Pengkajian BELL PALSY

October 7, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Pengkajian BELL PALSY...

Description

 

3.1 Pengkajian Keperawatan

  Keluhan utama



Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan kesehatan dalah  berhubungan dengan kelumpuhan otot wajah terjadi pada satu sisi.

  Riwayat penyakit saat ini



Pada pengkajian klien Bell’s palsy Bell’s palsy biasanya didapatkan keluhan kelumpuhan otot wajah pada satu sisi. Kelumpuhan fasialis ini melibatkan semua otot wajah sesisi. Bila dahi dikerutkan, lipatan kulit dahinya hanya tampak pada sisi yang sehat saja. Bila klien disuruh memejamkan kedua matanya, maka pada sisi yang tidak sehat, kelopak mata tidak dapat menutupi bola mata dan berputarnya bola mata keatas dapat disaksikan. Fenomena tersebut dikenal sebagai tanda bell.

  Riwayat penyakit dahulu



Pengkajian penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernahkah klien mengalami  penyakit iskemia vaskuler, otitis media, tumor intrakranial, penyakit virus (herpes simplek, herpes zoster), penyakit autoimun, atau kombinasi semua faktor ini. Pengkajian  pemakaian obat-obatan yang sering digunakan klien.

  Riwayat psiko-sosio-spiritual



Pengkajian

psikologis

klien

Bell’s

palsy

meliputi

beberapa

penilaian

yang

memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognisi dan perilaku klien. Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respons emosi klien terhadap kelumpuhan otot wajah sesisi dan perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga atau masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada klien, yaitu timbul ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh).

  Pemeriksaan fisik



1.   B1(Breathing)

 

Bila tidak tidak ada penyakit lain yang menyertai pemeriksaan inspeksi didapatkan klien tidak batuk, tidak sesak napas, napas, tidak ada penggunaan otot bantu napas, dan frekuensi pernapasan dalam batas normal. Palpasi biasanya biasanya traktil premitus seimbang kanan dan kiri. kiri. Perkusi didapatkan resonan pada seluruh lapangan paru. Auskultasi tidak terdengar bunyi napas tambahan. 2.   B2 (Blood) Bila tidak ada penyakit lain yang menyertai pemeriksaan nadi dengan frekuensi dan irama yang yang normal. TD dalam batas normal dan tidak terdengar bunyi  jantung tambahan. 3.   B3 (Brain) Pengkajian

B3

(Brain) (Brain)

merupakan

pemeri pemeriksaan ksaan

fokus

dan

lebih

lengkap

dibandingkan pengkaian pada sistem lainnya. a.  Tingkat Kesadaran

Kesadaran klien compos mentis. b.  Fungsi Serebri Status mental : observasi penampilan klien dan tingkah tingkah lakunya, nilai gaya  bicara klien, observasi ekspresi wajah, dan aktivitas motorik pada klien Bell’s  palsy yang biasanya status mental klien mengenai perubahan. c.  Pemeriksaan saraf kranial

i.  Saraf I. Biasanya pada pada klien Bell’s palsy tidak ada kelainan dan fungsi  penciuman tidak ada kelainan. ii.  Saraf II. Tes ketajaman penglihatan pada kondisi normal. iii.  Saraf III, IV, dan VI. Penurunan gerakan kelopak mata pada sisi yang sakit (lagoftalmos ). iv.  Saraf V. Kelumpuhan seluruh otot wajah seisi, lipatan nasolabial pada sisi kelumpuhan mendatar, adanya gerakan sinkinetik. v.  Saraf VII. Berkurangnya ketajaman pengecapan, mungkin sekali adema nervus fasialis di tingkat faranem stilomastedeus stilomastedeus meluas sampai bagian nervus fasialis, di mana khorda timpani menggabungkan diri padanya. vi.  Saraf VIII. Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.

 

vii.  Saraf IX dan X. Paralisis Otot orofaing, orofaing, kesukaran kesukaran berbicara, mengunya, dan menelan.Kemampuan menelan kurang baik, sehingga mengganggu  pemenuhan nutrisi via oral. viii.  Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius. Kemampuan mobilisasi leher baik. ix.  Saraf XII. Lidah simestris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan mengalami kelumpuhan dan pengecapan pada 2/3 lidah sisi sisi kelumpuhan kurang tajam. d.  Sistem Motorik

Bila tidak melibatkan melibatkan disfungsi neurologis lain, kekuatan otot normal, kontrol keseimbangan dan koordinasi pada Bell’s palsy tidak ada kelainan.  kelainan.   e.  Pemeriksaan Refleks

Pemeriksaan reflex dalam, pengetukan pada tendon, ligamentum ligamentum atau  periosteum derajat reflex pada respons normal. f.  Gerakan Involunter Tidak ditemukan adanya tremor, kejang, dan distonia. Pada beberapa keadaan sering di temukan Tic Fasialis. g.  Sistem Sensorik

Kemampuan penilaian penilaian sensorik raba, nyeri, dan suhu tidak ada kalainan. 4.   B4 (Bladder) Pemeriksaan pada sistem perkemihan biasanya didapatkan berkurangnya volume haluaran urine, hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal. 5.   B5 (Bowel) Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam lambung. Pemenuhan nutrisi  pada klien Bell’s palsy  palsy  menurun karena anoreksia dan kelemahan otot  – otot otot mengunyah serta gangguan proses menelan menyebabkan  pemenuhan via oral menjadi berkurang.  berkurang.   6.   B6 (Bone )

 

Penurunan kekuatan otot dan penurunan tingkat kesadaran menurunkan mobilitas klien secara umum. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien lebih banyak dibantu oleh orang lain.  lain. 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF