

atau

p(/)=

nil

(t)

(r.16)

Dalam banyak sistem nilai R biasanya dinormalisa si unity (1 ohm), sehingga, secara umum daya berbanding lurus dengan kuadrat tegangan atau arus. Oleh sebab itu, untuk sinyal x(t), tanpa oleh memandang apakah sinyal tersebut merupakan tegangan atau arus, daya sesaatnya diberikan

p(t)= *'(t)

(1.17)

Energi total dari sinyal waktu-kontinu merupakan integral dari daya sesaat, yaitu

o

= !x'(t)dt

(1. l 8)

Daya rata-rata didefinisikan sebagai energi total dibagi total waktu sehingga dapat ditulis secara matematik sebagai

,

Tl2

= [ x'(t)at - -rl2 " l,1g* Jika sinyal

x(t)

(r.re)

periodik dengan periode dasar 7 maka dayarata-tata menjadi

p

a T11 ' t-

=+ ! x'(t)at '

Untuk sinyal waktu-diskrit, persamaan (1.18)

(1.20)

-rlz

-

(1.20) diubah menjadi persamaan (1.21)

E=i *'ln)

-

(1.23).

(1.21)

Bab 1: Sinyal

P=

lim+ i *'ln| t )|tl nu^.

(t.22)

N--+*

P=*;o t't

(1.23)

Sinyal energi adalah sinyal yang mempunyai energi terbatas, atau dengan kata lain memenuhi 0 < .A < o, Jika melihat persamaan (1.19) maka sinyal energi mempunyai daya nol. Sebaliknya, jika sinyal mempunyai daya terbatas, atau 0 < P < oo maka disebut sinyal daya. Sinyal daya mempunyai energi yang tak terbatas.

Contoh 1.5 Daya ruta-rata untuk sinyal pada Gambar 1.2 dapat dicari dengan menggunakan persamaan (1.20) sehingga didapatkan 0,2

P= | lut = 0,2 o!'13'

=r

0

I

1.3

OPERASI DASAR SINYAL

Ada dua macam operasi dasar yang biasanya dilakukan terhadap sinyal, yaitu operasi terhadap variabel terikatnya (variabel tak bebas) dan operasi terhadap variabel bebasnya. Operasi pada variabel terikatnya meliputi:

l.

Penskalaanamplitudo

Jika x(f

)

adalah sinyal waktu-kontinu maka suatu penskalaan amplitudo diberikan oleh:

v(t\= "x(t)

(r.24)

dengan.c adalah skala. Begitu juga untuk sinyal waktu-diskrit

Yl'tl=

cxln)

O'25)

Contoh aplikasi dari operasi ini adalah amplifier.

2.

Penjumlahan Penjumlahan dari dua buah sinyal, baik sinyal waktu-kontinu maupun sinyal waktu-diskrit adalah

y(t)

=

x,(t)+ xr(t)

(1.26)

Dasar Pengolahan Sinyal Digital

10

)t[n]= x,[n]+ xrlnl

(1.27)

Contolr divais yang menggunakan prinsip penjurnlahan adalah ttudio mixer.

3.

Perkalian Operasi perkalian ini salah satunya digunakan pa

maka digeser ke

maka sinyal

x(l)

I

1.5 yang

(ditunjukkan dengan dash

kiri dengan lo = -1,5 (ditunjukkan dengan titik ..). Sinyal yang mengalami

kiri biasanya terdapat pada radar dan sonar.

aigeserke

kiri. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar

menunjukkan sinyal kotak yang digeser ke kanan dengan lo = digeser ke

0

*)

dan

pergeseran ke

Bab 1: Sinyol

t1

Gambar 1.5 Pergeseran sinyal ke kanan dan ke kiri Contoh 1.6 Jika sinyal

x(r)

aiUerit21 & A2

(7.47)

a-l'. Tabel 7.2 menunjukkan beberapa polinomial chebyshev.

Tabel 7.2 Polinomial Chebyshev C,(x)

r/

c, (*)

0

1

I

x

2 3 1 5 Orde filter Chebyshev tipe

I diberikan

,,

zx2

-l

4xt -3x gx4 -gx2 +l 16xs -2ax3 +5x sebagai

.o.r,

'(JZJ/,)

cosh-i

(r,l ,;r)

_ cosrr-, (Vr,) cosh-' (y k)

(7.48)

Pole pada fungsi alih tersebut terletak pada

p, =_at) tsr^l(zt

'

v-

L

-])"f* 2I

ia,s

"rrlr#l

(7.4e)

,-Y'-l ,4

(7.s0)

,-Y'+l '2y

(7.st)

Danr Pengolahon Sinyal Digital

234

(,t*6'1"

'=l " dengan I

(7.s2)

)

=1,2,...,N.

Respons magnitude filter Chebyshev tipe 2 disebut juga respons invers Chebyshev, diberikan oleh

ln

(r')l'

=

(7.53)

-.,15P,1!)1' ''" Lrr(oi,la')) ,

Dengan demikian, fungsi alih filter Chebyshev tipe 2 mempunyai pole dan juga zero sehingga dapat

ditulis dalam bentuk N

fI('-a) a(')=co#--

(7.s4)

fl('-P') l=l

dengan z ero terletak pada

"'

-';l%E

(7.ss)

l2N l dan pole pada

n: rt

d'o'

-,

d"F'

(7.s6)

"i*Fi'al+01

| (zr -t\n1 a,=-atr(st'Lfl

(7.s7\

p,=ao(co.[%n]

(7.s8)

, Y'-l

(7.s9\

I

:-

'2y

Bab

7: Filter Digital: llR

235

,-72+l

(7.60)

, =(n*J n, -r)''r

(7.6r)

'2y

dengan I

=1,2,...,N.

sama untuk tipe

l, yaitu

Orde filter Chebyshev tipe 2 dapat dicari dengan menggunakan persamaan yang seperti pada persamaan (7.48).

Filter Elliptic Filter Elliptic disebut juga filter Cauer, mempunyai respons magnitudo

l,o(r')l'=;d@6 dengan

R,

(

(7.62)

, ') adalah fungsi rasional orde i/ yang memenuhi RN (tl @') = ll Rr (ar ') . Orae frlter dapat

dicari menggunakan

N

dengan

p

>ztos(4lkt) tog(rlp)

(7.63\

k'=$-ri

(7.64)

dapat dicari sebagai berikut

r-Jn po=F@

(7.6s)

p = po +z(o)' +15(po)' + t5o(po)'3

(7.66)

Contoh 7.7 Dengan pendekatan Butterworth, kita akan menentukan orde filter dengan fungsi alih filter mempunyai karakteristik lowpass dengan frekuensi cut-off l-dB sebesar I kHz dan atenuasi minimum 40 dB pada 5 kHz. Pertama kita akan menentukan didapatkan

nilai

a

dan

A

sebagai berikut. Berdasarkan persamaan (7.42) maka

Dasar Pengotahon SinYal Digital

2i6

lu(;,)l'=u,fu=# f Ittta:)l'=l'\% )l =;10;,1r,y=T 1

magnitudo maksimum, yaitu 1, atau 0 dB' Frekuensi cut-off pada I dB berarti 1 dB di bawah respons adalah -1 dB. Dengan kata lain, pada frekuensi cut-off,respons magnitudonya

roroe[-L) "(l+e'/ = -, sehingga didaPatkan s2 = 0,25895 Ingat bahwa atenuasi minimum adalah

-2}log(ll A)

roronfa] "\-A') = 4o 10000. sehingga didapatkan '4 =

Nilai

fr

diperoleh dengan persamaan (7'40), yaitu

61^ 1000 1 P =-=5ooo 5

'" d, l--

Nilai

(

diperoleh dengan persamaan (7'41), yaitu

t.=-L=@=o.oo5l ' A'-l ./loooo-l J

sehingga orde filter

(t/t, ) _ tog (tgo, ozg+) =3.2797 tog(s)

"n, ,- tog(Yk) tog

Karena Nharus bilangan bulat

dipilih N = 4

I

tub 7: Filter Digital: llR

237

Contoh 7.8 Sekarang kita akan mengerjakan ulang contoh 7.7 denganmenggunakan filter Chebyshev.

cosh-r(yk,\:_cosh-r (tls,olt+) _ ___ _ __=2,2924

.'A/>_ -

.orn-r

sehingga y'/

1tlfr)

cosh-'(5)

=3

I Contoh 7.9 Kita akan kembali mengerjakan ulang contoh 7.7 dengan menggunakan frlter Elliptic.

P'=,fl:P e' =

d-(rT =o,e7e8 t-Jtr= +@=o,oo26 'u'o ](, +./o,e7e8 =

4;\4

)

p = po *2(pr)'

+

ls(po)'q + tsO(po

)t3

= 0, 0026 + z (0,0026)' + t s ( o, 0026)'q + I 50 ( 0, 00 26)t' *0, 0026

2los.(qlk.\ *tffii= ,o;=gbro*f

ztop(q/o.oos1)

sehingga

i/

=2'23e5

=3

I

7.7

BZf DENGAN FILTER ANALOG

Untuk mendesain filter lowpass, highpass, bandpass, dan bandstop sesuai dengan yang kita inginkan selalu ditransformasi ke filter analog prototipe normalisasi lowpass. Berikut penjelasannya Filter lowpass Hubungan antara

fiter

lowpass denormalisasi dan

fiter

lowpass prototipe tampak pada Gambar 7.9,

Gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Kita telah mengetahui dari persamaan (7.35) bahwa transformasi yang digunakan untuk /owpass ke lowpass adalah

,

=

*. @o

Dengan menyubstitusi s =

jat danmenyatakan

frekuensi untuk filter prototipe

238 Dallrrr pengolohan Stnyot Dtgttot

dengan a;p (menambahkan superscriptp untuk prototipe), serta frekuensi adalah at,o makatransformasi tersebut menjadi

filter

lowpassyang diinginkan

af =%-

@,

Frekuensi-frekuensi utama untuk frrter prototipe yaitu: 0; frekuensi bataspassband, frekuensi batas sbpband, of

(7.67)

,ro

(selaru

l);

aan

.

Filter lowpass denormalisasi

Filter lowpass prototipe

Gambar 7'9 Hubungan anrara/ilter lowpass denormalisasi danfirrer rowpass prototipe Dari persam

l. 2' 3'

aan (7.67) dapat

diperoleh beberapa hal:

Jika o4r=0maka

of =0. Jika a4o = ato maka af = ai'f aio=1.

Freku.nsi ini disebut frekuensi bataspassband, @i Jika a4, = ar, maka ao ot,f do. Frekuensi ini disebut frekuensi = bawsbpband,

,!

.

.

Filter highpass

X*triil#ff:r?jy

'''oo^'denormalisasi

dan filter lowpass protoripe tampak pada Gamb ar

7.10.

Bab

7: Filter Digital: llR

239

Dari persamaan (7.36), transformasi

dad, lowpass

ke highpass adalah

, =gz.Dengan

frekuensi

s

filter highpass yang diinginkan adalah o4o maka diperoleh

a)p .- -@p

(7.68)

@oo

Dari persamaan (7.68) dapat diperoleh:

1. 2.

Ketika @ro=0 maka oP

3.

Ketika @r, =

4.

Ketika ,oo = -do maka

@P

5.

Ketika @nr=-ol,

ol'=\

=q

Ketika ,oo = do maka aP = -1 . Frekuensi ini disebut ftekuensi batas passband.

d,

maka

of = -2L o)s

^zl*u

=l o)s

Dengan demikian ada tiga frekuensi utama: 0, 1, dan ,;r

l

o;,

Filter highpass denormalisasi

Filter lowpass

p

rototi pe

Gambar 7.10 Hubungan antarafilter highpass denormalisasi danfilter lowpass prototipe

24

Dasor Pengolahan Sinyol Dtgttol

Filter bandpass Hubungan antara filter bandpass denormalisasi dan filter lowpass prototipe tampak pada Gambat 7.11. Berikut penjelasannya.

Dari persamaan (7.37), transformasi dari lowpass ke bandpass adalah frekuensi filter bandp4ss yang diinginkan adalah

,

au,

(lr=*

,-

s'

+

ai.

Densan

Ws

maka diperoleh

,r:r-rrt

(7,6e)

14/@w

dengan

:

frekuensi batas passbandbawah dan atas

o)", :

frekuensi batas stopbandbawah dan atas

@pr, @p2

c;,r,

o)o W:

:

frekuensi pusat dengan ao = alrroio, lebar pita frekuensi dengan W = ojo,

- dr,

Filter bandpass denormalisasi

Filter lowpass prototipe

Gambar

7.ll

Hubungan antarafilter bandpass denormalisasi danJilter lowpass prototipe

Bab 7:

Filter Digital: ltR 241

Dengan melihat persamaan (7.6g)maka didapatkan

1.

Ketika

@oo

=

maka atp =

ati

=W

2'

Ketika

@tp

= @p1 maka @p =

ati

=

d,,

3.

Ketika @rp=ep2 maka

4.

Ketika @b =

5.

d,z

= ,dr', (o;0,

of =atdr=4{g=

Ketika @oo=e)o maka @p

- dodo, _ _, -'

-

aor)ro, -

dr'r-dorrr,

wd* ('"-;;'P;=_,t

maka @p =

,i = min (lr;,il,ld"rl)

+S w ro,

*,i=d:1.-&

=4*;?i ,yri

Wr", =O

Dengan demikian tiga frekuensi urama adalah: O, f , min(fal,i

l,ldi!.

Filter bandstop

XJ,liTffil:,ffifiiter.

bandstop denomalisasi dan firter towpassprototipe tampak pada Gamb ar 7.t2.

Dari persamaan (7.3g), hansformasi dari rowposs ke bandstopadarah frekuensi frlter bandstopyang diinginkan adarah Q)0" makadiperoreh

orr=-%-ai - oti"

"

=

Ws

;tA.

Dengan

(7.70)

Daur Pengolohon Sinyol Digitol

242

Filter bandstop denormalisasi

Filter lowpass prototipe

Gambar 7.12 Hubungan antarafilter bandstop denormalisasi danfiher lowpass prototipe Dari persam

nn

(7 .7

l.

Ketika

@u,

= @0, maka n,o

2.

Ketika

@u,

=

3.

Ketika @tr=d,zmaka aP =rt(z)

4.

Ketika

5.

Ketika ,u, =

0b,

0) dapat diperoleh:

d,

maka

aP

-

Wdo,

d

d,,o;,,-a;;, -ri, -(drr-dorVl-,

61rA)

=#* = Yd"d -,?,

= @o maka atp - ,rQ) =

ffi

=

*

-,oi^)af' ,0,' ---maka ---ap = -+3+ -(d': = -, ,4 o;,,0;rr-c;;,

-r;h

Dengan demikian tiga frekuensi utama: 0, 1, dan

ari tmin(latjt"l,larr't'zll)l

Contoh 7.10

filter digital lowpass diinginkan mempunyai spesifikasi: passband:0 - 500 Hz, stopband: 2 - 4 kllz, ripple passband: 3 dB, atenuasi stopband: 20 dB, dan frekuensi sampling: 8 kHz. Kita akan Suatu

menggunakan Butterworth untuk menyelesaikan soal ini.

Bob 7: Filter Digitat: llR

243

Spesifikasi yang diberikan adalah:

a, =2fix o),

500

= 1000n Hz

=2fi x 2000 = 4000r Hz

ror"s[j7)= -, -) €2 =o,ee83

tr"r(*)

=-20.-> A2=roo

4 = 8000 Hz-+ I

= V8000 s

Frekuensi-frekuensi prew arp r,ya adalah

, =tanl( toooz ^"""'" )

@i^

'

\2x8000J l=

,

(

\

l=0,9992 -\.2 x 8000 /

a\ =tanl ' ar!

4oooz

0,tggg

=*=5,0262 @o

Karena itu frekuensi-frekuensi utamanya adalah: 0,

Kita akan mencari panJang filter sebagai berikut

k=g==l-=o,l99o a! 5,0262

' =@=o.loo4 Jloo-l

o,

los(g.gooz\ N>_"!j_____r_ =1.4239_> N =2 log(5,0251)

l,

dan 5,0262

2rU

Donr pengolahon Sinyat Digitot Letakpole dari fungsi alih adalah

,, =

"",f@2:k]-;,r,[krr,)"] = _*.

p,=Q -)11

j

-,Q

*

Fungsi arih anarog prototipe firter rowpassdengan orde 2 adarah

n(')=T--L s'+V2s+l

Kita substirusi

s,=;;s

dan dilanjutkan dengan substitusi

supaya menghasilkan persamaan dalam suku z_r

di u(r)= - \-./ . t*6ar

*

r;

x"

,=4

kemudian membagi dengan z2

t+22-t +z-z

t+J2atr*r;-W Langkah terakhir adalah dengan menyubstitusi nilai dari parameter-parameter

11

,i

JTrr,

-t=

+

atj =t*

0 (o,tga8)+(0,1988),

(0, t sss), _ I =_0, 96os

1-../1ro + atj

=t* JT OJg8s)+(0,1988),

oi| =(O,tl88)2 =0,0395 Fungsi alih filterkemudian menjadi

u (r) \ /= -

=\3178

o'o?99(1+

l-1,45772

z'" + ,u)

r+0fn67*

= 0,7612

tersebut.

Bab

7: Ftlter Dtgttal: llR

245

Contoh 7.1I Suatu filter

digial highpass diinginkan mempunyai spesifikasi

sebagai berikut: passband:

2 - 4 kllz,

stopband:0 - 500 Hz, ripple passband:3 dB, atenuasi stopband: 20 dB, dan frekuensi sampling:8 kHz. Kita juga akan menggunalsn Butterworth. Spesifikasi pada contoh ini mirip dengan contoh 7.10 sehingga diperoleh x 2000

= 4000n Hz

@p

=2n

@,

=2fi x500 = l000tr Hz

-, 1

ror"s(r,!u)

=

robs(*) *

-20.+ A2 = roo

€2 =

4=8000H2+I=V8000

o,ssul

s

Frekuensi- frelosensi pr ew arprry a adal ah

( qooo,t \ =* l=0,9992 " \2x8000) , (:*roooa \l=0,1988 o,=tanl ' \2x8000/ at^

=tarrl

at =%=5,0262 0), Karena itu frekuensi-frekuensi utamanya adalah: 0, Panjang filter sama dengan contoh 2.10, yaitu

l,

dan 5,0262

N =2

Letakpole-nya juga sama dengan contoh 2.10. Fungsi alih analog prototipe filter lowpass dengan orde 2 adalah

r(r)=n#*r

246

Dosar pengotahon Sinyat Digitot

Kita substiruri ,=-@{ dan dilanjutkan dengan

substitusi s =

supaya menghasilkan persamaan dalam suku z_,

H(z)= -----

t+Jzoto+oti

_iZ-t

z-l --z+I

kemudian membagi dengan z2

,.H)-=@ I

X'e'

+ Z-2

11J2atr*r;'

Langkah terakhir adalahdengan menyubstitusi nilai dari parameter-parameter 1

a

"/i, u + atj

= 1*

Ji

(0,g992) + (o,essz),

=

tersebut.

3, 3973

o;i -t=(o,essz), _t =_0,0016 1

-.,/7r, + a;

=t*

Ji

@,sgs2)+ (o,ssez)2 = 0,599s

oij =(o,gggz)'? =0,9984 Fungsi alih filter kemudian menjadi

H(z)=

A,2944(l+221

r*(9, 4192xt}a)za

* r-r) +0,17652-2

r

ContohT.lz

suatu filter digital Butterworth bandpassmemiliki spesifikasi: -tu*ur,frekuensi batas bawah passband:200 frekuensi batas atas passband: 300 Hz, frekuensi iuo, Hz, sbpband: sa Hz,frekuensi stopband: 450 Hz, rippre passband: 3d, ur"ruu, batas atas i stopband:2o dB, frekuensi sampling: krrz. Spesifikasi yang diberikan yaitu

r

@pt

=2nx20A = 400tr Hz

@p2

=2trx300 = 600r Hz

o),,

=2fix50 =1ggo 11" a,, =2ttx450 =9002 Hz

Bab

7: Fitter Digital: ttR 247

lol"s(#)= -3 -+ e2 = o,ee83

""-(+) 4

=

-20 -> A2= roo

=1000 Hz_>Z=/1000

s

Frekuens i- fre kuensip r ew a rpnya

'\

o,, =

tan(-lg"

doz =

run( aoo" )

(zrroooJ =0,7261

(zrrooo]=1,3750

lo0' \ ',, = tun( \.z"roooJ = 0,1583 a),, =

hn(

g0or

) =6'2846 -

\z"rofr'J

ao = aorao, =019984

w =dor-e)or=0164g9

oi

=1

at'f

=W=-9'6789

,1,

=+;f

=e,4406

a,j = min (la:l,la,:,1)

= e, 4406

Sekarang kita akan mencari panjang

k'"-'!-9A406=0'1059 =9i-

,-=;955 .mJ = o,loo4

tr,

filter

Dosar Pengolahan Sinyal Digital

248

"

9t!?'?19?l =t,oz4+ N ry r

= log(9,4429)

Fungsi alih filter analog orde

I

adalah

,

=#

a(r)=* Dengan melakukan substitusi

w( H

(z\=

, dilanjutkan dengan

, = 4:

didapatkan

4\

\z+l.i

(#l .*(*).a

Dengan menyubstitusi nilai W dan rof menghasilkan

H

(z)=

* r-')

0,6489(1

2,6457 + 0,99362-t + 1,347 9 za

I Contoh 7.13 Suatu filter Butterworth bandstop dengan spesifikasi: passband bawah: 0

500 Hz, stopband: 200 sampling: I kHz.

-

@p2

@,r

50 Hz, passband atas:450

-

300 Hz, ripple passband: 3 dB, atenuasi stopband'. 20 dB, dan frekuensi

Data spesifikasi adalah: @4 = Ztt x 50 =

-

l00n Hz

=2trx450 =900r Hz

=2fix200 = 4A0t Hz

o),, =2ttx300 = 600n Hz

1=) = -, -+ t' =0,9983 roroef. -[l+e'J

Bab 7:

Filt*r

Dig,ital:

/r\

j^l0losl "\A')i=

4

= 1000 Fiz

-ZA

-+.f

ltR

249

-+ A2 =l0A = V1000

s

Frekuensi-frekucnsi prewarpnya adalah

(

,

o)r, = t&n[,

1.

,

,;

,ooa.l

= 0,1583

i -a''i:9fian \

,

oj^, YL= tanl o)",

ioozr \

=

tan

6,2946

2x1000,l-

(

4oon- \

l,r. *aol

=

4.726r

qgqr-]

.12^1000/ = 1.3750 'z. = tanl

ai

(Do

=A,9949

W = 6,1263

a{0 =9,6159 a1@

=*9'3514

a! =9,35L1 Sekarang kita akan mcneari panjang filter

=g= l^. = 0,1069 a{ 9,3514

k

' =€g-=o"ioo4 Jtoo-t

u

N>

los 19.9602

i

.:++--,.--.i -

log (9,35.+i )

1,028

+

N ", I

Dasar Pengolahan Sinyal Digital

250

Fungsi alih filter analog orde

I adalah

r(r)=* Dengan melakukan substitusi u =

*!!s- -@;

dilanjutkan dengan

, ='1!,

z+l

didapatkan

( z-l\' H

(z)=

, *'; l.,,.)

(*)'.*(*).a

Dengan menyubstitusi nilai W dan

t\

.r

ra I Z, =

a.to2

menghasilkan

1,9898 +0,02042-r +1,98982-2 8, 1 I 61 -.-

0, 0204

z-' - 4,13652-' E

Contoh 7.14 Fungsi alih filter digital lowpass diinginkan mempunyai karakteristik: passband;0 - 60 Hz, stopband; > 85 Hz, dan atenuasi stopband: > 15 dB. Frekuensi sampling adalah 256}Iz dan filter adalah Butterworth. Spesifikasispesifikasi yang diberikan adalah clo = 2n x 60 = o),

=2r

l20n Hz

x85 = l70r Hz

rorosfl) "\A"

)

= -15 -+ A2

=3t,6228

Diasumsikanripple passband 3 dB, €2 = 0,9983

F,=256H2-+T

--11256 s

Frekuensi-fr ektensi prewarp rry a adalah

, ( t2on\ 0,9057 : l= " =tanl\ 2x256 )

ai^

Bab 7:

Filter Digital:

(

,

llR

251

17oa\

o. =tanl : " ( 2x256 )l=1,7137

,! =9+=1,8921 @, Kita akan mencari orde filtcr (Dp-

k---!-=0.5285 co!

0,9983

kr=

N>

= 0,1 806

3t,6228-l log(5,

fiz1)

log (1, 892t)

=2,6839-+N=3

Filter ana log lowpass orde

I/ (s) =

3

diberikan oleh

1

(s+i)(s'+s+1)

Dengan menyubstitusi

=

"e

=

a, (s)r/, (s)

4 a

Aun

P

H'(r)

, ='-l

z+l

didapatkan

(z +r)ai, =

Hr(r)=

(r+ a4), +(d,

djz' +zailz + oij (r + a,, * r;;) r' + (zai] - z), + (t - ai, * r;;)

Dengan menyubstitu

H,(z\=A.4753_ r\'

-

Hr(r)=

-r)

0,3009

si

a)io

= 0,9057 dihasilkan

z+l 0,0495 zz +22

+l

z'-a,L3182+0,3355

Dasor Pengolahan Sinyal Digital

252

Hasil akhirnya adalah

n (r)=O,tqlO

1, - o,o+es)(z'

- o,tll8z

+ 0,3355)

I Pojok MATLAB

Pada dasarnya MATLAB telah menyediakan suatu lool untuk medesain filter baik FIR maupun IIR dengan menggunakan fungsi

fdatool Tampilan rool tersebut ditunjukkan pada Gambar 7.13. Tooil tersebut dapat menampilkan respons frekuensi filter dan plot zero pole pada bidang z.

.--. .-.--.-j.-...---------1.--I.-------i..-.--------..:.....--.-.

f !

ii hmi'fln'ffnT ,'rrlrlrlllt

rp Fifri---l n'!do.re fT3 r--::l \J l:ffiFdc I

*, F----l F. @--

Gambar 7 .13 TamPilan fdatool

Untuk mendesain filter IIR dengan menggunakan metode

penempatan

pole zero

dapat

menggunakan program 7.1. Untuk menggambar pole zero pada bidang z kita dapat menggunakan fungsi

zpiane (Pembilang, PenYebut zplane (zerorpole)

)

Bab 7: Filter Digitol: llR

253

Sebagai contoh kita ingin rnendesain suatu

00 Hz dengan 1000 Hz.

1

ba

ndtv,idth 2A0

Hz

filter lowpass, untuk frekuensi

pusat passband adalah

dan stopband pada frekuensi 300 Hz. Frekuensi sampling dianggap

zero adalah pada frekuensi 300 Hz dan 500 Hz, yaitu pada posisi t(300i1000)x360o = +108o dan penempatan pole pada posisi 100 Hz, yaitu pada posisi

Untuk

t(100/1000)x %

penempatan

3o0o = -F36o.

Prc,lror: l,l

IIR Menentukan fungsi alih filter eo derrgor-, merode penempatan pole-zero

%

fs : input-(rNlasukkan frekuensi sampling: ';,' theta p: irrput('Masukkan vektor sudut frekuensi untuk dlletakkan pole (derajat) = ')i

theta_z = ir:put('Masukkan vektor sudut frekuensi untuk diletakkan zero (derajat) -

l\.

l,

Bi,{: input('lullasukkan bandwidth = '); theta_p : t:h--ra_p/1BC*pi; rhera_- = '.heta_: li B0*pj ; r_pole = 1 - ((B!'7lfs)*pi); r_zexc = 'L; pembilarg = pcly (r_zero*exp (l "theta-z) penyebut : poly (r_pole*exp (j *theta_p) ) figure ( i ) zplane (pembil

figure

(2

angr,

)

penvebut)

)

Iii, omeq.a] = f reqz (pembi1ang,penyebut,512) mag = 20'.lcqiC (abs (H) );

plo-u (oneg.r r pr, mag) xIabel (' f::ekuensi- normaLisasi' ylabel ('qrarn, dB')

;

)

Dengan memasukkan data-data tersebut, yaiflr

frel:u=r.s.r iar.plir:g = 1000 vekrcr suCur p:Ie = t-36 361 vektor sudut zero = t-108 l"0Bl hancl',r-Ct.r = 20C pada program didapat hasil

PsrtLurrdl'e *^*Lt

I ^,

Penyebui

-

=

1.0000

0.6180

1.0000

1.0c00

-0.6014

0.1381

danplot pole zero pada bidang z dan respons frekuensi ditunjukkan Gambar 7.l4dan Gambar 7.15.

254

Dasar pengotahan

Sinyat

Gambar 7.14 Gambar plot pole zero

ttrr,

/''

t/ I

Gambar 7.lS Gambar respons frekuensi Filter IIR dihasilkan dengan *"'ggunuY.n filter anarog. Fungsi-fungsi MATLAB yang digunakan filter analog' Butterw-Jrth, chebvshw chebyshev tipe 2, dan Eriptic adarah

f#;,Tltain

,# i

Digital

Bab 7:

Filter Digital: llR

Ib,

a] = butter

255

(N, tl'ln)

lb, al = chebyl (N, Rp, Wn) lb, al = cheby2 (N, Rs,wn) lb, al = el1ip (N, Rp, Rs,Wn) Fungsi-fungsi tersebut mempunyai parameter N, yaitu orde filter, Wn adalah frekuensi batas passband yang dinormalisasi, yang berada dalam rentang 0 dan 1. Parameter Rp dan Rs menunjukkan ripple passband dan atenuasi stopband dalam dB berturut-turut. Fungsi-fungsi tersebut adalah filter lowpass. Hasil dari fungsi-fungsi tersebut adalah koefisien-koefisien pembilang, b dan penyebut, a dengan suku

z-r.

Selain itu dapat juga menghasilkan pole, zero, dan goin dengan fungsi berikut:

lz,p,k) lz,p,k) lz,p,k) Lz,p,k)

: butter (N,Wn) = chebyl (N,Rp,Wn) = cheby2 (N,Rs,Wn) : ellip (N,Rp,Rs,Wn)

Contoh program untuk mendapatkan plot rcspons frekuensi untuk jenis-jenis filter analog dapat dilihat pada Program 7.2. Untuk memasukkan pilihan harus disertai dengan tanda' ' yang menandakan bahwa jenis karakter tersebut adalah string.

B Program 7.2

t Menentukan respons frekuensj? filter analog disp ( 'Jenis-jenis filter: B = butterworth' ) disp C1 = chebyshev tipe 1r) disp C2 = chebyshev tipe 2') disp E = elliptic' ) jenis = input('Masukkan jenis filter yang Anda inginkan ='); if jenis :: 'B' N = input('Masukkan orde filter = '); Wn = j-nput('Masukkan frekuensi batas passband (normalisasi) : t;' Ia, b] : butter (N, Wn) ; I H, omega ] : freqz (a , b , 572) ; mag : 20*1o910 (abs (H) ) ; plot. (omega/pi,mag)

el-seif jenis == 'C1 ' N = input('Masukkan orde filter = '); Wn = input('Masukkan frekuensi batas passband (normalisasi) = t;,' Rp = input('Masukkan ripple passband (dB1 = '1' la,bl = chebyl (N,Rp,Wn); IH, omega] = f reqz (a, b, 512 ) mag = 20*1o910 (abs (H) ) ; plot (omega,/pi,mag) elseif jenis := 'C2' N = input (tMasukkan orde filter = ') ; lin = input(tMasukkan frekuensi batas passband (normalisasi) = '); Rs = input ('Masukkan atenuasi stopband (dB) = t 1. la,bl = cheby2(N,Rp,Wn) ; IH, omega] = f reqz (a,b,5l2l ; ,.

Dosar. Pengolahon Si nyol Digi

256

= 20*Iog10 (abs (H) ) ; plot (omega/pi,mag) elseif jenis == rE' N = input('Masukkan orde filter = '); Wn = input rMasukkan frekuensi batas passband (normalisasi) = Rp = input 'Masukkan ripple passband (dB) = t1' Rs = input 'Masukkan atenuasi stopband (dB1 = '1' lpernbilang.penyebutl = elliP(N,RP,Rs,Wn) ; IH,omega] = fregz(a,b,5t2l ; mag = 20*1o910 (abs (H) ); plot (omega/pi, mag)

tol

mag

else

'

1 ,'

disp('Kode yang Anda masukkan salah')

end

Selanjutnya unhrk mendesain

filter IIR dengan menggunakan metode impulse invariant,

menggunakan fungsi

lb,al = impinvar(pembilang,penyebut,FT) [b,a] impinvar (pembilang, penyebut, ET, ' s I ) lb, al = impi-nvar (pembilang,penyebut) impinvar (pembilang, penyebut,' s' )

=

[b,

a]

=

Penambahan 's'berarti rentang pembilang dan penyebut tidak perlu dalam rentang 0 dan 1.

Contoh program untuk ini ditunjukkan pada Program 7.3.

E Program 7.3

* Menentukan respons frekuensi B dengan metode impulse invariant N = input('Masukkan orde filter = '); fc = input ('Masukkan frekuensi cut-off 3-dB = '); Wn : 2*pi*fc; [a, b] = butter (N, wn, 's I ) ; FT = input ('Masukkan frekuensi sampling = t 1,' tB;Al = impinvar(arb,FT) ; $1, omegal : f reqz (B, A, 512 ) ,' mag = 20*1o910 (abs (H) ) ; disp('Pembilang =' ) ;disp(B) di.sP('PenYebut =' ) ;disP(A) plot (omega,/pi, mag) xlabel (' frekuensi normalisasi' ) ylabel (rgain, dBr) Dengan mengerjakan ulang contoh 7.3 kita memasukkan nilai-nilai

N=2 fc = FT =

150

1280

dapat

Bab 7:

Filter Digitol: llR

257

Didapatkan hasil

Penibilang PenYebut

=

=

0 0.3078 1.0000 -1 .0308

0

0

.3s30

yang sesuai dengan hasil perhitungan. Plot respons frekuensinya ditunjukkan pada Gambar 7.16.

6 D .E-

d

o

0.4

0.5

0.6 trekuonsi nomalisasi

o.7

0.8

0.9

1

Gambar 7.16 Plot responsfrekuensi contoh 7.3 Metode selannjutnya, yanB paling sering digunakan adalah BZT. Perlu diperhatikan bahwa ketika kita menggunakan metodeBZT, kita harus mencari orde filter yang digunakan. Fungsi-fungsi MATLAB yang dapat digunakan untuk mencari orde filter adalah:

[N,Wn] : buttord(Wp,Ws,Rp,Rs) [N,Wn] = cheb I ord(Wp,Ws,Rp,Rs) [N,Wn] : cheb2ord(Wp,Ws,Rp,Rs) [N,Wn] : ellipord(Wp,Ws,Rp,Rs)

[N,Wn] [N,Wn] [N,Wn] [N,Wn]

: buttord(Wp,Ws,Rp,Rs,'s') : cheb I ord(Wp,Ws,Rp,Rs,'s') : cheb2ord(Wp,Ws,Rp,Rs,'s') : ellipord(Wp,Ws,Rp,Rs,'s')

Dengan penambahan 's' berarti rentang Wp dan Ws tidak perlu dalam rentang 0 dan l. Di sini kita mencoba mengerjakan contoh 7.10. Berikut program untuk menentukan orde filter dan koefisien, serta

plot respons frekuensi.

258

Dosar Pengolohon Sinyal Dtgital

t Program 7,4 t Menentukan orde filter Butterworth lowpass t dan plot respons frekuensi dengan metode BZT FT = input (rMasukkan frekuensi sampling = t 1; Fp = input('Masukkan frekuensi batas passband (Hz) = 'y. Es = input('Masukkan frekuensi batas stopband (Hz) = t;Rp = input('Masukkan ripple passband (da1 = '1. Rs = input('Masukkan atenuasi stopband (dB; = '1ggp = rp/ (0.S*FT); Ws = Fs/ (0.5*FT) ; IN,Wn] = buttord(Wp,Ws,Rp,Rs) ; Ib,a] = butter(N,Wp); lg,el = freqz(bta,5L2) ; mag = 20*1o910 (abs (B) ) ; disp (rOrde filter = ') ; disp (!I) disp ('Koefisien pembilang = ') ; disp (b) dlsp(rKoefisie'n penyebut = '); disp(a) plot (A,/pi,mag) xlabel ( I frekuensi normalisasi' ) yIabeI ('gain, dB') Masukan untuk program tersebut adalah

= 8000 = soo Fs = 2000 RP=3 Rs=30 FT FP

Didapatkan hasil

Orde filter

= 2

Koefisien pembilang = 0.0300 Koefisien penyebut = 1 .0000

0.0599 -1,

.4542

0.0300 0. 5741

yang sesuai dengan hasil perhitungan. Plot respons frekuensi ditunjukkan pada Gambar 7.17.

Bab

7: Filter Digital: llR

259

0.3

0.4

0.5

0.6

o.7

lrek$nsi noflralisasi

Gambar 7.17 Responsfrekuensi contoh 7.10 Contoh 7.11 sama dengan contoh 7.10 namun bedanya hanya highpass sehingga ada penambahan 'high' pada fungsi butter. % Program 7.5

orde filter Butterworth highpass dan plot respons frekuensi dengan metode BZT ET: input('Masukkan frekuensi sampling = t1; Ep : input('Masukkan frekuensi batas passband (Hz) Fs = input('Masukkan frekuensi batas stopband (Hz ) Rp = input('Masukkan ripple passband (da1 = '1 Rs : input('Masukkan atenuasi stopband (dB) : t); wp : rp/ (0.5*ET) ; Ws : Fs,/ (0.5*ET) IN,Wn] = buttord(Wp,Ws,Rp,Rs) ; lb, al : butt,er (N, Wp, 'high' ) ,' IB,A] = freqz (b,a,512) ; mag = 20*Iog10 (abs (B) ) ; disP('Orde filter =r); disP(N) disp('Koefisien pembilang =') ; disP(b) disp ( 'Koef isien penyebut = I ) ,' disp (a) plot (A,/pi, mag) xIabel (' frekuensi normalisasi' ) y1abe1 ('gain, dB') %

Menentukan

%

,.

fiter

lowpass diganti menjadi

2&

Dosar Pengolohan Sinyol Digital

SOAL.SOAL

l.

Suatu filter lowpass mempunyai pole danzero pada:

Zero: -0,5 Pole:0,370; 0,6+70,5 Cambarlah pole dan zero tersebrfi pada bidang

z dan tentukan fungsi alih filter

H(z)

dan juga

persamaan perbedaannya

2.

Tentukan tungsi alih filter digital dari impulse invariant dengan

3.

//(s)=

3s2

+7sz +lOs+7

(s'+s+r)(s'+2s+3)

menggunakan metode

7 = 0,1 s.

Tentukan tungsi alih filter

digital dan

H1r1=-{{s+8 \ , (sz +2s.3JG..,.D menggunakan metode impulse

invariant dengan T =0,2 s .

5.

6.

Diberikan suatu respons frekuensi filter analog normalisasi Butterworth orde 2 dengan frekuensi sampling 5 kHz dan frekuensi cut-off 3 dB sebesar I kElz. Tentukan fungsi alih digital dan persamaan perbedaannya dengan metode impulse invariant. Ulangi soal no. 4 dengan menggunakan metode BZT. Suatu filter highpass Butterworth akan didesain dengan spesifikasi: passband 2 - 4 kIIz, stopband 0 - 500 kllz, ripple passband 3 dB, atenuasi stopband 20 dB, dan frekuensi sampling 8 kHz. Tentukan:

a. b. c. 7.

9.

Frekuensi-frekuensiyangberkaitan Orde filter Fungsi alih dan koefisien-koefisien filter

Suatu filter bandpass dengan karakteristik Butterworth dengan spesifikasi: passband: 200 frekuensi sompling: 2000 Hz, dan orde filter: 2. Tentukan fungsi alih digitalnya.

- 300 Hz,

Tentukan fungsi alih digital dan koefisien-koefisien filter Elliptic dengan metode BZT dengan spesifikasi: passband: 4 - 12 kIIz, stopband: 0 - 3,4 kllz dan 12,6 - 16 kLlz, ripple passband: < 0,1 dB, atenuasi stopband: > 30 dB, dan frekuensi sampling:32H2. Suatu filter diinginkan memenuhi spesifikasi berikut: passband: I - 30 Hz, stopband;0 - 0,5 Hz dan 40 - 128 Hz, ripple passband: < 0,1 dB, atenuasi stopband: > 30 dB, dan frekuensi sampling: 256 Hz. Tentukan persamaan perbedaan filter.

Bab

7: Filter Digital: llR

10.

Suatu filter yang menyaring pita frekuensi yang kecil dibutuhkan dengan spesifikasi: batas-batas passband: 45 Hz dan 55 Hz, ripple passband; < 0,1 dB, atenuasi stopband: > 50 dB, dan frekuensi

261

sampling 500 Hz. Tentukan koefisien filter.

ll.

Tentukan fungsi alih digital untuk filter lowpass Chebyshev dengan spesifikasi: stopband: kHz, frekuensi sampling: 50 kHz, ripple passband:0,5 dB, dan orde filter: 6.

-oo0oo-

l0 -

15

DAFTAR PUSTAKA

Bernard StJar. Digital Communications: Fundamentals and Applications. Prentice Hall,2002 D.Sundararajan. A Practical Approach to Signals and Systems. John Wiley

& Sons,2008

David K. Cheng. Analysis of Linear Systems. Addison Wesley, 1961. Emmanuel C. Ifeachor and Barrie W. Jervis. Digitat Signal Processing: A Practical Approach,Znd ed. Prentice Hall,2002

John G. Proakis and Dimitris G. Manolakis. Digital Signal Processing: Principles, Algorithms, and Applications, 3'd ed. Prentice Hall, 1996 Lonnie C. Ludeman. Fundamentals of Digital Signal Processing. John Wiley & Sons, 1986 Monson H. Hayes. Schaum's Outline

Hill,

of Theory and Problems of Digital Signal Processing. McGraw-

1999

Roman Kuc. Introduction to Digital Signal Processing. BS Publications, 2008. S. C. Dutta Pioy. Video Lectures on

Digital Signal Processing,IIT Delhi.

Samir S. Soliman and Mandyam D. Srinath. Continuous and Discrete Signals and Systems. Prentice Hall, 1998

Sanjit K. Mitra. Digital Signal Processing Laboratory Using Matlab. McGrawHill,1999. Sanjit K. Mitra. Digital Signal Processing: A Computer-Based Approach. McGraw-Hill, 1998. Sen

M. Kuo, Bob H. Lee, and Wenshun Tian. Real-Time Digital Signal Processing: Implementations and Applications, Second Edition. John Wiley & Sons,2006

2U

Dasar Pengotohan Sinyal Digital

Simon Haykin and Barry Van Veen. Signals and Systems,2"d ed. John Wiley and Sons,2003 Steven T. Karris. Signak

Steven

and

Systems with MATLAB Applications,2nd ed. Orchard Publications

,2003

W. Smith. Digital Signal Processing: A Practical Guide for Engineers and Scientists. Newnes,

2003 T. W. Parks and C. S. Bumrs. Digital Filter Design John Wiley & Sons, 1987.

Vinay K. Ingle and John G. Proakis. Digital Signal Processing Using I,IATLAB Company, 1997

-oo0oo-

ta

4. PWS Publishing

TEIVTATTG PEIYULIS

adang Gunawtn, lahir di Bogor pada 14 Oktober 1958, adalah Guru Besar tetap pada Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Penulis memperoleh gelar lnsinyur dari Universitas Indonesia pada 1983, gelar Master of Engineering dari Keio University - Japan pada 1989, dan gelar Ph.D dari University of Tasmania * Australia pada 1995, serta sejak tahun 2004 dipercaya untuk mengemban jabatan profesor yang kesemuanya pada bidang Teknik Elektro Telekomunikasi dan Pengolahan Sinyal. Sejak tahun 1985 sampai saat ini, ia sebagai dosen tetap pada Departement Teknik Elektro FTUI.

Mata kuliah yang diampu untuk program Sarjana adalah Pengolahan Sinyal, Teori Informasi dan Komunikasi Digital. Mata kuliah Pengolahan Sinyal Digital (DSP), Komunikasi Nirkabel & Bergerak, Komunikasi Pita Lebar-Multimedia, Kapita Selekta untuk program Pascasarjana. Sejumlah hibah penelitian telah berhasil dipeoleh diantaranya Indonesia Toray Science Foundation

-

Multi Years URGE - Dikti 1998 - 2000, Kajian Awal Kebijakan Ring Palapa - Diden Postel 2005, DTE Research Grant - 2005, The Development of Blueprint on the Implementation of Telkom's NGN - PT Telkom Indonesia 2006, fuset Unggulan Ul - 2007. Adapun bidang penelitian yang ditekuni adalal: Compression and Coding for Audio, Yideo & Multimedia, Wavelets and lts Applications, C'ctmmunicalion & Biomedical Signal Processing. Saat ini dipercaya sebagai Ketua WaSP RG (Wireless 1996,

und Signal Processing Research Group) DTE FTUI.

Di

samping aktif sebagai pemakalah pada Seminar/Conference/lVorkshop Nasional dan Internasional, juga sebagai reviewer baik untuk Jurnal maupun makalah pada Seminar/Conference/ Workshop Nasional dan lnternasional. Puluhan paper telatr dipublikasi dalam Jurnal dan SeminarlConference/lVorkshop Nasional dan Internasional baik penulis utama maupun bersama.

Dasar Pengolahan Sinyal Digital

266

Dari tahun 2008 sampai saat ini berlugas sebagai Kepala Laboratorium Telekomunikasi DTE FTUI. Tahun 2004 -2007 bertvgas sebagai Wakil Direktur Lembaga Teknologi FTUI. Dari tahun 2000 2004 bertugas sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum & Keuangan. Tahun 1998 - 2000 bertugas sebagai Seketaris Program Studi Teknik Elektro Program Pascasarjana FTUI. Tahun 1996 1998 bertugas sebagai Asisten bidang Akademik DTE FTUI. Penghargaan yang pernah diperoleh meliputi Peneliti Terbaik dalam Bidang Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi, Universitas Indonesia - 1996. Publikasi Terbaik Internasional dalam Bidang Ilmu Pengetahuan & Teknologi Universitas Indonesia - 1996. Finalis Peneliti Muda LIPI - 1996. Satyalencana Karya Satya XX - Presiden RI 2008. Prof. Dadang adalah Senior Member IEEE. Ia juga Pengurus IEEE Indonesia Section sejak tahun 1998 sampai dengan saat ini, dan pernah sebagai Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta Ketua Communication Chapter IEEE Indonesia. [a juga anggota IEICE Jepang dan anggota PlI.

ilbert Hilman Juwono, lahir di

Jakarta pada 18 Desember 1984, adalah staf pengajar pada Departemen Teknik Elekho Universitas Indonesia. Penulis menyelesaikan kuliah sarjananya di Universitas Indonesia dalam bidang Teknik Elektro pada tahun 2007 dan memperoleh gelar Magister Teknik dalam bidang Teknik Telekomunikasi pada tahun 2009 juga dari Universitas Indonesia dengan predikat sebagai lulusan terbaik Fakultas Teknik. Mata kuliah yang diampu adalah Statistika dan Probabilitas (Sl Reguler), Sinyal dan Sistem (Sl Ekstensi), Teknik Telekomunikasi (Sl Ekstensi), Komunikasi Bergerak (Sl Reguler), dan Pengolahan Sinyal Digital (Asisten Profesor, S2). Saat ini penulis bergabung dalam WaSP RG (LYireless and Signal Processing Research Group) DTE FTUI dan aktif dalam penelitian. Bidang penelitian yang diminati adalah OFDM, komunikasi nirkabel, dan pengolahan sinyal untuk telekomunikasi. Ia juga telah menghasilkan sejumlah publikasi ilmiah dan aktif pada seminar/workshop/konferensi

NasionaVlnternasional baik sebagai panitia penyelenggara, pembicara, ataupun peserta. Selain tercatat juga sebagai anggota IEEE dan IACSIT.

-oo0oo-

;"-

;

itii

1 i$r '' r

i

i

I I

II

t.

1i

An

i,r.:^

K .

:-;lgo

r':pgn

ProPillsi ir''11'r TiGrut

I i !

i I

t

itu

Ia

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF